Oleh :
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
Dosen Pembimbing
i
HALAMAN PENGESAHAN
OLEH
MOHAMMAD AVIF NOVA SOFIANTO
NIM: D100 130 017
Dewan Penguji:
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan
saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, ……………………..
Yang menyatakan :
Penulis
iii
PERENCANAAN GEDUNG MALL 5 LANTAI (+ 1 BASEMENT)
DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)
DI SURAKARTA
Abstrak
Kota Surakata atau yang biasa disebut Solo adalah salah satu kota besar di
Indonesia dengan perkembangan ekonomi yang cukup pesat. Hal ini memicu
para pengembang membuka beberapa pusat perbelanjaan di kota Surakarta
untuk pengembangan bisnis mereka. Bangunan pusat perbelanjaan adalah
bangunan dengan kategori cukup vital. Aspek teknis yang sering digunakan
adalah SNI Indonesia rilisan terbaru. Bangunan pusat perbelanjaan ini
direncanakan dengan rangka beton bertulang dengan sistem SRPMM. Aspek
teknis berpedoman pada SNI 1726:2012, SNI 2847:2013, SNI 1727:2013 dan
SNI 1729:2002. Mutu bahan yang digunakan adalah beton (f’c) = 25 MPa,
tulangan polos BJTP 24 (begel), tulangan polos BJTP 30, dan tulangan deform
BJTD 35. Sedangkan rangka atap dengan baja profil BJ41. Karena gedung
berlokasi di Surakarta dengan Ss = 0,749 dan S1 = 0,314 maka gedung berada
di wilayah gempa tinggi. Dan berdasarkan data N-SPT dari boring test,
gedung berlokasi pada situs tanah sedang. Analisa mekanika struktur dengan
bantuan software “SAP2000”. Perencanaan terdiri dari struktur atap, dan
betonabertulang (plat lantai,atangga,abalok, sloof, kolom dinding penahan
danafondasi). Rangka atap didesain dengan kuda-kuda tipe truss dengan baja
profil pipa hollow. Plat beton atap dan bangunan digunakan ketebalan 120 mm
dan 200 mm pada lantai basement. Pada plat lantai atap dipakai tulangan D10
dan D8, plat lantai bangunan dipakai tulangan D13 dan D8, plat lantai
basement dipakai tulangan D16 dan D10, plat tangga dipakai tulangan D13
dan D8. Dimensi balok induk yang dipakai antara lain 400/600 mm, 450/700
mm, dan 450/750 mm dengan tulangan D22 dan Ø10. Dimensi balok anak
yang dipakai 250/500 mm dengan tulangan D22 dan Ø8. Dimensi sloof yang
dipakai antara lain 400/600 mm dengan tulangan D22 dan Ø8. Dimensi kolom
yang dipakai antara lain 650/650 mm dan 750/750 mm dengan tulangan D25
dan Ø10. Dinding penahan yang dipakai adalah tipe kantilever dengan
tulangan D22, D19, D16, dan D13. Fondasi dengan tiang pancang persegi PT
WIKA BETON ukuran 400/400 mm. Pile cap dipakai ketebalan 1000 mm
dengan ukuran antara lain 2000 x 2000 mm, 2500 x 2500 mm, dan 3000 x
3000 mm dengan tulangan deform D22 dan D19.
Abstract
Surakata City or commonly called Solo is one of the major cities in Indonesia
with fairly rapid economic development. This triggered the developers to open
several shopping centers in the city of Surakarta for the development of their
business. But in the construction of shopping center buildings must be
accompanied by the correct technical aspects, because shopping center
buildings are buildings with quite vital categories. The technical aspect that is
often used is the latest Indonesian SNI. This shopping center building is
1
planned with reinforced concrete frame with SRPMM system. Technical
aspects are guided by SNI 1726: 2012, SNI 2847: 2013, SNI 1727: 2013 and
SNI 1729: 2002. The quality of the material used is concrete (f'c) = 25 MPa,
plain reinforcement of BJTP 24 (ties), plain reinforcement of BJTP 30, and
deform reinforcement of BJTD 35.The roof truss with steel profile BJ41.
Because the building is located in Surakarta with Ss = 0.749 and S1 = 0.314,
the building is in a high earthquake probability. And based on N-SPT data
from the boring test, the building is located on a medium soil site. Analysis of
structural mechanics with the help of software "SAP2000". Planning consists
of a roof structure, and repeated concrete (slab, roof, floor, sloof, retaining wall
column and ceiling). The roof truss is designed with hollow pipe steel profiles.
Roof and building concrete slabs are used in thickness of 120 mm and 200 mm
on the basement floor. On the roof floor plate D10 and D8 reinforcement, main
floor plate using D13 and D8 reinforcement, basemant floor plate D16 and
D10 reinforcement, D13 and D8 reinforcement. The dimensions of the main
beam are used 400/600 mm, 450/700 mm, and 450/750 mm with
reinforcement D22 and Ø10. Dimensions of beams are used 250/500 mm with
reinforcement D22 and Ø8. Sloof dimensions used include 400/600 mm with
reinforcement D22 and Ø8. Column dimensions are used 650/650 mm and
750/750 mm with reinforcement D25 and Ø10. Retaining wall used is a
cantilever type with reinforcement D22, D19, D16, and D13. Foundation using
product of PT WIKA CONCRETE piles of 400/400 mm size. Pile caps are
used in thickness of 1000 mm with sizes including 2000 x 2000 mm, 2500 x
2500 mm, and 3000 x 3000 mm with deform reinforcement of D22 and D19.
1. PENDAHULUAN
Kota Surakarta disebut juga Solo adalah wilayah otonom dengan status kota di bawah Provinsi
Jawa Tengah dengan penduduk yang cukup padat. Kota ini juga merupakan kota terbesar ketiga
di pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung dan Malang menurut jumlah penduduk. Kota ini
juga termasuk kota dengan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Hal ini dipengaruhi
banyak sektor, salah satunya oleh sektor bisnis dan perdagangan.
Berkembang pesatnya sektor bisnis dan perdagangan di kota Surakarta juga diimbangi gaya
hidup masyarakat perkotaan yang cenderung konsumtif, menarik minat banyak pengembang
dari dalam maupun luar negeri mendirikan pusat perbelanjaan atau mall di kota Surakarta. Dari
permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka akan dirancang sebuah struktur gedung mall 5
lantai dan 1 basement dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) di wilayah
Surakarta berpedoman pada aspek teknis yang tertera pada SNI terbaru.
2
2. METODE
Data yang digunakan dalam perencanaan gedung perkantoran adalah sebagai berikut:
1). Bangunan yang dirancang adalah gedung pusat perbelanjaan 5 lantai dan 1 basement dengan
beton bertulang dengan desain portal Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah
(SRPMM).
2). Perancangan meliputi analisa struktur atap (truss frame) dan beton bertulang (plat lantai,
tangga, dinding penahan, balok, sloof, kolom, dan pondasi).
3). Spesifikasi beton bertulang :
a). Mutu beton f’c = 25 MPa.
b). Mutu baja fy = 350 MPa. (BJTD 35)
c). Mutu baja fy = 300 MPa. (BJTD 30)
d). Mutu baja fyt = 240 MPa. (BJTP 24)
4). Spesifikasi baja profil :
a). Kuda-kuda digunakan baja profil pipa hollow BJ 37.
b). Gording digunakan baja profil lip channel BJ 37.
c). Digunakan alat sambung las elektroda E70.
5). Bangunan berada di wilayah Surakarta dengan kategori wilayah gempa tinggi.
6). Tebal plat beton atap dan bangunan 12 cm dan plat basement 20 cm. Dimensi balok induk
400/600 mm, 450/700 mm, dan 450/700 mm, balok anak 250/500 mm, sloof 400/600 mm
dan 450/700 mm. Dimensi kolom 650/650 mm dan 750/750 mm.
7). Tanah keras pada kedalaman ± 18,00 m.
8). Pondasi menggunakan pondasi tiang pancang PT WIKA BETON.
9). Analisa struktur memakai bantuan program “SAP 2000” dan “Microsoft Excel”.
Tahapan penelitian dibagi menjadi tujuh tahapan, yaitu :
Tahap I : Pengumpulan data.
Tahap II : Perencanaan rangka atap.
Tahap III : Perencanaan plat lantai, tangga, dan dinding penahan.
Tahap IV : Perencanaan balok dan kolom.
Tahap V : Perencanaan fondasi dan sloof.
Tahap VI : Pembuatan gambar detail.
Tahap VII : Selesai.
3
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Perencanaan Rangka Atap
Hasil perhitungan struktur aap diperoleh :
1). Gording yang digunakan baja profil lip channel C 100x50x20x3,2 dengan sagrod Ø10 mm.
2). Kuda-kuda truss frame dipakai baja profil pipa hollow dengan ukuran antara lain :
a). Profil pipa hollow 114,3x3,6 untuk batang atas dan bawah.
b). Profil pipa hollow 60,5x3,2 untuk batang diagonal.
c). Profil pipa hollow 76,3x3,2 untuk batang vertikal.
3). Dipakai alat sambung las E70 tebal 5 mm.
Detail gambar rangka atap truss frame dapat dilihat pada Gambar 1.
4
Gambar 2. Penulangan plat lantai A1
5
Gambar 4. Penulangan plat lantai C1
4). Pelat tangga tebal 120 mm digunakan mutu beton f’c = 25 MPa dan mutu baja fy = 300
MPa dengan tulangan pokok D13 dan tulangan bagi D8.
Dinding penahan tanah tipe kantilever pada lantai basement digunakan mutu beton f’c = 25 MPa
dan mutu baja fy = 350 MPa dengan tulangan pokok D22, D19, tulangan bagi D16, D12, dan
tulangan susut D13 dan D10.
7
Gambar 7. Penulangan balok B_299
2). Balok anak pada setiap lantai digunakan dimensi 250/500 dengan tulangan longitudinal
D22 dan tulangan geser Ø8. Gambar penulangan dicontohkan pada balok A_10.
9
Gambar 10. Penulangan fondasi F1
11
c). Kolom digunakan tulangan longitudinal D25 dan tulangan geser Ø10. Dimensi kolom
lantai basement dan 1 adalah 750/750 mm, kolom lantai 2 sampai dengan lantai 5
adalah 650/650 mm.
4). Perencanaan struktur bawah.
Struktur bawah terdiri dari fondasi dan sloof yang direncanakan dengan mutu beton f’c =
25 MPa dan mutu baja fy = 350 MPa serta fyt = 240 MPa.
a). Fondasi menggunakan tiang pancang penampang persegi 400/400 mm dengan panjang
per tiang 6 m. Kedalaman tiang pancang hingga tanah keras adalah 18,00 m dari muka
tanah asli.
b). Fondasi menggunakan pile cap dengan tebal 1250 mm dengan tulangan pokok D25
dan tulangan bagi D22.
c). Sloof dipakai dimensi 400/600 mm dengan tulangan longitudinal D22 serta tulangan
begel Ø8.
4.2. Saran
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan struktur beton bertulang untuk
gedung bertingkat pada tugas akhir ini penulis mencoba memberikan saran diantaranya sebagai
berikut :
1). Dalam perencanaan struktur harus digunakan pedoman baku yang umumnya berlaku supaya
diperoleh hasil perencanaan yang aman dan struktur dapat berperilaku seperti asumsi yang
direncanakan.
2). Beban akibat gempa merupakan faktor yang paling dominan dalam perencanaan struktur
gedung bertingkat jika berada di wilayah yang rawan terjadi gempa.
3). Semakin berat struktur gedung bertingkat maka gaya gempa yang terjadi akan semakin
besar, jadi diupayakan menggunakan bahan material yang ringan dalam mendesain gedung
bertingkat.
4). Untuk menghasilkan desain gedung bertingkat yang mampu menerima beban gempa dengan
baik maka bentuk dan denah gedung sebaiknya diusahakan beraturan dan simetris di semua
sisinya.
5). Dalam mendesain bangunan bertingkat diusahakan supaya panjang bentangan balok sama
untuk meminimalisir terjadinya beban torsi yang besar.
12
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, A., 2017. Teori dan Desain Balok Plat Beton Bertulang Berdasarkan SNI 2847-
2013, Muhammadiyah University Press (MUP), Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
Asroni, A., 2018. Teori dan Desain Kolom Fondasi Balok “T” Beton Bertulang Berdasarkan
SNI 2847-2013, Muhammadiyah University Press (MUP), Universitas Muhammadiyah
Surakarta, Surakarta.
Asroni, A., 2015. Struktur Beton Lanjut Sesuai SNI 2847-2013, Program Studi Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Badan Standarisasi Nasional, 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung, SNI 03-1729-2002, Dinas Pekerjaan Umum.
Badan Standarisasi Nasional, 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 1726:2012, Badan Standarisasi
Nasional, Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional, 2013. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung,
SNI 2847:2013, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional, 2013. Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung
Dan Struktur Lain, SNI 1727:2013, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Rochman, A., 2018. Dasar – Dasar Perencanaan Struktur Baja, Program Studi Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Rochman, A., 2018. Perencanaan Struktur Baja, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Pamungkas, A dan Harianti, E., 2009. Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa, ITS Press,
Surabaya.
13