Anda di halaman 1dari 69

{tffi?

*r.ffii*
i:r...,1._!j1;

KEMENTERIANDALAM NEGERI
REPUBLIKINDONESIA

PERATURAN
MENTERIDALAMNEGERI
NOMOR22 TAHUN2011
TENTANG

PEDOMANPENYUSUNAN
ANGGARANPENDAPATAN
DAN BELANJADAERAH
TAHUNANGGARAN2012

DIREKTORATJ ENDER,ALKEUANGANDAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
TAHUN2011
K E M E N T E R I AD NA L A MN E G E R I
R E P U B L I KI N D O N E S I A

PERATURAN
MENTERIDALAMNEGERI
N O M O R2 2 T A H U N2 0 1 1
TENTANG

PEDOMANPEI.iYUSUNAN
ANGGARANPENDAPATAN DAN BELANJADAERAH
T A H U NA N G G A R A N
2012

DIREKTORAT
JENDERALKEUANGANDAERAH
KEMENTERIAN
DAL.AMNEGERI
TAHUN2011
k e m e n te ri a n d a l a m n e g er i
direktont jenderal keuangan daerah
direktorat pendapatan daerah daninvestasi
daerah

riris prasetyo,m.kom
h + 0 8 1 1L 8 4 t 7 2
b+http://asetdaera h.wordpress.com
e+riris_ddn@yahoo.com

gedungditjenk,dlt. 3,jl. veteranno.7,jakartapusat


MENTERIDAI.AM
NEGERI
REPUBLIK
INDONESIA

PERATURAN
MENTERI
DALAMNEGERI

NOMOR
22 TAHUN2011

TENTANG

PEDOMANPENYUSUNAN
ANGGARANPENDAPATAN
DANBELANJA
DAERAH
TAHUNANGGARAN
2012

DENGANRAHMATTUHANYANG MAHA ESA

M E N T E R I D A L ANM
EGERI.

Menimbang bahwa untuk melaksanakanketentuanPasal


34 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2OO5 tentang PengelolaanKeuangan
Daerah, perlu menetapkan PeraturanMenteri
Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
TahunAnggaran2072;
-2-

Mengingat Undang-UndangNomor t7 Tahun 2003


tentang Keuangan NeSara (Lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
RepublikIndonesiaNomor 4286);

2 . Undang-UndangNomor 1 Tahun 2OO4


Negara(Lembaran
tentangPerbendaharaan
Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
RepublikIndonesiaNomor3455);

3 . Undang-UndangNomor 15 Tahun 2OO4


tentang Pemeriksaan Pengelolaan darr
Tanggung Jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2OO4 Nomor 66. Tambaharr
Lembaran Negara Republik Indonesia
l.lomor 4400;

4 . Undang-UndangNomor 25 Tahun 2OO4


tentangSistemPerencanaan
Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik
lndonesia Tahun 2OO4 Nomor 7O4.
Tambahan Lembaran Negara Republik
fndonesiaNomor 4421)

5. UndanS-UndangNomor 32 Tahun 2OO4


tentang PemerintahanDaerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437)
-3-

sebagaimanatelah diubah beberapakali,


terakhirdenganUndang-Undang
Nomor 12
Tahun2008 tentangPerubahanKeduaAtas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4
tentang PemerintahanDaerah (Lembaran
Negara Republik lndonesiaTahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
RepublikIndonesiaNomor4844);

6 . Undang-UndangNomor 33 Tahun 2OO4


tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik
fndonesia Tahun 2OO4 Nomor L26.
Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesiaNomor 4438):

7 . Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2008
tentang KementerianNegara (Lembaran
Negara Republik IndonesiaTahun 2OO8
Nomor 166, TambahanLembaranNegara
RepublikIndonesia
Nomor4916);

8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2OO9


tentang Pajak Daerahdan RetribusiDaerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor5049);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun


2OO5 tentang Pengelolaan Keuangan
-+-

Daerah, (Lembaran Negara Republik


lndonesia Tahun 2005 Nomor 1"4O,
Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesiaNomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahrrn


2005 tentangPengelolaan
KeuanganBadan
LayananUmum (LembaranNegaraRepublik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 48.
Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor 4502);

t1_. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun


2OO5 tentang Pedoman Penyusunandan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 150. Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor4585);

L2. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun


2OO7 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2OO7 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737):

13. Peraturan Pemerintah Nomor 41, Tahun


2OO7tentangOrganisasiPerangkatDaerah
-5-

(Lembaran Negara Republik lndonesia


Tahun 2OO7 Nomor 89. Tambahan
Lembaran Negara Republik lndonesia
Nomor 4741):

L4. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun


201O tentang tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan(LembaranNegaraRepublik
fndonesia Tahun 2O1O Nomor 1,23,
Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor5165);

15. PeraturanPresidenNomor 54 Tahun2010


tentang PedomanPengadaanEaranglJasa
Pemerintah;

16 PeraturanMenteriDalam NegeriNomor13
Tahun2006 tentangPedomanPengelolaan
Keuangan Daerah. sebagaimana telah
diubah dengan PeraturanMenteri Dalam
Negeri Nomor 27 Tahun 2OII tentang
PerubahanKedua Atas PeraturanMenteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 20OG
tentang Pedoman PengelolaanKeuangan
Daerah;

17. PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor61


Tahun 2OO7 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
UmumDaerah:
MEMUTUSMN:

Menetapkan MENTERI
PERATURAN DALAMNEGERI
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN
PENDAPATAN
DAN BELANJADAERAHTAHUN
ANGGARAN
2OT2.

Pasal1

Dalam PeraturanMenteriini yangdimaksuddengan:

7. Anggaran Pendapatandan BelanjaDaerah yang selanjutnya


disingkat APBD, adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahandaerahyangdibahasdan disetujuibersamaoleh
pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan
peraturandaerah.

2. Pedoman PenyusunanAPBD adalah pokok-pokokkebijakan


yang harus diperhatikandan dipedomani oleh pernerintah
daerahdalam penyusunan dan penetapanAPBD.

3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi dan


PemerintahKabupatenz'Kota.

4. KepalaDaerahadalah GubernurdanBupati/Walikota.

Pasal2

(1) Pedomanpenyusunan
APBDTahunAnggaran2Ot2, meliputi:

a. Sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan kebijakan


pemerintahdaerah;
1

b. Prinsippenyusunan
APBD;

c. Kebijakanpenyusunan
APBD;

d. Teknispenyusunan
APBD;dan

e. Hal-halkhususlainnya;

(2) Uraian pedoman penyusunanAPBD Tahun Anggaran2012


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
LampiranPeraturanMenteriini.

Pasal3

Menteriini mulai berlakupadatanggalditetapkan.


Peraturan

Agar setiaporang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan


PeraturanMenteriini denganpenempatannya dalam Berita Negara
R e p u b l i Ikn d o r r e s i a .

DitetapkandiJakarta
padatanggal23 Mei 2OL7

NEGERI,
MENTERIDALAM

ttd

GAMAWANFAUZI
-u-

D i u n d a n g k adni J a k a r t a
Pada tangf,lal25 Mei 2011
MENTERI
HUKUMDANHAKASASIMANUSIA
REPUBLIK
INDONESIA.

ttd

PATRIALIS
AKBAR

BERITANEGARA
REPUBLIK
INDONESIA
TAHUN2011 NOMOR311

dengan aslinya

Pembina(tVla)
NrP19690824 199903 1 oo1
9-

LAMPIRAN : PERATURAN
MENTERI
DALAMNEGERI
NOMOR 22TAYUN 2011
TANGGAL 23 MEt 2011

PEDOMAN
PENYUSUNAN
ANGGARAN
PENDAPATAN
DANBELANJA
DAERAH
TAHUNANGGARAN
2012

t. KEBIJAKANPEMERINTAH
SINKRONISASI DAERAH DENGAN
PEMERINTAH
KEBIJAKAN

Sesuai Rencana PembangunanJangka Menengah


Nasional (RPJMN)Tahun 2OLG2O14.pencapaiantujuan
pembanf,unannasional diprioritaskanuntuk terwujudnya
Indonesiayang sejahtera,demokratis,dan berkeadilanyang
menjadi Visi Indonesia 201,4. Terkait dengan agenda
pembangunan nasional,
berbagaiisuterkiniberkembang
dalam
Musyawarah Perencanaan Pembangunan NasionalTahun2011
yang dijadikan pertimbangan dalam proses penyusunan
RencanaKerjaPemerintah(RKP)Tahun2012.diantaranya:
1,. Penguatan ketahanan pangan dalam upaya menjaga
bahanpokokdan energi:
ketersediaan
2. pengurangan
Percepatan kemiskinan;
3. Peningkatanketerlibatanpemangku kepentingandalam
prosespembangunan;
_ l0_

4. Peningkatan nilai tambah pemanfaatan potensi dan


peluang sumberdaya alam, bonus demografi, relokasi
industri,dan pasardomestikyangbesar;dan
5. pembangunanberkelanjutan.
lmplementasiupaya-upaya

RKPTahun2012 sebagaiimplementasiRPJMNmasih
tetap bertumpupada 11(sebelas)PrioritasNasionaldan3 (tiga)
PrioritasLainnya yang harus disinergikan dengan prioritas
pembangunan daerah. Sinergitas pusatdaerah harus
mempertimbangkanberbagaihal, yaitu: (1) keterkaitanantar
wilayahdari segi sosial,ekonomi.budayadan politik sebagai
perwujudan wawasan nusantara dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia,(2) potensi strategisdi setiap
wilayah,(3)tujuandan sasaranpembangunan setiapwilayah(4)
rencanatata ruangdan polapemanfaatan ruangyangoptimal,
sena(5) keterkaitan
lintassektordan lintaswilayahsecaralebih
efektifdan efisien.

PrioritaspembangunannasionalsesuaiRPJMNTahun
20ao20t4 terdiri dari 11 (sebelas)PrioritasNasionaldan 3
(tiga)PrioritasLainnya,yaitu:
1. Refornrasibirokrasidan tata kelola:
2. Pendidikan;
3. Kesehatan;
4. Penanggulangankemiskinan;
5. Ketahananpangan;
6. Infrastruktur;
7. lklim investasidan usaha;
8. Energi;
-il-

9. Lingkungan
hidupdanbencana;
terluas,dan pascakonflik;
terdepan,
10. Daerahteftinggal,
11. Kebudayaan,
kreativitas.
dan inovasiteknologi,
dan
12. 3 (tiga)prioritaslainnyayaitu(1) bidangpolitik,hukum,dan
keamanan;(2) bidang perekonomiandan; (3) bidang
rakyat,sebagaimana
kesejahteraan telahtertuangdidalam
RPJMN20!0-2074.

dalampencapaian
Keberhasilan prioritaspembangunan
secaranasionalsangattergantungdengansinergitaskebijakan
antara pemerintah provinsidengan pemerintahdan antara
pemerintah kabupaten/kota dengan pemerintah dan
pemerintahprovinsi.
Sinkronisasi
kebijakandiwujudkandalam
bentuk program dan kegiatansesuai kewenanganmasing-
masing yang diorientasikanmelalui pencapaianstrategi
pembangunan yang prcgrowth. projob. pro-poor, dan pre
environment seda pengembangan program-program
percepatan pengurangan kemiskinan melalui: Klaster t
(pertama)ProgramBantuanSosialBerbasisKeluarga,Klaster2
(kedua)ProgramPemberdayaanMasyarakat, Klaster3 (ketiga)
ProgramPemberdayaan UsahaKecildan Mikro.sefta Klaster4
(keempat)ProgramProRakyat.

Sejalan dengan upaya pencapaiansasaran prioritas


pembangunannasional,dalammenyusunrancanganKebijakan
Umum APBD (KUA) dan rancangan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS), pemerintah provinsi harus
berpedomanpada RKPDprovinsiTahun2Ot2 dan RKPtahun
2072. Untuk pemerintah kabupaten/kotaharus berpedoman
pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
- I:-

kabupaten/kota Tahun 2012, dan memperhatikan RKPD


provinsi Tahun 2O!2 serta RKP Tahun 201,2. Penyusunan
rancangan KUA dan PPAS dimaksud dilakukan melalui
capaiansasarandan target kinerjaantara program
sinkronisasi
dan kegiatanyang telah ditetapkandalam RKPDTahun 2OL2
denganprogramdan kegiatandalam RKPTahun2O!2, dengan
memperhatikan prioritas pembangunan daerah dan
kemampuankeuangandaerah.

Hasilsinkronisasikebijakanpemerintahdaerahdengan
prioritas pembangunannasional dituangkan dalam tabel 1
tentang SinkronisasiKebijakan Pemerintah Daerah dalam
rancanganAnggaranPendapatandan BelanjaDaerah (APBD)
TahunAnggaran2O72 dan rancanganperaturankepala daerah
tentang PenjabaranAPBD Tahun Anglgaran2O!2 dengan
PrioritasPembangunanNasional.yangdisampaikanbersamaan
dengan rancanganperaturandaerah tentang APBD Tahun
Anggaran2Ot2 dan rancanganperaturankepaladaerahtentang
PenjabaranAPBDTahunAnggaran2072 sertadokumenlainnya
yang dipersyaratkan dalam rangka evaluasi rancangan
peraturandaerah tentang APBD Tahun Ang{aran 2Ot2 dan
rancanganperaturankepala daerahtentang PenjabaranAPBD
TahunAnggaran2012.
- l-r -

Tabel1.

KebijakanPemerintahDaerahDalamRancangan
Sinkronisasi
PeraturanDaerahtentangAPBDdan RancanganPeraturan
KepalaDaemhtentangPenjabaran APBDdenganPrioritas
Pembangunan Nasional

AnggaranDalam RancanganAPBD I
PrioritasNasional JUMLAH

;3 = 5;+.r;+

L Reformasi Birokrasi dan Tata


Kelola:

2 Pendidikan:

3 Kesehatan:

4 Perranggulangarr rr:
Kr--miskina
KetahananPangan:
5 InfrastruKur;
6 dan Usaha;
lklim lnvestasi
1
Energi;
8 LingkunSan Hiclup dan
9 Bencana;
Daemh TeftingSal.Terdepan.
ferluas.dan PascaKonflik;
10
Kebudayaan.Kreativitas. dan
lnovasiTeknolo(i:
L1-
PrioritasLainnya:

r _-_ i
t4

m-
li
[1
PrioritasNasional
AnggaranDalam RancanganAPBD

BelanjaLangsung
JUMLAH

-a f
l4 -- -_-

BidangPolitik,Hukum,dan
I
Keamanan; I

h
BidangPerekonomian;
c. Bidang Kesejahteraan

II. PRINSIP
PENYUSUNAN
APBD

Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2072 harus


didasarkanprinsipsebagaiberikut:

1. APBDdisusunsesuaidengankebutuhanperryelenggaraan
pemerintahan
daerah;
2. APBD harus disusunsecaratepat waktu sesuaitahapan
d a nj a d w a l ;

3. PenyusunanAPBD dilakukansecara transp;rran.dimana


memudahkan masyarakat untuk mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas-luasnyatentang
APBD:

4. Penyusunan APBD harus n r e l i b a t k a n paftisipasi


masvarakat:

5. APBDharusmemperhatikanrasakeadilandan kepatutan;
_ tl _

6. Substansi APBD dilarang bertentangan dengan


kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi dan
peraturandaerahfainnya.

III. PENYUSUNAN
KEBIJAKAN APBD

Kebijakanyang perlu mendapat perhatian pemerintah


daerah dalam penyusunanAPBD Tahun Anggaran 2OL2
terkait dengan pendapatan daerah, belanja daerah dan
pembiayaan daerah,adalahsebagaiberikut:

L. PendapatanDaerah

Rencanapendapatan daerahyangakan dituangkandalam


APBDmerupakanperkiraanyang terukur.rasional,serta
memilikikepastiandasarhukumpenerimaannya.

AsliDaerah(PAD)
a. Pendapatan

Untuk penganggaran pendapatan daerah yang


bersumberdari PADdalam penyusunan
APBDTahun
Anggaran 2012. memperhatikanhal-hal sebagai
berikut:

1) Kondisiperekonomianyang terjadi pada tahun-


tahun sebelumnya, perkiraan pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2072 dan realisasi
penerimaan PAD tahun sebelumnya. serta
ketentuanperaturan perundang-undangan
terkait.

2) Peraturan daerah tentang pajak daerah dan


retribusidaerah yang berpedomanpada Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2OO9 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah. dilarang
- l6 -

menganggarkanpenerimaan pajak daerah dan


retribusi daerah yang peraturan daerahnya
bertentangandengan Undang-Undang28 Tahun
2OO9tentangPajak Daerahdan RetribusiDaerah
dan/ atau telah di batalkan.

3 ) Kebijakan penganggaran tidak memberatkan


masyarakatdan duniausaha.

4 ) Rasionalitashasil pengelolaankekayaan daerah


yang dipisahkan atas penyertaan modal atau
investasi daerah lainnya, dengan
memperhitungkannilai kekayaan daerah yang
d i p i s a h k a n ,b a i k d a l a m b e n t u k u a n g m a u p u n
barang sebagai penyertaan modal (lnvestasl
daerah).

5) Pendapatanyang berasaldari bagian laba bersih


P e r u s a h a a nD a e r a h A i r M i n u m ( P D A M ) y a n g
layanannyabelurn mencapai 8Oo/odari jumlah
pendudukyang menjadicakupanpelayananPDAM
dianggarkansebagaihasil pengelolaankekayaan
daerah yang dipisahkan, selanjutnya
diinvestasikan kembali untuk penambahan.
peningkatan,perluasan prasarana dan sarana
sistem penyediaanair minum, baik fisik maupun
non fisik sefta peningkatan kualitas dan
pengembangan cakupan pelayanan. Hasil
pengelolaankekayaan yang dipisahkantersebut
dianggarkanuntuk tambahan penyertaanmodal
kepada PDAM sesuai peraturan perundang-
undangan.
'11 -

6) PenerapanPola PengelolaanKeuangan Badan


LayananUmum Daerah(PPK-BLUD). Penerimaan
BLUDdianggarkandalam jenis pendapatanLain-
lain PAD Yang Sah. obyek pendapatan3LUD.
rincianobyekpendapatan
BLUD.

7) Penerimaan hasil pengelolaan dana bergulir


sebagai salah satu bentuk investasi jangka
panjangnon permanen,dianglgarkan
dalam APBD
padaakun pendapatan, kelompokpendapatan asli
daerah,jenis lain-lainpendapatan
asli daerahyang
sah. obyek hasil pengelolaandana bergulirdan
rincianobyek hasilpengelolaan
dana bergulirdari
kelompokmasyarakat penerima.

8) Penerinraan bunga dari dana cadangan


dianggarkan pada jenis pendapatan Lairr-lairr
PendapatanAsliDaerahYangSah.

DanaPerimbangan

Untufr penganggaran pendapatan daerah yang


bersumberdari dana perimbangan
dalam penyusunan
APBDTahunAnggaran2OL2,memperhatikanhal-hal
sebagaiberikut:

1) Perhitunganalokasi Dana Alokasi Umum (DAU)


didasarkanpada alokasi DAU Tahun Anggaran
2otl dengan memperhatikanrealisasi Tahun
Ang€aran2OLO.

2) Perhitungan alokasi Dana BaBi Hasil (DBH)


mempertimbangkanbesaran alokasi DBH yang
- 1 8-

tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan


Tahun Anggaran 2OLl, dengan mengantisipasi
kemungkinantidak stabilnyaharga hasil produksi
minyak/gas/pertambangan lainnya tahun 2Ot2
dan/atau tidak tercapainya hasil produksi
minyak/gas/pertambanganlainnya tahun 2012,
serta memperhatikan realisasi DBH Tahun
Anggaran2OLO.

3 ) Bagi daerah yang tidak menerima alokasi DAU


karena memiliki celah fiskal negatif dan nilai
negatif sama atau lebih besar dari alokasi dasar
berdasarkanpenerapanformulamurni DAU.untuk
menjamin terpenuhinya kebutuhan belanja
pegawaiyang meliputigaji pokok dan tunjangan
P e g a w a iN e g e r iS i p i l D a e r a h( P N S D i p. e m e r i n t a h
daerah harus nrengalokasikandana untuk gaji
p o k o k d a n t u n j a n g a nP N S Dd a l a m A P B DT a h u n
Anggaran 2012, termasuk untuk |<enaikangaji
pokokdan gaji ketigabelas.

4 ) Alokasi Dana Alokasi Khusus tDAK) dapat


dianggarkan sebagai pendapatan daerah.
sepanjangtelah ditetapkan dalam APBN Tahun
Anggaran 2Ot2. Dalam hal pemerintahdaerah
akan memperoleh DAK Tahun Anggaran 2072
setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun
AnEl€laran2OL2 ditetapkan, maka pemerintah
daerah menganggarkanDAK dimaksud dengan
cara terlebih dahulu melakukan perubahan
peraturankepaladaerahtentangpeniabaran
APBD
- ltl -

Tahun Anggaran 2Ot2 dengan pemberitahuan


kepada Pimpinan DPRD, selanjutnya DAK
dimaksud ditampun$ dalam peraturan daerah
APBDTahunAnggaran2Ot2'
tentangPerubahan

5) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau untuk


kabupaten/kotadan provinsidialokasikansesuai
keputusangubernur.

c. Lain-LainPendapatanDaerahYangSah

Untuk penganggaranpendapatan daerah yang


bersumberdari Lain-LainPendapatanDaerah Yang
Sah dalam APBD Tahun Anggaran 2OL2'
hal-haisebagaiberikut:
mernperhatikan
1) dianggarkansebagai
Alokasi dana penyesuaian
pendapatandaerah pada kelompok Lain-Laitr
PendapatanDaerahYang Sah sepanjangtelah
ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan
BelanjaNegara(APBN)Tahun Anggaran2OL2'
Dalam hal pemerintahdaerahmemperolehdana
penyesuaian yang bersumberdari APBN Tahun
Anggaran2012 setelahperaturandaerahtentang
APBD Tahun Anggaran2012 ditetapkan, maka
pemerintah daerah menganegarkan dana
penyesuaian dimaksud dengan cata terlebih
dahulu melakukanperubahanperaturankepala
daerah tentang penjabaran APBD Tahun
Anggaran 2012 dengan pemberitahuankepada
Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dimaksud
dana penyesuaian
(DPRD).selanjutnya
_20_

ditampung dalam peraturan daerah tentang


PerubahanAPBDTahunAnggaran2072.
2 ) Penganggarandana otonomi khusus dan dana
bantuan operasionalsekolah, didasarkanpada
alokasidana otonomi khususdan dana bantuan
operasional sekolah Tahun Anggaran 201L,
dengan memperhatikanrealisasidana otonomi
khusus dan dana BantuanOperasionalSekolah
TahunAnggaran2OtO. Selisihlebih atau kurang
dari alokasianggaranuntukdana otonomikhusus
dan dana bantuan operasional sekolah,
ditampun$ dalam perubahan APBD Tahun
Anggaran 2042, dengan cara terlebih dahulu
melakukan perubahanperaturankepala daerah
tentangpenjabaranAPBDTahun Anggaran2072
d e n g a np e m b e r i t a h u akne p a d aP i m p i n a nD P R D .
3 ) Target pendapatankabupaten/kota yang
bersumber dari bagi hasil yang diterima dari
pemerintah provinsi. didasarkan pada alokasi
bagi hasil Tahun Anggaran 201,7 dengan
memperhatikan realisasi bagi hasil Tahun
Anggaran 2OLO, sedangkan bagian pemerintah
kabupaten/kotayang belum direalisasikanoleh
pemerintah provinsi akibat pelampauan target
Tahun Angigaran 2OLL, ditampung dalam
PerubahanAPBDTahunAnggaran2012.
4) Target pendapatan daerah yang bersumberdari
bantuan keuangan, baik yang bersifat umum
maupun bersifat khusus yang diterima dari
- 2 1-

pemerintah provinsi atau pemerintah


kabupaten/kota lainnya dianggarkan dalam
APBD penerima bantuan, sepanjang sudah
dalamAPBDpemberibantuan.
dianggarkan
Dalam hal penetapanAPBD penerimabantuan
mendahuluipenetapanAPBD pemberi bantuan,
maka penganggaranbantuan keuangan pada
APBD penerimabantuandilakukandengancara
melakukan perubahanperaturankepala daerah
tentang penjabaranAPBD penerima bantuan
dengan pemberitahuan
kepada PimpinanDPRD
untuk bantuan yang bersifat khusus. dan
persetujuan
DPRDuntuk bantuankeuanganyang
bersifat umum, selanjutnyaditampung dalam
peraturan daerah tentang Perubahan APBD
penerimabantuan.
Dalam hal penganggaran untuk bantuan
keuangan tersebut terjadi setelah penetapan
PerubahanAPBD Tahun Anggaran2072. maka
bantuan keuangantersebut ditampung dalam
laporan realisasi anggaran pemerintah provinsi
atau kabupaten/kotapenerimabantuan.
5) Penetapan target penerimaan hibah yang
bersumberdari APBN,pemerintahdaerahlainnya
atau sumbanganpihak ketiga, baik dari badan,
lembaga. organisasiswasta dalam negeri/luar
negeri. kelompok masyarakat maupun
perorangan yang tidak mengikat dan tidak
mempunyai konsekuensi pengeluaran atau
LL-

pengurangan kewajiban pihak ketiga atau


pemberi sumbangan.dianggarkandalam APBD
pada kelompokpendapatanLain-lainPendapatan
Daerah Yang Sah, setelah adanya kepastian
penerimaandimaksud.

2 . BelanjaDaerah
Belanja daerah disusununtuk mendanai pelaksanaan
urusanpemerintahandaerahyangmenjadikewenangan
pemerintahprovinsidan pemerintahkabupaten/kota'
yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan.
Penyusunanbelanja untuk pelal{sanaanurusan wajib
dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan Minimal
(SPM)yangtelahditetaPkan.

Pemerintahdaerah menetapkantarget capaiankinerja


setiapbelanja,baik dalam konteksdaerah.satuattkerja
perangkatdaerah,maupunprogramdan kegiatan.yang
bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas
perencanaan dan memperjelasefektifitasdan
angl€laran
efisiensipenggunaananggaran.

a. BelanjaTidak Langsung

PenganEgaran belanja tidak langsung


memperhatikanhaFhalsebagaiberikut:

1) BelanjaPegawai
a) Besarnya penganggaranuntuk gaji pokok
dan tunjangan PNSD disesuaikandengan
pegawaidan belanja
hasil rekonsiliasijumlah
pegawai dalam rangka perhitungan DAU
11
L-)

Tahun Anggaran 2Ot2 serta


memperhitungkan rencana kenaikan gaji
pokok dan tunjanganPNSDdan pemberian
gaji ketigabelas.
b ) Penganggaran belanja pegawaiuntuk
kebutuhanpengangkatanCalonPNSDsesuai
formasipegawaitahun2012.
c ) Penganggaran belanja pegawai untuk
kebutuhankenaikangaji berkala,kenaikan
pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi
pegawai dengan memperhitungkan acress
yang besarnya maksimum 2,5o/o (dua
setengah persen) dari jumlah belanja
pegawaiuntukgajipokokdan tunjangan.
dana penyelenggaraan
o ) Penyediaan asuransi
kesehatan yang dibebankan pada APBD
berpedoman pada Peraturan Pemerintah
Nomor28 Tahun2OO3tentangSubsididan
luran PemerintahDalam Penyelenggaraan
Asuransi Kesehatan bagi Pegawai Negeri
Sipildan PenerimaPensiunserta Keputusan
Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 138/MENKES/PB/
U/2OO9dan Nomor 12 Tahun 2009 tentang
Pedoman Tarif Pelayanan Kesehatan bagi
Peserta PT. Askes (Persero) dan Anggota
Keluarganya
di Puskesmas,Balai Kesehatan
dan RumahSakit Daerah.Terkait
Masyarakat
dengan hal tersebut, maka penyediaan
-)1-

anggaran untuk pengembangan cakupan


tunjangan kesehatan diluar cakupan
pelayanan kesehatan yang disediakan
asuransikesehatansebagaimanatersebutdi
atas, tidak diperkenankan dian$$arkan
dalam APBD, kecuali ditentukan lain
berdasarkanperaturanperundang-undangan.

2 ) BelanjaBunga
BaSi daerah yang belum memenuhi kewajiban
pembayaran bunga pinjaman, baik jangka
pendek, langka menengah, maupun jangka
panjang supaya dianggarkan pembayarannya
dalanrAPBDTahunAnggaran2012.

3 ) B e l a n j aS u b s i d i
Belanja Subsidi hanya diberikan kepada
perusahaan/lembagatertentu agar harga jual
dari hasil produksinya terjangkau oleh
masyarakatyang daya belinyaterbatas.Produk
yang diberisubsidimerupakankebutuhandasar
dan menyangkuthajat hiduporang banyakseda
terlebihdahulu dilakukanpengkajianagar tepat
sasaran dan tidak beftentangan dengan
n perundang-undangan.
peratura

4 ) BelanjaHibah
a) Belanja hibah digunakan untuk
menganggarkan pemberian hibah kepada
pemerintahatau pemerintahdaerah lainnya,
-25-

perusahaan daerah, masyarakat. dan


organisasi kemasyarakatanyang secara
spesifiktelah ditetapkanperuntukannya dan
diberikan secara selektif dengan
mempertimbangkan kemampuankeuangan
daerah,rasionalitas serta ditetapkandengan
keputusankepaladaerah.
b ) Penganggaranuntuk belanja hibah harus
dibatasijumlahnya,mengingatbelanjahibah
bersifatbantuanyang tidak wajib dan tidak
mengikat,serta tidak secaraterus menerus.
Penggunaanhibah harus sesuai dengan
persyaratanyang ditetapkandalam naskah
perjanjianhibahdaerah.
c) llibah |arrg diberikan secara tidak
rnengikat/tidak secara terus menerus
diaftikan bahwa pemberianhibah tersebut
ada batas akhirnya tergantung pada
kemampuan keuangan daerah dan
kebutuhan atas kegiatan tersebut dalam
rnenunjangpenyelengSaraan pemerintahan
daerah.
d) Mekanismepenganggaranbelanjahibahdari
pemerintah daerah kepada pemerintah,
mengacu pada ketentuan pengelolaan
keuangan daerah. Bagi instansi penerima
dalam pelaksanaan dan pertanggung-
jawabannya mengacu pada Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
-l(r-

168/PMK.O7/2OO8tentang Hibah Daerah,


Peraturan Menteri Keuangan Nomor
40/PMK.O5/2O09tentang Sistem Akuntansi
Hibah dan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 255/PMK.OS/2OLO tentangTata Cara
Pengesahan Realisasi Pendapatan dan
Belanja Yang BersumberDari Hibah Luar
Negeri/Dalam Negeri Yang Diterima
Langsung Oleh Kementerian Negara/
Lembaga Dalam Bentuk Uang. Pemerintah
daerah sebagai pemberi hibah melaporkan
penyaluranhibah tersebut kepada Menteri
Dalam Negeridan MenteriKeuangansetiap
akhir tahun anggaran, kecuali pemberian
h i b a hk e p a d aK o m i s iP e r r r i l i h aUnm u m( K P U )
provinsi/kabupaten./kota dan Panita
Pengawas Pemilihan Umum (PANWASLU)
dalam rangka penyelenggaraanpemilihan
kepala daerah dan wakil kepala daerah
sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 44 Tahun 2OO7 tentang
Pedoman Pengelolaan Belanja Pemilihan
Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah. sebagaimana diubah dengan
PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 57
Tahun2009.
e) Hibah dari pemerintah daerah dapat
diberikankepada pemerintahdaerahlainnya
sepanjang ditetapkan dalam peraturan
perunda
ng-undangan.
-_i-

t) Dalam rangka meningkatkan transparansi


dan akuntabilitas anggaran daerah.
penganggaran untuk hibah harus
menrperhatikanasas manfaat, keadilandan
kepatutan,mulai dari landasanpertimbangan
pemberian, penggunaan sampal
pengawasannya. Penyediaananggaranuntuk
hibah harus dijabarkandalam rincianobyek
belanja sehingga jelas penerimanya serta
tujuandan sasaranpenggunaannya.
g) Sistem dan prosedur penganggaran,
pelaksanaan dan pertanggungjawaban
belanja hibah harus ditetapkan dalam
peraturan kepala daerah, dengan
ketentuan Pasal 42, Pasal
nrenrperhatikan
43, Pasal 44 dan Pasal 133 Peraturan
MenteriDalamNegeriNomor13 Tahun2006
tentang Pedoman PengelolaanKeuangan
Daerah.sebagaimanatelah diubah dengan
PeraturanMenteriDalam NegeriNomor 21
Tahun2011 terrtangPerubahanKeduaAtas
PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2OO6tentang PedomanPengelolaan
KeuanganDaerahserta peraturanperundang-
undanganlainnya.

5) BelanjaBantuanSosial
a) Dalamrangkamenjalankandan memelihara
fungsi pemerintahan daerah dibidang
kemasyarakatan dan kesejahteraan
-28-

masyarakat, pemerintah daerah dapat


menganggarkanpemberian bantuan sosial
kepada kelompok/anggotamasyarakat.
untuk belanjabantuansosial
b ) Penganggaran
dimaksud harus dibatasi jumlahnya dan
diberikan secara selektif, tidak terus
menerus/tidak mengikat serta memiliki
kejelasan peruntukan penggunaannya
dengan mempertimbangkan kemampuan
keuangan daerah. Bantuan sosial yang
diberikan secara tidak terus menerus/tidak
mengikat diartikan bahwa pemberian
bantuantersebuttidak wajib dan tidak harus
diberikansetiaptahunan$garan.
Dalam menetapkan kebijakan anggaran
untuk bantuan sosial harus
mempertimbangkanrasionalitasdan kriteria
yang jelas dengan memperhatikan asas
manfaat, keadilan, kepatutan, transparan,
akuntabilitas dan kepentinganmasyarakat
luas. Penyediaananggaran untuk bantuan
sosialharus dijabarkandalam rincianobyek
belanja sehingga jelas penerimanya serta
tujuandan sasaranpenggunaannya.
d) Sistem dan prosedur penganggaran.
pelaksanaan dan pedanggun$awaban
betanja bantuan sosial harus ditetapkan
dalam peraturan kepala daerah, dengan
memperhatikan ketentuan Pasal 45 dan
-29-

Pasal 133 PeraturanMenteriDalam Negeri


Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelclaan Keuangan Daerah,
sebagaimana telahdiubahdenganPeraturan
MenteriDalamNegeriNonror2TTahun2071-
tentang PerubahanKedua Atas Peraturan
MenteriDalamNegeriNomor13 Tahun2006
tentang Pedoman PengelolaanKeuangan
Daerahdan peraturanperundang-undangan
lainnya.

6) BelanjaBagiHasil

Penganggaran dana bagi hasil yang bersumber


dari pendapatanprovinsi kepada kabupaten/
kota atau pendapatanxabupaten,/kota kepada
pemerintahdesa atau oendapatanpemerintah
daerah tertentu kepada pemerintah daerah
lainnyapada APBD mernperhitungkan
rencana
pendapatan pada Tahun Anggaran 2O!7,
sedangkanpelampauantarget TahunAnggaran
2OLt yang belum direalisasikan kepada
pemerintahdaerahdan nrenjadihak pemerintah
kabupaten,/kota atau pemerintah desa
ditampung dalam Perubahan APBD Tahun
Anggaran2Ot2.

7) BelanjaBantuanKeuangan
a) Pemerintah provinsi atau pemerintah
kabupaten/kota dapat menganggarkan
bantuan keuangan kepada pemerintah
-30-

daerah lainnya dan kepada desa yang


didasarkan pada peftimbangan untuk
mengatasi kesenjanganfiskal. membantu
pelaksanaanurusan pemerintahandaerah
yang tidak tersediaalokasidananya,sesuai
kemampuan keuangan masing-masing
Caerah.
Pemberianbantuan keuangandapat bersifat
umum dan bersifat khusus. Bantuan
keuangan yang bersifat umum digunakan
untuk mengatasikesenjanganfiskal dengan
menggunakanformula antara lain variabel:
pendapatan daerah. jumlah penduduk,
j u m l a h p e n d u d u km i s k i n d a n l u a s w i l a y a h
yang ditetapkan delrgan peraturan kepala
daerah. Bantuan keuangan yang bersifat
k h u s u sd i g u n a k a nu n t u km e m b a n t uc a p a i a n
kinerja program prioritas pemerintah
daerah/desa penerima bantuan keuangan
sesuai dengan urusan pemerintahanyang
menjadi kewenangan penerima bantuan.
Pemanfaatan bantuan keuangan yang
bersifat khusus ditetapkan terlebih dahulu
oleh pernberibantuan.
b ) Bantuan keuangan kepada partai politik
dianggarkan pada jenis belanja bantuan
keuangan,objek belanjabantuan keuangan
kepada paftai politik dan rincian objek
belanja nama partai politik penerima
-31-

. e s a r a np e n g a n { 1 a r a n
b a n t u a nk e u a n g a n B
pelaksanaan dan penanEllungawaban
bantuan keuangankepada partai politrk
berpedoman pada peraturan perundang-
undangan di bidang bantuan keuangan
kepadapartaipolitik.
Pemerintahkabupaten/kotamenganggarkan
bantuankeuangankepada pemerintahdesa
paling sedikit 7oo/odari dana perimbangan
yang diterimanya.Pembagianuntuk setiap
desa ditetapkansecaraproporsional dengan
keputusankepaladaerah.Bantuankeuangan
ini nrerupakanAlokasi Dana Desa (ADD)
sesuai Pasal 68 Peraturan Pemerintah
Nonror72 Tahun2005 tentangDesa.Selain
itu. pemerintahprovinsidan kabupaten/kota
dapat memberikan bantuan keuangan
lainnya kepada pemerintah desa dalam
rangka percepatan pembangunan desa
sesuaikemampuankeuangandaerah.
d) Sistem dan prosedur penganggaran.
pelaksanaan dan pertanggungawaban
belanjabantuankeuanganditetapkandalam
peraturan kepala daerah, dengan
memperhatikan ketentuan Pasal 47 dan
Pasal 133 PeraturanMenteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2O06 tentang Pedoman
PengelolaanKeuan$anDaerah,sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri
- -r_ -

DalarnNegeriNomor2l Tahun2011 tentang


Perubahan Kedua Atas PeraturanMenteri
Dalam NegeriNomor13 Tahun2006 tentang
PedomanPengelolaan KeuanganDaerahdan
peraturanperundang-undangan
lainnya.

8) BelanjaTidakTerduSa

Penetapan anggaran belanja tidak terduga


dilakukan secara rasional dengan
menrpertimbangkanrealisasiTahun Anggaran
2OtO dan kemungkinan adanya kegiatan-
kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi
sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh
pemerintah daerah. Belanja tidak terduga
m e r u p a k a nb e l a n j a u n t u k m e n d a n a ik e g i a t a n
y a n g s i f a t n y at i d a k b i a s aa t a u t i d a k d i h a r a p k a n
terjadi berulang, seperti kebutuhan tanggap
daruratbencana,penanggulangan bencanaalam
dan bencana sosial, yang tidak tertampung
dalam bentukprogramdan kegiatanpadaTahun
Anggaran 2072, termasuk pengembalianatas
kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun
sebelumnya.

b. BelanjaLangsung

Penganggaran belanja langsung dalam rangka


melaksanakanprogram dan kegiatan pemerintah
daerah TahunAnggaran2012, memperhatikanhal-
h a l s e b a g abi e r i k u t :
_ -t-t_

1 lr: r asi belanja langsung dalam APBD


^ ra . 3 u t am a K an pelaksanaan urusan
ce^r:rintahandaerah,yang terdiri dari urusan
r,3ii:r dan urusan pilihan. Belanja langsung
orruangkan dalambentukprogramdan kegiatan,
r anS nranfaat capaian kinerjanya dapat
dirasakan langsung oleh rnasyarakatdalam
rangka peningkatankualitas pelayananpublik
dan keberpihakanpemerintahdaerah kepada
kepentin6lan publik. Penyusunan anggaran
belanja untuk setiap program dan kegiatan
m e m p e d o m a n iS t a n d a r P e l a y a n a n M i n i m a l
(SPM). Analisis Standar Belanja (ASB), dan
standarsatuanharga.,ASBdan standarsatuan
harga ditetapkan dengan keputusan kepala
daerh
a.

2 t B e l a n j aP e g a w a i

Dalamrarrgkameningkatkan efisiensianggaran
daerah, penganggaran honorarium bagi PNSD
dan Non PNSDrnemperhatikan asas kepatutan,
kewajararrdan rasionalitasdalam pencapaian
sasaran program dan kegiatan. Berkaitan
dengan hal tersebut, pemberian honorarium
bagi PNSDdan Non PNSDdibatasidan hanya
didasarkan pada pertimbangan bahwa
keberadaan PNSD dan Non PNSD dalam
kegiatan benar-benarmemiliki peranan dan
kontribusi nyata terhadap efektifitas
pelaksanaan kegiatan dimaksud. Besaran
-j+

honorariumbagi PNSDdan Non PNSD dalam


kegiatan, termasuk honorarium narasumber/
tenagaahli dari luar instansipelaksanakegiatan
ditetapkandengankeputusankepala daerah.

3) BelanjaBarangdan Jasa
a) Penganggaranbelanja barang pakai habis
disesuaikandengan kebutuhannyata yang
didasarkan atas pelaksanaan tugas dan
fungsi SKPD,jumlah pegawai dan volume
pekerjaan serta memperhitungkan sisa
persediaan
barangTahunAnggaran2O7L.
b) Mengutamakanproduksidalam negeri dan
melibatkan usaha mikro dan usaha kecil
serta koperasi kecil tanpa mengabaikan
prinsipefisiensi,persaingansehat.kesatuan
s i s t e md a n k u a l i t a sk e m a m p u a nt e k n i s .
c) Penganggaranuntuk pengadaan barang
(termasuk berupa aset tetap) yang akan
diserahkan atau dijual kepada pihak
ketiSa,/rnasyarakatpada tahun anggaran
berkenaan,dianggarkanpada jenis belanja
barangdan jasa.
d) Penganggaran belanja perjalanan dinas
dalam rangka kunjungan kerja dan studi
banding.baik perjalanandinas dalam negeri
maupun perjalanan dinas luar negeri,
dilakukan secara selektif. f rekuensi dan
jumlah harinya dibatasi serta
mcrnperhatikan target kinerja dari
- 1 5-

perjalanandinasdimaksudsehinggarelevan
dengan substansi kebijakan pemerintah
daerah.Hasilstudibandingdilaporkansesuai
peratura
n perundang-undangan.
Khususpenganggaranperjalanandinas luar
negeriberpedomanpada lnstruksiPresiden
Nomor 11 Tahun 2005 tentang Perjalanan
DinasKe Luar Negeridan PeraturanMenteri
DalamNegeriNomorll Tahun2011tentang
Pedoman PerjalananDinas Ke Luar Negeri
Bagi Pejabat/Pegawai di lingkungan
Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah
Daerah.CanPimpinansertaAnggotaDPRD.
e ) Penganggaran
untuk menghadiripendidikan
dan pelatihan. bimbingan teknis atau
sejenisnya yang terkait dengan
pengembangan sumberdaya manusiayang
tempat penyelenggaraannya
di luar daerah.
sangat selektifdengan mempertimbangkan
aspek-aspekurgensi dan kompetensi serta
manfaatyangakan diperolehdari kehadiran
dalam pelatihan/bimbinganteknis dalam
rangka pencapaianefektifitas penggunaan
anggarandaerah.
f) Penganggaran untuk penyelenggaraan
kegiatan diprioritaskan menggunakan
fasilitas aset daerah. seperti ruang rapat
atau aula yang sudah tersedia milik
pemerintahdaerah.
-i6-

g) Dalam rangka antisipasipenerimaanPajak


Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan (PBB-P2) yang akan menjadi
kewenangandaerah paling lambat 7 )anuari
2OL4 menjadi PenCapatanAsli Daerah
pemerintah kabupaten/kota, pemerintah
kabupaten/kotamemprioritaskanpengang-
garan untuk program dan kegiatan
pengalihandimaksud,baik aspek regulasi,
kelembagaan,pendataan,sistem, standar
pengelolaan,dan pengembangansumber
daya manusia serta penyiapansarana dan
prasaranamaupun faktor lain yang terkait
denganpengalihanPBB-P2.

4\ BelanjaModal
a) Penganggaran belarrja modal. setelah
dikurangi belanja pega\ryaipada kelompok
belanja tidak langsungdan belanja wajib
lainnya diprioritaskan sesuai Peraturan
Presiden Nomor 5 Tahun 7OLO tentang
RPJMNTahun2O!O-2O74.
b) Pengadaankebutuhanbarang milik daerah,
menggunakandasarperencanaankebutuhan
barang milik daerah sebagaimana diatur
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
TeknisPengelolaanBarangMilik Daerahdan
memperhatikanstandarbarangberdasarkan
PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 7
11

Tahun 2006 tentang StandarisasiSarana


dan prasarana Kerja pemerintah Daerah,
sebagaimana diubah dengan peraturan
MenteriDalamNegeriNomor LtTahun 2OO7
tentang perubahanAtas peraturan Menteri
Dalam NegeriNomorI Tahun2006.
3 . PembiayanDaerah

pembiayaan
a. Penerimaan

1) PenganggaranSisa Lebih perhitunganAnggaran


Tahun Anggaran Sebelumnya(SiLpA) dihitung
berdasarkan perkiraan yang rasional dengan
mempertimbangkan perkiraan realisasi
anggaranyang tercantumdalam ApBD Tahun
Anggaran2OL!.

2) Dalam menetapkan angfraran penerimaan


pembiayaan yang bersumber dari pencairan
dana cadangan, waktu pencairan
dan
besarannyasesuai peraturan Daerah tentang
PembentukanDanaCadangan.
3) Penerimaankembali dana bergufirdianggarkan
dalam ApBD pada akun pembiayaan, kelompok
penerimaan pembiayaan daerah, jenis
penerimaan kembali investasi pemerintah
daerah,obyek dana bergulirdan rincian
obyek
dana bergufir dari kelompok masyarakat
penerima.
- . r s-

4) Pemerintahdaerah dapat melakukan pinjaman


daerah berdasarkan peraturan perundang-
undangandi bidangpinjamandaerah.

b . Pengeluaran
Pembiayaan

1) Dalam rangka pemberdayaan masyarakat,


pemerintah daerah dapat menganggarkan
investasijangka panjangnon permanendalam
bentuk dana bergulirsesuaiPasal 118 ayat (3)
PeraturanPemerintahNomor 58 Tahun 2OO5
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Penganggaran dana bergulirdalam APBD pada
akun pembiayaan, kelompok pengeluaran
pernbiayaan daerah, jenis penyertaan
investasipemerintahdaerah,obyekdana
modal,r
bergulirdan rincianobyek dana bergulirkepada
kelompoknrasyarakat penerima.
2) Penyertaan nrodal pemerintah daerah pada
badan usaha milik negara/daerah dan/atau
badan usaha lainnya ditetapkan dengan
peraturan daerah tentang penyefiaan modal.
Penye(aan modal dalam rangka pemenuhan
kewajiban yang telah tercantum dalam
peraturandaerahpenyertaanmodal pada tahun
sebelumnya,tidak perlu diterbitkan peraturan
daerah tersendirisepanjangjumlah anggaran
penyeftaan modal tersebut belum melebihi
jumlah penyertaanmodal yang telah ditetapkan
pada peraturan daerah tentang penyertaan
modal.
-i9-

Dalam hal pemerintahdaerahakan menambah


jumlah penyertaan modal melebihi jumlah
penyertaanmodal yang telah ditetapkandalam
peraturan daerah tentang penyertaanmodal,
pemerintah daerah melakukan perubahan
peraturan daerah tentang penyertaan modal
tersebut.
3 ) Pemerintah daerah dapat menambah modal
yang disetordan/atau melakukanpenambahan
penyedaan modal pada Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) untuk memperkuat struktur
permodalan,sehinggaBUMD dimaksud dapat
lebih berkompetisi,tumbuh dan berkembang.
Khusus untuk BUMD sektor perbankan.
pemerintah daerah dapat melakukan
penambahanpenyertaanmodal dinraksudguna
memenuhi Capital Adequacy Ratio (CAR)
sebagaimana dipersyaratkan oleh Bank
lndonesia.
4) Untuk menganggarkan dana cadangan,
pemerintahdaerah harus menetapkanterlebih
dahulu peraturandaerah tentang pembentukan
dana cadan$an yang mengatur: tujuan
pembentukan dana cadangan, program dan
kegiatanyangakan dibiayaidari dana cadangan,
besarandan rinciantahun dana cadanganyang
harusdianggarkan.
5) Dalam rangka meningkatkanakses pembiayaan
bagi Usaha MasyarakatKecil dan Menengah
-40-

(UMKM),pemerintahdaerah dapat melakukan


penyertaan modal kepada bank perkreditan
rakyat milik pemerintahdaerah sesuai dengan
peraturanperundang-undangan.
6 ) Dalam rangka penguatanstruktur permodalan
PDAM, pemerintah daerah dapat melakukan
penambahan penyedaan modal guna
meningkatkankualitas,kuantitas,dan kapasitas
pelayananair minum kepadamasyarakat,aga(
percepatan pemenuhan target pelayanan air
perpipaandi wilayahperkotaansebanyak80%
dan wilayah pedesaansebanyak 6o0/osesuai
target Millenium DevelopmentGoa/'s (MDG's)
tahun2O15dapatsegeratercapai.
i) J u m l a hp e m b i a y a a n e t o h a r u sd a p a t n r e n u t u p
defisit an#aran sebagaimana diamarratkan
Pasal28 ayat (5) PeraturanPemerintahNomor
58 tahun 2005 dan Pasal61 ayat (2) Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2OO6
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21,
Tahun 2011 tentang PerubahanKedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
KeuanganDaerah.
-4t-

(SILPA)Tahun
c. SisaLebihPembiayaan Berjalan

Dalam hal perhitunSanpenyusunanRancangan


APBD menghasilkanSILPATahun Berjalanpositif,
pemerintahdaerahharus memanfaatkannyauntuk
penambahanprogramdan kegiatanprioritasyang
dibutuhkan,volume program dan kegiatan yang
telah dianggarkan, dan/atau pengeluaran
pembiayaan.Dalam hal perhitunganSILPATahun
Berjalan negatif, pemerintah daerah melakukan
penguranganbahkan penghapusanpengeluaran
pembiayaan yang bukan merupakan kewajiban
daerah, penguranganprogram dan kegiatanvang
kurang prioritas dan/atau penguranganvolume
programdan kegiatannya.

IV PENYUSUNAN
TEKNIS APBD

Dalam nrenyusunAPBDTahunAnggaran2Ot2, pemerintah


daerah clan DPRD harus memperhatikanhal-hal sebagai
berikut:

7. PenetapanAPBDtepatwaktu,yaitupalinglambattanggal
31 D.:sember 2Ot1,sebagaimana diaturdalam Pasal116
ayat i2) PeraturanMenteriDalam NegeriNomor 13 Tahun
2OO6 tentang Pedoman PengelolaanKeuanganDaerah,
sebagaimanatelah diubah dengan PeraturanMenteri
Dalan NegeriNomor21 Tahun2011 tentangPerubahan
Kedu;;Atas PeraturanMenteriDalam NegeriNomor 13
Tahu'r 2006 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan
Daer;:h.
-Q-

Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah daerah harus


memenuhijadwal prosespenyusunanAPBD, mulai dari
penyusunan dan penyampaian rancangan KUA dan
rancanganPPAS oleh pemerintahdaerah kepada DPRD
untuk dibahas dan disepakatibersama paling lambat
akhir bulan )uli 201"1.SelanjutnyaKUA dan PPAS yang
telah disepakati bersama tersebut akan rnenjadi dasar
bagi pemerintahdaerahuntuk menyusun.menyampaikan
dan membahas RAPBD Tahun Anggaran 2OL2 antara
pemerintah daerah dengan DPRD sampai dengan
tercapainyapersetujuanbersama antara kepala daerah
dengan DPRD terhadap rancangan peraturan daerah
tentangAPBD,palinglambattanggal3O Nopember2017,
sesuaidengan ketentuanPasal 105 ayat (3c) Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahurr2006 tentang
Pedoman PengelolaanKeuanganDaerah.sebagaimana
telah diubah dengan PeraturanMenteri Dalanr Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang PerubahanKedua Atas
PeraturanMenteriDalam NegeriNomor 13 Tahun 2OOG
tentangPedomanPengelolaarrKeuanganDaerah.dengan
tahapanpenyusunan danjadwalsebagaiberikut:
-.1-.-

Tabel2.
Tahapandan JadwalProsesPenyusunan
APBD

NO URAIAN WAKTU LAMA

1_. P e n y u s u n aR
nKPD A k h i r b u l a nM e i

2. P e n y a m p a i aK
n U A d a n P P A So l e h M i n g g u1 b u l a nJ u n i l minggu
Ketua TAPD kepada kepala
daerah

3. PenyampaiaK n U Ad a n P P A So l e h Perten{ahan bulan 6 minggu


k e p a l ad a e r a hk e p a d aD P R D Juni

4. KUA dan PPASdisepakatiantara A k h i rb u l a nJ u l i


i -e p a l ad a e r a hd a n D P R D

5 Surat Edaran kepala daerah A w a lb u l a nA g u s t u s ]. minggu


perihalPedoman RKA-SKPD

6. Penyusunan dan pembahasan Awal A g u s t u s 7 minggu


RKA-SKPDdan RKA-PPKDserta s a m p a id e n g a na k h i r
p e n y u s u n aR
n a n c a n g aA
n PBD September

7. P e n y a m p a i a nR a n c a n g a nA P B D Minggu pedama 2 bulan


k e p a d aD P R D b u l a nO k t o b e r

8. Pengambilan persetujuan P a l i n gl a m a 1 ( s a t u )
Bersama DPRD dan kepala b u l a ns e b e l u mt a h u n
daerah anggaran yang
bersangkutan

9. H a s i le v a l u a sR
i a n c a n g aA
n PBD 15 hari kerja ibulan
Desember)
,tl
aa

NO URAIAN WAKTU LAMA

10. Penetapan Perda APBD dan P a l i n gL a m b a t A k h i r


Perkada PenjabaranAPBD sesuai Desember (31
d e n g a nh a s i le v a l u a s i Desember;

2. SesuaiPeraturanMenteriDalam NegeriNomor 13 Tahun


2006 tentang PedomanPengelolaanKeuanganDaerah,
sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam NegeriNomor 21 Tahun2011 tentangPerubahan
Kedua Atas PeraturanMenteriDalam Negeri Nomor 13
Tahun 2OO6 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan
Daerah,substansiKUA mencakup hal'hal yang sifatnya
k e b i j a k a nu m u m d a n t i d a k m e n j e l a s k a nh a l - h a ly a n S
bersifat teknis. Hal-halyang sifatrlyakebijakan umum.
sepefti:(a) Gambarankondisiekononrimakro termasuk
perkembanganindikator ekonomi makro daerah; (b)
Asumsi dasar penyusunan Rancangan APBD Tahun
Anggaran2OL2 termasuklaju inflasi,pertumbuhanPDRB
dan asumsi lainnya terkait dengan kondisi ekonomi
daerah; (c) Kebijakan pendapatan daerah yang
menggambarkanprakiraanrencanasumberdan besaran
pendapatandaerah untuk tahun anggaran2O!2 serta
(d) Kebijakanbelanjadaerahyang
strategipencapaiannya;
mencerminkan program dan langkah kebijakan dalam
upaya peningkatan pembangunan daerah yang
merupakanmanifestasidari sinkronisasi
kebijakanantara
pemerintah daerah dan pemerintah serta strategi
pencapaiannya; (e) Kebijakan pembiayaan yang
sisi defisitdan surplusanggarandaerah
menggambarkan
-45-

sebagaiantisipasiterhadapkondisi pembiayaandaerah
dalam rangka menyikapituntutanpembangunan daerah
sertastrategipencapaiannya.

5. Substansi PPAS lebih mencerminkan prioritas


pembangunandaerah yang dikaitkan dengan sasaran
yang ingin dicapaitermasukprogramprioritasdari SKPD
terkait. PPAS juga menggambarkan pagu anggaran
sementara dimasing-masingSKPD berdasarkanprogram
dan kegiatan prioritas dalam RKPD. PaSu sementara
tersebutakan menjadi pagu definitifsetelah rancangan
peraturandaerah tentangAPBDdisetujuibersamaantara
kepala daerah denganDPRDserta rancanganperaturan
daerah tentang APBD tersebut ditetapkan oleh kepala
daerahmenjadiperaturandaerahtentangAPBD.
4
Untukmenjaminkonsistensidan percepatan
pembahasan
rancanganKUAdan rancangan PPAS,kepaladaerahharus
nrenyampaikanrancanganKUA dan rancanganPPAS
tersebut kepada DPRD dalam waktu yang bersarnaan,
yang selanjutnyahasil pembahasankedua dokumen
tersebutdisepakatibersamaanlarakepaladaerahdengan
DPRDpadawaktuyangbersamaan, sehinggaketerpaduan
substansi KUA dan PPAS dalam proses penyusunan
RAPBDakan lebihefektif.

5 . SubstansiSurat EdaranKepala Daerahtentang Pedoman


PenyusunanRKA-SKPDkepada seluruh SKPD dan Rt(A-
PPKD kepada Satuan Kerja PengelolaKeuanganDaerah
(SKPKD)memuat prioritaspembangunandaerah,program
dan kegiatan sesuai dengan indikator,tolok ukur dan
target kinerja dari masing-masingprogramdan kegiatan,
- -l(r -

alokasi plafon anegaransementarauntuk setiap program


dan kegiatanSKPD,bataswaktu penyampaian RM-SKPD
kepada PPKD, dan dokumen lainnya sebagaimana
lampiran Surat Edaran dimaksud meliputi KUA, PPAS,
analisisstandarbelanjadan standarsatuanharga.

6. RKA-SKPD memuat rinciananggaranpendapatan,rincian


anggaran belanja tidak langsungSKPD (gaji pokok dan
tunjanganpegawai,tambahanpenghasilan, khususpada
SKPD Sekretariat DPRD dianggarkan juga Belanja
PimpinanDPRD).rinciananggaran
PenunjangOperasional
belanjalangsungmenurutprogramdan kegiatanSKPD.

7 . RKA-PPKD mernuatrincianpendapatanyang berasaldari


dana perimbangandan pendapatanhibah, belanjatidak
fangsung terdiri dari belanja bunga, belanja subsidi,
belanjahibah,belanjabantuansosial.belanjabagi hasil,
belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga.
rincian penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan.

8. Dalam kolom penjelasanpenjabaranAPBD diisi lokasi


kegiatan untuk kelompok belanja langsung,sedangkan
khusus untuk kegiatan yang pendanaannyabersumber
dari Dana Bagi Hasil Dana Reboisasi(DBH-DR),Dana
Alokasi Khusus,Dana Penyesuaiandan Otonomi Khusus,
Hibah,BantuanKeuanganyang bersifatkhusus,Pinjaman
Daerah serta sumber pendanaan lainnya yang
kegiatannya telah ditentukan, agar mencantumkan
sumber pendanaandalam kolom penjelasanpenjabaran
APBD.
9 . D a f a m h a l r a n c a n g a np e r a t J ! a . : : ; ' : ' 3 - l : n t a n g A P B D
d i s a m p a i k a no l e h k e p a l a d a e ' . r ^ ' : - D 3 J 3 D P R D p a l i n $
l a m b a tM i n g g uI O k t o b e r2 0 1 1 s . i . a r 3 i . a np e m b a h a s a n
rancanganperaturan daeran t'jniang APED dimaksud
belum selesaisampai dengarrpaiir{ lambat tanggal30
Nopembe2 r O L t , m a k a k e p a l ad a e r a hh a r u sm e n y u s u n
rancanganperaturankepala daerahtentangAPBDuntuk
mendapatkanpengesahan dari NlenteriDalamNegeribagi
APBDProvinsidan Gubernurbagi APBDKabupaten/Kota
sesuaiPasal107 ayat(3) PeraturanMenteriDalamNegeri
Nomor 13 Tahun 20O6 tentang Pedoman Pengelolaan
KeuanganDaerah, sebagaimanatelah diubah dengan
PeraturanMenteriDalam NegeriNomor 27 Tahun2O77
tentangPerubahanKeduaAtas PeraturanMenteriDalam
Negeri Nomor 13 Tahutr 2(106 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah. Kebijakan tersebut
dilakukan untuk menjaga proses kesinambungan
pembangunan daerahdan pelayanankepadamasyarakat
sesuaidenganrealitaspolitikdi daerah.
Dalam hal kepaladaerah menetapkanperatumnkepala
daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2Ot2 sebagai
dasar pelaksanaananElgaransebagaimanadimaksud
dalam Pasal106 PeraturanMenteriDalam NegeriNomor
13 Tahun 20O6 tentang PedomanPengelolaanKeuangan
Daerah, sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
PerubahanKedua Atas PeraturanMenteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, maka kepala daerah harus
hal-halsebagaiberikut:
memperhatikan
_.+8_

a. Anggaran belanja daerah dibatasi maksimum sama


dengan anggaranbelanja daerah dalam Perubahan
APBDTahunAnggaran20tl.
b. Belanjadaerah diprioritaskanuntuk mendanaibelanja
yang bersifatmengikatdan belanjayang bersifatwajib
untuk terjaminnya kelangsungan pemenuhan
pelayanan dasar masyarakat sesuai dengan
kebutuhanTahunAnggaran2O!2.
c. Pelampauanbatas tertinggidari jumlah pengeluaran
hanya diperkenankan apabila ada kebijakan
pemerintahuntuk kenaikangaji dan tunjanganPNSD
serta penyediaandana pendampingatas programdan
kegiatan yang ditetapkan oleh pemerintah sefta
belanja bagi hasil pajak dan retribusidaerah yang
rnenpialarni
kenaikanakibat adanya kenaikantargel
pendapatandaerahdari pajak dan retribusidimaksud
dari TahunAnggaran2077.
10. Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan
daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaanAPBD
kepadaDPRDpalinglambat6 (enam)bulansetelahtahun
anggaran berakhir, sedangkan persetujuan bersama
terhadap rancanganperaturandaerah dimaksud paling
lambat 1 (satu)bulan terhitungsejak rancanganperaturan
daerah diterima oleh DPRD, sesuai dengan ketentuan
yang tercantumdalam Pasal298 ayat (1) dan Pasal301
ayat (2) PeraturanMenteriDalamNegeriNomor13 Tahun
2OO6tentang Pedoman PengelolaanKeuanganDaerah.
sebagaimanatelah diubah dengan PeraturanMenteri
Dalam NegeriNomor 21 Tahun2O11 tentangPerubahan
-Jq-

Kedua Atas PeraturanMenteriDalam NegeriNomor 13


Tahun 2006 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan
Daerah.
Dalam hal rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungawaban
pelaksanaan
APBDTahunAnggaran
2011 belum mendapatkanpersetujuanbersama,kepala
daerah dapat menetapkan pertanggun$awaban
pefaksanaan APBD Tahun Anggaran 2Ot! dengan
peraturankepaladaerah.
Terkait dengan uraian tersebut di atas, pelaksanaan
PerubahanAPBDTahunAnggaran2Ot2 harusdilakukan
setelah penetapan peraturan daerah tentang
pertanggun$awaban pelaksanaan APBDTahunAnggaran
2071-danpersetujuanbersamaantarapemerintahdaerah
d a n D P R Dt e r h a d a pr a n c a n g a p
neraturan
d a e r a ht e n t a n g
PerubahanAPBDTahunAnggaran2012 ditetapkanpaling
fambat pada akhir bulan September 2072, dengan
tahapanpenyusunan danjadwalsebagaiberikut:
__i0-

Tabel3.
Tahapandan JadwalProsesPenyusunan
PerubahanAPBD

NO URAIAN WAKTU LAMA

1_. Penyampaian R a n c a n g a n M i n g g up e f t a m aA g u s t u s
Perubahan KUA dan PPAS
k e p a d aD P R D

2. K e s e p a k a t a nP e r u b a h a nK U A M i n g g uk e d u aA g u s t u s 7 hari
dan PPAS antara Kepala
D a e r a hd a n D P R D

3 P e d o n r a n P e n y u s u n a n R K A - N ' l r n g ghue t l g aA g u s t u s
S K P DP e r u b a h aAnP B D

4 PenyarnpaianR a p e r d aA P B D
berserta lampiran kepada
DPRD

5. Pengambilan p e r s e t u . j u a n { t - p " g a 1 r 1 - 1 n l' ; ,; l I r 1 l ; n


b e r s a r n a D P R D d a n k e p a l a s e l t e l u m t a h u r - ra n g g a r a l
d a e r a h t e r h a d a p R a p e r d a b e r ak h ir )
PerubahaA
n PBD

6. P e n y a m p a i a nk e p a d a M e n t e r i 3 h a r ik e r j a
D a l a m N e g e r r /g u b e r n u ru n t u k
dievaluasi

7. Keputusan Menterr D a l a m P e r t e n g a h aO
nktober 1 5 h a r rk e r l a
N e g e r i / G u b e r n utre n t a n g h a s i l
evaluasi PAPBD Provinsi,
Kabupaten/KoIa1A 20L2
5r

NO URAIAN WAKTU LAMA

8. P e n g e s a h aPne r d aP A P B D y a n g P e r t e n g a h a 'Or k t o b e r
t e l a h d j e v a l u a sdi a n d i a n g g a p
s e s u ad r e n g a nk e t e n t u a n

9. P e n y e m p u r n a apne r d a s e s u a i M i n g g uk e l l l O k t o b e r 7 hari kerla


h a s i le v a l u a sai p a b i l ad i a n g g a p
bertentangan dengan
kepentingan umum dan
p e r a t r r r ayna n gl e b i ht i n g g i

10 Penrttatalan Perda PAPBD M i n g g u k e l V O k t o b e r 7 harrkerla


oLrabrla tidak dilakukan (setelah penrberitahuan
p e n V e ' r p r r r n ana untuk pen),entpurnaarl
s e s u a hi a s rel . a l u a s |

i1 P p n c J r r u t a nR a p e r d aP A P B D M r n g g uk e I N o p e m b e r 7 han kerla

r2 Pernberitahuan untuk M r n g g u k e - l l l O k t o b e r 3 h a r ik e r l a
pent'ampaian r a n c a n g a n ( s e t e l a hP - A P B D
disahkan)
perubahaD
n P AS K P D

11. Dalam Perubahan APBD Tahun AngSaran 2012,


pemerintah daerah tidak diperkenankan untuk
menganggarkan kegiatan pada kelompok belanja
langsung dan jenis belanja bantuan keuangan yang
bersifat khusus kepada kabupaten/kotaldesa pada
kelompok belanja tidak langsung,apabila dari aspek
- -)- -

waktu dan tahapan pelaksanaankegiatanserta bantuan


keuangan yang bersifat khusus tersebut tidak cukup
waktu sampaidenganakhirTahunAnggaran2072.

12. Dalam rangka mengantisipasi pengeluaran untuk


keperluan pendanaan keadaan darurat dan keperluan
mendesak, pemerintah daerah harus mencantumkan
kriteria belanja untuk keadaan darurat dan keperluan
mendesak dalam peraturan daerah tentang APBD,
sebagaimanadiamanatkandalam PenjelasanPasal 81
ayat (2) PeraturanPemerintahNomor58 Tahun2005.

13. Rancanganperaturandaerah tentang APBD,rancangan


peraturan daerah tentang Perubahan APBD dan
rancangan peratura
n daerahtentangpertanggunglawa
ban
pelaksanaanAPBDsebelumditetapkanmenjadiperaturan
daerah wajifr dilakukanevaluasisesuaiketentuanPasal
185. Pasal186. dan Pasal188 Undang-Undang Nomor32
Tahun2OO4tentangPenrerintahan Daerah,jo. Pasal110.
Pasal 111, Pasal L73, Pasal 774, Pasal 303, dan Pasal
3OG PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2OO6 tentang Pedoman PengelolaanKeuanganDaerah,
sebagaimanatelah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam NegeriNomor 21 Tahun2011 tentangPerubahan
Kedua Atas PeraturanMenteri Dalam NegeriNomor 13
Tahun 2OO6 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan
Daerah.

Berkaitandenganhal tersebut,pemerintahprovinsiharus
melaporkan kepada Menteri Dalam Negeri tentang
permasalahan pemerintah kabupaten/kota yang
menetapkanAPBD TahunAnggaran2O!2 tanpa terlebih
\.

dahuludilakukanevaluasioleh Gubernur
dan tindaklanjut
atas permasalahantersebut dalam rangka penguatan
peranGubernur
selakuwakil Pemerintah.

V. HAL-HALKHUSUSLAINNYA

PemerintahDaerahdalam menyusunAPBDTahunAnggaran
20L2, selain memperhatikan kebijakan dan teknis
penyusunan APBD, juga memperhatikan hal-hal khusus,
antaralainsebagaiberikut:

t-, Pemerintah daerah yang belum menetapkan peraturan


daerah tentang Bea PerolehanHak Atas Tanah dan
Bangunan(BPHTB)harus segera menetapkanperaturan
daerah dimaksud untuk dijadikan dasar pemungutan
pendapatanasli daerah yang bersumberdari BPHTB.
Dalam hal pemerintah daerah belum menetapkan
Peraturan Daerah tersebut. maka pemerintahdaerah
dilaranguntukmelakukanpemungutanBPHTB dimaksud.

2. PenggunaanDBH Cukai diarahkanuntuk melaksanakan


peningkatankualitas bahan baku, pembinaanindustri.
pembinaan lingkungansosial, sosialisasiketentuandi
bidang cukai dan/atau pemberantasanbarangkena cukai
pafsu (cukai illefal)sesuai dengan peraturanperundang-
undangan.

3. Dalam rangka peningkatan bidang pendidikan,


pemerintah daerah secara konsisten dan
berkesinambungan harus mengalokasikan anggaran
pendidikansekurang-kurangnya
2Ao/o(dua puluh persen)
dari belanjadaerah.sesuaiamanat peraturanperundang-
-a-

undangan,termasuk dana BantuanOperasionalSekolah


(BOS)yangbersumberdari APBD.

4. DaerahOtonomBaru
a. Dalam rangka menunjang penyelenggaraan
pemerintahan daerah pada daerah otonom baru,
pemerintah provinsi dan/atau pemerintah
kabupaten/kotainduk melakukanpembinaansecara
intensif melalui fasilitasi penyusunan Rancangan
APBD,dan dukunganpendanaanmelalui pemberian
hibah/bantuan keuanganyangbesarnyasebagaimana
diaturdalam peraturanperundang-undangan.
b. Penyediaan dana hibah/bantuan keuangan bagi
daerah otonom baru oleh pemerintah provinsi
dan/atau pemerintah kabupaten/kota induk
d i l a k u k a ns e t i a p t a h u n d a l a m A P B D s e s u a id e n g a n
amanat undang-undang tentangpembentukandaerah
otonombaruyang bersangkutan.

5. Dalam penyelenggaraan
pembangunanyang melibatkan
beberapadaerah untuk peningkatanpelayanankepada
masyarakatsecara lebih efektif dan efisien,pemerintah
daerah dapat menganggarkan program dan kegiatan
melalui pola kerjasama antar daerah dengan
mempedomaniPeraturanPemerintahNomor 5O Tahun
2OO7 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama
PemerintahDaerah dan peraturanperundang-undangan
lainnya.Apabila pemerintahdaerah membentuk badan
kerjasama, maka masing-masingpemerintah daerah
-55-

menganggarkandalamAPBDdalan'rbentukbelanjahibah
kepadabadankerjasama.

b. Dalam rangkameningkatkankemandiriandaerahdalam
mengalokasikan anggaransesuai den$an prioritasdan
kebutuhandaerah, penyediaandana pendampingatau
sebutan lainnya hanya diperkenankanuntuk ke$iatan
yang telah diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan, sepedi DAK sebagaimana diamanatkan
Nomor33 Tahun2OO4,penerimaanhibah
Undang-Undang
dana
dan bantuanluar negerisepanjangdipersyaratkan
pendampingldari APBD sebagaimana diatur dalam
PeraturanPemerintahNomor 57 Tahun 2OO5 tentang
HibahKepadaDaerah.
'7
Penganggaranbelanja yang bersumber dari DAK
dianggarkanpada SKPDyang berkenaansesuaidengan
tugas dan fungsinya.Berkaitan dengan hal tersebut,
dafam rangka optimalisasipencapaian sasaran DAK,
terhadapsisa tender pelaksanaankegiatan DAK, agar
pemerintahdaerah menggunakannyauntuk menambah
target dan capaiansasarankinerja kegiatan DAK yang
telah ditetapkan dalam petunjuk teknis DAK masing-
masingbidang.Apabilasisa tender tersebuttidak dapat
dimanfaatkan pada tahun berkenaan dan harus
dilaksanakan pada tahun anggaran berikutnya tetap
menggunakanpetunjukteknis tahun anggaranberkenaan.

8 . Programdan kegiatanyangdibiayaidari dana transferdan


sudahjelas peruntukannyaseperti Dana Darurat,Dana
BencanaAlam,dan pelaksanaan
kegiatandalam keadaan
__56_

darurat dan/atau mendesaklainnya,yan$ belum cukup


tersediadan/atau belum dianggarkandalam APBD,dapat
dilaksanakanmendahului penetapanperaturandaerah
tentangPerubahanAPBDdengancara :
a. menetapkan peraturan kepala daerah tentang
perubahan penjabaranAPBD dan memberitahukan
kepadaPimpinanDPRD;
b. menyusun RKA-SKPDdan mengesahkan DPA-SKPD
sebagaidasarpelaksanaan
kegiatan:
c. ditampung dalam peraturan daerah tentang
perubahanAPBD, atau disampaikandalam Laporan
RealisasiAnggaran,apabiladaerahtelah menetapkan
perubahanAPBD atau tidak melakukan perubahan
APBD.

9 . H a s i l p e n e r i m a a nP a j a k K e n d a r a a nB e r m o t o r p a l i n g
sedikit aoo/o(sepuluh persen), termasuk yang dibagi
hasilkan pada kabupaten/kota, dialokasikan untuk
pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan serta
peningkatan moda dan sarana transportasi umum
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 8 ayat (5)
Undang-UndangNomor 28 Tahun 2OO9 tentang Pajak
Daerahdan RetribusiDaerah.

10. Dalam rangka memenuhi kaidah-kaidahpengelolaan


keuangan daerah, pemerintahdaerah secara bertahap
meningkatkan akuntabilitas penggunaan belanja
perjalanandinas melalui penerapanpenganggarandan
pelaksanaan perjalanan dinas berdasarkan prinsip
kebutuhan nyata (at cost) sekurang-kurangnya
untuk
_\/_

pertanggungawabanbiaya transporl dan menghindari


adanya penganggaranyang bersifat -paket". Standar
satuan harga perjalanan dinas ditetapkan dengan
keputusankepaladaerah.

11. Penyediaanangglaranuntuk penanggulanganbencana


alam/bencana sosial dan/atau pemberian bantuan
kepada daerah lain dalam rangka penanggulangan
bencanaalamr/bencana sosialdapat memanfaatkansaldo
anEgaran yang tersedia dalam Sisa Lebih Perhitungan
APBD tahun anggaran sebelumnya dan/atau dengan
melakukan penggeseranBelanja Tidak Terduga atau
denganmelakukanpenjadwalan ulangatas programdan
kegiatanyang kurangmendesak,denganmemperhatikan
hal-halsebagaiberikut:
a. Penyediaananggaranuntuk mobilisasitenagamedis
dan obat-obatan, dan pangansupaya
logistik/sandang
diformulasikan kedalam RKA-SKPDyang secara
fungsional terkait dengan pelaksanaan kegiatan
dimaksud.
untuk bantuankeuanganyang
b. Penyediaanan€l€laran
akan disalurkan kepada provinsi/kabupaten/kota
yang dilanda bencana alam/bencana sosial
dianggarkanpada BelanjaBantuanKeuangan.
c. Sambil menungguPerubahanAPBDTahunAnggamn
2072, kegiatan atau pemberianbantuan keuangan
tersebut di atas dapat dilaksanakandengan cara
melakukan perubahan peraturan kepala daerah
tentang Penjabaran APBD, untuk selanjutnya
ditampung dalam peraturan daerah tentang
- 5 S-

PerubahanAPBD Tahun Anggaran 2OL2. Apabila


penyediaananggaran untuk kegiatan atau bantuan
keuangandilakukan setelah PerubahanAPBD agar
dicantumkan dalam LaporanRealisasi
Anggaran.
d. Pemanfaatansaldo anggaran yang tersedia dalam
Sisa Lebih Perhitungan APBD Tahun Anggaran
sebefumnya dan/atau dengan melakukan
penggeseranBelanja Tidak Terduga untuk bantuan
penanggulangan bencana alamlbencana sosial
kepadaDPRDpalinglama 1 bulan.
diberitahukan

L2. Belanja Tidak Terduga yang akan digunakan untuk


mendanai tanggap darurat, penanggulanganbencana
alam dan/ataubencanasosialsertakebutuhanmendesak
l a i n n y ad, i l a k u k a nd e n g a nc a r a :
a. Kepala Daerah menetapkan kegiatan yang akan
didanaidari belarrjatidak terdugadengan keputusan
kepaladaerahdan diberitahukankepadaDPRDpaling
lama 1 (satu) bulan terhitung sejak keputusan
d i m a k s u dd i t e t a p k a n .
b. Atas dasar keputusan kepala daerah tersebut,
pimpinan instansi/lembaga yang akan
beftanggun$awab terhadap pelaksanaan kegiatan
mengajukanusulankebutuhan.
c. Kepala Daerah dapat mengambil kebijakan
percepatanpencairan dana belanja tidak terduga
untuk mendanai penanganantanggap darurat yang
mekanisme pemberiandan pertanggun$awabannya
diatur denganperaturankepala daerahsebagaimana
dimaksudPasal134 ayat(4) PeraturanMenteriDalam
_.-\t, _

Negeri Nomor 13 Tahun 20OO tentang Pedoman


PengelolaanKeuanganDaerah. sebagaimanatelah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor21 Tahun2011 tentangPerubahanKeduaAtas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2OOG tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
d. Kegiatan lain diluar tanggap darurat yang didanai
melalui belanja tidak terduga dilakukan dengan
pergeserananggaran dari belanja tidak terduga ke
belanjaSKPDberkenaan.

13. Dalam hal terdapat sisa belanja Hibah Pemilukada


kepada KPUlPanwas Provinsi/Kabupaten/Kota,maka
KPUlPanwas Provinsi,/Kabupaten/Kota
wajib mengem-
balikan/menyetorkanke kas daerah sebagaimanadiatur
dalam PeraturanMenteriDalam NegeriNomor44 Tahun
2007 tentang PedomanPengelolaanBelanjaPemilihan
Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,
sebagaimanadiubah dengan PeraturanMenteri Dalam
Negeri Nomor 57 Tahun 2009 tentang PerubahanAtas
PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2OO7
tentang PedomanPengelolaanBelanja PemilihanUmum
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Untuk tertib
pengembaliansisa belanjahibahpemilukadaagar Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah segera meminta kepada
KPUlPanwasProvinsi/Kabupaten/Kotamenyetorkan ke
kas daerah paling lambat 3 (ti$a) bulan setelah
berakhirnya seluruh tahapan penyelenggaraan
Pemilukada.
- ( ) { }-

14. Untuk mendukung pelaksanaantugas sekretariatfraksi


disediakan sarana dan anggaran sesuai dengan
kebutuhan dan memperhatikan kemampuan APBD,
sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 33 ayat (3)
PeraturanPemerintahNomor 16 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Peraturan Tata Tertib DPRD.
Penyediaan saranameliputiruangkantorpada sekretariat
DPRD, kelengkapan kantor, tidak termasuk sarana
mobilitas, sedangkan penyediaan anggaran untuk
sekretariatfraksi meliputi kebutuhanbelanja untuk alat
tulis kantor dan makan minum bagi rapat fraksi yang
diselengga
rakandi lingkunga
n kantorsekretariatf raksi.

15. Tunjangan Perumahan Pimpinan dan Anggota DPRD


disediakan d a l a m r a n g k am e n j a m i nk e s e j a h t e r a aunn t u k
p e m e n u h a nr u m a h j a b a t a n . , z r u m da ihn a s b a g i P i m p i n a n
dan Anggota DPRD sebagainranamaksud Pasal 20
PeraturanPemerintahNomor 37 Tahun 2OO5 tentang
PerubahanAtas PeraturanPenrerintahNomor 24 Tahun
2OO4 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan
Pimpinan dan Anggota DPRD. Oleh karena itu, suami
dan/atau istri yang mendudukijabatansebagaiPimpinan
dan/atau Anggota DPRD pada DPRD yang sama hanya
diberikansalahsatu tunjanganperumahan.BagiPimpinan
dan Anggota DPRD yang suami atau istrinyamenjabat
sebagai Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah pada
tingkatan daerah yang sama tidak diberikantunjangan
oerumahan.

16. BerdasarkanPasal 6 ayat (1) Peraturan Pemerintah


Nomor 109 Tahun 2OOOtentang KedudukanKeuangan
_6 l _

KepalaDaerahdan Wakil KepalaDaerah.bahwa Kepala


Daerah dan Wakil Kepala Daerah disediakanmasing-
masing rumah jabatan besertaperlengkapandan biaya
pemeliharaan.Dalam hal pemerintah daerah belum
menyediakanrumahjabatankepaladaerah,rwakil
kepala
daerah,pemerintahdaerahdapat menyediakan
anggaran
sewa rumah untuk dijadikan rumah jabatan yang
memenuhi standar rumah jabatan sesuai dengan
ketentuanperaturanperundang-undangan.

77. Dalam rangka penyediaananggaranuntuk perjalanan


dinas yang mengikutsertakannon PNSD agar biaya
perjalanan dinasnya diperhitungkan dalam belanja
perjalanandinas. Tata cara penganggaranperjalanan
dinas dimaksud mengacu pada ketentuan perjalanan
dinasyangditetapkandenganperaturankepaladaerah.

1 8 . D a l a m h a l k e p a l a d a e r a h d a n / a t a u P i m p i n a nD P R D
berhalangansementaraatau tetap, maka pejabatyang
ditunjuk dan ditetapkanoleh pejabat yang berwenang
selaku penjabat/pelaksanatugas Kepala Daerah
dan/atau selaku pimpinansementaraDPRDberwenang
untuk menandatangahi persetujuanbersama,termasuk
penyampaianrancanganAPBDkepadaDpRD.

19. Sejalandenganamanat Pasal6 ayat (3) Undang-Undang


Nomor 28 Tahun 2OO9 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah dimana kendaraan bermotor milik
Pemerintah Daerah ditetapkan sebagai objek pajak
Daerah, seperti PKB dan BBN-K8, aga( Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota
menganggarkanpada masing-
_6)_

masingSKPDyangbersangkutan guna penrbayaran


beban
pajak tersebut,termasukdiperhitungkananggaranuntuk
pembayaranbeban pajak untuk pengadaankendaraan
bermotorbaruolehSKPDyangbersangkutan.

2O. Dalam Pasal 69 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OO4


ditegaskanbahwaSatuanKerjaPerangkatDaerah(SKPD)
atau Unit Kerja pada SKPD yang memiliki spesifikasi
t e k n i s d i b i d a n gl a y a n a n u m u m , d i b e r i k a n f l e k s i b i l i t a s
dalam pola pengelolaankeuangannyadalam bentuk
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Dalam pola
pengelolaan keuangan BLUD, pemerintah daerah
memperhatikan
antaralain sebagaiberikut:
a. Dalam rangkapeningkatankualitaspelayananumum
kepada masyarakat,pemerintahdaerah agar segera
melakukan evaluasi kepada SKPD ateru unit kerja
pada SKPD yang tugas dan fungsinya secara
operasionalmemberi pelayanankepada masyarakat
tuntukmenerapkanPolaPengelolaan
KeuanganBadan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).Khusus bagi
Rumah Sakit Daerah(RSD)yang belum menerapkan
PPK-BLUD,agar memperhatikanPasal7 ayat (3) dan
Pasal 20 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 44 Tahun
2OO9tentang Rumah Sakit, dan pemerintahdaerah
wajib memfasilitasi dan mengakomodasi dalam
penyiapan dokumen administratif sebagaimana
dalam PeraturanMenteriDalam Negeri
dipersyaratkan
Nomor61 Tahun2OO7tentangPedomanTeknisPPK-
BLUD.
-63-

b. Bagi SKPD atau unit kerja pada SKPD yang telah


menerapkanPPK-BLUD, agar'.
a. Penyusunanrencana kerja dan anggarandalam
APBD menggunakanformat RencanaBisnis dan
Anggaran(RBA);
b. KonsolidasiRBAdengan peraturandaerah tentang
APBD dan peraturan kepala daerah tentang
APBDsampaipadajenis belanja;dan
penjabaran
c. Sistem informasi keuangan untuk BLUD, agar
dibuatformattersendiri.
c. Bagi SKPD atau unit kerja pada SKPD yang
menerapkan PPK-BLUDsetelah peraturan daerah
tentang APBD ditetapkan, pelaksanaan anggaran
tetap mempergunakan
RKA/DPA-SKPD sampai tahun
anEgaran berkenaan berakhir, untuk selanjutnya
mempergunakanRBA/DPA-BLUD.

pemberlakuanPeraturan
21. Dalarn rangka mengantisipasi
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2O1O tentang Standar
sebagai pengganti Peraturan
Akuntansi Pemerintahan.
PemerintahNomor 24 Tahun 2005, maka pemerintah
daerah a4ar mengalokasikanane€larandalam APBD
Tahun Ang€aran 2OL2 untuk mendanai kegiatan
penyempurnaan beberapa regulasi yang terkait,
peningkatandan pengembangansumber daya manusia,
dan peningkatan serta pengembangan infrastruktur
lainnya.

22. Untuk meningkatkan efektifitas penyusunan anggaran


Belan.la Sekolah(BOS)TahunAnggaran2012,
Operasional
-(l+-

p e m e r i n t a hd a e r a h p e r l u m e m p e r h a t r h a b
na h w a d a n a
B O S y a n g b e r s u m b e rd a r i A P B N d r p e r u n t u k k a nb a g i
penyelenggaraansatuan pendidikan dasar sebagai
p e l a k s a n ap r o g r a mw a j i b b e l a j a rs e m b i l a nt a h u n . y a n g
m e n g a c u p a d a p e r a t u r a np e r u n d a n g -
penggunaannya
undangan.

23. Pendanaanuntuk organisasicabangolahragaprofesional


tidak diangSarkandalam APBDkarenamenjaditanggung
jawab induk organisasi cabang olahraga dan.,zatau
organisasiolahragaprofesional
yang bersangkutan.
Hal ini
sejalanden$anamanat Pasal29 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2OO5 tentang Sistem Keolahragaan
Nasional,bahwapembinaandan pengembangan olahraga
profesional dilakukan oleh induk organisasi caban6l
olahraga dan,/atau organisasi olahraga profesiortal.
Selarrjutnyadalam Pasal 1 angka 15 Undang-Undang
N o m o r 3 T a h u n 2 0 0 5 , d i d e f i n i s i k a nb a h w a c a b a n g
olahraga profesionaladalah olahraga yang dilakukan
u n t u k m e m p e r o l e hp e n d a p a t a n
d a l a m b e n t u ku a n g a t a u
bentuklainyangdidasarkanatas kemahiranberolahraga.

24. Pemerintah daerah mensinergikan penganggaran


program dan kegiatan dalam penyusunanAPBD Tahun
Anggaran2O!2 dengankebijakannasional,antara lain:
a. Program pencapaian MDGs, seperti: kesetaraan
gender, penanggulanganHIV/AIDS dan malaria
sebagaimanadiamanatkandalam InstruksiPresiden
Nomor3 Tahun2O1OtentangProgramPembangunan
yangBerkeadilan;
-6-\-

b. Program rehabilitasidan perlindungansosial bagi


para lanjut usia dan pembentukanKomisi Daerah
Lanjut Usia (Komda Lansia) sebagaimana
diamanatkandalamUndang-undang
Nomor13 Tahun
1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, serta
program rehabilitasi dan perlindungan sosial
penyandangcacat;
c. Forum KoordinasiPimpinan Daerah sebagaimana
diaturdalam PeraturanPemerintahNomor19 Tahun
2O7O, sebagaimana diubah dengan Peraturan
PemerintahNomor23 Tahun2O1,1:
d. PenerapanKartu Tanda PendudukElektronik(e-KTP)
berbasisNIK secara Nasionalsebagaimanadiatur
dalam Undang-UndangNonror23 Tahun2OO6tentang
Administrasi Kependudukan,yang ditindaklanjuti
denganPeraturanPemerintahNomor37 Tahun2007
t e n t a n g P e l a k s a n a a nU n d a n g - U n d a n gN o m o r 2 3
Tahun 2006. PeraturanPresidenNomor 25 Tahun
2008 tentangPersyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil dan peraturan
perundang-undangan lainnya;
e. PNSDyang bertugaspada unit kerja yang mempunyai
tugas dan fungsi terkait dengan pengamanan
persandian,dapat diberikantunjanganpengamanan
persandiansebagaimanadiatur dalam Peraturan
PresidenNomor 79 Tahun 2008 tentang Tunjangan
PengamananPersandian.
f. RencanaAksi NasionalHak AsasiManusialndonesia
Tahun 2OIL-201,4. sebagaimana diatur dalam
_ t)t) _

PeraturanPresidenNomor 23 Tahun 2011 tentang


RencanaAksi NasionalHak AsasrtManusialndonesia
Tahun2OLL-2O74.

M E N T E RDIA L A MN E G E R I .

ttd

GAMAWAN FAUZI

Pemblna(lVla)
NIP19690824 199903 1 oo1

Anda mungkin juga menyukai