Anda di halaman 1dari 58

107

Kurikulum Anak Bulan September 2023

Minggu, 03 September 2023


(Minggu Biasa XVIII- Minggu ke-14
setelah Pentakosta- Hijau)
109

SIAP MENJADI PENOLONG


KELUARAN 3:1-15

Minggu, 10 September 2023


(Minggu Biasa XIX - Minggu ke-15 setelah
Pentakosta- Hijau)
123

MENGINGATKAN KAWAN DEMI KEBAIKAN


MATIUS 18:15-20

Minggu, 17 September 2023


(Minggu Biasa XX – Minggu ke-16
Setelah Pentakosta - Hijau)
137

MENGAMPUNI KARENA DIAMPUNI


MATIUS 18:21-35

Minggu, 24 September 2023


(Minggu Biasa XXI – Minggu ke-17
setelah Pentakosta - Hijau)
151

JANGAN BERSUNGUT-SUNGUT
KELUARAN 16:2-15

108
“MUSA”

109
Minggu, 03 September 2023
(Minggu Biasa XVIII- Minggu ke-14 setelah Pentakosta- Hijau)

SIAP MENJADI PENOLONG


KELUARAN 3:1-15

NILAI KRISTIANI
Kesediaan menanggapi panggilan Tuhan untuk menjadi penolong bagi sesama.

TOKOH
MUSA

AYAT INDAH
“Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku,
orang Israel, keluar dari Mesir."
(Keluaran 3:10)

URAIAN PELAJARAN

1. Musa adalah salah satu Nabi yang sangat terkenal dalam Perjanjian Lama. Kehidupannya
yang mencapai usia seratus dua puluh tahun (Ulangan 34:7) dipenuhi dengan berbagai
dinamika. Secara umum, kita bisa melihat tiga babak besar dalam kehidupannya
yakni masa ketika ia menjadi pangeran kerajaan di Mesir, masa ketika ia menjadi
seorang penggembala di Midian dan masa ketika ia memimpin bangsa Israel keluar
dari tanah Mesir menuju Kanaan.

2. Bacaan Alkitab kita pada hari ini adalah masa yang kedua. Masa di mana Musa telah
meninggalkan Mesir dan menjadi seorang penggembala kambing domba milik Yitro,
mertuanya. Ia yang dahulu hidup dalam kemapanan sekarang harus membiasakan
diri hidup sederhana demi menghindari rencana pembunuhan yang dirancangkan
Firaun kepadanya. (Keluaran 2:15)

3. Namun rencana Tuhan berkata lain, Ia menginginkan Musa untuk menjadi penolong bagi
Israel yang kala itu tengah menderita di Mesir. Ketika Musa sedang menggembalakan
kambing dombanya di gunung Horeb, Allah menampakkan diri kepadanya.

4. Peristiwa teofani (penampakan atau manifestasi Allah) kepada Musa dinyatakan melalui
semak duri yang menyala. Penyataan Allah dalam nyala api ini adalah media yang
digunakan Tuhan untuk memanggil dan mengutus Musa agar ia menolong bangsa
Israel keluar dari Mesir. Dalam tradisi iman bangsa Israel, Allah yang menampakkan

110
dan menggambarkan diri-Nya dalam bentuk api bukanlah sebuah hal yang asing. (bdk.
Keluaran 19:18, Ulangan 4:24) Api adalah simbol dari sifat Allah yang menguduskan
dan menghukum.

5. Lewat semak duri yang menyala tersebut Allah mengutus Musa untuk membawa
keluar bangsa Israel dari tanah Mesir. Bukannya dengan sukacita menanggapi
panggilan dari Allah tersebut Musa justru menjawab: “Siapakah aku ini, maka aku
yang akan menghadap Firaun dan membwa orang Israel dari Mesir?”(Keluaran 3:11)

6. Jawaban ini adalah bentuk dari ketakutan Musa yang selama ini memang
menghindar dari Mesir terlebih Firaun yang berusaha membunuhnya. Musa awalnya
tidak bersedia untuk menolong bangsa Israel karena ia diliputi perasaan takut dan
khawatir. Ia cemas akan keberadaan diri dan kemampuannya. Namun di tengah
ketakutannya, Allah meneguhkan Musa lewat janji penyertaan-Nya.

7. Menolong orang lain tidak selalu dianggap sebagai sebuah kesempatan emas
untuk menanggapi panggilan Allah. Banyak orang yang berupaya untuk menolak
menolong orang lain dengan berbagai macam alasan. Padahal ketika kita
bersedia menolong orang lain, Allah akan memperlengkapi sehingga hidup kita
menjadi berkat bagi orang lain.

TATA IBADAH

1. Sapaan
GSM : Selamat pagi adik-adik...
Siapa yang tadi sebelum hadir di ibadah Sekolah Minggu ini, menyempatkan
dirinya untuk menolong orang tua? Ayo sebutkan adik-adik tadi menolong
apa saja? Wah... senang sekali ya kalau kita bisa terus mendengar panggilan
Tuhan untuk menolong orang lain. Mari kita awali ibadah Sekolah Minggu ini
dengan pujian “Dengar Dia Panggil Nama Saya”
2. Pujian: “Dengar Dia Panggil Nama Saya”
(https://www.youtube.com/watch?v=tfN_DZRmTGM)
3. Doa Pembukaan.
4. Pujian Persiapan Firman: “Ku Buka Alkitab”
(https://www.youtube.com/watch?v=N7x9hbjFsMo)
5. Penyampaian Firman.
6. Pujian Persembahan: “Mari Bersyukur Semua” (KC 38)
7. Doa Persembahan dan Penutup.
8. Pujian Penutup: “Big or Small”
(https://www.youtube.com/watch?v=rF6PRIE5FVk)

111
PENYAMPAIAN FIRMAN TUHAN

KELAS PAUD

KREATIVITAS PENYAMPAIAN

Pembukaan
Halo adik-adik, apakah ada yang tahu ini gambar burung apa?
(GSM menunjukkan gambar burung pelikan).
Ya, ini adalah gambar burung pelikan atau burung undan. Burung pelikan adalah burung
air yang memiliki paruh terbesar di antara semua burung di dunia. Paruh bawahnya dapat
mengembang dan bisa berbentuk seperti kantung. Kantung pada paruh ini digunakan
untuk menangkap dan menampung ikan yang sudah ia peroleh.
Wah… keren ya burung ini! Kakak punya cerita lho tentang burung pelikan, siapa yang
mau mendengar? Mari kita simak ceritanya!

Penyampaian Pelajaran (Cerita)


Hujan baru saja berhenti pagi itu di pinggir laut. Seperti biasa pagi itu Cika si burung
pelikan keluar dari sarangnya untuk mencari ikan yang menjadi makanannya. Pagi itu, ia
harus segera bergegas terbang karena ia memiliki anak-anak burung yang sudah
kelaparan. Namun betapa terkejutnya dia kala melihat sahabatnya, Roki si anjing laut
meringis kesakitan di tepi pantai. Dengan sigap Cika menghampiri Roki dan menyapanya:

Cika : “Hai Roki, apa yang terjadi kepadamu, kamu terlihat sangat kesakitan?”
Roki : “Aku baru saja lolos dari kejaran pemburu, namun siripku tertembak sehingga
sekarang aku hanya bisa di tempat ini menunggu lukaku pulih!”

Melihat hal ini, bersedihlah Cika. Ia berpikir pasti Roki akan sungguh kesulitan untuk
mencari makan. Sementara, ikan yang harus ia tangkap bukan hanya untuk dirinya sendiri
tetapi juga untuk anak-anaknya. Ia tidak yakin sanggup mencari ikan lebih banyak untuk
dibagikan kepada Roki, sahabatnya. Tenaganya sungguh terbatas untuk terbang lebih
lama. Sejenak terlintas untuk meninggalkan roki yang sedang terluka itu, namun akhirnya
Cika berkata kepada Roki:

Cika : “Untuk beberapa waktu ini sebaiknya kamu beristirahat dulu ya, agar lukamu cepat
sembuh. Untuk urusan makan, aku yang akan membawakannya untukmu!”
Roki : “Tapi… kalau kamu harus mencarikan ikan bagiku, apakah itu tidak memberatkanmu?”
Cika : “Ah.. kamu tenang saja, paruhku memiliki kantung yang sangat besar untuk
menampung banyak ikan dan sayapku juga kuat untuk terbang lebih lama”

112
Meski Cika sempat bimbang dan khawatir, namun karena ia sungguh mengasihi
sahabatnya ia berusaha dengan keras setiap hari untuk berburu ikan bagi roki dan juga
anak-anaknya. Sampai Roki sembuh, setiap hari Cika membantunya untuk mendapatkan
ikan. Cika tahu bahwa kesediaannya untuk menolong akan meringankan beban orang lain.

Kesimpulan Pelajaran
Adik-adik, Cika si burung pelikan itu sadar bahwa kemampuan yang telah Tuhan berikan
kepadanya yakni memiliki paruh yang besar serta sayap yang kuat adalah anugerah yang
dapat ia gunakan untuk menolong orang lain. Sehingga meski awalnya khawatir dan
cemas, Cika akhirnya memutuskan untuk menolong Roki. Tuhan telah memberikan
berbagai anugerah dan talenta dalam hidup yang dapat kita gunakan untuk menolong
orang lain, jangan ragu untuk menolong orang lain yang membutuhkan karena Tuhan
pasti akan memampukan kita.

Aktivitas: “Kantung Burung pelikan”


a. Bahan yang Dibutuhkan:
1. Gambar Burung Pelikan
2. Kertas buffalo/ kertas karton
3. Balon
4. Gunting
5. Lem
6. Crayon/pensil warna
b. Langkah Pembuatan:
1. Siapkan semua bahan yang dibutuhkan
2. Potonglah pola/gambar burung pelikan dari ilustrasi yang sudah tersedia.
3. Jiplaklah dua bentuk burung pada kertas buffalo/kertas karton
4. Potong hasil jiplakan tesebut dan warnailah.
5. Rekatkan kedua lembaran gambar burung pelikan tersebut dengan balon di
antara kedua lehernya.
c. Makna Aktivitas
Melalui aktivitas ini, ASM dapat mengingat kembali talenta burung pelikan yang
kemudian digunakannya untuk menolong orang lain.

113
KELAS KECIL

KREATIVITAS PENYAMPAIAN

Pembukaan
Halo adik-adik? Siapa disini yang pernah menolong orang lain?
Kalau kakak boleh tahu, pertolongan apa saja yang pernah dilakukan?

Wah.. ternyata kita semua pernah menjadi penolong ya, ada yang pernah menolong orang
tua, saudara, guru bahkan ada juga yang pernah menolong temannya. Hari ini kakak akan
membagikan kisah yang luar biasa tentang seorang anak perempuan yang bersedia
menolong sahabatnya.

Penyampaian Pelajaran (Cerita)


Nama anak perempuan itu adalah He Qin-jiao (13). Ia adalah seorang anak perempuan
yang dinobatkan sebagai siswi tercantik di China. Mengapa Qin-jiao menjadi siswa
tercantik di cina? Apakah karena wajahnya memang cantik? Ternyata ia dinobatkan
sebagai siswi tercantik bukan hanya karena wajahnya yang rupawan, hatinya yang
sungguh amat baik. Ia rela selama tiga tahun menggendong sahabatnya yang tidak bisa
berjalan karena terkena penyakit polio.

Kala itu Qin-jiao berusia 9 tahun, ia melihat He Ying-hui, sahabatnya tidak lagi bisa pergi
ke sekolah karena penyakit polio yang dideritanya. Keluarganya memutuskan untuk tidak
lagi menyekolahkannya karena mereka sibuk bekerja dan tidak bisa setiap hari
menggendong Ying-hui. Namun siapa yang menyangka Qin-jiao sahabatnya memutuskan
untuk setiap hari menggendong Ying-hui agar ia tetap bersekolah.

Kebaikan hari Qin-jiao ternyata menyebar dan akhirnya diketahui oleh pemerintah
setempat. Akhirnya pemerintah setempat pun memberi Ying-hui sebuah kursi roda
sehingga Qin-jiao tidak perlu lagi menggendongnya ke sekolah. Meski Ying-hui kini telah
memiliki kursi roda, dedikasi Qin-jiao terhadap sahabatnya tidak berhenti di situ. Dia tetap
bangun pada pukul 06.00, membereskan rumahnya dan bergegas ke rumah Ying-hui
untuk mendorongnya ke sekolah. Sesampainya di sekolah, Qin-jiao akan menggendong
Ying-hui untuk menuju ke kelas mereka yang berada di lantai dua. Qin-jiao sungguh
menjadi penolong yang baik bagi sahabatnya.

114
Kesimpulan Pelajaran
Sebagai anak-anak Tuhan, kita dipanggil untuk menjadi penolong bagi orang lain.
Menolong orang lain tidak tergantung pada seberapa mampu atau kuat diri kita tetapi
dari kesungguhan serta kemauan kita untuk menjadi berkat. Kala kesungguhan itu muncul
dalam diri kita, yakinlah Allah akan memampukan kita untuk mengemban panggilan-Nya.
Demikianlah yang dapat kita lihat terjadi dalam kisah Qin-jiao dan juga dalam kisah
pemanggilan Musa untuk menolong bangsa Israel.

Aktivitas: “Kupon Pertolonganku”


a. Bahan yang Dibutuhkan:
1. Kertas buffalo/kertas karton
2. Spidol
3. Crayon/pensil warna
4. Gunting
b. Langkah Pembuatan:
1. Buatlah “kupon pertolonganku” dengan bentuk persegi panjang dari kertas
buffalo/kertas karton.
2. Tuliskan satu pertolongan apa yang dapat dilakukan oleh anak kepada orang lain
dalam kertas tersebut (bisa kepada orang tua, saudara dan teman).
3. Buatlah beberapa kupon tergantung dari kesanggupan setiap anak.
4. Hiaslah dan warnailah kupon-kupon tersebut sehingga tampak menarik.
5. Bagikanlah kupon-kupon tersebut kepada orang lain, dan mintalah mereka
mengeluarkan kupon-kupon tersebut kala membutuhkan bantuan dari ASM.
c. Makna Aktivitas
Melalui aktivitas ini, ASM diajak untuk siap menjadi penolong bagi orang lain
kapanpun ketika mereka dibutuhkan.

115
KELAS BESAR

KREATIVITAS PENYAMPAIAN

Pembukaan
Shalom adik-adik…
Siapakah yang mau membantu untuk membacakan firman Tuhan hari ini?

(Mintalah salah satu ASM membaca Keluaran 3:1-15. Setelah membantu membacakan
firman tersebut minta ASM menceritakan apa perasaannya sebelum memutuskan untuk
menolong)

Penyampaian Pelajaran (Cerita)


Memutuskan untuk menolong orang lain adalah hal yang ternyata tidak mudah. Kita harus
mengorbankan banyak hal termasuk kenyamanan ketika kita memilih untuk menolong
sesama. Hal inilah yang terjadi pada diri Musa ketika ia dipanggil oleh Allah untuk
memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir.

Saat itu Musa sedang menggembalakan kambing dombanya di gunung Horeb, tiba-tiba
Allah menampakkan diri kepadanya lewat semak duri yang menyala. Dalam penampakan
inilah, secara khusus Allah meminta Musa untuk membawa bangsa Israel keluar dari tanah
Mesir. Namun bukannya bersukacita menanggapi panggilan dari Allah, Musa justru
menjawab: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa
orang Israel dari Mesir?” (Keluaran 3:11) Jawaban Musa ini menunjukkan ketidaksiapan
dan ketakutannya mengemban panggilan tersebut.

Bukan tanpa sebab Musa menolak panggilan untuk menolong bangsa Israel. Kala itu,
keberadaan Musa di Midian sebenarnya adalah pelarian ketika ia hendak dibunuh oleh
Firaun setelah ia menolong bangsanya yang disiksa saat melakukan kerja paksa. Ia yang
saat itu sudah merasakan hidup nyaman di Midian tentu tidak mau kembali lagi ke Mesir.
Selain nyawanya akan terancam tetapi juga membawa bangsa Israel keluar dari Mesir
bukanlah sebuah pekerjaan yang ringan.

Musa sungguh mencemaskan keberadaan diri dan kemampuannya. Ia takut menolong


bangsa Israel yang kala itu memang membutuhkan kemerdekaan dari penindasan Mesir.
Namun Tuhan sungguh berkuasa atas kehidupan. Ditengah ketakutannya, Allah meneguhkan

116
Musa lewat janji penyertaan-Nya. Janji inilah yang terus menyertai Musa ketika memutuskan
untuk menjadi penolong bagi Israel.

Kesimpulan Pelajaran
Seringkali kita merasa tidak mampu untuk menolong orang lain karena keterbatasan yang
kita miliki. Namun yakinlah, Allah akan memperlengkapi sehingga hidup kita menjadi
berkat bagi orang lain.

Aktivitas: “Aku Siap Menjadi Penolong”


a. Bahan yang Dibutuhkan:
1. Gambar-gambar orang yang membutuhkan pertolongan
2. Kertas Buffalo
3. Alat Tulis
b. Langkah Pembuatan:
1. GSM membagikan beberapa gambar tentang situasi orang yang sedang
membutuhkan pertolongan.
2. ASM menempelkannya pada kertas buffalo dan menuliskan sebanyak-banyaknya
bantuan apa yang kira-kira dapat diberikan pada situasi tersebut.
3. Mintalah beberapa anak untuk mempresentasikan pendapatnya.
c. Makna Aktivitas
Melalui studi kasus ini diharapkan anak-anak dapat peka melihat pertolongan apa
yang dapat mereka lakukan kepada sesamanya.

117
GAMBAR ALAT PERAGA
Kelas PAUD
(Ilustrasi gambar burung pelikan memberi makan anjing laut)

118
Kelas KECIL
(Gambar anak menggendong sahabatnya)

119
Kelas BESAR
(Gambar Musa seorang gembala yang berhadapan dengan semak berduri)

120
GAMBAR AKTIVITAS
Kelas PAUD

Kelas KECIL

121
Kelas BESAR
(Contoh situasi dapat ditambahkan sesuai dengan kreatifitas masing-masing guru)

Contoh pembuatan kartu “Aku Siap Menjadi Penolong”

122
“YESUS MEMBERI NASEHAT”

123
Minggu, 10 September 2023
(Minggu Biasa XIX - Minggu ke-15 setelah Pentakosta- Hijau)

MENGINGATKAN KAWAN DEMI KEBAIKAN


MATIUS 18:15-20

NILAI KRISTIANI
Berani mengingatkan sesama saudara demi kebaikan.

TOKOH
YESUS

AYAT INDAH
“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia
mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.”
(Matius 18:15)

URAIAN PELAJARAN

1. Berbagai nasehat yang diberikan Tuhan Yesus dalam Matius pasal 18 diletakkan pasca
pemberitaan kedua tentang penderitaan dan kematian-Nya (Mat. 17:22-23). Tentu
pesan pastoral yang coba diungkapkan menjadi sangat jelas. Tuhan Yesus sedang
memberikan nasehat tentang bagaimana memelihara hidup berkomunitas dalam
kesatuan umat beriman pada saat itu atau bahkan kelak pada saat para murid tidak
lagi bersama-sama secara fisik dengan-Nya. Setiap orang yang berada dalam kesatuan
tubuh Kristus diharapkan tidak lagi hidup hanya mementingkan dirinya sendiri namun
menjaga dan memelihara iman sesamanya.

2. Kesediaan untuk menjaga dan memelihara iman sesama inilah yang kemudian harus
diwujudkan dalam bentuk saling mengingatkan ketika melihat seorang saudara
berbuat salah atau dosa.

3. Langkah pertama yang harus dilakukan manakala mendapati seorang saudara


berbuat dosa adalah tegurlah dia di bawah empat mata. Tegurlah (Yun: Elegxon)
dalam konteks ini tidaklah berarti menegur dengan maksud mencela atau
mempermalukan. Kata ini bermakna sebuah tindakan untuk menunjukkan apa

124
yang menjadi kesalahannya. Tujuan dari teguran yang disampaikan jelas yakni
mengasihi dan menyadarkan kembali sesama. (bdk. Imamat 19:17).

4. Langkah kedua adalah teguran dengan menghadirkan saksi. Petunjuk ini sesuai
dengan peraturan tentang saksi-saksi dalam proses pengadilan. (bdk. Ulangan 19:15)
Tetapi konteks yang dituliskan Matius ini bukanlah perkara di pegadilan melainkan
usaha perdamaian secara persaudaraan. Langkah kedua ini dilakukan sekali lagi tentu
bukan untuk menunjukkan kesalahan pada pihak yang lebih luas sehingga ia
dipermalukan, tetapi sebagai wujud kepedulian dan semangat pantang menyerah
terhadap saudara yang belum mau berbalik atas dosanya. Adanya pihak lain mungkin
membantunya untuk lebih menyadari kesalahan yang telah ia perbuat.

5. Langkah ketiga adalah menyampaikan persoalannya kepada jemaat dan jika ia tidak
juga berubah maka lakukanlah langkah keempat yakni pandanglah dia sebagai
seorang yang tidak mengenal Allah. Alasan menyampaikan permasalahannya kepada
jemaat adalah agar seluruh jemaat punya kesempatan untuk membantu saudaranya,
sedangkan alasan untuk memandangnya sebagai orang yang tidak mengenal Allah
adalah memberi ruang yang cukup baginya untuk mengintrospeksi diri setelah
beragam teguran yang disampaikan. Dua langkah terakhir ini ditempuh semata-mata
karena kasih yang harus dinyatakan bagi saudaranya yang berdosa.

6. Menegur dan menyatakan kebenaran merupakan perkara yang tampaknya mudah


diucapkan namun sulit dilakukan. Hal ini terjadi karena si penegur harus menyadari
resiko yang mungkin diterimanya termasuk salah satunya dimusuhi kala ia
mengingatkan kesalahan seseorang. Namun tindakan tersebut adalah bagian dari
cinta kasih kita kepada sesama. Kalau kita membiarkan kawan kita terus melakukan
apa yang keliru maka sesungguhnya kita tidak mengasihi mereka.

7. Melalui pembelajaran hari ini anak diajak untuk berani mengingatkan kawan agar
hidupnya tidak salah arah. Mintalah tuntunan Tuhan agar kita mampu
menyampaikan teguran dengan tepat sehingga ungkapan kasih dapat diterima
dengan baik dan mengubahkan hidup.

125
TATA IBADAH
1. Sapaan
GSM : Selamat pagi adik-adik.
Siapa yang mengasihi teman-temannya?
Mari katakan “aku mengasihimu” kepada teman di sekitar kita!
(biarkan ASM menyampaikan kasih kepada temannya)
Yuk.. kita tunjukkan kesediaan kita berbagai kasih dengan menyanyikan K.A.S.I.H
2. Pujian: “K.A.S.I.H” (https://www.youtube.com/watch?v=MoNRqrXOaCQ)
3. Doa Pembukaan.
4. Pujian Persiapan Firman: “Firman Tuhan Ada di Hatiku”
(https://www.youtube.com/watch?v=0xRo-Qce6dQ)
5. Penyampaian Firman.
6. Pujian Persembahan: “Burung Pipit Tidak Menabur”
(https://www.youtube.com/watch?v=8N0yaV5QBHU)
7. Doa Persembahan dan Penutup.
8. Pujian Penutup: “Mentega dan Roti”
(https://www.youtube.com/watch?v=QPHKJ0hyQAc)

PENYAMPAIAN FIRMAN TUHAN

KELAS PAUD

KREATIVITAS PENYAMPAIAN

Pembukaan
Halo anak-anak Sekolah Minggu...
Siapa yang di sini pernah melihat temannya berbuat salah atau melakukan perbuatan yang
tidak baik? Perbuatan apa yang mereka lakukan?
(GSM memberi kesempatan ASM untuk menjawab).

Lantas apa yang kita lakukan? Apakah waktu itu kita hanya marah? Atau kita berani
menegur mereka? Sikap mana yang tepat ketika kita melihat ada teman kita yang berbuat
salah? Yuk kita simak kisah berikut ini.

126
Penyampaian Pelajaran (Cerita)

Di suatu pagi yang cerah Pak Kancil mengunjungi keluarga Ibu Tupai yang memiliki 3 anak
yang bernama Alvin, Clara dan Abel.

“Pagi ibu Tupai, aku kemarin habis berjalan-jalan di hutan dan menemukan beberapa biji
kenari. Aku ingin membagikannya kepada anak-anak tupai yang lucu itu. Bolehkah aku
memberi mereka biji kenari?” Ujar pak Kancil.
“Wah.. tentu saja boleh. Alviiiiin… Claraa…. Abeelll… ini Pak Kancil datang membawakan
hadiah biji kenari untuk kalian.”
(ketiga anak tupai keluar dari rumah pohon dengan riang)
“Horee…horee…” sahut ketiga tupai kecil.
(Ibu Tupai menahan mereka agar tidak berebut)
“Eits.. hanya boleh ambil satu dari kantong itu ya.. yang lainnya disimpan untuk besok.”
“Baik ibu….” Jawab Alvin, Clara dan Abel.

Setelah mendapatkan biji kenari itu mereka kemudian memanjat pohon untuk menikmati
hadiah mereka. Namun ternyata Alvin tidak mendengarkan perintah ibunya. Ia mengambil
dua biji kenari diam-diam sementara Clara dan Abel hanya mengambil satu kenari. Melihat
hal itu Clara hanya diam dan menikmati biji kenarinya, tetapi Abel merasa tidak nyaman.
Abel tidak ingin saudaranya mencuri demi mendapatkan bagian yang lebih. Oleh
karenanya, ia memberanikan diri untuk menegur Alvin.

“Hai Alvin, kenapa kamu tidak patuh pada perintah ibu dan mencuri satu kenari lagi di luar
bagianmu?” tegur Abel.
Alvin yang tak menyangka kalau saudaranya tahu perbuatannya tampak gugup menjawab
“E…e…. aku soalnya lapar.”
“Tapi kamu tidak boleh mencuri. Mencuri itu tidak baik. Kalau kamu lapar, kamu harusnya
berterus terang pada ibu. Bagaimana kalau ibu tahu kamu mencuri? Pasti hatinya sedih.”
Abel mencoba memberikan penjelasan pada Alvin.

Alvin pun merasa perbuatannya salah dan mengembalikan biji kenari sambil meminta
maaf kepada ibunya. Sang ibu memuji keberanian Alvin yang mau mengakui
kesalahannya. Tak lupa ibu pun memuji Abel karena berani mengingatkan kesalahan
saudaranya.

127
Kesimpulan Pelajaran

Tuhan Yesus memerintahkan kepada kita semua, agar kita berani mengingatkan teman
kita ketika mereka berbuat salah. Kita tidak boleh diam dan hanya memperhatikan
kebaikan diri sendiri tetapi juga kebaikan dan perkembangan orang lain. Keberanian kita
untuk menegur adalah bentuk kasih yang harus dinyatakan. Jangan biarkan saudara dan
kawan kita berbuat dosa.

Aktivitas: “Kaca Pembesar”


a. Bahan yang Dibutuhkan:
1. Karton tebal
2. Plastik pembungkus/Plastik mika warna-warniGunting
3. Lem
4. Crayon/pensil warna
b. Langkah Pembuatan:
1. Potong karton tebal membentuk sepasang kerangka kaca pembesar. (Lihat
gambar)
2. Tempatkan sepotong pembungkus plastik di antara dua kerangka kaca
pembesar.Rekatkan kedua kerangka tersebut dengan plastik di antaranya.
3. Potong kelebihan plastik dan hias kaca pembesar tersebut.
c. Makna Aktivitas
Sebuah kaca pembesar tidak digunakan untuk melihat diri sendiri tetapi memusatkan
perhatian pada benda atau sesuatu diluar diri kita. Melalui aktivitas ini, ASM diajak
untuk menjadi anak yang penuh perhatian terhadap sekitarnya. Jika ia melihat temannya
berbuat salah, maka anak harus berani menyampaikannya.

128
KELAS KECIL

KREATIVITAS PENYAMPAIAN

Pembukaan
(Membacakan Matius 18:15-20)
Halo anak-anak Tuhan!
Siapa di sini yang tahu lagu si semut yang kecil?
(ajak ASM untuk menyanyikan lagu si semut yang kecil)

Penyampaian Pelajaran (Cerita)


Di sebuah ladang yang subur, terdapat gerombolan semut yang rajin dan seekor belalang
yang sangat malas. Meskipun mereka memiliki sifat yang bertolak belakang mereka
bersahabat di ladang tersebut. Setiap pagi semut dengan giat mencari makannya dan
bergotong royong satu sama lain. Mereka tetap mencari dan mengumpulkan makanannya
karena mereka berjaga kalau-kalau suatu hari kekeringan melanda ladang tersebut.

Melihat semut yang begitu rajin, belalang yang pemalas itu bertanya: “hai semut, apakah
kalian tidak lelah? makan saja secukupnya, tidak perlu menyimpan makanan.” “Lihat aku,
sungguh nikmat bersantai di hari ini.”

Semut yang melihat hal itu tersenyum dan mencoba menasihati belalang untuk tidak
mengejeknya. Para semut juga mengingatkan belalang untuk tidak malas, karena mereka
tidak tahu bagaimana hari depan. Namun belalang tetap saja tidak mendengarkan
gerombolan semut tersebut.

Hingga tiba di suatu hari, hujan yang tidak pernah turun membuat ladang itu kering.
Sekarang gantian para semut sedikit bekerja dan bersantai di rumahnya sementara
belalang kebingungan untuk mencari makan. Sang belalang akhirnya memutuskan untuk
datang ke sarang semut dan meminta sedikit makanan dari mereka. Dengan perasaan
kasihan, para semut memberikan sedikit makanannya dan kembali menasihati belalang.
Belalang akhirnya tersadar dan pada hari berikutnya ia bangun lebih pagi dan bersama-
sama dengan semut giat bekerja mencari makanan.

129
Kesimpulan Pelajaran
Menasihati dan mengingatkan sesama adalah perintah dari Tuhan Yesus. Kita semua harus
saling mendukung lewat nasihat yang diberikan agar tidak ada anak Tuhan yang hidup
dalam kesusahan karena kesalahannya sendiri.

Aktivitas: “Kasih itu Mengingatkan”


a. Bahan yang Dibutuhkan:
1. Gambar hati dan megaphone speaker
2. Lem kertas
3. Pensil warna dan hiasan lainnya.
b. Langkah Pembuatan:
1. Guru Sekolsh Minggu membagi gambar hati dan gambar megaphone speaker
2. Anak Sekolah Minggu menempelkan gambar megaphone speaker di tengah-
tengah gambar hati.
3. Anak Sekolah Minggu menghias gambar tersebut dengan indah.
4. ASM memeberikan hasil karyanya kepada teman yang dicintainya.
c. Makna Aktivitas
Melalui aktivitas ini, Anak Sekolah Minggu mengingat firman Tuhan yang
mengajarkan umat-Nya untuk berani menyampaikan teguran dengan kasih kepada
sesamanya.

130
KELAS BESAR

KREATIVITAS PENYAMPAIAN

Pembukaan
Catatan : Untuk mengawali penyampaian materi bagi ASM kelas besar, ada baiknya Firman
Tuhan dibaca sesudah bagian pembukaan ini dilakukan.

Selamat pagi anak-anak…


Apakah di minggu ini ada yang di sekolahnya menjalani ulangan? Bagaimana sih sikap kita
seharusnya kalau sedang ulangan? (Biarkan ASM menjawab)
Iya benar, sebagai anak Tuhan yang terpenting ketika kita ulangan adalah kejujuran.
Jangan sampai kita mencontek hanya demi mendapatkan nilai yang baik.
Terus apa yang harus kita lakukan jika melihat teman kita mencontek? (Biarkan ASM
menjawab)
Firman Tuhan hari ini mengajarkan kita untuk berani mengingatkan teman kita. Yuk..
bersama kita baca firman Tuhan yang diambil dari Matius 18:15-20.

Penyampaian Pelajaran (Cerita)


Di suatu pagi yang cerah, anak-anak kelas 4 SD Tadika Mesra sedang menjalani ulangan
harian. Semua nampak serius termasuk Niken, Wulan dan Ari yang duduk berdekatan,
sementara bu Budi sebagai guru mengawasinya dari jauh. Namun ada yang mengejutkan
bagi Ari dan Wulan saat itu, Niken teman baiknya ternyata mencontek dengan
mengeluarkan kertas catatan yang sudah ia buat. Selama ulangan tersebut Ari dan Wulan
merasa tidak nyaman, bukan karena soalnya terlalu sulit tetapi karena prihatin melihat
Niken yang berbuat curang. Melihat hal ini Wulan memang berencana menegurnya entah
dengan cara berbisik-bisik untuk mengingatkan atau nanti setelah ulangan selesai, ia ingin
sahabatnya menjadi anak yang jujur. Namun tidak dengan Ari, ia melihat kesalahan Niken
tersebut sebagai cara untuk mempermalukannya. Sehingga dengan tiba-tiba ia berdiri
serta mengangkat tangannya, seluruh kelas kaget termasuk bu Budi.

“Ada apa Ari, kenapa kamu mengangkat tangan? Ini kan sedang ulangan?” Tanya bu Budi.
“Bu, aku mau melaporkan Niken dari tadi mencontek! Masa cantik-cantik mencontek?
Seharusnya kalau ulangan ya harus jujur dong.. Enak saja dapat nilai bagus karena
mencontek, benar tidak teman-teman?”
“Iya.. huuuuuuuuu........” Teman teman yang lain menyahut dan menyoraki Niken.

131
Seketika itu juga Niken langsung menangis. Ia merasa dipermalukan di depan seluruh kelas.
Melihat hal ini Bu Budi datang dan mencoba menenangkan Niken dan mengingatkannya
agar lain kali tidak mencontek.

Nah.. kira-kira apa yang dilakukan Ari tadi baik tidak ya? (Biarkan ASM menjawab)
Memang baik karena ia berani untuk mengingatkan teman yang melakukan tindakan yang
salah tetapi cara penyampaiannya yang keliru. Teguran yang ia sampaikan ditujukan untuk
mempermalukan Niken bukan untuk mengasihinya.

Dalam bacaan firman Tuhan hari ini, Tuhan Yesus memang mengajarkan murid-muridNya
saat itu untuk peduli dan berani mengingatkan saudaranya yang berbuat salah. Namun
seharusnya, teguran yang disampaikan adalah bagian dari bentuk kasih bukan bertujuan
untuk mempermalukan sesama. Hal ini terlihat dari tingkatan teguran yang dimulai dari
teguran pribadi sampai pemberitahuan kesalahan kepada khalayak yang lebih luas.

Kesimpulan Pelajaran
Anak-anak Tuhan harus berani menyampaikan teguran sebagai bagian dari mengasihi
saudaranya. Namun sampaikanlah teguran tersebut dengan baik dan tepat, gunakanlah
juga bahasa yang penuh kasih sehingga teguran yang disampaikan berdampak bagi
saudara kita.

Aktivitas: “Saran Kasihku”


a. Bahan yang Dibutuhkan:
1. Kertas Bufalo
2. Alat tulis
b. Langkah :
1. Guru Sekolah Minggu membagikan kertas Bufalo yang bertuliskan: Nama, Kepada
dan Saran Kasih.
2. Anak Sekolah Mnggu menuliskan saran kasih kepada temannya. Tuliskanlah saran
kasih itu dengan bahasa yang baik dan tepat.
3. Berikanlah kertas tersebut kepada teman yang dituju sambil mengatakan “Aku
mengasihi-Mu.”
c. Makna Aktivitas
Anak berani menyampaikan kesalahan saudaranya dengan cara dan bahasa yang
tepat. Saran kasih adalah bentuk kepedulian agar teman yang dicintainya menjadi
pribadi yang lebih baik.

132
GAMBAR ALAT PERAGA
Kelas PAUD
Gambar 3 tupai yang memegang biji kenari.

Kelas KECIL
Gambar semut dan belalang.

133
Kelas BESAR
Gambar anak yang sedang menunjuk temannya yang mencontek.

134
GAMBAR AKTIVITAS
Kelas PAUD

Kelas KECIL

135
Kelas BESAR

136
“YESUS DAN PETRUS”

137
Minggu, 17 September 2023
(Minggu Biasa XX – Minggu ke-16 Setelah Pentakosta - Hijau)

MENGAMPUNI KARENA DIAMPUNI


MATIUS 18:21-35

NILAI KRISTIANI
Melepaskan pengampunan yang tak terbatas kepada sesama adalah wujud syukur atas
pengampunan Allah.

TOKOH
YESUS

AYAT INDAH
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku
harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?"
Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali,
melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
(Matius 18:21-22)

URAIAN PELAJARAN

1. Injil Matius menutup rangkaian pengajaran Tuhan Yesus tentang Kerjaan Surga
dengan tema pengampunan. Artinya, kesediaan untuk mengampuni adalah ciri
dari seseorang yang telah menerima anugerah pengampunan dan keselamatan
dari Allah.

2. Pengajaran tentang pengampunan dimulai ketika Petrus mengajukan pertanyaan


kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia
berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?". Pertanyaan sekaligus pandangan
Petrus tentang pengampunan ini kemungkinan besar didasari oleh tradisi dan didikan
para Rabi Yahudi yang mengajarkan masyarakat untuk mengampuni dan memberikan
kesempatan kepada orang yang bersalah sebanyak tiga kali. Bagi Petrus, sebagai
murid Yesus, tentu tujuh kali adalah batas yang jauh lebih longgar yang dikenakan
apabila ada seseorang yang menyakiti pengikut Yesus. Petrus tahu bahwa kasih adalah
ciri khas yang harus membedakan mereka sebagai orang yang mengenal Kristus.

138
3. Namun ternyata, ajaran pengampunan Tuhan Yesus jauh berbeda dengan
pemahaman dan tradisi yang saat itu dihidupi. Bagi orang percaya semestinya tidak
ada ruang untuk dendam dan pembalasan. Oleh karenanya Tuhan Yesus
menyampaikan ketidakterbatasan pengampunan yang harus dilepaskan dengan
menyebutkan jumlah simbolik tujuh puluh kali tujuh kali.

4. Bilangan tujuh puluh kali tujuh kali adalah simbol dari pengampunan yang tak
terbatas. Dalam buku Tafsiran Alkitab Masa Kini dijelaskan bahwa bilangan ini adalah
kebalikan sepenuhnya dari keadaan sebelum hukum Taurat menetapkan peraturan
pembalasan yang setimpal (Lih. Keluaran 21:24). Jika dahulu Lamekh dibalaskan
dosanya sebanyak tujuh puluh tujuh kali lipat.” (Lih. Kejadian 4:24). Maka sekarang
pengampunanlah yang seharusnya tidak ada batasannya.

5. Untuk memperjelas maksud-Nya, Tuhan Yesus memberikan sebuah perumpamaan


tentang seorang hamba yang telah dihapuskan hutangnya oleh Raja namun tidak mau
menghapuskan hutang sesamanya. Dikisahkan ada seorang hamba yang berhutang
sepuluh ribu talenta kepada raja. Jika 1 talenta bernilai 6000 dinar maka hutang dari
hamba tersebut adalah 60 juta dinar atau 60 juta hari bekerja agar hutangnya lunas.
Hamba itu kemudian meminta belas kasihan dari sang raja. Sang raja yang tergerak
oleh belas kasihan lalu menghapus seluruh hutang yang sebenarnya memang tidak
mungkin dapat terbayarkan. Tetapi yang terjadi selanjutnya adalah hamba itu
melupakan kebaikan tuannya. Ia menangkap, mencekik bahkan memasukkan
temannya ke dalam penjara yang telah berhutang kepadanya 100 dinar. Atas kejadian
itu, kawan-kawannya sangat sedih dan melaporkan tindakan hamba ini kepada sang
raja. Raja itu kemudian memerintahkan prajuritnya untuk menangkap hamba yang
jahat itu dan menyerahkan kepada algojo-algojonya.

6. Dari perumpamaan ini Tuhan Yesus ingin menggambarkan situasi dan alasan kuat
mengapa setiap pengikut Tuhan harus mengampuni sesamanya tanpa batas. Lewat
kasih dan pengampunan Allah yang nyata dalam penebusan Yesus Kristus, seluruh
dosa manusia tidak lagi diperhitungkan. Pengampunan dan kasih besar yang telah
diterima orang percaya dari Sang Raja inilah yang harus dirayakan dengan melepaskan
pengampunan kepada sesamanya tanpa batas.

7. Melalui pembelajaran hari ini, anak diminta untuk mengampuni sesamanya tanpa
batas karena ia telah terlebih dahulu diampuni oleh Tuhan.

139
TATA IBADAH

1. Sapaan
GSM : Selamat pagi adik-adik...
Tentu senang ketika kita semua berbagi dan merasakan kasih. Salah satu wujud
kasih adalah mau memafkan orang lain. Mari kita mengasihi orang lain dengan
memaafkan juga kesalahan mereka. Mari kita awali ibadah Sekolah Minggu ini
dengan menyanyikan “Kasih itu Memafkan”.
2. Pujian: “Kasih itu Memafkan” (https://www.youtube.com/watch?v=MQDfG7cwx54)
3. Doa Pembukaan.
4. Pujian Persiapan Firman: “Baca Kitab Suci”
(https://www.youtube.com/watch?v=z0R881F5LFE)
5. Penyampaian Firman.
6. Pujian Persembahan: “Burung Pipit yang Kecil” (KJ 385)
(https://www.youtube.com/watch?v=K7WDEUdx3BU)
7. Doa Persembahan dan Penutup.
8. Pujian Penutup: “Ku Diubah-Nya” (PKJ 200) (https://www.youtube.com/watch?v=HNVhqqd0qEU)

PENYAMPAIAN FIRMAN TUHAN

KELAS PAUD

KREATIVITAS PENYAMPAIAN

Pembukaan
Anak-anak, siapa di sini yang pernah dimaafkan oleh orang lain? Bagaimana perasaan kita?
(GSM memberi kesempatan ASM untuk menjawab).

Penyampaian Pelajaran (Cerita)


Pada suatu pagi yang cerah di musim semi, seorang gembala melakukan pekerjaannya
dengan membawa para domba ke padang rumput yang segar di sebuah bukit. Domba
kecil bernama Luca juga ikut dalam gerombolan itu. Luca adalah domba kecil yang sungguh
senang melompat-lompat dan bermain. Bahkan sangat sering ia bermain terlalu jauh dan
meninggalkan kawanannya sehingga sang gembala berulangkali mengingatkannya agar
tidak bermain terlalu jauh. Hari itu sama seperti hari biasanya Luca kembali mengulangi
kesalahannya, ia bermain terlalu jauh sehingga ia terpisah dari teman-temannya. Namun
yang membedakan hari itu dengan hari yang lain adalah ada seekor singa lapar yang
diam-diam mengikutinya.

140
Menyadari Luca yang sudah jauh dari pengawasan sang gembala, singa itu kemudian
mengaum dan mengejar Luca hingga ia terperosok ke dalam sebuah jurang.

“Jaa…jaa… jangan makan aku singa, aku masih kecil, dagingku tidak akan
mengenyangkanmu” rintih Luca yang berada di bawah jurang.

“Auummm.. perutku sudah beberapa hari ini tidak terisi. Meski dagingmu sedikit, tentu itu
akan cukup mengisi perutku.” Singa yang kelaparan itu bersiap melompat dan menerkam Luca.

Luca yang terluka kakinya akibat terjatuh hanya pasrah melihat singa yang akan melompat
itu dan ia menutup matanya.

Namun tiba-tiba terdengar suara “Buuuuk”, Luca membuka matanya ternyata sang
gembala memukul singa itu dan membuatnya lari tunggang langgang. Gembala itu
kemudian menolong Luca dan mengobatinya.

Sambil menangis, Luca meminta maaf atas sikapnya yang tidak pernah mendengarkan
nasihat sang gembala. Sang gembala tidak memarahinya, ia tersenyum dan memaafkan
kesalahan Luca.

Kesimpulan Pelajaran
Anak-anak, seperti gembala yang mengampuni dombanya yang tidak patuh, kita juga
harus terus mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Dengan melepaskan
pengampunan yang tak terbatas kita mengikuti perintah Tuhan Yesus.

Aktivitas: “Membuat Domba Berbulu”


a. Bahan yang Dibutuhkan:
1. Gambar domba
2. Kapas
3. Lem
4. Pensil Warna
b. Langkah Pembuatan
1. Bagikan Gambar domba yang telah digunting oleh GSM dengan dasar karton
tebal kepada ASM.
2. Mintalah anak menggambar mata dan mulut domba
3. Mintalah anak-anak untuk menempelkan kapas sebagai bulu domba
c. Makna Aktivitas
Melalui aktivitas ini, ASM diajak mengingat kembali kisah Luca si domba yang telah
diampuni oleh sang gembala.

141
KELAS KECIL

KREATIVITAS PENYAMPAIAN

Pembukaan
Bagilah anak-anak menjadi dua kelompok dan mintalah mereka bermain role play untuk
dua situasi berikut.
Situasi 1 : Ada anak yang meminta maaf kepada temannya namun teman-temannya
tidak mau memaafkannya
Situasi 2 : Ada anak yang meminta maaf kepada temannya dan teman-temannya
menyambutnya serta memaafkannya.
Tanyakan kepada masing-masing kelompok apa rasanya ketika bermain tadi?
(setelah permainan ini dapat dibacakan firman Tuhan dari Matius 18:21-35)

Penyampaian Pelajaran (Cerita)


Suatu hari Simon Petrus datang kepada Yesus dan bertanya “Tuhan, sampai berapa kali
aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?".
Ia sungguh ingin tahu apa pendapat Tuhan Yesus jika ada orang yang bersalah kepada
yang lain. Apakah boleh kita suatu saat, sesekali membalas orang yang jahat kepada kita?
Tuhan Yesus kemudian mengajarkan Petrus agar anak-anak Tuhan harus mengampuni
orang lain tanpa batas. Ia kemudian menceritakan sebuah perumpaan kepada Petrus dan
murid-muridNya demikian:

Dikisahkan ada seorang hamba yang berhutang sepuluh ribu talenta kepada raja. Banyak
atau sedikit ya sepuluh ribu talenta itu? Gambarannya demikian, 1 talenta itu bernilai 6000
dinar jadi hutang dari hamba tersebut adalah 60 juta dinar atau kalau harus membayarnya
dengan bekerja maka ia harus bekerja selama 60 juta hari karena satu hari bekerja
diberikan upah satu dinar. Bisa membayangkan betapa besarnya hutang hamba itu?
Benar-benar besar dan tidak mungkin akan bisa lunas. Lantas apa yang dilakukan hamba
tersebut?

Hamba itu kemudian meminta belas kasihan dari sang raja. Sang raja sungguh amat baik,
ia tergerak oleh belas kasihan lalu menghapus seluruh hutang hamba tersebut. Wah.. baik
sekali ya raja tersebut? Tetapi hamba itu kemudian bertemu dengan temannya yang
berhutang 100 dinar. Berbeda dengan sikap sang raja yang baik hati, hamba ini kemudian

142
menangkap, mencekik bahkan memasukkan temannya ke dalam penjara karena tidak bisa
membayar hutang. Padahal hutangnya sangat kecil dibandingkan hutang hamba tersebut
kepada sang raja ya? Atas kejadian itu, kawan-kawannya yang lain sangat sedih dan
melaporkan tindakan hamba ini kepada sang raja. Sang raja sedih sekaligus marah kepada
hamba itu dan kemudian memerintahkan prajuritnya untuk menangkap hamba jahat itu
dan menyerahkan kepada algojo-algojonya.

Menurut anak-anak sekalian, baik tidak perbuatan hamba tadi? Ya benar, kalau hamba
tersebut diampuni serta dihapuskan hutangnya oleh sang raja seharusnya ia juga
mengampuni dan menghapuskan hutang temannya sebagai bentuk syukurnya.

Kesimpulan Pelajaran
Sebagai anak-anak Tuhan, kita diajak untuk tidak seperti hamba tersebut. Kita telah
diberikan kasih dan pengampunan Tuhan setiap kali kita berbuat dosa, sehingga sudah
sepantasnya kita juga mengampuni teman-teman yang bersalah kepada kita. Ingatlah
kalau kita mengasihi teman-teman kita maka kita harus mengampuni mereka.

Aktivitas: “Anyaman Kasih Pengampunan”


a. Bahan yang Dibutuhkan:
1. Karton berwarna
2. Gunting
b. Langkah Pembuatan:
1. Guntinglah dua kertas yang berbeda warna menjadi empat potong.
2. Berikan pada setiap anak satu potongan kertas dari setiap warna.
3. Lipat dan guntinglah setiap potongan menjadi seperti “batu nisan” dengan bagian
lipatan sebagai dasarnya.
4. Guntinglah di tengah mulai dari bagian lipatan.
5. Buatlah guntingannya sedikit lebih panjang daripada kertas kedua.
6. Anyamlah kertas tersebut menjadi sebuah hati
c. Makna Aktivitas
Melalui aktivitas ini, ASM mengingat bahwa pengampunan adalah bentuk kasih
kepada temannya.

143
KELAS BESAR

KREATIVITAS PENYAMPAIAN

Pembukaan
(GSM membacakan ayat Alktiab terlebih dahulu)

Selamat pagi anak-anak..


Kita akan bermain tebak gambar, siapa yang bisa menebak silahkan mengangkat
tangannya ya! (GSM memberikan beberapa gambar tokoh, mulailah dari tokoh yang
mereka kenal sampai pada gambar terakhir foto dari Abraham Lincoln)

Penyampaian Pelajaran (Cerita)


Presiden Abraham Lincoln adalah presiden terbesar dalam sepanjang sejarah
kepresidenan di Amerika Serikat. Sikapnya yang menonjol bukan hanya pantang
menyerah tapi bagaimana dia mampu menghadapi orang yang selalu mengeritiknya dan
menghinanya.

Kalau seseorang dalam posisi dia saat dikritik bisa saja membalas dan menggunakan
kekuasaannya untuk menyingkirkan orang itu. Tapi Lincoln lain, dia melakukan cara yang
berbeda dan tidak diduga baik oleh teman-temannya maupun oleh rivalnya sendiri. Suatu
kali ada seorang bernama Edwin Stanton seorang rival politik yang terkenal bermulut
tajam, kritikus kasar pada awal Perang Saudara. Dia pernah mengatai Lincoln dengan
sebutan "gorila"!

Abraham Lincoln tidak pernah menanggapi kritik Stanton. Faktanya, ia malah menunjuk
Edwin Stanton sebagai Sekretaris Perangnya pada tahun 1862. Pada saat koleganya
mempertanyakan mengapa ia mempromosikan seorang kritikus tajam untuk posisi yang
sangat tinggi itu, Lincoln hanya menjawab, "Karena ia adalah orang terbaik untuk
pekerjaan itu." Keduanya saling bahu membahu dalam pemerintahan selama perang sipil.
Hubungan keduanya begitu dekat dan mereka saling berbagi satu dengan yang lain.

Keputusan Lincoln mengampuni Stanton untuk kata-kata yang kejam dan mengangkat
dia ke posisi tinggi di pemerintahannya menunjukkan hati Lincoln yang tidak pernah
berniat untuk membalas dendam. (disadur dari : https://inspirroni.blogspot.com/2014/06/kisah-
pengampunan-abraham-lincoln.html?m=1)

144
Kesimpulan Pelajaran
Setiap orang memerlukan pengampunan agar hidupnya menjadi damai. Oleh karenanya,
atas kesadaran ini maka kita wajib mengampuni orang lain sebagai bentuk kasih kita.
Kehidupan Abraham Lincoln sama seperti kehidupan yang diinginkan oleh Tuhan Yesus.
Pengampunan harus mudah dilepaskan kepada semua orang sehingga kehidupan di
dunia ini dipenuhi dengan damai sejahtera.

Aktivitas: “PENGAMPUNANKU”
a. Bahan yang Dibutuhkan:
1. Gambar pemandangan alam
2. Alat tulis
b. Langkah Pembuatan:
1. Guru Sekolah Minggu membagikan gambar pemandangan alam ke Anak Sekolah
Minggu
2. Setelah membagikan gambar, Guru Sekolah Minggu membuat coretan pada
gambar tersebut.
3. Mintalah Anak Sekolah Minggu untuk memperbaiki coretan tersebut dan
menjadikan coretan tersebut gambar indah yang mendukung pemandangan alam
tersebut.
c. Makna Aktivitas
Kesalahan yang diperbuat orang lain ibarat coretan yang mengganggu kehidupan kita
yang indah. Tetapi dengan mengampuni, coretan tersebut justru akan menambah nilai
keindahan relasi.

145
GAMBAR ALAT PERAGA
Kelas PAUD
Domba yang hendak di terkam serigala

Kelas KECIL
Petrus bercakap-cakap dengan Yesus

146
Kelas BESAR
Foto Abraham Lincoln

147
GAMBAR AKTIVITAS
Kelas PAUD

148
Kelas KECIL

149
Kelas BESAR

(Source: https://broonet.com/wp-content/uploads/2020/03/gambar-pemandangan-kartun-8.jpg)

150
“MUSA DAN HARUN”

151
Minggu, 24 September 2023
(Minggu Biasa XXI – Minggu ke-17 setelah Pentakosta - Hijau)

JANGAN BERSUNGUT-SUNGUT
KELUARAN 16:2-15

NILAI KRISTIANI
Meyakini pemeliharaan Allah dalam hidup

TOKOH
MUSA dan HARUN

AYAT
“Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada
waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan
roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.”
(Keluaran 16:12)

URAIAN PELAJARAN

1. Setelah mengalami masa penjajahan di Mesir selama kurang lebih 430 tahun, bangsa
Israel menerima kebaikan Tuhan yang menuntun mereka ke tanah perjanjian.

2. Kisah di padang gurun Sin pada bacaan hari ini mungkin membuat kita heran. Umat
Israel baru saja merasakan pertolongan Tuhan dalam kehidupannya namun masih saja
mengeluhkan kondisi mereka dan meragukan penyertaan Tuhan. Berbagai kebaikan
Tuhan sudah mereka rasakan, mulai dari lolosnya bangsa ini dari sepuluh tulah di
Mesir, pertolongan Tuhan yang membelah Laut Teberau hingga mukjizat berubahnya
air pahit menjadi manis di Mara. Bukannya bersyukur dan tetap percaya, mereka justru
bersungut-sungut ketika mereka kelaparan.

3. Tubuh mereka sedang diarahkan menuju masa depan di Kanaan namun hati mereka
tetap tinggal di Mesir. Israel membandingkan kondisi yang jauh lebih nyaman ketika
berada dalam penjajahan ketimbang saat ini berada dalam kondisi yang penuh
ketidakpastian di padang gurun. Di padang gurun Sin mereka mengatakan bahwa
mereka lebih memilih mati di Mesir sebagai budak daripada mati di padang gurun
sebagai orang merdeka ( ayat 2-3).

152
4. Dalam menghadapi sungut-sungut bangsa Israel, Tuhan melalui Musa dan Harun
menguatkan mereka. Tuhan menjawab sungut-sungut ini dengan melakukan dua hal.
Pertama, Ia menyatakan kemuliaan-Nya bagi Israel di padang gurun lewat kehadiran
awan (ayat 10). Kedua, Tuhan mengadakan mukjizat bagi Israel dengan menyediakan
mereka makanan. Tiap pagi Tuhan menurunkan roti dari dan setiap senja Tuhan
memberikan daging atas mereka (ayat 12).

5. Sungut-sungut adalah istilah yang diartikan sebagai sebuah keluhan atas suatu
keadaan tertentu. Bersungut-sungut timbul karena ketidakpuasaan, kekecewaan
ataupun kekesalan akibat apa yang diterima tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Reaksi ini biasanya timbul dari pribadi yang kurang bersyukur serta memandang
sebuah kondisi dengan kacamata negatif.

6. Melalui pembelajaran hari ini, anak-anak diajak untuk tidak bersungut-sungut.


Sungut-sungut adalah bentuk ketidakpercayaan terhadap pemeliharaan Tuhan.
Yakinlah bahwa Tuhan mencukupkan umat-Nya dan berterimakasihlah atas segala
berkat Tuhan.

TATA IBADAH

1. Sapaan
GSM : Selamat pagi adik-adik...
Siapa yang bersukacita hari ini?
Tentu kita semua bersukacita karena kita tahu Tuhan senantiasa
memelihara hidup kita. Marilah kita berterimakasih kepada Tuhan atas
kebaikan-Nya.
2. Pujian: “S’lamat Pagi Tuhan” (https://www.youtube.com/watch?v=EcEfjjWEvfo)
3. Doa Pembukaan.
4. Pujian Persiapan Firman: “Mendidih di Hati”
(https://www.youtube.com/watch?v=fyhsmQmVfTk)
5. Penyampaian Firman.
6. Pujian Persembahan: “B’rilah yang Baik”
(https://www.youtube.com/watch?v=iA_wQPkM-_o)
7. Doa Persembahan dan Penutup.
8. Pujian Penutup: “Jalan serta Yesus”
(https://www.youtube.com/watch?v=GUUVjo6sLLA)

153
PENYAMPAIAN FIRMAN TUHAN

KELAS PAUD

KREATIVITAS PENYAMPAIAN

Pembukaan
Anak-anak, siapa di sini yang suka mengeluh? Kira-kira mengeluh itu baik atau tidak ya?
(GSM memberi kesempatan ASM untuk menjawab).

Penyampaian Pelajaran (Cerita)


Suatu hari hiduplah seekor ulat bulu yang selalu mengeluh dalam hidupnya. Ia
mengeluhkan banyak hal mulai dari makanannya yang itu-itu saja sampai dengan bentuk
badannya yang gemuk tidak seperti hewan-hewan lainnya. Melihat hal itu, seekor burung
menyapa dan menghiburnya.

“Hai ulat bulu, kenapa setiap hari mukamu selalu murung? Tidak bisakah kamu
tersenyum?” Sapa seekor burung.

“Bagaimana mungkin aku bisa tersenyum lihat saja kondisiku, tubuhku gemuk dan
membuat jalanku sangat lambat selain itu karena aku tidak bisa berpergian jauh
makananku setiap hari hanya daun-daun di sekitarku. Tuhan sungguh tidak adil ketika
menciptakanku.” Gerutu ulat bulu.

“lho..lho.. Jangan begitu.. Tuhan itu selalu baik kepada setiap ciptaan-Nya. Coba kalau
Tuhan tidak menyediakan dedaunan di sekitarmu, pasti kamu mati kelaparan.
Bersyukurlah ulat bulu, jangan selalu mengeluh.” Hibur burung itu.

“Bagaimana bisa bersyukur! Tuhan itu tidak menyayangiku!”

Demikianlah setiap hari ulat bulu tersebut melalui harinya dengan bersungut-sungut.
Hatinya selalu menggerutu sepanjang hari. Tetapi suatu hari perubahan dimulai, tiba-tiba
pagi itu ia mendapati dirinya berada di sebuah kantong yang keras. Ulat itu tidak dapat
bergerak, ia melekat di dalam kantong itu dengan bergantung terbalik. Maka semakin
kesallah dia dengan kondisinya tersebut.

Namun, di dalam kantong yang disebut kepompong itu, si ulat terus berubah. Kakinya
yang pendek itu menghilang, tubuhnya yang gemuk perlahan ramping dan organ-
organnya tersusun kembali menjadi sebuah hal yang baru. Selama dua minggu ia

154
mengalami banyak perubahan. Ketika semuanya selesai, ia mendapati dirinya berubah.
Kini ia menjadi kupu-kupu yang sangat indah. Sungguh betapa senang hatinya, ia sadar
bahwa seharusnya ia tidak bersungut-sungut ketika ia masih menjadi ulat bulu sebab
Tuhan sedang merancangkan kebaikan bagi dirinya di masa depan.

Kesimpulan Pelajaran
Anak-anak, bangsa Israel sama seperti kisah ulat bulu tadi. Selama pembentukan Tuhan,
Israel terus bersungut-sungut atas kondisinya. Padahal sebenarnya lewat kesulitan yang
dialami, Tuhan hendak membentuk bangsa Israel menjadi lebih baik. Tuhan hendak
membawa mereka ke Tanah Kanaan yang berlimpah susu dan madu. Janganlah
bersungut-sungut ketika menghadapi kesulitan, percayalah Tuhan terus memelihara kita.

Aktivitas: “Kupu-Kupu yang cantik”


a. Bahan yang Dibutuhkan:
1. Gambar Kupu-Kupu
2. Crayon/pensil warna
3. Kertas warna-warni
b. Langkah Pembuatan:
1. Siapkan semua bahan yang dibutuhkan
2. Anak-anak menempelkan kertas warna warni pada sayap kupu-kupu
3. Anak-anak mewarnai kupu-kupu.
c. Makna Aktivitas
Melalui aktivitas ini, Anak Sekolah Minggu mengingat karya pemeliharaan Tuhan pada
semua ciptaan-Nya.

155
KELAS KECIL

KREATIVITAS PENYAMPAIAN

Pembukaan
(Mengajak ASM menyanyikan lagu “Kuberjalan ke Kanaan”)
https://www.youtube.com/watch?v=ewEKSkKX4rc

Penyampaian Pelajaran (Cerita)


Setelah 430 tahun bangsa Israel berada dalam penjajahan di tanah Mesir, Tuhan
membebaskan mereka dan menuntun mereka ke tanah Kanaan. Seperti lagu tadi, dengan
cara berjalan bersama-sama mereka menuju ke tanah perjanjian. Sayangnya, setelah
cukup lama berjalan segala perbekalan mereka habis, saat ini mereka kelaparan dan
bersungut-sungut kepada Musa dan Harun yang membawa mereka keluar dari Mesir.

“Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk
menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa
kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."
(Kel. 16:3) Bukannya berterima kasih kepada Tuhan yang telah membebaskan mereka,
bangsa Israel malah menyalahkan keputusan Tuhan lewat Musa dan Harun. Bangsa Israel
merasa kondisi di penjajahan sungguh lebih baik daripada di padang gurun.
Ketidakpuasaan dan kekecewaan muncul dari hari mereka akibat apa yang diterima tidak
sesuai dengan yang diharapkan. Namun lewat perantaraan Musa dan Harun, Tuhan yang
penuh kasih dan kesabaran menolong mereka dalam kesulitan tersebut. Ia menampakkan
kemuliaan-Nya kepada bangsa Israel lewat awan dan memberikan mereka makanan, roti
di waktu pagi dan daging di waktu senja. Dari sinilah bangsa Israel mengetahui kebaikan
Tuhan yang senantiasa memelihara umat-Nya.

Kesimpulan Pelajaran
Sebagai anak-anak Tuhan, kita seharusnya tidak meragukan penyertaan Tuhan dengan
bersungut-sungut ketika menghadapi kesulitan. Berdoalah di kala kita berada dalam
kesulitan dan berterimakasihlah jika kita menerima berkat-Nya.

156
Aktivitas: “Hiasan Pemeliharaan Tuhan”
a. Bahan yang Dibutuhkan:
1. Gambar matahari dan gambar bulan
2. Gambar roti dan gambar daging
3. Kertas karton/kertas tebal
4. Lem
5. Benang woll/benang jahit
6. Gunting
7. Bambu/lidi
b. Langkah Pembuatan:
1. Anak Sekolah Minggu menempelkan gambar matahari, bulan, roti dan daging
pada kertas tebal.
2. Anak Sekolah Minggu menempel dan mengikat gambar-gambar tadi dan
menyatukannya sesuai dengan ayat Alkitab menggunakan benang.
3. Anak Sekolah Minggu merangkaikan semuanya dalam batang bambu/lidi.
c. Makna Aktivitas
Melalui aktivitas ini, Anak Sekolah Minggu diingatkan pemeliharaan Tuhan yang
terjadi pada bangsa Israel. Pemberian roti di waktu pagi dan daging di waktu malam.

157
KELAS BESAR

KREATIVITAS PENYAMPAIAN

Pembukaan
Shalom adik-adik..
Kebaikan Tuhan yang kita rasakan setiap hari seharusnya membuat kita senantiasa
bersyukur dalam hidup. Tapi ada lho, orang-orang yang tidak mau bersyukur atas
kebaikan Tuhan yang dirasakan, bukannya bersyukur mereka justru bersungut-sungut.
Siapakah mereka?

Penyampaian Pelajaran (Cerita)


Anak-anak silakan membaca Keluaran 16:2-15 (GSM bisa mengajak ASM membaca
bersama-sama atau sendiri-sendiri).

Seperti kacang lupa pada kulitnya. Demikianlah bangsa Israel lupa akan kebaikan Tuhan
yang telah menyertai dan membimbing mereka keluar dari tanah Israel, tempat dimana
mereka harus mengalami penjajahan selama 430 tahun. Setelah keluar dari Mesir dan
melakukan perjalanan beberapa waktu lamanya, di padang gurun Sin mereka
mengeluhkan kondisi mereka dan meragukan penyertaan Tuhan. Mereka seolah-olah lupa
akan kekuasaan Tuhan padahal berbagai kebaikan-Nya sudah mereka rasakan, mulai dari
lolosnya bangsa ini dari sepuluh tulah di Mesir, pertolongan Tuhan yang membelah Laut
Teberau hingga mukjizat berubahnya air pahit menjadi manis di Mara. Bukannya
bersyukur dan tetap percaya, mereka justru bersungut-sungut ketika mereka kelaparan.

Lewat Musa dan Harun, bangsa ini menyampaikan keluhannya dengan mengatakan
kondisi di Mesir jauh lebih baik dari perjalanan mereka ke tanah Kanaan. Bahkan mereka
menganggap Muda membawa mereka keluar dari Mesir hanya untuk membunuh mereka.
Apa yang dilakukan Tuhan menanggapi sungut-sungut bangsa Israel? Alih-alih marah dan
meninggalkan bangsa Israel, dengan penuh kasih Tuhan menunjukkan kemuliaan-Nya
lewat awan serta memberi mereka makan roti dan daging. Tuhan ingin menegaskan
bahwa Ia adalah Allah yang penuh kasih, yang merancangkan kebaikan dan pemeliharaan
bagi umat-Nya.

158
Kesimpulan Pelajaran
Sebagai anak-anak Tuhan, kita harus belajar untuk terus bersyukur bukannya bersungut-
sungut. Bagaimana caranya? Ingatlah kebaikan dan pemeliharaan Tuhan yang terjadi
dalam kehidupan kita, maka keluhan akan berubah menjadi ungkapan syukur.

Aktivitas: “Bersungut-sungut vs Bersyukur”


a. Bahan yang Dibutuhkan:
1. Kertas Bufalo (Dibagi 2)
2. Alat tulis
b. Langkah Pembuatan :
1. GSM membagikan kertas Bufalo yang sudah dibagi 2.
2. ASM menuliskan kebiasan mereka bersungut-sungut vs sikap bersyukur yang
seharusnya dilakukan.
c. Makna Aktivitas
Melalui aktivitas ini, anak-anak diajak untuk menyadari bahwa pemeliharaan Tuhan
nyata dalam hidup mereka. Ketimbang bersungut-sungut seharusnya umat Tuhan
senatiasa mensyukuri setiap kondisi kehidupan.

159
GAMBAR ALAT PERAGA
Kelas PAUD
Gambar Kupu-kupu

Kelas KECIL & BESAR


Gambar umat Israel memungut roti dan daging di padang gurun

160
GAMBAR AKTIVITAS
Kelas PAUD

(Sumber: Buku Character Training Institute)

161
Kelas KECIL

162
Kelas BESAR

163
164

Anda mungkin juga menyukai