REPUBLIK INDONESIA
Menata Kelola
Demokrasi
Penulis
130
Gigich Ilmy Al Bonadi
PPLN
Menata Kelola
Demokrasi
Potret Penyelenggaraan Pemilu Indonesia
Tahun 2019 di Luar Negeri
MENATA KELOLA DEMOKRASI
Potret Penyelenggaraan Pemilu Indonesia Tahun 2019 di Luar Negeri
Penulis :
1. Ferry Daud Markus Liando
2. Pipip Rif’ah
3. Sekarlinasti
4. Wahdi Hafizy
5. Ika Prasetya Dewi
6. Markus Krisdiono
7. Fitri Abidah Nur
8. Gigich Ilmy Al Bonadi
ISBN : 978-623-6183-50-2
Editor :
Ferry Daud Markus Liando
Ari Ganjar Herdiansah
Mila Veronita
Sekretariat :
Yustinus Christian Widyo Guritno
Wahyu Pratidhina
Penerbit :
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
Ukuran Buku : 24 cm x 17 cm
ISBN : 978-623-6183-50-2
PELINDUNG
PENGARAH
Bernad Dermawan Sutrisno
PENANGGUNG JAWAB
Lucky Firnandy Majanto
Sumariyandono
Sekarlinasti
TIM PENULIS
Ferry Daud Markus Liando
Pipip Rif’ah
Sekarlinasti
Wahdi Hafizy
Ika Prasetya Dewi
Markus Krisdiono
Fitri Abidah Nur
Gigich Ilmy Al Bonadi
EDITOR
Ferry Daud Markus Liando
Ari Ganjar Herdiansah
Mila Veronita
SEKRETARIAT
Yustinus Christian Widyo Guritno
Wahyu Pratidhina
DESAIN SAMPUL DAN TATA LETAK
Yogi Aulia
Dimas Abdullah Ali
Kata Pengantar
Hasyim Asy’ari
Ketua KPU
Assalamualaikum Wr Wb
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan yang
Maha Esa karena berkat rahmat dan ridho-Nya, KPU dapat menerbitkan buku
“Menata Kelola Demokrasi: Potret Penyelenggaraan Pemilu di Indonesia Tahun
2019 di Luar Negeri”
Literatur terkait Pemilu di luar negeri, khususnya penyelenggaraan tahapan
Pemilu Indonesia di luar negeri tidak banyak kita temukan dalam khazanah
keilmuan tata kelola Pemilu. Sementara itu, terdapat beberapa tantangan bagi
KPU dalam menyelenggarakan Pemilu di luar negeri antara lain kondisi
geopolitik global, cakupan luas wilayah kerja, keterbatasan anggaran dan
personalia, serta jumlah dan persebaran WNI pada perwakilan RI di luar negeri.
Melalui buku ini, KPU menguraikan potret hambatan dan permasalahan pada
setiap tahapan penyelenggaraannya untuk memberikan gambaran kepada
seluruh masyarakat bahwa KPU mengelola lebih dari 2 juta pemilih yang tersebar
di 130 perwakilan RI di luar negeri. Lebih detail, buku ini akan menguraikan
tahapan-tahapan penyelenggaraan Pemilu di luar negeri serta rekomendasi
kebijakan untuk perbaikan tata kelola Pemilu di luar negeri.
Kami menghaturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada jajaran
Komisioner KPU periode 2017-2022 yaitu Ilham Saputra, Arief Budiman, Hasyim
Asy’ari, Pramono Ubaid Tanthowi, Evi Novida Ginting Manik, Wahyu Setiawan,
I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, Almarhum Viryan Azis, serta Arif Rahman Hakim
selaku Sekretaris Jenderal KPU periode tahun 2013-2019 yang telah berkenan
memberikan pengarahan dan pembinaan mulai dari penyusunan peraturan
hingga monitoring dan evaluasi pelaksanaan Pemilu LN.
KPU memberikan apresiasi dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada
para penyelenggara Pemilu di luar negeri, yaitu para Panitia Pemilihan Luar
Negeri (PPLN), Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri
(KPPSLN), Petugas Pemutakhiran Data Pemilih Luar Negeri (Pantarlih LN), dan
personil lainnya sebagai pejuang demokrasi di luar negeri sekaligus garda depan
KPU dalam menata kelola demokrasi Indonesia di luar negeri.
Akhirnya, kami ucapkan selamat membaca, semoga buku ini dapat bermanfaat
dan menjadi sumbangsih bagi khazanah ilmu pengetahuan kepemiluan di
Indonesia.
Wassalamualaikum Wr Wb.
BAB II NEW LAW “NEW RULE OF PLAY”: POTRET REGULASI PEMILU DI LUAR
NEGERI................................................................................................................................................ 9
A. Momentum Menata Ulang Global Governance Melalui Regulasi Pemilu
Luar Negeri Indonesia .................................................................................................... 9
B. Tawaran Reformulasi Instrument Regulasi Pemilu Luar Negeri
di Indonesia ..................................................................................................................... 10
BAB VIII SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN PEMILIH DI LUAR NEGERI ................ 107
A. Materi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih ....................................................... 108
1. Materi Bimtek untuk PPLN dan KPPSLN ................................................... 108
2. Materi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih untuk WNI........................ 109
B. Pelaksanaan Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih di Luar Negeri ............. 113
C. Strategi Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih untuk WNI
di Luar Negeri ............................................................................................................... 117
1. Metode Konvensional yang Efektif .............................................................. 118
2. Pemanfaatan Media Massa dan Media Sosial........................................... 122
Daftar Diagram
Diagram 1. Hierarki Penyelenggara Pemilu di Luar Negeri Berdasarkan UU 15
Tahun 1969 dan PP 1 Tahun 1970 .............................................................. 23
Diagram 2. Hierarki Penyelenggara Pemilu di Luar Negeri Berdasarkan PP 41
Tahun 1980 ........................................................................................................... 25
Diagram 3. Hierarki Penyelenggara Pemilu di Luar Negeri Berdasarkan PP 10
Tahun 1995 ........................................................................................................... 28
Diagram 4. Struktur Pokja Pembina Pemilu Luar Negeri Tahun 2019 ................. 35
Diagram 5. Mekanisme Penyaluran Anggaran PPLN ................................................ 100
Diagram 6. Pertanggungjawaban Penggunaan Anggaran oleh PPLN/KPPSLN
................................................................................................................................ 102
Daftar Grafik
Grafik 1. Perkembangan Data Pemilih Tetap .................................................................. 67
G. Sistematika Penulisan
Terdapat sepuluh bagian diskusi yang disajikan pada buku ini. Pada bagian
pertama mendiskusikan perihal regulasi yang disajikan melalui judul “New Law
“New Rule of Play”: Potret Regulasi Pemilu di Luar Negeri”. Bab ini akan
mendiskusikan permasalahan Pemilu di luar negeri dan terobosan yang
diperlukan dalam reformulasi instrumen regulasi yang mengatur Pemilu di luar
negeri. Bab selanjutnya yang berjudul “Meninjau Penyelenggaraan Pemilu Luar
Negeri Indonesia dalam Tatanan Regulasi dari Masa ke Masa” membahas
perubahan regulasi terkait tahapan Pemilu yang diuraikan secara kronologis. Bab
ini menjadi bagian yang tidak terpisah dari penjelasan pada bab sebelumnya.
Setelah berdiskusi perihal regulasi maka perlu kiranya kita membahas aspek
kelembagaan dari pelaksanaan Pemilu di luar negeri. Pada bab “Sistem dan
Institusi Pemerintahan dalam Pemilu Luar Negeri” diskusi lebih fokus tentang
bagaimana KPU melakukan penguatan kapasitas organisasi publik khususnya
Badan Ad hoc dalam menyukseskan Pemilu Indonesia di luar negeri mulai dari
pembentukan Pokja Pembina Pemilu Luar Negeri, pembentukan PPLN,
pembentukan Pantarlih luar negeri, hingga pembentukan Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN). Setelah mengetahui
pelaksanaan penguatan kapasitas organisasi publik maka selanjutnya dijelaskan
upaya-upaya dalam membangun sistem jaringan lembaga penyelenggara Pemilu
luar negeri dalam tatanan praktik di lapangan. Dari paparan singkat ini maka
dapat diketahui sistematika bekerjanya sebuah institusi dan hal-hal yang perlu
dipertahankan atau diperbaiki.
Tiga bab di awal telah mengantarkan pembaca untuk berdiskusi perihal
regulasi dan aktor penyelenggara Pemilu Indonesia di luar negeri beserta
tugasnya. Pada bab selanjutnya lebih fokus terhadap tupoksi yang harus
dijalankan dalam menyukseskan Pemilu Indonesia di luar negeri. Bab inti yang
pertama berjudul “Manajemen Data Pemilih Luar Negeri”. Bab ini mengulas
perihal bagaimana sebuah lembaga penyelenggara Pemilu mengelola data
pemilih yang erat kaitannya dengan hak kewarganegaraan dalam keberpihakan
politiknya. Pertama-tama yang disajikan dalam bab ini adalah bagaimana
Ditinjau dari lembaga penyelenggara Pemilu, pada dasarnya pada masa orde
baru dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan. Pemilu tahun 1977 sampai
dengan Pemilu tahun 1997 diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Pemilu
yang memiliki struktur yang sama dengan penyelenggaraan pada tahun 1971,
yaitu PPI di tingkat pusat, PPD I di provinsi, PPD II di kabupaten/kotamadya, PPS
di kecamatan (yang juga bertugas menyelenggarakan pemungutan suara),
Pantarlih di desa/kelurahan. Bagi warga negara Indonesia di luar negeri dibentuk
Panitia Pemungutan Suara yang bersifat sementara (Ad hoc) yaitu PPLN, PPSLN
dan KPPSLN.
Terdapat perbedaan fungsi dan posisi kedudukan dalam istilah badan
penyelenggara Pemilu di luar negeri yang sebelumnya disebut sebagai Panitia
Pemilihan Luar Negeri (UU 7 Tahun 1953 Pasal 19) yang semula berkedudukan
di Perwakilan RI pada Pemilu Tahun 1955, namun dalam Pemilu berikutnya
menjadi Panitia Pemungutan Suara (PPS) berdasarkan UU 15 Tahun 1969
Penjelasan Pasal 21 Ayat 2 pada Pemilu tahun 1971 sampai tahun 1997. Adapun
PPLN dalam UU 15 Tahun 1969 merupakan Badan Ad hoc yang dibentuk dan
berkedudukan di Departemen Luar Negeri. Pada Pemilu tahun 1997
dimunculkan hierarki baru seiring bertambah banyaknya WNI di luar negeri
yaitu KPPSLN yang bertugas di tempat pemungutan suara.
Meskipun demikian tidak ada perubahan terkait suara pemilih luar negeri,
yaitu masuk ke daerah pemilihan dimana Kantor Kementerian Luar Negeri
berada. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1969 tentang pemilihan umum
Anggota Badan Permusyawaratan/ Perwakilan Rakyat pasal 4 ayat 2
menyebutkan:
PENGARAH
PENANGGUNGJAWAB
KETUA
WAKIL KETUA
SEKRETARIS
BIDANG
BIDANG TEKNIS BIDANG BIDANG
ADMINISTRASI DAN
PENYELENGGARAAN KEUANGAN LOGISTIK
PELAPORAN
URUSAN
URUSAN PENDATAAN, URUSAN URUSAN
EVALUASI DAN PEMUNGUTAN DAN PERTANGGUNG- DISTRIBUSI
PELAPORAN PENGHITUNGAN JAWABAN DAN BPP LOGISTIK
SUARA
URUSAN
SOSIALISASI
PEMILU
Bidang Tugas
(Sumber : rumahPemilu.org)
2. Sinkronisasi Data
Tahap sinkronisasi data merujuk pada kegiatan pencocokan dan
penyesuaian data Warga Negara Indonesia di luar negeri yang diterima oleh KPU
dari Kementerian Luar Negeri dengan Daftar Pemilih Tetap Pemilu terakhir yang
dimiliki oleh KPU. Sinkronisasi data dilaksanakan paling lama 2 (dua) bulan sejak
data diterima. Berdasarkan ketentuan ayat 5 pasal 7 PKPU Nomor 12 Tahun
2018, dalam melaksanakan sinkronisasi data KPU dapat berkoordinasi dengan
kementerian/lembaga lain yang tugasnya berkaitan dengan keberadaan Pemilih
di luar negeri. Proses koordinasi dapat difasilitasi melalui Forum Koordinasi
Pemutakhiran Data Pemilih. Hasil koordinasi pada forum tersebut akan
diserahkan oleh KPU kepada Kementerian Luar Negeri.
(Sumber : nusakini.com)
5. Penyusunan DPSLN
Hasil pekerjaan Pantarlih LN dan PPLN kemudian disusun menjadi
Daftar Pemilih Sementara Luar Negeri (DPSLN) yang ditetapkan sebanyak
1.281.597 pemilih pada tanggal 23 Juni 2018. PPLN mengumumkan DPSLN
selama 14 (empat belas) hari untuk mendapat masukan dan tanggapan
masyarakat, Pengawas Pemilu, dan/atau Peserta Pemilu. Berdasarkan
ketentuan ayat 2 pasal 16 PKPU Nomor 12 Tahun 2018, masukan dan
tanggapan yang dimaksud meliputi informasi:
a) Pemilih telah memenuhi syarat;
b) Pemilih dibawah umur 17 (tujuh belas) tahun pada saat hari
pemungutan suara;
c) Pemilih sudah pensiun dari Tentara Nasional Indonesia atau Kepolisian
Negara Republik Indonesia dan/atau pemilih yang berubah status
menjadi Tentara Nasional Indonesia atau Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
d) Pemilih sudah meninggal dunia;
e) Pemilih tidak bertempat tinggal di wilayah kerja PPLN;
f) Pemilih terdaftar lebih dari 1 (satu) kali; dan/atau
g) Pemilih terdaftar tetapi sudah tidak lagi memenuhi syarat sebagai
pemilih.
Masyarakat yang ingin menyampaikan masukan dan tanggapan kepada
PPLN, harus menunjukkan dan menyerahkan salinan Paspor dan/atau KTP-
el dan/atau SPLP dari pemilih yang informasinya diusulkan untuk diperbaiki,
serta mengisi formulir Model A.1.A-LN KPU.
Selanjutnya, PPLN melakukan klarifikasi kepada pemilih. Apabila hasil
klarifikasi diterima, maka PPLN mengisi formulir masukan dan tanggapan
masyarakat terhadap DPSLN menggunakan formulir Model A.1.2-LN KPU
serta memberikan tanda bukti telah terdaftar sebagai pemilih.
7. Penyusunan DPTLN
Berdasarkan masukan dan tanggapan masyarakat pada tanggal 17 Juni
hingga tanggal 7 Juli 2018, maka PPLN di wilayah/negara masing-masing
melakukan perbaikan data pemilih pada tanggal 7 Juli sampai dengan tanggal
13 Juli 2018. Perbaikan ini dilakukan untuk penyusunan Daftar Pemilih
Tetap Luar Negeri (DPTLN) yang dilakukan pada tanggal 14 Juli sampai
dengan tanggal 13 Agustus 2018. Berdasarkan rekapitulasi KPU, jumlah
DPTLN adalah 2.049.791 pemilih. Namun demikian, hasil rapat pleno
penetapan DPTLN pada tanggal 5 September 2018 merekomendasikan agar
KPU memperbaiki DPTLN.
Perbaikan DPTLN terutama difokuskan pada calon pemilih yang belum
terdaftar dan/atau data calon pemilih ganda. Argumen lain perlunya
perbaikan DPTLN adalah karena waktu pemungutan suara masih tersisa
sekitar 7 bulan, masih ada waktu dan cukup waktu bagi KPU untuk
melakukan perbaikan data pemilih. Disisi lain penetapan DPT diperlukan
sebagai dasar produksi logistik pemilu khususnya surat suara.
Dalam kurun waktu 7 bulan tersebut Perbaikan DPTLN dilakukan
sebanyak 3 (tiga) kali dengan redaksional Daftar Pemilih Tetap Luar Negeri
Hasil Perbaikan (DPTHPLN) sebagai berikut:
a) DPTHP LN-1
Rapat pleno rekapitulasi pada tanggal 16 September 2018 dengan hasil
sebanyak 2.025.344 pemilih.
b) DPTHP LN-2
Rapat pleno rekapitulasi pada tanggal 15 Desember 2018 dengan hasil
sebanyak 2.058.191 pemilih.
c) DPTHP LN-3
Rapat pleno rekapitulasi pada tanggal 8 April 2019 dengan hasil
sebanyak 1.991.145 pemilih. DPTHP LN-3 adalah perbaikan yang
dilakukan untuk mengakomodasi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK)
dengan memasukkan Pemilih yang melapor pasca penetapan DPT pada
2.000.000
1.950.000
1.900.000
1.850.000 1.798.350
1.800.000
1.750.000
1.700.000
1.650.000
Terkait lima isu strategis di atas, terdapat beberapa poin yang menjadi
evaluasi pengelolaan data pemilih di luar negeri:
1. Personil Pantarlih
2. Mekanisme Coklit
3. Penggunaan Aplikasi Sidalih
4. Pengumuman Daftar Pemilih Luar Negeri
5. Sinkronisasi Data
6. Validitas Data
Semua permasalahan ini berimplikasi kepada akurasi data pemilih,
pemahaman PPLN dalam mengelola data pemilih, pencatatan data serta
mekanisme penetapan data pemilih.
Bahkan sampai akhir saat rekapitulasi suara pemilu luar negeri, masih
terdapat PPLN yang melakukan kesalahan dalam pencatatan Formulir Model
DA1 LN DPR maupun DA1 LN PPWP yang menyebabkan ketidaksinkronan
antara data pemilih, pengguna hak pilih dan surat suara sah dan tidak sah.
Dari berbagai isu di atas, ada beberapa hal yang unik dari daftar isu
strategis adalah terdapat kendala dan isu strategis terkait Sidalih LN. Pada
Peraturan KPU No 12 Tahun 2018 KPU RI telah menyebutkan pasal yang
memayungi inovasi melalui perkembangan teknologi dalam memanajemen
data pemilih yang akhirnya disebut dengan Sidalih (Sistem Informasi Data
Pemilih).
Sidalih adalah seperangkat sistem atau teknologi informasi yang berfungsi
untuk mendukung kerja penyelenggara Pemilu atau Pemilihan dalam
menyusun, mengkoordinasi, mengumumkan, dan memelihara data pemilih.
Sidalih LN merupakan aplikasi yang membantu aktivitas PPLN terkait
pengolahan data pemilih di luar negeri mulai dari pembuatan tahapan,
pengunduhan data pemilih untuk proses pemutakhiran, memproses hasil
pemutakhiran hingga menghasilkan laporan dalam format tertentu. Manual
ini ditujukan untuk pengguna dengan peran Operator Pantarlih dengan
fungsi untuk pengelolaan tahapan khusus, pengelolaan TPS, pengelolaan
data pemilih, pengolahan data pemilih hasil pemutakhiran serta unggah dan
unduh dokumen terkait laporan terkait rekapitulasi jumlah data pemilih.
Hadirnya Sidalih pada dasarnya diharapkan dapat membantu KPU dan
A. Perencanaan Logistik
Salah satu kunci keberhasilan Pemilu di Luar Negeri adalah tersedianya
logistik di setiap tingkatan badan penyelenggara Pemilu di luar negeri. Ketepatan
merupakan salah satu prinsip pengelolaan logistik Pemilu di luar negeri yang
dipedomani oleh KPU RI, PPLN, dan KPPSLN. Dalam hal ini, KPU RI telah
melakukan perencanaan kebutuhan dan anggaran logistik Pemilu luar negeri
Penyediaan logistik selain harus memenuhi prinsip tepat jenis, juga harus
memenuhi prinsip tepat jumlah, yakni penyediaan logistik Pemilu harus sesuai
dengan kebutuhan jumlah pemilih, jumlah badan penyelenggara, dan jumlah
peserta Pemilu. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan perencanaan
kebutuhan logistik Pemilu di luar negeri yang didasarkan pada indeks kebutuhan
dan peruntukan logistik Pemilu tahun 2019 berdasarkan Keputusan KPU Nomor
600/HK.03.1-Kpt/07/KPU/III/2019 tentang Perubahan Keputusan KPU RI
Nomor 999/HK.03.1-Kpt/07/KPU/VII/2018 tentang Kebutuhan dan Spesifikasi
Teknis Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum.
Berdasarkan indeks kebutuhan yang ditetapkan dalam Keputusan KPU
Nomor 600/HK.03.1-Kpt/07/KPU/III/2019 tentang Perubahan Keputusan KPU
RI Nomor 999/HK.03.1-Kpt/07/KPU/VII/2018 tentang Kebutuhan dan
Spesifikasi Teknis Perlengkapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum, maka
Dari tabel alokasi kebutuhan logistik di atas, ada 6 (enam) jenis logistik yang
tidak dialokasikan untuk metode pemungutan suara dengan metode Pos, tetapi
dialokasikan untuk metode pemungutan suara di TPSLN dan KSK. Jenis logistik
tersebut adalah Tinta, Sampul untuk Formulir Model C7, Sampul untuk Formulir
Model A.3, Sampul untuk Formulir Model A.4, Sampul untuk Formulir Model
A.DPK-LN, Sampul untuk Formulir Model C3, Sampul untuk Formulir Model C6
dan Sampul untuk Formulir Model A.5, Daftar Pasangan Calon (DPC), Daftar
Calon Tetap (DCT); dan Alat Bantu Tunanetra.
Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2018 tentang tentang Norma,
Standar, Prosedur, Kebutuhan Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan
Penyelenggaraan Pemilihan Umum yang mengamanatkan bahwa Sekretariat
Jenderal KPU RI dan PPLN memiliki kewenangan untuk mengadakan logistik
Pemilu luar negeri tahun 2019. Beberapa jenis logistik yang diberikan
kewenangan pengadaannya kepada KPU RI adalah
a) Surat Suara untuk Pemilu di luar negeri yaitu:
1) Surat Suara PPWP dan Surat Suara Pemilu Anggota DPR; dan
2) Surat Suara Pemilu Anggota DPR Dapil II DKI Jakarta.
b) Tinta;
c) Segel;
Logistik yang diadakan oleh KPU RI merupakan logistik utama dan diatur
secara lugas dalam undang-undang, serta sifatnya sangat strategis yang tidak
memungkinkan untuk didelegasikan pengadaannya kepada PPLN. Ketentuan
yang menegaskan hal tersebut, adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum, Pasal 344 ayat (1) mengamanatkan bahwa pengadaan
surat suara dilakukan di dalam negeri dengan mengutamakan kapasitas cetak
yang sesuai dengan kebutuhan surat suara dan hasil cetak yang berkualitas baik.
Kewenangan dalam pengadaan logistik tersebut mengakibatkan adanya
penganggaran untuk pengelolaan logistik di KPU RI maupun di PPLN serta
kegiatan pendukungnya menjadi dikelompokkan dalam 2 (dua) tahun anggaran,
yaitu TA. 2018 dan TA. 2019. Penganggaran tersebut dikelola agar dalam
pelaksanaannya tidak menumpuk dalam 1 (satu) tahun anggaran yang nantinya
akan menyulitkan bagi KPU dan PPLN.
B. Pengadaan Logistik
Tahap pengadaan merupakan proses penyediaan barang yang diatur melalui
Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan
ketentuan turunannya dalam bentuk Peraturan Kepala LKPP dan Peraturan
LKPP. Pengadaan logistik difokuskan pada penggunaan metode pemilihan
penyedia logistik yang tepat sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta proses
pengawasan selama produksi logistik dan pemenuhan kekurangannya, sehingga
logistik tersedia tepat jenis, tepat jumlah, tepat mutu, tepat sasaran, efisien dan
efektif.
Ketentuan lain yang terkait dengan logistik Pemilu di luar negeri telah diatur
dengan Perpres 16/2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pada
pasal 60, yang menjelaskan bahwa (1) Pengadaan Barang/Jasa yang
dilaksanakan di luar negeri berpedoman pada ketentuan dalam peraturan
Presiden ini; (2) Dalam hal ketentuan dalam Peraturan Presiden sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dilaksanakan, pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa menyesuaikan dengan ketentuan Pengadaan Barang/Jasa di negara
setempat; dan (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Pengadaan
Barang/Jasa di luar negeri diatur oleh menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang luar negeri setelah berkonsultasi dengan LKPP.
Selain itu, pengadaan logistik Pemilu di luar negeri juga mengacu kepada
Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pedoman dan Tata
Cara Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di luar negeri. Namun ketentuan
tersebut hingga saat ini belum diubah mengingat rujukan Permenlu tersebut
masih menggunakan Perpres 54/2010 sebagai pedoman. Kondisi ini
mengakibatkan ada mekanisme yang belum bisa diterapkan untuk kegiatan
kepemiluan.
C. Pendistribusian Logistik
Pelaksanaan pengiriman logistik Pemilu Anggota DPR dan Presiden Tahun
2019 perdana dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2019 di Gudang Logistik
KPU, Komplek Pergudangan Zodia, pelepasan pengiriman perdana dilakukan
Ketua KPU dan Wakil Menteri Luar Negeri.
1 PKB 7 4 3
2 Gerindra 7 4 3
3 PDIP 7 4 3
4 Golkar 7 4 3
5 NasDem 7 3 4
6 Partai Garuda 4 2 2
7 Partai Berkarya 7 4 3
8 PKS 7 3 4
9 Perindo 7 4 3
10 PPP 7 3 4
11 PSI 7 4 3
12 PAN 7 4 3
13 Hanura 6 3 3
14 Demokrat 7 4 3
19 PBB 6 4 2
20 PKPI 5 2 3
Jumlah 83 43 40
Sumber: KPU RI
PPLN Peserta
No Tanggal Tempat
Sosialisasi
1 11 s.d. 15 Oktober 2018 Bandar Seri Begawan, 1. Kuching
Brunei Darussalam 2. Vanimo
3. Tawau
4. Kota Kinabalu
5. Bandar Seri Begawan
2 11 s.d. 16 Oktober 2018 Noumea, Kaledonia 1. Wellington
Baru 2. Port Moresby
3. Noumea
Pelayanan Pemungutan Suara melalui KSK paling banyak 300 (tiga ratus)
Pemilih atau dapat disesuaikan dengan kondisi di negara setempat dengan
memperhatikan waktu penyelesaian pemungutan suara di masing-masing
wilayah kerja. PPLN yang memiliki jumlah pemilih melalui KSK kurang dari 300
Perlu menjadi catatan bahwasanya penyiapan lokasi KSK harus selesai paling
lambat pada hari dan tanggal pemungutan suara. Ukurannya disesuaikan dengan
kondisi setempat, dengan memberi tanda batas dengan menggunakan tali atau
tambang atau bahan lain. Tergantung dari lokasi yang diizinkan, apakah di ruang
terbuka atau tertutup. Namun demikian kondisinya, KPPSLN harus tetap
berpedoman pada ketentuan dalam PKPU ini dalam membangun KSK. Termasuk
kelengkapan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan penyusunannya di
lokasi. Demikian pula halnya dengan Perlengkapan Pemungutan Suara dan
Dukungan perlengkapan lainnya, jenis dan waktu penerimaannya juga sama
dengan TPSLN.
Sumber : https://Pemilu2019.kpu.go.id
Sumber : https://Pemilu2019.kpu.go.id
Sumber : https://Pemilu2019.kpu.go.id
2) PPLN Amman
PPLN Amman melaksanakan Pemungutan suara Legislatif dan Presiden dan
Wakil Presiden dengan metode TPSLN yang dibagi menjadi 2 TPSLN.
Pemungutan suara dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 12 April 2019. Kedua
TPSLN tersebut berlokasi di halaman Wisma Duta KBRI Amman.TPSLN 1 berada
di sebelah sisi kiri dan TPSLN 2 berada di sebelah sisi kanan sesuai dengan surat
keputusan PPLN Amman nomor 04/Amman-Kpt/III/2019 tentang Penetapan
Tempat dan Waktu Penyelenggaraan Pemungutan di TPSLN dan KSK.
Pemungutan suara pada masing-masing TPSLN dimulai pukul 7.30 dengan
Pengambilan sumpah Anggota KPPSLN dan pengecekan surat suara. Kegiatan
pemungutan suara di TPS dihentikan pada pukul 13.00-14.00 waktu setempat
untuk beribadah Jum’at. Pemungutan suara resmi ditutup pada pukul 19.00
waktu setempat, setelah terlambat satu jam untuk mengganti waktu istirahat
shalat Jum’at.
Proses pemungutan suara berjalan dengan lancar dan tertib Para WNI
menggunakan moment acara ini untuk saling bersilaturahmi karena Hari Jumat
merupakan hari libur di Yordania. Hal tersebut memberikan kesempatan lebih
maksimal kepada WNI untuk dapat hadir pada acara pencoblosan. Pencoblosan
surat suara dilakukan sesuai arahan KPU, dimana bagi calon pemilih yang masuk
pada kategori Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb)
dimulai pukul 08.00 waktu setempat Sedangkan bagi calon pemilih kategori
Daftar Pemilih Khusus (DPK) dilakukan 1 jam sebelum berakhir masa
pencoblosan. Dalam proses pencoblosan kategori DPKLN ini ditemukan
beberapa masalah, antara lain:
a) Waktu 1 jam yang alokasikan untuk mencoblos terlalu singkat sehingga
menyulitkan bagi KPPSLN untuk mengatur pencoblosan tersebut karena
Sumber:PPLN Dili
Dari hasil Perolehan Suara Pemilihan Umum Anggota DPR di luar negeri
Tahun 2019 diperoleh suara sebagai berikut:
Tabel 13. Tabel Pengguna Hak Pilih Anggota DPR Tahun 2019
Dari hasil Perolehan Suara Pemilihan Umum Pasangan calon Presiden dan Wakil
Presiden di luar negeri tahun 2019 diperoleh suara sebagaimana pada tabel 14.
B. Inovasi PPLN
Dalam rangka peningkatan partisipasi masyarakat di luar negeri dalam
Pemilu 2019, beberapa PPLN telah melakukan inovasi sehingga memberikan
jaminan bagi pemilih untuk berperan serta dalam pelaksanaan pemilu 2009.
Inovasi tersebut telah dilakukan PPLN dalam beberapa tahapan pemilu yaitu:
1. Pembentukan KPPSLN
2. Pembentukan Petugas Pantarlih Luar Negeri
3. Pemutakhiran Data Pemilih dan Penyusunan Daftar Pemilih
4. Sosialisasi Penyelenggaraan Pemilu di Luar Negeri
5. Pengadaan dan Pendistribusian Perlengkapan Pemungutan Suara dan
Perlengkapan Lainnya
6. Pengumuman dan Pemberitahuan Tempat dan Waktu Pemungutan Suara
7. Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara
Inovasi tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut:
C. Rekomendasi
Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, maka dalam rangka peningkatan
peranserta masyarakat dalam Pemilihan Umum di Luar Negeri yang akan
diselenggarakan secara serentak pada Tahun 2024, direkomendasikan untuk
melaksanakan dan menindaklanjuti inovasi yang telah dilakukan oleh beberapa
PPLN dalam rangka penjaminan hak pemilih di luar negeri dalam Pemilu Tahun
2024, yang dilaksanakan dalam tahapan pemilu, seperti:
1. Pembentukan KPPSLN
Inovasi yang direkomendasikan untuk diimplementasikan dalam rangka
Pembentukan KPPSLN pada Pemilu 2024 di luar negeri adalah sebagai berikut:
1. Pengumuman recruitment KPPSLN melalui Flyer, group whatsapp, seluruh
sosial media yang tersedia, website PPLN, website KBRI, website komunitas,
dan informasi yang disampaikan dari satu orang ke orang lainnya;
2. Penyelidikan/penelusuran background calon angota KPPSLN ke akun sosmed
calon anggota KPPSLN;
3. Membentuk Koordinator Wilayah pelayanan (Korwil) menurut konsentrasi
titik sebaran WNI calon pemilih, dengan wakil PPLN sebagai
penanggungjawab Korwil (Person in Charge), yang dibantu oleh staf Korwil,
Terselenggaranya Pemilu di luar negeri tahun 2019 tidak lepas dari peran
serta semua pihak dalam mendukung dan menyukseskan pelaksanaan setiap
tahapan Pemilu. Tentunya hal ini tidaklah mudah, kondisi geopolitik global,
luasnya wilayah kerja, keterbatasan anggaran dan personalia, kompleksitas
budaya masing-masing negara ditambah lagi sebaran WNI di luar negeri serta
jumlah WNI yang masif di beberapa PPLN menjadi tantangan bagi tugas yang
diemban PPLN. Namun, seluruh tantangan tersebut dapat diatasi, dan terbukti
partisipasi pemilih di luar negeri pada Pemilu tahun 2019 meningkat dibanding
Pemilu sebelumnya.
Inovasi, perbaikan kerangka kebijakan serta penyempurnaan regulasi telah
banyak dilakukan oleh KPU untuk meningkatkan kualitas tata kelola Pemilu di
luar negeri. Prinsip melayani pemilih untuk menunaikan hak pilih menjadi
pedoman utama bagi KPU dalam menyusun regulasi dan perencanaan Pemilu di
luar negeri. Beberapa inovasi dan perbaikan regulasi ini merupakan
implementasi dari tesis yang ditulis oleh Hafizy (2017) yang pada intinya
menganalisis instrumen regulasi dan instrument data pemilih dalam
penyelenggaraan pemilu di luar negeri.
Dalam bab ini, penulis akan menyajikan beberapa catatan yang perlu menjadi
perhatian khusus untuk penyelenggaraan Pemilu selanjutnya. Beberapa catatan
reflektif terangkum dalam bentuk rekomendasi yang disuarakan oleh
penyelenggara Pemilu di luar negeri. Kritik membangun dan sumbangsih
pemikiran untuk tujuan mulia ini menjadi sebuah tonggak baru untuk
meningkatkan kinerja KPU dalam menyelenggarakan Pemilu yang lebih
profesional dan berintegritas.
Elliott, O. V. (2002). The Tools of Government: A Guide to the New Governance. New
York: Oxford University Press.
Giddens, A. (1985). Nation State and Violence, Vol. II A Contemporary Critique of
Historical Materialism. Cambridge: Polity Press.
Grindle, M. S. (1980). Politics and Policy Implementation in The Third World: Policy
Content and Context in Implementation. New Jersey: Princeton University
Press.
Hafizy, W. (2017). Penjaminan Hak Pilih Warga Negara di Luar Negeri: Kajian
Instrumentasi Pemilu. Tesis Program Pascasarjana Departemen Ilmu
Politik dan Pemerintahan UGM.
Hanif, H., dkk. (2014). Analisa Penyelenggaraan Pemilu Luar Negeri Tahun 2014.
Jakarta: Komisi Pemilihan Umum.
Hood, C. C., Helen Z. M. (2007). The Tools of Government in the Digital Age. New
York: Palgrave.
Ismatullah, D. (2015). Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Kaul, M. (1997). The New Public Administration: Management Innovations in
Government. Public Administration and Development Journal, Vol 17.
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. 2018. Peraturan KPU Nomor 4
tahun 2018 tentang Pembentukan dan Tata Kerja PPLN dan KPPSLN
dalam Penyelenggaraan Pemilu
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. 2018 Peraturan KPU Nomor 12
tahun 2018 tentang Penyusunan Daftar Pemilih di Luar Negeri dalam
Penyelenggaraan Pemilihan Umum.
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. 2018 Peraturan KPU Nomor 32
Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 7 Tahun 2017 tentang Tahapan, Program, dan Jadwal
Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019.
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia.. 2019. Peraturan KPU Nomor 3
Tahun 2019 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam
Pemilihan Umum.
Lay, C. (2006).Involusi Politik. Yogyakarta: PLOD.
Lembaga Administrasi Negara RI.(2011). Program Penataan Sistem Manajemen
SDM Aparatur. Jakarta: LAN RI.
Pratiwi, R.(2016).Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah, Kepala Daerah,