Anda di halaman 1dari 158

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS

NOMOR 01 TAHUN 2008

TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
(RPJP)
KABUPATEN TANGGAMUS 2005 – 2025

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS


PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS


NOMOR 01 TAHUN 2008

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)


KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN 2005 - 2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGGAMUS,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (2)


Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dipandang perlu menetapkan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Kabupaten Tanggamus Tahun 2005 - 2025.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1997 tentang


Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Tulang Bawang
dan Kabupaten Daerah Tingkat II Tanggamus (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3667);

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

D:\BAPPEDA\Perencanaan\FERI S\DATA\Musrenbang 2013\Format SIMDA Perencanaan 2013\RPJP Tanggamus 2005-2025 TUK PDF\Rancangan PERDA RPJP
A4.doc - 1 -
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
undang Nomor 3 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah
ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4548);

4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang


Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor
54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang


Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4028);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang


Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4405);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang


Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan
Anggota DPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana telah diubah

D:\BAPPEDA\Perencanaan\FERI S\DATA\Musrenbang 2013\Format SIMDA Perencanaan 2013\RPJP Tanggamus 2005-2025 TUK PDF\Rancangan PERDA RPJP
A4.doc - 2 -
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4540);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007


tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;

12 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.02/2007


tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2008;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Tanggamus Nomor 02 Tahun


2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Tanggamus Tahun 2006
Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Tanggamus Tahun 2006 Nomor 03).

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS


dan
BUPATI TANGGAMUS

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS TENTANG


RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)
KABUPATEN TANGAMUS TAHUN 2005 – 2025.

D:\BAPPEDA\Perencanaan\FERI S\DATA\Musrenbang 2013\Format SIMDA Perencanaan 2013\RPJP Tanggamus 2005-2025 TUK PDF\Rancangan PERDA RPJP
A4.doc - 3 -
Pasal 1

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Tangamus yang selanjutnya


disebut RPJP Kabupaten Tanggamus adalah rencana yang menggambarkan Visi,
Misi dan Arah Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Tanggamus dalam jangka
20 (dua puluh) tahun (2005 – 2025).

Pasal 2

RPJP Kabupaten Tanggamus Tahun 2005 – 2025 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan Daerah ini merupakan bagian tidak terpisahkan, yang terdiri dari :

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Lampiran Tabel
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
1.2 Maksud
1.3 Landasan Penyusunan
1.4 Sistematika

BAB II KONDISI UMUM DAERAH DAN ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS


2.1 Kondisi Saat Ini
2.1.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama
2.1.2 Bidang Ekonomi
2.1.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan
2.1.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang
2.1.5 Bidang Ketertiban dan Ketenteraman

2.2 Tantangan
2.2.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama
2.2.2 Bidang Ekonomi
2.2.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan
2.2.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang
2.2.5 Bidang Ketertiban dan Ketenteraman

2.3 Modal Dasar


2.3.1 Modal Dasar Material/Sumber Daya Manusia
2.3.2 Modal Dasar Non Material/Nilai-Nilai Organisasi

D:\BAPPEDA\Perencanaan\FERI S\DATA\Musrenbang 2013\Format SIMDA Perencanaan 2013\RPJP Tanggamus 2005-2025 TUK PDF\Rancangan PERDA RPJP
A4.doc - 4 -
2.4 Analisis Lingkungan Strategis
2.4.1 Analisis Lingkungan Internal
2.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal

2.5 Strategi dan Program Strategis


2.5.1 Strategi
2.5.2 Program

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KABUPATEN TANGGAMUS


TAHUN 2005 – 2025
3.1 Visi
3.2 Misi

BAB IV ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN


TANGGAMUS TAHUN 2005 -2025
4.1 Tujuan dan Sasaran
4.1.1 Sasaran Membangun Manusia Yang berkualitas dan
Agamis
4.1.2 Sasaran Menata Kehidupan Sosial Yang demokratis dan
Harmonis
4.1.3 Sasaran Menata Pemerintahan Yang Bersih dan Baik
4.1.4 Sasaran Mengembangkan Perekonomian Daerah yang
Berdaya Saing dan Berkeadilan

4.2 Tahapan Pembangunan


4.2.1 Tahap Konsolidasi
4.2.2 Tahap Pengembangan
4.2.3 Tahap Pemantapan

4.3 Arah Perubahan


4.3.1 Membangun Manusia Yang berkualitas dan Agamis
4.3.2 Menata Kehidupan Sosial Yang Demokratis dan Harmonis
4.3.3 Menata Pemerintahan Yang Bersih dan Baik
4.3.4 Mengembangkan Perekonomian Daerah yang Berdaya
Saing dan Berkeadilan

4.4 Arah Pembangunan


4.4.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama
4.4.2 Bidang Ekonomi
4.4.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan
4.4.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang
4.4.5 Bidang Ketertiban dan Ketenteraman

BAB V PENUTUP

LAMPIRAN

D:\BAPPEDA\Perencanaan\FERI S\DATA\Musrenbang 2013\Format SIMDA Perencanaan 2013\RPJP Tanggamus 2005-2025 TUK PDF\Rancangan PERDA RPJP
A4.doc - 5 -
Pasal 3

RPJP merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat dalam
mengisi, melaksanakan, memelihara dan memanfaatkan pembangunan bagi
kepentingan seluruh masyarakat.
Pasal 4

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tanggamus.

Ditetapkan di Kota Agung


pada tanggal 7 Januari 2008

BUPATI TANGGAMUS,

FAUZAN SYA’IE

Diundangkan dalam Lembaran Daerah


Kabupaten Tanggamus
pada tanggal 8 Januari 2008

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN,

SYAFIUDDIN MUAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2008 NOMOR 27

D:\BAPPEDA\Perencanaan\FERI S\DATA\Musrenbang 2013\Format SIMDA Perencanaan 2013\RPJP Tanggamus 2005-2025 TUK PDF\Rancangan PERDA RPJP
A4.doc - 6 -
LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS
NOMOR : 01 TAHUN 2008
TANGGAL : 7 JANUARI 2008

KATA PENGANTAR

Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Tanggamus


2005 – 2025 merupakan sebuah kewajiban tiap daerah otonom. Dengan adanya
RPJP ini maka akan memberikan arah gerak pembangunan daerah yang
disesuaikan dengan potensi dan kondisi kewilayahan maupun kelembagaan
daerah.
Demikian pentingnya RPJP Kabupaten Tanggamus sebagai pedoman
rencana pembangunan jangka panjang, menengah dan jangka pendek maka
dengan ini kami ucapkan terima kasih untuk dukungan dari berbagai lapisan
masyarakat dan kelembagaan maupun individu di Kabupaten Tanggamus. Tanpa
dukungan lembaga pemerintahan, lembaga swasta dan masyarakat umum kami
meyakini akan menghasilkan sebuah produk gagal atau tidak memenuhi
keinginan.
Semoga RPJP Daerah ini bermanfaat dan berguna bagi pelaksanaan
pembangunan di Kabupaten Tanggamus, bagi masyarakat dan instansi
pemerintah dan swasta.

Kota Agung, 7 Januari 2008

BUPATI TANGGAMUS,

H. FAUZAN SYA’IE

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Lampiran Tabel v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Pengantar 1
1.2 Maksud 6
1.3 Landasan Penyusunan 7
1.4 Sistematika 7

BAB II KONDISI UMUM DAERAH DAN ANALISIS 9


LINGKUNGAN STRATEGIS
2.1 Kondisi Saat Ini 13
2.1.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama 19
2.1.2 Bidang Ekonomi 22
2.1.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan 24
2.1.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang 40
2.1.5 Bidang Ketertiban dan Ketenteraman 40

2.2 Tantangan 40
2.2.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama 40
2.2.2 Bidang Ekonomi 42
2.2.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan 43
2.2.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang 44
2.2.5 Bidang Ketertiban dan Ketenteraman 44

2.3 Modal Dasar 45


2.3.1 Modal Dasar Material/Sumber Daya Manusia 45
2.3.2 Modal Dasar Non Material/Nilai-Nilai Organisasi 45

2.4 Analisis Lingkungan Strategis 47


2.4.1 Analisis Lingkungan Internal 47
2.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal 50

ii
2.5 Strategi dan Program Strategis 53
2.5.1 Strategi 53
2.5.2 Program 83

BAB VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KABUPATEN 114


III TANGGAMUS TAHUN 2005 – 2025
3.1 Visi 114
3.2 Misi 115

BAB ARAH PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG 118


IV KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2005 -2025
4.1 Tujuan dan Sasaran 118
4.1.1 Sasarana Membangun Manusia Yang berkualitas 118
dan Agamis
4.1.2 Sasaran Menata Kehidupan Sosial Yang 119
demokratis dan Harmonis
4.1.3 Sasaran Menata Pemerintahan Yang Bersih dan 120
Baik
4.1.4 Sasaran Mengembangkan Perekonomian Daerah 121
yang Berdaya Saing dan Berkeadilan

4.2 Tahapan Pembangunan 122


4.2.1 Tahap Konsolidasi 122
4.2.2 Tahap Pengembangan 123
4.2.3 Tahap Pemantapan 123

4.3 Arah Perubahan 124


4.3.1 Membangun Manusia Yang berkualitas dan 124
Agamis
4.3.2 Menata Kehidupan Sosial Yang Demokratis dan 126
Harmonis
4.3.3 Menata Pemerintahan Yang Bersih dan Baik 127
4.3.4 Mengembangkan Perekonomian Daerah yang 128
Berdaya Saing dan Berkeadilan

iii
4.4 Arah Pembangunan 130
4.4.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama 130
4.4.2 Bidang Ekonomi 131
4.4.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan 133
4.4.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang 135
4.4.5 Bidang Ketertiban dan Ketenteraman 135

BAB V PENUTUP 137

LAMPIRAN 139

iv
DAFTAR LAMPIRAN TABEL

Tabel 1. Proyeksi Pertambahan Penduduk Menurut Jenis Kelamin 139


Tahun 1990 – 2025

Tabel 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku 140


2000 – 2025

Tabel 3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan 141


2000 – 2025

Tabel 4. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 142


2000 – 2025

Tabel 5 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku 143
Tahun 2000 - 2025

Tabel 6 PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga 144


Konstan Tahun 2000 – 2025

Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia dan Beban 145


Ketergantungan Tahun 2003 – 2025

v
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 PENGANTAR

Pembangunan nasional telah memasuki tahap baru sejak tahun 1999


terutama dengan diberlakukannya Undang-undang (UU) Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Paradigma tersebut makin dimatangkan dengan diberlakukannya UU No 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah yang menggantikan UU No 22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun
1999.

Sebelumnya peranan pemerintah pusat cenderung dominan dalam


pembangunan, tapi sekarang penekanannya pada pemerintah daerah.
Desentralisasi memberikan kewenangan yang luas kepada daerah untuk
mengatur dan mengelola pembangunannya sendiri sejalan dengan
pembangunan nasional. Desentralisasi merupakan perwujudan
demokratisasi yang memang menandai perubahan mendasar dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai wujud semangat reformasi.

Pendahuluan 1
Perubahan-perubahan mendasar tersebut dioperasional dalam sistem
pengelolaan keuangan negara dan daerah, sistem perencanaan
pembangunan, hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, tata
hukum dan segenap tata aturan kehidupan berbangsa dan bernegera.
Kesemuanya dimaksudkan mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good
governance) dan pemerintah yang bersih (clean government), yang menjadi
komitmen semua Negara di dunia dalam rangka mewujudkan tujuan
nasional. Tujuan nasional sebagaimana termuat dalam pembukaan Undang-
undang Dasar (UUD) 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum;
mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut menciptakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Dalam konteks sistem perencanaan pembangunan nasional, sebagaimana


diatur dalam UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, perencanaan pembangunan terdiri dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) untuk kurun waktu 20 tahun,
Rencana Pembangun Jangka Menengah (RPJM) untuk kurun waktu 5 tahun,
dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) untuk kurun waktu 1 tahun.

Paradigma pembangunan era otonomi daerah yang memberikan


kewenangan kepada daerah untuk membangun sesuai dengan aspirasi
masyarakat dan potensi lokal yang ada. Paradigma pembangunan saat ini
telah bergeser dari pembangunan yang berorientasi fisik dan pertumbuhan
ekonomi kepada pembangunan yang berorientasi pada pembangunan
masyarakat serta menggali keunggulan dan potensi lokal namun harus diakui
masih banyak potensi maupun sumberdaya daerah dan masyarakat yang
belum disentuh secara baik untuk selanjutnya dikembangkan.

Pendahuluan 2
Keterbatasan anggaran pemerintahan dan kultur yang telah terbangun
selama ini maka pembangunan yang diselenggarakan hendaknya mencakup
pembangunan fisik dan tidak melupakan manusianya. Dengan sejalannya
pembangunan fisik dan manusia ini diharapkan hasil-hasil pembangunan
yang telah dilaksanakan mampu bertahan lama dan sesuai dengan kualitas.

Penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan UU Pemerintahan


Daerah No. 32/2004 dimaksudkan untuk lebih dapat mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat serta mendorong percepatan pembangunan
daerah sebagaimana menjadi urusan wajib daerah adalah (i) perencanaan
dan pengendalian pembangunan, (ii) perencanaan, pemanfaatan, dan
pengawasan tata ruang, (iii) penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat, (iv) penyediaan sarana dan prasarana umum, (v)
kesehatan masyarakat, (vi) pendidikan, (vii) masalah sosial, (viii)
ketenagakerjaan, (ix) pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah,
(x) lingkungan hidup, (xi) pertahanan, (xii) kependudukan dan catatan sipil,
(xiii) administrasi umum pemerintahan, (xiv) administrasi penanaman
modal, (xv) penyelenggaraan pelayanan dasar, serta urusan-urusan yang
diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

Urusan – urusan daerah tersebut diarahkan pada peningkatan


kesejahteraan rakyat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan
aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat. Tingkat kesejahteraan rakyat
tidak hanya persoalan pendapatan perkapita, akan tetapi menyangkut
beberapa indikator yang dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan rakyat.
Indikator kesejahteraan rakyat yang secara umum dikelompokkan dalam bidang
(i) kependudukan, (ii) kesehatan dan gizi, (iii) pendidikan, (iv) ketenagakerjaan,
(v) taraf dan pola konsumsi, (vi) perumahan, (vii) sosial budaya.

Pendahuluan 3
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah
merupakan perubahan pola perencanaan pembangunan yang ada saat ini.
Adanya pergeseran pola pembangunan nasional RPJP nasional dan rencana
pembangunan jangka menengah RPJM nasional diyakini merupakan instrumen
penting untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam
menetapkan arah pembangunan. Hal ini semakin diperkuat dengan realitas
yang ada bahwa negara sedang dilanda keterbatasan sumber daya ekonomi,
dana dan prasarana. Dengan demikian adalah penting bagi perencanaan
pembangunan untuk menciptakan format perencanaan pembangunan daerah
yang selaras dengan pembangunan nasional.

Prioritas pembangunan nasional yang terkait dengan tujuan pembangunan


daerah merupakan salah satu prioritas pembangunan yang termaktub dalam
RPJP daerah yang merupakan rencana pembangunan yang berskala daerah
serta merupakan konsensus dan komitmen bersama masyarakat daerah yang
langsung berkenaan dengan visi dan misi pembangunan daerah. Oleh karena itu,
RPJP daerah merupakan penyatuan pandangan dan derap langkah seluruh
lapisan masyarakat dalam melaksanakan prioritas pembangunan selama dua
puluh tahun ke depan.

Dengan demikian, RPJP daerah merupakan payung bagi seluruh lembaga


pemerintahan, institusi dan lembaga daerah dalam melaksanakan tugas
pembangunan. Lembaga pemerintahan, institusi dan lembaga daerah
diwajibkan untuk menyusun rencana strategis yang mengacu pada RPJP daerah.

Pelaksanaan otonomi daerah tidak hanya pemberiaan kewenangan dan


pembagian tugas yang tidak bertanggung jawab, dimana kewenangan otonomi
yang nyata merupakan keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan
kewenangan pemerintahan di bidang tertentu yang secara nyata ada dan

Pendahuluan 4
diperlukan serta tumbuh, hidup, dan berkembang di daerah. Sedangkan
otonomi yang bertanggung jawab bermakna perwujudan pertanggung jawaban
sebagai konsekensi pemberian hak dan kewenangan kepala daerah dalam wujud
tugas dan kewajiban yang harus dipikul oleh daerah dalam mecapai tujuan
pemberian otonomi berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat yang semakin baik, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan,
pemerataan, pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta
antar daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Dasar dari RPJP daerah adalah isu strategis daerah. Isu strategis tersebut
sangat penting karena akan mencakup permasalahan utama daerah dan
multisektoral yang terkait dengan pencapaian visi dan misi pembangunan
daerah yang telah disepakati oleh para pelaku pembangunan di daerah yang
kemudian dilaksanakan melalui program–program pembangunan.

Program–program pembangunan daerah membutuhkan adanya program


kunci, yang merupakan program–program utama yang ditujukan untuk
mewujudkan isu strategis melalui strategi program. Dimana strategi
program yang dimaksud merupakan alat manajemen bagi daerah dalam
merumuskan maksud dan tujuan perencanaan pembangunan jangka
menengah (RPJM) yang tak lain adalah muatan kerja kepala daerah selama
lima tahun. Sebagai suatu alat manajemen, strategi program perlu
mempertimbangkan prinsip keterkaitan dan keseimbangan antara
perencanaan dan penganggaran.

Berkaitan dengan itu, Kabupaten Tanggamus perlu menyusun semua


perencanaan tersebut untuk mengefektif pembangunan dalam rangka

Pendahuluan 5
meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memajukan daerah serta menjamin
keterkaitannya dengan pembangunan Nasional dan Propinsi. Perencanaan
pembangunan yang disusun disini adalah rencana pembangunan jangka
panjang (RPJP) Kabupaten Tanggamus untuk kurun waktu 2005-2025.

Rencana pembangunan jangka penjang (RPJP) Kabupaten Tanggamus


memuat visi, misi, dan arah pembangunan Kabupaten Tanggamus tahun
2005-2025. RPJP ini disusun secara partisipatif dengan memperhatikan
kondisi dan potensi yang ada serta peluang dan tantangan yang dihadapi.
Untuk menjaga sinkorinasinya dengan pembangunan dalam skala yang lebih
luas maka penyusunan RPJP ini juga mengakomodasi kebijakan
pembangunan Nasional dan Propinsi.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

RPJP Kabupaten Tanggamus tahun 2005-2025 ditujukan untuk


memformalkan dokumentasi rencana pembangunan Kabupaten Tanggamus
sehingga menjadi pedoman dan acuan semua komponen daerah (pemerintah
daerah, dunia usaha, dan masyarakat) dalam menjalankan kegiatannya
sehingga tercipta sinergi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
memajukan daerah.

RPJP Kabupaten Tanggamus tahun 2005-2025 dimaksudkan untuk memberi


arah dalam melaksanakan pembangunan baik dalam jangka menengah
(RPJMD) maupun jangka pendek (RKPD) sehingga terwujud
kesinambungan dan sinkorinisasi dalam melaksanakan pembangunan
daerah.

Pendahuluan 6
1.3 LANDASAN PENYUSUNAN

RPJP Kabupaten Tanggamus disusun dengan Landasan Idiil adalah


Pancasila dan Landasan Konstitusional adalah UUD 1945. Sedangkan
Landasan Operasionalnya adalah :

1. Ketetapan MPR RI No VII/MPR/2001 Tentang Visi Indonesia Masa


Depan;
2. UU No 2 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II
Tulang Bawang dan Kabupaten Daerah Tingkat II Tanggamus;
3. UU No 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;
4. UU No 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;
5. UU No 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
6. UU No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;
7. UU No 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
8. UU No 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005 – 2025.

1.4 SISTEMATIKA

RPJP Kabupaten Tanggamus Tahun 2005-2025 disusun dengan sistematika


sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan
Bab II. Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis

Pendahuluan 7
Bab III. Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Tanggamus Tahun
2005-2025
Bab IV. Arah Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Tanggamus
Tahun 2005-2025
Bab V. Penutup

Pendahuluan 8
BAB II. KONDISI UMUM DAERAH
DAN ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

2.1 KONDISI SAAT INI

Kabupaten Tanggamus berada di pesisir barat Propinsi Lampung, seluas


3.356,61 Km2 dengan tofografi bervariasi antara dataran rendah dan dataran
tinggi yang sebagian merupakan daerah berbukit sampai bergunung, yakni
sekitar 40 persen wilayah dengan ketinggian dari permukaan laut antara
0 sampai 2.115 meter. Letak geografis Kabupaten Tanggamus adalah
104018’ BT – 105012’ BT dan 5005’ LS – 5056’ LS.

Kabupaten Tanggamus adalah salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/kota


di wilayah Propinsi Lampung, dimana Kabupaten Tanggamus memiliki
batasan wilayah sebagai berikut;

1. Sebelah utara dengan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten


Lampung Tengah.

2. Sebelah Selatan dengan Samudra Indonesia.

3. Sebelah Timur dengan Kabupaten Lampung Selatan.

4. Sebelah Barat dengan Kabupaten Lampung Barat.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 9


Wilayah Tanggamus dimasuki oleh penjajah Belanda pada tanggal
24 Agustus 1682 melalui ekspedisi perdagangan VOC. Hal ini terjadi akibat
imbas dari berkuasanya Sultan Haji sebagai pengganti Sultan Ageng
Tirtayasa. Dari tahun 1682 sampai 1799 perlawanan terhadap Belanda masih
berlangsung namun sejak tahun 1856 perlawanan terhadap pemeritahan
Belanda mulai surut selanjutnya di wilayah Tanggamus dibentuk Onder
Afdeling yang dipimpin oleh seorang Controlir di Kota Agung. Pada saat itu
Pemerintahan telah dilaksanakan oleh Pemerintahan Adat yang terdiri dari
5 (lima) Marga yaitu:
1. Marga Gunung Alip.
2. Marga Benawang.
3. Marga Belunguh.
4. Marga Pematang Sawa.
5. Marga Ngarip.

Masing-masing Marga tersebut dipimpin oleh seorang Pasirah yang


membawahi beberapa Kampung.

Selanjutnya pada tahun 1944 berdiri Pemerintahan Kecamatan dan


Kewedanaan, serta pada tahun 1953 berdiri pula Pemerintahan Negeri
sekaligus menghapus Pemerintahan Adat/Marga.

Pada masa Pemerintahan Kewedanaan Kota Agung mengkoordinir 4 (empat)


wilayah Kecamatan yang meliputi Kecamatan Kota Agung, Kecamatan
Wonosobo, Kecamatan Cukuh Balak dan Kecamatan Talang Padang yang
mencakup Kecamatan Pulau Panggung.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 10


Pada Tahun 1964 Pemerintahan Kewedanaan di hapuskan yang selanjutnya
pada Tahun 1971 Pemerintahan Negeri juga dihapuskan.

Untuk meningkatkan pelayanan birokrasi, maka pada tahun 1979 melalui


Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 / 1979 tanggal 30 Juni 1979
dalam rangka mengatasi rentang kendali dan sekaligus merupakan persipan
pembentukan Pembantu Bupati Lampung Selatan untuk Wilayah Kota Agung
yang berkedudukan di Kota Agung yang terdiri dari 10 Kecamatan dan
7 Perwakilan Kecamatan dengan 300 Desa dan 3 Kelurahan serta 4 Desa
Persiapan.

Berdasarkan data kependudukan daerah diketahui bahwa Kecamatan


Pringsewu merupakan kecamatan terpadat dengan 1.481 jiwa per kilometer
dan terjarang adalah Kecamatan Pematang Sawa hanya 82 jiwa/km2.
Kepadatan penduduk rata-rata sebanyak 248 jiwa per kilometer persegi.

Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang berasal dari


proses pemekaran wilayah Kabupaten Lampung Selatan yang dibentuk
berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1997 yang diundangkan pada
tanggal 3 Januari 1997 dan diresmikan menjadi Kabupaten pada tanggal
21 Maret 1997 oleh Menteri Dalam Negeri.

Sejalan dengan dinamika perkembangan masyarakat adat di Kabupaten


Tanggamus, pada tanggal 12 Januari 2004 Kepala Adat Saibatin Marga
Benawang merestui tegak berdirinya Marga Negara Batin, yang sebelumnya
merupakan satu kesatuan adat dengan Marga Benawang.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 11


Pada tanggal 10 Maret 2004 di Pekon Negara Batin dinobatkan Kepala Adat
Marga Negara Batin dengan gelar Suntan Batin Kamarullah Pemuka Raja
Semaka V.

Dengan berdirinya Marga Negara Batin tersebut, masyarakat adat yang pada
tahun 1889 terdiri dari 5 marga, saat ini menjadi 6 marga, yaitu :
1. Marga Gunung Alip (Talang Padang).
2. Marga Benawang.
3. Marga Belunguh.
4. Marga Pematang Sawa.
5. Marga Ngarip.
6. Marga Negara Batin.

Bupati Tanggamus pertama adalah Drs. Achmad Syah Putra yang


memimpin Kabupaten Tanggamus sampai tahun 2003 dan kemudian
pada tanggal 15 Februari 2003 dilantik Drs. Hi. Fauzan Sya’ie, M.Sc dan
Bambang Kurniawan, S.T sebagai Bupati dan Wakil Bupati.

Secara administratif ketika terbentuk Kabupaten Tanggamus terdiri dari


11 (sebelas) Wilayah Kecamatan dan (6) Wilayah Perwakilan Kecamatan.
Pada tanggal 19 Juni 2000 disyahkan Peraturan Daerah Nomor 18
Tahun 2000 tentang pembentukan kecamatan dalam wilayah Kabupaten
Tanggamus. Dengan pengesahan Perda tersebut banyaknya kecamatan
bertambah 6 (enam) Kecamatan sehingga menjadi 17 Kecamatan. Pada
Tahun 2004 terdapat 7 Kelurahan serta 317 Pekon/Desa. Pada pertengahan
tahun 2005 telah terbentuk kembali 7 Kecamatan baru hasil pemekaran
berdasarkan Perda Nomor 05 Tahun 2005 tanggal 23 Juni 2005 yaitu

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 12


Kecamatan Kota Agung Barat, Kota Agung Timur, Gisting, Gunung Alip,
Ambarawa, Banyumas dan Limau sehingga jumlahnya menjadi
24 Kecamatan dengan 7 Kelurahan dan 323 Pekon/Desa. Kemudian dengan
disyahkannya Perda Nomor 15 Tahun 2006, maka dibentuklah 4 kecamatan
baru yaitu Kecamatan Bandar Negeri Semuong, Air Naningan, Bulok dan
Kelumbayan Barat sehingga sampai tahun 2007 Kabupaten Tanggamus telah
memiliki 28 Kecamatan, 8 Kelurahan dan 371 Pekon/Desa.

Sebagai daerah otonom, Kabupaten Tanggamus berkembang dalam semua


aspek. Perkembangan ini merupakan sinergi dari upaya semua pihak baik
pemerintah daerah dan dunia usaha maupun masyarakat. Perkembangan
dan tantangan dimasa akan datang merupakan pijakan dalam merumuskan
apa yang harus ditempuh untuk memajukan Kabupaten Tanggamus.

2.1.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama

2.1.1.1 Agama dan Budaya

Kehidupan keagamanaan sangat kental dalam kehidupan masyarakat.


Masyarakat Tanggamus mayoritas beragama islam. Hubungan antar
pemeluk agama sangat rukun. Kentalnya kehidupan agama ini ditandai
dengan terus dibangunnya tempat ibadah dan dikembangnya sekolah-
sekolah keagamaan. Agama telah menjadi modal sosial yang mendorong
kemajuan dan pembangunan daerah.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 13


Kerukunan umat beragama dapat dilihat dengan tidak adanya gejolak atau
pun persaingan tidak sehat dimasyarakat yang mengarah pada sentimen
keagamaan sampai saat ini walaupun di Kabupaten Tanggamus hampir
semua agama yang diakui negara dipeluk oleh masyarakat. Pada Tahun 2004
mayoritas pemeluk agama di Kabupaten Tanggamus adalah
muslim/beragama Islam. Hal ini ditandai dengan banyaknya jumlah masjid
yaitu 1.028 buah yang tersebar di semua kecamatan

Pemerintah daerah terus mendorong kegiatan keagamaan baik dikalangan


remaja dan pemuda serta ibu-ibu maupun masyarakat luas melalui kegiatan
kelompok dan rumah ibadah maupun organisasi keagamaan. Bahkan
Pemerintah Daerah telah merintis untuk mengembangkan lembaga ekonomi
yang berbasis syariah (agama).

Inisiatif masyarakat juga sangat tinggi untuk menggiatkan kehidupan


keagamaan. Kegiatan keagamaan berskala lokal maupun regional banyak
dikembangkan masyarakat. Tradisi keagamaan terus dikembangkan secara
swadaya oleh masyarakat.

Agama dan budaya telah menyatu sehingga nilai-nilai budaya merupakan


cerminan nilai agama. Budaya masyarakat ditandai dengan rasa
kebersamaan yang tinggi sehingga kegiatan sakai sambayan (gotong royong)
sangat menonjol. Nilai-nilai budaya sangat menjaga perilaku sehingga sifat
nengah nyappur dan nemui nyimah sangat terasa. Setiap orang berusaha
menjaga identitas dan citra diri (piil pesinggiri) dengan menampilkan
kepribadian yang baik dan unggul.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 14


Aktivitas budaya masyarakat berkaitan dengan kebiasaan dan pola hidup
yang terbangun secara turun temurun dalam prikehidupan berbagai
kelaompok masyarakat yang hidup dan menetap dalam waktu tertentu dan
wilayah tertentu pula.

Demikian halnya dengan budaya masyarakat yang ada di Kabupaten


Tanggamus, walaupun penduduk yang ada di Kabupaten ini beraneragam
baik suku dan adat istiadat namun setiap kelompok masyarakat masih
memiliki ciri khas dalam kegiatan-kegiatan yang menyangkut adat seperti
pada perayaan hari-hari besar ataupun acara adat. Dalam aktivitas
masyarakat Kabupaten Tanggamus masih melaksanakan adat warisan
leluhurnya terutama dari prosesi pernikahan dan kesenian.

Nilai-nilai budaya juga terefleksi dalam kehidupan seni. Kesenian tradisional


dan moderen terus berkembang dan dikembangkan baik seni tari dan suara
maupun kerajinan tangan.

2.1.1.2 Pendidikan

Pendidikan merupakan titik sentral pembangunan karena pendidikan


meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sehingga memiliki pengetahuan
dan keterampilan serta kepribadian. Tingkat pendidikan masyarakat
dicerminkan oleh beberapa indikator, seperti, lama sekolah, angka partisipasi
sekolah, dan struktur pendidikan masyarakat.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 15


Peningkatan kualitas sumberdaya manusia ditempuh melalui peningkatan
kualitas dan kuantitas dari sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia.
Pada tahun 2003 jumlah sekolah bagi masyarakat usia sekolah dasar dan
lanjutan atas di Kabupaten Tanggamus sebanyak 708 unit sekolah yang
terbanyak adalah sekolah dasar negeri sebanyak 480 unit bangunan dengan
2.612 kelas sedangkan tenaga pengajar sebanyak 2.561 guru untuk sekolah
dasar.

Berdasarkan data tahun 2004 dapat dilihat bahwa jumlah terkecil sarana
pendidikan adalah pada Sekolah Menengah Atas. Jika dilihat pada
banyaknya Kecamatan yang berjumlah 24 kecamatan ada yang tidak
memiliki Sekolah Lanjutan Atas sehingga penyebaran lokasi sekolah yang
tidak merata menyebabkan terkonsentrasinya kawasan tertentu sebagai
pusat pendidikan. Hal ini juga menjadi satu indikasi masih banyaknya desa
miskin di Kabupaten Tanggamus. Dari jumlah sekolah yang ada terbanyak
adalah Sekolah Dasar Negeri berjumlah 678 unit, dan hanya 5 unit sekolah
untuk jenjang pendidikan SLTA Negeri.

Angka kepemilikan ijasah/pernah mengikuti pendidikan masyarakat


menunjuikkan bahwa persentase penduduk yang tidak sekolah pada tahun
2003 38,59 % lebih tinggi dibandingkan masyarakat yang telah tamat SD
35,31 %, Pada tahun 2004 yang menamatkan SD urun menjadi 34,42%
namun yang tidak memiliki ijasah berkurang 36,04 %. Tingkat kelulusan
SMTP sederajat 15,45 % pada tahun 2003, naik menjadi 16,21 % pada tahun
2004.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 16


Angka partisipasi sekolah beragam sesuai dengan pendidikannya. APS tahun
2004 untuk SD mencapai 97,23 %, yang pada tahun 2003 masih 94,90 %.
APS tahun 2004 untuk SLP mencapai 87,27 %, yang sebelumnya baru 80,87
% tahun 2003. Namun APS untuk SLA pada tahun 2004 menurun 43,45 %,
yang sebelumnya 46,80 % hal ini diduga akibat mahalnya biaya pendidikan.

Berdasar tingkat pendidikan yang ditamatkan pada tahun 2003, penduduk


yang tamat SD/MI sebanyak 35,31 %, SLTP sederajat sebanyak 15,45 %, dan
SMTA sederajat sebanyak 9,35 %. Secara keseluruhan tingkat pendidikan ini
masih rendah. Sedangkan pada Tahun 2004 penduduk yang tamat SD/MI
sebanyak 34,42 %, SLTP sederajat sebanyak 16,21 %, dan SMTA sederajat
sebanyak 11,60 %.Rendahnya pendidikan ini akan berdampak pada
rendahnya produktivitas dan rendahnya produktivitas akan berdampak pada
rendahnya pendapatan dan kesejahteraan.

Rendahnya pendidikan dipengaruhi banyak faktor, diantaranya ketersediaan


sekolah, guru, kelengkapan fasilitas, dan daya beli orang tua serta nilai
budaya masyarakat.

Secara umum budaya masyarakat sangat mendorong untuk sekolah. Sekolah


dianggap sebagai cara untuk mengangkat harga diri dan keluarga karena
memiliki kompetensi dan daya saing. Tingkat kehidupan yang sulit justru
sering menjadi kendala untuk sekolah dan jauhnya jarak tempuh ke sekolah.
Ketersediaan sekolah dan guru dicerminkan oleh perbandingan rasio murid
guru dan murid kelas. Untuk SD, rasio murid guru adalah 22 murid harus di
bimbing oleh satu guru pada tahun 2004 pada tahun ini terdapat 119,021
murid SD swasta maupun negeri sedangkan tenaga pengajar hanya
berjumlah 5,422 guru dan rasio murid dan sekolah adalah 152 murid untuk

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 17


satu sekolah. Untuk SLP, rasio murid guru adalah 23,59 Dan rasio murid
sekolah adalah 309,81. Untuk SLA, rasio murid guru adalah 12,71 dan rasio
murid sekolah adalah 344,2 dimana setiap sekolah SLTA harus menampung
344,2 murid.

2.1.1.3 Kesehatan

Kesehatan merupakan hak dasar masyarakat. Karena, kesehatan akan


menunjukkan tingkat kemampuan untuk melakukan kegiatan baik secara
fisik maupun mental. Dengan demikian, kesehatan juga menggambarkan
kualitas sumberdaya manusia. Kesehatan yang rendah akan mengurangi
produktivitas dan produktivitas akan mempengaruhi pendapatan dan
kesejahteraan.

Untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Kabupaten Tanggamus


dibutuhkan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang baik dan
bermutu baik kuantitas maupun kualitasnya. Pada Tahun 2004 di
Kabupaten Tanggamus terdapat 4 rumah sakit, 18 rumah bersalin 28
puskesmas induk, 71 unit puskesmas pembantu dan 57 unit sarana pelayanan
kesehatan lainnya.

Banyaknya sarana kesehatan yang ada tentu harus ditunjang pula dengan
jumlah petugas kesehatan yang tersedia. Pada tahun 2004 tenaga kesehatan
di Kabupaten Tanggamus menunjukkan masih kurangnya jumlah petugas hal
ini dapat dibandingkan dengan jumlah penduduk Tanggamus yang berkisar
833.747 jiwa hanya dilayani oleh 772 tenaga kesehatan dengan beragam
keahlian dan tahun 2005 jumlah tenaga kesehatan sebanyak 801 petugas
untuk melayani 837.355 jiwa penduduk.
Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 18
Tingkat kesehatan masyarakat dicerminkan pada tingkat keluhan kesehatan
atau tingkat kesakitan masyarakat, pada tahun 2003 sebesar 32,28 % turun
menjadi 28,08 pada tahun 2004. Masyarakat Kabupaten Tanggamus masih
banyak mengalami gangguan kesehatan terutama infeksi akut lain
pernafasan atas pada tahun 2004 angka kesakitan 98 per 1000 orang atau
81.745 kasus sedangkan terendah kasus kesakitan asma hanya 10 kasus dan
disentri 66 kasus.

2.1.2 Bidang Ekonomi

Sejak berdiri sebagai daerah otonom, ekonomi Tanggamus berkembang


pesat. Perkembangan ekonomi tersebut tercermin pada pertumbuhan
ekonomi, struktur ekonomi, dan pendapatan perkapita serta ketenagakerjaan
dan infrastruktur.

2.1.2.1 Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi Tanggamus selalu menunjukkan perkembangan, yang


menggambarkan peningkatan kapasitas ekonomi. Peningkatan kapasitas
mencerminkan adanya perbaikan dalam pendayagunaan sumberdaya. Dalam
periode 2000-2004, ekonomi tanggamus tumbuh rata-rata 4,50 % pertahun.
Pertumbuhan tersebut berbasis pada sektor primer. Sektor ini berkembang
karena luas lahan untuk pertanian yang luas dan dukungan alam/iklim
Tanggamus. Wilayah yang memiliki tingkat pertumbuhan pesat adalah
Kecamatan Kota Agung mengingat kecamatan ini merupakan pusat
pertumbuhan ekonomi dan pemerintahan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 19


2.1.2.2 Struktur Ekonomi

Struktur perekonomian Tanggamus didominasi oleh sektor pertanian, yang


menyumbang sebesar 56.70 % pada tahun 2004 terhadap perekonomian
daerah. Sektor lainnya yang juga relatif sudah berkembang adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran yang menyumbang 14.24% terhadap
perekonomian daerah, kondisi ini menunjukkan bahwa struktur ekonomi
Tanggamus masih timpang dan bertumpu sektor primer. Sektor primer
cenderung rendah produktivitas dan nilai tambahnya karena masih dikelola
secara tradisional dan menggunakan teknologi sederhana.

2.1.2.3 Pendapatan Perkapita

Pendapatan perkapita secara makro mencerminkan daya beli masyarakat,


yang sekaligus merefresentasikan kesejahteraan masyarakat. Pendapatan
perkapita Tanggamus sebesar Rp 3,909,587 pada tahun 2004 naik dari tahun
2003 sebesar Rp 3.514.752 berdasarkan harga konstan 2000. Tingkat ini
berada pada posisi sedang untuk skala propinsi. Tingkat daya beli kemudian
diukur melalui purchasing power parity sehingga dapat diperbandingkan
antar daerah.

2.1.2.4 Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan juga mencerminkan kondisi ekonomi. Semakin baik


indikator ketenagakerjaan semakin berkembang ekonomi, yang tercermin
pada tingkat partisipasi angkatan kerja, produktivitas tenaga kerja, dan
pengangguran.
Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 20
Jenis kegiatan utama penduduk adalah bekerja terutama di sektor informal.
Persentase penduduk bekerja pada tahun 2003 tercatat 51,47 persen dan
tahun 2004 naik menjadi 4,66 persen sehingga menjadi 56,13 persen.
Sebagian besar penduduk Kabupaten Tanggamus bekerja di sektor pertanian.
Pada tahun 2003 penduduk yang bekerja disektor ini sebesar 68,85 persen
sedangkan tahun 2004 turun menjadi 64,15 persen. Walaupun persentase
penduduk yang bekerja di sektor ini sangat besar namun memiliki
produktivitas amat rendah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya tingkat upah
yang diterima pekerja pada sektor pertanian.

Berdasarkan sebaran umur penduduk Kabupaten Tanggamus lebih


didominasi oleh penduduk usia produktif. Dimana pada usia ini tingkat
penyediaan lapangan kerja bagi usia produktif amat penting guna memenuhi
kebutuhan hidup. Namun tak jarang penyerapan tenaga kerja untuk bekerja
disektor formal sangat terbatas sehingga perlu dilakukan motivasi dan
bimbingan kepada penduduk usia muda guna menemukan jenis pekerjaan
baru yang dapat memenuhi keinginan dan harapannya. Sehingga perlu
kontribusi Pemerintah Daerah guna mendukung proses penyerapan tenaga
kerja yang ada untuk pengembangan usaha sektor-sektor informal.

Jumlah angkatan kerja yang tercatat pada tahun 2004 di Kabupaten


Tanggamus terdiri dari 271.272 jiwa angkatan kerja laki-laki dan 128.651 jiwa
angkatan kerja perempuan total angkatan kerja sebanyak 399.923 jiwa.
Dilihat dari TPAK penduduk laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan
penduduk perempuan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 21


2.1.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan

Partisipasi masyarakat dalam bidang politik tinggi, tercermin pada


keikutsertaan dalam pemilihan kepala pekon/desa dan pemilihan umum
(Pemilu). Kekritisan masyarakat terhadap pembangunan juga tinggi,
tercermin pada penyampaian aspirasi pada pembahasan APBD maupun
musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) baik tingkat pekon,
kecamatan maupun kabupaten.

Kepatuhan hukum masyarakat sudah baik, tercermin pada kepatuhan pada


berbagai aturan hukum yang berlaku. Kolektivitas yang masih kuat di tingkat
pekon menjadi kekuatan masyarakat untuk memenuhi kewajibannya.

Dalam kehidupan berpolitik masyarakat telah terbiasa dengan peroses


pemilihan langsung kepala-kepala pekon. Kehidupan berpoliik yang
demokratis ini tentu lebih berkembang lagi dengan berlakunya pola
Pemilihan Eksekutif dan Legeslatif secara langsung. Dimana pola pemilihan
langsung ini membuka peluang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk turut
berperan aktif dalam pengembangan politik di daerah. Kebebasan yang
diberikan pada era otonomi daerah saat ini tentu membuka peluang bagi
masyarakat untuk membangun daerahnya agar lebih baik dari bidang politik,
namun kemungkinan perpecahan dan ketidaktentraman pun akan terjadi
bila asas dan prinsip demokrasi ada yang dilanggar.

Pada tahun 2004 jumlah anggota DPRD KabupatenTanggamus sebanyak 45


orang yang terdiri dari 4 (tiga) anggota DPRD perempuan dan 41 laki-laki.
Walaupun ada tuntutan agar jumlah keterwakilan perempuan dalan legislatif

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 22


lebih banyak/besar namun sampai saat ini tingkat partisipasi perempuan
dalam politik masih rendah. Namun pada tahun mendatang tentu partisipasi
politik masyarakat terutama kaum perempuan diharapkan akan makin baik
melalui peningkatan budaya demokrasi yang telah terbangun di Kabupaten
Tanggamus.

Sejak menjadi daerah otonom, pemerintah kabupaten Tanggamus terus


berbenah. Pemerintah berupaya meningkatkan kinerja dengan memberikan
pelayanan prima pada semua jenjag pemerintahan. Penguatan pemerintahan
dilakukan pada tingkat kelembagaan, kebijakan, manajemen, dan aparatur.

Sejalan dengan semangat reformasi untuk mewujudkan pemerintahan yang


baik dan pemerintah yang bersih, pemerintah Kabupaten Tanggamus telah
meningkatkan kualitas aparatur melalui pelatihan struktural maupun
fungsional serta pendidikan lanjutan (sarjana dan pasca sarjana). Struktur
kepegawaian berdasarkan pendidikan adalah 1,71 % SLA kebawah, 79,72 %
sarjana dan diploma, dan 1,20 % pascasarjana.

Dalam rangka menjalankan otonomi daerah, Pemerintah Kabupaten


Tanggamus berusaha meningkatkan kemampuan keuangan daerah.
Penerimaan daerah terus meningkat, yaitu sebesar Rp 380.470.651.261 pada
tahun 2005, yang meningkat dari Rp 318.787.549.502 pada tahun 2004 PAD
memberi kontribusi sebesar 2,20 % pada tahun 2004 dan tahun 2005
menjadi 2,86 %, walau kontribusi PAD masih relatif kecil tapi selalu
menunjukkan peningkatan. Dengan semakin berkembangnya ekonomi
daerah diharapkan basis penerimaan pajak akan meningkat.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 23


PAD terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, laba BUMD, dan penerimaan
lain-lain yang sah. PAD Tanggamus bertumpu pada penerimaan sampai saat
ini ada 2 perusahaan daerah, yaitu PDAM dan BPRS.

2.1.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang

2.1.4.1 Pengembangan Wilayah

Dalam rangka mendorong perkembangan wilayah, telah dimekarkan baik


kecamatan maupun pekon. Kecamatan yang pada awal berdiri sebanyak
11 kecamatan dan 6 perwakilan kecamatan sekarang sudah mencapai
28 Kecamatan serta dari 317 pekon dan 3 kelurahan sekarang sudah menjadi
371 pekon dan 8 kelurahan. Wilayah yang mengalami perkembangan pesat
secara ekonomi adalah Kecamatan Pringsewu dan Kota Agung.

Agar pengembangan wilayah sejalan dengan pengembangan aktivitas


masyarakat baik ekonomi maupun sosial maka disusun tata ruang daerah.
Rencana Pengembangan Wilayah Kabupaten Tanggamus telah direncanakan
beberapa tahun lalu dalam sebuah dokumen peraturan daerah yang
dilakukan berdasarkan:

1) Kreteria Penentuan Wilayah Pengembangan


a. Kesamaan fungsi pemanfaatan ruang dilihat dari strukur produksi dan
besarnya produksi yang dominan.
b. Pusat pengembangan berfungsi sebagai penggerak dari kegiatan
ekonomi dan sosial.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 24


c. Secara geografis berdekatan untuk memudahkan pola distribusi dan
kolektivitas produksi komoditas.
d. Aksesibilitas antar kecamatan, kabupaten, propinsi cukup baik.
e. Berpotensi untuk dikembangkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan
baru yang mempunyai fungsi dan peran dalam mendukung
perkembangan wilayah (pemerataan).

2) Tata Jenjang Pusat-Pusat Pelayanan


a. Pusat Pelayanan Kota Agung berfungsi sebagai pusat pelayanan ORDE
I dengan Skala Pelayanan Wilayah Kabupaten.
b. Pusat Pelayanan Sumber Rejo, Wonosobo, Pringsewu, dan Pardasuka
berfungsi sebagai pusat pelayanan ORDE II dengan jangkauan
pelayanan skala wilayah pengembangan.
c. Pusat Pelayanan Pematang Sawa, Sukaraja, Ngarip, Tekad, Talang
Padang, Rantau Tijang, Napal, Gadingrejo, Adiluwih, dan Sukoharjo
sebagai pusat pelayanan ORDE III dengan jangkauan pelayanan skala
lokal.

Dalam Peraturan Daerah tersebut juga telah ditetapkan Wilayah


Pengembangan (WP). Wilayah-wilayah pengembangan di Daerah Kabupaten
Tanggamus adalah :
a. Wilayah Pengembangan I meliputi Kecamatan Kota Agung, Kota
Agung Timur, Kota Agung Barat, Talang Padang, Gisting, Gunung Alip
dan Pugung dengan luas 587,3 Km2 dan pusat pengembangan di
Kecamatan Kota Agung merupakan Pusat Pelayanan Primer yang
berfungsi sebagai :
1. Pusat pemerintahan
2. Pusat pemukiman perkotaan
Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 25
3. Pusat pendidikan dan budaya

4. Pusat pengembangan industri pengolahan hasil perikanan

5. Pusat pengembangan perikanan tangkap

6. Pengembangan wisata alam dan budaya

b. Wilayah Pengembangan II terdiri dari Kecamatan Wonosobo,


Bandar Negeri Semuong, Semaka, dan Pematang Sawa dengan luas
663,94 km2 dan pusat WP di Kecamatan Wonosobo merupakan pusat
pelayanan sekunder berfungsi sebagai :

1. Kawasan lindung dan konservasi

2. Pusat pengembangan perikanan pantai

3. Pusat pengembangan pertambangan

c. Wilayah Pengembangan III meliputi Kecamatan Pulau Panggung,


Air Naningan, Ulu Belu dan Sumber Rejo dengan luas 1.003,41 km2
dan pusat WP di Kecamatan Sumber Rejo. WP III merupakan pusat
pelayanan sekunder dengan fungsi sebagai :

1. Kawasan lindung dan konservasi

2. Pusat pengembangan tanaman perkebunan

3. Pusat pengembangan industri pengolahan

4. Pengembangan sumber daya energi

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 26


d. Wilayah Pengembangan IV meliputi Kecamatan Pagelaran, Sukoharjo,
Adiluwih, Banyumas, Pringsewu, Ambarawa dan Gading Rejo dengan
luas 467,19 km2 dan pusat pengembangan di Kecamatan Pringsewu
merupakan pusat pelayanan sekunder yang berfungsi sebagai :
1. Pusat pengembangan jasa perdagangan
2. Pusat permukiman perkotaan
3. Pusat pengembangan pertanian lahan basah dan kering
4. Pusat pengembangan perikanan darat
5. Pusat pengembangan peternakan
6. Pusat pengembangan industri dan menengah

e. Wilayah Pengembangan V meliputi Kecamatan Pardasuka, Bulok,


Cukuh Balak, Limau, Kelumbayan dan Kelumbayan Barat dengan luas
634,77 km2 dan pusat pengembangan di Kecamatan Pardasuka
merupakan pusat pelayanan sekunder yang berfungsi sebagai :
1. Kawasan lindung dan konservasi
2. Pusat pengembangan perikanan pantai dan tangkap
3. Pusat pengembangan pertambangan

Selain fungsi-fungsi tersebut diatas yang merupakan fungsi utama dari


masing-masing WP, juga memiliki fungsi pendukung yaitu;
a. WP I memiliki fungsi pendukung sebagai kawasan pengembangan
pertanian lahan basah dan kering, peternakan, tanaman perkebunan,
perikanan tambak, pertambangan dan kawasan hutan lindung.
b. WP II memiliki fungsi pendukung sebagai kawasan pengembangan
pertanian lahan basah dan kering, peternakan, tanaman perkebunan,
perikanan tangkap, pariwisata alam dan penngembangan industri
hasil perikanan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 27


c. WP III memiliki fungsi pendukung sebagai kawasan pengembangan
pertanian lahan basah dan kering, perikanan air tawar, ternak kecil,
serta kawasan wisata alam dan buatan.

d. WP IV memiliki fungsi pendukung sebagai kawasan pengembangan


perikanan air tawar, tanaman perkebunan, pengembangan
pertambangan.

e. WP V memiliki fungsi pendukung sebagai kawasan pengembangan


pertanian lahan kering, tanaman perkebunan, dan kawasan pariwisata
alam.

2.1.4.2 Sistem Transportasi

Sistem transportasi diarahkan untuk menunjang perkembangan ekonomi,


sosial, perdagangan, pariwisata dan pemerintahan.

A. Jaringan Perhubungan Darat (Kondisi Existing)

i. Jalan Arteri, meliputi jalan nasional yang membentang dari


perbatasan Kabupaten Lampung Selatan – Kecamatan Gading Rejo –
Kecamatan Pringsewu – Kecamatan Pagelaran – Kecamatan Pugung –
Kecamatan Gunung Alip – Kecamatan Talang Padang – Kecamatan
Gisting – Kecamatan Kota Agung Timur – Kecamatan Kota Agung –
Kecamatan Kota Agung Barat – Kecamatan Wonosobo – Kecamatan
Semaka.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 28


ii. Jalan Propinsi, yang meliputi wilayah;
1. Perbatasan Kabupaten Lampung Tengah – Adi Luwih –
Banyumas – Pringsewu – Ambarawa – Pardasuka – Bulok –
Cukuh Balak – Limau.
2. Perbatasan Lampung Selatan – Kelumbayan – Kelumbayan Barat
– Cukuh Balak – Kota Agung Timur – Kota Agung.
3. Pagelaran – Pardasuka.
4. Perbatasan Lampung Barat – Pulau Panggung – Ulu Belu.
5. Perbatasan Lampung Barat – Bandar Negeri Semuong – Wonosobo.

iii. Jalan Lokal, yang juga menghubungkan kota-kota kecamatan pada


jalur jalan propinsi.

Rencana Pengembangan
a. Peningkatan status jalan kolektor menjadi jalan arteri, yaitu pada ruas
Pekon Rajabasa – Suoh dan peningkatan kualitas jalan pada ruas jalan
Rantau Tijang – Kota Agung – Wonosobo – Sanggi – Way Rejing dan
pada seluruh jaringan jalan propinsi di wilayah Kabupaten
Tanggamus.
b. Peningkatan kualitas jalan kolektor sekunder pada ruas jalan Way
Nipah – Wonosobo, Pringsewu – Adiluwih
c. Peningkatan kualitas jalan lokal yang meliputi seluruh jaringan jalan
local di Kabupaten Tanggamus.
d. Peningkatan kualitas jalan dan status jaringan jalan yang
menghubungkan antar Ibukota Kecamatan, diantaranya yaitu ruas
jalan kuripan – Sukaraja – Way Nipah – Tampang – Tekad –
Air Naningan – Rejosari, Rantau Tijang – Negerisari – Banyuwangi –
Sukoharjo.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 29


e. Pembangunan jalan lingkar yang terletak di:
1. Kecamatan Pringsewu, menghubungkan antara Pringsewu –
Podomoro – Fajaresuk, dan Pringsewu – Waluyojati – Fajaresuk.
2. Kecamatan Kota Agung, menghubungkan antara Batu Keramat –
Kedamaian – Negeri Ratu – Baros.

f. Rencana Sirkulasi Angkutan


1. Jakur angkutan umum yang menghubungkan antar pusat wilayah
pengembangan yang berfungsi sebagai jalur-jalur penggerak
utama di Kabupaten Tanggamus yaitu ;
 Kota Agung – Sumberejo
 Kota Agung – Kuripan – Pardasuka

2. Jalur angkutan umum yang menghubungkan antara pusat wilayah


pengembangan dengan wilayah pelayanan antara lain:
 Tekad – Ngarip
 Wonosobo – Sukaraja – Way Nipah
 Napal – Putih Doh – Pardasuka

g. Rencana Pengembangan Terminal


1. Terminal Tipe C akan dikembangkan di Pekon Pajaresuk
Kecamatan Pringsewu dengan fungsi sebagai tempat transit moda
angkutan yang melayani wilayah bagian selatan Kabupaten
Tanggamus yang meliputi Kecamatan Pringsewu, Adi Luwih,
Gading Rejo, Sukoharjo, Pagelaran, Pugung, Pardasuka, Cukuh
Balak, dan Kelumbayan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 30


2. Terminal Tipe B akan dikembangkan di Pekon Kedamaian
Kecamatan Kota Agung dengan fungsi sebagai moda angkutan
kota dan angkutan kota dalam propinsi.

B. Jaringan Perhubungan Air

a. Pelabuhan nasional yang terletak di Kecamatan Kota Agung


Berfungsi sebagai pelabuhan bongkar muat bahan bakar minyak
(pertamina) dan pelabuhan penyeberangan lokal dan regional orang
dan barang dari :
1. Kota Agung – Pulau Tabuan
2. Kota Agung – Tampang Belimbing
3. Kota Agung – Putih Doh (Cukuh Balak)
4. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPI)
5. Kota Agung – Pulau Jawa (Pelabuhan Batu Balai)

b. Pelabuhan Cabang berskala lokal yang terletak


1. Kecamatan Cukuh Balak, dengan fungsi penyeberangan orang
dan barang dari Putih Doh – Kota Agung.
2. Kecamatan Pematang Sawa, dengan fungsi sebagai pelabuhan
penyeberangan orang dan barang dari Tampang Belimbing –
Kota Agung.

C. Jaringan Perhubungan Udara

Penerbangan berskala regional, terletak di Kecamatan Pematang Sawa


(Tampang Belimbing) dan berfungsi sebagai penerbangan wisata.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 31


Rencana Pengembangan Prasarana dan Sarana Lain, yaitu :

1. Penyediaan dan pengaturan prasarana dan sarana irigasi dilakukan


dengan memperhatikan sebesar-besarnya upaya konservasi tanah dan
air dari kawasan budidaya pertanian.

2. Pengembangan energi listrik, telekomunikasi, dan air bersih ditujukan


untuk menambah jumlah kapasitas terpasang serta kapasitas terpakai.

3. Areal lintasan jaringan transmisi listrik tegangan tinggi dibebaskan


dari bangunan.

4. Pengembangan jaringan air bersih mengikuti jaringan jalan secara


terstruktur dan hirarkis.

5. Pengembangan drainase melalui pembangunan, peningkatan dan


rehabilitasi. Pengembangannya mengikuti jaringan jaln, berstrukur
dan hirarkis.

Pengembangan prasarana dan sarana lainnya ditempatkan pada pusat-pusat


kegiatan ;

a. Pemerintahan

b. Perdagangan dan Jasa

c. Industri

d. Pemukiman Penduduk

e. Rekreasi, hiburan, sekolah, olah raga dan lainnya.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 32


2.1.4.3 Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang

A. Kawasan Lindung

Kawasan lindung dan taman nasional 135.165,49 ha, terdiri dari :


a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya yaitu hutan lindung, saka alam (taman nasional) yang
mencakup:
1. Register 21 Perentian Batu yang terletak di Kecamatan Pardasuka
2. Register 22 Way Waya yang meliputi Kecamatan Pagelaran
3. Register 25 Pematang Tanggang yang meliputi Kecamatan Kelumbayan
4. Register 26 Serkung Peji yang meliputi Kecamatan Kelumbayan
5. Register 27 Pematang Sulah yang meliputi Kecamatan Cukuh Balak
6. Register 28 Pematang Neba yang meliputi Kecamatan Pugung, Talang
Padang, Kota Agung dan Cukuh Balak
7. Register 30 Gunung Tanggamus yang meliputi Kecamatan Kota Agung
dan Wonosobo
8. Register 31 Pematang Arahan yang terletak di Kecamatan Semaka
9. Register 32 Bukit Rindingan yang terletak di Kecamatan Pulau
Panggung
10. Register 39 Kota Agung Utara yang terletak di Kecamatan Pulau
Panggung
11. Register 49 Sumatera Selatan I yang terletak di Kecamatan Pulau
Panggung
12. Cagar Alam Laut Bukit Barisan Selatan yang terletak di Kecamatan
Pematang Sawa.
13. Daerah Tangkapan Air (Catchment Area) Waduk Batu Tegi seluas
424 Km2.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 33


b. Kawasan perlindungan setempat yang berfungsi unuk melindungi
komponen lingkungan terentu dari kegiatan budidaya
1. Kawasan sempadan sungai yang meliputi kawasan selebar 100 meter
dikiri kanan sungai, sebesar 50 meter di kiri kanan anak sungai yang
berada diluar kawasan pemukiman diseluruh Kabupaten Tanggamus.
2. Kawasan sempadan pantai meliputi seluruh garis pantai dari ujung
timur sampai barat dengan lebar 100 meter dihitung dari titik pasang
tertinggi. Lokasi : Kecamatan Kelumbayan, Kelumbayan Barat,
Cukuh Balak, Limau, Kota Agung, Kota Agung Timur, Kota Agung
Barat, Wonosobo, Semaka, dan Pematang Sawa.
3. Kawasan sekitar mata air, dengan jangkauan radius 200 meter
disekitar mata air.
Lokasi : a. Gunung Megang, Way Datarajan, Tanjung Rejo, Way
Hayu, Way Talang Iman (Kec. Pulau Panggung)
b. Way Dadapan, Way Simpang Rimba, Sumber Agung dan
Way Argopeni (Kec. Sumber Rejo)
c. Way Sanggi, dan Way Air Panas (Kec. Wonosobo)
d. Way Biah I, II, III, Way Pardasuka, Way Isom, Way Teba,
Way Batu Keramat, Way Lalaan, dan Way Pring (Kec.
Kota Agung)
e. Way Pring (Kec. Pugung)
f. Way Umbul Baru (Kec. Pardasuka)
g. Way Suka Banjar, Way Landsbaw, Way Green (Grim),
Way Behak (Kec. Talang Padang)

4. Kawasan sempadan danau/ waduk meliputi kawasan sepanjang


kawasan dengan jarak 100 meter mulai dari titik pasang tertinggi
kearah darat. Lokasi : Waduk Batu Tegi Kecamatan Air Naningan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 34


B. Pengembangan Kawasan Budi Daya

Kawasan Budidaya di Kabupaten Tanggamus terdiri dari:


a. Kawasan Pertanian terdiri dari:
1. Lahan basah dengan luas kawasan pengembangan 66.248,08 ha.
2. Lahan kering dengan luas kawasan pengembangan 18.263,67 ha.
3. Lahan tanaman perkebunan dengan luas kawasan pengembangan 89.707,54
ha.
4. Lahan pengembangan perikanan 2.950,44 ha.

Pengembangan Kawasan Pertanian :


1. Kawasan pertanian pangan lahan basah terletak di Kecamatan Pringsewu,
Ambarawa, Sukoharjo, Gading Rejo, Talang Padang, Gunung Alip, Gisting,
Pardasuka, Pugung, Pagelaran, Pulau Panggung, dan Air Naningan.
2. Kawasan pertanian pangan lahan kering terletak di Kecamatan Gading Rejo,
Talang Padang, Gunung Alip, Gisting, Pugung, Kota Agung, Kota Agung
Timur, Kota Agung Barat, Pulau Panggung dan Air Naningan.
3. Kawasan tanaman perkebunan terletak di Kecamatan Pulau Panggung, Air
Naningan, Talang Padang, Gunung Alip, Gisting, Kota Agung, Kota Agung
Timur, Kota Agung Barat, Wonosobo, Bandar Negeri Semuong, Cukuh Balak
dan Limau (tanaman kopi), sedangkan Kecamatan Wonosobo, Bandar
Negeri Semuong, Semaka, dan Pematang Sawa dikembangkan untuk
tanaman karet.
4. Kawasan Peternakan;
a. Ternak besar terletak di Kec. Pagelaran, Banyumas, Pringsewu,
Ambarawa dan Gading Rejo.
b. Ternak kecil berupa kambing dan domba di Kec. Pulau Panggung, Air
Naningan, Talang Padang, Gunung Alip, Gisting, Pringsewu, Ambarawa,
Gading Rejo, Kota Agung, Kota Agung Timur dan Kota Agung Barat.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 35


c. Peternakan unggas terletak di Kec. Talang Padang, Gunung Alip, Gisting,
Sukoharjo, Pringsewu, Ambarawa dan Gading Rejo.

5. Kawasan Perikanan :
a. Perikanan tangkap terletak di Kec. Kota Agung, Kelumbayan,
Pematang Sawa, Kelumbayan, dan Cukuh Balak.
b. Perikanan Tambak (pantai) terletak di Kecamatan Wonosobo, Kota
Agung, dan Cukuh Balak.
c. Perikanan Air Tawar terletak di Kecamatan Pulau Panggung, Talang
Padang, Pugung, Pagelaran dan Pringsewu.

b. Kawasan hutan kemasyarakatan dengan luas kawasan pengembangan


15.527,20 ha yang akan dimanfaatkan untuk aktivitas perekonomian
masyarakat dengan syarat :
a. Jenis tanaman yang dianjurkan berupa tanaman bamboo, cengkeh,
kopi, pinang, jati dan dammar
b. Pola penanaman harus mengikuti garis kontur
c. Membatasi penghilangan penutupan tanah yang intensif
d. Penanaman hanya dibnolehkan pada lereng dengan kemiringan < 40 0

c. Kawasan Pertambangan terdiri dari bahan galian / tambang golongan C yang


berada hampir seluruh Kecamatan, kecuali Kecamatan Semaka,
Kelumbayan, Adi Luwih, Ulu Belu dan Sumberejo.

d. Kawasan Perindustrian terdiri dari:


1. Kawasan industri menengah berupa industri pengalengan ikan di
Kecamatan Kota Agung.
2. Kawasan industri berorientasi agribisnis terletak di Kecamatan
Pagelaran, Wonosobo, Pringsewu, Pulau Panggung, dan Talang Padang.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 36


3. Zona industri kecil tersebar di wilayah Kabupaten Tanggamus
menurut kedekatannya dengan sumber bahan baku.

e. Kawasan Pengembangan pariwisata budaya, alam, dan buatan yang


terdiri dari;
1. Kawasan Wisata Alam;
a. Air Terjun Way Lalaan di Kecamatan Kota Agung
b. Pantai Pihabung di Kecamatan Kota Agung
c. Pantai Pasir Putih di Kecamatan Cukuh Balak
d. Pantai Paku di Kecamatan Kelumbayan
e. Air terjun Kaca Marga di Kecamatan Cukuh Balak
f. Pantai Terbaya di Kecamatan Kota Agung
g. Pantai Tanjung Beringin di Kecamatan Kota Agung
h. Pantai Way Gelang di Kecamatan Kota Agung
i. TNBBS di Kecamatan Semaka
j. Arung Jeram Semangka di Kecamatan Semaka
k. Air Terjun Talang Ogan di Kecamatan Sumberejo
l. Air Terjun Curup di Kecamatan Wonosobo
m. Pantai Sawmil di Kecamatan Wonosobo
n. Pantai Tulung di Kecamatan Kota Agung
o. Batu Keramat di Kecamatan Kota Agung
p. Tampang di Kecamatan Pematang Sawa
q. Pantai Putih Doh di Kecamatan Cukuh Balak
r. Pantai badak di Kecamatan Cukuh Balak
s. Pantai Pulau Tabuan di Kecamatan Cukuh Balak

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 37


t. Pantai Bahakung di Kecamatan Kota Agung
u. Pemandian Way Isom di Kecamatan Kota Agung
v. Pemandian Air Panas di Kecamatan Kota Agung
w. Bukit Batu Keramat di Kecamatan Kota Agung
x. Pemandian Wono Tirto di Kecamatan Sumberejo
y. Teluk Kiluan di Kecamatan Kelumbayan

2. Kawasan Wisata Budaya;


a. Pelabuhan tradisional Kota Agung di Kecamatan Kota Agung
b. Prasasti Batu Bedil di Kecamatan Pulau panggung
c. Makam KH. Gholib di Kecamatan Pringsewu (Wisata religius)
d. Goa Bunda Maria di Kecamatan Pringsewu (Wisata religius)
e. Pasar Tradisional Pringsewu di Kecamatan Pringsewu
f. Pekon TRadisional Rantau tijang di Kecamatan Pugung
g. Makam Ratu Sangkhira Tiyuh Memon di Kecamatan Pugung
h. Makam Gunung Putri (Makam Raja-raja Islam) di Kecamatan
Wonosobo
i. Batu Bertulis di Kecamatan Ulu Belu
j. Batu Gajah di Kecamatan Pulau Panggung
k. Batu Kapal di Kecamatan Ulu Belu
l. Cagar Budaya Lawang Marga Putih di Kecamatan Cukuh Balak
m. Makam Syafe’i di Sukanegeri Kecamatan Talang padang
n. Bukit Silitonga di Kecamatan Sukoharjo

3. Kawasan Wisata Buatan;


- Waduk Batu Tegi di Kecamatan Pulau Panggung, Air Naningan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 38


f. Kawasan pemukiman dengan luas kawasan pengembangan 7.796,38 ha
yang terdiri dari ;
1. Kawasan pemukiman perkotaan terletak hamper di seluruh pusat
pelayanan, yaitu Kecamatan Kota Agung, Pringsewu, Talang padang,
dan Gading Rejo.
2. Kawasan pemukiman pedesaan tersebar di wilayah Kecamatan
Pardasuka, Wonosobo, Pugung, Cukuh Balak, dan wilayah Kecamatan
yang memiliki kepadatan penduduk relatif rendah.

Tingkat kebutuhan rumah di Kabupaten Tanggamus adalah:


1. 165.726 unit tahun 2003
2. 175.573 unit sampai dengan tahun 2015
3. Jumlah rumah yang harus dibangun 10.521 unit (rumah besar
1.052 unit; rumah sedang 3.156 unit; dan rumah kecil 6.313 unit

C. Pengembangan Kawasan Prioritas

Pengembangan wilayah prioritas pada dasarnya mengacu pada kepentingan


sektor / sub sektor atau permasalahan yang mendesak penanganannya.

Wilayah Prioritas di Daerah Kabupaten Tanggamus yang perlu mendapat


perhatian untuk dikembangkan terdiri dari :
a. Kawasan pengembangan strategis karena kemampuannya dalam
meningkatkan perekonomian wilayah dan sebagai penunjang sektor-
sektor strategis / unggulan terletak di Kecamatan Pagelaran
(pengembangan industri hasil perkebunan), Pringsewu
(pengembangan industri hasil pertanian lahan basah dan kering) dan
Kota Agung (pengembangan industri hasil perikanan).

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 39


b. Kawasan terisolasi karena faktor geografis, jaringan jalan dan
berperan sebagai kawasan konservasi hutan dan perlindungan
sumberdaya air yang terletak di Kecamatan Pematang Sawa
c. Kawasan rawan bencana atau kritis yang perlu di pelihara fungsi
lindungnya unuk menghindari kerusakan lingkungan dan berperan
dalam menunjang kegiatan sektor lainnya terletak di Pematang Sawa,
Semaka, Wonosobo, Kota Agung, Cukuh Balak, Kelumbayan,
Pardasuka dan Gading Rejo.

2.1.5 Bidang Ketertiban dan Ketenteraman

Kabupaten Tanggamus relatif aman dan tidak bergejolak. Hampir tidak ada
konflik sosial yang berarti. Hal ini tercermin pada tindak kriminal yang
terjadi dan banyaknya perkara yang telah diputuskan berdasarkan lamanya
pidana penjara menunjukkan 239 kasus diputuskan lamanya penjara lebih
dari 5 tahun, 1552 kasus lamanya pidana penjara 1 sampai 5 tahun dan 369
kasus kurang dari 1 tahun. Kesemua kasus pidana terjadi selama tahun 2005.
Selama tahun 2004 kasus pidana penjara yang terjadi kurang dari 250 kasus.

2.2 TANTANGAN

2.2.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama

Perkembangan iptek yang pesat dan semakin terbukanya masyarakat


terhadap informasi baik skala nasional maupun internasional telah menjadi
pintu masuk budaya baru dan asing yang tidak selamanya sejalan dengan

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 40


nilai budaya lokal. Secara sempit masyarakat sering mengidentikkan
kemoderenan dengan atribut dan perilaku budaya baru sehingga muncul
peniruan-peniruan yang tidak selektif. Hal ini bisa mengganggu kestabilan
masyarakat karena muncul kontradiksi dalam penerimaan masyarakat
disamping merusak karakter dan moral bangsa.

Disisi lain pada pusat permukiman yang padat dan kegiatan yang tinggi telah
mendorong penciptaan keterasingan antar warga masyarakat sehingga nilai-
nilai kolektivitas semakin berkurang. Rendahnya kolektivitas telah membuat
jarak antar warga sehingga kekerasan dan kriminalitas tumbuh subur.
Kekerasan dan kriminalitas telah menjadikan suasan kehidupan makin
kurang nyaman.

Kemajuan yang dicapai telah mendorong masyarakat untuk berlomba


meningkatkan kualitas dirinya. Keinginan dan kebutuhan untuk memperoleh
pendidikan yang baik seringkali tidak didukung oleh kemampuan keuangan
yang memadai. Hal ini dapat menyebabkan kelangsungan kemiskinan dan
keterbelakangan pada kelompok masyarakat tidak mampu.

Disisi lain kemajuan ekonomi telah menimbulkan dampak lingkungan yang


kurang sehat baik dalam bentuk pencemaran udara dan air maupun
komponen bahan makanan yang tidak sehat. Akibatnya banyak penyakit
menular dan timbulnya penyakit baru. Artinya beban kesehatan masyarakat
makin berat. Kebutuhan akan kesehatan menjadi semakin mahal dan sulit
terjangkau terutama untuk kelompok masyarakat tidak mampu.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 41


2.2.2 Bidang Ekonomi

Kemajuan ekonomi telah mendorong tingkat persaingan makin kuat.


Antarpelaku usaha dan antardaerah bersaing memajukan ekonominya.
Ketatnya persaingan dapat menimbulkan diskriminasi ditengah masyarakat
walau juga dapat memacu masyarakat untuk lebih baik dan maju.
Diskriminasi ini akan secara simultan membuat jarak antarkelompok
masyarakat berdasarkan ekonominya atau pekerjaannya.

Disisi lain, persaingan menuntut adanya keunggulan daerah. Karena itu,


daerah harus menciptakan iklim usaha yang sehat serta memfasilitasi
perkembangan produk unggulan daerah sehingga mampu memiliki daya
saing baik dalam bentuk produk maupun dalam menarik penanaman modal.
Dalam konteks ini, pemerintah harus dapat mendistribusikan kegiatan
ekonomi dalam wilayah yang tersebar sehingga terjadi perluasan pusat
kegiatan ekonomi penduduk.

Kemajuan ekonomi menuntut adanya nilai tambah yang tinggi. Nilai tambah
yang tinggi cenderung pada sektor industri dan jasa. Hal ini menegaskan
bahwa struktur ekonomi harus diseimbangkan sehingga peran sektor
industri dan jasa semakin meningkat. Untuk mengembangkan sektor industri
dan jasa dibutuhkan dukungan teknologi, pengetahuan dan modal yang
cukup.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 42


2.2.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan

Kekritisan masyarakat telah melahirkan pola hubungan baru antara


pemerintah dan rakyat. Karena itu, harus ada konsen terhadap penciptaan
komunikasi dan interaksi antara pemerintah dengan rakyat. Hal ini bisa
menjadi titik krusial yang dapat menciptakan ketidakstabilan sosial.
Demokratisasi yang dibangun bersamaan dengan semangat reformasi harus
dapat diwujudkan secara substansial. Karena itu, dibutuhkan adanya
peningkatan kesadaran politk rakyat. Bila tidak, maka akan ada bentuk baru
mobilisasi rakyat melalui kekuatan uang dan pengaruh. Dengan demikian,
demokratisasi hanya sebatas mekanisme dan bentuknya saja.

Demokratisasi telah mendorong kebebasan yang berlebihan. Akibatnya


rakyat sering bertindak anarkis. Dalam posisi ini hukum harus dapat
mewadahi kebebasan sehingga tetap dapat konstruktif bagi perkembangan
demokrasi dan pembangunan daerah.
Pengelolaan pembangunan daerah yang merupakan tanggungjawab daerah
menuntut adanya aturan hukum yang jelas dan berkeadilan agar dapat
menciptakan kepastian hukum dan ketertiban.
Untuk mensukseskan pengelolaan pembangunan daerah yang sudah menjadi
tanggungjawab daerah maka dibutuhkan adanya pemerintahan yang baik
dan pemerintah yang bersih. Hal ini penting untuk mendapat legitimasi dari
rakyat, karena, dengan sistem pemilihan langsung maka kepala daerah harus
dapat menunjukkan akuntabilitasnya kepada para pemilih.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 43


2.2.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang

Pemekaran wilayah membawa konsekwensi luas pada percepatan


pembangunan. Karena itu, harus dapat diciptakan sinergi antarwilayah
sehingga tercipta keterpaduan antarwilayah baik dalam kegiatan ekonomi
maupun sosial. Bersamaan dengan itu, maka luasnya cakup wilayah dan
beragamnya potensi telah menuntut pula pola pemanfaatan ruang yang
kondusif dan mampu mewadahi optimalisasi pendayagunaan sumberdaya
lokal.

2.2.5 Bidang Ketertiban dan Ketenteraman

Kehidupan yang makin sulit terutama sejak krisis ekonomi telah memicu
meluasnya kekerasan dan pelanggaran pemanfaatan sumberdaya. Hal ini
telah mengurangi rasa aman penduduk dalam berusaha dan dalam jangka
panjang mengurangi daya dukung lingkungan terhadap kehidupan
masyarakat.
Swadaya masyarakat merupakan kekuatan otonom yang patut dihargai. Tapi
seringkali inisiatif swadaya masyarakat disertai ekses negatif sehingga
mengurangi kenyamanan masyarakat karena tidak dijalankan secara arif.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 44


2.3 MODAL DASAR

2.3.1 Modal Dasar Material / Sumber Daya Alam

Modal dasar merupakan kepemilikan awal baik berupa materi (yang


nampak) dan non materi (tak nampak) dalam usaha mencapai tujuan yang
diinginkan dengan mengacu pada jangka waktu yang telah ditentukan.
Dalam penggunaan modal dasar ini tentu harus memperhatikan prinsip-
prinsip kemanfaatan dan keberlanjutan.

Pemerintahan daerah memiliki modal dasar berupa materiil berbagai fasilitas


umum (sarana kesehatan, pendidikan, transportasi, informasi) dan fasilitas
pemerintahan yang perlu dijaga dan ditingkatkan sepanjang waktu. Selain itu
di daerah juga terdapat SDA dimana pemerintah memiliki wewenang dalam
mengatur SDA yang ada didaerah sebagai salah satu modal dasar yang
bersifat material/sumberdaya alam tentu akan habis bila dieksploitasi
berlebihan tanpa memperhatikan kebutuhan yang sesungguhnya. Eksploitasi
berlebih tentu berlanjut pada kerusakan lingkungan sekitar sehingga
merugikan masyarakat secara keseluruhan kehati-hatian dalam mengelola
perlu ditekankan. Seperti diketahui Kabupaten Tanggamus memiliki
kekayaan alam yang melimpah dan bernilai ekonomis yang perlu
ditingkatkan kemanfaatannya.

2.3.2 Modal Dasar Non Material / Nilai-Nilai Organisasi

Nilai-nilai merupakan pedoman yang diyakini sebagai ketinggian jiwa yang


harus selalu dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 45


melaksanakan tugas dan kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang hidup dalam
satu organisasi menjadi semangat dan keyakinan bagi anggota dalam
berkarya dan pengambilan keputusan-keputusan yang menyangkut
kepentingan pribadi, organisasi ataupun keputusan-keputusan bersama.

Nilai-nilai yang menjadi dasar gerak masyarakat dan pemerintahan di


Kabupaten Tanggamus adalah;

1. Iman dan Taqwa


Nilai iman dan taqwa merupakan aktualisasi dari keyakinan seseorang pada
Sang Pencipta. Adanya Sang Pencipta akan menjadikan seseorang merasa
aman karena selalu ada yang mengawasi dan melindungi dalam setiap gerak
dan aktifitas prikehidupan.

2. Keterbukaan
Nilai keterbukaan akan menciptakan good governance dan clean governance
karena nilai keterbukaan merupakan prinsip pembangunan yaitu
akuntabilitas, transparansi dan partisipasi serta adanya rule of law yang jelas.

3. Sifat Lokal
Wujud perekonomian Tanggamus kedepan harus mengedepankan rasa
keadilan, dan kesetaraan melalui partisipasi masyarakat secara luas namun
tetap mempertimbangkan pencapaian daya saing, efektivitas dan efisiensi,
daya dukung lingkungan serta menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat dan
budaya dalam rangkamewujudkan kemakmuran yang berbudaya.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 46


4. Bertanggung jawab
Sumber daya manusia yang terlibat dalam penyelenggaraan fungsi
pemerintahan harus memiliki tanggung jawab, disiplin dan memiliki
integritas tinggi. Tanggung jawab merupakan hal yang sangat penting bagi
SDM Pemerintahan mengingat prinsip akuntabilitas sangat erat kaitannya
dengan tanggung jawab dalam artian bagaimana eksekutif yang mengemban
amanah mampu untuk menjawab hal-hal penyelenggaraan pemerintahan.

5. Kerjasama / Kebersamaan
Perlunya menghindari ego sektoral atau mementingkan lembaga/organisasi
sendiri sangat penting guna tercapainya tujuan bersama. Perlu adanya
kerjasama yang baik antar bagian, badan, dan organisasi dengan
memperhatikan hak dan kewajiban yang tidak dapat dipisahkan merupakan
keharusan.

2.4 ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

2.4.1 Analisis Lingkungan Internal

No. Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

1. Bidang Sosial Budaya dan Agama

1. Struktur umur produktif 1. Sebaran jumlah penduduk


besar. tidak merata.
2. Keberagaman etnis, agama 2. Tingkat pertumbuhan
dan budaya. penduduk rendah.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 47


No. Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

3. Derajat kesehatan naik. 3. Tingkat pendidikan rendah.


4. Toleransi beragama 4. Jumlah dan distribusi
masyarakat cukup tinggi. fasilitas & tenaga kesehatan.
5. Jumlah dan distribusi
fasilitas & tenaga pendidik.
6. Minimnya program
pemberdayaan pemuda dan
perempuan.
7. Rendahnya tingkat upah
buruh.

2. Bidang Ekonomi

1. Lahan Pertanian yang luas. 1. Sarana dan prasarana irigasi.


2. Lapangan Usaha mayoritas 2. Distribusi hasil pertanian.
di bidang pertanian.
3. Keberagaman komoditas 3. Kualitas hasil pertanian.
pertanian.
4. Luas lahan perikanan. 4. Lemahnya penguasaan
teknologi.
5. Potensi objek wisata dan 5. Kurangnya pendampingan
olah raga. petani.
6. Potensi kekayaan alam. 6. Daya dukung utilitas dasar.
7. Ketersediaan bahan baku 7. Pendapatan perkapita masih
industri. rendah.
8. Adanya peningkatan PAD. 8. Pengelolaan kekayaan
daerah lemah.
9. Wajib pajak dan objek pajak. 9. PAD kecil.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 48


No. Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

3. Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan


1. Keharmonisan hubungan 1. Kedewasaan/kematangan
lembaga eksekutif dan politik masyarakat rendah.
legislatif.

2. Tingginya partisipasi 2. Parpol belum berfungsi


masyarakat dalam momen dengan baik.
politik.
3. Tupoksi Jelas. 3. Tingkat kesadaran hukum
yang rendah.
4. Jumlah PNS mayoritas 4. Rentang kendali yang jauh
Strata 1. antara pusat pemerintahan
dengan pusat
perekonomian.
5. Kurang data base.
6. Penempatan pegawai.
7. Kompetensi yang belum
mendukung pelaksanaan
tugas.
8. Tingkat kesejahteraan
pegawai negeri.

4. Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang

1. Perda RTRW Nomor 4 1. Potensi Sumber Daya Alam


Tahun 2005. yang tidak merata.
2. Batutegi sebagai Kawasan 2. Kesenjangan antar wilayah
Andalan Propinsi Lampung. perkotaan dengan
perdesaan.
3. Kawasan Gisting sebagai 3. Menurunnya kualitas dan
Kawasan Agropolitan. kuantitas sumber daya
hutan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 49


No. Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

4. Kawasan Batu Balai sebagai 4. Meningkatnya Alih Fungsi


Kawasan Pengembangan Lahan.
Pelabuhan Laut.
5. Perencanaan Tata Ruang
Kecamatan.
6. Perencanaan Kawasan
Wisata.

5. Bidang Ketertiban dan Ketenteraman


1. Kondusifnya keamanan. 1. Jumlah dan distribusi
aparatur keamanan yang
tidak merata.
2. Partisipasi masyarakat 2. Kurangnya fasilitas yang
dalam menciptakan mendukung keamanan
ketertiban dan masyarakat.
Ketenteraman.

2.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal

No. Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)

1. Bidang Sosial Budaya dan Agama


1. Bantuan dana pendidikan 1. Dampak negatif
(BOS). pembangunan.
2. Bantuan dana kesehatan 2. Pemerataan pertumbuhan
(GAKIN, JPS). ekonomi penduduk.
3. Perkembangan budaya. 3. Timbulnya konflik sosial.
4. Partisipasi masyarakat dalam 4. Kerusakan lingkungan.
perencanaan pembangunan.
5. Desentralisasi pendidikan. 5. Keterbatasan dana
pendidikan & kesehatan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 50


No. Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)

2. Bidang Ekonomi

1. Potensi pengembangan 1. Fluktuasi harga komoditas


produksi pertanian. pertanian.
2. Perkembangan teknologi 2. Persaingan antar daerah.
pertanian.
3. Pasar diluar Tanggamus. 3. Hama dan penyakit
tanaman.
4. Potensi usaha sektor 4. Iklim investasi kurag
penunjang pertanian. kondusif.
5. Pengembangan pariwisata 5. Belum adanya standarisasi
dan olah raga. kualitas produk.
6. Iklim dan curah hujan. 6. Harga produk impor lebih
rendah dari produk lokal.
7. Kondisi geografis. 7. Keterbatasan dana.
8. Peran pengusaha dalam
pengembangan UKM.
9. Regulasi ketahanan pangan
nasional.
10. Pembangunan Pelabuhan
Batu Balai.
11. Pembangunan Jalan Lintas
Barat.
12. Desentralisasi pajak.
13. Transfer dana dari
pemerintah pusat ke
pemerintah daerah.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 51


No. Peluang (Opportunity) Ancaman (Threat)

3. Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan

1. Otonomi Daerah. 1. Kepastian hukum rendah.


2. Partisipasi Parpol, LSM, 2. Tumpang tindih
Ormas dan Pers. kewenangan.
3. Peningkatan kemampuan 3. Diskontinuitas program
aparatur pemerintah. pembangunan.
4. Pelaksanaan perancangan 4. KKN.
karier.

4. Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang

1. Terencananya Pola 1. Tumpang tindihnya


Pemanfaatan Ruang. kebijakan pembangunan
dibidang Tata Ruang.
2. Terencananya Kawasan 2. Lemahnya tingkat
Budidaya dan Kawasan pengawasan dan
Lindung. pengendalian ruang.
3. Membuka Peluang Investasi 3. Pengembangan
di Kawasan Gisting dan Infrastruktur yang tidak
Kawasan Wisata. mendukung pengembangan
kawasan.

5. Bidang Ketertiban dan Ketenteraman

1. Peningkatan kemampuan 1. Tingkat kriminalitas.


aparatur keamanan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 52


2.5 STRATEGI DAN PROGRAM STRATEGIS

Setelah dilakukan Analisis Lingkungan Strategis, selanjutnya menentukan


Strategi dan Program Strategis yaitu :

2.5.1 Strategi

Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan berdasarkan nilai dari Internal


Factor Anaysis Summary (IFAS) dan External Factor Analysis Summary
(EFFAS), tahapan pembangunan yang dilakukan oleh Kabupaten Tanggamus
untuk jangka 20 tahun kedepan adalah dengan menggunakan strategi
sebagai berikut :

 Pada lima tahun pertama menggunakan S – O.

 Pada lima tahun kedua menggunakan strategi W – O.

 Pada lima tahun ketiga menggunakan strategi S – T.

 Pada lima tahun keempat menggunakan strategi W – T.

Membuat strategi adalah menggabungkan elemen internal dengan eksternal


sehingga didapatkan empat alternatif strategi sebagai berikut
(Naning I Soesilo, 2002) :

2.5.1.1 Strategi S – O

Strategi ini adalah yang paling murah karena dengan


bekal yang paling sedikit dapat didorong kekuatan yang
sudah ada untuk maju (mengandalkan keunggulan komparatif).
Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 53
Pertimbangan yang dipakai adalah pendekatan Utilitarian yang berupaya
memaksimalkan utility atau tingkat institusi dari kekuatan dan kesempatan
yang telah ada untuk pertumbuhan.

2.5.1.1.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama

(1) Kekuatan
Pada Bidang Sosial Budaya dan Agama yang menjadi kekuatan dalam
rangka pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang
adalah :

a) Struktur umur produktif besar.

b) Keberagaman etnis, agama dan budaya.

c) Derajat kesehatan naik.

d) Toleransi beragama masyarakat cukup tinggi.

(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Sosial Budaya dan Agama yaitu :

a) Bantuan dana pendidikan (BOS).

b) Bantuan dana kesehatan (GAKIN, JPS).

c) Perkembangan budaya.

d) Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan.

e) Desentralisasi pendidikan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 54


(3) Strategi
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan peluang pada Bidang Sosial
Budaya dan Agama sehingga mampu mendukung pembangunan
jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai dengan strategi
sebagai berikut :

a) Optimalkan bantuan dana serta peningkatan pelayanan


pendidikan dan kesehatan.

b) Ciptakan lapangan kerja baru.

c) Kembangkan budaya lokal.

2.5.1.1.2 Bidang Ekonomi

(1) Kekuatan
Pada Bidang Ekonomi yang menjadi kekuatan dalam rangka
pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang adalah :

a) Lahan Pertanian yang luas.

b) Lapangan Usaha mayoritas di bidang pertanian.

c) Keberagaman komoditas pertanian.

d) Luas lahan perikanan.

e) Potensi objek wisata dan olah raga.

f) Potensi kekayaan alam.

g) Ketersediaan bahan baku industri.

h) Adanya peningkatan PAD.

i) Wajib pajak dan objek pajak.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 55


(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Ekonomi yaitu :

a) Potensi pengembangan produksi pertanian.

b) Perkembangan teknologi pertanian.

c) Pasar diluar Tanggamus.

d) Potensi usaha sektor penunjang pertanian.

e) Pengembangan pariwisata dan olah raga.

f) Iklim dan curah hujan.

g) Kondisi geografis.

h) Peran pengusaha dalam pengembangan UKM.

i) Regulasi ketahanan pangan nasional.

j) Pembangunan Pelabuhan Batu Balai.

k) Pembangunan Jalan Lintas Barat.

l) Desentralisasi pajak.

m) Transfer dana dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

(3) Strategi
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan peluang pada Bidang Ekonomi
sehingga mampu mendukung pembangunan jangka panjang
Kabupaten Tanggamus dapat dicapai dengan strategi sebagai berikut :
a) Ekstensifikasi dan Intensifikasi sektor-sektor pertanian.

b) Diversifikasi produk hasil pertanian untuk melakukan ekspansi


pasar melalui kemitraan strategis.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 56


c) Memanfaatkan kondisi geografis dan potensi kekayaan alam
melalui pengembangan agrobisnis, agroindustri dan pariwisata
untuk mengakselerasi pembangunan.

d) Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak.

2.5.1.1.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan

(1) Kekuatan
Pada Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan yang menjadi
kekuatan dalam rangka pembangunan jangka panjang 20 tahun yang
akan datang adalah :

a) Keharmonisan hubungan lembaga eksekutif dan legislatif.

b) Tingginya partisipasi masyarakat dalam momen politik.

c) Tupoksi jelas.

d) Jumlah PNS mayoritas Strata 1.

(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan yaitu :

a) Otonomi Daerah.

b) Partisipasi Parpol, LSM, Ormas dan Pers.

c) Peningkatan kemampuan aparatur.

d) Pelaksanaan perancangan karier.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 57


(3) Strategi
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan peluang pada Bidang Politik,
Hukum dan Pemerintahan sehingga mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan strategi sebagai berikut :

a) Pertahankan dan tingkatkan profesionalisme hubungan antara


eksekutif dan legislatif.

b) Pertahankan dan tingkatkan partisipasi politik masyarakat.

c) Pertahankan dan tingkatkan kinerja aparatur pemda dengan


memperhatikan kualitas calon pegawai, melaksanakan diklat
secara periodik, melaksanaan tertib administratif kepegawaian,
didukung fasilitas kantor yang memadai dan dibarengi system
pengawasan melekat (Waskat).

2.5.1.1.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang

(1) Kekuatan
Pada Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang yang menjadi kekuatan
dalam rangka pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan
datang adalah :

a) Perda RTRW Nomor 4 Tahun 2005.

b) Batutegi sebagai Kawasan Andalan Propinsi Lampung.

c) Kawasan Gisting sebagai Kawasan Agropolitan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 58


d) Kawasan Batu Balai sebagai Kawasan Pengembangan Pelabuhan
Laut.

e) Perencanaan Tata Ruang Kecamatan.

f) Perencanaan Kawasan Wisata.

(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang yaitu :

a) Terencananya Pola Pemanfaatan Ruang.

b) Terencananya Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung.

c) Membuka Peluang Investasi di Kawasan Gisting dan Kawasan


Wisata.

(3) Strategi
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan peluang pada Bidang
Kewilayahan dan Tata Ruang sehingga mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan strategi sebagai berikut :

a) Memanfaatkan potensi kawasan andalan dan kondisi geografis


melalui pengembangan kewilayahanan dan tata ruang untuk
mendukung akselerasi pembangunan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 59


2.5.1.1.5 Bidang Ketertiban dan Ketenteraman

(1) Kekuatan
Pada Bidang Ketertiban dan Ketenteraman yang menjadi kekuatan
dalam rangka pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan
datang adalah :
a) Kondusifnya keamanan.
b) Partisipasi masyarakat dalam menciptakan ketertiban dan
Ketenteraman.

(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Ketertiban dan Ketenteraman yaitu :

a) Peningkatan kemampuan aparatur keamanan.

(3) Strategi
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan peluang pada Bidang
Ketertiban dan Ketenteraman sehingga mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan strategi sebagai berikut :

a) Pertahankan dan tingkatkan partisipasi masyarakat dalam


rangka menciptakan ketertiban dan Ketenteraman di
lingkungan sekitar.

b) Pertahankan dan tingkatkan profesionalisme aparatur


keamanan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 60


2.5.1.2 Strategi S – T

Strategi ini adalah yang agak lebih mahal karena dengan bekal yang paling
sedikit dapat diatasi ancaman yang sudah ada untuk maju sehingga harus
dilakukan mobilisasi.

Pertimbangan yang dipakai adalah semi pendekatan Utilitarian yang


berupaya memaksimalkan utility institusi dari kekuatan tetapi juga berhati-
hati dalam menghadapi ancaman strategi diversifikasi. Mobilisasi issue
menghadapi dua pilihan yaitu :

 Melawan ancaman, memelihara status quo (tak bergeming).

 Merubah ancaman jadi kesempatan atau merubah status quo.

2.5.1.2.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama

(1) Kekuatan
Pada Bidang Sosial Budaya dan Agama yang menjadi kekuatan dalam
rangka pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang
adalah :

a) Struktur umur produktif besar.

b) Keberagaman etnis, agama dan budaya.

c) Derajat kesehatan naik.

d) Toleransi beragama masyarakat cukup tinggi.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 61


(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Sosial Budaya dan Agama yaitu :

a) Dampak negatif pembangunan.

b) Pemerataan pertumbuhan ekonomi penduduk.

c) Timbulnya konflik sosial.

d) Kerusakan lingkungan.

e) Keterbatasan dana pendidikan & kesehatan.

(3) Strategi
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan menghadapi ancaman pada
Bidang Sosial Budaya dan Agama agar mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan strategi sebagai berikut :

a) Tingkatkan toleransi keberagamaan.

b) Tingkatkan kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan


guna meminimalisir kerusakan.
c) Optimalkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan
pembangunan.

d) Tekan tingkat konflik sosial dengan pemerataan hasil


pembangunan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 62


2.5.1.2.2 Bidang Ekonomi

(1) Kekuatan
Pada Bidang Ekonomi yang menjadi kekuatan dalam rangka
pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang adalah :
a) Lahan Pertanian yang luas.
b) Lapangan Usaha mayoritas di bidang pertanian.
c) Keberagaman komoditas pertanian.
d) Luas lahan perikanan.
e) Potensi objek wisata dan olah raga.
f) Potensi kekayaan alam.
g) Ketersediaan bahan baku industri.
h) Adanya peningkatan PAD.
i) Wajib pajak dan objek pajak.

(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Ekonomi yaitu :
a) Fluktuasi harga komoditas pertanian.
b) Persaingan antar daerah.
c) Hama dan penyakit tanaman.
d) Iklim investasi kurag kondusif.
e) Belum adanya standarisasi kualitas produk.
f) Harga produk impor lebih rendah dari produk lokal.
g) Keterbatasan dana.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 63


(3) Strategi
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan menghadapi ancaman pada
Bidang Ekonomi agar mampu mendukung pembangunan jangka
panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai dengan strategi sebagai
berikut :

a) Tingkatkan iklim investasi yang kondusif.

b) Minimalkan kesenjangan sosial ekonomi masyarakat melalui


pemberdayaan ekonomi masyarakat.

c) Meningkatkan dan melindungi potensi sumber-sumber


pendapatan daerah dan peningkatan kualitas pelayanan kepada
masyarakat, khususnya guna mendukung kinerja pembangunan
keuangan daerah.

2.5.1.2.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan

(1) Kekuatan
Pada Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan yang menjadi
kekuatan dalam rangka pembangunan jangka panjang 20 tahun yang
akan datang adalah :
a) Keharmonisan hubungan lembaga eksekutif dan legislatif.
b) Tingginya partisipasi masyarakat dalam momen politik.
c) Tupoksi jelas.
d) Jumlah PNS mayoritas Strata 1.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 64


(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan yaitu :
a) Kepastian hukum rendah.
b) Tumpang tindihnya kewenangan.
c) Diskontinuitas program pembangunan.
d) KKN.

(3) Strategi
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan menghadapi ancaman pada
Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan sehingga mampu
mendukung pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus
dapat dicapai dengan strategi sebagai berikut :

a) Tingkatkan peran eksekutif dan legislatif dalam pengawasan


pelaksanaan penegakan hukum.

b) Tingkatkan kapabilitas dan responsibilitas aparatur pemerintah


dalam menjalankan kontinuitas program pembangunan.

2.5.1.2.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang

(1) Kekuatan
Pada Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang yang menjadi kekuatan
dalam rangka pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan
datang adalah :

a) Perda RTRW Nomor 4 Tahun 2005.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 65


b) Batutegi sebagai Kawasan Andalan Propinsi Lampung.

c) Kawasan Gisting sebagai Kawasan Agropolitan.

d) Kawasan Batu Balai sebagai Kawasan Pengembangan Pelabuhan


Laut.

e) Perencanaan Tata Ruang Kecamatan.

f) Perencanaan Kawasan Wisata.

(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang yaitu :

a) Tumpang tindihnya kebijakan pembangunan dibidang Tata


Ruang.

b) Lemahnya tingkat pengawasan dan pengendalian ruang.

c) Pengembangan infrastruktur yang tidak mendukung


pengembangan kawasan.

(3) Strategi
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan menghadapi ancaman pada
Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang agar mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan strategi sebagai berikut :
a) Tingkatkan pengawasan dan pengendalian ruang.
b) Optimalkan perencanaan kawasan andalan yang didukung dengan
pengembangan infrastruktur yang sesuai.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 66


2.5.1.2.5 Bidang Ketertiban dan Ketenteraman

(1) Kekuatan
Pada Bidang Ketertiban dan Ketenteraman yang menjadi kekuatan
dalam rangka pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan
datang adalah :
a) Kondusifnya keamanan.
b) Partisipasi masyarakat dalam menciptakan ketertiban dan
Ketenteraman.

(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Ketertiban dan Ketenteraman yaitu :

a) Tingkat kriminalitas.

(3) Strategi
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan menghadapi ancaman pada
Bidang Ketertiban dan Ketenteraman agar mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan strategi sebagai berikut :

a) Tingkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam mendukung


terciptanya ketertiban dan Ketenteraman dilingkungan sekitar
tempat tinggal.

b) Tekan tingkat kriminalistas

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 67


2.5.1.3 Strategi W – O

Strategi ini adalah strategi investasi atau divestasi yang juga agak lebih sulit
karena orientasinya adalah memihak pada kondisi yang paling lemah tetapi
dimanfaatkan untuk menangkap peluang atau disebut juga strategi dengan
orientasi putar balik. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan
pertumbuhan tapi dari yang terlemah atau pendekatan Rawlsian yaitu bahwa
ada upaya institusi untuk mengutamakan pemerataan (investasi) atau
subsidi (divestasi). Dalam hal ini investasi/divestasi memiliki tiga pilihan,
yaitu :
 Melakukan investasi diprogram yang menjadi titik lemah yaitu dengan
cara merubahnya menjadi kuat sehingga memiliki keunggulan
komparatif.
 Divestasi (tak melakukan investasi) sehingga kesempatan tersebut
menjadi hilang.
 Status quo, tunggu dulu sampai situasi membaik.

2.5.1.3.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Sosial Budaya dan Agama terdapat kelemahan yang harus
diatasi yaitu :

a) Sebaran jumlah penduduk tidak merata.

b) Tingkat pertumbuhan penduduk rendah.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 68


c) Tingkat pendidikan rendah.

d) Jumlah dan distribusi fasilitas & tenaga kesehatan.

e) Jumlah dan distribusi fasilitas tenaga pendidik.

f) Minimnya program pemberdayaan pemuda dan perempuan.

g) Rendahnya tingkat upah buruh.

(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Sosial Budaya dan Agama yaitu :

a) Bantuan dana pendidikan (BOS).

b) Bantuan dana kesehatan (GAKIN, JPS).

c) Perkembangan budaya.

d) Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan.

e) Desentralisasi pendidikan.

(3) Strategi
Untuk mengatasi kelemahan dan mengoptimalkan peluang pada
Bidang Sosial Budaya dan Agama agar mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan strategi sebagai berikut :

a) Penambahan jumlah fasilitas pendidikan dan jumlah tenaga


pendidikan yang terdistribusi secara proporsional.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 69


b) Penambahan jumlah fasilitas kesehatan dan jumlah tenaga
kesehatan yang terdistribusi secara proporsional.

c) Tingkatkan program pemberdayaan pemuda dan perempuan


untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan
dan pengawasan pembangunan.

d) Tingkatkan kesejahteraan buruh dan PNS.

2.5.1.3.2 Bidang Ekonomi

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Ekonomi terdapat kelemahan yang harus diatasi yaitu :

a) Sarana dan prasarana irigasi.

b) Distribusi hasil pertanian.

c) Kualitas hasil pertanian.

d) Lemahnya penguasaan teknologi.

e) Kurangnya pendampingan petani.

f) Daya dukung utilitas dasar.

g) Pendapatan perkapita masih rendah.

h) Pengelolaan kekayaan daerah lemah.

i) PAD kecil.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 70


(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Ekonomi yaitu :
a) Potensi pengembangan produksi pertanian.
b) Perkembangan teknologi pertanian.
c) Pasar diluar Tanggamus.
d) Potensi usaha sektor penunjang pertanian.
e) Pengembangan pariwisata dan olah raga.
f) Iklim dan curah hujan.
g) Kondisi geografis.
h) Peran pengusaha dalam pengembangan UKM.
i) Regulasi ketahanan pangan nasional.
j) Pembangunan Pelabuhan Batu Balai.
k) Pembangunan Jalan Lintas Barat.
l) Desentralisasi pajak.
m) Transfer dana dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

(3) Strategi
Untuk mengatasi kelemahan dan mengoptimalkan peluang pada
Bidang Ekonomi agar mampu mendukung pembangunan jangka
panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai dengan strategi sebagai
berikut :

a) Tingkatka kualitas serta kuantitas sarana dan prasarana pertanian


dengan ditopang oleh teknologi tepat guna untuk memaksimalkan
produksi pertanian.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 71


b) Tingkatkan peran aktif pemerintah dalam melakukan
pendampingan kepada petani.

c) Tingkatkan kuantitas dan kualitas infrastrukur dalam menunjang


kegiatan ekonomi.

d) Tingkatkan pengelolaan kekayaan daerah dan optimalisasi Pos-pos


Penerimaan Daerah (PAD, DAU dan DAK).

2.5.1.3.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan terdapat kelemahan yang
harus diatasi yaitu :

a) Kedewasaan/kematangan politik masyarakat rendah.

b) Parpol belum berfungsi dengan baik.

c) Tingkat kesadaran hukum yang rendah.

d) Rentang kendali yang jauh antara pusat pemerintahan dengan


pusat perekonomian.

e) Kurang data base.

f) Penempatan pegawai.

g) Kompetensi yang belum mendukung pelaksanaan tugas.

h) Tingkat kesejahteraan pegawai negeri.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 72


(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan yaitu :

a) Otonomi Daerah.

b) Partisipasi Parpol, LSM, Ormas dan Pers.

c) Peningkatan kemampuan aparatur.

d) Pelaksanaan perancangan karier.

(3) Strategi
Untuk mengatasi kelemahan dan mengoptimalkan peluang pada
Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan agar mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan strategi sebagai berikut :

a) Tingkatkan peran Parpol, Ormas dan Pers dalam pendidikan


politik bagi masyarakat.

b) Tegakkan supremasi hukum yang ditopang dengan peningkatan


kesadaran hukum masyarakat.

c) Benahi sistem kepegawaian, ada kesesuaian penempatan pegawai


antara latar belakang pendidikan dan jenis pekerjaan, ada
kesesuaian jabatan struktural dengan ketersediaan SDM dan
peningkatan kedisiplinan pegawai.

d) Sediakan jaringan teknologi informasi, data base, dan jaringan


informasi data yang memadai.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 73


2.5.1.3.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang terdapat kelemahan yang harus
diatasi yaitu :
a) Potensi Sumber Daya Alam yang tidak merata.
b) Kesenjangan antar wilayah perkotaan dengan perdesaan.
c) Menurunnya kualitas dan kuantitas sumber daya hutan.

(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang yaitu :
a) Terencananya Pola Pemanfaatan Ruang.
b) Terencananya Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung.
c) Membuka Peluang Investasi di Kawasan Gisting dan Kawasan
Wisata.

(3) Strategi
Untuk mengatasi kelemahan dan mengoptimalkan peluang pada
Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang agar mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan strategi sebagai berikut :

a) Menekan kesenjangan antar wilayah dengan mengoptimalkan


peluang pengembangan kawasan terpadu yang didukung dengan
pola pemanfaatan ruang yang terencana dengan baik.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 74


2.5.1.3.5 Bidang Ketertiban dan Ketenteraman

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Ketertiban dan Ketenteraman terdapat kelemahan yang harus
diatasi yaitu :

a) Jumlah dan distribusi aparatur keamanan yang tidak merata.

b) Kurangnya fasilitas yang mendukung keamanan masyarakat.

(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Ketertiban dan Ketenteraman yaitu :

a) Peningkatan kemampuan aparatur keamanan.

(3) Strategi
Untuk mengatasi kelemahan dan mengoptimalkan peluang pada
Bidang Ketertiban dan Ketenteraman sehingga mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan strategi sebagai berikut :

a) Ciptakan ketertiban dan keamanan dengan meningkatkan jumlah


dan distribusi fasilitas dan aparatur keamanan serta ditopang
dengan peningkatan profesionalisme aparatur keamanan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 75


2.5.1.4 Strategi W – T

Strategi ini adalah strategi yang paling sulit karena orientasinya adalah
memihak pada kondisi yang paling lemah atau paling terancam sehingga
yang dilakukan adalah mengontrol kerusakan agar tidak lebih parah
(deffensif). Pendekatan yang dipakai untuk meminimalkan sesuatu yang
membawa kerugian akibat adanya kelemahan dan ancaman.

2.5.1.4.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Sosial Budaya dan Agama terdapat kelemahan yang harus
diatasi yaitu :

a) Sebaran jumlah penduduk tidak merata.

b) Tingkat pertumbuhan penduduk rendah.

c) Tingkat pendidikan rendah.

d) Jumlah dan distribusi fasilitas & tenaga kesehatan.

e) Jumlah dan distribusi fasilitas & tenaga pendidik.

f) Minimnya program pemberdayaan pemuda dan perempuan.

g) Rendahnya tingkat upah buruh.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 76


(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Sosial Budaya yaitu :
a) Dampak negatif pembangunan.
b) Pemerataan pertumbuhan ekonomi penduduk.
c) Timbulnya konflik sosial.
d) Kerusakan lingkungan.
e) Keterbatasan dana pendidikan & kesehatan.

(3) Strategi
Untuk mengatasi kelemahan dan menghadapi ancaman pada Bidang
Sosial Budaya agar mampu mendukung pembangunan jangka panjang
Kabupaten Tanggamus dapat dicapai dengan strategi sebagai berikut :
a) Efisienkan dana bantuan pendidikan dan kesehatan.
b) Menyusun kebijakan ketenagakerjaan secara komprehensif yang
dapat menciptakan keadilan antara pengusaha dan buruh.
c) Menyusun kebijakan pembangunan berkelanjutan yang ramah
lingkungan.

2.5.1.4.2 Bidang Ekonomi

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Ekonomi terdapat kelemahan yang harus diatasi yaitu :

a) Sarana dan prasarana irigasi.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 77


b) Distribusi hasil pertanian.

c) Kualitas hasil pertanian.

d) Lemahnya penguasaan teknologi.

e) Kurangnya pendampingan petani.

f) Daya dukung utilitas dasar.

g) Pendapatan perkapita masih rendah.

h) Pengelolaan kekayaan daerah lemah.

i) PAD kecil.

(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Ekonomi yaitu :

a) Fluktuasi harga komoditas pertanian.

b) Persaingan antar daerah.

c) Hama dan penyakit tanaman.

d) Iklim investasi kurag kondusif.

e) Belum adanya standarisasi kualitas produk.

f) Harga produk impor lebih rendah dari produk lokal.

g) Keterbatasan dana.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 78


(3) Strategi
Untuk mengatasi kelemahan dan menghadapi ancaman pada Bidang
Ekonomi agar mampu mendukung pembangunan jangka panjang
Kabupaten Tanggamus dapat dicapai dengan strategi sebagai berikut :

a) Melakukan pembinaan terhadap sentra pertanian, jasa dan


perdagangan guna meningkatkan daya saing.

b) Mempersiapkan Kabupaten Tanggamus sebagai wilayah yang


ekonominya ditopang sektor pertanian.

c) Menjaga stabilitas harga dan menetapkan standarisasi produksi


hasil pertanian.

d) Efisienkan penggunaan anggaran.

2.5.1.4.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan terdapat kelemahan yang
harus diatasi yaitu :

a) Kedewasaan/kematangan politik masyarakat rendah.

b) Parpol belum berfungsi dengan baik.

c) Tingkat kesadaran hukum yang rendah.

d) Rentang kendali yang jauh antara pusat pemerintahan dengan


pusat perekonomian.

e) Kurang data base.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 79


f) Penempatan pegawai.

g) Kompetensi yang belum mendukung pelaksanaan tugas.

h) Tingkat kesejahteraan pegawai negeri.

(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan yaitu :

a) Kepastian hukum rendah.

b) Tumpang tindih kewenangan.

c) Diskontinuitas program pembangunan.

d) KKN.

(3) Strategi
Untuk mengatasi kelemahan dan menghadapi ancaman pada Bidang
Politik, Hukum dan Pemerintahan agar mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan strategi sebagai berikut :

a) Melakukan penelitian untuk mendukung pembangunan Bidang


Politik, Hukum dan Pemerintahan Kabupaten Tanggamus.

b) Tingkatkan kesejahteraan pegawai guna menekan tindak KKN.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 80


2.5.1.4.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang terdapat kelemahan yang harus
diatasi yaitu :
a) Potensi Sumber Daya Alam yang tidak merata.
b) Kesenjangan antar wilayah perkotaan dengan perdesaan.
c) Menurunnya kualitas dan kuantitas sumber daya hutan.

(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang yaitu :
a) Tumpang tindihnya kebijakan pembangunan dibidang Tata
Ruang.
b) Lemahnya tingkat pengawasan dan pengendalian ruang.
c) Pengembangan infrastruktur yang tidak mendukung
pengembangan kawasan.

(3) Strategi
Untuk mengatasi kelemahan dan menghadapi ancaman pada Bidang
Kewilayahan dan Tata Ruang agar mampu mendukung pembangunan
jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai dengan strategi
sebagai berikut :
a) Menyusun kebijakan pengembangan wilayah dan tata ruang yang
memperhatikan potensi sumber daya yang dimiliki oleh setiap
kawasan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 81


2.5.1.4.5 Bidang Ketertiban dan Ketenteraman

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Ketertiban dan Ketenteraman terdapat kelemahan yang harus
diatasi yaitu :

a) Jumlah dan distribusi aparatur keamanan yang tidak merata.

b) Kurangnya fasilitas yang mendukung keamanan masyarakat.

(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Ketertiban dan Ketenteraman yaitu :

a) Tingkat kriminalistas.

(3) Strategi
Untuk mengatasi kelemahan dan menghadapi ancaman pada Bidang
Ketertiban dan Ketenteraman agar mampu mendukung pembangunan
jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai dengan strategi
sebagai berikut :

a) Menekan tingkat kriminalistas dengan meningkatkan jumlah dan


distribusi aparatur keamanan yang merata disetiap wilayah.

b) Menyediakan fasiltas keamanan yang memadai.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 82


2.5.2 Program

Untuk dapat mencapai arah pembangunan jangka panjang yang diinginkan,


maka dirancanglah program-program yang mendukung. Program-program
ini adalah serangkaian program strategis yang didalamnya mencakup arah
kebijakan, program dan kegiatan. Serangkaian program strategis ini disusun
berdasarkan kebutuhan untuk mencapai tujuan.

Tahap penyusunan program strategis tersebut tidak dapat dipisahkan dari


proses Analisis Lingkungan Strategis yang terdiri dari Analisis Lingkungan
Internal (ALI) dan Analisis Lingkungan Eksternal (ALE). Kemudian dari
proses analisis diatas langlah selanjutnya adalah menyusun Interaksi Anlisis
Lingkungan Internal dan Eksternal.

Analisis Lingkungan Internal terdiri dari Strength (S) atau Kekuatan,


Weakness (W) atau Kelemahan. Sedangkan Analisis Eksternal terdiri dari
Opportunity (O) atau Kesempatan/Peluang, Threath (T) atau Ancaman. Jadi,
Interaksi Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal adalah serangkaian
proses kombinasi dari keduanya yakni lingkungan internal dan lingkungan
eksternal, atau biasa disebut dengan Analisis SWOT. S adalah kekuatan
internal yang dimiliki Kabupaten Tanggamus, W merupakan kelemahan
internal yang dimiliki oleh Kabupaten Tanggamus. O adalah peluang yang
berasal dari kondisi eksternal Kabupaten Tanggamus, sedangkan
T merupakan ancaman yang berasal dari eksternal Kabupaten Tanggamus.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 83


Dari analisis SWOT ini selanjutnya dirangkum melalui analisis program.
Langkah ini dilakukan untuk menentukan prioritas program. Penentuan
program prioritas ini berdasarkan analisis yang disusun dengan membagi
menjadi :

2.5.2.1 Program S – O

Program S – O merupakan program yang diturunkan dari Strategi S – O.


Program ini menggambarkan keunggulan komparatif (comparative
advantage).

Titik tekan dari Program S – O adalah memaksimumkan utility dengan


melakukan kombinasi antara kekuatan dan peluang yang dimiliki. Melalui
kombinasi ini pertumbuhan dari utilitarian akan mudah terlaksana, karena
kekuatan institusi dipadukan dengan peluang atau kesempatan yang harus
cepat dan tanggap diturunkan menjadi program.

Dikatakan paling mudah karena perpaduan pendekatan tersebut lebih


mudah untuk dilaksanakan disebabkan oleh potensi-potensi yang dimiliki
sebagai instrumen kekuatan Kabupaten Tanggamus dalam pembangunan
jangka panjang. Melalui potensi ini, timbullah peluang yang merupakan
faktor eksternal dan harus cepat diambil alih. Karena kombinasi inilah maka
Program S – O ini disebut Area Competitive Advantage.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 84


2.5.2.1.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama

(1) Kekuatan
Pada Bidang Sosial Budaya dan Agama yang menjadi kekuatan dalam
rangka pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang
adalah :
a) Struktur umur produktif besar.
b) Keberagaman etnis, agama dan budaya.
c) Derajat kesehatan naik.
d) Toleransi beragama masyarakat cukup tinggi.

(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Sosial Budaya dan Agama yaitu :
a) Bantuan dana pendidikan (BOS).
b) Bantuan dana kesehatan (GAKIN, JPS).
c) Perkembangan budaya.
d) Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan.
e) Desentralisasi pendidikan.

(3) Program
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan peluang pada Bidang Sosial
Budaya dan Agama sehingga mampu mendukung pembangunan
jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai dengan program
sebagai berikut :

a) Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 85


b) Penyaluran dana bantuan pendidikan dan kesehatan yang tepat
sasaran, lebih mudah dan transparan.

c) Pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja.

d) Pembinaan masyarakat adat Tanggamus.

e) Pelestarian kebudayaan lokal.

2.5.2.1.2 Bidang Ekonomi

(1) Kekuatan
Pada Bidang Ekonomi yang menjadi kekuatan dalam rangka
pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang adalah :

a) Lahan Pertanian yang luas.

b) Lapangan Usaha mayoritas di bidang pertanian.

c) Keberagaman komoditas pertanian.

d) Luas lahan perikanan.

e) Potensi objek wisata dan olah raga.

f) Potensi kekayaan alam.

g) Ketersediaan bahan baku industri.

h) Adanya peningkatan PAD.

i) Wajib pajak dan objek pajak.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 86


(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Ekonomi yaitu :

a) Potensi pengembangan produksi pertanian.

b) Perkembangan teknologi pertanian.

c) Pasar diluar Tanggamus.

d) Potensi usaha sektor penunjang pertanian.

e) Pengembangan pariwisata dan olah raga.

f) Iklim dan curah hujan.

g) Kondisi geografis.

h) Peran pengusaha dalam pengembangan UKM.

i) Regulasi ketahanan pangan nasional.

j) Pembangunan Pelabuhan Batu Balai.

k) Pembangunan Jalan Lintas Barat.

l) Desentralisasi pajak.

m) Transfer dana dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

(3) Program
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan peluang pada Bidang Ekonomi
sehingga mampu mendukung pembangunan jangka panjang
Kabupaten Tanggamus dapat dicapai dengan program sebagai
berikut :

a) Penciptaan Komoditas Unggulan dan sektor-sektor pertanian.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 87


b) Alih fungsi lahan yang tidak produktif kelahan produktif.

c) Diversifikasi produk sektor-sektor pertanian.

d) Kemitraan strategis antara pemerintah daerah, pengusaha dan


petani.

e) Pengembangan agrobisnis, agroindustri, pariwisata dan olah raga.

f) Penggalangan investasi padat karya.

g) Pelatihan-pelatihan kewirausahaan.

h) Pendataan ulang wajib pajak melalui sistem yang mutakhir.

i) Penggalian potensi-potensi objek pajak/retribusi.

2.5.2.1.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan

(1) Kekuatan
Pada Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan yang menjadi
kekuatan dalam rangka pembangunan jangka panjang 20 tahun yang
akan datang adalah :

a) Keharmonisan hubungan lembaga eksekutif dan legislatif.

b) Tingginya partisipasi masyarakat dalam momen politik.

c) Tupoksi jelas.

d) Jumlah PNS mayoritas Strata 1.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 88


(2) Peluang

Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada


Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan yaitu :

a) Otonomi Daerah.

b) Partisipasi Parpol, LSM, Ormas dan Pers.

c) Peningkatan kemampuan aparatur.

d) Pelaksanaan perancangan karier.

(3) Program

Untuk mengoptimalkan kekuatan dan peluang pada Bidang Politik,


Hukum dan Pemerintahan sehingga mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan program sebagai berikut :

a) Peningkatan profesionalisme fungsi dan peran eksekutif - legislatif.

b) Pendidikan politik bagi masyarakat.

c) Penerapan standar minimal kualitas calon PNS.

d) Pendidikan dan pelatihan secara periodik bagi PNS.

e) Penambahan fasilitas kantor-kantor pemerintahan sesuai denga


kebutuhan.

f) Peningkatan pengawasan melekat.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 89


2.5.2.1.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang

(1) Kekuatan
Pada Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang yang menjadi kekuatan
dalam rangka pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan
datang adalah :

a) Perda RTRW Nomor 4 Tahun 2005.

b) Batutegi sebagai Kawasan Andalan Propinsi Lampung.

c) Kawasan Gisting sebagai Kawasan Agropolitan.

d) Kawasan Batu Balai sebagai Kawasan Pengembangan Pelabuhan


Laut.

e) Perencanaan Tata Ruang Kecamatan.

f) Perencanaan Kawasan Wisata.

(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang yaitu :

a) Terencananya Pola Pemanfaatan Ruang.

b) Terencananya Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung.

c) Membuka Peluang Investasi di Kawasan Gisting dan Kawasan


Wisata.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 90


(3) Program
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan peluang pada Bidang
Kewilayahan dan Tata Ruang sehingga mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan program sebagai berikut :

a) Pengembangan potensi kawasan andalan guna mendukung


akselerasi pembangunan.

2.5.2.1.5 Bidang Ketertiban dan Ketenteraman

(1) Kekuatan
Pada Bidang Ketertiban dan Ketenteraman yang menjadi kekuatan
dalam rangka pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan
datang adalah :
a) Kondusifnya keamanan.
b) Partisipasi masyarakat dalam menciptakan ketertiban dan
Ketenteraman.

(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Ketertiban dan Ketenteraman yaitu :
a) Peningkatan kemampuan aparatur keamanan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 91


(3) Program
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan peluang pada Bidang
Ketertiban dan Ketenteraman sehingga mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan program sebagai berikut :

a) Peningkatan ketertiban dan keamanan yang didukung kemampuan


aparatur dan partisipasi masyarakat.

2.5.2.2 Program S – T

Program Strategis S – T adalah program investasi dan divestasi (Area


Investment/Divesment). Menggunakan analisis Strength dan Threat,
program yang melalui pola analisis ini harus memanfaatkan kekuatan dalam
mengatasi ancaman. Investasi dan divestasi adalah alternatif pilihan yang
harus dilakukan secara hati-hati, sehingga tidak terperangkap dalam
ancaman maka ancaman tersebut harus dilawan dan diubah melalui program
strategis.

2.5.2.2.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama

(1) Kekuatan

Pada Bidang Sosial Budaya dan Agama yang menjadi kekuatan dalam
rangka pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang
adalah :
a) Struktur umur produktif besar.
b) Keberagaman etnis, agama dan budaya.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 92


c) Derajat kesehatan naik.
d) Toleransi beragama masyarakat cukup tinggi.

(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Sosial Budaya dan Agama yaitu :

a) Dampak negatif pembangunan.

b) Pemerataan pertumbuhan ekonomi penduduk.

c) Timbulnya konflik sosial.

d) Kerusakan lingkungan.

e) Keterbatasan dana pendidikan & kesehatan.

(3) Program
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan menghadapi ancaman pada
Bidang Sosial Budaya dan Agama agar mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan program sebagai berikut :

a) Perayaan bersama hari-hari besar nasional dan keagamaan.

b) Penyuluhan tentang kelestarian lingkungan.

c) Penerapan sanksi yang tegas terhadap pelaku perusakan


lingkungan.

d) Pelaksanaan Musrenbang dan Jaring Asmara secara periodik.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 93


2.5.2.2.2 Bidang Ekonomi

(1) Kekuatan
Pada Bidang Ekonomi yang menjadi kekuatan dalam rangka
pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang adalah :

a) Lahan Pertanian yang luas.

b) Lapangan Usaha mayoritas di bidang pertanian.

c) Keberagaman komoditas pertanian.

d) Luas lahan perikanan.

e) Potensi objek wisata dan olah raga.

f) Potensi kekayaan alam.

g) Ketersediaan bahan baku industri.

h) Adanya peningkatan PAD.

i) Wajib pajak dan objek pajak.

(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Ekonomi yaitu :

a) Fluktuasi harga komoditas pertanian.

b) Persaingan antar daerah.

c) Hama dan penyakit tanaman.

d) Iklim investasi kurag kondusif.

e) Belum adanya standarisasi kualitas produk.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 94


f) Harga produk impor lebih rendah dari produk lokal.

g) Keterbatasan dana.

(3) Program
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan menghadapi ancaman pada
Bidang Ekonomi agar mampu mendukung pembangunan jangka
panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai dengan program
sebagai berikut :

a) Promosi investasi daerah.

b) Pembinaan UKM dan Koperasi.

c) Penggalian potensi sumber-sumber pendapatan daerah.

d) Peningkatan kemandirian sumber pembiayaan pembangunan


daerah.

e) Pemberlakuan insentif pajak (Tax Holiday) bagi investor.

2.5.2.2.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan

(1) Kekuatan
Pada Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan yang menjadi
kekuatan dalam rangka pembangunan jangka panjang 20 tahun yang
akan datang adalah :

a) Keharmonisan hubungan lembaga eksekutif dan legislatif.

b) Tingginya partisipasi masyarakat dalam momen politik.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 95


c) Tupoksi jelas.

d) Jumlah PNS mayoritas Strata 1.

(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan yaitu :

a) Kepastian hukum rendah.

b) Tumpang tindih kewenangan.

c) Diskontinuitas program pembangunan.

d) KKN.

(3) Program
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan menghadapi ancaman pada
Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan sehingga mampu
mendukung pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus
dapat dicapai dengan program sebagai berikut :

a) Peningkatan peran eksekutif dan legislatif dalam pengawasan


pelaksanaan penegakan hukum.

b) Pemberlakuan perizinan usaha satu atap.

c) Pelaksanaan evaluasi dan proyeksi pembangunan secara periodik.

d) Legalisasi program pembangunan jangka panjang.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 96


2.5.2.2.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang

(1) Kekuatan
Pada Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang yang menjadi kekuatan
dalam rangka pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan
datang adalah :

a) Perda RTRW Nomor 4 Tahun 2005.

b) Batutegi sebagai Kawasan Andalan Propinsi Lampung.

c) Kawasan Gisting sebagai Kawasan Agropolitan.

d) Kawasan Batu Balai sebagai Kawasan Pengembangan Pelabuhan


Laut.

e) Perencanaan Tata Ruang Kecamatan.

f) Perencanaan Kawasan Wisata.

(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang yaitu :

a) Tumpang tindihnya kebijakan pembangunan dibidang Tata


Ruang.

b) Lemahnya tingkat pengawasan dan pengendalian ruang.

c) Pengembangan infrastruktur yang tidak mendukung


pengembangan kawasan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 97


(3) Program
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan menghadapi ancaman pada
Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang agar mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan program sebagai berikut :
a) Perencanaan Tata Ruang Wilayah yang terpadu dan
berkelanjutan.

2.5.2.2.5 Bidang Ketertiban dan Ketenteraman

(1) Kekuatan
Pada Bidang Ketertiban dan Ketenteraman yang menjadi kekuatan
dalam rangka pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan
datang adalah :
a) Kondusifnya keamanan.

b) Partisipasi masyarakat dalam menciptakan ketertiban dan


Ketenteraman.

(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Ketertiban dan Ketenteraman yaitu :

a) Tingkat kriminalitas.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 98


(3) Program
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan menghadapi ancaman pada
Bidang Ketertiban dan Ketenteraman agar mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan program sebagai berikut :

a) Pengaktifan sistem keamanan swadaya masyarakat.

b) Pemberantasan Minuman Keras, Narkoba dan Perjudian.

2.5.2.3 Program W – O

Program W – O atau disebut juga Area Mobilization menitikberatkan


pada analisis Weakness dan Opportunity, lebih mahal dibandingkan dengan
Area Competitive Advantage. Karena pendekatan Area Mobilization adalah
gerakan yang memanfaatkan kondisi tersebut, memobilisasi isu yang ada
untuk menghadapi kelemahan dan merubahnya menjadi kuat sehingga
memiliki keunggulan.

2.5.2.3.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Sosial Budaya dan Agama terdapat kelemahan yang harus
diatasi yaitu :

a) Sebaran jumlah penduduk tidak merata.

b) Tingkat pertumbuhan penduduk rendah.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 99


c) Tingkat pendidikan rendah.

d) Jumlah dan distribusi fasilitas & tenaga kesehatan.

e) Jumlah dan distribusi fasilitas & tenaga pendidik.

f) Minimnya program pemberdayaan pemuda dan perempuan.

g) Rendahnya tingkat upah buruh.

(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Sosial Budaya dan Agama yaitu :

a) Bantuan dana pendidikan (BOS).

b) Bantuan dana kesehatan (GAKIN, JPS).

c) Perkembangan budaya.

d) Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan.

e) Desentralisasi pendidikan.

(3) Program
Untuk mengatasi kelemahan dan mengoptimalkan peluang pada
Bidang Sosial Budaya dan Agama agar mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan program sebagai berikut :

a) Penambahan jumlah fasilitas pendidikan dan jumlah tenaga


pendidikan yang terdistribusi secara proporsional.

b) Penambahan jumlah fasilitas kesehatan dan jumlah tenaga


kesehatan yang terdistribusi secara proporsional.
Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 100
c) Penyesuaian Upah Minimum Kabupaten (UMK).

d) Pemberdayaan pemuda dan perempuan dalam perencanaan dan


pengawasan pembangunan.

2.5.2.3.2 Bidang Ekonomi

(1) Kelemahan

Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada


Bidang Ekonomi terdapat kelemahan yang harus diatasi yaitu :

a) Sarana dan prasarana irigasi.

b) Distribusi hasil pertanian.

c) Kualitas hasil pertanian.

d) Lemahnya penguasaan teknologi.

e) Kurangnya pendampingan petani.

f) Daya dukung utilitas dasar.

g) Pendapatan perkapita masih rendah.

h) Pengelolaan kekayaan daerah lemah.

i) PAD kecil.

(2) Peluang

Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada


Bidang Ekonomi yaitu :

a) Potensi pengembangan produksi pertanian.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 101


b) Perkembangan teknologi pertanian.

c) Pasar diluar Tanggamus.

d) Potensi usaha sektor penunjang pertanian.

e) Pengembangan pariwisata dan olah raga.

f) Iklim dan curah hujan.

g) Kondisi geografis.

h) Peran pengusaha dalam pengembangan UKM.

i) Regulasi ketahanan pangan nasional.

j) Pembangunan Pelabuhan Batu Balai.

k) Pembangunan Jalan Lintas Barat.

l) Desentralisasi pajak.

m) Transfer dana dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

(3) Program

Untuk mengatasi kelemahan dan mengoptimalkan peluang pada


Bidang Ekonomi agar mampu mendukung pembangunan jangka
panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai dengan program
sebagai berikut :

a) Peningkatan jaringan irigasi.

b) Pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG) sektor pertanian.

c) Pembinaan dan pendampingan kepada petani.

d) Penyediaan utilitas dasar (energi/jaringan listrik dan air bersih).

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 102


e) Pembangunan dan peningkatan jaringan transportasi darat, laut
dan udara serta pembangunan sarana pariwisata dan olah raga.

f) Peningkatan pengelolaan kekayaan daerah.

2.5.2.3.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan terdapat kelemahan yang
harus diatasi yaitu :

a) Kedewasaan/kematangan politik masyarakat rendah.

b) Parpol belum berfungsi dengan baik.

c) Tingkat kesadaran hukum yang rendah.


d) Rentang kendali yang jauh antara pusat pemerintahan dengan
pusat perekonomian.
e) Kurang data base.
f) Penempatan pegawai.
g) Kompetensi yang belum mendukung pelaksanaan tugas.
h) Tingkat kesejahteraan pegawai negeri.

(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan yaitu :

a) Otonomi Daerah.

b) Partisipasi Parpol, LSM, Ormas dan Pers.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 103


c) Peningkatan kemampuan aparatur.

d) Pelaksanaan perancangan karier.

(3) Program
Untuk mengatasi kelemahan dan mengoptimalkan peluang pada
Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan agar mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan program sebagai berikut :
a) Pembinaan masyarakat dalam rangka partisipasi dibidang politik,
hukum dan pemerintahan.
b) Pembenahan sistem kepegawaian daerah.
c) Komputerisasi data base daerah.

2.5.2.3.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang terdapat kelemahan yang harus
diatasi yaitu :

a) Potensi Sumber Daya Alam yang tidak merata.

b) Kesenjangan antar wilayah perkotaan dengan perdesaan.

c) Menurunnya kualitas dan kuantitas sumber daya hutan.

d) Meningkatnya alih fungsi lahan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 104


(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang yaitu :
a) Terencananya Pola Pemanfaatan Ruang.
b) Terencananya Kawasan Budidaya dan Kawasan Lindung.
c) Membuka Peluang Investasi di Kawasan Gisting dan Kawasan
Wisata.

(3) Program
Untuk mengatasi kelemahan dan mengoptimalkan peluang pada
Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang agar mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan program sebagai berikut :
a) Perencanaan Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah hasil
Pemekaran.
b) Pengembangan Wilayah yang memperhatikan kualitas dan
kuantitas sumber daya hutan.

2.5.2.3.5 Bidang Ketertiban dan Ketenteraman

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Ketertiban dan Ketenteraman terdapat kelemahan yang harus
diatasi yaitu :
a) Jumlah dan distribusi aparatur keamanan yang tidak merata.
b) Kurangnya fasilitas yang mendukung keamanan masyarakat.
Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 105
(2) Peluang
Peluang pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Ketertiban dan Ketenteraman yaitu :
a) Peningkatan kemampuan aparatur keamanan.

(3) Program
Untuk mengatasi kelemahan dan mengoptimalkan peluang pada
Bidang Ketertiban dan Ketenteraman sehingga mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan program sebagai berikut :
a) Penambahan jumlah serta distribusi fasilitas dan aparatur
keamanan.
b) Peningkatan peran Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) dalam
mendeteksi gejala-gejala permasalahan sosial dan keresahan di
masyarakat
c) Pelaksanaan operasi terpadu untuk menangani permasalahan
keamanan dan ketertiban.

2.5.2.4 Program W – T

Program W – T merupakan Area Damage Control atau mengontrol


kerusakan, diarahkan untuk mengontrol kerusakan tersebut agar tidak lebih
hancur dan parah. Karena program ini adalah perpaduan antara Weakness
dan Threat, kondisi kelemahan ataukah ancaman yang harus ditentukan
untuk melakukan pemihakan orientasinya. Prinsip kehati-hatian inilah yang
melahirkan program strategis melalui Area Damage Control.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 106


2.5.2.4.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Sosial Budaya dan Agama terdapat kelemahan yang harus
diatasi yaitu :

a) Sebaran jumlah penduduk tidak merata.

b) Tingkat pertumbuhan penduduk rendah.

c) Tingkat pendidikan rendah.

d) Jumlah dan distribusi fasilitas & tenaga kesehatan.

e) Jumlah dan distribusi fasilitas tenaga pendidik.

f) Minimnya program pemberdayaan pemuda dan perempuan.

g) Rendahnya tingkat upah buruh.

(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Sosial Budaya dan Agama yaitu :

a) Dampak negatif pembangunan.

b) Pemerataan pertumbuhan ekonomi penduduk.

c) Timbulnya konflik sosial.

d) Kerusakan lingkungan.

e) Keterbatasan dana pendidikan & kesehatan.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 107


(3) Program
Untuk mengatasi kelemahan dan menghadapi ancaman pada Bidang
Sosial Budaya dan Agama agar mampu mendukung pembangunan
jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai dengan program
sebagai berikut :

a) Penyusunan kebijakan ketenagakerjaan secara komprehensif.

2.5.2.4.2 Bidang Ekonomi

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Ekonomi terdapat kelemahan yang harus diatasi yaitu :

a) Sarana dan prasarana irigasi.

b) Distribusi hasil pertanian.

c) Kualitas hasil pertanian.

d) Lemahnya penguasaan teknologi.

e) Kurangnya pendampingan petani.

f) Daya dukung utilitas dasar.

g) Pendapatan perkapita masih rendah.

h) Pengelolaan kekayaan daerah lemah.

i) PAD kecil.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 108


(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Ekonomi yaitu :

a) Fluktuasi harga komoditas pertanian.

b) Persaingan antar daerah.

c) Hama dan penyakit tanaman.

d) Iklim investasi kurag kondusif.

e) Belum adanya standarisasi kualitas produk.

f) Harga produk impor lebih rendah dari produk lokal.

g) Keterbatasan dana.

(3) Program
Untuk mengatasi kelemahan dan menghadapi ancaman pada Bidang
Ekonomi agar mampu mendukung pembangunan jangka panjang
Kabupaten Tanggamus dapat dicapai dengan program sebagai
berikut :

a) Penciptaan dan pembinaan sentra-sentra pertanian, jasa dan


perdagangan.

b) Penetapan harga dasar produk pertanian.

c) Penerapan Total Quality Control (TQC) dan Total Quality


Management (TQM) dalam sektor pertanian.

d) Pemberian subsidi pupuk dan bibit pada sektor pertanian.

e) Penerapan program swadana dan swakelola pemerintah daerah.

f) Efisiensi penggunaan anggaran.


Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 109
2.5.2.4.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan terdapat kelemahan yang
harus diatasi yaitu :

a) Kedewasaan/kematangan politik masyarakat rendah.

b) Parpol belum berfungsi dengan baik.

c) Tingkat kesadaran hukum yang rendah.

d) Rentang kendali yang jauh antara pusat pemerintahan dengan


pusat perekonomian.

e) Kurang data base.

f) Penempatan pegawai.

g) Kompetensi yang belum mendukung pelaksanaan tugas.

h) Tingkat kesejahteraan pegawai negeri.

(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan yaitu :

a) Kepastian hukum rendah.

b) Tumpang tindih kewenangan.

c) Diskontinuitas program pembangunan.

d) KKN.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 110


(3) Program
Untuk mengatasi kelemahan dan menghadapi ancaman pada Bidang
Politik, Hukum dan Pemerintahan agar mampu mendukung
pembangunan jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai
dengan program sebagai berikut :

a) Pengembangan riset-riset daerah.

2.5.2.4.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang terdapat kelemahan yang harus
diatasi yaitu :

a) Potensi Sumber Daya Alam yang tidak merata.

b) Kesenjangan antar wilayah perkotaan dengan perdesaan.

c) Menurunnya kualitas dan kunatitas sumber daya hutan.

d) Meningkatnya alih fungsi lahan.

(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang yaitu :

a) Tumpang tindihnya kebijakan pembangunan dibidang Tata


Ruang.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 111


b) Lemahnya tingkat pengawasan dan pengendalian ruang.
c) Pengembangan Infrastruktur yang tidak mendukung
pengembangan kawasan.

(3) Program
Untuk mengatasi kelemahan dan menghadapi ancaman pada Bidang
Kewilayahan dan Tata Ruang agar mampu mendukung pembangunan
jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai dengan program
sebagai berikut :
a) Pengembangan kawasan dengan memperhatikan pencegahan alih
fungsi lahan.

2.5.2.4.5 Bidang Ketertiban dan Ketenteraman

(1) Kelemahan
Dalam pembangunan jangka panjang 20 tahun yang akan datang pada
Bidang Ketertiban dan Ketenteraman terdapat kelemahan yang harus
diatasi yaitu :
a) Jumlah dan distribusi aparatur keamanan yang tidak merata.
b) Kurangnya fasilitas yang mendukung keamanan masyarakat.

(2) Ancaman
Ancaman pembangunan jangka panjang 20 tahun mendatang pada
Bidang Ketertiban dan Ketenteraman yaitu :

a) Tingkat kriminalitas

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 112


(3) Program
Untuk mengatasi kelemahan dan menghadapi ancaman pada Bidang
Ketertiban dan Ketenteraman agar mampu mendukung pembangunan
jangka panjang Kabupaten Tanggamus dapat dicapai dengan program
sebagai berikut :

a) Pembinaan terhadap pelaku kejahatan secara komprehensif.

Kondisi Umum Daerah dan Analisis Lingkungan Strategis 113


BAB III. VISI DAN MISI
PEMBANGUNAN KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN 2005-2025

3.1 VISI

Berdasarkan kondisi yang ada dan aspirasi rakyat yang berkembang dengan
tetap memperhatikan kebijakan pada tingkat propinsi dan nasional maka
dirumuskan cita-cita dan komitmen daerah untuk mencapai kondisi dan
suasana yang lebih baik dimasa yang akan datang, terutama untuk jangka
waktu 20 tahun mendatang dalam bentuk visi daerah.

Visi Tanggamus tahun 2005-2025 adalah “ Terwujudnya


Masyarakat Yang Sejahtera dan Tanggamus Sai
Tanggom ”.

Kata kunci visi ini adalah masyarakat yang sejahtera dan daerah sai tanggom.
Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang menjalankan agamanya
secara taat dalam suasana budaya yang kreatif dan didukung manusia yang
berkualitas. Daerah sai tanggom adalah daerah yang maju, indah, dan
berwibawa.

Visi dan Misi 114


Penduduk tanggamus memiliki ketaatan yang penuh terhadap
agamanya sehingga tercipta suasana agamis dalam tata kehidupan
masyarakat baik sosial dan politik maupun ekonomi. Tingkat pendidikan
dan kesehatan masyarakat berada pada posisi yang baik pada skala
propinsi dan nasional. Masyarakatnya berinteraksi secara dinamis dan
harmonis.

Daerah berkembang dan terus meningkat baik dibidang sosial


dan politik maupun ekonomi. Kemajuan daerah diwujudkan
pada tampilan daerah yang indah. Keindahan suasana dan kondisi
yang makin baik menjadikan daerah berwibawa baik dimata
warganya maupun pihak luar.

Visi adalah gambaran cita-cita dan komitmen bersama masyarakat


tanggamus. Karena itu, visi harus mengikat semua pihak dan menjadi
tanggungjawab bersama untuk mewujudkannya.

3.2 MISI

Visi harus diupayakan pencapaiannya. Perwujudan visi dilakukan melalui


upaya yang disebut misi. Misi adalah gambaran usaha yang akan dilakukan
untuk mewujudkan visi.

Visi dan Misi 115


Misi Tanggamus Tahun 2005-2025 adalah:

1. Membangun Manusia Yang Berkualitas Dan Agamis

Misi ini merupakan usaha untuk membangun manusia berkualitas dan


agamis sehingga memiliki daya saing yang tinggi. Kualitas manusia tercermin
pada tingkat pendidikan yang tinggi dan kesehatan yang baik. Manusia yang
agamis adalah manusia yang disiplin, berakhlak, dan memiliki etos kerja
tinggi.

2. Menata Kehidupan Sosial Yang Demokratis Dan


Harmonis

Misi ini merupakan usaha untuk menata kehidupan sosial yang demokratis
dan harmonis sehingga tercipta suasana kehidupan yang damai, nyaman,
dan dinamis. Kehidupan sosial yang demokratis tercermin pada
masyarakatnya yang berpartisipasi dalam kehidupan politik dan mentaati
hukum, lembaga-lembaga politik berjalan baik, dan berfungsinya forum-
forum publik. Kehidupan sosial yang harmonis tercermin pada
masyarakatnya yang memiliki kepedulian sosial, saling menghargai, dan suka
bekerjasama; lembaga sosial berjalan baik.

Visi dan Misi 116


3. Menata Pemerintahan Yang Bersih Dan Baik

Misi ini merupakan usaha untuk menata pemerintahan yang bersih dan baik
sehingga berkinerja baik dan dipercaya masyarakat. Pemerintahan yang
bersih tercermin pada tidak adanya penyimpangan baik dari aspek keuangan
dan kewenangan maupun administrasi serta aparaturnya disiplin.
Pemerintahan yang baik tercermin pada manajemen pemerintahan yang
transparansi, akuntabel, dan partisipatif; sumberdaya aparatur yang
berkualitas; dan sarana prasarana yang memadai

4. Mengembangkan Perekonomian Daerah Yang


Berdaya Saing Dan Berkeadilan

Misi ini merupakan upaya untuk mengembangkan perekonomian daerah


yang berdaya saing dan berkeadilan sehingga masyarakatnya dapat hidup
layak dan manusiawi serta terjaganya kelestarian sumberdaya untuk generasi
yang akan datang. Perekonomian yang berdaya saing tercermin pada
produktivitas yang tinggi, daya dukung sumberdaya dan infrastruktur
memadai, dan iklim usaha yang kondusif. Perekonomian yang berkeadilan
tercermin pada adanya aksesibilitas modal, teknologi, pasar, dan manajemen
usaha bagi usaha mikro dan kecil; berimbangnya perkembangan desa-kota;
kemitraan usaha antara pelaku besar dan kecil.

Visi dan Misi 117


BAB IV. ARAH PEMBANGUNAN
JANGKA PANJANG KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN 2005-2025

4.1 TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Tanggamus


adalah terwujudnya kehidupan sosial yang agamis dan harmonis,
kehidupan politik yang demokratis, dan kehidupan ekonomi yang adil dan
berdaya saing serta pemerintahan yang bersih dan baik.

Tujuan tersebut diwujudkan melalui pencapaian Sasaran-Sasaran Pokok


Sebagai Indikator Keberhasilan Pembangunan. Adapaun sasaran-
sasaran tersebut meliputi:

4.1.1 Sasaran Membangun Manusia yang Berkualitas dan Agamis


adalah:

a. Tingkat pendidikan masyarakat meningkat dengan sasaran indeks


pendidikan sebesar 80 dan lamanya pendidikan 12 tahun.

Arah Pembangunan 118


b. Sekolah semakin berkualitas baik SD, SLTP, SLTA dengan sasaran setiap
kecamatan memiliki sekolah berstandar nasional dan lebih dari satu
sekolah berstandar internasional
c. Angka partisipasi sekolah untuk SLTP dan SLTA mencapai 75-85%.
d. Kesehatan masyarakat semakin baik dengan sasaran indeks kelangsungan
hidup mencapai 75 tahun.
e. Pelayanan kesehatan makin baik dengan sasaran setiap kecamatan
memiliki satu puskesmas rawat inap dan puskesmas pembantu serta
rumah sakit daerah kelas B
f. Kesehatan ibu hamil dan menyusui serta balita makin baik dengan
sasaran tingkat kematian ibu melahirkan rendah, persalinan dengan
tenaga medis mencapai 80 %, dan tidak ada balita kurang gizi serta
kematian bayi rendah.
g. Agama menjadi kepribadian masyarakat yang tercermin pada nilai-nilai
agama mewarnai kehidupan setiap orang secara kental serta
terbangunnya kondisi yang menjamin setiap orang menjalankan
agamanya.

4.1.2 Sasaran Menata Kehidupan Sosial yang Demokratis dan


Harmonis adalah:

a. Dinamika politik berjalan normal dan positif yang ditandai dengan


berjalannya pendidikan politik, stabilnya partai politik, dan tumbuhnya
forum-forum publik
b. Kesadaran dan partisipasi masyarakat makin baik tercermin pada
keikutsertaan secara sadar dalam pemilihan kepala pekon, BHP, kepada
daerah, kepala negara dan pemilu.

Arah Pembangunan 119


c. Kehidupan sosial berkembang sehat yang ditandai dengan ormas yang
aktif, kepedulian sosial yang tinggi, berjalannya kerjasama dan kegiatan
gotong royong, tumbuhnya tanggungjawab sosial lembaga-lembaga bisnis
d. Kehidupan kebudayaan terus berkembang yang ditandai dengan masih
kentalnya identitas budaya dalam kehidupan, berkembang dan
tersalurkannya kreativitas masyarakat, tumbuhnya lembaga dan sanggar
seni
e. Adat istiadat dan budaya terus berkembang ditandai dengan masih
kuatnya identitas budaya, lestarinya kegiatan tradisi budaya,
berkembangnya kesenian daerah terutama budaya lokal (budaya
Lampung sai batin)

4.1.3 Sasaran Menata Pemerintahan yang Bersih dan Baik adalah

a. Pemerintah dipercaya masyarakat yang ditandai dengan stabilnya


pemerintahan dan taatnya masyarakat pada kebijakan pemerintah
b. Pemerintahan berkinerja baik yang ditandai dengan rendahnya keluhan
masyarakat, disiplin dan dedikasi aparatur yang tinggi, manajemen
pemerintahan yang efektif dan efisien
c. Pemerintahan dikelola dengan bersih yang ditandai dengan rendahnya
tingat penyimpangan keuangan, kewenangan, dan administrasi
d. Kemandirian daerah makin meningkat yang ditandai dengan makin
besarnya kontribusi PAD dalam membiayai pembangunan daerah
e. Lembaga legislatif semakin berwibawa yang ditandai dengan berjalannya
fungsi legislasi, budgeter, dan pengawasan secara baik.

Arah Pembangunan 120


4.1.4 Sasaran Mengembangkan Perekonomian Daerah yang
Berdaya Saing dan Berkeadilan adalah:

a. Perekonomian terus berkembang yang ditandai dengan meningkatnya


produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan mencapai rata-
rata diatas 5%

b. Daya saing ekonomi meningkat yang ditandai dengan daya dukung


infrastruktur memadai dan iklim usaha kondusif, serta meningkatnya
investasi

c. Kemiskinan berkurang yang ditandai dengan perluasan kesempatan kerja


dan meningkatnya daya beli serta menurunnya jumlah keluarga-orang
miskin, dengan indeks daya beli mencapai 65

d. Perekonomian berkembang secara adil yang ditandai dengan


berkembangnya usaha mikro dan kecil (UMK), adanya kemitraan usaha
antara usaha skala besar dengan UMK dan keterpaduan antara
perekonomian desa dan kota, laut dan daratan

e. Perekonomian berkembang secara seimbang yang ditandai dengan


struktur ekonomi yang berimbang dan ketimpangan antarwilayah
yang rendah, dengan peranan pertanian 35%, industri 20%, dan
perdagangan 25%.

Arah Pembangunan 121


4.2 TAHAPAN PEMBANGUNAN

PJP Kabupaten Tanggamus disusun untuk kurun waktu 2005-2025.


Kemudian dijabarkan dalam periode lima tahunan yang dituangkan dalam
PJM. Berarti PJP terdiri dari 4 periode PJM. Setiap PJM mencerminkan
tahapan kemajuan yang sudah dicapai dan rencana lima tahun kedepan
sebagai kelanjutan tahapan sebelumnya.

Untuk itu, PJP Kabupaten Tanggamus periode 2005-2025 dibagi dalam tiga
tahapan, yaitu:
1. Tahap Konsolidasi (Periode I)
2. Tahap Pengembangan (Periode II dan III)
3. Tahap Pemantapan (Periode IV)

4.2.1 Tahap Konsolidasi

Tahap ini merupakan peletakan dasar bagi kemajuan Kabupaten Tanggamus


dalam jangka panjang. Untuk melakukan percepatan dan stabilnya
perkembangan Kabupaten Tanggamus maka perlu suatu kerangka dasar yang
kokoh sehingga mampu menopang perkembangan yang diinginkan.

Untuk itu, pada tahap ini kegiatan diutamakan pada perkuatan infrastruktur
baik dalam aspek fisik maupun pengelolaan serta pemulihan kerusakan
lingkungan (lahan kritis, hutan gundul, das tidak terpelihara dll). Aspek fisik,
yaitu meliputi penyediaan infrastruktur transportasi, ekonomi, dan sosial. Aspek
pengelolaan, yaitu meliputi aturan, manajemen, dan sumber daya manusia.

Pada tahap ini indeks pembangunan manusia mencapai 69 dan ekonomi


tumbuh rata-rata diatas 5 persen pertahun.

Arah Pembangunan 122


4.2.2 Tahap Pengembangan

Tahap ini merupakan kelanjuan tahapan konsolidasi, yaitu merupakan tahap


pemanfaatan kerangka dasar yang kokoh sebagai hasil tahap sebelumnya.
Untuk itu, tahap ini relatif lebih panjang. Pada tahap ini kegiatan diutamakan
untuk pengembangan semua aspek, yaitu peningkatan aspek fisik serta
perluasan dan peningkatan aspek pengelolaan sehingga produktivitas
meningkat dan terjadi diversifikasi.

Pada tahap ini indeks pembangunan manusia mencapai 75 dan ekonomi


tumbuh rata-rata 7 - 8 persen pertahun.

4.2.3 Tahap Pemantapan

Tahap ini merupakan kelanjutan tahap pengembangan, yaitu merupakan


tahap pemantapan pengembangan yang sudah dicapai. Kemajuan yang
sduah dicapai perlu dipertahankan dan dimantapkan dengan melakukan
penyempurnaan dan pembaharuan terhadap kemajuan yang sudah dicapai
sehingga pengembangan tersebut dapat dapat terus berkelanjutan.

Setiap metode dan pendekatan memiliki spesifikasi tertentu terhadap kondisi


yang ada, karena itu bila pengembangan telah berhasil merubaha kondisi
menjadi lebih baik maka kondisi baru tersebut membutuhkan metode dan
pendekatan baru yang sesuai. Esensinya bahwa pada tahap ini terjadi proses
pembelajaran sehinga dapat merespon setiap perubahan yang terjadi.
Akomodasi ini menjadikan metode dan pendekatan selalu efektif menjawab
tantangan perubahan.

Arah Pembangunan 123


Dengan demikian maka aspek fisik perlu direhabilitasi dan bahkan
diperbaharui sehingga relevan dengan tututan perubahan. Aspek pengelolaan
juga perlu pembaharuan sehingga metode dan pendekatan disesuaikan
dengan tuntutan perubahan.

Pada tahap ini indeks pembangunan manusia mencapai 77 dan ekonomi


tumbuh rata-rata 6-7 persen pertahun.

4.3 ARAH PERUBAHAN

4.3.1 Membangun Manusia yang Berkualitas dan Agamis

Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan daerah sai tanggom


diperlukan manusia yang berkualitas dan agamis. Manusia yang berkualitas
dan agamis akan dicapai melalui :
1. Penyediaan layanan pendidikan yang berkualitas
2. Penyediaan layanan kesehatan yang berkualitas
3. Penciptaan suasana yang mendorong pendalaman dan pengamalan
agama
4. Penguatan nilai-nilai budaya

Pencapaian tersedianya layanan pendidikan yang berkualitas diarahkan


pada:
1. Sekolah tersedia dalam jumlah yang cukup dan kondisi yang baik
2. Guru tersedia dalam jumlah yang cukup dan memiliki kompetensi
3. Kelengkapan pendidikan (alat peraga, laboratorium, buku, dll) tersedia
dalam jumlah yang cukup
4. Proses belajar dilakukan secara terbuka, kreatif, dan manusiawi

Arah Pembangunan 124


5. Pendidikan diorientasikan pada penumbuhan kepribadian yang luhur
(berakhlak), kemandirian berpikir, kemampuan menjalani kehidupan
secara wajar
6. Masyarakat yang tidak mampu sekolah diberikan jaminan untuk tetap
dapat mendapat pendidikan melalui sistem jaminan sosial
7. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan makin tinggi

Pencapaian tersedianya layanan kesehatan yang berkualitas diarahkan pada:


1. Puskesmas dan puskesmas pembantu tersedia dalam jumlah yang cukup
2. Dokter dan para medis tersedia dalam jumlah yang cukup
3. Kelengkapan kesehatan (obat-obatan, peralatan medis, dll) tersedia
dalam jumlah yang cukup
4. Pos pelayanan kesehatan terutama ibu dan anak (posyandu) tersedia
dalam jumlah yang cukup dan kegiatannya berjalan rutin
5. Pembinaan kesadaran hidup sehat dilakukan secara rutin
6. Masyarakat yang tidak mampu diberikan jaminan untuk tetap dapat
berobat melalui sistem jaminan sosial

Pencapaian terciptanya suasana yang mendorong pendalaman dan


pengamalan agama diarahkan pada:
1. Rumah ibadah tersedia dalam jumlah yang cukup dan kondisi yang baik
2. Rumah ibadah dikelola secara baik sehingga memiliki kegiatan
peribadatan dan sosial yang berkesinambungan
3. Kegiatan keagamaan tumbuh semarak dan diikuti secara antusias
4. Kegiatan dakwah berjalan baik dan berkesinambungan
5. Mengendalikan kegiatan yang dapat merusak moral dan etika masyarakat
terutama genersi mudanya

Arah Pembangunan 125


Pencapaian penguatan nilai-nilai budaya diarahkan pada:
1. Terjaganya kelestarian situs dan peninggalan purbakala guna
menanamkan apresiasi terhadap nilai budaya leluhur
2. Terjaganya masyarakat dari pengaruh buruk nilai budaya asing dan
informasi
3. Adat istiadat dan nilai-nilai budaya terjaga dan berkembang sejalan
dengan kemajuan yang dicapai, terutama nilai budaya lokal
4. Revitalisasi nilai budaya yang berfungsi menjaga kelestarian lingkungan
dan solidaritas-kesetiakawanan sosial

4.3.2 Menata Kehidupan Sosial yang Demokratis dan Harmonis

Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan daerah sai tanggom


diperlukan kehidupan sosial yang demokratis dan harmonis. Kehidupan
sosial yang demokratis dan harmonis akan dicapai melalui:
1. Penguatan kelembagaan sosial masyarakat
2. Peningkatan kesadaran politik masyarakat
3. Penguatan peran pemuda dan perempuan
4. Berkembangnya kehidupan berkesenian

Pencapaian penguatan kelembagaan sosial masyarakat diarah pada:

1. Penguatan kesadaran dan kesetiakawanan sosial

2. Peningkatan kapasitas organisasi sosial

3. Perlindungan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial dan korban


bencana

Arah Pembangunan 126


Pencapaian peningkatan kesadaran politik masyarakat diarahkan pada:

1. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran politik masyarakat

2. Partai politik tumbuh secara sehat

3. Berjalannya mekanisme demokrasi (pemilihan pimpinan dan wakil


rakyat) secara sehat

Pencapaian penguatan peran pemuda dan perempuan diarahkan pada:

1. Meningkatnya peran pemuda dalam pembangunan

2. Meningkatnya peran perempuan dalam pembangunan

Pencapaian berkembangnya kehidupan berkesenian diarahkan pada:

1. Tumbuh dan berkembangnya kesenian, terutama seni tradisional lokal


(lampung sai batin-pesisir)

2. Banyaknya kegiatan kesenian baik skala kabupaten, propinsi maupun


nasional

4.3.3 Menata Pemerintahan yang Bersih dan Baik

Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan daerah sai tanggom


diperlukan pemerintahan yang bersih dan baik. Pemerintahan yang bersih
dan baik akan dicapai melalui:
1. Peningkatan kapasitas pemerintah
2. Peningkatan kapasitas lembaga legislatif
3. Penguatan kontrol sosial

Arah Pembangunan 127


Pencapaian peningkatan kapasitas pemerintah diarahkan pada:
1. Peningkatan kualitas sumberdaya aparatur
2. Peningkatan manajemen dan kelembagaan pemerintah
3. Tersedianya sarana dan prasarana dalam jumlah yang cukup
4. Kepemimpinan yang amanah

Pencapaian peningkatan kapasitas lembaga legislatif diarahkan pada:


1. Peningkatan kemampuan menyerap dan memperjuangkan aspirasi
masyarakat
2. Peningkatan kemampuan menyusun legislasi
3. Peningkatan kemampuan menyusun anggaran
4. Peningkatan kemampuan mengawasi pemerintahan

Pencapaian penguatan kontrol sosial diarahkan pada:


1. Tumbuhnya forum-forum publik
2. Terbukanya informasi
3. Terlembaganya jaring aspirasi masyarakat

4.3.4 Mengembangkan Perekonomian Daerah yang Berdaya


Saing dan Berkeadilan

Untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan daerah sai tanggom


diperlukan perekonomian daerah yang berdaya saing dan berkeadilan.
Perekonomian yang berdaya saing dan berkeadilan akan dicapai melalui:
1. Iklim usaha yang sehat
2. Praktek bisnis yang adil
3. Produktivitas yang tinggi
4. Jaringan usaha dan kerjasama bisnis
5. Kelestarian daya dukung sumberdaya

Arah Pembangunan 128


Pencapaian iklim usaha yang sehat diarahkan pada:
1. Daya dukung infrastruktur tinggi
2. Peraturan yang mendukung pengembangan usaha
3. Terjaminnya keamanan dan ketertiban

Pencapaian praktek bisnis yang adil diarahkan pada:


1. Kelancaran distribusi barang dan jasa, terutama kebutuhan pokok
2. Aksesibilitas bagi pengembangan usaha mikro dan kecil
3. Jaminan stabilitas harga pada saat panen untuk komoditas pertanian

Pencapaian produktivitas yang tinggi diarahkan pada


1. Optimalisasi pendayagunaan sumberdaya (air, lahan, mineral, dll)
2. Penggunaan teknologi (pupuk organik, bibit unggul, peralatan pertanian
dan industri, dll)
3. Penerapan manajemen usaha yang baik
4. Peningkatan investasi (dana, sumberdaya manusia, riset, dll)

Pencapaian jaringan usaha dan kerjasama bisnis diarahkan pada


1. Komersialisasi usaha tani
2. Tersedianya informasi bisnis
3. tumbuhnya kemitraan usaha

Pencapaian kelestarian daya dukung sumberdaya diarahkan pada


1. Terjaganya kawasan konservasi
2. Rehabilitasi lahan kritis
3. Terkendalinya pencemaran lingkungan

Arah Pembangunan 129


4.4 ARAH PEMBANGUNAN

Sesuai Visi yang telah ditetapkan diatas yaitu Terwujudnya Masyarakat


yang Sejahtera dan Tanggamus Sai Tanggom, maka Arah
Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Tanggamus Tahun 2005-2025
adalah sebagai berikut :

4.4.1 Bidang Sosial Budaya dan Agama

Pembangunan Bidang Sosial Budaya dan Agama diarahkan pada


terwujudnya kualitas Sumber Daya Manusia dengan indek mutu hidup, indek
kesehatan dan indek pembangunan manusia yang semakin tinggi untuk
tercapainya kualitas Sumber Daya Manusia yang semakin sejahtera dan
semakin bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk mencapai hal tersebut maka Arah Pembangunan Jangka Panjangnya


yaitu :

1. Peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan.

2. Penambahan jumlah fasilitas pendidikan dan jumlah tenaga pendidikan


yang terdistribusi secara proporsional.

3. Penambahan jumlah fasilitas kesehatan dan jumlah tenaga kesehatan


yang terdistribusi secara proporsional.

4. Penyaluran dana bantuan pendidikan dan kesehatan yang tepat sasaran,


lebih mudah dan transparan.

5. Penyesuaian Upah Minimum Kabupaten (UMK).

Arah Pembangunan 130


6. Pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja.

7. Pembinaan masyarakat adat Tanggamus.

8. Pemberdayaan pemuda dan perempuan dalam perencanaan dan


pengawasan pembangunan.

9. Pelestarian kebudayaan lokal.

10. Penerapan sanksi yang tegas terhadap pelaku perusakan lingkungan.

11. Penyusunan kebijakan ketenagakerjaan secara komprehensif.

12. Penyuluhan tentang kelestarian lingkungan.

13. Perayaan bersama hari-hari besar nasional dan keagamaan.

14. Pelaksanaan Musrenbang dan Jaring Asmara secara periodik.

4.4.2 Bidang Ekonomi

Pembangunan Bidang Ekonomi diarahkan pada peningkatan kesejahteraan


masyarakat secara adil dengan penciptaan lapangan kerja dan peningkatan
keterampilan tenaga kerja, optimalisasi pendayagunaan sumberdaya lokal,
peningkatan daya dukung infrastruktur, perluasan penggunaan teknologi,
dan penerapan manajemen usaha serta peningkatan keterampilan. Ekonomi
Tanggamus dibangun diatas tiga pilar kegiatan ekonomi, yaitu pertanian
sebagai pilar utama serta industri dan perdagangan sebagai pilar penopang
kegiatan lainnya yang menjadi penunjang perekonomian daerah.

Arah Pembangunan 131


Disamping itu untuk sektor keuangan dirahkan kepada pengelolaan
keuangan yang bertumpu pada sistem anggaran yang transparan,
bertanggungjawab dan dapat menjamin efektivitas pemanfaatan dalam
rangka meningkatkan kemandirian dan sumber dana yang berasal dari pajak
terus ditingkatkan efektivitasnya dalam rangka penciptaan pembiayaan
pembangunan yang mengarah pada Pelayanan Publik.

Arah Pembangunan Jangka Panjang pada Bidang Ekonomi adalah sebagai


berikut :

1. Penciptaan Komoditas Unggulan dan sektor-sektor pertanian.

2. Penciptaan dan pembinaan sentra-sentra sektor pertanian, jasa dan


perdagangan.

3. Alih fungsi lahan yang tidak produktif kelahan produktif.

4. Pengembangan agrobisnis, agroindustri, pariwisata dan olah raga.

5. Peningkatan jaringan irigasi.

6. Pembangunan dan peningkatan jaringan transportasi darat, laut dan


udara serta pembangunan sarana pariwisata dan olah raga.

7. Penyediaan utilitas dasar (energi/jaringan listrik dan air bersih).

8. Diversifikasi produk sektor-sektor pertanian.

9. Kemitraan strategis antara pemerintah daerah, pengusaha dan petani.

10. Pembinaan UKM dan Koperasi.

11. Promosi investasi daerah.

12. Pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG) sektor pertanian.

13. Pembinaan dan pendampingan kepada petani.

Arah Pembangunan 132


14. Penetapan harga dasar produk pertanian.

15. Pemberian subsidi pupuk dan bibit pada sektor pertanian.

16. Penggalangan investasi padat karya.

17. Pelatihan-pelatihan kewirausahaan.

18. Penerapan Total Quality Control (TQC) dan Total Quality Management
(TQM) dalam sektor pertanian.

19. Pendataan ulang wajib pajak melalui sistem yang mutakhir.

20. Penggalian potensi-potensi objek pajak/retribusi.

21. Penggalian potensi sumber-sumber pendapatan daerah.

22. Peningkatan kemandirian sumber pembiayaan pembangunan daerah.

23. Peningkatan pengelolaan kekayaan daerah.

24. Penerapan program swadana dan swakelola pemerintah daerah.

25. Efisiensi penggunaan anggaran.

26. Pemberlakukan insentif pajak (Tax Holiday) bagi investor.

4.4.3 Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan

Pembangunan Bidang Politik, Hukum dan Pemerintahan diarahkan pada


peningkatan kesadaran politik masyarakat melalui penegakan hak
sipil-warga negara, pelaksanaan mekanisme demokrasi (pemilihan pimpinan
dan wakil rakyat) secara baik, peningkatan kesadaran hukum serta
peningkatan kapasitas penegak hukum (polisi, kejaksaan).

Arah Pembangunan 133


Disamping itu juga pembangunan Bidang Pemerintahan diarahkan pada
tewujudnya good governance melalui peningkatan kualitas aparatur, daya
dukung sarana dan prasarana serta penerapan manajemen pemerintahan
yang baik, sedangkan Pemerintah lebih berorientasi sebagai fasilitator dan
regulator serta mengedepankan partisipasi masyarakat.

Adapun Arah Pembangunan Jangka Panjang pada Bidang Politik, Hukum


dan Pemerintahan yaitu :

1. Peningkatan profesionalisme fungsi dan peran eksekutif - legislatif.

2. Pendidikan politik bagi masyarakat.

3. Peningkatan peran eksekutif dan legislatif dalam pengawasan


pelaksanaan penegakan hukum.

4. Pemberlakuan perizinan usaha satu atap.

5. Penerapan standar minimal kualitas calon PNS.

6. Pendidikan dan pelatihan secara periodik bagi PNS.

7. Penambahan fasilitas kantor-kantor pemerintahan sesuai dengan


kebutuhan.

8. Peningkatan pengawasan melekat.

9. Pelaksanaan evaluasi dan proyeksi pembangunan secara periodik.

10. Legalisasi program pembangunan jangka panjang.

11. Pembenahan sistem kepegawaian daerah.

12. Komputerisasi data base daerah.

13. Pengembangan riset-riset daerah.

Arah Pembangunan 134


4.4.4 Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang

Pembangunan Bidang Kewilayahan dan Tata Ruang diarahkan pada


optimalisasi pendayagunaan sumber daya alam melalui peningkatan daya
dukung infrastruktur dan pengendalian kawasan konservasi, pola
pemanfaatan ruang yang kondusif dan mampu mewadahi sumberdaya lokal
yang memperhatikan luasnya cakupan wilayah serta beragamnya potensi
sehingga tercipta keterpaduan antar wilayah baik dalam kegiatan ekonomi
maupun sosial.

Untuk mencapai hal tersebut maka Arah Pembangunan Jangka Panjang pada
bidang ini adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Tata Ruang Wilayah yang terpadu dan berkelanjutan.
2. Perencanaan Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah hasil Pemekaran.

3. Pengembangan Wilayah yang memperhatikan kualitas dan kuantitas


sumber daya hutan.
4. Pengembangan Kawasan dengan memperhatikan pencegahan alih fungsi
lahan.

4.4.5 Bidang Ketertiban dan Ketentraman

Pembangunan Bidang Ketertiban dan Ketentraman diarahkan pada


tumbuhnya rasa nyaman baik dalam berusaha-bekerja dan perjalanan
maupun di rumah melalui penguatan ketahanan sosial masyarakat serta
mendorong peningkatan kapasitas penegak penegak keamanan (Polisi
dan TNI).

Arah Pembangunan 135


Arah Pembangunan Jangka Panjang pada bidang ini yaitu :

1. Pengaktifan sistem keamanan swadaya masyarakat.

2. Pemberantasan Minuman Keras, Narkoba dan Perjudian.

3. Penambahan jumlah serta distribusi fasilitas dan aparatur keamanan.

4. Peningkatan peran Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) dalam


mendeteksi gejala-gejala permasalahan sosial dan keresahan di
masyarakat

5. Pelaksanaan operasi terpadu untuk menangani permasalahan keamanan


dan ketertiban.

6. Pembinaan terhadap pelaku kejahatan secara komprehensif.

Arah Pembangunan 136


BAB V. PENUTUP

RPJP Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu dokumen pemerintahan


daerah yang memiliki nilai strategis bagi pembangunan yang dilaksanakan.
Mengingat jangka waktu yang panjang (20 tahunan) maka dibutuhkan
komitmen dan tanggungjawab menyeluruh dari setiap komponen
kelembagaan maupun individu yang akan merencanakan, melaksanakan dan
melakukan pengawasan terhadap pembangunan daerah sehingga visi, misi
dan prioritas pembangunan daerah yang termuat dalam RPJP Daerah dapat
tercapai sesuai dengan tenggat waktu yang disepakati.

Didalam pembangunan jangka menengah selayaknya menggunakan RPJP


Daerah sebagai acuan utama. Sehingga kesejahteraan masyarakat daerah
semakin baik. Seperti diketahui bahwa kesejahteraan rakyat merupakan
tujuan dari pelaksanaan proses pembangunan. Maka tingkat kesejahteraan
rakyat pula yang menjadi gambaran kemampuan pemerintahan daerah
dalam memberikan berbagai sarana dan prasarana yang dapat diterima dan
dinikmati masyarakat dalam jenjang tertentu guna mengupayakan
peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerahnya secara berkelanjutan.

Pemikiran untuk meningkatkan keunggulan dan daya saing daerah


dalam era global menjadi sangat strategis karena hal tersebut tidak
mungkin dapat kita hindari. Pemikiran strategis ini hanya dapat
terwujud dengan peran serta seluruh elemen masyarakat Kabupaten
Tanggamus dan dengan dukungan politik yang kuat dari Lembaga Legislatif.

Penutup 138
Pada masa depan, Pemerintah Kabupaten Tanggamus akan lebih banyak
berperan sebagai fasilitator, stabilitator, mediator, dan penyedia pelayanan
dasar. Dengan demikian maka masyarakat akan lebih banyak berperan
langsung dalam pembangunan. Oleh karena itu, maka peran serta
masyarakat akan sangat didorong sehingga proses pergeseran peran dari
pemerintah ke masyarakat akan dapat berjalan dengan baik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan kesejahteraan


masyarakat merupakan usaha berkesinambungan karena derajat
kesejahteraan memiliki ukuran-ukuran yang jelas namun tiap daerah
memiliki tingkatan kesejahteraan yang berbeda sesuai dengan kemampuan
daerah itu sendiri.

Penutup 138
LAMPIRAN
Tabel 1. Proyeksi Pertambahan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 1990 – 2025

No Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Retio


1 1990 399613 379029 778642 105.43
2 1991 402961 358899 761860 112.28
3 1992 374996 375062 750058 99.98
4 1993 403509 385780 789289 104.60
5 1994 405295 388219 793514 104.40
6 1995 407054 393064 800118 103.56
7 1996 407101 393286 800387 103.51
8 1997 408422 394861 803283 103.43
9 1998 410247 399338 809585 102.73
10 1999 414375 402901 817276 102.85
11 2000 415398 384813 800211 107.95
12 2001 422298 378102 800400 111.69
13 2002 415581 385328 800909 107.85
14 2003 432207 396425 828632 109.03
15 2004 435011 398736 833747 109.10
16 2005 438018 399337 837355 109.69
17 2006 434360 400422 834782 108.48
18 2007 437037 401848 838885 108.76
19 2010 450420 408977 859397 110.13
20 2015 463803 416106 879909 111.46
21 2020 477185 423235 900421 112.75
22 2025 490568 430364 920933 113.99

Lampiran 139
Tabel 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi atas Dasar Harga Berlaku 2000 - 2025 (juta rupiah)

Tahun %
2000 4.66
2001 4.25
2002 10.58
2003 9.00
2004 9.00
2005 11.53
2006 12.87
2007 14.213
2010 20.928
2015 27.64
2020 34.36
2025 41.07

Lampiran 140
Tabel 3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 – 2025 (juta rupiah)
(Laju Pertumbuhan Ekonomi atas Dasar Harga Konstan 1993, 2001- 2003 dan Tahun 2004 menggunakan
Harga Konstan Tahun 2000)

Tahun %
2000 3.87
2001 3.93
2002 3.92
2003 5.22
2004 5.54
2005 5.89
2006 6.35
2007 6.81
2010 9.13
2015 11.44
2020 13.76
2025 16.07

Lampiran 141
Tabel 4. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2000 - 2005 (Rupiah)

Tahun %
2000 2,678,240
2001 2,783,728
2002 3,072,144
2003 3,514,752
2004 3,909,587
2005 4,149,806
2006 4,469,177
2007 4,788,549
2010 6,385,408
2015 7,982,267
2020 9,579,126
2025 11,175,985

Lampiran 142
Tabel 5. PDRB Menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku 2001 (juta rupiah) Tahun 2000 - 2025

Tahun
Lapangan Usaha
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2010 2015 2020 2025
1. Pertanian, Peternakan,
Kehutanan, dan Perikanan 1,055,916 1,079,529 1,182,713.00 1,282,240 1,618,589 1,642,215 1,775,020 1,907,825.90 2,571,854.40 3,235,882.90 3,899,911.40 4,563,939.90
a. Tanaman Bahan Makanan 295,628 378,366 340,325.00 381,060 643,455 617,271 687,106 756,940.80 1,106,114.80 1,455,288.80 1,804,462.80 2,153,636.80
b. Perkebunan 362,544 284,731 335,257.00 392,284 385,691 398,256 413,640 429,024.90 505,948.40 582,871.90 659,795.40 736,718.90
c. Peternakan 161,226 164,131 183,641.00 155,801 235,876 222,426 236,523 250,620.00 321,105.00 391,590.00 462,075.00 532,560.00
d. Kehutanan 705 878 1,015.00 1,079 1,310 1,421 1,562 1,702.90 2,408.40 3,113.90 3,819.40 4,524.90
e. Perikanan 235,813 251,422 322,476.00 352,016 352,257 402,841 436,190 469,537.80 636,278.80 803,019.80 969,760.80 1,136,501.80
2. Pertambangan dan Penggalian 41,158 43,230 45,548.00 48,017 52,104 54,015 56,683 59,350.90 72,690.40 86,029.90 99,369.40 112,708.90
3. Industri Pengolahan 92,322 104,157 113,673.00 126,503 183,664 185,573 206,076 226,578.80 329,093.80 431,608.80 534,123.80 636,638.80
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 7,279 9,339 13,853.00 14,524 14,329 17,650 19,579 21,507.30 31,149.80 40,792.30 50,434.80 60,077.30
5. Konstruksi 139,227 140,779 171,761.00 177,205 207,132 218,892 236,115 253,338.80 339,456.80 425,574.80 511,692.80 597,810.80
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 470,857 486,443 525,774.00 556,224 440,017 498,293 499,103 499,913.50 503,964.00 508,014.50 512,065.00 516,115.50
7. Transportasi dan Komunikasi 37,188 44,724 51,192.00 66,708 107,074 109,904 126,080 142,255.20 223,133.20 304,011.20 384,889.20 465,767.20
8. Keuangan, Persewaan, Jasa
Perusahaan 84,598 109,556 117,348.00 139,201 182,260 194,083 216,580 239,077.10 351,561.60 464,046.10 576,530.60 689,015.10
9. Jasa-jasa 214,611 216,506 238,649.00 271,369 328,791 338,952 367,274 395,596.70 537,208.20 678,819.70 820,431.20 962,042.70
PDRB 2,143,156 2,234,263 2,460,511 2,681,991 3,133,960 3,259,577 3,502,511 3,745,444 4,960,112 6,174,780 7,389,448 8,604,116

Lampiran 143
Tabel 6. PDRB Menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 - 2025
PDRB Menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 1993, 2001 (juta rupiah)
dan Tahun 2004 Menggunakan Harga Konstan Tahun 2000

Tahun
Lapangan Usaha
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2010 2015 2020 2025
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan,
dan Perikanan 257,243 275,695 288,451 300,656 1,503,139 1,280,063 1,531,738 1,783,413 3,041,790 4,300,166 5,558,543 6,816,919
a. Tanaman Bahan Makanan 78,979 94,562 93,160 107,771 640,894 544,185 657,889 771,593 1,340,112 1,908,632 2,477,151 3,045,671
b. Perkebunan 89,398 90,894 97,705 103,472 372,336 324,297 382,143 439,988 729,215 1,018,442 1,307,669 1,596,896
c. Peternakan 47,848 48,386 52,184 41,126 209,939 174,973 206,665 238,358 396,819 555,280 713,741 872,202
d. Kehutanan 391 442 345 363 896 767 860 953 1,418 1,884 2,349 2,815
e. Perikanan 40,627 41,410 45,056 47,924 279,075 235,841 284,182 332,523 574,228 815,933 1,057,638 1,299,343
2. Pertambangan dan Penggalian 15,734 16,207 17,094 17,739 46,461 41,543 47,841 54,140 85,633 117,126 148,619 180,112
3. Industri Pengolahan 42,056 42,175 42,290 43,572 145,691 125,757 146,624 167,490 271,824 376,157 480,491 584,824
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 4,227 4,321 4,618 4,762 7,157 6,907 7,537 8,168 11,318 14,469 17,619 20,770
5. Konstruksi 61,081 61,762 63,755 65,500 151,934 136,440 154,984 173,528 266,250 358,972 451,694 544,416
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 130,017 132,165 135,012 139,012 377,579 333,348 383,545 433,743 684,728 935,713 1,186,699 1,437,685
7. Transportasi dan Komunikasi 25,772 27,910 29,683 35,388 80,655 75,055 86,779 98,504 157,126 215,748 274,370 332,992
8. Keuangan, Persewaan, Jasa
Perusahaan 35,838 38,153 37,548 44,007 120,631 107,867 125,411 142,955 230,675 318,395 406,115 493,835
9. Jasa-jasa 68,014 66,761 70,479 74,247 217,979 191,721 222,462 253,204 406,912 560,620 714,328 868,036
PDRB 639,982 665,149 688,930 724,883 2,651,226 2,298,701 2,706,923 3,115,145 5,156,256 7,197,367 9,238,478 11,279,589

Lampiran 144
Tabel 7. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia dan Angka Beban Ketergantungan Tahun 2003 – 2025

Kelompok Usia 2003 2004 2005 2006 2007 2010 2015 2020 2025
0 - 14 th 278.006 270.634 263.262 255.890 248.518 211.658 174.798 137.938 101.078
15 - 64 th 511.680 524.010 536.340 548.670 561.000 622.650 684.300 745.950 807.600
65+ th 38.946 39.103 39.260 39.417 39.574 40.359 41.144 41.929 42.714
Jumlah 828.632 833.747 838.862 843.977 849.092 874.667 900.242 925.817 951.392
Angka Beban Ketergantungan 61.94 59.11 56.28 53.45 50.62 36.47 22.32 8.17 -5.98
Sumber : P4B 2003 dan Susenas 2004

Lampiran 145

Anda mungkin juga menyukai