Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL

( MPKP )

Disusun Oleh :

AYU ANDIRA ( 7120008 )


SHAYLA NUR AIDA ( 7121003 )
ALI KHUDAIFI ( 7121005 )

PROGRAM STUDI ILMU DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah tentang “Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP)”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca. Sehingga menambah wawasan para pembaca.

Jombang, 10 Agustus 2023

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................3
1.2 Tujuan.........................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................5
2.1 Pengertian MPKP.......................................................................5
2.2 Tujuan MPKP.............................................................................5
2.3 Komponen MPKP......................................................................5
2.4 Pilar–Pilar dalam Model Praktik Keperawatan Professional
(MPKP)........................................................................................6
2.5 Macam-Macam Metode Penugasan Dalam Keperawatan.....8
BAB III PENUTUP..........................................................................................14
3.1 Kesimpulan...............................................................................14
3.2 Saran..........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut
perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia
juga berupaya mengembangkan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).
MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut,” jelas Linda. Saat ini, praktik
pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum mencerminkan praktik
pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum
sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebihii
berorientasi pada pelaksanaan tugas.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan didasarkan jumlah klien/pasien dan derajat
ketergantungan klien. Jenis tenaga adalah Perawat Primer (PP) yang lulusan S1
keperawatan, Perawat Asosiet (PA) lulusan D3 keperawatan, serta SPK. Tenaga lain
adalah pembantu keperawatan. Mereka berada dalam satuan tim yang dibimbing dan
diarahkan oleh Clinical Care Manager (CCM) yang merupakan magister spesialis
keperawatan.
Tindakan yang bersifat terapi keperawatan dilakukan oleh PP, karena bentuk
tindakan lebih pada interaksi, adaptasi, dan peningkatan kemandirian klien yang perlu
landasan konsep dan teori tinggi. PP melakukan pertemuan dengan anggota tim
kesehatan lain terutama dokter. PP juga mengarahkan dan membimbing perawat lain
serta bertanggung jawab atas semua asuhan keperawatan yang dilakukan oleh tim pada
sekelompok klien.
Tugas membersihkan meja klien, menyediakan dan membersihkan peralatan yang
digunakan, mengantar klien konsul atau membawa pispot ke dan dari klien dilakukan
oleh pembantu keperawatan. Asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan standar
rencana keperawatan yang ada. Ketua tim (PP) melakukan validasi terhadap diagnosis
keperawatan klien berdasarkan pengkajian yang dilakukan.Secara kualitatif, PP ada
kebanggaan profesional karena ada otonomi dan kesempatan mengobservasi
perkembangan klien secara berkesinambungan dan PA dapat bekerja lebih terencana.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisannya sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pengertian MPKP.
2. Untuk mengetahui tujuan MPKP.
3. Untuk mengetahui komponen MPKP.
4. Untuk menjelaskan pilar-pilar dalam MPKP.
5. Untuk menjelaskan metode penugasan dalam MPKP serta kekurangan dan
kelebihannya.

ii
i
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian MPKP

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur,


proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan.
(Ratna sitorus & Yulia, 2006).
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur,
proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut
(Hoffart & Woods, 1996).
2.2 Tujuan MPKP
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap
tim keperawatan
2.3 Komponen MPKP
Berdasarkan MPKP yang sudah dikembangkan di berbagai rumah sakit, Hoffart &
Woods (1996) menyimpulkan bahwa MPKP tediri lima komponen yaitu nilai–nilai
professional yang merupakan inti MPKP, hubungan antar professional, metode
pemberian asuhan keperawatan, pendekatan manajemen terutama dalam perubahan
pengambilan keputusan serta sistem kompensasi dan penghargaan.
a) Nilai–nilai professional
Pada model ini PP dan PA membangun kontrak dengan klien/keluarga,
menjadi partner dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada pelaksanaan dan
evaluasi renpra. PP mempunyai otonomi dan akuntabilitas untuk
mempertanggungjawabkan asuhan yang diberikan termasuk tindakan yang
dilakukan oleh PA. hal ini berarti PP mempunyai tanggung jawab membina
performa PA agar melakukan tindakan berdasarkan nilai-nilai professional.

b) Hubungan antar professional

4
Hubungan antar profesional dilakukan oleh PP. PP yang paling mengetahui
perkembangan kondisi klien sejak awal masuk. Sehingga mampu memberi
informasi tentang kondisi klien kepada profesional lain khususnya dokter.
Pemberian informasi yang akurat akan membantu dalam penetapan rencana
tindakan medik.

c) Metode pemberian asuhan keperawatan

Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah modifikasi


keperawatan primer sehingga keputusan tentang renpra ditetapkan oleh PP, PP
akan mengevaluasi perkembangan klien setiap hari dan membuat modifikasi pada
renpra sesuai kebutuhan klien.

d) Pendekatan manajemen

Pada model ini diberlakukan manajemen SDM, yaitu ada garis koordinasi
yang jelas antara PP dan PA. performa PA dalam satu tim menjadi tanggung
jawab PP. Dengan demikian, PP adalah seorang manajer asuhan keperawatan.
Sebagai seorang manajer, PP harus dibekali dengan kemampuan manajemen dan
kepemimpinan sehingga PP dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin
yang efektif.

e) Sistem kompensasi dan panghargaan.

PP dan timnya berhak atas kompensasi serta penghargaan untuk asuhan


keperawatan yang dilakukan sebagai asuhan yang profesional. Kompensasi dan
penghargaan yang diberikan kepada perawat bukan bagian dari asuhan medis
atau kompensasi dan penghargaan berdasarkan prosedur.
2.4 Pilar–Pilar dalam Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP)

Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya
adalah :
Pilar I : Pendekatan Manajemen Keperawatan
Dalam model praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan
manajemen sebagai pilar praktik perawatan professional yang pertama.
Pada pilar I yaitu pendekatan manajemen terdiri dari:

a. Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP


meliputi (perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka

5
pendek ; harian,bulanan,dan tahunan).

b. Pengorganisasian dengan menyusun stuktur organisasi, jadwal dinas dan


daftar alokasi pasien.

c. Pengarahan
Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise, menciptakan
iklim motifasi, manajemen waktu, komunikasi efektif yang mencangkup
pre dan post conference, dan manajemen konflik

d. Pengawasan
Pengendalian Pilar II : Sistem Penghargaan
Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik keperawatan
professional berfokus pada proses rekruitmen,seleksi kerja orientasi, penilaian
kinerja, staf perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang
MPKP dan setiap ada penambahan perawatan baru.
Pilar III : Hubungan Professional
Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawatan (tim
kesehatan) dalam penerima palayanan keperawatan (klien dan keluarga). Pada
pelaksanaan nya hubungan professional secara interal artinya hubungan yang
terjadi antara pembentuk pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan
perawat, perawat dengan tim kesehatan dan lain–lain. Sedangkan hubungan
professional secara eksternal adalah hubungan antara pemberi dan penerima
pelayanan kesehatan.
Pilar IV : Manajemen Asuhan Keperawatan
Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan
keperawat dengan mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP
tertentu. Manajemen asuhan keperawat yang diterapkan di MPKP adalah
asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan.
2.5 Macam-Macam Metode Penugasan Dalam Keperawatan
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan, akan selalu menggunakan salah satu
metode pendekatan di bawah ini :

a) Metode fungsional
Metode fungsional yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang
didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Metode

6
ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut secara
umum, sebagai berikut :

1. Kepala Ruangan, tugasnya :


Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasein,
membuat penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi dokter.

2. Perawat staf, tugasnya :


a. Melakukan askep langsung pada pasien
b. Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga keperawatan

3. Perawat Pelaksana, tugasnya :


Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang, pasein
dalam masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan
membantu tindakan sederhana (ADL).

4. Pembantu Perawat, tugasnya :


Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi,
menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.

1) Tenaga Administrasi ruangan, tugasnya :


Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi informasi,
mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien masuk dan
pulang, membuat duplikat rostertena ruangan, membuat permintaan lab
untuk obat-obatan/persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala
ruangan.

2) Kerugian metode fungsional:


- Pasien mendapat banyak perawat.
- Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan
- Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.
- Pelayanan terputus-putus
- Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai

3) Kelebihan dari metode fungsional :


- Sederhana
- Efisien.
- Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.

7
- Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai
tugas.
- Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
- Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta
didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu.

4) Contoh metode fungsional

- Perawat A tugas menyutik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan


klien.

- Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk
semua klien yang ada di unit tersebut. Kepala ruangan bertanggung
jawab dalam pembagian tugas tersebut dan menerima laporan tentang
semua klien serta menjawab semua pertanyaan tentang klien

b) Metode penugasan pasien/metode kasus

Metode penugasan pasien/metode kasus yaitu pengorganisasian pelayanan atau


asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat
bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai klien pulang. Kepala ruangan
bertanggung jawab dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang
pelayanan keperawatan klien. Dalam metode ini staf perawat ditugaskan oleh kepala
ruangan untuk memberi asuhan langsung kepada pasien yang ditugaskan contohnya di
ruang isolasi dan ICU.

1) Kekurangan metode kasus :


- Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga
tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh
- Membutuhkan banyak tenaga.
- Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin
yang sederhana terlewatkan.
- Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung
jawab klien bertugas.

2) Kelebihan metode kasus:

8
- Kebutuhan pasien terpenuhi.
- Pasien merasa puas.
- Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
- Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.

c) Metode penugasan tim

Metode penugasan tim yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh


sekelompok perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan
berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.

Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok,


selain itu pemimpin kelompok bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota
tim.sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan keperawatan klien
serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila mengalami
kesulitan. Selanjutnya pemimpin tim yang melaporkan kepada kepala ruangan tentang
kemajuan pelayanan atau asuhan keperawatan klien.

Metode ini menggunkan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan askep terhadap sekelompok pasien.

a. Ketenagaan dari tim ini terdiri dari :


- Ketua tim
- Pelakaana perawatan
- Pembantu perawatan
- Adapun tujuan dari perawatan tim adalah : memberikan asuhan yang lebih
baik dengan menggunakan tenaga yang tersedia.

b. Kelebihan metode tim:


- Saling memberi pengalaman antar sesama tim.
- Pasien dilayani secara komfrehesif
- Terciptanya kaderisasi kepemimpinan
- Tercipta kerja sama yang baik .
- Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
- Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman
dan efektif.

c. Kekurangan metode tim:

9
- Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi
tanggung jawabnya.
- Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
ditiadakan atau trburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan
koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga kelanncaran tugas
terhambat.
- Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung
atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim.
- Akontabilitas dalam tim kabur.

d. Metode Perawatan Primer

Metode Perawatan Primer yaitu pemberian askep yang ditandai dengan


keterikatan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien
dirawat.

a. Tugas perawat primer adalah :


- Menerima pasien
- Mengkaji kebutuhan
- Membuat tujuan, rencana, pelaksanaan dan evaluasi.
- Mengkoordinasi pelayanan
- Menerima dan menyesuaikan rencana
- Menyiapkan penyuluhan pulang

b. Konsep dasar :
- Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
- Ada otonomi
- Ada keterlibatan pasien dan keluarganya

c. Ketenagaan :
- Setiap perawat primer adalah perawat bed. side.
- Beban kasus pasien maksimal 6 pasien untuk 1 perawat
- Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.
- Perawat profesional sebagai primer dan perawat non profesional sebagai
asisten.

d. Kepala bangsal :

10
- Sebagai konsultan dan pengendali mtu perawat primer
- Orientasi dan merencanaka karyawan baru.
- Menyusun jadwal dinas
- Memberi penugasan pada perawat asisten.

e. Kelebihan dari metode perawat primer:


- Mendorong kemandirian perawat.
- Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat
- Berkomunikasi langsung dengan Dokter
- Perawatan adalah perawatan komfrehensif
- Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
- Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
- Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan
keperawatan.
f. Kelemahan dari metode perawat primer:
- Perlu kualitas dan
- Kuantitas tenaga perawat,
- Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional.
- Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain

11
- Pertemuan XI Materi : Metode Pemberian Askep Petunjuk : Bermain peran
oleh kelompok V dan VI Kelompok V dan VI bermain peran sebagai kepala
ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana Ilustrasi Kasus: Sebuah ruang
rawat inap RS menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesional dengan
jumlah tempat tidur 30 buah dan BOR 90%, memiliki 25 orang perawat
yang terdiri dari 3 orang perawat primer (PP) dengan kualifikasi pendidikan
S1 keperawatan/sederajat, 21 perawat assosiet/pelaksana (PA) dengan
kualifikasi pendidikan D3 keperawatan dan 1 orang kepala kualifikasi
pendidikan S1 keperawatan/sederajat. Ruangan dibagi atas tiga tim yang
masing-masing terdiri dari 1 orang ketua tim dan 7 orang perawat
assosiet/pelaksana. Setiap ini bertanggung jawab merawat 9-10 orang
pasien selama di rawat di ruang yang terdiri dari 2-3 pasien dengan tingkat
ketergantungan total, 3-4 pasien dengan tingkat ketergantungan minimal
Perintah : Simulasikan penerapan MPKP di ruang rawat inap RS tersebut.

- SKENARIO ATAU NASKAH ROLE PLAY ASUHAN


KEPERAWATAN MPKP (MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN
PROFESIONAL)
Pada pagi hari, pukul 06.00 WIB di ruang Melati Rumah Sakit M. Yunus.
Seluruh perawat yang bertugas pada malam hari dan pagi hari berkumpul
untuk membahas serah terima shif.
Vanny : Baiklah semuanya sudah berkumpul di tempat, kita akan memulai
serah terima
Tege : Siap buk, sebelumnya kita berdoa terlebih dahulu (Semua berdoa
menurut agamanya masing-masing)
Tege : Berdoa selesai
Vanny : Tege bisa mulai timbang terima ke perawat pagi yaa
Tege : Oke buk, saya terima dengan jumlah pasien 27 buk malam ini kami
membagi menjadi 3 tim, tim 1 kamar 10-19 dengan ketua tim saya sendiri,
tim 2 kamar 20-29 dengan ketua tim PA, tim 3 kamar 30-39 dengan ketua
tim gunawan. Semua respon atau keluhan pasien tercatat di status beserta
tindakan keperawatan yang telah ditentukan. Untuk saat ini belum ada
masalah yang serius, semua berjalan dengan lancar. Hanya kamar 12 yang

12
mengalami kipas rusak, tetapi kami sudah melaporkan kepada teknisi dan
nanti akan diatasi dan sepertinya selesai nanti siang. Serah terima di nurse
station terus berjalan, PP dan PA shift pagi mengklarifikasi keluhan,
intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan serta
membahas hal-hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan.
Setelah melakukan serah terima di nurse station berupa tulisan dan lisan,
serah terima akan diteruskan di ruang perawatan pasien.
Dina : Baiklah saya membagi menjadi 3 tim, tim 1 KATIM, PA tanggung
jawab dari kamar 10-19. Tim 2 KATIM ade, PA tanggung jawab dari
kamar 20-29, tim 3 KATIM try, PA tanggung jawab dari kamar 30-39.
Vanny : Sudah dibagi tim, laporan jaga malam ke jaga pagi saya lihat sudah
cukup jelas, sekarang kita lanjutkan serah terimanya di ruangan pasien.
Semua : Oke buk (Para perawat serah terima dengan tim masing-masing
yang telah dibagi)
Murdani : Tok... Tok... Tok... (Mengetuk pintu pasien) Selamat pagi ibu
Dinda : Pagi pak
Murdani : Buk, disini saya mau serah terima jaga, perawat ini yang akan
menggantikan saya merawat ibu mulai sekarang
Dina : Perkenalkan pak, nama saya dina dan ini rekan saya elsa, kami yang
bertanggung jawab atas kebutuhan dan perawatan ibu pagi ini sampai siang
nanti pukul 14.00 WIB. Apakah ibu ada keluhan?
Dinda : Saya tidak bisa tidur karena kepanasan, kok kipasnya enggak hidup
sus?
Dina : Maaf sudah mengecewakan ibu, kipasnya sedang di perbaiki
insyaallah siang ini kipasnya bisa digunakan seperti semula Dinda : Iya, sus
terima kasih atas bantuannya
Dina : Selain itu ada keluhan lain buk? Dinda : Sementara ini tidak ada sus
Dina : Baiklah kalau begitu kami permisi dahulu mau melihat pasien yang
lain buk. Jika ada keperluan lain ibu bisa memanggil saya nurse station
Dinda : Iya sus, terima kasih Dina : Sama- sama buk Ade : Murdani apa
ada obat yang harus diencerkan?
Murdani : Ada, Ny.Balqis di kamar 14 dengan keluhan alergi Dina :
Apakah masih ada yang lain? Murdani : Itu saja yang lain sudah dilaporkan
di awal tadi

13
Vanny : Semua sudah selesai apakah ada pertanyaan? Perawat Pagi : Tidak
buk
Vanny : Baiklah serah terima selesai, perawat malam ibu izinkan pulang
Perawat malam : Terima kasih buk Serah terima pun selesai, penanggung
jawab menandatangani laporan serah terima dengan diketahui oleh kepala
ruangan

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.Saat ini, praktik pelayanan
keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum mencerminkan praktik pelayanan
profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum
sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih
berorientasi pada pelaksanaan tugas.
3.2 Saran

Sebagai seorang perawat nantinya, kita diharapkan mampu memahami konsep


MPKP sehingga nantinya kita dapat menerapkan konsep tersebut ketika kita sudah
bekerja, dan makalah ini masih banyak kekurangan maka saya mengharapkan kritik dan
saran dari teman-teman yang lain.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sitorus, Ratna.2006.Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit:Penataan


Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat.Jakarta:EGC.

http://muhsakirmsg.blogspot.co.id/2013/02/model-praktek-keperawatan- profesional.html

http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/model-praktik-keperawatan-profesional- mpkp/

16
17

Anda mungkin juga menyukai