Anda di halaman 1dari 79

Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

REPRESENTASI MUNCHAUSEN SYNDROME BY PROXY


SEBAGAI BENTUK KEKERASAN TERHADAP ANAK
(Analisis Semiotika Film The Act Hulu 2019)

SKRIPSI

OLEH:

IQBAL RIZKY MAULANA


188530024

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2022

UNIVERSITAS MEDAN AREA


-----------------------------------------------------
Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

REPRESENTASI MUNCHAUSEN SYNDROME BY PROXY


SEBAGAI BENTUK KEKERASAN TERHADAP ANAK
(Analisis Semiotika Film The Act Hulu 2019)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Medan Area

Oleh:

IQBAL RIZKY MAULANA


188530024

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2022

UNIVERSITAS MEDAN AREA


-----------------------------------------------------
Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

LEI\tBAR PENGESAII AN

Judul Pcnclitian : Reprcscntasi Munchausen Syndrome By Proxy Scbagai llcntuk


Kekerasan Terhadap Anak (Analisis Scrniotikn Film The Act I lulu
20 19)
Nama : Iqbal Rizky Maulana
Npm : 188530024
Fakultas : Hmu Sosial Dan llmu Politik

Disetujui Olch
Komisi Pcmbimbing

I;V
Dr. Rj. Nina{i Salmaniah Siregar. M.Si lima Saakinah Tnmsil. M.Comm
P~mbiipbing I P~mbimblng II

M.Sc

Tangsal Lulus: 13 Februari 2023

UNIVERSITAS MEDAN AREA


-----------------------------------------------------
Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

UNIVERSITAS MEDAN AREA


-----------------------------------------------------
Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

UNIVERSITAS MEDAN AREA


-----------------------------------------------------
Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

ABSTRAK

Film merupakan medium komunikasi terbarukan dan masif dalam


menyebarluaskan informasi di era modern saat ini. Secara umum, film banyak
memuat penggambaran terhadap isu dan fenomena di masyarakat. Munchausen
Syndrome by Proxy (MSP) merupakan salah satu fenomena langka dan
dikonstukruksikan melalui medium film dalam memberi gambaran kekerasan
pada anak dari sudut pandang yang tidak biasa. Oleh karenanya, Penelitian ini
membahas mengenai representasi fenomena MSP pada Series The Act episode 1-
8, untuk mengetahui penggambaran dari karakteristik MSP dan perilaku
kekerasan yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif
dengan penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun
tahapan pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi literatur. Data
di analisis menggunakan semiotika Ferdinand De Saussure serta tiga tahapan
Miles dan Huberman dan pengujian keabsahan data menggunakan pendekatan
triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Dee Dee pada film
The Act memiliki karakteristik MSP diantaranya: 1) berbohong mengenai
kesehatan anaknya, 2) memanipulasi hasil kesehatan, 3) memalsukan seluruh
rekam medis, 4) memalsukan gejala-gejala yang terjadi, dan 5) mengeksploitasi
anaknya dalam meraup simpati masyarakat. Gypsy selaku korban mengalami
beragam kekerasan psikis dan kekerasan fisik akibat mengikuti prosedur medis
yang tidak diperlukan serta mengonsumsi obat-obatan secara berlebihan. Hal
tersebut juga secara inkremental mempengaruhi perilaku dan konsep diri Gypsy.

Kata kunci: Representasi, Munchausen Syndrome By Proxy, Kekerasan pada


anak, Film, The Act 2019

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- i Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

ABSTRACT

The film is a renewable and massive communication medium for


disseminating information in the modern era. In general, films contain many
depictions of isus and phenomena in society. Munchausen Syndrome by Proxy
(MSP) is a rare phenomenon that is constructed through the medium of a film to
give a picture of child abuse from an uncommon perspective. Therefore, this study
discusses the representation of the MSP phenomenon in Film The Act episodes 1–
8 to find out the characteristics of MSP and the violent behavior that occurs. This
research used a qualitative descriptive method with informants using a purposive
sampling technique. The stages of data collection are observation, interviews, and
literature study. The data were analyzed using the semiotics of Ferdinand de
Saussure and the three stages of Miles and Huberman, and data triangulation
techniques were used to validate the data. The results showed that Dee Dee's role
in The Act had MSP characteristics, including 1) lying about her child's health, 2)
manipulating health results, 3) falsifying all medical records, 4) falsifying the
symptoms that occurred, and 5) exploiting her child. Gypsy, as a victim, is
subjected to psychological and physical violence. It also gradually affects Gypsy
behavior and self-concept.

Keyword: Representation, Munchausen Syndrome By Proxy, Child Abuse,


Film, The Act 2019

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- ii Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banda Aceh Pada tanggal 31 Maret 1999 dari ayah
Yusri Andika dan ibu Zurryati Dj Penulis merupakan putra pertama dari tiga
bersaudara.

Pada tahun 2016 Penulis lulus dari Madrasah Aliyah Negeri 1 (MAN 1)
Takengon dengan jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dan pada tahun 2018 terdaftar
sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu
Komunikasi di Universitas Medan Area. Penulis melaksanakan praktek kerja
lapangan (PKL) di Perusahaan Listrik Negara Unit Induk Wilayah Sumatera Utara
(PLN UIW SUMUT).

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- iii Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa

dan semesta-NYA yang terus memberikan pelajaran hidup melalui untaian takdir

dan kekuatan dalam menjalani pasang surut terhadap pertikaian otak pemikir dan

otak perasa yang ingin mengambil peran dalam menjalani kehidupan, sehingga tak

terasa penulisan skripsi dengan judul “Representasi Munchausen Syndrome by

Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak Analis Semiotika Pada Film

The Act Hulu 2019” dapat diselesaikan tepat pada waktunya, sebagai salah satu

tuntutan untuk menyelesaikan program sarjana (S1) Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.

Dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan namun sikap

yang diambil adalah prokopton yang senantiasa belajar dari kesalahan dan terus

berkembang menjadi lebih baik dihari sebelumnya. Tidak luput ucapan terima

kasih terhadap berbagai pihak yang andil baik secara langsung maupun pasif

dalam memperlancar, membimbing, memotivasi, mendukung, dan memberi

kenangan manis yang berakhir pahit serta mematahkan sebagian untuk

menumbuhkan sesuatu yang baru, ucapan terima kasih ini terkhususnya tertuju

kepada:

1. Ayah dan ibu, sebagai sosok pahlawan, sadar bahwa untuk mendapatkan

segala kecukupan dalam menempuh pendidikan tidak terlepas dari

pengorbanan-pengorbanan yang kalian lakukan.

2. Natasya Safrilla, sebagai adik kandung yang mengajari banyak hal dalam

menghadapi segala kerumitan wanita.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- iv Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

3. Dr. Effiati Juliana Hasibuan, M.Si, sebagai Dekan FISIP UMA.

4. Agnita Yolanda, B.Comm, M.sc, sebagai Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi FISIP UMA.

5. Dr. Hj. Nina Siti Salmaniah Siregar, M.Si, sebagai Dosen pembimbing I

6. Ilma Saakinah Tamsil, M.Comm sebagai Dosen Pembimbing II

7. Sarah Rafina, selaku mentor dan orang yang memberi dukungan agar

kertas skripsi ini bukan lagi kertas kosong dan terus memberi kalimat

afirmasi yang menguatkan keteguhan hati.

8. Jeremy F. Siahaan, sebagai seorang yang memberi dukungan terhadap

selesainya skripsi ini.

9. Kepada teman-teman dekat, Firman, Maria Hutabarat, Yasmin Azzahra,

Stella Sinaga, Shelsa Nikita Surbakti, Angga Hutagalung, Fachri fadly,

Rezky Manik, Yaumal chair, Nava Trilova dan teman-teman lainnya yang

tidak dapat dijabari satu persatu.

Medan, 31 Maret 2022

Iqbal Rizky Maulana

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- v Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1
B. FOKUS PENELITIAN .............................................................................. 9
C. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 9
D. TUJUAN PENELITIAN ........................................................................... 9
E. MANFAAT PENELITIAN ..................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 11


A. REPRESENTASI .................................................................................... 11
B. MS DAN MSP ........................................................................................ 12
C. CHILD ABUSE ...................................................................................... 23
D. KOMUNIKASI MASSA......................................................................... 27
E. INTERAKSI SIMBOLIK ........................................................................ 33
F. SIMIOTIKA FERDINAND DE SASSURE ............................................ 37
G. PENELITIAN TERDAHULU ................................................................. 39
H. KERANGKA BERFIKIR........................................................................ 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 47


A. METODE PENELITIAN ........................................................................ 47
B. SUMBER DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA.............................. 48
C. KRITERIA INFORMAN ........................................................................ 50
D. TEKNIK ANALISIS DATA ................................................................... 50
E. UJI KEABSAHAN DATA ...................................................................... 52

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- vi Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 54


A. SINOPSIS ............................................................................................... 54
B. HASIL PENELITIAN ............................................................................. 56
C. PEMBAHASAN PENELITIAN .............................................................. 98

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 136


A. KESIMPULAN ..................................................................................... 136
B. SARAN ................................................................................................. 138

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 139


LAMPIRAN .................................................................................................... 143

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- vii Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Poster Film The Act Hulu 2019. ......................................................... 31


Gambar 2 Segitiga interaksi simbolik. ................................................................ 34
Gambar 3 Struktur semiotika Ferdinand De Saussure. ........................................ 39
Gambar 4 Kerangka berpikir. ............................................................................. 46
Gambar 5 Skema semiotika Ferdinand De Saussure. .......................................... 51
Gambar 6 Dee Dee yang mendramatisir kondisi kesehatan Gypsy. ..................... 56
Gambar 7 Dee Dee mencoba untuk mengelabui Dr Chandra. ............................. 58
Gambar 8 Gypsy menemukan ibunya menutupi usia aslinya. ............................. 61
Gambar 9 Memanipulasi kondisi Gypsy. ............................................................ 62
Gambar 10 Dee Dee melihat rekam medis miliknya untuk pertama kali. ............ 63
Gambar 11 Meyakinkan Gypsy untuk menghindari gula. ................................... 65
Gambar 12 Dokter meragukan Dee Dee tentang kondisi Gypsy.......................... 67
Gambar 13 Dee Dee menggalang dana untuk Gypsy. ......................................... 68
Gambar 14 Dee Dee menerima bantuan dari para simpatisan. ............................ 69
Gambar 15 Gypsy yang melakukan pemeriksaan dengan Dr Chandra. ............... 71
Gambar 16 Meremas lengan Gypsy. ................................................................... 73
Gambar 17 Dee Dee tengah menghancurkan laptop Gypsy. ............................... 75
Gambar 18 Gypsy yang dipaksa untuk menghadiri sebuah acara. ....................... 77
Gambar 19 Dee Dee memaksa Gypsy untuk duduk di atas kursi roda. ................ 79
Gambar 20 Menceritakan isi hatinya pada Nick. ................................................ 80
Gambar 21 Menyeka Gypsy ketika berbicara. .................................................... 82
Gambar 22 Gypsy menemui Lacey secara diam-diam. ...................................... 83
Gambar 23 Gypsy dihukum karena membantah Dee Dee. .................................. 85
Gambar 24 Dee Dee memarahi Gypsy. .............................................................. 87
Gambar 25 Gypsy kecil memandangi anak lainya bermain di luar rumah. .......... 89
Gambar 26 Dee Dee memaksa Gypsy untuk menghapus make up. ..................... 90
Gambar 27 Dee Dee membuka persediaan obat-obatanya .................................. 92
Gambar 28 Para dokter mencabut seluruh gigi Gypsy. ....................................... 93
Gambar 29 Proses penggantian selang makanan Gypsy. ..................................... 94
Gambar 30 Dee Dee mencukur habis rambut Gypsy........................................... 95
Gambar 31 Dee Dee mengikat Gypsy. ............................................................... 96
Gambar 32 Gypsy memakan makanan yang mengandung gula. ....................... 118
Gambar 33 Gypsy berbohong pada detektif. ..................................................... 119
Gambar 34 Gypsy mencuri sejumlah uang. ...................................................... 121
Gambar 35 Gypsy mencuri makanan di pusat perbelanjaan. ............................. 122
Gambar 36 Dee Dee membujuk Gypsy untuk pulang. ...................................... 124
Gambar 37 Gypsy melawan Dee Dee karena tela merusak laptopnya. .............. 125
Gambar 38 Gypsy ragu-ragu terhadap tawaran Dr Chandra. ............................. 127
Gambar 39 Gypsy menginginkan dirinya balik ke rumah aslinya. .................... 128
Gambar 40 Wawancara dengan psikologi klinis Rahmi Lubis (kiri). ............... 143

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- viii Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perbedaan MS dan MSP menurut JC Hamilton. ..................................... 22


Tabel 2 Klasifikasi kekerasan psikologis menurut Azevedo dan Viviane. ........... 25
Tabel 3 Klasifikasi Kekerasan Psikologis menurut Sinclair. ............................... 25
Tabel 4 Interaksi simbolik Mead dan Blummer. ................................................. 36
Tabel 5 Penelitian terdaHulu. ............................................................................. 45
Tabel 6 Membohongi kondisi anak 1.................................................................. 57
Tabel 7 Membohongi kondisi anak 2.................................................................. 59
Tabel 8 Membohongi kondisi anak 3.................................................................. 61
Tabel 9 Memanipulasi hasil kesehatan. .............................................................. 62
Tabel 10 Memalsukan rekam medis. .................................................................. 64
Tabel 11 Memalsukan gejala-gejala 1. ............................................................... 65
Tabel 12 Memalsukan gejala-gejala 2. ............................................................... 67
Tabel 13 Eksploitasi 1. ....................................................................................... 68
Tabel 14 Eksplotiasi 2. ....................................................................................... 69
Tabel 15 Memberi teror 1................................................................................... 72
Tabel 16 Memberi teror 2................................................................................... 74
Tabel 17 Memberi teror 3................................................................................... 76
Tabel 18 Melakukan pemaksaan 1...................................................................... 77
Tabel 19 Melakukan pemaksaan 2...................................................................... 79
Tabel 20 Melakukan pemaksaan 3...................................................................... 81
Tabel 21 Mengontrol secara berlebihan 1. .......................................................... 82
Tabel 22 Mengontrol secara berlebihan 2. .......................................................... 84
Tabel 23 Mengontrol secara berlebihan 3. .......................................................... 86
Tabel 24 Mengontrol secara berlebihan 4. .......................................................... 88
Tabel 25 Mengontrol secara berlebihan 5. .......................................................... 89
Tabel 26 Mengabaikan emosi anak. ................................................................... 91
Tabel 27 Memberi beragam obat-obatan. ........................................................... 92
Tabel 28 Merusak bagian tubuh tertentu............................................................. 93
Tabel 29 Perawatan medis yang tidak diperlukan. .............................................. 94
Tabel 30 Sengaja merubah penampilan anak. ..................................................... 96
Tabel 31 Memberi hukuman yang Berlebihan. ................................................... 97
Tabel 32 Melakukan kebohongan 1. ................................................................. 118
Tabel 33 Melakulan kebohongan 2. .................................................................. 120
Tabel 34 Melakukan pencurian 1. .................................................................... 121
Tabel 35 Melakukan pencurian 2. .................................................................... 122
Tabel 36 Melawan pada orang tua 1. ................................................................ 124
Tabel 37 Melawan pada orang tua 2. ................................................................ 125
Tabel 38 Labil dalam ambil keputusan 1. ......................................................... 127
Tabel 39 Labil dalam ambil keputusan 2. ......................................................... 129

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- ix Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Munchausen Syndrome (MS) atau Factitious Syndrome (gangguan

buatan) merupakan suatu kondisi gangguan psikologis dimana pengidapnya

bertindak seolah – olah memiliki gangguan pada kondisi fisiologis ataupun

psikologisnya. MS pertama kali di perkenalkan oleh Dr. Richard Asher seorang

pakar hematologi dan endokrin. Nama Munchausen sendiri di adaptasi oleh Dr.

Asher dari tokoh Baron von Munchausen yang berasal dari Hanover. Baron

dikenal sebagai pendongeng yang hebat pada abad ke-18. Baron memiliki

kebiasaan bepergian dari satu tempat ke tempat lain untuk menceritakan kisah-

kisah fantastis dan memukau serta kadang diluar nalar (Asher R. A., 1951). Di

perkenalkan pertama kali di Inggris untuk menggambarkan kondisi pasien yang

gemar masuk rumah sakit ke rumah sakit dengan alasan yang masuk akal dan

meyakinkan untuk dapat menjalani tindakan medis yang tidak perlu.

Pasien MS melakukan kebohongan terhadap kondisi fisik dan

psikisnya untuk mendapatkan perhatian serta kompensasi dari masyarakat bukan

sekadar lepas dari tanggung jawab tertentu (Cremona-Barbaro, 1987; Shaw,

1964). Pada umumnya pasien MS melebih-lebihkan gejala atau penyakit tertentu

dalam upaya meyakinkan pihak rumah sakit atau masyarakat sehingga ia

mendapatkan perhatian/simpati atau tindakan medis yang seharusnya tidak

diperlukan. Dalam perkembangannya MS sendiri saat ini telah banyak dibahas

dalam literatur psikologi dan jurnal kesehatan lainnya dan telah tercantum dalam

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 1 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

the diagnostic and statistical manual of mental disorders sejak edisi ketiga (DSM

III) pada tahun 1986.

Pada saat ini MS mengalami perkembangan yang lebih

mengkhawatirkan dimana pelaku memanipulasi kondisi fisik dan psikis orang lain

dengan dukungan medis yang sangat meyakinkan. Munchausen Syndrome by

Proxy (MSP) adalah salah satu varian dari MS yang pertama ditemukan oleh Sir

Roy Meadow pada tahun 1977. Meadow merupakan seorang dokter anak pada

saat itu menemukan anomali terhadap kematian kedua anak dari Sally Clark.

Meadow mengamati Clark memberi pengakuan palsu mengenai kondisi kesehatan

anaknya serta mengarang bukti medis yang pada akhirnya mengharuskan anaknya

mengikuti prosedur medis yang tidak perlu (Meadow, 1977; Waller, 1983).

Penambahan by proxy sendiri dimaksudkan untuk menjelaskan suatu substitusi

atau pengganti dimana ada orang lain yang melakukan tindakan itu kepadanya.

MSP umumnya dialami oleh seorang ibu atau pengasuh, sedang

korbannya adalah anak yang berada dalam asuhannya. Korban yang berpotensi

biasanya adalah anak kecil, remaja serta dewasa yang belum mandiri atau masih

dibawa pengasuhan pelaku. Pelaku mengeksploitasi/ merekayasa kondisi

kesehatan korban dengan cara yang tidak biasa. Instrumen medis sangat berperan

penting dalam menguatkan tindakan pelaku dalam melancarkan aksinya. Tidak

jarang korban mengalami kerugian fisik dan psikis, bahkan dapat menyebabkan

kematian. Motif pelaku secara umum adalah untuk mendapatkan kepuasan

emosional seperti menginginkan perhatian lebih oleh korban atau masyarakat,

sehingga dalam kasus tertentu pelaku mendapatkan keuntungan lain seperti

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 2 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

santunan dari masyarakat yang merasa iba atas kejadian-kejadian yang

menimpanya tersebut.

Kondisi MSP dapat dikategorikan sebagai sebuah tindakan kekerasan

terhadap anak atau medical child abuse (kekerasan terhadap anak dengan

instrumen medis). MSP menyebabkan pertumbuhan anak menjadi sangat

terancam dan terhambat baik secara fisik, mental dan kognitif. Kebanyakan

korban adalah anak di bawah umur sehingga sangat mudah bagi pelaku dalam

mengeksploitasi anak tersebut. Kekerasan terhadap anak sendiri merupakan suatu

tindakan penyalahgunaan hak asuh bagi orang yang memiliki tanggung jawab

dalam mengasuh anak. Menurut WHO perbuatan kekerasan pada anak dapat

meliputi tindakan seperti perlakuan yang dapat melukai fisik anak

emosional/psikologis, eksploitasi secara komersial yang dapat menghambat

tumbuh kembang anak, pelecehan seksual, penelantaran/pelalaian dari beragam

aspek dan segala jenis tindakan yang dapat mempengaruhi kesehatan anak (World

Health Organization, 2020). Penyalahgunaan hak asuh tersebut sering dilakukan

oleh penyandang MSP untuk mendapatkan keuntungan tertentu dan menjadi

kekhawatiran dunia kesehatan saat ini.

Kasus kekerasan terhadap anak oleh pengidap MSP sempat membuat

dunia internasional terheran-heran. Beverly Allitt merupakan Kasus MSP yang

terkenal di kalangan masyarakat. Allit merupakan seorang perawat yang terdaftar

oleh negara di bangsal anak-anak di Rumah Sakit Grantham dan Kesteven di

Lincolnshire, Inggris. Dengan profesinya sebagai perawat, Allitt dapat mengakses

ragam treatment di rumah sakit. Allit memalsukan/merekayasa kondisi kesehatan

pada beberapa anak di bangsal tersebut untuk mendapatkan keuntungan secara

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 3 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

emosional. Proses memalsukan data kesehatan tersebut pada akhirnya melibatkan

Allit atas kematian 4 orang anak yang mengalami gangguan pernapasan. Allit

mendapat ganjaran masa tahanan 30 tahun penjara (Batty, 2007).

Kasus kekerasan pada anak lainnya yang disebabkan oleh MSP

dialami oleh Gypsy Rose yang menjadi korban dari ibunya Dee Dee Blanchard,

terjadi di West Volunter Way, Springfield, Missouri, Amerika Serikat. Dee Dee

merekayasa kondisi kesehatan anaknya sedari kecil. Dee Dee berhasil meyakinkan

Gypsy bahwa dia mengalami banyak penyakit seperti cacat kromosom, distrofi

otot, epilepsi, asma berat, apnea tidur, leukimia, kerusakan otak, hingga penyakit

mata. Gypsy harus makan menggunakan selang bantu yang di tancapkan pada

perutnya dan selalu duduk pada kursi roda dalam waktu yang cukup lama. Pada

akhirnya Gypsy menyadari bahwa ibunya telah membohongi kondisi

kesehatannya dan Dee Dee pun berakhir dibunuh oleh Gypsy (Kettler, 2021).

Kasus pembunuhan ibu oleh anaknya selain dari MSP juga dialami

oleh banyak keluarga. Hal ini umumnya terjadi apabila terdapat gejala

ketidakharmonisan hubungan anak dengan orang tuanya, baik itu antara ibu dan

anak, ayah dan anak atau keduanya. Seperti pada kasus Isabella Guzman yang

secara sadis mengakhiri ibunya Yu Min Hoy dengan menikamnya sebanyak 79

kali. ketidakharmonisan antara Isabella dan ibunya berakhir tragis. Isabella

dibebaskan dari segala tuduhan lantaran sedari kecil ia di klaim memiliki

gangguan mental yaitu skizofrenia (OConnor, 2022). Di sisi lain, ada Jennifer

Pan yang membunuh kedua orang tuanya karena menerima begitu banyak

tuntutan dan pengekangan atas hidup Jennifer. Jennifer depresi karena kedua

orang tuanya menginginkan dirinya menjadi anak yang sempurna. Pengekangan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 4 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

dan tuntutan tersebut juga memaksa Jennifer menjadi seorang pembohong demi

memenuhi kehendak orang tuanya (Fuaddah, 2021).

Pada kasus MSP yang dialami oleh Gypsy menjadi sebuah pukulan

keras terhadap masyarakat, karena sempat mempercayai penyakit yang telah di

rekayasa oleh ibunya. Bahkan kisah tersebut diangkat di banyak film, salah

satunya di produksi oleh Hulu (sebuah platform streaming seperti Netflix) dengan

judul The Act. Film The Act diproduksi oleh Nick Antosca, Michelle Dean,

Britton Rizzio, Gregory Shephard, and Jan Peter Meyboom dan disutradarai oleh

Laure de Clermont-Tonnerre, Adam Arkin, Christina Choe, Steven Piet, dan

Hanndah Fidell. Perdana tayang pada tanggal 20 Maret 2019 film ini merupakan

series dengan jumlah 8 episode. The Act diangkat berdasarkan kisah nyata dari

kehidupan Gypsy Rose yang diperankan oleh Joey King dan Dee Dee Blanchard

diperankan oleh Patricia Arquette. Banyak film yang memberi gambaran

mengenai kekerasan pada anak yang disebabkan oleh MSP diantaranya Film It

(2017), A Child Cry for Help (1994), Run (2020) dan lain sebagainya.

Film merupakan suatu medium komunikasi yang sangat ideal dalam

memberikan informasi dari berbagai perspektif. Pada era globalisasi saat ini peran

film dalam menyebarluaskan informasi sangat penting karena sifatnya yang dapat

menghibur dan mengedukasi dalam waktu yang bersamaan. Tidak heran pada film

akan banyak ditemukan sudut pandang, budaya, keresahan individu dan banyak

lagi yang dikemas secara realistis dan menarik. Film merupakan salah satu jenis

media massa yang dapat membentuk persepsi seseorang terhadap pesan yang

disampaikannya. oleh karenanya Film juga menjadi suatu media ideal dalam

mengedukasi masyarakat untuk memahami suatu fenomena seperti diskriminasi

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 5 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

ras, kesenjangan ekonomi, permasalahan mental, kekerasan pada perempuan dan

kekerasan pada anak.

Di Indonesia kasus kekerasan pada anak terus meningkat setiap

tahunnya, KPPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

Anak) mencatat sebanyak 11.057 kasus pada 2019, 11.279 kasus pada 2020, dan

12.566 kasus hingga data November 2021. Adapun kekerasan yang paling banyak

dialami adalah kekerasan seksual sebesar 45%, kekerasan psikis 19% dan

kekerasan fisik 18 persen, mengikut kekerasan lainnya seperti eksploitasi

ekonomi, trafficking, penelantaran dan lain – lain (CNN Indonesia, 2021).

Kekerasan pada anak sendiri didasari oleh keadaan psikis orang tua yang

disebabkan oleh banyak faktor. MSP merupakan salah satu kondisi gangguan

psikologis yang melatari kekerasan terhadap anak dengan menggunakan

instrumen medis sebagai sesuatu yang mengelabui kondisi sang anak. Walaupun

kasus ini cukup mencuri banyak perhatian para ahli kesehatan akan tetapi kasus

MSP sebagai suatu bentuk kekerasan pada anak sangat jarang diperbincangkan di

Indonesia. di samping itu, kasus MSP sangat sulit untuk didiagnosis dikarenakan

pelaku merasa melakukan hal yang benar sedangkan korbannya rata-rata masih di

bawah umur sehingga sulit menyadari tindak kekerasan yang sedang dialaminya.

Bukan suatu hal mustahil apabila kasus seperti ini ditemukan di

Indonesia mengingat kekerasan terhadap pada anak masih menduduki angka yang

fantastis di Indonesia itu sendiri. Sedangkan sedikitnya literatur lokal yang

mengkaji mengenai gangguan ini. Berdasarkan paparan di atas peneliti ingin

menganalisis Representasi MSP sebagai salah satu bentuk kekerasan pada anak

pada film “The Act” sebuah karya yang diangkat berdasarkan kisah nyata dan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 6 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

ditayangkan di platform Hulu dengan menggunakan pendekatan metode

representasi dari Stuart Hall. Representasi menurut Stuart Hall adalah

mengkostruksikan sebuah gagasan melalui sebuah representasi dan melalui bahasa

yang peristiwanya tidak hanya terdapat pada ungkapan lisan namun visual juga

(Berger, 2000:11-12).

Stuart Hall membagi representasi menjadi tiga kajian diantaranya

reflektif, representasi intensional dan konstruksionis. Representasi konstrusionis

merupakan sebuah makna yang di konstruksi ulang dalam melalui tanda atau

bahasa. Pendekatan representasi konstrusionis dapat dilakukan dengan diskursus

dan semiotika. Semiotika merupakan suatu kajian yang membahas tentang

“lambang” atau “simbol”. Lambang atau simbol merupakan sesuatu yang

digunakan untuk mewakili atau menunjuk sesuatu lainnya berdasar kesepakatan

bersama. Semiotika berfokus pada suatu yang dinyatakan sebagai tanda yang

memiliki makna atas sesuatu yang lain. yang lain itu tidak perlu harus ada atau

tanda itu secara nyata ada di suatu tempat pada suatu waktu tertentu (Berger,

2000:11-12). ada beberapa ahli yang umum dalam pendekatan semiotika seperti

Charles Sanders Pierce, Roland Barthes dan Ferdinand De Saussure. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan semiotika Ferdinand De Saussure dalam

memaknai bentuk kekerasan dan ciri dari MSP yang ditampilkan pada film The

Act.

Kekerasan terhadap anak yang dilatari oleh MSP dapat sangat

mengganggu tumbuh kembang anak baik dari perilaku, konsep diri dan sosialnya.

Interaksi simbolik merupakan suatu kajian dimana proses pemaknaan terhadap

interaksi yang terjadi antar individu dapat menentukan bagaimana ia akan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 7 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

bertindak, membangun konsep diri dan berperilaku di dalam lingkungan

sosialnya. Interaksi simbolik juga merupakan suatu pemahaman yang

menganggap bahwa setiap individu memiliki unsur budaya yang menghasilkan

“buah pikiran” serta disepakati secara bersama (Siregar, 2012:103). Proses

pemaknaan dapat dipengaruhi oleh interaksi yang di jalin oleh individu terhadap

individu lainnya baik internalnya (keluarga) dan eksternalnya (masyarakat luas).

Sebagaimana yang kita ketahui peran keluarga sangat penting dalam membentuk

perilaku dan konsep diri anak namun apabila keluarga justru melakukan hal-hal

yang dapat merugikan kehidupan anak maka anak akan cenderung memiliki

konsep diri yang keliru. Oleh karenanya, Teori ini nantinya akan mengkaji

bagaimana korban MSP dalam bertindak/berperilaku, membangun konsep dirinya

pada penggambaran yang ada di film The Act Hulu.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 8 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

B. FOKUS PENELITIAN

Fokus penelitian berfungsi sebagai suatu rangkaian atau susunan

permasalahan yang dijadikan sebagai pusat dalam topik penelitian, sehingga data

yang diolah akan lebih terarah dan terkumpul sesuai dengan data yang akan

dianalisis. Pada penelitian ini berfokus kepada penggambaran (representasi) ibu

dengan MSP dan bentuk kekerasan psikologis serta fisik yang terjadi pada anak di

film The Act episode 1-8.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan paparan latar belakang di atas maka, yang menjadi rumusan

masalahnya adalah bagaimana Representasi ibu dengan Munchausen Syndrome by

Proxy dan bentuk-bentuk kekerasan psikologis serta fisik terhadap anak pada film

The Act episode 1-8?.

D. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Representasi

karakteristik ibu dengan Munchausen Syndrome by Proxy dan bentuk kekerasan

psikologis serta fisik terhadap anak pada film The Act episode 1-8.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 9 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini berdasarkan rumusan masalah di atas

adalah:

1. Manfaat Teoritis

Besar harapan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan kajian

ilmu komunikasi, khususnya pada film sebagai media informasi yang dapat

dinikmati oleh banyak orang dan bagaimana penerapan teori representasi Stuart

Hall dan teori semiotika Ferdiand De Sausure serta interaksi simbolik Herbert

Blummer.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan kepada penelitian

selanjutnya mengenai Munchausen Syndrome by Proxy yang digambarkan pada

media film dan kesadaran terhadap masyarakat bahwa MSP merupakan suatu

tindakan kekerasan terhadap anak yang berbahaya bagi kehidupan anak dan

kesadaran terhadap masyarakat luas akan pentingnya masalah kekerasan terhadap

anak dalam mempengaruhi perilaku dan konsep diri anak.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 10 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. REPRESENTASI

Representasi dapat diartikan sebagai penerapan tanda seperti imaji,

suara dan lain sebagainya dalam memvisualisasikan atau menyajikan ulang

sesuatu yang dibayangkan, dipahami, diserap atau dirasakan dalam bentuk fisik.

Hal ini berkaitan dengan penggunaan tanda dalam merepresentasikan kembali

proses-proses tersebut (Danesi, 2010). Representasi sendiri pertama kali

diperkenalkan oleh seorang tokoh cultural studies yang berasal dari Inggris Stuart

McPhail Hall. Menurut Stuart Hall, gagasan yang dikonstruksi melalui

representasi dan melalui bahasa, yang peristiwanya tidak hanya terjadi dari

ungkapan lisan akan tetapi meliputi visual. Terlepas dari konsep individual sistem

representasi terdiri dari cara-cara pengorganisasian, interpolasi dan

pengelompokan ide atau konsep dengan berbagai kerumitan suatu hubungan

(Hall, 1997:15).

Stuart Hall membagi representasi menjadi tiga hal yaitu representasi

reflektif (simbol atau bahasa yang mencerminkan makna), representasi intensional

(bagaimana simbol atau bahasa dapat melahirkan makna bagi penuturnya) dan

yang terakhir representasi konstruksionis (bagaimana makna dikontruksi ulang

“dalam” dan “melalui simbol atau bahasa) (Hall, 1997:15). Dalam representasi

konstruksionis khususnya, terdapat dua pendekatan yaitu diskursus dan semiotik.

Dalam menganalisis nantinya penulis akan menggunakan representasi

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 11 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

konstrusksionis dengan pendekatan semiotika. Pendekatan ini berguna dalam

melihat sebuah fenomena yang telah dikonstruksi ulang dari medium film.

Jadi, dari paparan di atas representasi dapat diartikan sebagai suatu

proses pertukaran dan/atau pengolahan suatu ide dari setiap kelompok budaya

dengan medium bahasa, tanda-tanda atau imaji yang mewakili sesuatu. Dalam

kehidupan sehari-hari representasi sangat akrab digunakan dalam memahami

lingkungan atau sosial. Proses pemahaman tersebut lazimnya berdasarkan latar

belakang, keresahan, selera atau kecenderungan dalam kehidupan aktual sehari-

hari melalui nila-nilai dan proses representasi dalam kehidupan kita.

B. MS DAN MSP

Sick Role atau peran sakit merupakan suatu fenomena sosial dimana

orang – orang yang memiliki peran sakit atau terluka dapat dibebaskan dari

kebiasaan/rutinitas yang biasanya dilakukan, tuntutan keluarga, pekerjaan ataupun

tanggung jawab yang diembannya. Orang sakit hanya diwajibkan untuk

melakukan kegiatan yang menunjang pada kesehatannya semata agar dapat

kembali beraktivitas seperti sediakala (JC Hamilton, 2016:227).

James C Hamilton yang seorang pakar psikologi yang mendalami

sindrom somatik fungsional, gangguan somatoform, dan gangguan buatan (FD)

beserta rekannya menjelaskan Dalam memahami bagaimana dan mengapa banyak

orang yang dapat lolos dari tanggung jawab atau lain sebagainya hanya dengan

berpura-pura sakit kita perlu menganggap peran sosial sebagai sebuah ibu yang

sedang menenangkan anaknya yang tantrum di sebuah market. Dalam konsep ini

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 12 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

kita paham bahwa ibu diharapkan menjadi sosok yang dapat merawat anaknya

dengan baik dan begitu pula sang anak sudah semestinya tunduk pada seorang ibu,

sehingga keduanya diberikan hak istimewa dan terbebas dari amukan orang–orang

yang merasa risih di sekitarannya. Konsep inilah yang berlaku dikalangan sosial

terhadap seseorang yang memiliki peran sakit. suatu konsep yang secara luas

membawa pemakluman dan sebuah harapan. Entah itu bagi orang yang

berinteraksi dengan orang yang memiliki peran sakit ataupun yang sedang

berperan sakit tersebut.

Peran sakit akan aktif apabila kita melihat sesorang yang memiliki

kondisi medis tertentu seperti pincang, mengeluh sakit, seseorang yang sedang

memegang tongkat atau yang secara konstan mengunjungi dokter dan lain

sebagainya. Sedangkan orang yang terlibat dalam peran sakit akan diberikan

simpati, perhatian dan bantuan dari orang–orang di sekitarnya. Orang yang terlibat

dalam peran sakit dinilai sebagai orang yang cacat dalam tingkatan tertentu

sehingga orang tersebut untuk sementara waktu dapat dibebaskan dari tugas berat

atau tanggung jawabnya. Hal ini juga berlaku pada mereka yang memiliki suasana

hati yang sedang buruk (bad mood) sosial akan memaklumi tindakannya

walaupun menyimpang dalam sopan santun sosial. Sebagai gantinya mereka yang

terlibat dalam peran sakit hanya diminta untuk merawat penyakitnya dengan

memperoleh perawatan medis dan mengikuti rekomendasi dokter mereka agar

dapat segera kembali melakukan rutinitas normalnya. Dalam mempertanyakan

kebenaran sakit mereka dinilai sangat tidak sopan dan dinilai kejam.

Layaknya semua peran sosial, peran sakit melayani tujuan dalam

memfasilitasi interaksi sosial dengan memberikan rasa saling pengertian dan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 13 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

harapan. Biasanya dalam drama sakit ini akan berlalu tanpa konflik dan

kesalahpahaman. Namun keuntungan yang menyertai orang yang terlibat dalam

peran sakit ini memiliki potensi untuk disalahgunakan.

Dalam kasus MS, MSP dan malingering memanfaatkan peran sakit

sebagai suatu peluang untuk memanipulasi sakit atau cedera yang dialaminya.

Penipuan sering kali sangat ekstrem yang dapat berlangsung dalam waktu

berbulan–bulan atau bertahun-tahun. Hal ini dapat menyebabkan dokter

mengambil prosedur medis yang sangat berbahaya dengan maksud baik namun

sebenarnya tidak diperlukan dan dapat menyebabkan kerusakan fisik yang

berkepanjangan serta kecacatan. Tidak hanya itu mereka kadang mengeluarkan

biaya rumah sakit untuk prosedur medis dengan jumlah yang besar, hal ini sangat

merugikan secara finansial (JC Hamilton, 2016:227).

1. Munchausen Syndrome

Sebutan Munchausen Syndrome pertama kali diperkenalkan oleh

Richard Asher yang terinspirasi dari nama Baron von Munchausen. Ia dikenal

sebagai seorang petualang yang gemar menceritakan kisah perjalanannya secara

berlebihan dan tidak dapat dipercaya. Oleh karena itu nama “Munchausen”

didedikasikan oleh Asher untuk menyebutkan pasien yang datang ke rumah sakit

dengan penyakit akut dan didukung oleh riwayat medis yang masuk akal dan telah

di dramatisasi. Sebagian besar cerita telah dimanipulasi oleh pasien tersebut dan

diketahui telah banyak menghadiri rumah sakit yang berbeda-beda. Pasien MS

juga sering mengabaikan nasihat dokter bila mana kedoknya telah disadari oleh

dokter dan perawat (Asher R, 1951:339).

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 14 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

Sehubungan dengan hal di atas MS juga didefinisikan sebagai

factitious disorder (FD) atau gangguan buatan. Menurut Dian Pitawati kelompok

staf medis (KSM) Jiwa RSUP Fatmawati, MS merupakan suatu kondisi yang

menggambarkan seseorang dengan gangguan fisik atau mental namun tidak

benar–benar mengalami gangguan tersebut. para pengidap MS umumnya

memperlihatkan kondisi sakitnya pada orang–orang yang tidak

memperhatikannya. Adapun tujuan dari pelaku secara umum adalah untuk

mendapatkan peranan sebagai seorang pasien dan perhatian (Pitawati, 2022:2).

Disisi lain Anne Cremona-Barbaro mendefinisikan MS sebagai suatu

kondisi pasien yang kerap kali mendatangi rumah sakit yang berbeda-beda dengan

jarak yang berjauhan. pasien tersebut juga menggunakan nama samaran yang

berbeda–beda dan mengarang rekam medis yang beragam dan menjelaskan

berbagai tanda dan gejala yang telah difiktifkan demi memperoleh izin untuk

masuk ke dalam rumah sakit tersebut. Setelah itu mereka rela melakukan beragam

upaya medis yang menyakitkan dan tidak diperlukan dan menghilang setelah

kedoknya mulai disadari (Cremona-Barbaro,1987:76).

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa MS

merupakan suatu keadaan ketika seseorang mencoba mengelabui orang lain atau

pihak rumah sakit dengan mengalibikan kondisi fisik atau mentalnya untuk

mendapatkan kepuasan secara emosional dan materil. Kondisi ini juga membuat

pengidapnya meyakinkan orang lain dengan bukti–bukti medis yang terdengar

masuk akal dalam upaya meyakinkan pihak rumah sakit. Pengidapnya juga tak

segan dalam mengikuti segala bentuk upaya medis yang berakibat destruktif dan

tidak diperlukan pada dirinya hanya untuk meyakinkan aksi penipuannya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 15 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

Pengidap sindrom MS sendiri akan sangat mendapatkan kepuasan

apabila modus penipuannya meraih simpati lebih dari korbannya. Adapun

beberapa karakteristik dari MS menurut Dr. Levina Felicia dalam laman web

SEHAT Q (Sindrom Munchausen, 2021), diantaranya sebagai berikut:

a. Memiliki rekam medis seperti medical check, prosedur medis, dan

operasi yang pada dasarnya tidak relevan dengan kondisi kesehatan yang

sebenarnya.

b. Mengalami berbagai gejala yang tidak memiliki koherensi.

c. Tidak ditemukannya gangguan signifikan setelah secara intensif

melakukan pemeriksaan medis.

d. Memiliki beragam gejala namun setelah di uji hasilnya negatif.

e. Memiliki pengetahuan yang komprehensif terhadap berbagai macam

penyakit.

f. Sering mengunjungi dokter yang berbeda–beda baik di luar kota maupun

di luar negeri.

g. Sering memasuki ruangan unit gawat darurat yang berbeda–beda.

h. Meminta untuk dilakukan operasi atau prosedur yang sebenarnya tidak

diperlukan

i. Penyakit yang telah diobati tidak kunjung sembuh walau telah melewati

beragam tindakan medis serta penyakit sewaktu–waktu dapat kambuh

dengan alasan yang tidak jelas.

j. Seringnya riwayat medis yang diberikan telah di dramatis atau di lebih-

lebihkan akan tetapi tidak koheren.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 16 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

k. gejala yang dialami tidak jelas atau tidak terkontrol dan dapat semakin

parah serta berubah – ubah sepanjang pengobatan berlangsung.

l. Memiliki bekas operasi yang banyak di sekujur tubuhnya.

m. Pasien enggan untuk memberikan identitas kerabat terdekatnya atau

temannya.

n. Memiliki masalah identitas dan kepercayaan diri.

Senada dengan hal di atas Adam Burnel membagi karakteristik MS kepada

empat bagian (Burnel, 2015:38), diantaranya:

a. Pasien mencari pengobatan atau pemeriksaan di banyak tempat

terkhususnya dalam menghindari dokter primer secara berulang–ulang

dan menjalani pengaturan standar atau perawatan lokal.

b. Tidak konsisten terhadap riwayat, gejala ataupun pemeriksaan

sebelumnya, khususnya ketika pemeriksaan benar–benar sangat

bertentangan dengan riwayat sebelumnya dan perilakunya juga

bertentangan terhadap riwayat atau gejala yang diberikan setelah

menjalani pemeriksaan.

c. Perilaku yang mengarah kepada penyebab dari sakit atau cedera seperti

hanya menunjukkan contoh gejala abnormal saat dapat melakukannya

secara pribadi dan menunjukkan tes gejala yang abnormal apabila tidak

berada di rumah sakit.

d. Bukti nyata dari suatu penyakit atau cedera cenderung disebabkan oleh

diri sendiri, misalnya: bentuk atau penyebaran luka yang mencurigakan

dan terkontaminasi oleh organisme tertentu dalam luka/sample.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 17 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengidap MS

membohongi riwayat medisnya dan mendramatisilir setiap gejala yang dibuatnya

untuk mendapatkan akses/izin masuk tiap kali hendak ke rumah sakit. Pengidap

MS juga gemar berpindah–pindah rumah sakit apabila kedoknya lambat laun

mulai disadari oleh pihak rumah sakit. Umumnya pasien MS memberikan riwayat

medis yang tidak konsisten serta beberapa bekas luka yang di curigai hasil dari

menjalankan operasi – operasi sebelumnya.

2. Munchausen Syndrome by Proxy

MSP merupakan bentuk lain dari Munchausen syndrome yang

praktiknya melibatkan orang lain. Sir Samuel Roy Meadow merupakan dokter

spesialis anak yang pertama kali menjelaskan mengenai variasi MS ini

berdasarkan analisisnya terhadap tindak kekerasan dilakukan oleh Sally Clark atas

pembunuhan kedua putranya. Roy meadow menjelaskan beberapa pasien secara

konstan memberi cerita palsu serta mengarang bukti medis, sehingga rumah sakit

melakukan penyelidikan dan operasi yang sebenarnya tidak diperlukan. Dalam hal

ini orang tua mengarang/memalsukan kondisi dari anaknya sehingga

menyebabkan anak tersebut mengikuti banyak prosedur rumah sakit yang

berbahaya atau secara singkat dapat disebut dengan Munchausen Syndrome by

proxy (Meadow, 1977:343).

Disisi lain James. C. Hamilton menjelaskan bahwa dalam kasus MSP,

seorang pengasuh dengan sengaja mengarang, berpura–pura dan mendramatisilir

atau menimbulkan suatu masalah pada korbannya. Masalah yang ditimbulkannya

bisa berupa gangguan fisik atau psikologis. Secara berlebihan pelaku dengan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 18 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

sengaja mengarang cerita mengenai kesehatan fisik dan psikologis yang dialami

oleh korban yang sebenarnya. Sebagai contoh seorang anak yang mungkin hanya

mengalami demam ringan namun pelaku membesar–besarkan hal tersebut dengan

mengarang cerita bahwa demam yang dialami korban adalah demam parah.

Sebagai contoh lain seorang ibu dengan sengaja mengarang cerita bahwa bayinya

laki–lakinya mengarang gangguan pernapasan padahal tidak benar–benar terjadi

(JC Hamilton, 2016:231).

Selanjutnya MSP juga kerap dikenal sebagai Factitious Disorder

Imposed on Another (FDIA). Sebagaimana yang dijelaskan di salah satu artikel

pada website kumparan.com menjelaskan FDIA merupakan sebuah gangguan

psikologis yang seringnya dialami oleh seorang ibu atau pengasuh yang

memanipulasi gejala dari penyakit yang dialami oleh anak yang diasuhnya untuk

menuai rasa simpatik dari publik. FDIA sendiri merupakan suatu kasus yang

relatif langka dan cenderung dialami oleh pengurus utama atau seorang ibu.

Pelaku mendapatkan perhatian dari kondisi anak yang gejala sakitnya telah

dimanipulasi sehingga mencari pertolongan medis untuk mendapatkan perawatan

(LifeHack, 2018).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa MSP

merupakan suatu gangguan psikologis yang mengeksploitasi kondisi kesehatan

orang lain dengan secara berlebihan untuk mendapatkan keuntungan–keuntungan

tertentu dari tindakannya itu. Dalam kasus ini yang lebih dominan terlibat adalah

antara pengasuh atau ibu dan anak yang diasuhnya. Instrumen medis sangat

berperan dalam mendukung kedok pelaku dalam meraih banyak simpatik dari

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 19 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

berbagai kalangan. Pelaku juga dapat mencederai korban dikarenakan korban

harus mengikuti prosedur medis yang berbahaya dan tidak diperlukan.

Adapun beberapa karakteristik yang telah disepakati oleh Marc D.

Feldman seorang Profesor Klinis Psikiatri dan Profesor Psikologi di Universitas

Alabama dan rekannya Sheridan keduanya merupakan pakar psikologi yang

mendalami MSP (Feldman dan Sheridan, 2014), adalah sebagai berikut:

a. Korban yang rentan di eksploitasi akan masalah medis/psikologis atau

masalah yang dibuat–buat lainnya adalah anak kecil. Akan tetapi anak-anak

yang lebih tua dan anak yang dewasa namun masih dalam pengasuhan juga

memiliki potensi yang sama. Pada umumnya pelaku penganiaya adalah

seorang ibu.

b. Motif utama pelaku MSP adalah untuk mengejar kepuasan emosional

pengasuh. walaupun ada beberapa korban atau keluarga mendapatkan sanjungan,

tanggungan karena cacat atau manfaat lainnya dari pemerintah atas penyakit yang

dimunculkan oleh pelaku. Namun, apabila pelaku hanya berorientasi pada manfaat

materil atau manfaat eksternal (diluar dari kepuasan batin) fenomena ini lebih

akrab disebut dengan malingering by proxy.

c. Dalam melancarkan aksinya pelaku dapat menyebabkan banyak kerugian

terhadap korbannya. Ada yang menyebabkan kerusakan fisik secara langsung

pada korban mulai dari mencekik atau meracuni korbannya, memperburuk reaksi

spontan seperti asma dengan menahannya untuk menjalankan terapi vital,

memberikan data medis yang telah dimanipulasi sehingga perlu mengikuti

prosedur–prosedur medis atau bedah yang berbahaya dan tidak perlu. Klaim palsu

mengenai pelecehan seksual menyebabkan korban harus menjalankan

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 20 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

pemeriksaan genitourinary (Teknik pemeriksaan fisik genitalia wanita) secara

berulang dan sewaktu–waktu dilakukan dalam keadaan telah di anestesi. Pelaku

juga membatasi gerak laju terhadap korban karena klaim akan kerentanan fisik

atau bahaya medis dalam makanan dan lingkungannya.

d. MSP merupakan suatu perilaku yang disengaja. Pelaku juga bukan sekadar

psikotik (kondisi mental yang menyebabkan pengidapnya mengalami gangguan

dalam membedakan antara imajinasi dengan realita), kebingungan, mudah

mengakui kesalahannya atau orang yang tidak berpengalaman. Ketika ditelusuri

secara komprehensif, pelaku sangat paham dengan istilah–istilah medis dalam

memperkuat penipuannya. Pelaku juga kerap mencari sumber data yang

diperlukannya dari sumber daya internet untuk lebih mendalami akan masalah

kesehatan yang akan diberi terhadap korban sebelum melakukan penipuan.

e. MSP merupakan sebuah bentuk penganiayaan karena korban di eksploitasi

baik fisik dan psikisnya. Oleh karena itu, MSP harus masuk ke dalam undang–

undang di setiap negara. Status tersebut dapat menetapkan kewajiban atau

melegalkan kepada setiap pihak rumah sakit/dokter atau individu yang terlibat

menemukan dan memiliki alasan yang kuat terhadap penemuan penganiayaan

terhadap anak kecil atau anak dewasa yang berada dalam pengasuhan untuk

“segera dilaporkan” penemuan tersebut pada penegak hukum atau layanan

pelindung hak anak. Sehingga apabila gagal dalam mengemban tugas ini dapat

dipertanggungjawabkan secara pidana ataupun perdata. Yang terpenting korban

yang menyadari penganiayaan tersebut akan merasa terancam atau terdorong

untuk melaporkan perbuatan keji tersebut sehingga korban tidak lagi menanggung

risiko yang lebih besar seterusnya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 21 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

Dari paparan karakteristik MSP di atas dapat disimpulkan bahwa ada

korban yang dimanipulasi kondisi kesehatannya oleh pelaku, korban bisa jadi

anak kecil, remaja atau dewasa yang masih di bawah pengasuhan, banyak

kerugian yang ditimbulkan secara fisik karena mendapat perlakuan kasar seperti

di cekik atau diberi racun dan lain sebagainya sedangkan secara psikologis

korban cenderung di asingkan dari dunia luarnya dengan alasan menjaga

kesehatan, pelaku juga dengan sengaja dan sadar akan perbuatannya dalam

menginduksikan sesuatu terhadap korban dan pelaku juga dengan sengaja

melakukan penganiayaan untuk melancarkan rencananya.

Sangat penting dalam membedakan antara MS dan MSP agar dalam

penggunaanya tidak keliru (JC Hamilton, 2016:231). Kedua entitas ini dapat hadir

dalam kasus yang sama, untuk itu perbedaan ini akan dijelaskan melalui tabel

berikut ini:

Munchausen syndrome/ Muncahausen syndrome by proxy/


factitious disorder factitious disorder imposed on another
Korban Diri sendiri seseorang dalam perawatan pelaku
(misalnya, anak, dewasa yang masih
ditanggung, pasien)
Pelaku Diri sendiri Seseorang yang merawat korban

Klasifikasi Gangguan mental Penganiayaan

Metode Pemalsuan, dilebih-lebihkan, Pemalsuan, dilebih-lebihkan,


Induksi Induksi
Motif umum Gratifikasi intrinsik untuk peran Biasanya perhatian, simpati, kepedulian,
sakit, seperti perhatian, dan perhatian sebagai orang tua dari anak
perawatan, dan kelonggaran bermasalah

Tabel 1 Perbedaan MS dan MSP menurut JC Hamilton.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 22 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

C. CHILD ABUSE

Child abuse atau kekerasan terhadap anak pertama kali dilaporkan

pada tahun 1860 oleh seorang ahli patologi dan kedokteran forensik, Ambroise

Tardieu. Pada tahun 1952 masyarakat mulai menaruh perhatian lebih pada

fenomena ini setelah tulisan Henry Kempe mengenai battered child syndrome

dalam Journal of The American Medical Association (Soetjiningsih, 2014).

Hingga saat ini child abuse mulai banyak dilaporkan.

Menurut World Health Organization (WHO) Child abuse merupakan

suatu bentuk penganiayaan dan penelantaran yang dialami oleh anak di bawah 18

tahun. Hal ini dapat mencakup semua jenis perlakuan sewenang–wenang baik

fisik dan/atau emosional, pelecehan seksual, penelantaran, pengabaian dan

eksploitasi komersial dan lain sebagainya, yang dapat menimbulkan kerugian

nyata atau berpotensi memiliki dampak buruk pada kesehatan, kelangsungan

hidup, tumbuh kembang atau marwah anak dalam konteks tanggung jawab

hubungan seseorang yang dipercaya dan memiliki kekuasaan atas anak tersebut

(World Health Organization, 2020).

Sedangkan menurut Undang–Undang RI No 35 Tahun 2014,

kekerasan pada anak adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat

timbulnya kesengsaraan atau penderitaan baik psikis, fisik seksual dan

penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan atau

perampasan kemerdekaan secara melawan hukum. Selanjutnya, Kempe, dkk

(1962) dalam Soetjiningsih (2005) mengartikan kekerasan terhadap anak sebagai

munculnya perlakuan ekstrem pada anak-anak.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 23 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

Jadi, berdasarkan hal di atas kekerasan terhadap anak merupakan

segala bentuk perilaku/tindakan yang dapat merugikan internal anak (psikologis,

emosional) dan eksternal anak (luka fisik, cedera, tumbuh kembang dan lain

sebagainya), hal ini tentu dikhawatirkan dapat mengganggu masa depan anak dan

munculnya trauma sehingga anak tidak dapat menjalani kehidupan yang normal.

Adapun jenis-jenis kekerasan terhadap anak dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik merupakan suatu tindakan yang dapat mengakibatkan

fisik cedera, mengalami kerusakan atau sakit. Misalnya seperti menampar,

memukul, memutar lengan, mencekik, menusuk, membakar, mengikat,

menendang atau mengancam dengan benda atau senjata dan yang terburuk dapat

merengut nyawa (Unicef, 2000:2).

2. Kekerasan Psikologis

Kekerasan psikologis merupakan suatu tindakan penganiayaan dan

intimidasi, menyalahgunakan wewenang dengan mengancam, membatasi

ruang gerak/bergaul dengan lingkungannya, mengawasi, mengambil hak asuh

anak-anak, menghancurkan benda-benda kesayangan anak, mengisolasi,

membentak-bentak dan melakukan penghinaan secara berulang (Unicef,

2000:2). Azevedo and Viviane membagi klasifikasi kekerasan psikologis

(Azevedo & Viviane, 2008:68) seperti pada tabel di bawah ini:

KLASIFIKASI CONTOH PERILAKU

Indifference (tidak peduli) Bersikap acuh pada anak dan hanya bicara bila

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 24 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

diperlukan saja, mengabaikan perawatan dan kebutuhan


anak, tidak memberi perlindungan dan sangat kurang
berinteraksi pada anak.
Mengolok-olok, menghindar, mencaci anak didepan
Humiliation umum, membuat mereka merasa kekanak-kanakan,
(mempermalukan) membunuh karakter, menjatuhkan martabat dan harga
diri anak dan lain sebagainya.
Menolak atau tidak menginginkan kehadiran anak, tidak
Rejection (penolakan) menghargai gagasan dan prestasi anak serta
mendiskriminasi anak.
Menimbulkan situasi seperti mengancam sehingga
Terror (teror)
membuat anak takut, khawatir dan lain sebagainya.

Tabel 2 Klasifikasi kekerasan psikologis menurut Azevedo dan Viviane.

Hal ini didukung oleh Sinclair (1998), ia juga memaparkan klasifikasi


kekerasan psikologis pada anak dengan tabel di bawah ini:

KLASIFIKASI CONTOH PERILAKU


Melakukan pengancaman seperti ingin membunuh
atau melukai anak, mengungkit-ungkit masa lalu
Teror dan mengancam
buruk anak dan mengancam merusak barang
kesenangan dan lain sebagainya.
Memberi ujaran kasar atau kata-kata yang tidak
disukai oleh anak, membentak dan memaki seperti
Verbal
mengatakan bodoh, nakal, anak tidak berguna dan
sebagainya.
Mengintimidasi anak untuk melakukan apa yang
tidak diinginkannya, melakukan tindakan yang
Pemaksaan
tidak senonoh kepada anak, seperti melecehkan
anak atau membersihkan piring dengan lidahnya.
Menyangkal emosi anak, tidak memberi perhatian
Emosi yang cukup dan memberikan rasa khawatir dan
takut.
Membatasi mobilitas anak, mengambil kebutuhan
dasar anak seperti tidur, makan bermain
Kontrol
menghilangkan kesenangan anak dan lain
sebagainya.
Memanfaatkan kepercayaan anak untuk hal-hal
yang salah, menyembunyikan informasi, menjadi
Penyalahgunaan dan
yang selalu benar, tidak mendengarkan, tidak
Pengabaian
menghargai/menghormati anak, tidak menanggapi
dan lain sebagainya

Tabel 3 Klasifikasi Kekerasan Psikologis menurut Sinclair.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 25 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

3. Kekerasan Seksual

Kekerasan seksual merupakan tindakan pengancaman,

pemaksaan mengintimidasi atau menggunakan kekuatan fisik untuk

melakukan hubungan badan/seks dengan orang lain (Unicef, 2000:2).

Sedangkan menurut World Health Organization (dalam Infodatin, 2018)

kekerasan seksual merupakan hubungan seksual non-konsensual (tindakan

seksual yang melibatkan kontak seperti Voyeurism (suatu kenikmatan

seksual dari mengintip lawan jenis, mengintip kegiatan seksual) dan

pelecehan seksual), atau melakukan perdagangan seksual secara paksa

dengan orang tidak menyetujui atau menolak dan eksploitasi di internet

atau media sosial.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 26 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

4. Kekerasan Ekonomi

Kekerasan Ekonomi meliputi perbuatan seperti menolak

mendanai anak, menolak dalam berkontribusi dalam memenuhi finansial

anak, menolak memenuhi kebutuhan primer anak, mengontrol segala akses

medis untuk perawatan kesehatan dan pekerjaan. (Unicef, 2000:2). Dalam

kekerasan ekonomi orang tua tidak memenuhi asupan gizi anak dan

kebutuhan untuk bersekolah, sehingga hal ini berdampak pada tumbuh

kembang anak.

Jadi, dari paparan di atas banyak yang menjadi faktor

perlakuan orang tua termasuk ke dalam child abuse. Dapat disimpulkan

bahwa sesuatu yang bersifat penganiayaan, melakukan tindakan kekerasan

baik verbal dan non verbal, eksploitasi, membatasi dan mengabaikan hak-

hak anak dapat diidentifikasi sebagai salah satu atau sebuah bentuk

kekerasan terhadap anak.

D. KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa sendiri terbagi menjadi dua kata komunikasi

(communication) yang berasal dari bahasa latin yaitu “common” yang berarti

“sama” menurut pendapat Wilbur Schramm. Oleh karena itu komunikasi secara

garis besar memiliki fungsi sebagai memunculkan persamaan antara komunikator

(orang yang menyampaikan pesan) dan komunikan (orang yang menerima pesan).

Sedangkan massa atau “mass” disampaikan oleh P.J Bouman diperuntukkan untuk

khalayak luas atau penduduk yang besar, kadang pula merujuk pada pendengar

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 27 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

yang luas yang tidak ada dalam organisasi tertentu tetapi ada ikatan serta

persamaan jiwa. Dari hal ini dapat dikatakan massa ada yang terlihat konkret dan

ada pula yang maya (tidak terlihat) (dalam Sunarjo & Djunaesih S, 1981:37-42).

Komunikasi massa sendiri menurut Gerbner merupakan

pendistribusian dan produksi yang didasari oleh teknologi dan lembaga yang

berkesinambungan melakukan penyebaran pesan pada masyarakat industri.

Wiryanto menambahkan komunikasi massa adalah tipe komunikasi manusia yang

muncul bersamaan dengan mulai maraknya penggunaan alat-alat mekanik, yang

dapat melipat gandakan pesan-pesan komunikasi (dalam Devianti, 2022:88).

Berhubungan dengan hal di atas Devito (dalam Nurudin, 2007)

mendefinisikan komunikasi massa adalah penyaluran komunikasi menggunakan

pemancar-pemancar baik visual atau secara audio. Adapun bentuk dari

komunikasi massa dapat dilihat seperti surat kabar, televisi, majalah, buku, film,

buku. Komunikasi massa memiliki ciri-ciri diantaranya, Komunikator yang

melembaga, Komunikannya yang majemuk, Pesan bersifat umum, Komunikasi

satu arah, Komunikasi massa berlangsung serentak, Dikendalikan oleh

Gatekeeper, Memerlukan alat/teknis. Film adalah salah satu produk komunikasi

massa karena memiliki ketujuh ciri-ciri di atas.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 28 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

1. Film

August dan Louse Lumiere dua bersaudara yang sering disebut

Lumeire Brother Pada tahun 1805 menciptakan film untuk pertama kalinya dan

terus mengalami perkembangan. Hingga film Trip To The moon karya George

Meilies menampilkan film dengan sentuhan editing. Pada abab ke-19 pertengahan,

untuk pertama kalinya film di luncurkan dengan bahan dasar seluloid. Namun

bahan dasar seluloid sangat mudah terbakar bahkan sangat sensitif dari percikan

abu rokok sekalipun. Hal ini yang menjadikan banyak peneliti/ahli gencar untuk

mengembangkan film agar lebih efektif dan efisien untuk ditonton (Effendy,

2009:11).

Sebagai sebuah seni film berkembang dengan sangat pesat, walaupun

dalam prosesnya ada pesimisme dan menuai kritikan tajam karena film

merupakan fenomena baru kala itu. Film dapat diartikan sebagai sebuah seni

karena dalam penciptanya dapat menyerupai realitas yang terjadi. Film adalah

serangkaian imaji yang ditampilkan ke dalam sebuah layar yang berada di ruang

gelap. berbeda dengan gambar film merupakan kumpulan gambar atau imaji-imaji

yang di proyeksikan secara beruntun sehingga menghasilkan gambar yang dapat

bergerak (Ariansah, 2008:2).

Film merupakan komunikasi massa yang memiliki peran sebagai

sarana hiburan. Namun belakangan film tidak lagi sekadar hanya menghibur akan

tetapi film dapat memuat pesan mengenai suatu fenomena yang terjadi di realita

sosial sehingga hal ini dapat membentuk persepsi dan/atau mempengaruhi pola

fikir masyarakat (Sobur, 2006:127). Oleh karena itu film menjadi satu media

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 29 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

informasi yang paling banyak diminati karena dalam penyampaian pesannya

dibuat semenarik mungkin, sehingga dapat merasuki pikiran dan dapat

memengaruhi perasaan penonton. Film tidak hanya sekadar upaya dalam

menyampaikan “imaji yang bergerak”, namun terkadang memiliki tanggung

jawab moral dalam membuka wawasan masyarakat dan menyebarluaskan pesan

dengan memuat unsur hiburan yang meningkatkan rasa semangat, inovasi, kreasi,

unsur politik kapitalisme dan hak asasi maupun life style (Sumarno, 1995:13).

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa film merupakan suatu

susunan gambar yang ditampilkan secara beruntun dengan suatu media

(proyektor, layar kaca) untuk menghibur, menggambarkan suatu fenomena sosial

atau menyampaikan sebuah gagasan/pesan baik secara implisit atau eksplisit yang

dapat menambah pengetahuan serta wawasan dan merubah sudut pandang, yang

ditampilkan semenarik mungkin.

Jadi, dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa film merupakan

salah satu media massa yang terdiri dari gambar yang bergerak (visual) dan suara

yang dirangkai sedemikian rupa untuk menyampaikan suatu informasi kepada

khalayak luas. Film sendiri terdapat beberapa jenis dengan penyajian yang durasi

yang berbeda pula. Seiring berjalannya waktu film juga memiliki genre/kategori

yang berbeda-beda seperti comedy, thiller, action, documentary dsb. Dalam

penelitian ini film yang akan dijadikan rujukan penelitian adalah film The Act

Hulu.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 30 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

2. Film The Act Hulu’s

Gambar 1 Poster Film The Act Hulu 2019.

Hulu merupakan sebuah situs web atau layanan berlangganan over the

top (OTT) yang menyediakan ragam saluran video diantaranya film, acara TV dan

web series dan lain sebagainya. Sejauh ini saluran Hulu masih terbatas dan hanya

tersedia di Amerika Serikat dan Jepang. Hulu sendiri telah banyak menggarap web

series dan film. The Act merupakan salah satu series yang sempat digarap oleh

Hulu. Diproduksi oleh Nick Antosca, Michelle Dean, Britton Rizzio, Gregory

Shephard dan Jan Peter Meyboo. Disutradarai oleh oleh Laure de Clermont-

Tonnerre, Adam Arkin, Christina Choe, Steven Piet, dan Hannah Fidell untuk

Hulu.

Series The Act tayang perdana pada 20 maret 2019 dengan delapan episode.

Cerita The Act sendiri diangkat berdasarkan kisah nyata pada fenomena MSP yang

menimpa Gypsy Rose Blanchard (diperankan oleh Joey King) dan ibunya Dee

Dee Blanchard (diperankan oleh Patricia Aquette). Beberapa peran penting

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 31 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

lainnya seperti Lacey (diperankan oleh Anna Sophia Robb), Mel ibunya Lacey

(diperankan oleh Chloë Sevigny) yang merupakan tetangga Gypsy Rose dan Dee

Dee dan Nick Godejohn (diperankan oleh Calum Worthy), pacar Gypsy yang

membunuh Dee Dee.

3. Mise En Scene

Pada sebuah film biasanya terdapat penambahan unsur tertentu di tiap

adegannya baik secara implisit maupun eksplisit. Upaya tersebut dimaksudkan

untuk menambah kesan serta pesan pada adegan, sehingga menghasilkan suatu

ruang realitas yang dapat membuat penonton ikut merasakan penggambaran dari

adegan tersebut. Hal ini di kenal sebagai mise en scene, yang merupakan sebuah

bahasa Perancis dengan makna “Putting in the scene” atau sebuah setting frame

yang muncul pada sebuah film (Bordwell dan Thomson, 2008: 112).

Mise en scene dalam film memiliki unsur-unsur seperti Latar (tata

ruang) serta waktu, make up, kostum, ekspresi karakter, tata suara, teknik

pengambilan gambar dan proses penyuntingan gambar (Ida Bagus, 2019:2). Pada

teknik pengambilan gambar unsur yang dimasukkan seperti jenis-jenis shot:

extreme wide shot (pengambilan luas dari atas dan menampakkan seluruh area),

very wide shot (pengambilan luas namun lebih sempit), wide shot (pengambilan

yang menampakkan keseluruhan subjek), medium shot ( menampakkan sebagian

dari subjek), medium close up (menampakkan bagian dada sampai kepala subjek),

close up (menampakkan bagian kepala subjek), dan extreme close up

(menampakkan detail dari wajah subjek). Ada juga seperti over shoulder shot

untuk mengambil percakapan antara dua karakter.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 32 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

E. INTERAKSI SIMBOLIK

Interaksi simbolik merupakan suatu gagasan yang menelisik interaksi

alami manusia dengan sesamanya. Akar pemikiran terhadap teori ini berawal dari

Max Weber, lalu dicetuskan kembali oleh George Harbert Mead. Mead meraih

gelar profesornya di kampus Oberlin, Ohio. Mead kerap memberi kuliah di

beberapa kampus hingga Mead diundang oleh John Dewey untuk mengajar di

Universitas Chicago dan menjadi pionir “the theoretical perspective” yang

menjadi asal “teori interaksi simbolik”. Hingga kemudian Herbert Blummer salah

satu murid Mead meneruskan gagasan tersebut yang menjadi pelopor Mazhab

Chicago.

Interaksi simbolik adalah suatu pemahaman yang menganggap bahwa

tiap individu pada hakikatnya memiliki unsur kebudayaan yang saling berinteraksi

satu sama lain hingga menghasilkan “buah pikiran” dan disepakati secara bersama

(Siregar, 2012:103). Interaksi simbolik sendiri mengkaji bagaimana suatu individu

menangkap makna dan mempengaruhi perilaku individu tersebut. proses tersebut

seringnya terjadi seperti pertukaran makna antara individu yang satu ke individu

lainnya dengan berinteraksi terhadap stimulus yang diberikan dan meresponya.

Douglas berpendapat (dalam Ardianto,2007:136) gagasan mengenai interaksi

simbolik didasari oleh terbentuknya makna dalam pikiran (Mind), mengenai

konsep diri (Self), dan hubungannya di dalam interaksi sosial serta berorientasi

kepada menginterpretasikan makna di tengah masyarakat (society).

Pada awalnya Goerge Herbert Mead membagi tiga konsep yang

menjadi asas dalam interaksi simbolik (Siregar, 2012:104) diantaranya,

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 33 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

pentingnya makna terhadap perilaku manusia, pentingnya makna dalam

membangun konsep diri, dan makna sebagai hubungan antara individu dengan

masyarakat. Peneliti juga menggambarkan konsep awal ini pada tabel dengan

bentuk segitiga sebagai berikut:

PENTINGNYA MAKNA BAGI


PERILAKU
MANUSIA
PENTINGNYA MAKNA ATAS
KONSEP DIRI

HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU


DAN MASYARAKAT

Gambar 2 Segitiga interaksi simbolik.


Sumber: peneliti.

Lalu pada perkembangannya Herbert Blumer mengembangkan ketiga

konsep tersebut secara komprehensif menjadi tujuh konsep (Siregar, 2012:104)

diantaranya: manusia merespon orang lain berdasarkan makna yang diberikan

orang tersebut, makna diciptakan dalam interaksi yang terjadi antara manusia,

makna dimodifikasi melalui sebuah proses interpretif, setiap individu

mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan orang lain, konsep diri

memberikan sebuah motif penting dalam berperilaku, orang dan masyarakat

dipengaruhi oleh proses budaya dan sosal, struktur sosial dihasilkan melalui

interaksi sosial. Untuk memperjelas hubungan antara konsep Mead dan Blummer,

peneliti memaparkannya melalui tabel berikut ini:

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 34 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

No. Goerge Herbert Mead Herbert Blumer


Manusia merespon orang lain berdasarkan makna
yang diberikan orang tersebut.

Contoh: orang yang sedang tersenyum memberi


makna bahwa orang tersebut adalah orang yang
ramah.

Makna diciptakan dalam interaksi yang terjadi


antara manusia.
PENTINGNYA MAKNA
Contoh: A memaknai bahwa bakso yang dimakan
1 BAGI PERILAKU
saat itu enak, B juga memaknai hal yang sama.
Kesamaan makna tersebut akan menimbulkan
interaksi antara A dan B

Makna dimodifikasi melalui sebuah proses


interpretif.
Blummer juga menambah proses interpretif
terbagi tiga:
- Makna dasar suatu tanda
- Makna berdasarkan pengalaman yang
terlibat pada tanda tersebut
- Makna berdasarkan tanda yang telah
disepakati oleh masyarakat (sosial)

Contoh: Gembok memiliki makna dasar suatu alat


pengunci pintu. Gembok adalah sesuatu yang
bersifat romantis apabila gembok tersebut menjadi
simbol cinta dari suatu hubungan. Gembok secara
sosial disepakati sebagai sesuatu yang bersifat
untuk mengamankan sesuatu

Setiap individu mengembangkan konsep diri


melalui interaksi dengan orang lain.

Seseorang tidak serta merta lahir dengan konsep


diri melainkan konsep diri lahir dari interaksi yang
PENTINGNYA MAKNA terjadi terhadap lingkungannya seperti: keluarga,
2 ATAS KONSEP DIRI teman dekat, guru dsb.

Contoh: Seorang anak akan tumbuh sebagai


seorang yang percaya diri dari asuhan orang tuanya
yang mendukung anak serta memberi motivasi
terhadap anak.

Konsep diri memberikan sebuah motif penting


dalam berperilaku.

Konsep diri seseorang sangat mempengaruhi


terbentuknya nilai-nilai, keyakinan dan karakter
yang terefleksikan terhadap perilaku orang
tersebut.

Contoh: Konsep diri seorang mahasiswa berbeda


dengan konsep diri seorang sarjana.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 35 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

Orang dan masyarakat dipengaruhi oleh proses


budaya dan sosal.

HUBUNGAN ANTARA Perilaku seseorang akan terbatasi berdasaraka


INDIVIDU DAN norma-norma sosial yang telah terbentuk.
3
MASYARAKAT
Contoh: Seseorang tidak melanggar rambu lalu
lintas, karna hal tersebut adalah norma yang
berlaku dalam suatu masyarakat.

Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial.

Norma-norma sosial tersebut lahir dan


menyesuaikan terhadap interaksi yang terjadi
diantara manusia itu sendiri.

Contoh: Suatu negara akan membuat hukum


berdasarkan bagaimana kesepakatan yang terjadi
dengan masyarakat negara tersebut untuk
menyesuaikan hukum itu dengan kebutuhan
masyarakat disana.

Tabel 4 Interaksi simbolik Mead dan Blummer.

Sumber: peneliti.

Jadi, dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi simbolik

merupakan suatu proses pembentukan perilaku individu terhadap proses

pemaknaan yang dilakukan terhadap suatu objek atau tanda berdasarkan

pengalaman, budaya dan struktur sosial yang berlaku. Interaksi simbolik juga

menentukan bagaimana suatu individu dapat memiliki konsep diri baik itu nilai

dan norma yang dianutnya, keyakinan dan kepercayaan dirinya. Dalam hal ini

faktor terpenting dalam pembentukan perilaku dan konsep diri adalah interaksi

yang terjadi dengan lingkungan suatu individu. Lingkungan yang paling dekat

adalah orang tua dengan kata lain orang tua memegang peran penting dalam

membentuk perilaku dan konsep diri sang anak. Namun bagaimana bila orang tua

mengabaikan peran tersebut dan justru mencederai anak nya. Dalam penelitian ini

akan menggunakan pendekatan interaksi simbolik untuk mengkaji dampak dari

MSP terhadap pembentukan perilaku dan konsep diri anak.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 36 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

F. SIMIOTIKA FERDINAND DE SASSURE

Semiotika merupakan suatu keilmuan atau metode analisis dalam

mengkaji suatu tanda. Dalam menjalani kehidupan diantara manusia, tanda ialah

suatu perangkat yang lazimnya digunakan. Semiologi atau semiotika pada

umumnya digunakan untuk mempelajari cara manusia dalam memaknai banyak

hal. Dalam hal ini memaknai (to signfy) tidak dicampuradukkan dengan

mengkomunikasikan (to communicate). Aktivitas memaknai merupakan suatu

yang menganggap bahwa objek-objek tidak terbatas dari sekadar membawa

informasi melainkan bagaimana objek-objek tersebut berkomunikasi juga

memberi suatu ketetapan akan struktur dari tanda tersebut menurut menurut

Barthes dan Kurniawan dalam Sobur (2013: 15).

Secara etimologis semiotik atau simeon yang berasal dari kata Yunani

memiliki makna “tanda”. Suatu tanda dapat didefinisikan atas dasar kesepakatan

yang telah terbangun sebelumnya dalam mewakili sesuatu yang lain. Pada

awalnya tanda dimaknai sebagai sesuatu yang kausalitas seperti adanya asap

pertanda ada api sebelumnya, suara sirene pemadam kebakaran menandakan

adanya kebakaran di suatu tempat. Sementara itu, secara terminologi kata

semiotika pertama kali diperkenalkan pada abab ke-19 di Amerika Serikat oleh

Charles Sanders Peirce sebagai suatu doktrin formal terhadap tanda (Sobur,

2013:13).

Ferdinand De Saussure merupakan penggagas ilmu semiotika dan

merupakan ahli linguistik. Menurut De Saussure bahwa bahasa merupakan bagian

dari semiotika. Bahasa adalah jenis tanda dan semiotika merupakan ilmu yang

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 37 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

mengkaji proses menanda dan menandai, hal ini dapat diartikan bahwa linguistik

memiliki koherensi terhadap ilmu semiotika. Tanda juga merupakan objek fisik

dari sebuah makna. Sebuah tanda setidaknya terdiri dari penanda dan petanda.

Dimana “penanda” dimaksudkan sebagai sebuah imaji atau citra dan “petanda”

adalah suatu konsep pemaknaan yang memiliki makna konvensional dengan

bahasa yang sama (Vera, 2014:18).

Selanjutnya De Saussure beranggapan bahwa seluruh yang ada di

dunia dapat disebut sebagai tanda oleh manusia dengan bahasa yang dimilikinya.

Suatu tanda inheren dengan sistem pemaknaan. Oleh karenanya tidak ada suatu

tanda yang secara alamiah memiliki hubungan dengan makna, melainkan adanya

kesepakatan bersama antara manusia dengan bahasa yang dimilikinya. Dalam hal

ini De Saussure membedakan antara langue/language (bahasa) dan speech

(perkataan) (Vera, 2014:19). Bahasa merupakan suatu sistem yang bersifat formal

dan dapat dianalisis secara terpisah sedangkan perkataan adalah suatu penggunaan

bahasa dalam menyampaikan maksud tertentu.

Teori De Saussure sendiri memiliki prinsip bahwa tanda tersusun dari

dua bagian yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified). Tanda merupakan

gabungan dari objek dan makna atau konsep. Hubungan antara penanda dan

pertanda disebut sebagai signifikasi atau proses pemahaman akan tanda (Vera

2014:19). Lebih jelasnya penanda adalah medium dari suatu tanda berupa objek

seperti imaji/visual, bunyi/suara, coretan atau kata sedangkan pertanda adalah

makna, ide atau konsep. Hubungan antara penanda dan pertanda tidak selalu

absolut melainkan bersifat arbiter (sembarang) (Barker, 2004 dalam Vera,

2014:20).

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 38 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

SIGN
TANDA
REALITAS
SIGNIFIER SIGNIFIED SIGNIFIKASI
PENANDA PETANDA
EKSTERNAL
- OBJEK - KONSEP
ATAU MAKNA
TANDA - INTERPRE
- BENTUK TASI

Gambar 3 Struktur semiotika Ferdinand De Saussure.

Konsep dikotomi atau dyadic Ferdinand De Saussure menelisik

hubungan antara penanda dengan pertanda melalui proses signifikasi sehingga

pada tiap penyusunannya tidak memiliki hal khusus melainkan sesuatu yang

bersifat sosial atau konvensional.

G. PENELITIAN TERDAHULU

Pada bagian ini terdapat beberapa penelitian terdaHulu yang memiliki

relevansi terhadap judul yang akan diteliti. Secara umum penelitian terdaHulu

merupakan penelusuran terhadap penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan

guna untuk memberi perbandingan baik persamaan dan perbedaan terkait dengan

penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun paparan penelitian terdaHulu yang

relevan akan dipaparkan pada tabel berikut ini:

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 39 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

NO. PENELITIAN TERDAHULU


1. Nama peneliti: Yulianti
Judul penelitian: Pengaruh Kekerasan Fisik Terhadap Perilaku Disiplin Anak
Tahun: 2021
Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kepustakaan dengan melakukan penelusuran terhadap buku,
majalah dan sumber data yang relevan di dalam perpustakaan.
Persamaan: Menganalisis tentang kekerasan yang dilakukan oleh orang tua
dengan anak
Perbedaan: Memiliki variable yang berbeda, tidak menganalisis faktor
penyebab kekerasan terhadap anak berdasarkan gangguan
psikologis tertentu, membahas mengenai efek yang di
timbulkan oleh perlakuan kekerasan pada anak terhadap
tingkat kedisiplinan anak
Hasil penelitian: Dalam membentuk perilaku disiplin anak dengan pola
pengasuhan kasar sangat berpengaruh, walau membangun
karakter disiplin diperlukan waktu yang lama, pola pengasuhan
kasar dapat memenuhi hal tersebut sehingga anak bertumbuh
menjadi dewasa. Untuk menghasilkan anak yang disiplin
sangat bergantung pada pola pengasuhan orang tuan dalam
mendisiplinkan anak dan mendidiknya.

2. Nama peneliti: Sakroni


Judul penelitian: Kekerasan Terhadap Anak Pada Masa Pandemi Covid-19
Tahun: 2021
Metode: Kajian dalam tulisan ini bersifat studi kepustakaan. Teknik
yang digunakan adalah metode analisis isi
Persamaan: Sama-sama menganalisis kekerasan terhadap anak yang
dilakukan oleh orang tua.
Perbedaan: Menganalisis kekerasan terhadap anak di saat pandemi covid-
19, tidak membahas mengenai MSP sebagai suatu keadaan
psikologis orang tua terhadap kekerasan yang terjadi pada
anak.
Hasil penelitian: Anak merupakan kolompok yang sangat rentan terhadap
paparan COVID – 19 dan mengharuskan anak untuk tetap
berada di rumah, namun hal ini tidak membuat anak aman dari
tindak kekerasan yang dilakukan oleh orang tua. Hal ini terjadi
karena orang tua sangat melazimkan tindak kekerasan menjadi
upaya untuk mendisiplinkan anak yang malas belajar, nakal
dan lain sebagainya. Di saat pandemi COVID-19 kekerasan
menjadi kebablasan orang tua dalam mendidik anaknya di
karena pandemi mendatangkan ketidakpastian dan stres
terhadap orang tua sehingga menjadikan anak objek
pelampiasan.

3. Nama peneliti: Abdul Kadir, Anik Handayaningsih


Judul penelitian: Kekerasan Anak dalam Keluarga

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 40 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

Tahun: 2020
Metode: Menggunakan metode analisis deskriptif, dengan
mendeskripsikan fakta-fakta yang nantinya akan dianalisis dan
memberi pemahaman serta penjelasan..
Persamaan: Membahas kekerasan yang terjadi pada anak oleh orang tua
yang terjadi pada keluarga
Perbedaan: Tidak membahas MSP sebagai suatu faktor tindak kekerasan
terhadap anak.
Hasil penelitian: Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa banyak yang
menjadi faktor penyebab terjadinya kekerasan terhadap anak di
dalam keluarga di antaranya, pewarisan kekerasan antar
generasi, kekerasan anak dalam keluarga sulit terungkap di
ruang publik dan latar belakang budaya dimana kedudukan
anak selalu ditempatkan di posisi terendah. Dalam hal ini
peneliti menekankan kesadaran orang tua untuk memahami
kondisi anak tanpa melibatkan kekerasan dan juga anak
merupakan titipan yang harus dijaga dengan baik.

4. Nama peneliti: Sarifa Suhra (Dosen STAIN Watampone)


Judul penelitian: Kekerasan Perempuan Dan Anak Dalam Media Dan Upaya
Penanggulangannya
Tahun: 2020
Metode: Jenis penelitian pustaka dengan metode kualitatif deskriptif
analisis.
Persamaan: Membahas fenomena kekerasan pada anak yang
dikonstruksikan oleh media
Perbedaan: Tidak menyinggung secara spesifik kondisi psikologis yang
dapat menyebabkan kekerasan pada anak, pembahasan
kekerasan juga tidak dikhususkan pada anak saja melainkan
perempuan.
Hasil penelitian: Dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kekerasan
fisik, psikis, pencabulan, perdagangan manusia dan eksploitasi
rentan dialami oleh anak dan perempuan. Faktor penyebab dari
fenomena ini dapat dijabarkan melalui beberapa teori seperti
teori biologis bahwa perilaku agresif sebagai bentuk ekspresi
naluri genetik merupakan bawaan dari sifat manusia, teori
frustrasi dimana manusia memiliki kecenderungan
melampiaskan frustasinya pada orang lain dan teori
pembelajaran menekankan bahwa perilaku agresif diproduksi
oleh pengasuh seperti orang tua, pembantu dan guru. Dalam
upaya pencegahan hal ini media sangat memiliki peran penting
untuk mengedukasi masyarakat dalam meningkatkan
kesadaran terhadap tindak kekerasan pada anak dan
mengurangi tontonan yang berbau kekerasan pada televisi.

5. Nama peneliti: William, Septia Winduwati


Judul penelitian: Representasi Kekerasan Non-Fisik Pada Film Joker
Tahun: 2021
Metode: Menggunakan metode kualitatif dengan metode penelitian
analisis semiotika Ferdinand De Saussure

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 41 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

Persamaan: Menganalisis bentuk kekerasan yang dikonstruksikan pada


medium film
Perbedaan: Tidak membahas tindak kekerasan pada anak yang di lakukan
oleh orang tua, fokus pada kekerasan yang bersifat non-fisik
seperti mengolok-olok.
Hasil penelitian: Film ini memberikan tanda yang menggambarkan kekerasan
non-fisik seperti perkataan yang tidak menghargai orang lain,
kata-kata yang menjatuhkan martabat orang lain, diskriminasi
terhadap orang yang memiliki perilaku yang berbeda dari
masyarakat biasanya, mengolok-olok orang yang memiliki
kekurangan, tidak memberikan kepercayaan untuk
menunjukkan sesuatu pada orang tersebut. semua hal ini
direpresentasikan dalam film Joker yang menimpa karakter
utamanya. Peneliti juga mengkaitkan penemuannya dengan
realitas sosial dimana masyarakat modern masih saja
melakukan aktivitas perundungan dalam menyakiti orang lain.

6. Nama peneliti: Gita Batari Hermayanthi


Judul penelitian: Representasi Kekerasan Pada Anak Dalam Film Miss Baek
Tahun: 2021
Metode: Jenis metode yang diterapkan adalah penelitian deskriptif
kualitatif dan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes
Persamaan: Sama-sama menganalisis bentuk kekerasan yang dilakukan
oleh orang tua terhadap anak dengan media film dan analisis
semiotika.
Perbedaan: Tidak menganalisis bentuk psikologis tertentu orang tua
sebagai penyebab kekerasan, menggunakan pendekatan teori
semiotika yang berbeda.
Hasil penelitian: Dalam penelitian ini hampir semua bentuk kekerasan yang
memiliki dampak jangka panjang tergambarkan pada setiap
adegan di film miss baek, seperti kekerasan fisik yang
dilakukan orang tua, kekerasan emosional, penelantaran secara
fisik, penelantaran secara emosional, kekerasan antar generasi,
stres sosial (sosial ekonomi dan orang tua tunggal), struktur
keluarga (keluarga non biologis), dampak jangka panjang
akibat luka fisik, trauma dengan orang lain dan merendahkan
diri sendiri. Mitos yang terungkap pada film adalah seorang
anak kekerasan fisik yang dilakukan oleh orang asing sangat
jarang terjadi namun kekerasan yang terjadi pada lingkungan
terdekat anak dalam hal ini keluarga, pengasuhnya atau salah
satu dari anggota keluarga yang justru sering terjadi.

7. Nama peneliti: Fitriani Nur Magfiroh


Judul penelitian: Representasi Kekerasan Seksual Pada Anak Tuna Rungu
Dalam Film Silenced
Tahun: 2018
Metode: Metode kualitatif dengan pendekatan paradigma konstruktivis
dan menganalisis menggunakan teori semiotika Roland barthes
Persamaan: Membahas perlakuan kekerasan yang dialami oleh anak,
menganalisis perlakuan tersebut dalam penggambaran pada

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 42 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

film dengan pendekatan semiotika


Perbedaan: Tidak membahas isu psikologis tertentu orang tua sebagai
faktor penyebab kekerasan pada anak, menggunakan film yang
berbeda dan menganalisis bentuk kekerasan pada film dengan
pendekatan teori yang berbeda.
Hasil penelitian: Dalam film Gong Ji young ditemukan tanda yang
menggambarkan makna kekerasan seksual pada anak tuna
rungu pada film tersebut secara denotasi, kekerasan yang
dialami oleh anak tuna rungu seperti merayu, meraba,
mengancam, memberi imbalan, kekerasan fisik sampai tindak
pemerkosaan yang ditampilkan secara eksplisit. secara
konotasi seperti penyalahgunaan kekuasaan, kekerasan
psikologis dan kekerasan ekonomi. Secara mitos makna
kekerasan terhadap anak berdasarkan nilai yang dianut oleh
masyarakat itu sendiri, dalam hal kekerasan terhadap anak
sudah di sepakati secara global oleh UNICEF.

8. Nama peneliti: Novia Marly


Judul penelitian: Representasi Nilai-Nilai Kekerasan Dalam Sinetron “Anak
Jalanan”
Tahun: 2018
Metode: Menggunakan metode penelitian kualitatif dan menganalisis
dengan pendekatan semiotika Roland Barthes
Persamaan: Membahas kekerasan yang digambarkan melalui media film,
menganalisis setiap bentuk kekerasan dengan pendekatan
semiotika.
Perbedaan: Tidak membahas kondisi psikologis tertentu orang tua sebagai
faktor kekerasan terhadap anak, menganalisis dengan
pendekatan teori semiotika yang berbeda.
Hasil penelitian: Pada sinetron anak jalanan ditemukan gambaran kekerasan
seperti kekerasan fisik, kekerasan psikologis, kekerasan
seksual, kekerasan finansial, kekerasan fungsional, kekerasan
rasional. Dari keenam unsur kekerasan ini sebenarnya pada
sinetron tersebut masih memuat unsur positif dimana hal
tersebut mengajarkan agar tidak mudah terjerumus dalam
kehidupan anak jalanan yang keras dan menimbulkan
keresahan di tengah masyarakat sehingga dalam hal ini sangat
diperlukan peran orang tua dalam membina dan mengawasi
pergaulan anaknya untuk menghindari hal-hal tersebut.

9. Nama Peneliti: Ravieda Sofarina


Judul penelitian: Dinamika Psikologis Individu Dewasa Awal Yang Diasuh
Oleh Ibu Dengan Munchausen By Proxy Syndrome Dalam
Kasus Pembunuhan Oleh Gypsy Rose Blanchard Terhadap
Ibunya
Tahun: 2021
Metode: Metode kualitatif dengan pendekatan kajian pustaka
Persamaan: Sama-sama membahas fenomena Munchausen By Proxy
Syndrome
Perbedaan: melakukan pendekatan yang berbeda dalam menganalisis yaitu

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 43 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

pendekatan Dinamika Psikologi.


Hasil penelitian: Penelitian menemukan beberapa aspek dalam dinamika
psikologi yang dialami oleh Gypsy. Aspek afektif ditemukan
bahwa Gypsy memiliki kecemasan neurotik akan ganjaran
yang akan diberikan oleh ibunya apabila ia tidak menuruti
ibunya. Gypsy merasakan perasaan tidak aman sehingga
mendorongnya untuk menyelamatkan diri dari perlakuan
ibunya. Pada saat kebenaran terungkap Gypsy merasakan
kekecewaan, amarah dan hilangnya rasa percaya. Untuk lepas
dari dekapan ibunya Gypsy terpaksa meminta pacarnya untuk
membunuh ibunya karena dia merasa tidak tega melakukan hal
tersebut melalui tangannya sendiri. Saat pembunuhan
berlangsung Gypsy sempat berubah pikiran dan ingin
menolong. Aspek kognitif, gypsy memiliki masalah irrational
belive dimana ia meyakini segala klaim ibunya mengenai
kondisi kesehatannya. Ia juga memiliki masalah uji realita
dimana menganggap pacarnya adalah pangeran, gypsy juga
tidak memiliki kemampuan problem solving. Aspek konatif,
gypsy mulai berani membentak atau melawan ibunya, ia
menjalani toxic relationship dengan kekasihnya sehingga
kekasihnya membantu melakukan pembunuhan ibunya, dalam
menenangkan diri Gypsy melakukan modeling dengan
meminum obat.

10. Nama peneliti: Ayşe AKPINAR


Judul penelitian: Munchausen By Proxy Syndrome
Tahun: 2021
Metode: Memilih kasus Munchausen Syndrome by Proxy yang terjadi
melalui pemberitaan di media Turki dan Amerika Serikat
seperti “abc news”,“radikal,” dan “miliyet”. Serta
penelusuran pustaka untuk menguraikan Munchausen
Syndrome by Proxy

Persamaan: Membahas tindak kekerasan terhadap anak yang didasari oleh


Munchausen By Proxy Syndrome melalui temuan kasus di
media massa.
Perbedaan: Tidak melakukan analisis kekerasan yang terjadi dengan
pendekatan semiotika.
Hasil penelitian: Dapat dikatakan bahwa sebagian besar kasus MSP dialami
oleh seorang ibu dan korban adalah anak yang diasuhnya.
Kekerasan fisik dan kekerasan psikologi dilakukan oleh pelaku
secara sistematis. Pelaku memiliki kepribadian narsistik ,
histeris dan depresi. Sebagian pelaku meyakini bahwa
perbuatannya tidak membahayakan melainkan
menyelamatkan anak tersebut. Tidak mudah dalam
mendiagnosa pelaku dengan MSP untuk itu staf medis sangat
memerlukan kehati-hatian terhadap perilaku yang
menggunakan instrumen medis yang dapat mencederai anak.
MSP sendiri berbeda dengan tindak kekerasan pada anak yang
lazimnya terjadi. Dalam penelusuran terhadap satu kasus besar

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 44 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

yang terjadi di turki dan satu kasus besar di amerika serikat


bermaksud untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan
bahayanya perilaku MSP itu sendiri. Ironisnya kasus MSP
menghadirkan kenyataan pahit bahwa sosok ibu yang menjadi
penjaga justru mengancam kesejahteraan anak itu sendiri.
Dalam menghindari hal tersebut dibutuhkan kewaspadaan dari
berbagai pihak khususnya staf medis.

Tabel 5 Penelitian terdaHulu.

Jadi, berdasarkan hasil penelusuran terhadap penelitian terdaHulu

yang relevan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang berjudul

“Representasi Munchausen Syndrome by Proxy sebagai bentuk kekerasan

terhadap anak” dapat dilaksanakan penelitiannya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 45 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

H. KERANGKA BERFIKIR

Kerangka berfikir meupakan rangkaian teori dan dapat pula berupa

penalaran rasional dalam mengurai secara ringkas dan terstruktur tentang teori dan

cara menggunakan teori tersebut untuk memberi jawaban terhadap penelitian dan

bagaimana alur yang akan dilakukan dalam penelitian. Adapun kerangka berfikir

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

FILM
THE ACT HULU

ANALISIS SEMIOTIKA
FERDINAND DE SAUSURE

SIGNIFIER SIGNIFIED

Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk


Kekerasan Terhadap Anak Pada Film The Act Hulu 2019

Gambar 4 Kerangka berpikir.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 46 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah cara bagaimana suatu permasalahan

spesifik di elaborasi untuk ditemukan suatu hasil terhadap permasalahan tersebut.

metodologi juga dapat diartikan sebagai suatu metode yang digunakan peneliti

untuk memproses suatu gagasan atau permasalahan untuk mencapai tujuan

peneliti. Metodologi juga merupakan suatu prinsip, proses dan sebuah tata cara

yang digunakan dalam penelitian untuk mengupas masalah dan mencari jawaban

(Mulyana, 2013:145). Dalam penelitian ini menggunakan paradigma

konstruktivis.

Metode penelitian merupakan suatu cara atau teknik dalam mencapai

tujuan. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode

ini digunakan untuk menyelidiki serta menjelaskan sesuatu atau menemukan

keunikan dari suatu peristiwa sosial yang tidak dapat di ukur melalui metode

kuantitatif. Menurut John W. Creswell penelitian kualitatif merupakan suatu

pendekatan yang memiliki proses penyelidikan dalam memahami masalah sosial

dan masalah manusia secara komprehensif dan disajikan dengan kata-kata,

menjabarkan pandangan informan secara detail serta disusun dalam sebuah kajian

ilmiah (Creswell, 1994). Penelitian ini berjenis deskriptif. Penelitian deskriptif

sendiri dalam prosesnya sejumlah variabel yang relevan dengan masalah dan unit

yang diteliti akan dideksripsikan untuk menemukan jawaban dari permasalahan

tersebut.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 47 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

B. SUMBER DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Sumber data merupakan suatu paparan mengenai bagaimana data

dapat diperoleh dan teknik pengumpulan data adalah suatu rangkaian cara

bagaimana data tersebut diperoleh untuk mendukung dan menyelesaikan

penelitian ini. adapun sumber dan tekniknya sebagai berikut:

1. Sumber Data

a. Data primer

Data primer atau data pokok diperoleh dari film “The Act Hulu” dari

potongan-potongan film yang memberikan gambaran mengenai Munchausen

Syndrome by proxy serta bentuk kekerasan yang terjadi pada film tersebut yang

sesuai dengan batasan masalah ada dalam penelitian ini.

b. Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini berdasarkan pengumpulan data

pendukung berupa dokumentasi dari sumber buku, jurnal, artikel, internet dan

penelitian terdaHulu serta teori-teori yang koheren guna mendukung terselesaikan

nya penelitian ini.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan secara

langsung dan bebas terhadap objek yang diteliti dan unit analisis dengan cara

menonton, mengamati dan meninjau setiap adegan film “The Act Hulu”,

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 48 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

kemudian memilih dan mengambil beberapa potongan adegan yang relevan serta

disesuaikan dengan model penelitian.

b. Wawancara

Wawancara digunakan peneliti untuk mengetahui permasalahan dari

responden secara mendalam serta memverifikasi temuan data yang didapat

selama penelitian berlangsung. Wawancara yang dilakukan bersifat tidak

terstruktur dimana peneliti tidak menggunakan angket atau pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis. Dalam wawancara tidak terstruktur

pedoman wawancara yang digunakan hanya memuat garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanya.

c. Dokumentasi dan Studi literatur

Pengumpulan data yang memiliki relevansi terhadap penelitian seperti

sumber buku, artikel, jurnal, internet dan lain sebagainya agar membantu

menyelesaikan penelitian ini.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 49 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

C. KRITERIA INFORMAN

Informan dalam penelitian merupakan seseorang yang dapat

memberikan data atau informasi suatu objek penelitian. Peneliti menggunakan

informan dalam penelitian ini untuk memvalidasi temuan data yang berhasil

disusun. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik

purposive sampling merupakan suatu metode pengambilan sampel data dengan

pertimbangan tertentu. Misalnya, orang yang dipilih dianggap memiliki

pengetahuan tentang objek penelitian atau menguasai bidang tersebut sehingga

peneliti mampu menjelajahi situasi sosial yang sedang dikaji (Sugiyono 2012:54) .

Dalam penelitian ini informan dipilih oleh peneliti karan dianggap

terbaik dalam memberikan informasi pendukung pada penelitian ini. Berikut

adalah nama informan yang akan dimintai informasinya oleh peneliti:

a. Rahmi Lubis S.Psi M.Psi, merupakan seorang Psikologi Klinis

yang memahami bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak.

D. TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis data menurut Bogdan (dalam Sugiyono, 2013:244)

merupakan suatu proses yang dilakukan secara runtut dalam mencari dan

menyusun data baik yang diperoleh baik dari hasil wawancara, catatan lapangan

atau bahan-bahan lainnya, sehingga mudah untuk dipahami dan temuannya dapat

dipaparkan kepada orang lain. Dalam artian lain analisis data merupakan kegiatan

pengorganisasian data, menjabarkannya ke dalam unit tertentu,

pencocokan/sintesa, menyusun ke dalam pola, memilah data yang akan dipelajari

dan menarik kesimpulan untuk disajikan kepada orang lain.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 50 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

Jadi, dalam penelitian ini data akan dianalisis dengan pendekatan

dikotomi semiotika Ferdinand de Saussure seperti pada bagan di bawah ini:

Penanda/Signifier
Objek tanda
Signifikasi
Tanda/Sign Proses mengaitkan
Representasi Film makna dengan
The Act Hulu realitas
Petanda/Signified eksternal/Teori
Interpretasi/konsep

Gambar 5 Skema semiotika Ferdinand De Saussure.

Analisis Data menurut Miles dan Huberman (1984), merupakan suatu

aktivitas analisis kualitatif yang dilakukan secara kontinu dan interaktif sehingga

data yang ditemukan tuntas dan datanya sudah jenuh. Langkah-langkah analisis

data menurut Miles dan Huberman adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan suatu kegiatan merangkum, memilah data

pokok dan menitik fokuskan pada data yang penting dan relevan. Proses

penelitian akan memperoleh data dengan jumlah yang banyak, kompleks dan

rumit untuk itu proses ini sangat penting untuk menemukan mana data yang

relevan dan terfokus pada rumusan masalah.

2. Data display (penyajian data)

Setelah proses pertama dilakukan, maka data akan masuk pada tahap

penyajian. Melalui proses ini data akan diorganisasikan, disusun untuk dapat

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 51 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

memahami data–data yang telah didapat. Hal ini berguna untuk mempermudah

dalam memahami data dan mengkolerasikan data dengan rumusan masalah.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Langkah terakhir adalah melakukan penarikan kesimpulan terhadap

data yang di peroleh lalu di verifikasi. Simpulan adalah inti dari sebuah penelitian

yang menggambarkan pendapat akhir berdasarkan uraian-uraian sebelumnya atau

keputusan yang diperoleh. Kesimpulan diharuskan memiliki kolerasi terhadap

fokus penelitan dan tujuan penelitian yang sudah di interpretasi.

E. UJI KEABSAHAN DATA

Dalam menguji kredibilitas data dalam penelitian ini akan

menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi merupakan suatu cara dalam

mengumpulkan dan mengkomparing data dengan data sumber atau temuan dalam

penelitian. Secara sederhana proses triangulasi merupakan suatu upaya

mengumpulkan sekaligus menguji kredibilitas data tersebut melalui berbagai

sumber (Sugiyono, 2013:241). Lazimnya teknik triangulasi data yang sering

digunakan dalam penelitian terbagi menjadi tiga yaitu triangulasi metode,

triangulasi waktu dan triangulasi sumber. Pada penelitian ini akan menggunakan

teknik triangulasi sumber.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 52 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

Teknik triangulasi sumber sendiri berarti melakukan pengecekan dan

membandingkan kembali kredibilitas suatu data/informasi yang diperoleh dengan

sumber yang berbeda. Jadi, Proses triangulasi data pada penelitan ini dilakukan

dengan cara melakukan perbandingan terhadap temuan dari data seperti

Representasi MSP dan dan bentuk-bentuk kekerasan pada anak yang terjadi di

film The Act Hulu yang telah dianalisis dengan sumber yang berbeda.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 53 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Film The Act merupakan film yang membahas mengenai isu

Munchausen Syndrome by proxy (MSP) yang dikonstruksikan pada karakter Dee

Dee dan korbannya adalah Gypsy yang merupakan anak dari Dee Dee. Dee Dee

diketahui sangat mencintai anaknya dan juga over-protective terhadap anaknya, ia

melakukan tindakan-tindakan yang tidak lazim untuk membuat Gypsy sangat

bergantung dengan dirinya. MSP sendiri merupakan suatu kondisi dimana

seorang ibu atau pengasuh memanipulasi kondisi kesehatan fisik dan psikis pada

anak di bawah asuhannya. Pada film tersebut peneliti menemukan karakteristik

seorang dengan MSP pada peran Dee Dee. Adapun karakteristiknya sebagai

berikut:

1. Berbohong mengenai kondisi kesehatan anaknya.

2. Memanipulasi hasil kesehatan anaknya untuk mengelabui pihak

rumah sakit.

3. Memalsukan seluruh rekam medis anaknya.

4. Memalsukan gejala-gejala yang dialami anaknya.

5. Mengeksploitasi kondisi anaknya untuk mendapatkan perhatian

masyarakat.

Pada film juga tergambarkan perilaku kekerasan secara psikis yang

diterima oleh Gypsy dari ibunya, seperti teror, pemaksaan, mengekang/kontrol

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 136 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

yang kuat dan menyangkal emosi anak. peneliti menemukan bahwa tindakan

kekerasan psikis yang dominan dilakukan oleh pengidap MSP adalah

pengekangan. Sedangkan kekerasan fisik yang diterima Gypsy adalah kerugian

fisik yang diakibatkan dari mengonsumsi beragam macam obat-obatan, mengikuti

prosedur kesehatan yang tidak diperlukan, merubah penampilan anak dan

memberi hukuman yang terlalu berat seperti diikat di dalam kamar.

Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Dee Dee pada Gypsy sangat

mempengaruhi perilaku Gypsy. peneliti menemukan bahwa Gypsy menjadi gemar

berbohong, mencuri, dan juga labil dalam mengambil keputusan serta sangat

bergantung pada ibunya. Perilaku negatif tersebut sangat dipengaruhi oleh

tindakan pengekangan yang dilakukan oleh Dee Dee kepadanya. Kekerasan yang

diterima oleh Gypsy juga mempengaruhi konsep diri yang dianutnya. Peneliti

menemukan bahwa konsep diri yang dianut oleh Gypsy banyak dipengaruhi oleh

tontonannya. Gypsy mendefinisikan dirinya sebagai seorang putri yang

terperangkap oleh seorang penyihir, hal ini ia dapat dari karakter Rapunzel pada

film Tangled yang menjadi karakter favoritnya. Ia merasa karakter tersebut sangat

relevan pada dirinya sehingga ia selalu mengharapkan sosok pangeran untuk

menyelamatkan dirinya dari perangkap ibunya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 137 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

B. SARAN

Kajian Munchausen Syndrome (MS) sebagai temuan awal dari kasus

MSP juga masih sangat jarang dibahas di Indonesia. MS memiliki perbedaan

mencolok dari MSP. Secara sederhana MS merupakan suatu keadaan, dimana

individu mencari perhatian orang lain dengan cara membuat dirinya seolah-olah

mengalami sakit baik psikis dan fisik, untuk memenuhi kebutuhan emosional nya.

Gejala seperti ini bisa saja sudah disadari namun, karena keterbatasan

pengetahuan masyarakat cenderung abai dan salah dalam mendiagnosis korban

atau bahkan diri sendiri.

Berhubungan dengan hal diatas, satu fenomena yang sebenarnya

umum terjadi di masyarakat adalah fenomena malingering. Secara sederhana,

malingering merupakan suatu perilaku individu yang mencoba mengelabui pihak

tertentu dengan membuat dirinya sakit. Malingering hanya bermotif untuk

melepas diri dari sebuah tanggung jawab yang diembankan kepadanya. Seperti

seorang terdakwa yang di minta hadir pada sidang akan tetapi ia terus berkelit

dengan alasan sedang sakit atau ketika pemerintah mewajibkan bagi

masyarakatnya untuk wajib militer, ia berdalih sakit untuk lepas dari tanggung

jawab tersebut.

Oleh karenanya, peneliti berharap kepada para peneliti lain untuk

mengangkat isu-isu tersebut kepermukaan dalam upaya memperkaya khazanah

pengetahuan masyarakat. Sadar bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna,

untuk itu peneliti juga berharap penelitian ini dapat dikembangkan jauh lebih baik

dan mendalam lagi.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 138 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

DAFTAR PUSTAKA

Journal:

Abdurrachid, N., & Marques, J. (2020). Munchausen Syndrome by Proxy


(MSBP): A review regarding perpetrators of factitious disorder imposed
on another (FDIA). CNS Spectrums, 1-11.

Ariansah, M. (2008). Film dan Estetika. Imaji, IV.

Azevedo & Viviane. 2008. Domestic Psychological Violence: Voice of Youth

Asher, R. 1951. Munchausen's syndrome. Lancet, 1: 339–341.

Burnel, A. (2015). Recognition and management of factitious disorder. 38.

Cremona-Barbaro, A. 1987. The Munchausen syndrome and its symbolic


significance: An in-depth analysis. British Journal of Psychiatry, 151: 76–
79.

Devianti, R. (2022). Psikologi Komunikasi. STAI Auliaurrasyiddin Tembilahan.

Hamilton, J. C., Feldman, M. D., & Sherwood, I. M. (2016). Factitious Disorder,


Munchausen Syndrome, Munchausen by Proxy, and Malingering.
Encyclopedia of mental health, 226-234.

Ida Bagus, G. S. P. (2019). PENERAPAN MISE EN SCENE PADA FILM


“NGARANGIN”.

Maknun, L. L. (2017). Kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua
(child abuse). Muallimuna, 3(1), 66-77.

Meadow, R. (1977). Munchausen Syndrome by Proxy: The hinterland of child


abuse.Lancet ii: 343–345.

Murray, John B. "Munchausen syndrome/Munchausen Syndrome by Proxy." The


Journal of psychology 131.3 (1997): 343-352.

Pitawati, D., & Fatmawati, K. J. R. Factitious Disorder (Gangguan Buatan)


Dengan Gejala Menyerupai Myasthenia Gravis.

Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan


Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

Shaw, R. S. 1964. Pathologic malingering: The painful disabled extremity. New


England Journal of Medicine, 271: 22–26.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 139 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

Siregar, N. S. S. (2012). Kajian Tentang Interaksionisme Simbolik. Perspektif,


1(2), 100-110.

Sholikhin, Dkk. 2016. Konsep Diri Akademik Peserta Didik Jenjang Menengah
Pertama Berdasarkan Jenis Kelamin (Studi Survei di Lembaga Bimbingan
Belajar Primagama Kampung Makasar). Jurnal Bimbingan Konseling
5(1), 100-107.

Sumarno, M. (1995). Suatu sketsa perfilman Indonesia. Lembaga Studi Film.

Waller, D. (1983). Obstacles to the treatment of munchausen by proxy


syndrome.J. Am. Acad. Child Psychiatr. 22(1): 80–85.

Widiastuti, Daisy, and Rini Sekartini (2016). "Deteksi dini, faktor risiko, dan
dampak perlakuan salah pada anak." Sari Pediatri 7.2: 105-12.

Buku:

Ardianto, Elvinaro dan Bambang Q-Anees, 2007, Filsafat Ilmu Komunikasi,


Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Berger, Arthur Asa. 2000. Media and Communication Research Methods.


London: SAGE Publications, Inc. Bogdan, R. C., Biklen, S. K. 1992.

Bordwell, David dan Thompson, Kristin. 2008. Film Art: An Introduction (Eight
Edition). New York: McGraw-Hill Companies Inc.

Creswell, J. W. 1994. Research Design Quantitative & Qualitative Approach.


London: Sage Publication, Inc.

Danesi,Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media, Cet.1.Yogyakarta:


Jalasutra.

Effendy, Heru, 2009, Mari Membuat Film, Jakarta: Erlangga.

Feldman, M.D., Sheridan, M.S., 2014. Fabricated or induced illness by carers. In:
Chadwick, D., Alexander, R., Giodino, A., et al. (Eds.), Child
Maltreatment: Seksual Abuse and Psychological Maltreatment, fourth ed.
St. Louis: STM Learning, Inc.

Gunarsa, S. D., & Gunarsa, Y. S. D. 2000. Psikologi Praktis : Anak, Remaja dan
Keluarga. Jakarta : PT.BPKGunung Mulia.

Hall, S. 1997. Representation: Cultural Representations and Signifying Practices.


London: Sage Publications.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 140 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

McQuail, D. 2011. Teori Komunikasi Massa, Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba


Humanika.

Mulyana, D. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu


Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Soetjiningsih. Perlakuan salah pada pada anak (child abuse). Dalam: Ranuh
IGNG, penyunting. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC, 1995. h. 165-
75.

Sugiyono (2012). Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Sunarjo & Djoenaesih S. Sunarjo. 1981. Himpunan Istilah Komunikasi.


Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Sobur, A. (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sobur, A. (2013). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika dalam Riset Komunikasi. Bogor: Ghalia


Indonesia.

Website:

CNN Indonesia. (2021, 12 09). KemenPPPA: Kasus Kekerasan Anak dan


Perempuan Meningkat di 2021. Dipetik 7 18, 2022, dari CNN Indonesia:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20211208195408-20-
731671/kemenpppa-kasus-kekerasan-anak-dan-perempuan-meningkat-di-
2021

Fuaddah, M. N. (2021, 10 8). Kisah Jennifer Pan: Gadis Cerdas yang Jadi 'Anak
Emas' Namun Tega Membunuh Orangtuanya Lantaran Dituntut
Berprestasi hingga Depresi . Dipetik 1 14, 2023, dari Intisari:
https://intisari.grid.id/read/032932076/kisah-jennifer-pan-gadis-cerdas-
yang-jadi-anak-emas-namun-tega-membunuh-orangtuanya-lantaran-
dituntut-berprestasi-hingga-depresi?page=all

Kettler, S. (2021, 6 3). The Story of Gypsy Rose Blanchard and Her Mother.
Dipetik 7 18, 2022, dari BIOGRAPHY:

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 141 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

https://www.biography.com/news/gypsy-rose-blanchard-mother-dee-dee-
murder

LifeHack. (2018, 10 30). 7 Hal tentang MSbP, Sindrom yang Diderita Seorang
Ibu atau Pengasuh. Dipetik 03 11, 2022, dari kumparan:
https://kumparan.com/lifehack/7-hal-tentang-msbp-sindrom-yang-diderita-
seorang-ibu-atau-pengasuh-1pp6AqzgSpo/full

Nugraha, J. (2021, 03 31). Mengenal Jenis-jenis Film dan Penjelasannya, Perlu


Diketahui. Dipetik 03 14, 2022, dari Merdeka.com:
https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-jenis-jenis-film-dan-
penjelasannya-perlu-diketahui-kln.html

OConnor, J. (2022, 6 23). The Story Of Isabella Guzman, The Teen Who Went
Viral On TikTok For Stabbing Her Mom 79 Times. Dipetik 1 14, 2023,
dari allthatsinteresting: https://allthatsinteresting.com/isabella-guzman

Puspitasari, W. (2019, 12 selasa). Psikolog: Pola asuh anak dimulai dari ibu yang
bahagia. Dipetik 07 minggu, 2022, dari Antara:
https://www.antaranews.com/berita/1222204/psikolog-pola-asuh-anak-
dimulai-dari-ibu-yang-bahagia

Sindrom Munchausen. (2021, juni 23). Dipetik 03 thursday, 2022, dari SEHAT Q:
https://www.sehatq.com/penyakit/sindrom-munchausen

World Health Organization. (2020, 6 8). Dipetik 03 12, 2022, dari Child
maltreatment: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/child-
maltreatment

Kettler, S. (2021, 6 3). The Story of Gypsy Rose Blanchard and Her Mother.
Dipetik 7 18, 2022, dari BIOGRAPHY:
https://www.biography.com/news/gypsy-rose-blanchard-mother-dee-dee-
murder

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 142 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

LAMPIRAN

Dokumentasi wawancara

Gambar 40 Wawancara dengan psikologi klinis Rahmi Lubis (kiri).

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 143 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

Transkrip wawancara

Nama: Dr. Rahmi Lubis M.Psi.

Status: Psikologi Klinis.

1. Secara umum bagaimana bentuk bentuk kekerasan psikis yang diterima


oleh anak dari orang tuanya?
Answer:
Kekerasan pada anak secara psikis dapat memiliki beragam bentuk dan
dalam beberapa hal kekerasan ini tidak secara eksplisit dapat di sadari oleh
pelaku ataupun korban. Adapun bentuk dari kekerasan psikis diantaranya
adalah memaksa anak melakukan sesuatu yang tidak ia kehendaki,
membatasi kebebasan anak, merendahkan martabat anak , memberikan
teror/ancaman.

2. Menurut ibu bagaimana suatu tindakan orang tua dapat dikatakan sebagai
bentuk eksploitasi pada anak?
Answer:
Pada dasarnya eksploitasi pada anak merupakan suatu tindakan dimana
orang tua menggunakan anak sebagai pemenuhan kebutuhan orang tua
akan sesuatu. Sebagai contoh apabila orang tua mengeksploitasi anaknya
dengan motif ekonomi artinya orang tua menjadikan anaknya untuk
mendapatkan uang atau dalam kasus lain menggunakan anak untuk
sebagai alibi ketika berada dalam persidangan perceraian, orang tua
mengeksploitasi anak untuk mendapatkan keuntungan dari salah satu
pihak. Walaupun anak sebenarnya tidak benar-benar mengalami kejadian
yang di klaim oleh orang tua kepada anaknya. Sehingga secara psikis anak
dapat terganggu karena perbuatan tersebut tentu tidak menguntungkan
sang anak.
Sedangkan eksploitasi secara fisik juga dapat dilihat ketika anak diberi
beban pekerjaan yang tidak sesuai dengan usianya untuk menguntungkan
orang tuanya.

3. Bagaimana dampak yang dapat terjadi pada anak apabila acap kali
menerima beragam bentuk kekerasan secara psikis dan fisik dari orang
tuanya?
Answer:
Anak akan sangat rentan memiliki gangguan secara mental maupun fisik.
Apalagi dalam kasus MSP seorang ibu melibatkan anak pada upaya-upaya
medis yang sebenarnya tidak ia perlukan dan juga memaksa anak untuk

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 144 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

terus menerus mengonsumsi obat-obatan yang tidak diperlukan tentu hal


ini akan berdampak besar terhadap psikis dan fisik anak tersebut. Segala
bentuk kekerasan itu banyaknya menghadirkan kerugian pada korbannya
seperti hancurnya harga diri/martabat, konsep dirinya menjadi buruk,
mengalami trauma atau PTSD, mudah mengalami kecemasan,
terhambatnya perkembangan anak terhadap relasi dirinya pada lingkungan
sekitarnya , juga tidak terampil dalam mengelola emosinya. Dampaknya
juga akan lebih buruk lagi apabila tindakan kekerasan sudah dilakukan
sedari anak berusia 5 tahun pertama atau di bawah umur. Hal ini
disebabkan pada 5 tahun pertama perkembangan anak adalah faktor
penentu bagaimana anak akan tumbuh nantinya. Sehingga apabila itu
terjadidapat dipastikan bahwa anak akan mengalami gangguan kejiwaan.

4. Menurut ibu bagaimana perilaku anak apabila terus menerus mendapatkan


tindak kekerasan dikekang/mengontrol anak secara berlebihan oleh orang
tuanya?
Answer:
Besar kemungkinan anak akan memiliki potensi untuk melakukan hal
yang sama dengan orang lain dan juga dapat dilakukan terhadap dirinya
sendiri sebagai suatu reaksi terhadap kekerasan yang diterimanya. Namun
hal tersebut tergantung bagaimana proses tersebut ia lalui dari dalam
dirinya sebagai contoh apabila ia memilih untuk melampiaskan rasa
amarahnya pada orang lain, pada saat dewasa ia akan melakukan hal
terebut pada teman, pacarnya atau suatu figur yang ia anggap lemah. Hal
itu terjadi apabila ia memilih untuk melakukan kekerasan pada
eksternalnya, namun ia tidak mampu melampiaskannya pada ibunya
dikarenakan perbedaan kekuatan yang ia miliki terhadap ibunya.
Sedangkan apabila ia memilih untuk melampiaskan amarah pada dirinya ia
dapat melakukan perilaku depresi, bunuh diri, mengonsumsi obat-obatan
atau hal-hal yang dapat menyakiti dirinya. Hal ini terjadi dikarenakan
lingkungan sekitarnya memberikan afirmasi negatif seperti mengatakan
bahwa dirinya buruk, tidak bernilai dan lain sebagainya, oleh karenanya
suatu individu dapat meyakini apa yang ia dapat dari lingkungannya
sebagai gambaran terhadap dirinya.

5. Apakah kontrol terlau kuat dapat mempengaruhi anak untuk melakukan


suatu tindakan-tindakan irasional ?
Answer:
Sangat bisa. Perilaku yang dapat terjadi oleh tindak kekerasan tersebut bisa
saja memunculkan perilaku kompulsif dan impulsif. Perilaku impulsif
sendiri dimana suatu individu tidak mampu menahan suatu dorongan
untuk melakukan sesuatu seperti mencuri, berjudi dan lain sebagainya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 145 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

Sedangkan kompulsif adalah suatu tindakan yang ia lakukan secara


berulang–ulang tanpa ada tujuannya, contohnya seperti mandi secara terus
menerus dikarenakan dirinya selalu merasakan kotor, membersihkan
barang berulang-ulang kali dan lain sebagainya. Tentu tindak kekerasan
tersebut dapat mempengaruhi kognitif dan afektif anak, apalagi kekerasan
yang ia terima sangat beragam. Oleh karenanya akan sangat mungkin anak
melakukan perbuatan yang irrational bahkan dapat melakukan tindakan
pembunuhan karena telah lama memendam amarah yang berujung
dendam.

6. Apakah perilaku orang tua yang melibatkan anak dengan prosedur medis
yang tidak diperlukan dan meminta anak untuk terus meminum obat-
obatan yang tidak diperlukan sehingga menuai kerugian fisik dapat
dikatakan sebagai sebuah kekerasan fisik ?
Answer:
Sangat benar. Karena apabila kita menerjemahkan makna dari kekerasan
fisik itu sendiria adalah suatu perilaku yang dapat merusak fisik anaknya,
seperti memberikan obat keras padahal tubuhnya tidak memerlukan itu
sehingga mengalami efek samping dari obat tersebut sehingga anak yang
tadinya sehat menjadi sakit. Karena pemaknaan kekerasan fisik tersebut
bukan berorientasi pada tindakannya namun pada dampak pada fisik dari
korban perlakuan kekerasan tersebut. Jadi menurut saya hal tersebut dapat
dikatakan sebagai kekerasan fisik.

7. Apakah bentuk kekerasan kekerasan yang diterima oleh anak dapat


mempengaruhi konsep diri anak dan apakah anak dapat salah dalam
mengadopsi konsep dirinya dari tontonan atau lingkungannya?
Answer:
Benar, konsep diri anak akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dirinya
dan juga dapat terbentuk dari apa yang menjadi tontonan atau bacaan
dirinya, karena ia mendapatkan stimulus-stimulus dari faktor-faktor
tersebut. Apalagi hal-hal tersebut sangat relevan dengan pengalaman
kekerasan yang ia terima, anak akan cenderung mengadopsi atau
menggambarkan dirinya sebagai seperti tokoh fiksi yang ia dapat dari
bacaan dan tontonannya atau kalimat afirmasi yang ia terima dari
lingkungannya tersebut sehingga menjadikannya sebagai konsep dirinya.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 146 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23
Iqbal Rizky Maulana - Representasi Munchausen Syndrome By Proxy Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Anak...

8. Apakah peran ibu yang mendominasi dan tanpa adanya figur ayah dalam
keluarga dapat juga mempengaruhi konsep diri anak?
Answer:
Pada idealnya anak dibesarkan oleh ayah dan ibu, sehingga ada pembagian
peran dalam mengasuh dalam hal tersebut. Ayah fokus pada pemenuhan-
pemenuhan fisik dan ibu fokus kepada pemenuhan-pemenuhan
emosional/psikis. Apabila peran salah satunya tidak ada, maka salah
satunya lagi akan menjalankan peran ganda sehingga tidak optimal dalam
mengasuh. Sebagai contoh anak yang tidak memiliki ayah, akan
menjadikan ibunya harus menjalani dua peran sekaligus. Tentu ini akan
membebani sang ibu yang justru berdampak pada kesehatan mentalnya,
ibu bisa saja stres, merasa kurang mendapatkan dukungan, tidak memiliki
tempat bercerita dan tidak mampu mengelola emosi-emosi negatifnya
sehingga ini akan berdampak pada anak. Pada ibu yang memiliki kadar
stres tinggi tentu akan memperlakukan anaknya lebih buruk seperti
gampang marah, tidak sabaran dan tidak tolerant. Kekosongan pada peran
orang tua akan sangat berpengaruh terhadap pola asuh orang tua. Apalagi
Dalam kasus MSP ini ibunya sudah memiliki gangguan mental yang justru
sangat mempengaruhi kesehatan mental anak apalagi saat anak
membangun konsep dirinya.

9. Bagaimana menurut ibu keluarga yang ideal itu sendiri?


Answer:
Saya lebih mengartikan keluarga ideal sebagai keluarga yang berfungsi.
Keluarga yang berfungsi menurut saya itu memiliki lima fungsi antara ibu
ayah dan anak diantaranya:
1. Menciptakan hubungan yang harmonis, membangun hubungan yang
harmonis diantara ibu ayah dan anak, mampu mengatasi konflik
dengan baik.
2. Membangun sikap saling antara satu sama lain, memiliki sikap saling
mengerti antara ayah, ibu dan anak atau tidak berat hanya pada satu
sisi saja.
3. Membangun komunikasi yang efektif, saling terbuka dalam melakukan
komunikasi antara ayah ibu dan anak sehingga terbuka satu sama lain.
4. Memberikan dukungan, mampu memenuhi kebutuhan fisiologis dan
psikologis pada anak.
5. Kontrol yang sehat, melakukan pengawasan dan memberi batasan-
batasan yang sehat.

UNIVERSITAS MEDAN AREA


----------------------------------------------------- 147 Document Accepted 29/3/23
©️Hak Cipta Di Lindungi Undang-Undang
-----------------------------------------------------
1. Dilarang Mengutip sebagian atau seluruh dokumen ini tanpa mencantumkan sumber
2. Pengutipan hanya untuk keperluan pendidikan, penelitian dan penulisan karya ilmiah
3. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini dalam bentuk apapun tanpa izin Universitas Medan Area
Access From (repository.uma.ac.id)29/3/23

Anda mungkin juga menyukai