Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGEMBANGAN PROFESI

ANTENATAL CARE

OLEH :

Nama : ERNI, A.Md. Keb


NIP : 19850213 201101 2 005
Jabatan : Bidan Pelaksanan Lanjutan
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Pendang

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO SELATAN


DINAS KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Tujuan antenatal yaitu
untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta
mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko-
risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap
kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan
perinatal.
Persalinan adalah proses dimana bayi, Plasenta, dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa penyulit. Pada akhir
kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk menghadapi proses persalinan.
Janin bertumbuh dan berkembang dalam proses persiapan menghadapi kehidupan
di luar Rahim. Ibu menjalani berbagai perubahan fisiologis selama masa hamil
sebagai persiapan menghadapi proses persalinan dan untuk berperan sebagai
ibu.Persalinan dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya
kehidupan di luar Rahim bagi bayi baru lahir.Persalinan dimulai sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks yang membuka dan
menipis dan berakhir dengan lahirnya bayi beserta plasenta secara lengkap
Pengalaman persalinan bisa dialami oleh ibu pertama kali (primi), maupun kedua
atau lebih (multi). (Fauziah, 2015)
Primigravida yaitu wanita yang hamil untuk pertama kali, sedangkan
multigravida adalah seorang ibu yang hamil untuk kedua atau lebih.Tanda-tanda
kehamilan primigravida seperti perut tegang, labla mayora tampak bersatu, hypen
seperti pada beberapa tempat, vagina sempit dengan rugae yang utuh jari,
perineum utuh dan baik. Pada serviks terdapat pembukaan yang di dahului dengan
pendataran dan setelah itu baru pembukaan (pembukaan rata-rata 1 cm dalam 2
jm) Lama kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida
lama kala I multigravida 8 jam (Moctar, 1998)
Bidan telah diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab, yang
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan
nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin
persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru
lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan
normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau
bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan,
tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat.
Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang
tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau
kesehatan reproduksi dan asuhan anak.

B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Sesuai dengan latar belakang di atas maka penulisan makalah ini
bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca terutama
tentang Asuhan Pada Antenatal Care
b) Tujuan Khusus
· Untuk mengetahui pengertian dari ANC .
· Untuk mengetahui tujuan dari ANC .
· Untuk mengetahui jadwal kunjungan ANC .
· Untuk mengetahui kriteria keteraturan ANC .
· Untuk mengetahui pelayanan ANC .
· Untuk mengetahui dampak pada ibu hamil yang tidak ANC .
· Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kontak ibu hamil
dengan tenaga kesehatan .

C. Manfaat
a) Bagi petugas kesehatan
Bagi petugas kesehatan menjadi bahan masukan untuk meningkatkan
pelayanan bagi ibu hamil di trimester III

b) Bagi mahasiswa/penulis
Bagi penulis, praktek lapang ini merupakan pengalaman berharga untuk
mempraktekkan apa yang sudah dipelajari secara teori dan juga menambah
wawasan dan mengembangkan diri dalam memberikan asuhan kebidanan
kepada ibu hamil trimester III.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN ANC
ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil secara
berkala untuk menjaga keselamatan ibu dan janin (Saifuddin, 2006). Pemeriksaan
ANC adalah suatu program terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan
medik pada ibu hamil, guna memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan
yang aman dan memuaskan (Wibowo, 2007). Menurut Wignjosastro (2005) ANC
merupakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu dengan tujuan
menyiapkan fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan,
persalinan dan nifas. Dari definisi- definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ANC
atau pemeriksaan kehamilan adalah pelayanan yang diberikan kepada wanita
hamil dengan melakukan pemeriksaan dan pengawasan kehamilan untuk
mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu
menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan air susu ibu (ASI) dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
Kunjungan ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
ANC sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya
mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi
adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa,
kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan ANC sesuai
dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2008).

B. TUJUAN ANC
Secara umum pelayanan Antenatal Care bertujuan memantau kehamilan
untuk memastikan kesehatan umum dan tumbuh kembang janin, mengenali secara
dini adanya ketidak normalan atau komlikasi yag mungkin terjadi selama 10
hamil, deteksi resiko tinggi (anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit seksual
menular), memberikan pendidikan kesehatan serta mempersiapkan persalianan
cukup bulan, melahirkan dengan selamat (ibu maupun bayinya), dengan trauma
seminimal mungkin. Tujuan lainnya adalah mencegah adanya komplikasi
obstetric, yang mana bila mungkin ada, dipastikan komplikasi terdeteksi sedini
mungkin.
 Tujuan umum
Tujuan dari ANC adalah sebagai berikut :
 Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial
ibu dan bayi.
 Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakti secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
 Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
 Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
 Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

 Tujuan khusus
 Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai
dalam kehamilan,persalinan,dan nifas.
 Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini
mungkin.
 Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.
 Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga
berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.

C. JADWAL KUNJUNGAN ANC


Menurut Abdul Bari Saifudin, kunjungan antenatal untuk pemantauan dan
pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan
dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14
minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu
kali kunjungan,dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah
minggu ke-36) dua kali kunjungan.
Walaupun demikian, disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilannya dengan jadwal sebagai berikut : sampai dengan kehamilan 28
minggu periksa empat minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan
dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu satu minggu sekali (Salmah, 2006).

D. KRITERIA KETERATURAN ANC


Pemeriksaan kehamilan di lakukan berulang-ulang dengan ketentuan sebagai
berikut :
Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya
terlambat satu bulan.
 Periksa ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan.
 Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan.
 Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
 Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa, ibu hamil secara
ideal melaksanakan perawatan kehamilan maksimal 13 sampai 15 kali. Dan
minimal 4 kali, yaitu l kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan 2 kali
pada trimister III. Namun jika terdapat kelainan dalam kehamilannya, maka
frekuensi pemeriksaan di sesuaikan menurut kebutuhan masing- masing. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa dikatakan teratur jika ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan ≥4 kali kunjungan, kurang teratur : pemeriksaan kehamilan 2-3 kali
kunjungan dan tidak teratur jika ibu hamil hanya melakukan pemeriksaan
kehamilan < 2 kali kunjungan (WHO, 2006).

E. PELAYANAN ANC
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen
(Saifudin,2006) sebagai berikut:
1. Informasi yang dapat diberikan
 Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
 Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena
selama kehamilan terjadi peningkatan sekret vagina.
 Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan tinggi serat.
 Pemakian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan dokter atau tenaga
medis lainnya.
 Wanita perokok atau peminum alkohol harus menghentikan
kebiasaannya. Suami perlu diberi pengertian tentang keadaan istrinya
yang sedang hamil.

2. Anamnesis
Pada wanita dengan haid terlambat dan diduga hamil. Ditanyakan hari
pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran partus dapat ditentukan bila HPHT
diketahui dan siklus haidnya teratur + 28 hari dengan menggunakan rumus
Naegele.
Bila ibu lupa HPHT, tanyakan tentang hal lain seperti gerakan janin.
Untuk primigravida gerakan janin terasa pada kehamilan 18 minggu,
sedangkan multigravida 16 minggu. Nausea biasanya hilang pada
kehamilannya 12-14 mingggu.
Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya serta berat
bayi yang pernah dilahirkan. Demikian pula riwayat penyakit yang pernah
diderita seperti penyakit jantung, paru, ginjal, diabetes melitus. Selain itu
ditanyakan riwayat menstruasi, kesehatan, keluarga, sosial, obstetri,
kontrasepsi, dan faktor risiko yang mungkin ada pada ibu.

3. Pemeriksaan umum
Pada ibu hamil yang datang pertama kali lakukan penilaian keadaan
umum, status gizi dan tanda vital. Pada mata dinilai ada tidaknya konjungtiva
pucat, sklera ikterik, edema kelopak mata, dan kloasma gravidarum. Periksa
gigi untuk melihat adanya infeksi lokal. Periksa pula jantung, paru, mammae,
abdomen, anggota gerak secara lengkap.

4. Pemeriksaan Obstetri
Terdiri dari pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Sebelum
pemeriksaan kosongkan kandung kemih. Kemudian ibu diminta berbaring
terlentang dan pemeriksaan dilakukan di sisi kanan ibu.

5. Pemeriksaan luar
Lihat apakah uterus berkontraksi atau tidak. Bila berkontraksi, harus
ditunggu sampai dinding perut lemas agar dapat diperiksa dengan teliti. Agar
tidak terjadi kontraksi dinding perut akibat perbedaan suhu dengan tangan
pemeriksa, sebelum palpasi kedua tangan pemeriksa digosokkan dahulu.
Cara pemeriksaan yang umum digunakan cara Leopold yang dibagi dalam
4 tahap. Pada pemeriksaan Leopold I, II, dan III pemeriksa menghadap ke
arah muka ibu, sedangkan pada Leopold IV ke arah kaki. Pemeriksaan
Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri, sehingga usia kehamilan
dapat diketahui. Selain secara anatomi, tinggi fundus uteri dapat ditentukan
dengan pita pengukur. Bandingkan usia kehamilan yang didapat dengan hari
pertama haid terakhir. Selain itu, tentukan pula bagian janin pada fundus
uteri: Kepala teraba sebagai benda keras dan bulat, sedangkan bokong lunak
dan tidak bulat.
Dengan pemeriksaan Leopold II ditentukan batas samping uterus dan
posisi punggung pada bayi letak memanjang. Pada letak lintang ditentukan
kepala. Pemeriksaan Leopold III menentukan bagian janin yang berada di
bawah.
Leopold IV selain menentukan bagian janin yang berada di bawah, juga
bagian kepala yang telah masuk pintu atas panggul (PAP). Bila kepala belum
masuk PAP teraba balotemen kepala.
Dengarkan DJJ pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural
atau doppler. Dengan stetoskop monoaural BJJ terdengar pada kehamilan 18-
20 minggu, sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu.
Dari pemeriksaan luar diperoleh data berupa usia kehamilan, letak janin,
persentase janin, kondisi janin, serta taksiran berat janin.

6. Pemeriksaan dalam
Siapkan ibu dalam posisi-litotomi lalu bersihkan daerah vulva dan
perineum dengan larutan antiseptik. Inspeksi vulva dan vagina apakah
terdapat luka, varises, radang, atau tumor. Selanjutnya lakukan pemeriksaan
inspekulo. Lihat ukuran dan warna porsio, dinding, dan sekret vagina.
Lakukan pemeriksaan colok vagina dengan memasukan telunjuk dan jari
tengah. Raba adanya tumor atau pembesaran kelenjar di liang vagina. Periksa
adanya massa di adneksa dan parametrium. Perhatikan letak, bentuk, dan
ukuran uterus serta periksa konsistensi, arah, panjang, porsio, dan pembukaan
servik. Pemeriksaan dalam ini harus dilakukan dengan cara palpasi bimanual.
Ukuran uterus wanita yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam. Pada
kehamilan 8 minggu sebesar telur bebek, 12 minggu sebesar telur angsa, dan
16 minggu sebesar kepala bayi atau tinju orang dewasa.

7. Pemeriksaan panggul
Lakukan penilaian akomodasi panggul bila usia kehamilan 36 minggu
karena jaringan dalam rongga panggul lebih lunak, sehingga tidak
menimbulkan rasa sakit. Masukkan telunjuk dan jari tengah ke dalam liang
vagina. Arahkan ujung kedua jari ke promontorium, coba untuk merabanya.
Bila teraba, tentukan panjang konjugata diagonalis. Dengan ujung jari
menelusuri linea inominata kiri dan kanan sejauh mungkin, tentukan bagian
yang teraba. Raba lengkung sakrum dan tentukan apakah spina iskiadika kiri
dan kanan menonjol ke dalam. Raba dinding pelvik, apakah luruh atau
konvergen ke bawah dan tentukan panjang distansia interspinarum. Arahkan
bagian palmar jari-jari tangan ke dalam simfisis dan tentukan besar sudut
yang dibentuk antara os pubis kiri dan kanan.

8. Pemeriksaan laboratorium
Pada kunjungan pertama diperiksa kadar hemoglobin darah, hematokrit,
dan hitung leukosit. Dari urin diperiksa beta-hCG, protein, dan glukosa.

F. DAMPAK IBU HAMIL TIDAK ANC


 Meningkatnya angka mortalitas dan morbilitas ibu
 Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan
 Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalinan tidak dapat dideteksi secara
dini.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi,
edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses
kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Tujuan antenatal yaitu
untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta
mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau kemungkinan adanya risiko-
risiko kehamilan, dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap
kehamilan risiko tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan
perinatal.

B. Saran
Sebagian besar wanita tidak memiliki permasalahan yang serius saat
kehamilan. Dengan memulai trimester III, mereka sudah dapat menerima fakta
biologis terhadap kehamilan. Dan untuk mereka harus bisa mengatur waktu untuk
kehamilan pada kunjungan pertama dan kedua serta pola kunjungan tersebut perlu
dijadwalkan pada keseluruhan trimester III, kunjungan bulanan dan kunjungan
tambahan bila perlu. Ibu hamil juga perlu melakukan perawatan sendiri untuk
didiskusikan pada saat kehamilan, kebutuhan belajar dan kesiapan persalinan.
DAFTAR PUSTAKA

Abu, A., Kusumawati, Y., & Werdani, K. (2015). Hubungan Karakteristik Bidan
dengan Mutu Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan Standar Operasional. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas. Vol. 10, No. 1, Oktober 2015.

Afriani, E. (2012). Hubungan Motivasi, Supervisi, dan Faktor Lainnya dengan


Kepatuhan Bidan Menerapkan Standar Pelayanan Antenatal di Kota
Padangsidimpuan Tahun 2012 (Skripsi). Jakarta: Universitas Indonesia.

Anderson, N.H, & Butzin, C.A. (1974). Performance-Motivation x abality: An


Integration-theoritical Analysis. Journal of Personality and Social Psychology,
30(5), 598- 604.

Anggrita, S., Mardiatul, U. I., & Ramalida, D. (2015). Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan. Bogor: In Media. Ayubi, D. (2006). Peran Kepemimpinan
Transformasional Pengelola Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Terhadap Status Imunisasi Anak di Tujuk Provinsi di Indonesia Tahun 2004
(Disertasi). Jakarta: FKM UI.

Anda mungkin juga menyukai