Anda di halaman 1dari 3

Analisa Usaha Budi Daya Sorgum

1.

2.

Materi Ajar

Analisis Usaha Budi Daya Tanaman Sorgum

Perhitungan Biaya Produksi dan Keuntungan


Budi daya tanaman sorgum berpotensi mempunyai prospek
ekonomi karena sorgum dapat dibudidayakan di berbagai
kondisi lahan serta nilai manfaatnya yang besar sebagai sumber
pangan, pakan, dan bioenergi. Sebagai sumber pangan, sorgum
dapat dikembangkan sebagai pangan sehat yang kaya akan
antioksidan untuk mencegah penyakit-penyakit degeneratif.
Sorgum memiliki indek glikemik yang tergolong rendah, artinya
sorgum memerlukan waktu proses metabolisme lebih lama
sehingga dapat memberikan rasa kenyang lebih lama dan lebih

Unit I Budi Daya Tanaman Pangan dan Pemanfaatan Limbahnya 57


lambat meningkatkan gula darah. Oleh karena itu, sorgum sesuai
untuk sumber karbohidrat bagi penderita gula darah tinggi.
Salah satu kendala dalam pengembangan sorgum adalah
sorgum belum begitu dikenal di kalangan masyarakat, kecuali di
wilayah yang menjadikan sorgum sebagai makanan pokok, antara
lain Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Usaha promosi untuk memperkenalkan sorgum sebagai sumber
pangan sehat masih sangat diperlukan untuk pengembangan
sorgum secara sinergis dari hulu (usaha budi daya) sampai ke
hilir (pemasaran dan permintaan konsumen).
Agar pembelajaran lebih menarik, maka dalam pembelajaran
ini peserta didik diperkenalkan dengan analisis budi daya sorgum.
Secara sederhana analisis usaha tani mencakup perhitungan
belanja barang modal tak habis pakai (biaya investasi), belanja
barang modal habis pakai (biaya produksi), dan penjualan hasil
budi daya. Sejak awal kegiatan budi daya, peserta didik sudah
diminta untuk mencatat semua biaya yang dikeluarkan untuk
membeli bahan dan alat yang diperlukan.
Berikut contoh analisis usaha sederhana kegiatan budi daya
dalam luas sesuai dengan yang dilakukan.
1. Belanja barang tidak habis pakai (biaya investasi)
Biaya investasi merupakan biaya yang digunakan untuk
belanja barang-barang yang tidak habis dalam satu kali
kegiatan budi daya, seperti cangkul, garpu, kored, tugal,
tangki semprot, gembor, ember, dan lain-lain.
2. Belanja barang habis pakai (biaya produksi)
Biaya produksi merupakan biaya yang digunakan untuk
belanja barang-barang yang habis dalam satu kali kegiatan
budi daya sehingga setiap kali melakukan budi daya harus
membelinya kembali. Barang-barang tersebut, yaitu benih,
pupuk, pestisida, tali rafia, plastik sungkup, dan lain-lain.
3. Penjualan hasil budi daya, dapat dihitung dengan mengalikan
jumlah hasil budi daya dalam satu kilo gram dikalikan dengan
harga jual per kilo gram hasil budi daya.

58 Buku Panduan Prakarya dan Kewirausahaan: Budi Daya untuk SMA/MA Kelas X
4. Pendapatan/keuntungan (A)
Keuntungan merupakan selisih antara nilai pendapatan hasil
penjualan (B) dengan biaya penyusutan dari modal investasi
(C) dan biaya produksi (D), sehingga A = B – C – D

Analisis Usaha secara Ekonomi


Analisis secara ekonomi dilakukan dengan cara berikut:
Titik impas (Break Event Point/BEP) mengacu pada jumlah
pendapatan yang untuk menutup total biaya yang sudah
dikeluarkan.
Total Biaya
1. BEP Produksi =
Harga Jual

Total Biaya
BEP Harga =
Total Produksi Biji

Berdasarkan hasil analisis sederhana seperti ini peserta didik


diajak untuk mengevaluasi keuntungan yang diperoleh dari usaha
budi daya yang dilakukan. Idealnya nilai BEP produksi untuk suatu
usaha budi daya adalah lebih dari 1. Nilai BEP dapat ditingkatkan
dengan mengoptimalkan dan mengefisienkan kegiatan budi
daya sehingga hasil budi daya yang diperoleh akan lebih besar.
Kualitas hasil budi daya juga akan sangat menentukan harga jual
sehingga nilai BEP akan meningkat. Setelah melakukan analisis
usaha, maka dapat ditentukan apakah suatu kegiatan budi daya
dapat dijadikan pilihan untuk melakukan wirausaha di bidang
pertanian.

Anda mungkin juga menyukai