Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA (KETERAMPILAN PROSES ILMIAH & PEMAHAMAN KONTEN)

DALAM MK KEANEKARAGAMAN HEWAN


No Indikator penilaian Hasil Telaah

1. Latar belakang • Sponge merupakan organisme laut invertebrata yang berasal dari filum porifera. Berbeda
dengan hewan laut yang menetap lainnya, Sponge termasuk bersifat filter feeder
(menyaring makanan), sehingga dapat berperan dalam mengurangi bahan organik
tersuspensi dan menjernihkan air disekitarnya
• Kehidupan dan pertumbuhan sponge dapat terganggu apabila bahan organik dan
sedimen yang tinggi.
• Sedimen yng tersuspensi dalam air akan mengakibatkan kekeruhan, yang dapat
mengubah tingkat ketersediaan cahanya untuk simbion sponge dalam melakukan
fotosintesis, penurunan cahaya juga akan membatasi penurunan pertumbuhan sponge
2. Tujuan menganalisis tutupan dan identifikasi jenis sponge dan menganalisis keterkaitan antara tutupan
sponge dengan laju sedimentasi.
3. Cara pengambilan sampel Tutupan sponge
• Pengukuran tutupan sponge dilakukan menggunakan metode Underwater Photo
Transect (UPT)
• Tutupan sponge dihitung dengan menggunakan estimasi yang telah dikembangkan oleh
English
Identifikasi sponge
• Identifikasi sponge dilakukan dengan cara mencocokkan foto yang telah diambil disetiap
stasiun penelitian dengan buku identifikasi
Pengukuran laju sedimentasi
• Pengukuran Jumlah sedimen terperangkap dilakukan dengan meletakkan sedimen trap
pada setiap stasiun
• Laju sedimentasi dihitung dengan menggunakan rumus Lanuru dan Fitri
Pengukuran butir sedimen
• Penentuan nilai jenis sedimen yang telah diteliti berdasarkan skala Wenthworth.
Parameter lingkungan
• Parameter fisika kimia yang diukur sebagai data pendukung yaitu bahan organik total
menggunakan metode Loss on Ignition, bahan organik terlarut menggunakan metode
titrasi, kecepatan arus diukur menggunakan layang-layang arus, salinitas menggunakan
handrefractometer dan kekeruhan menggunakan turbidity
Pengumpullan data sekunder
• Data Citra Perubahan lahan pada setiap lokasi penelitian yang diambil mulai dari tahun
2013- 2017, dapat diketahui dengan citra landsat 8. Data citra landsat 8 yang diperoleh
dari earthexplorer.usg.gov.
• Data pasang surut Data pasng surut diperoleh dari kantor pelabuhan penyeberangan
Bau-Bau pada bulan Juli 2017, untuk menentukan jenis pasang surut dengan
menggunakan analisis harmonik dengan metode admiralty keudian menghitung bilangan
Formzahl.
Analisis data
• Jenis sponge dianalisis secara deskriptif, butiran sedimen ditabulasikan kedalam sofware
Excel Gradiestat V.8, keterkaitan tutupan sponge dengan variable lingkungan di analaisis
dengan Principal Component Analysis (PCA), dan hubungan antara laju sedimen dengan
tutupan sponge dianalisis dengan korelasi. Perubahan lahan dan peta sebaran parameter
lingkungan menggunakan softwwre arc gis 10.4 dan surfer 9.0
4 Alat dan bahan Alat
• roll meter
• foto
• buku identifikasi
• ayakan
• alat titrasi
• handrefractometer
• turbidity
Bahan
• tutupan sponge/ sedimen
• spesies yang masuk dalam transek

5 Cara pengamatan • membentangkan roll meter sepanjang 50 m pada dua stasiun yang berbeda, dalam
masing-masing bentangan tersebut diletakkan transek kuadran ukuran 50x50 cm secara
random untuk 15 kali pengambilan gambar
• meletakkan sedimen trap pada setiap stasiun , masing-masing sebanyak 5 buah.
6. Bentuk/jenis data dan teknik pengolahan atau analisis Analisis data
data hasil penelitian Jenis sponge dianalisis secara deskriptif, butiran sedimen ditabulasikan kedalam sofware Excel
Gradiestat V.8, keterkaitan tutupan sponge dengan variable lingkungan di analaisis dengan
Principal Component Analysis (PCA), dan hubungan antara laju sedimen dengan tutupan sponge
dianalisis dengan korelasi. Perubahan lahan dan peta sebaran parameter lingkungan
menggunakan softwwre arc gis 10.4 dan surfer 9.0
7. Ciri/karakteristik umum filum Ciri-ciri porifera adalah sebagai berikut :
1. Hewan yang bersel banyak (merazoa) yang paling sederhana atau primitif.
2. Sebagian besar hidup di laut dangkal dengan kedalaman sekitar 3,5 meter.
3. Bentuk tubuh porifera menyerupai vas bunga atau piala dan melekat pada dasar perairan.
4. Tubuhnya terdiri dari dua lapisan sel (diploblastik) dengan lapisan luarnya (epidermis) yang
tersusun ata sel-sel yang memiliki bentuk pipih, disebut dengan pinakosit.
5. Pada epidermis yang terdapat porus atau lubang kecil disebut dengan ostia yang dihubungkan
oleh saluran ke rongga tubuh (spongocoel)
6. Lapisan dalamnya tersusun dari sel-sel yang berleher dan berflagel yang disebut dengan
koanosit yang berfungsi untuk mencerna makanan.
7. Didalam mesoglea terdapat juga beberapa jenis sel, yaitu sel amubosit, sel skleroblas, sel
arkheosit.
8. Diantara epidermis dan koanosit memiliki lapisan tengah yang berupa bahan kental yang
disebut dengan mesoglea atau masenkin.
9. Sel amubosit atau amuboid yang berfungsi untuk mengambil makanan yang telah dicerna di
dalam koanosit. Sel skleroblasnya berfungsi dengan membentuk duri (Spikula) atau spongin.
Spikula terbuat dari kalsium karbonat atau silikat.
10.Spongin tersusun dari serabut-serabut spongin yang lunak berongga dengan membentuk
seperti spon.
11.Sel arkheosit berfungsi sebagai sel reproduktif, misalnya pembentuk tunas, pembentukan
gamet, pembentukan bagian-bagian yang rusak dan regenerasi.
8. Sistem klasifikasi filum dalam bentuk mind map
9. Ciri khas genus/spesies hasil penelitian (dalam table)
Dysidea sp.
adalah spesies spons yang tergolong dalam kelas Demospongiae. Spesies ini juga
merupakan bagian dari genus Dysidea dan famili Dysideidae. Nama ilmiah spesies ini
pertama kali diterbitkan pada tahun 1818 oleh Montagu.Seperti spons pada umumnya,
spesies ini memiliki tubuh yang berpori dan permukaan yang keras seperti batu. Selain itu,
Dysidea fragilis juga dapat menyerap oksigen dari air melalui proses difusi.
Clathria sp.
adalah spesies spons yang tergolong dalam kelas Demospongiae. Spesies ini juga
merupakan bagian dari genus Clathria dan famili Microcionidae. Nama ilmiah spesies ini
pertama kali diterbitkan pada tahun 1904 oleh Kirkpatrick. Seperti spons pada umumnya,
spesies ini memiliki tubuh yang berpori dan permukaan yang keras seperti batu. Selain itu,
Clathria (Clathria) typica juga dapat menyerap oksigen dari air melalui proses difusi.
10. Gambar genus/spesies

Dysedea sp. Clathria sp. Hyrtios sp.

11. Pembahasan (disertai dengan teori tambahan diluar Komunitas spons laut disuatu wilayah perairan mampu menjadi salah satu bioindikator kualitas
artikel) perairan laut mengingat sifat dari spons laut yang immobile serta persebaran telur dan larvanya
akan selalu terbatasi oleh barrier yang ada [1] mengharuskan spons tersebut selalu beradaptasi
terhadap komponen- komponen fisik maupun biotik yang terdapat pada wilayah tersebut [2].
Salah satu interaksi ekologis inter spesies yang mampu mempengaruhi komposisi struktur
komunitas spons (Porifera) adalah kompetisi ruang antara spons dan organisme benthik lain
terutama coral [3]. Banyak penyebab sedimentasi, namun sebagian besar berhubungan dengan
perubahan penggunaan lahan, terutama penggundulan hutan. Perubahan ini telah menyebabkan
peningkatan pemuatan sedimen kemudian diangkut ke pantai. Perubahan ketersediaan sedimen
berpotensi menimbulkan pengaruh yang kuat pada keanekaragaman hayati dan produktivitas
laut, terutama untuk organisme bentik (Syvitski et al., 2000). Sponge adalah pengumpan filter
dengan sedikit kontrol selektif atas asupan penyaringannya (Reiswig, 1971), oleh karena itu
sangat rentan terhadap penyumbatan, terutama oleh sedimen ringan (Bannister et al., 2012).
Sebagian besar sumber makanan dan nutrisi sponge berasal dari suspensi oleh karena itu
penyumbatan dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi proses biologis lainnya dan
mengakibatkan penurunan efisiensi makanan (Reiswig, 1971; Gerrodette dan Flechsig, 1979).
12 Penyajian data (bentuk diagram pie/batang/garis)

13. Kesimpulan Tutupan dan keanekaragaman jenis sponge pada kedua lokasi penelitian terdapat perbedaan,
dimana tutupan sponge dan jenis sponge lebih tinggi di lokasi Pulau Hoga. Keterkaitan antara
tutupan sponge dengan laju sedimentasi yaitu keterkaitan yang signifikan, tingkat kekuatan
korelasi kuat dan koefisien korelasi negatif (tidak searah).
14. Implikasi hasil penelitian (untuk Pendidikan, • menyajikan informasi tentang hubungan sedimen dengan sponge
ekowisata, konservasi, dan lain-lain • menyajikan informasi spesies sponge di pulau Hoga dan Sampela
• menyajikan informasi tentang metode metode dalam penelitian
15. Rujukan/referensi ilmiah yang dijadikan daftar Subagio dan Aunurohim, Struktur Komunitas Spons Laut (Porifera) di Pantai Pasir Putih,
bacaan/daftar bacaan Situbondo. JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print).

Anda mungkin juga menyukai