Anda di halaman 1dari 9

Aku adalah anak bungsu di keluargaku.

Aku selalu dimanjakan oleh kedua orang tuaku


termasuk kakak perempuanku satu-satunya. Kami hanya 2 bersaudara. Papa-mamaku memang
ikut program KB, dengan cukup punya 2 anak saja. Sehingga bisa dibilang hampir semua
keinginanku dapat terpenuhi.

Suatu hari kakakku membawa seorang lelaki untuk diperkenalkan ke kedua orang tua kami.
Sebenarnya pria ini sering aku lihat sekilas, tapi lebih seringnya dari jarak jauh. Karena dia
berada di dalam mobil sewaktu menjemput kakakku.

Dan sore ini, Kakakku berencana mengenalkan lebih serius pria ini ke pada Papa-Mamaku.
Rupanya mereka berdua ternyata berencana untuk lebih serius hubungan hingga tahun depan
berencana menikah. Lalu selesai diperkanelkan ke papa-mamaku, kakakku
memperkenalkannya padaku.

“John ya?”katanya. Lho, kok sudah tau namaku? Mungkin kakakku yang cerita ke dia, kalau
adiknya bernama John.
“Andy nih, calon kakak ipar loe. Hehehe.”candanya mencairkan kebekuan diantara kami.
Suaranya berat, khas pria maskulin.

Terus terang selama ini ketika kakakku membawa seorang teman pria aku tidak pernah merasa
nyaman karena aku tidak ingin kehilangan kakakku. Kakakku adalah teman terbaik dan juga
terdekatku, mana mungkin aku mau kehilangan dia.

Tapi kali ini berbeda. Entah mengapa ketika ia membawa Kak Andy datang, aku merasa bukan
hanya ingin disayang oleh kakakku tetapi juga ingin dekat dengan calon suaminya ini. Bukan
karena orangnya baik, tapi badannya sugguh sempurna. Kulitnya kuning langsat. Ada kumis
tipis dan wajahnya manis. Otot lengannya kekar dengan bulu bulu halus di sekujur lengannya.
Gagah dan macho sekali. Bahkan di dadanya tersembul bulu cukup lebat, menambah kesan
jantan. Rambutnya dipotong cepak dan selalu basah oleh gel mencerminkan pria maskulin dari
keluarga berada. Penampilannya juga rapi sekali, menunjukkan sosok yang mapan. Sungguh
pria dewasa yang begitu sempurna.

Saat dekat dengannya, aku merasakan hal yang lain. Ada ketengangan dan kedamaian. Bukan
hanya mengagumi kesempurnaan fisiknya yang tampan dan gagah. Tapi penampilannya yang
maskulin dan seksi itu mempunya daya tarik sendiri. Bukan hanya ingin mengagumi, tapi aura
dan wibawanya menarik perhatianku. Mungkin ini yang disebut sex-appeal.

Akhirnya pikiranku setiap hari melayang membayangkan akan dirinya dan calon kakak iparku
ini sering menjadi objek fantasiku. Objek fantasi sosok hero dalam anganku.

Suatu sore, Kakakku dan Kak Andy pulang kehujanan. Saat itu mereka menggunakan sepeda
motor dan tidak memakai jas hujan. Mungkin karena ingin praktis dan menghindari macet,
Kakak lebih memilih memakai sepeda motor dibandingkan mobil. Hal itu yang sering dia
lakukan ketika menjemputku di sekolah.

Karena basah kehujanan, Kak Andy disuruh mandi oleh ayahku. Gleg, seketika ada perasaan
deg-degan dan rasa ingin tau yang kuat. Bahkan aku begitu nekad ingin mengintip dia saat
mandi. Tidak lama setelah ia masuk ke kamar mandi di kamar kakakku. Aku langsung menuju
ke lubang angin-angin. Kebetulan kamar kakakku dan kamarku berhubungan. Aku mengambil
kursi dan menyeretnya. Krieekk..bunyi kursi yang kuseret. Agar tidak menimbulkan suara
bersisik, aku angkat kursi itu pelan-pelan. Lalu aku mulai mengintip melalui lubang angin
kamar mandi kakakku.

Kulihat Kak Andy sudah membuka bajunya dan hanya mengenakan celana saja. Badannya
yang bidang dengan bulu bulu halus yang cukup lebat dan bulu bulu itu nyambung turun ke
perut hingga ke arah bulu kelamin. Ia melihat tubuhnya di kaca sambil mengangkat lengannya
yang berotot itu. Dan karenanya dapat kulihat bulu ketiaknya yang lebat. Sepertinya ia sedang
meregangkan badan sambil memperhatikan tubuhnya sendiri. Aku pikir ia langsung membuka
celananya tetapi tidak. Ia memainkan kedua pentilnya yang berwarna coklat gelap sambil
menutup mata dan mengerang kecil. Aku dibuat blingsata oleh aksinya ini.

Tidak lama, ia mulai menurunkan celana dengan satu tangan. Terlihatlah celana dalam brief
berwarna biru. kontolnya yang agak ngaceng tercetak dengan jelas. “Kayaknya besar
kontolnya,”kataku dalam hati. Aku mulai merasakan sedikit basah dari celana dalam yang
kukenakan, karena terangsang. Tangannya terus bermain di pentil coklatnya dan mulailah ia
menurunkan celana briefnya. Wowww….kini kusaksikan benda yang menjadi andalan
kejantanan seorang pria.

kontol Kak Andy begitu panjang, berwarna kecoklatan dengan diameter yang cukup besar. Aku
tidak tau persisnya berapa, tapi ukuran kontol itu di atas rata rata ukuran Indonesia. Aku
menelan air ludahku setelah melihat pemandangan indah ini. Ia langsung buang air kecil dan
tidak lama kulihat kontolnya sudah mulai melemas lagi. Sungguh pemandangan yang
menakjupkan menyaksikan seorang pria telanjang sedang kencing dari awal sapai tetes air
kencing terakhirnya.

Lalu dengan tangannya, dia melibaskan kontolnya seakan membuang sisa air kencing terakhir.
Tak lupa dia memencet tombol urinoir. Lalu dia menghidupkan kran shower. Air mengalir
membasahi tubuhnya yang fit dan berotot itu. Ia mengambil spon dan menuangkan sabun cair
hingga berbusa. Dia meratakan sapuan spn berbusa itu disekujur tubuhnya. Sungguh seksi
pemandangan itu. Dia menggosoki tubuhnya, perutnya, kontolnya dan pantatnya yang bulat.

“Argh, andai dapat kuikut merabai dan menggosoki tubuh bagus itu”khayalku.

“Dy, jangan terlalu lama ya? Papa dan mama sudah menunggu untuk dinner.”suara teriakan
kakakku mengejutkanku.

“Oke”jawanya singkat.

Ia langsung buru-buru menyelesaikan mandinya. Ah, jadi rusak dah adegannya.Aku kecewa,
karena kesempatan ini sangat langka dan tidak yakin hal itu bisa terulang lagi.

Suatu hari kedua orang tuaku hendak berlibur keluar negeri. Kakakku juga ikut bersama
mereka. Tadinya aku dijadwalkan untuk pergi di hari yang sama tetapi karena aku masih ada
tugas yang harus diselesaikan maka aku menunda kepergianku selama beberapa hari.

“Dy, nanti kalau aku pergi, kamu temenin John dulu ya. Sebelum kamu balik ke Semarang.
Kasian dia gak ada yang nemenin,” Jelas kakakku.

“Gak usah lah, kak. Sendirian juga bisa kok.” Jawabku dengan berani walau sebenarnya ingin
ditemeni olehnya dan mengintipnya kembali saat ia mandi.
“Gak pa pa lah, John. Aku juga pas gak ada kerjaan ini.”

Akhirnya waktu hari mereka berangkat tinggalah kami berdua di rumah. Dan yang aku suka
juga dari Kak Andy adalah ia juga typikal pria penyayang. Mungkin karena dia juga anak
bungsu yang ingin sekali punya adik. Tapi tidak keturutan, karena mamanya menganggap 5
anak sudah lebih dari cukup. Jadinya menururtku dia begitu perhatian terhadapku, karena aku
dianggapnya sebagai adiknya. Tapi entahlah. Ataukah dia memang hanya sedang mengambil
hati aku, sebagai calon adik iparnya. Entahlah juga.

Waktu di rumah, kita berusaha akur. Untuk menghabiskan waktu, kita berdua nonton TV dan
main game semalaman sampai ngantuk.

“Tidur disini aja deh, Kak, biar sama-sama daripada sendirian di kamar lain,” kataku dengan
suara yang memelas.

Ia ternyata setuju. Tidak lama setelah lelah bermain game, aku pura pura tertidur di sofa. Dan
kuintip Kak Andy yang masih menyaksikan TV tiba tiba ikut merebahkan diri disebelahku.
Lalu dia kulihat juga seakan sudah tertidur. Dan karena lama aku menunggu waktu untuk ini,
aku langsung memeluknya dari belakang. Tidak ada reaksi darinya. Aku langsung menambah
aksinya. Aku menempelkan badanku seluruhnya ke punggung belakang Mas Andy. Dan akibat
aksiku ini, sesaat kontolku mulai ereksi.

Tiba tiba Kak Andy menoleh ke belakang dan aku langsung terkejut dan langsung
memejamkan mata kembali pura-pura tertidur. Ia hanya tersenyum dan berkata,

“Kamu suka ya, John?”katanya dengan lembut. Aku masih berdiam diri pura pura tidur.

“Mau pura-pura tidur?”tanyanya sambil berbisik di kupingku.

Aku membuka mataku pelan. Malu juga ketahuan sedang pura pura tidur sepert itu.

“Aku tahu kok kalau kamu selalu mengintip setiap kali aku mandi.”

“Hahhh?”aku lebih kaget lagi. Kaget karena ketahuan pura pura tidaur dan kali ini kaget karena
ketahuan selalu ngintip saat dia sedang mandi.

“Aku tahu kok kalau kamu selalu mengintip pas aku mandi. Kamu suka ya?” dia mengulang
pernyataanya.

“Please jangan kasih tau siapa siapa ya? Please….”aku memohon pada Kak Andy.

“Ya lah. Kamu tenang aja. Aku ga akan bocorin pada siapa-siapa”.

“Tapi aku rasa ga adil dong kalau Cuma kamu yang bisa liat tubuh dan barangku. Aku juga
pengen lihat tubuhmu” Jelasnya sambil mulai meraba tubuhku.

“Hahhhhhhhhh!!”aku terkaget untuk yang ketiga kalinya.

Aku sedikit terkejut dengan yang ia lakukan, namun aku tak mau melepaskan kesempatan ini.
Aku sungguh tak pernah menduganya.
“Boleh aja, tapi Kak Andy yang buka sendiri.”pintaku buru buru agar dia meneruskan
keinginannya. Dan rupanya ia pun langsung membuka bajuku.

“Gak nyangka badan kamu bagus juga ya? Kirain gak berbentuk.” ledeknya.
Aku hanya terdiam tersipu malu.

“Kamu suka olahraga juga ya” tanyanya sambil meraba dada dan pentilku. Dan tangan yang
satunya berusaha menurunkan celanaku.

Aku beringsut menghindar, tapi kalah cepat, tangannya berhasil memelorotkan celana
piyamaku.

“Dah ngaceng tuh John.”

“Ya nih. Digodain ama kamu terus sih.”belaku.

“Loh kok ama aku? Kamu horny lihat aku ya?” tanyanya langsung tanpa tedeng aling-aling.

Mukaku langsung memerah akrena malu dan kujawab,

“Kalo iya kenapa?” Aku langsung memegang kontolnya yang masih ditutup oleh celana
tidurnya.

“Nah tuh. Kamu juga dah ngaceng. Aku buka ya?” kataku. Tanpa menunggu persetujuan dari
Kak Andy langsung aku buka celananya.

“Kamu nakal deh.”katanya.

Aku hanya diam saja. Ia seketika langsung mencium bibirku. Aku kaget, akrena seumur umur,
belum pernah dicium cowok. Meski aku menyukai dan mengagumi fisik Kak Andy, tapi lebih
pada kekaguman semata. Tak pernah menyangka aku akan melakukan adegan ciuman sesama
cowok begini.

Ada sensasi yang luar biasa ketika kumis Kak Andy menyentuh bibirku. Karena aku terdiam
saja. Ia mulai menciumku kembali dan kali ini dia mencium di bibirku. Bibir merahnya yang
basah itu menempel dan melumati bibir mungilku. Bahkan lidahnya juga turut bermain diantara
bibirku. Ahh…aku merasakan sensasi luar biasa. Aku hanya sebatas pasrah menikmati ciuman
itu.
Kuluman bibirnya begitu kuat, hingga akupun mulai mengimbangi dan melumat bibirnya.
Ahh…Diapun mulai membuka bajunya dan menurunkan celana yang ia kenakan.

Kontol keras itu teracung acung di depanku. Aku memperhatikan sejenak. Batang kontol itu
agak bengkok ke atas, namun justru semakin seksi. Karena kepala kontolnya yang cukup besar
bak cendawan yang belum mekar. Kulit kontolnya hampir senada dengan kulit pahanya, yang
kuning langsat. Kepala kontolnya agak kemerahan. Kontol itu tidak terlalu gemuk, namun
panjang. Dan panjangnya sungguh di atas rata-rata. Yah, batang kontol yang lama aku intip itu
kini secara jelas ada di depan mataku.

“Gimana rasanya setelah selama ini cuma lihat doang?”tanyanya mengagetkanku.


“Panjang.. Besar dan keras gini.”jawabku spontan sambil tanganku meraih batang kontol itu
dan menggenggamnya erat.

“Punya kamu juga oke kok”pujinya.

Ia lalu langsung menuju ke kontolku, mengamatinya dan ketika aku menidurkan kepalaku di
bantal. Lama aku menunggu apa yang akan dilakukannya. Akhirnya aku bosan karena terlalu
lama nunggu aksi berikutnya. Kirain mau diapain tapi ternyata cuman diliat doang.

Lama dia bolak balik kontolku, diputar dan dielus sambil diperhatiin secara seksama. Dan hal
itu justru membuatku semakin horny. Kontolku semakin mengeras.

Lalu dia mulai mengocok pelan batang kontolku. Dan sekejap ia langsung menghisap dengan
cepat. Aku terkejut karena mulutnya yang basah dan hangat itu langsung mengulum seluruh
batang kontolku.

“Arrgh, geli banget, Kak.” Ia tidak menghiraukan omonganku dan terus melanjutkan aksinya
mengoral kontolku. Dijilati sekujur batang kontolku, dikenyot kenyot dan lidahnya diputar
putar di ujung perkencinganku.

Sambil menghisap, ia memainkan kedua bijiku sambil sesekali memelintir bulu jembutku.
Setelah memainkan ia juga memainkan bijiku dengan lidahnya. Bahkan lidah liarnya itu tak
hanya bermain main di daerah selangkanganku, tapi ia mulai naik ke perutku, sekujur area
perut hingga naik ke dada dan kedua pentilku. Bahkan ke ketiakku dan lenganku juga
dijelajahinya. Lalu leherku disapunya dan ke arah dagu hingga dia menciumku kembali.

Bibirnya menempel dan mengulum bibir basahku.

“Enak gak?” tanyanya agak kurang ajar.

Kini giliran aku yang tidak menjawab. Aku langsung menciumnya dan memainkan pentilnya
dengan kedua tanganku. Setelah sekian lama mengintip ia mandi dan sering melihat ia
memainkan pentilnya, aku mengetahui bahwa itu adalah area sensitifnya. Mungkin salah satu
g-spot.

Tak hanya memilin kedua pentilnya dengan tanganku, kini akupun mulai menirunya dan
memainkan lidahku untuk menjelajahi tubuhnya. Lidahku berputar putar di dadanya yang
bidang dan penuh ditumbuhi bulu lebat itu. Sambil menghisap pentilnya yang lama, tanganku
terus memainkan kontolnya yang besar itu. Kontolnya yang panjang sekali itu sangat mantap
dalam genggaman. Inilah kontol yang kusuka dari yang pernah kulihat. Seperti sangat pas
dalam genggaman.

Aku terus memainkan tanganku di batang kontol panjang itu sambil terus mengenyoti
pentilnya.

“Arh, John. Hisapanmu hebat banget.” ujarnya sambil menggelinjang karena pentilnya aku
gigit kecil.

Ketika aku ingin menuju ke kontolnya, ia memintaku untuk terus memainkan pentilnya.
Rupanya dia lebih senang pentilnya yang dikenyoti daripada kontolnya.
“Kamu pintar menghisap pentil. Apa kamu juga pengen menghisap batangku” tanyanya..

Aku hanya mengangguk pasrah. Lalu tangannya membimbing kepalaku menuju ke


selangkangannya. Mukaku kini tepat di depan kontolnya yang telah teracung tegang. Bau khas
pria yang sangat maskulin, karena tercampur keringat di selangkangan Kak Ady sungguh
membuaiku. Aroma lelaki!!!

Awalnya aku agak ragu karena aku tidak tahu bagaimana dan tidak terpikirkan rasanya
menghisap kontol. Pas di dalam mulutku aku pun terasa ingin muntah. Ia bilang jangan dipaksa
dan kemudian bertanya apa aku mempunyai permen. Aku pun mengeluarkan permen caramel
yang setelah menghisap permen, kontolnya pun aku kulum.

“Hmm, enak kan? Arh, enak banget hisapanmu.”

Ia berkomentar ambil menarik kedua tanganku untuk memainkan pentilnya. Aku juga mencoba
untuk menjilati bijinya sama seperti yang ia lakukan. Ia mendesah desah sambil tubuhnya
menggelinjang ketika ujung kontolnya aku putar putar dengan mulutku. Dan karenanya dia
mengambil posisi berbalik dan kini selangkanganku tepat dihadapannya. Kontolku dimasukkan
ke mulutnya dan diapun melakukan hal yang sama. Mengenyoti dan menjilati batang
perkencinganku itu. Akupun menggelinjang dibuat geli. Namun rasa nikmat yang muncul
karena menghisap sesuatu yang kenyal, membuatku semakin membenamkan mukaku ke
selangkangan Kak Andy. Sementara dibawah, kontolku seolah berkedut kedut karena dihisap
hisap oleh mulut basah Kak Andy.

Lama kami memadukan aksi oral dan mengocok kontol masing-masing. Hingga akhrnya Kak
Andy merubah posisi dan kini menjelujuri perutku kembali, naik ke dada, ke leher hingga dagu
dan bibirku dilumatnya. Setelah aku kembali menciumnya, aku berbagi permen yang tersisa di
mulutku.

“Kamu mau coba yang lain?” tanyanya.

“Coba apa?”aku bertanya polos.

Ia mengelus punggung belakang sambil mulai meraba lubangku. Aku belum ngerti maksudnya
apa. Tapi aku menunggu apa yang akan dilakukan Kak Andy. Karena yang kurasakan sensasi
nikmat yang belum pernah aku rasakan seumur hidupku.
Lalu Kak Andy bangkit ke lemariku, dan mengambil lotion. Aku masih bingung untuk apa
lotion itu. Tapi aku pasrah menunggu hal apa yang akan dilakukan Kak Andy terhadapku.

Ia membaringkan tubuhku dan dia juga mengangkat kedua kakiku ke atas. Dia menunduk dan
menghisap kontolku kembali. Aku merasakan nikmat, berusaha memejamkan mata manikmati
sedotan dan sapuan lidah Kak Andy.

Rupanya, sabil melakukan aksi sedot di kontolku, Kak Andy membuka lotion itu dan melumuri
tangannya. Lalu dia melumuri lubang pantatku. Aku tersentak kaget, karena dingin lotion itu
menimbulkan sensasi di lubang anusku. Setelah mengolesi jarinya lagi, ia lalu mengolesi
lubangku lagi sambil jarinya dimasukkan satu. Aku merasakan setruman ketika jari itu
menerobos lubang anusku. Antara rasa nikmat dan geli kurasakan.

“Jangan ditahan ya, John. Relax aja. Jangan tegang.”


Pelan pelan 1 jari Kak Andy dimasukkan. Hingga 1 jari itu berhasil masuk, lalu ditembusnya.
2 jari. Dan pas saat 3 jari, aku bilang kepadanya kalau aku merasa sesak. Ia menarik jarinya
dan mulai dengan 2 jari lagi dan kembali 3 jari. Ia lalu menghisap kontolku pelan-pelan sambil
tangannya yang satu memelintir putting tetekku. Tiba tiba dia datang menindihku dan
menciumku.

Pas dia mencium bibirku, aku merasakan kepala kontolnya menyentuh dinding lubang
pantatku. Tangannya membantu mengarahkan kontol itu menerobos lubang anusku yang
belum pernah ditembus benda dari luar itu. Sedikit kontolnya mulai masuk. Aku langsung kaget
dan merasakan sedikit sesak. Bukan sakit. Kak Andy menarik kontolnya pelan dan sekilas ia
mulai mendorong kontolnya kembali. Tidak sakit.

Pas batang kontolnya masuk tiga perempat aku langsung tegang “Kak…”jeritku.

“Tenang aja, John. Kamu relaks aja, jangan tegang gitu.” Ia terus memasukan kontolnya dan
lalu memompanya pelan.

Arh, ternyata mulai terasa enak. Seperti menjepit sesuatu benda. Terasa penuh, tapi ketika
kontol itu digoyang pelan, ada rasa sensasi nikmat tiada terkira yang aku rasakan. Aku sulit
melukisakan dengan kata kata, rasa nikmat itu. Perpaduan antara rasa sesak, rasa nikmat dan
sensasi melayang.

“Enak ga”,tanya Kak Andy.

Aku hanya mengangguk. Kontolku yang sedikit tertidur mulai dikocok olehnya dengan
tangannya..

“Ohhh….yeah……Oh…enak banget“ jeritku tak terkontrol sambil memainkan pentilnya.

Ternyata yang kulakukan membuatnya cepat mencapai ejakulasi. Karena kedua pentilnya
adalah titik lemahnya. Dia menepiskan tanganku, karena dia ingin berlama lama mengenakkan
aku. Aku memang serasa dibuai dan serasa berada di langit ketujuh, karena kontolku dikocok
kocok dan anusku disodok sodok kontol panjang. Hingga saat kontol panjang itu dimasukkan
semua, serasa perutku penuh. Tapi rasanya sungguh luar biasa. Setelah hampir 30 menit Kak
Andy memompa kontolnya di dalam pantatku, akhirnya aku memelintir lagi kedua putingnya.

“Ohh..enak banget. Ohh.yesss” erang Kak Andy.

Akupun juga merasakan panas di lubang anusku, karena kontol itu terus memompa dan
menggeseki dinding anusku. Tiba tiba tubuh Kak Andy bergetar dan mengejang. Rupanya dia
akan mencapai ejakulasi dan telah mencapai orgasme.

“John, aku keluarin ya. Kamu kocok sendiri kontolmu ya” ujarnya.

Aku mengangguk. Ia lalu mengeluarkan kontolnya dari lubangku dan mengocok di depan
mukaku. Tubuhnya mengejang, mulutnya maracau tidak karuan.Akupun semakin
mempercepat kocokan di kontolku sendiri.

Tiba tiba Kak Andy terdiam dan akhirnya melenguh


“Ahhhhhhh.. yeaahhhhhhhhh.”

Crottt…crottttt…crtottt….!!!!

Pejunya berhamburan dimana mana. Di perutku, di mukaku, di dadaku. Hampir sekujur dadaku
dimandikan oleh pejunya yang hangat. Ia lalu memberikan ciuman yang hangat.

“John, gimana? Enak gak?” Kak Andy bertanya.


“Enak banget. Tapi aku belum puas nih. Aku kan belum keluarin.”kataku.

Ia lalu mengocok kontolku yang sudah basah dengan pejunya. Setelah menegang dengan keras,
Kak Andy bertanya,

“John, kamu mau coba masukin aku? Aku tuntun kamu deh. ”

Dengan keraguan aku mengiyakan keinginannya sekaligus juga ingin mencobai dan
mengalami apa yang dia lakukan padaku tadi. Ia membelakangiku dan sambil mengocok
kontolku dengan tangan yang satu, tangan yang satunya mengolesi lubangnya dengan lotion.
Rupanya ia ingin posisi sodomi dari belakang.

“Ayo, John. Berikan kontolmu.”katanya sambil meraih kontolku.

Mendengar seperti itu, aku bangkit dan mengikuti apa yang dipintanya.

“Pelan-pelan aja ya.” tambahnya.

Ketika kontolku hendak dimasukkan ke dalamnya, aku menatap punggungnya. Dan saat itu
Kak Andy menoleh sambil tersenyum. Setelah kontolku masuk sedikit di lubang pantatnya,
aku pikir bisa langsung masukkan. Jadi dengan cepat sekali tancap aku langsung memasukan
kontolku.

“Arrrrrhhhh…. Sakit tauk, kalau ga pelan-pelan, John. Pelan pelan yaa. Plis pelan
pelan……”jelasnya sambil menuntun kembali kontolku.

Aku langsung kaget dan ingin mencabut kontolku keluar. Ia malah menahannya.

“Enggak pa pa…sekarang pelan pelan ya. Lalu masukin lagi ke dalam dan kamu kekeluarin
lagi ya.” Uhhhhhh….

Aku memompa kontolku dengan pelan seperti yang ia perintahkan. Sambil memompa
kontolku, aku kembali mengocok kontolnya yang tertidur karena lemas. Setelah posisinya
tepat, aku memompa kontolku sambil memilin pentilnya.

“Ehmm, enak banget. Kamu hebat banget, John. Ahh, terusin peluntir pentilku.” Pintanya.

Rupanya aksiku di pentilnya ini, membuatnya terangsang kembali. Buktinya kontolnya mulai
tegang lagi ketika tanganku merogoh ke bawah.

Aku terus memilin pentilnya sambil menggenjot kontolku di lubang anusnya. Kumaju
mundurkan kontolku di pantatnya yang montok itu. Lama dengan posisi membelakangi seperti
itu. Kak Andy merubah posisi, dia berusaha berdiri. Lalu tubuhku didorongnya hingga rebahan
lalu dia menaikiku. Kini dia di atas perutku. Lalu dia meraih kontolku dan ditancapkan di
lubang anusnya. Kini dia yang memegang kendali penuh dan menggoyang goyangkan
pantatnya atas kontolku. Dia sekan cowboy yangs edang menunggang kuda. Dia menggoyang
pantatnya sambil mengocoki kontolnya sendiri. Sesekali dia juga memainkan puting tetekku.

Aku sudah mulai ga tahan karena rasa nikmat akibat digoyang panat Kak Andy dan karena
pilinan di tetekku.

“Aku mau keluar, Kak. Dah enggak tahan nih.” ujarku.

Rupanya Kak Andy ingin posisi lain dan mengakhiri ekseskusi ini dengan gaya yang lain lagi.
Dia mengangkat tubuhku dan dia rebahan. Dengan posisi tiduran seperti ini, aku yang harus
berjongkok. Kedua kaki Kak Andy ditaruh di pundakku, dan kedua tanganku menekan
pahanya, sehingga aku mengentotnya dengan leluasa. Dengan gaya ayam panggang ini, dapat
kusaksikan wajah Kak Andy ketika hunjaman keras kontolku masuk ke pantatnya. Tiba tiba
rasa nimat yang begitu hebat datang. Rupanya aku akan orgasme. Waktu aku hendak
mengeluarkan kontolku, ia menahan tubuhku.

Keluarin di dalem aja, John. Aku mau peju kamu di dalam aku.” pintanya

“Aku….keluar kak.. Arrhhh…!!!!”

crottt..crottt…crottt.. !!!! spermaku muncrat di dalam dan mengaliri dinding anus Kak Andy,
calon suami kakakku.

Akhirnya aku keluar di dalemnya. Aku melihat mukanya Kak Andy yang merah. Dengan
kontol yang masih tertanam di lubang kehangatanya, kami berciuman. Kontolku meskipun
sudah muncrat masih terasa tegang dan kaku. Lalu sejenak Kak Andy mengocok kontolnya
sendiri. Di sela sela dia mengonani itu dia minta kontolku jangan dicabut dari pantatnya.
Bahkan dia minta aku mengenyoti putting teteknya. Dan dia minta kontolku ditancepin dalam
dalam ke lubang pantatnya.

Hanya dalam hitungan detik, Kak Andy kembali mendapatkan orgasmenya yang kedua.
Crott….crottt..crott!!!

spermanya muncrat dan membasahi perutnya sendiri. Dadanya juga basah oleh semburan
spermanya.

“Ohh…sungguh enak, pantat disodok, tetek diisep dan aku mengocok kontolku” ujarnya.

Setelah itu kami berpelukan. Ia bercerita kalau ternyata ia pernah melakukan hubungan seks
dengan lelaki, tetapi untuk wanita, kakakku lah yang pertama.

Oh ternyata dia biseks.

Anda mungkin juga menyukai