Anda di halaman 1dari 5

MEDIA AJAR BMC

Bisnis Model Canva


BMC adalah sebuah kerangka model bisnis yang memiliki 9 komponen di dalamnya. BMC
berguna untuk memberikan kita gambaran yang jelas terhadap struktur dari sebuah bisnis.
Saat pertama kali membuat rencana bisnis, BMC merupakan salah satu hal yang wajib kita
gunakan.

Fungsi Bisnis Model Canva


Bisnis Model Canva memiliki beberapa fungsi yang penuh inovasi relevan serta praktis.
Berikut penjelasannya dikutip dari Perencanaan Bisnis dan Cara Mudah Menyusun Business
Plan oleh Mutia Arda, dkk:
 BMC membantu memberikan gambaran singkat tentang model bisnis.
 BMC mudah dipahami oleh siapa pun dengan bagan singkatnya.
 BMC mudah diubah sesuai kebutuhan.
 BMC bisa dibagikan ke siapa pun baik ke karyawan maupun pemangku bisnis.
 BMC bisa digunakan oleh perusahaan besar maupun perusahaan yang masih merintis.
 BMC mampu menjelaskan berbagai aspek bisnis terkait satu sama lain.
 Template BMC bisa memandu model bisnis dengan efektif.

9 Elemen dalam Business Model Canva
Business Model Canva terdiri dari 9 elemen penting, di antaranya:
1. Customer Segments.
2. Value Proposition.
3. Channels.
4. Revenue Streams.
5. Key Resource.
6. Customer Relationship.
7. Key Activities.
8. Key Partnership.
9. Cost Structure.
Sembilan elemen tersebut merupakan panduan bagi pelaku bisnis dalam menentukan sistem
kerja perusahaan, sekaligus media untuk mengevaluasi aktivitas perusahaan apakah sudah
berjalan sesuai sistem.
1. Customer Segments (Segmentasi konsumen)
Elemen pertama yang wajib ada dalam bisnis model canva adalah segmentasi
konsumen. Apapun jenis bisnis yang dijalankan, tentukan segmentasi pelanggan
dengan tepat di awal. Kalian harus menentukan siapa yang menjadi target bisnis,
segmen pelanggan mana yang berpotensi membeli produk atau layanannya.
Kolom ini akan memuat berbagai hal tentang pelanggan, misalnya umur, jenis
kelamin, minat, dan kebiasaan. Hal-hal yang bisa dipertimbangkan dalam menentukan
segmentasi konsumen:
 Customer jobs: apa saja hal yang ingin dicapai pelanggan, masalah yang
dihadapi, apa saja kebutuhan mereka, bagaimana produk atau layanan bisa
membantu konsumen.
 Customer gain: manfaat yang diinginkan atau diharapkan pelanggan dari
bisnismu.
 Customer pain: menggambarkan emosi negatif, apa yang membuat konsumen
merasa tidak nyaman, buruk, risiko yang ditakutkan.

2. Value Proposition (Proposisi nilai konsumen)


Setelah menentukan siapa saja target konsumen, Kalian harus tahu bagaimana
bisnismu bisa bermanfaatnya bagi para pelanggan. Value proposition menjabarkan
poin-poin atau nilai yang ditawarkan oleh suatu bisnis bagi segmen konsumennya.
Supaya lebih detail, menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut dapat membantumu
menyusun value proposition yang tepat.
 Apa keunggulan yang ditawarkan ke pelanggan saat menggunakan produkmu?
 Manfaat apa yang akan didapat pelanggan setelah menggunakan produk?
 Mengapa pelanggan harus memilih produkmu dan apa yang membedakannya dari
kompetitor?
Dengan membuat value proposition, Kalian bisa tahu apa saja manfaat yang didapat
konsumen ketika menggunakan produk dan layanan nantinya. Tunjukkan keunggulan
yang membedakan bisnis Kalian dengan yang lain. Tawarkan value yang unik kepada
pelanggan.

Elemen dalam value proposition


Ada 11 value proposition menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, di
antaranya:
1) Newness: nilai kebaruan yang sebelumnya belum pernah ditawarkan oleh bisnis
lain.
2) Performance: peningkatan performa atau kinerja bisnis.
3) Customisation: produk yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individual
pelanggan.
4) Getting the job done: nilai dari membantu pelanggan melakukan
pekerjaan/membantu memecahkan masalah tertentu.
5) Design: nilai dari segi desain suatu produk, misalnya pada industri fashion.
6) Brand / status: menunjukkan status sosial tertentu ketika memakai produk.
7) Price: menawarkan nilai yang sama dengan harga yang lebih terjangkau kepada
segmen pelanggan yang sensitif terhadap harga.
8) Cost reduction: nilai yang diberikan kepada pelanggan berupa pengurangan biaya
dari aktivitas yang dilakukan, misalnya pada produk aplikasi kasir (POS), HR,
atau payroll.
9) Risk reduction: nilai berupa pemberian garansi terhadap produk dan layanan
dalam hal pengurangan risiko.
10) Accessibility: memberi akses kepada pelanggan yang semula tidak bisa
mendapatkan produk/jasa tersebut, misalnya program pegadaian yang kini
memungkinkan pesertanya menabung emas tanpa harus dalam bentuk fisik.
11) Convenience: memberi kenyamanan dan kemudahan kepada pelanggan.
3. Channels (Saluran)
Channel merupakan media interaksi antara bisnis dengan konsumen untuk
menyampaikan produk dan layanannya. Penentuan channel adalah salah satu faktor
penentu kesuksesan dalam berbisnis. Pikirkan dengan baik channel apa saja yang
akan digunakan untuk menjangkau pelanggan, misalnya dengan media sosial, ads,
marketplace, dan website.

4. Customer Relationship (Hubungan konsumen)


Setelah memahami segmentasi konsumen dan channel yang digunakan, saatnya menentukan bagaimana
bisnis Kalian berinteraksi dengan pelanggan. Karakteristik

tiap pelanggan berbeda-beda, maka itu Kalian harus memahami bagaimana


mengambil hati dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada..

5. Revenue Streams (Sumber pendapatan)


Elemen business model canva ini menggambarkan sumber pendapatan bisnis Kalian.
Ini merupakan hal yang penting dan harus dikelola semaksimal mungkin. Cari tahu
strategi yang bisa dilakukan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Jangan
sampai ada produk, atau kinerja yang tidak dimanfaatkan secara maksimal.

6. Key Resource (Sumber daya)


Sumber daya yang sesuai untuk mendukung aktivitas bisnis. Key resource merupakan
daftar sumber daya yang sebaiknya dimiliki suatu bisnis untuk mewujudkan value
proposition. Key resource bisa dikategorikan ke dalam 4 tipe, yakni,
1) Physical resource: gedung, tempat usaha, mesin, kendaraan, produk atau bahan
baku.
2) Intellectual resource: hak cipta, merek, paten, partnership, trademark.
3) Human resource: sumber daya manusia, orang yang menjalankan aktivitas
perusahaan.
4) Financial resource: dana, saldo tunai, kredit, dan sebagainya.

7. Key Activities (Aktivitas yang dijalankan)


Key activities adalah elemen dalam Business Model Canva yang menjelaskan semua
aktivitas yang berhubungan dengan bisnis. Semua kegiatan tersebut harus
menghasilkan value proposition perusahaan.

8. Key Partnership (Kerja sama)


Key partnership adalah elemen dalam Business Model Canva yang berisi daftar
sumber daya di luar perusahaan yang Kalian butuhkan untuk mencapai key activites
dan menyampaikan value ke pelanggan. Partner utama ini dapat berupa third party,
seperti supplier, mitra bisnis atau perusahaan lain yang mendukung aktivitas bisnis
Kalian.

9. Cost Structure (Struktur biaya)


Cost structure merupakan elemen terakhir dalam Business Model Canva. Di dalamnya
mencakup pemetaan biaya untuk mengoperasikan bisnis sesuai dengan value
proposition.

Tips Cara Membuat Business Model Canva


Setelah menyimak penjelasan tentang elemen-elemen pentingnya, sekarang perhatikan 5
cara membuat Business Model Canva berikutnya!
1. Analisa kompetitor
Melakukan analisa terhadap pesaing bisnis baik untuk menambah wawasan Kalian. Kalian bisa melihat
dari sisi keberhasilan atau juga kegagalan kompetitor sebagai pembelajaran untuk bisnis Kalian ke
depannya. Melalui informasi tersebut,

Kalian bisa tahu celah yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis dan
menjangkau pasar lebih baik daripada kompetitor.
2. Mengurutkan elemen secara sistematis
Tips selanjutnya, urutkan 9 elemen tersebut secara sistematis supaya Kalian tahu mana
prioritas yang harus dijalankan. Kalian juga bisa menyusun strategi dengan jangka
waktu tertentu. Sebab, semakin jelas target waktu dan tujuannya, semakin mudah
mengukur keberhasilannya.

3. Hubungkan tiap elemennya


Menghubungkan setiap elemen yang ada dapat membantu Kalian untuk menyusun
strategi yang tepat. Setiap elemen dalam model bisnis kanvas harus terhubung dan
mendukung satu sama lain.
4. Fokus pada kondisi saat ini
Kalian bisa saja membuat strategi bisnis untuk ke depan. Namun, ada baiknya untuk
fokus dalam menyusun strategi dengan kondisi saat ini. Pasalnya, kondisi bisa saja
berubah sewaktu-waktu karena berbagai faktor, misalnya perubahan perilaku
konsumen atau munculnya kompetitor baru. Maka itu, penting untuk fokus menyusun
strategi dengan kondisi sekarang agar perhitungan lebih tepat.
5. Melakukan review
Setelah selesai menyusun kerangka, pastikan semua elemen saling terhubung dan
lakukan pengecekan ulang. Melakukan review membantu Kalian untuk memeriksa
kekurangan dan memperbaikinya jika dirasa kurang tepat.
Contoh Business Model Canva

Sumber : https://www.dewaweb.com/blog/apa-itu-business-model-canvas/

Anda mungkin juga menyukai