Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGEMBANGAN PROFESI

ASI EKLUSIF

OLEH :

Nama : SRI WAHIDAH, A.Md. Keb


NIP : 19780520 200604 2 039
Jabatan : Bidan Pelaksanan Lanjutan
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Sababilah

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO SELATAN


DINAS KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam
kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama
kehidupan merupakan masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat. Gangguan kekurangan gizi tingkat buruk
yangterjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dipulihkan walaupun
kebutuhan gizi selanjutnya terpenuhi. Untuk mendapatkan gizi yang baik pada
bayi yang baru lahir maka ibu harus
sesegera mungkin menyusui bayinya karena ASI memberikan peranan pentingdal
am menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi. Oleh
karena itu, bayi yang berumur kurang dari enam bulan dianjurkan hanya diberi
ASI tanpa makanan pendamping. Makanan pendamping hanya diberikan pada
bayi yang berumur enam bulan ke atas (Suraji, 2003).
Menurut WHO cakupan pemberian ASI segera setelah bayi lahir di dunia
tahun 2013 baru mencapai 52% (WHO, 2014). Cakupan pemberian ASI eksklusif
di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 52,3%. (Kemenkes, 2015). Pemberian ASI
Eksklusif pada bayi merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan sesuai
dengan teori Lawrence Green yang menyebutkan bahwa perilaku seseorang,
faktor prediposisi (Predisporsing factors) yang termasuk tingkat pendidikan,
pengetahuan, tingkat sosial ekonomi, pekerjaan, umur dan lain sebagainya. Faktor
pendukung yaitu jumlah sarana dan prasarana atau fasilitas. Faktor pengkuat
termasuk faktor sikap dan prilaku atasan, teman, suami. tokoh agama.
(Notoatmojo, 2010).
Data yang di peroleh dari Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menunjukkan
cakupan ASI Eksklusif pada tahun 2016 adalah 48,1% dan menurun menjadi
46,60% pada tahun 2017. Wilayah dengan persentase ASI Eksklusif terendah ada
di wilayah Kota Jakarta Pusat yaitu 41,7%, sedangkan wilayah lainnya sudah
mencapai persentase diatas 50% (Departemen Kesehatan DKI Jakarta, 2017).
Salah satu rendahnya pemberian ASI Eksklusif ini karena banyaknya ibu rumah
tangga yang bekerja dan membantu menjadi pencari sumber pendapatan keluarga.
Menurut Data Badan Pusat Statistik 2018, persentaseperempuan yang bekerja
sebesar 55,44% (BPS, 2018). Beberapa hambatan yang dihadapi oleh ibu bekerja
dalam memberikan ASI Eksklusif adalah merasa kesulitan untuk memberikan ASI
pada waktu bekerja baik karena beban kerja yang banyak, tidak adanya fasilitas
sampai tidak diberikan kesempatan untuk menyusui. Sehingga ibu tidak bisa
memanfaatkan ruang laktasi secara optimal.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dimulai sejak masa hamil.
bayi, anak sekolah, dewasa, sampai usia lanjut atau yang dikenal 2 dengan
pendekatan siklus kehidupan. Setiap tahap dari siklus tersebut, manusia
menghadapi masalah gizi yang berbeda yang harus diatasi dengan cepat dan tepat
waktu. Salah satu upaya untuk memperoleh tumbuh kembang yang baik adalah
dengan mempersembahkan Air Susu lbu (ASI) secara eksklusif sampai bayi
berusia 6 bulan, selanjutnya mempersembahkan ASI yang menunjukkan sampai
bayi berumur 24 bulan. Olch karena itu, mempersiapkan dan mengatur ibu agar
dapat memberikan ASI dengan benar-benar merupakan bagian dari upaya
peningkatan SDM, karena bayi dan anak yang lebih sehat sehingga akan
menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. sekaligus meningkatkan kualitas
SDM yang memantau (Depkes RI, 2012)
Berdasarkan beberapa laporan penelitian mengemukakan bahwa faktor -faktor
yang menjadi penyebab tidak diberikannya ASI ekslusif pada bayi adalah karena
ibu sibuk bekerja, pendidikan ibu yang rendah, gencarnya periklanan tentang
penggunaan susu formula, ASI yang tidak keluar, adanya persepsi bahwa bayi
tanpa diberi makanan tambahan akan menjadi lapar dan pengetahuan ibu tentang
ASI yang kurang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaporkan (Rohani, 2010)
Mengemukakan bahwa ibu yang bekerja memiliki risiko kegagalan pemberian
ASI eksklusif 10 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah
dalam penulisan ini adalah bagaimana pemberian ASI secara eksklusif saai umur
bayi 4 bulan danfaktor-faktor apa yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif.
C. Tujuan Penulisan
a) Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pemberian ASI
EKSKLUSIF dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
b) Tujuan Khusus
 Mengetahui cara pemberian ASI EKSLUSIF pada bayi
 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi
usia 4 bulan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi baru
lahir. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 4-6 bulan
pertamakehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Selain sebagaisumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga merupakan media
untuk menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayinya. Hubungan ini akan
menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat
kemesraan bayi terhadap ibunya, sehingga terjalin hubungan yangharmonis dan
erat. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui bayinya atau menghentikan
menyusui lebih dini.
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa
dangaram-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna
sebagaimakanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
makanan dan minumantambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan.
Bahkan air putih tidak diberikandalam tahap ASI eksklusif ini. ASI dalam jumlah
cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapatmemenuhi kebutuhan gizi
bayi selama 6 bulan pertama.ASI merupakan makanan alamiahyang pertama dan
utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yangoptimal.Pada
tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan
bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang
terbaik.Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup
empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
Ada banyak alasan mengapa memberikan ASI eksklusif kepada bayi selama 6
bulan sangat penting. Air susu yang diproduksi secara alami oleh tubuh ibu ini
memiliki nutrisi yang dibutuhkan oleh buah hati tercinta. Selain itu, memberikan
ASI eksklusif juga akan memberikan sejumlah manfaat untuk ibu.
B. MANFAAT ASI
1. Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama
pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu.
ASImengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi
seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.
2. Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi,
karenamengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua
kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
3. Mengurangi resiko bayi terkena diare dan muntah.
4. Komposisi ASI ideal untuk bayi.
5. Mengurangi kemungkinan terkena infeksi pada dada dan telinga, mengurangi resiko
penyakit kulit, mengurangi kemungkinan terkena sembelit, sehingga berkurang juga
kemungkinan bayi dirawat di rumah sakit.
6. Mengurangi kemungkinan bayi mengalami masalah kegemukan di saat
dewasanyasehingga juga mencegah penyakit diabetes dan penyakit yang terkait
kegemukan.
7. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah
yangterbaik untuk sapi. Sehingga tentunya komposisi ASI berbeda dengan
komposisi susu formula.

C. TANDA CUKUP ASI


Banyak ibu yang kurang memperhatikan apakah bayinya sudah cukup
mendapatkan ASI, atau bahkan banyak juga ibu yang bingung dengan berapa
banyak atau berapa sering pemberian ASI yang baik itu.Oleh karena itu, berbagai
tanda dibawah ini dapat dijadikan pedoman untuk mengevaluasi kecukupan
pemberian ASI, yaitu :
1. Bayi menunjukan keinginan dan gairah yang kuat untuk bangun secara teratur
untukmenyusui.
2. Irama hisapan yang ritmis dan teratur, bagian depan telinga bayi akan terlihat
sedikit bergerak dan ibu bisa mendengar bayinya menghisap dan menelan
ASI yang diberikan.
3. Berikan ASI selama rata-rata 15-20 menit pada masng-masing payudara
setiap menyusui.
4. Berikan ASI setidaknya setiap 1-3 jam selama dua bulan pertama. Disarankan
juga untuk membangunkan bayi setiap 2-3 jam untuk memberikan ASI
selama beberapa minggu awal.Setelah lebih dari dua bulan bayi akan mampu
menghabiskan ASI lebih cepat, maka pemberian ASI dilakukan lebih jarang
hingga setiap 3-5 jam dan durasi menyusui menjadi lebih singkat.
5. Bayi ngompol hingga 6-8 kali menandakan masukan cairan yang cukup.
6. Bayi tubuh dengan kecepatan pertumbuhan yang normal, mengalami
peningkatan berat,tinggi badan, dan ukuran lingkar kepala.
7. Memiliki tonus otot yang baik, kulit yang sehat dan warna kulit yang sehat
pula

D. Warna ASI
Warna ASI dapat berubah sebagai respons terhadap berbagai faktor. Biasanya ASI
berwarna putih, kuning, atau kebiruan. Namun, tergantung pada apa yang ibu
makan, ASI juga bisa berwarna hijau, oranye, coklat, atau merah muda.
Terkadang, sindrom puting pecah-pecah dan mastitis (radang kelenjar susu) dapat
berdampak pada warna ASI. Kondisi ini mungkin mengkhawatirkan, tapi tidak
berbahaya. Selama bayi tidak menolak payudara, aman untuk terus menyusui jika
ASI berubah warna.
Perlu diketahui juga, obat-obatan tertentu juga dapat memengaruhi warna ASI.
Perubahan ini tidak berbahaya, selama obat-obatan (dan suplemen apa pun) telah
disetujui oleh dokter untuk digunakan saat menyusui.

E. RASA ASI
Rasa ASI digambarkan sebagai manis dan lembut. Manisnya didapat dari gula
susu laktosa, dan rasanya lembut karena jumlah lemak yang dikandungnya.
Namun, karena foremilk rendah lemak, maka akan tampak encer dibandingkan
dengan hindmilk yang lebih tinggi lemak.
Seperti yang disebutkan di atas, makanan yang ibu makan juga berkontribusi pada
rasa ASI. Mengonsumsi banyak buah dan sayuran akan membuat Si Kecil
mengenal rasa makanan ini melalui ASI. Sekaligus dapat membantu bayi
menerima rasa buah dan sayuran saat mereka mulai makan makanan padat
(MPASI).
Faktor lain yang mempengaruhi rasa ASI Anda termasuk obat-obatan, hormon,
olahraga, merokok, alkohol, dan infeksi seperti mastitis. Membekukan dan
mencairkan ASI juga dapat memberikan rasa sabun yang mungkin tidak disukai
beberapa bayi, meskipun masih sangat aman untuk diberikan.

F. TAHAPAN PRODUKSI
Produksi ASI dimulai selama kehamilan. Ketika bayi lahir, ibu hanya akan
memiliki sedikit ASI untuk satu atau dua hari pertama. Namun jangan khawatir,
ini lebih dari cukup untuk bayi yang baru lahir.
Pada hari ketiga setelah melahirkan, produksi ASI meningkat. Saat ASI masuk,
ibu akan merasakan payudara mulai terisi. Namun, itu bisa memakan waktu lebih
lama (hingga lima hari) untuk ibu pertama kali.
Dalam dua minggu pertama setelah bayi lahir, ASI berkembang melalui tiga tahap
utama, yaitu:
 Kolostrum
Ini adalah jenis ASI pertama yang hadir pada akhir kehamilan dan selama
beberapa hari pertama setelah bayi lahir. Jumlah kolostrum yang dibuat tubuh
ibu sedikit, tapi volume kecil itu mengandung semua yang dibutuhkan bayi
baru dalam beberapa hari pertama kehidupan.
 ASI Transisi
Jenis ASI ini adalah kombinasi kolostrum dan ASI matur (matang). Saat ASI
mulai masuk (3-5 hari setelah melahirkan), ASI bercampur dengan kolostrum
dan secara bertahap beralih ke ASI matang selama beberapa hari atau
seminggu.
 ASI Matang
ASI berubah menjadi ASI matang pada saat bayi berusia sekitar dua minggu.
Dibandingkan dengan kolostrum, ASI matang lebih rendah protein tapi lebih
tinggi lemak dan karbohidratnya. ASI matang mengandung sekitar 90 persen
air untuk memenuhi kebutuhan cairan bayi.
G. PERAN BIDAN DALAM MENDUKUNG PEMBERIAN ASI
1. Penguatan psikologis pada ibu menyusui dengan meyakinkannya bahwa bayi
akan memperoleh makanan yang bernutrisi dan cukup hanya dari payudara
ibunya.
2. Membantu ibu sehingga mampu menyusui bayinya sendiri dengan
mengajarinya teknik menyusui yang benar.
3. Biarkan bayi bersama ibunya segera setelah lahir selama beberapa jam
pertama membina ikatan atau hubungan.
4. Ajarkan merawat payudara yang sehat.
5. Hindari mengoleskan krim, minyak, alkohol, atau sabun pada puting susu.
6. Bantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI dengan posisi menyusui
yang benar.

H. PENYIMPANAN ASI
Agar ASI yang disimpan terjaga kualitasnya, penting untuk terlebih dahulu
melakukan sterilisasi botol bayi atau kemasan penampung ASI perah yang akan
didinginkan atau dibekukan. Lakukan sterilisasi dengan merebus botol dan bagian
pompa ASI yang bersentuhan dengan kulit, dalam air panas mendidih sekitar 5-10
menit. Hal yang tak kalah penting demi mencegah perkembangan bakteri dari ASI
perah yaitu menjaga kebersihan tangan saat memerah, ataupun saat menyimpan
ASI dalam kemasan.Gunakan sabun untuk mencuci tangan sebelum memerah
ASI, serta cuci bersih botol kemasan ASI sebelum dilakukan sterilisasi.

I. DAMPAK TIDAK MEMBERIKAN ASI


Angka kejadian dan kematian akibat diare pada anak – anak di negara – negara
yang sedang berkembang masih tinggi. Terutama pada anak yang diberikan susu
formula, angka tersebut lebih tinggi, angka tersebut lebih tinggi secara bermakna
dibandingkan dengan anak-anak yang diberikan ASI. Hal ini disebabkan karena
nilai gizi ASI yang tinggi, 16 adanya antibodi pada ASI, sel – sel leoukosit,
enzim, hormone dan lain – lain yang melindungi bayi terhadap infeksi.
Meningkatnya penggunaan susu formula untuk makanan bayi, dapat
menimbulkan berbagai masalah di Negara – negara berkembang. Misalnya
kekurangan kalori protein tipe marasmus, moniliasis pada mulut, dan diare karna
infeksi. Hal ini disebabkan karena di Negara – negara berkembang masih
menghadapi masalah antara lain tingkat pendidikan ibu yang rendah, dan
keberhasilan lingkungan yang kurang. Pada waktu lahir sampai beberapa bulan
sesudahnya, bayi belum dapat membentuk kekebalan tubuhnya sendiri secara
sempurna, ASI merupakan substansi bahan yang hidup dengan kompleksitas
biologis yang luas dan mampu memberikan daya perlindungan, baik secara aktif
maupun melalui pengaturan imunologi. ASI memberikan zat – zat kekebalan yang
belum dibuat oleh bayi tersebut. Dengan adanya komponen – komponen zat anti
infeksi tersebut diatas, maka bayi yang minum ASI akan terlindungi dari berbagai
macam infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, dan antigen
lainnya. (Soetijiningsih,2012)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi yang harus
diberikan pada bayisampai bayi berusia 4 bulan tanpa makanan pendamping.
2. Adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar
persentase ASI secara Eksklusif.
3. Masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang pemberian ASI..

B. Saran
1. Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya tentang
ASI dan menyusui kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil tentang
gizi dan perawatan payudara selamamasa kehamilan, sehingga produksi ASI
cukup.
2. Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik
bersalin, Posyandu didalam memberikan penyuluhan atau petunjuk kepada
ibu hamil, ibu baru melahirkan dan ibumenyusui tentang ASI dan menyusui.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S., Sarwono. (2007). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta:


Balitbang Kemenkes RI. Budiman, dan Riyanto, A. (2013). Pengetahuan dan
Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Budiyanto, Asti, A.D., Yuwono, P. (2015). Hubungan Ketersediaan Fasilitas Penunjang


Terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Yang Bekerja Sebagai
Tenaga Kesehatan. Diakses 19 Februari 2016,
https://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id/index.php/JIKK/article/98.

Depkes RI. (2001). Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas
Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.

Fatimah, S. (2013). Faktor Pelaksanaan Kesehatan Reproduksi Perusahaan dan


Dukungan Keluarga Dalam Penentuan Pola Menyusui Oleh Pekerja (Buruh)
Wanita di kabupaten Kudus. Diakses 19 Februari 2016,

Anda mungkin juga menyukai