Anda di halaman 1dari 3

AKPOL

Akademi Kepolisian (disingkat Akpol) adalah jalur penerimaan anggota Polri yang dikhususkan
untuk membina calon perwira pertama. Dibandingkan dengan jalur lainnya, AKPOL menempuh
durasi pendidikan terlama yaitu 4 tahun. Setelah lulus, kamu akan memperoleh gelar Sarjana
Ilmu Kepolisian (S.IP) dan langsung berpangkat Inspektur Tingkat Dua (IPDA). AKPOL ibarat
jalur fast track bagi mereka yang ingin berkarir sebagai Kapolsek, Kapolres, Kapolda, dan
jajaran tinggi lain di Kepolisian.

Perlu garis bawahi, AKPOL hanya menerima lulusan SMA/MA jurusan IPA/IPS dengan usia
minimal 16 tahun dan maksimal 21 tahun saat memulai pendidikan di Semarang. Kamu juga
harus melampirkan skor TOEFL minimal 500. Karena bertujuan untuk menghasilkan lulusan
terbaik, seleksi AKPOL bisa dibilang lebih ketat daripada seleksi Polri lainnya.

Syarat – syarat masuk AKPOL (Akademi Kepolisian)

A. Persyaratan umum:

1. warga Negara Indonesia (pria atau wanita);


2. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
3. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
4. Warga Negara Indonesia (pria atau wanita);
5. Sehat jasmani dan rohani (surat keterangan sehat dari institusi kesehatan);
6. Berumur paling rendah 18 (delapan belas) tahun pada saat diangkat menjadi anggota
Polri;
7. Tidak pernah dipidana karena melakukan suatu kejahatan (SKCK);
8. Berwibawa, jujur, adil dan berkelakuan tidak tercela;
9. Lulus pendidikan dan pelatihan pembentukan anggota Kepolisian.

B. Persyaratan khusus:

1. Pria/wanita, bukan anggota/mantan Polri/TNI dan PNS atau pernah mengikuti


pendidikan Polri/TNI;
2. Berijazah serendah-rendahnya SMA/MA jurusan IPA/IPS (bukan lulusan dan atau
berijazah Paket A, B dan C) dengan ketentuan:
a. Nilai kelulusan rata-rata Hasil Ujian Nasional/UN (bukan nilai gabungan):
1.
 Tahun 2017 s.d. 2019 dengan nilai rata-rata (UN) minimal
60,00;
 Tahun 2020 menggunakan nilai rata-rata dengan nilai
akumulasi minimal 70,00;
 Tahun 2021 akan ditentukan kemudian.
b. Nilai kelulusan rata-rata Hasil Ujian Nasional/UN (bukan nilai gabungan)
khusus Papua dan Papua Barat:

a.
 tahun 2017 s.d. 2018 dengan nilai rata-rata minimal 60,00;
 tahun 2019 dengan nilai rata-rata (UN)minimal 55,00;
 tahun 2020 menggunakan nilai rata-rata rapor dengan
akumulasi minimal 65,00;
 tahun 2021 akan ditentukan kemudian.

c. bagi lulusan tahun 2021 (yang masih kelas XII) nilai rapor rata-rata kelas
XII semester I minimal 70,00 dan setelah lulus menyerahkan nilai Ujian
Nasional dengan nilai rata-rata yang akan ditentukan kemudian;
d. bagi yang berumur 16 sampai dengan kurang dari 17 tahun dengan
ketentuan nilai rata-rata Ujian Nasional minimal 75,00 dan memiliki
kemampuan Bahasa Inggris yang dibuktikan dengan nilai mata pelajaran
Bahasa Inggris pada UN dan nilai rapor rata-rata mata pelajaran Bahasa
Inggris minimal 75,00 serta melampirkan sertifikat TOEFL minimal skor
500;
e. bagi lulusan tahun 2017 s.d. 2021 yang mengikuti Ujian Nasional
perbaikan dapat mengikuti seleksi penerimaan terpadu Akpol T.A. 2021
dengan ketentuan nilai rata-rata memenuhi persyaratan
3. bagi pendaftar dari Pendidikan Diniyah Formal (PDF) dan Satuan Pendidikan
Muadalah (SPM) pada pondok pesantren memiliki nilai kelulusan tara-rata hasil
imtihan wathoni (Ujian Standar Nasional) atau ujian akhir muadalah, dengan nilai
akhir kelulusan rata-rata 70,00;
4. berumur minimal 16 tahun dan maksimal 21 tahun pada saat pembukaan
pendidikan;
5. Tinggi badan minimal (dengan berat badan seimbang menurut ketentuan yang
berlaku):
a. Pria : 165 (seratus enam puluh lima) cm;
b. Wanita : 163 (seratus enam puluh tiga) cm
6. Belum pernah menikah secara hukum positif/agama/adat, belum pernah
hamil/melahirkan, belum pernah memiliki anak biologis (anak kandung) dan
sanggup untuk tidak menikah selama dalam pendidikan pembentukan;
7. Tidak bertato/memiliki bekas tato dan tidak ditindik/memiliki bekas tindik telinga
atau anggota badan lainnya, kecuali yang disebabkan oleh ketentuan agama/adat;
8. Bagi peserta calon Taruna/i yang telah gagal/TMS karena tindak pidana yang
telah berkekuatan hukum tetap (inkrah) tidak dapat mendaftar kembali;
9. Mantan Siswa/i yang diberhentikan tidak dengan hormat dari proses pendidikan
oleh lembaga pendidikan yang dibiayai oleh anggaran negara tidak dapat
mendaftar;
10. Dinyatakan bebas narkoba dengan menyerahkan surat keterangan bebas narkoba
dari instansi kesehatan pemerintah (RS Pemerintah atau Klinik BNN/BNP/BNK);
11. Membuat surat pernyataan bermaterai bersedia ditempatkan di seluruh wilayah
NKRI dan ditugaskan pada semua bidang tugas Kepolisian yang ditandatangani
oleh calon peserta dan diketahui oleh orang tua/wali;
12. Bagi yang memperoleh ijazah dari sekolah di luar negeri, harus mendapat
pengesahan dari Dikdasmen Kemdikbud;
13. Berdomisili minimal 1 tahun di wilayah Polda tempat mendaftar dengan
melampirkan Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga, apabila terbukti
melakukan duplikasi/pemalsuan/rekayasa keterangan akan ditindak sesuai dengan
hukum yang berlaku;
14. Bagi peserta calon Taruna/i yang berasal dari SMA Taruna Nusantara dan SMA
Krida Nusantara yang masih kelas XII dapat mendaftar di Polda asal sesuai
alamat KTP/KK atau dapat mendaftar untuk SMA Taruna Nusantara di Polda
Jateng dan DIY sedangkan untuk SMA Krida Nusantara di Polda Jabar, dengan
ketentuan mengikuti kuota kelulusan/perankingan pada Polda asal sesuai domisili
KTP/KK;
15. Bersedia menjalani Ikatan Dinas Pertama (IDP) selama 10 (sepuluh) tahun
terhitung saat diangkat menjadi Perwira Polri;
16. Memperoleh persetujuan dari orang tua/wali;
17. Tidak terikat perjanjian Ikatan Dinas dengan suatu instansi lain;
18. Bagi calon Taruna/i yang dinyatakan lulus terpilih agar melampirkan kartu BPJS
Kesehatan;
19. Bagi yang sudah bekerja secara tetap sebagai pegawai/karyawan:
a. Mendapat persetujuan/rekomendasi dari kepala instansi yang
bersangkutan;
b. Bersedia diberhentikan dari status pegawai/karyawan, bila diterima dan
mengikuti pendidikan pembentukan Taruna/i Akpol

Anda mungkin juga menyukai