Anda di halaman 1dari 27

NAMA : ZURAIDAH

NIM : 859136909
EMAIL : 60zuraidah1986@gmail.com

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI


TEHNIK SIMAK CATAT PADA SISWA KELAS VI SDN 60 SAMBINAE
KOTA BIMA TAHUN PELAJARAN 2020/2021

ABSTRAK

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya


dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif dan berbudaya
adalah keterampilan berbicara. Permasalahan utamanya adalah rendahnya kemampuan
belajar siwa kelass VI SDN 60 Sambinae Kota Bima dalam memahami isi cerita melalui
tehnik simak catat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam memahami isi cerita melalui tehnik simak catat pada siswa kelas V1 SDN 60
SAMBINAE Kota Bima.Tahun Pelajaran 2020/2021. Sehubungan dengan hal tersebut
maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa
Kelas VI SDN 60 Sambinae Kota Bima dalam memahami isi cerita. Pelaksanaan
penelitian perbaikan pembelajaran dilakukan selama dua siklus dan masing-masing dua
tindakan pertemuan. Pada tindakan pertama Siklus I hasil presentase aktivitas guru
mencapai 70%, sedangkan pada siswa belum ada hasil yang sesuai dengan apa yang di
harapkan. Pada tindakan kedua Siklus II hasil presentase aktivitas guru mencapai 90%,
sedangkan pada siswa sudah menunjukan hasil yang sangat baik sesuai dengan apa yang
dharapkan. Dengan demikian dapat diimpulkan bahwa kemampuan belajar siswa kelas
VI sdn 60 Sambinae Kota Bima dalam memahami isi cerita meningkat dengan model
pembelajaran tehnik simak catat.

Kata Kunci : Kemampuan Belajar, Memahami Isi Cerita, Tehnik Simak Catat
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya

dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif dan

berbudaya adalah keterampilan berbicara. Dengan menguasai keterampilan

berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran dan

perasaannya secara kontek dan situasi pada saat siswa sedang berbicara.

Keterampilan berbicara juga akan mampu membentuk generasi masa depan

yang kreatif sehingga mampu melahirkan tuturan atau ujaran yang

komunikatif, jelas, runtun dan mudah dipahami.Mencerdaskan kehidupan

bangsa merupakan salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia. Proses

pencapaian tujuan ini adalah menyelenggarakan sistem pendidikan pengajaran

secara meluas kepada masyarakat, khususnya anak usia sekolah. Untuk

mensukseskan program pemerintah diatas, ekstensi guru memegang

kemampuan sangat penting. Guru tidak hanya berkapasitas sebagai pengajar

yang akan mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan semata, tetapi juga

guru adalah pendidik yang mendidik dan membentuk kepribadian anak didik

sehingga menjadi generasi yang baik, cerdas, mandiri dan bermanfaat.

Salah satu cara guru (tenaga pendidik atau pembimbing) dalam

meningkatkan efektifitas belajar anak didiknya adalah bagaimana

meningkatkan kemampuan memahami isi cerita. Banyak pihak menganggap

bahwa meningkatkan kemampuan memahami cerita merupakan keterampilan


yang paling penting diantara keterampilan lain melalui aktifitas ini, siswa bisa

memperoleh kosa kata dan gramatika, disamping tentang pengucapan yang

baik. Bahkan beberapa guru ada yang memadukannya dengan saat bunyi

(silent period) yang cukup panjang. Dalam aktifitas saat bunyi ini, siswa

mendengarkan bahasa lisan secara intensif, tetapi tidak diminta untuk

menghasilkan ujaran apapun. Aktifitas ini beranjak dari asumsi bahwa ujaran

yang fasih merupakan hasil partisipasi dalam aktifitas reseptif, bukan aktifitas

yang produktif. Pentingnya memahami isi cerita dalam interaksi komunikatif

memang sangat nyata untuk dapat terlihat dalam suatu komunikasi, seorang

harus mampu memahami dan mereaksi apa yang baru saja dikatakan

konsekuensinya, pembelajaran perlu melatih memahami isi cerita selain

terlibat dalam aktifitas-aktifitas interaksional (Fulkanur, Aziz dan Chaedar Al

Wasila, 2002 : 81-82). Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti

melakukan penelitian untuk“ Meningkatkan kemampuan memahami isi cerita

melalui tehnik simak catat pada siswa kelas V1 SDN 60 SAMBINE Kota

Bima tahun pelajaran 2020/2021”.

B. Identifikasi masalah

Dari uraian latar belakang tersebut dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan tersebut;

1. Metode yang digunakan guru kurang bervariasi.

2. Guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran.

3. Aktifitas siswa dalam pembelajaran bahasa masih kurang.


4. Prestasi belajar Pendidikan meingkatkan kemampuan memahami isi cerita

melalui tekhnis simak catat pada siswa kelas V1 SDN 60 Sambinae Kota

Bima masih kurang.

C. Analisis Masalah

Untuk mengetahui penyebab kurangnya meningkatkan kemampuan siswa

dalam memahami isi cerita melalui tehnik simak catat pada siswa kelas V1,

akhirnya diketahui bahwa faktor penyebabnya adalah ;

1. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran yang berlangsung

2. Penggunaan model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang

bervariasi dan kurang tepat.

3. Perhatian siswa yang masih kurang dalam pembelajaran yang

berlangsung.

4. Penyampaian materi oleh guru terlalu cepat.

D. Alternatif dan Ptioritas Pemecahan Masalah

Penggunaan model pembelajaran membaca mempunyai peranan penting

dalam kehidupan. Dalam pendidikan membaca merupakan kunci keberhasilan

dalam proses dan hasil belajar siswa.

Disekolah dasar siswa dituntut memiliki keterampilan membaca.

Keterampilan membaca pemahaman adalah suatu proses untuk mengenali atau

mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks.

Pemahaman atau Comprehension adalah kemampuan membaca untuk

mengerti ide pokok,detail penting dan seluruh pengertian. Dengan demikian


siswa mampu meningkatkan kemampuan memahami isi cerita tersebut dengan

mudah dan sistematis. Sehingga aktifitas belajar siswa akan meningkat.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengadakan penelitian perbaikan

pembelajaran dengan judul Meningkatkan Kemampuan Memahami Isi Cerita

melalui tehnik simak catat pada siswa kelas VI SDN 60 Sambinae Kota Bima.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut.“Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Memahami Isi Cerita

Melalui Tehnik Simak Catat Pada Siswa Kelas VI SDN 60 Sambinae Kota

Bima Tahun Pelajaran 2020/2021.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut,tujuan dari penelitian ini adalah

untuk tingkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi cerita melalui tehnik

simak catat pada siswa kelas V1 SDN 60 SAMBINAE Kota Bima.Tahun

Pelajaran 2020/2021.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaf baik secara teoritis

maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan

dalam bidang menulis hususnya pembelajaran menulis deskripsi, menjadi

masukan dalam mencari alternatif model pembelajaran meningkatkan


memahami isi cerita dan diharapkan dapat mengembangkan wawasan baru

bagi guru dalam membelajarkan kepada siswa.

2. Manfaat Praktis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat praktis bagi guru,

siswa, dan peneliti.

a. Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memacu dalam meningkatkan

kemampuan guru dalam merancang pembelajaran yang aktif, kreatif,

inifatif, efektif dan menyenangkan.Memungkinkan guru secara aktif

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.Membantu guru

memperoleh gambaran dalam penerapan metode Roleplaying dalam

meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan kemampuan siswa

memahami isi cerita dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

b. Siswa.

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa selama

kegitan belajar mengajar untuk memberikan minat dan motifasi siswa

agar melatih siswa lebih berinisiatif, tanggung jawab, mandiri dan

dapat meningkatkan motifasi belajar.

c. Sekolah

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi instansi lain, dapat

memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam tugas sehari hari

untuk mendapatkan kesan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia itu

menyenangkan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kemampuan memahami isi cerita

Kemampuan membaca mutlak dimiliki siswa karna keterampilan

membaca besar manfaatmya untuk mempelajari bidang studi lain dalam

membaca terkandung prinsip yaitu memahami inti yang dibaca atau

menemukan isi bacaan. Hal ini sesuai dengan salah satu komponen

pembelajaran di SD khususnya tingkat tinggi yang membaca pemahaman.

Kemampuan membaca pemahaman adalah kesanggupan siswa untuk

memahami makna kata ,makan kalimat, isi pokok paragrap, dan isi bacaan

Pengertian aktifitas siswa.

2. Tehnik cerita.

Pemilihan tehnik pembelajaran menyimak haruslah sesuai dengan

kondisi dan keadaan siswa .pemilihan tehnik harus dilakukan secara

cermat dan teliti. Dalam merapkan tehnik tehnik tersebut guru perlu

memperhatikan syarat syarat tehnik pembelajaran keterampilan menyimak.

Tarigan D dan H.G. Tarigan [1987;43] menyebutkan bahwa syarat

tehnik yang baik adalah sebagai berikut :

a. Memikat,menantang atau merangsang siswa untuk belajar.

b. Memberi kesempatan yang luas dan mengaktifkan siswa secara mental

dan fisik dalam belajar.


c. Tidak menyulitkan guru dalam penyusunan ,pelaksanaan dan penilaian

dalam program pembelajaran.

3. Simak catat pada kemampuan memahami isi cerita.

a. Metode simak

Sudaryanto [ dalam Muhammad ,2011; hlm,207-212 ]

menyatakan bahwa untuk menyimak objek penelitian dilakukan

dengan penyadap. Dengan kata lain, metode simak secara praktik

dilakukan dengan menyadap.untuk mendapatkan data ,peneliti

menyadap penggunaan bahasa , menyadap pembicaraan seseorang atau

beberapa orang, atau menyadap penggunaan bahasa tulisan. Aktivitas

penyadapan merupakan kegiatan yang mula mula dilakukan untuk

memperoleh data yang dimaksud. Karena dilakukan diawal

penelitian ,aktivitas ini dapat di pandang sebagai tehnik dasar dan

disebut ‘dasar’dengan meminjam istilah sudaryanto tehnik tertentu

disebut ‘tehnik lanjutan’, yaitu tehnik yang digunakan untuk

menjalankan menyadapan. Metode simak dengan tehnik dasar sadap

dapat dijalankan dengan empat tehnik ianjutan yang akan diuraikan

sebagai berikut:

1) Tehnik simak libat cakap

Ciri khas tehnik simak libat cakap ini adalah bahwa

partisipasi peneliti di akui dan disadari oelh mitra tutur.mitra bicara

sama sekali tidak mengetahui yang sadap bukan isi pembicaraan.

Melainkan penggunaan bahasa mitra wicara. Jadi peneliti hanya


menyadap bahasa yang digunakan oleh mitra tutur bukan pesan

atau isi pembicaraan.

2) Tehnik simak bebas cakap

Untuk menjalankan metode simak atau tehnik sadap, peneliti

menjadi hanya pengamat atau penyimak .peneliti tidak ikut angkat

bicara sama sekali dengan mitranya.tehnik ini sangat mungkin

dilakukan bila data penelitiannya adalah data tertulis atau

dokumen.dan peneliti hanya mendengar percakapan dua orang

atau lebih . dengan kata lain, jenis bahasa yang datanya sangat

mungkin diterapkan pada tehnik simak bebas cakap ini adalah

bahasa ibu,bahasa asing atau terasing dan bahasa kuno.

3) Tehnik rekam

Ketika salah satu tehnik diatas digunaka ,peneliti dapat juga

menggunakan tehnik lanjutan , yaitu tehnik rekam. Dengan tehnik

ini, peneliti merekam menggunakan alat rekam yang telah

disediakan oleh peneliti.ini dilakukan agar dapat diawetkan untuk

ditranskrip baik secara fonetik, fonemis, maupun ortografis.

4) Tehnik catat

Selain menggunakan tehnik rekam untuk menjalankan

metode simak, peneliti dapat menggunakan tehnik catat atau taking

note method. Pencatatan dapat di lakukan kalau kartu data yang

telah disediakan atau akan disediakan. Setelah pencatatan di

lakukan, peneliti melakukan klarifikasi atau mengelompokan.


Penggunaan tehnik catat ini sangat fleksibel. Bila tehnik sadap

sebagai tehnik dasar dengan tehnik simak libat cakap sebagai

tehnik lanjutan di gunakan, peneliti dapat langsung mencatat data

yang di peroleh. Jadi, penggunaan tehnik catat tidak mutlak

berturut, seperti tehnik dasar sadap,tehnik simak libat cakap, tehnik

simak bebas cakap, dan tehnik cakap.


BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subjek Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penentuan subjek penelitian, metode pengumpuan data dan metode analisis

data.

Nama sekolah : SDN 6O Sambinae Kota Bima

Kelas : V1

Tempat Mengajar : Sambinae

Tema dan Waktu : 1 ( 2x35 )

Subjek penelitian adalah kelas VI dengan jumlah 17 orang siswa, yang

terdiri dari 7 laki laki dan 10 orang perempuan dengan karakteristik sebagai

berikut :

1. Siswa masih banyak bersikap pasif dalam proses pembelajaran, mereka

masih banyak yang belum berani bertanya dan menjawab pertanyaan

secara lisan.

2. Siswa masih belum focus terhadap pembelajaran.

3. Kurangnya motifasi yang didapat siswa dalam pembelajaran bahasa

Indonesia.

4. Sebagian siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal soal atau tugas yang

diberikan oleh guru.


B. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas dalam perbaikan pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan memahami isi cerita melalui tehnik simak catat

pada siswa kelas VI SDN 60 Sambinae Kota Bima, Jln PELITA kelurahan

Sambinae Kec.Mpunda Kota Bima.

C. Waktu Penelitian

Perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa

memahami isi cerita kelas VI

1. Siklus 1: Rabu,28 Oktober 2020

2. Siklus II : Senin, 02 November 2020

D. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran/Kegiatan Pengembangan

Jenis penelitian perbaikan pembelajaran yang digunakan adalah

penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus meliputi

perencanaan pelaksanaan tindakan,pengamatan observasi dan refleksi.

Setiap siklus penelitian kelas akan di jabarkan sebagai berikut :

 Siklus 1 :

a. Tahap Perencanaan adalah suatu kegiatan perencanaan untuk

memperbaiki suatu proses kegiatan pembelajaran yang di laksanakan

dengan tujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan aktifitas

siswa.

Adapun langkah langkah dalam perencanaan adalah

mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terjadi dalam proses


pembelajaran bahasa Indonesia, menyusun Rencana Perbaikan

Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode pembelajaran

metode demontrasi, menyusun lembar observasi, menyusun lembartes

formatif,dan menyusun lembar nilai dan lembar analisis penilaian .

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksaan siklus 1 yang akan dilakukan pada hari

rabu, 28 oktober 2020, peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan

perencanaan yang dirumuskan .setiap langkah yang telah dirumuskan

selanjutnya diamati dan dikumpulkan data-datanya ,baik data aktivitas

selama proses pembelajaran berlangsung ,maupun data hasil

pengamatan .kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

aktivitas dan aktivitas siswa –siswa dari siklus satu ke siklus

selanjutnya.

c. Tahap pengamatan

Pengamatan [obsevasi] merupakan salah satu tehnik

pengumpulan data. Tahap ini digunakan untuk mengamatinaktivitas

proses pembelajaran dan aktivitas siswa-siswa .guru sebagai peneliti

dan teman sejawat sebagai observer mengamati berlangsungnya proses

pembelajaran bahasa Indonesia dengan penerapan model pembelajaran

metode demonstrasi menggunakan lembar observasi.

Peneliti akan mengevaluasi dan menganalisis hasil tes format.

Adapun observer mengamati dan mencatat temuan temuan yang terjadi

selama proses perbaikan pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan


oleh peneliti dan observer memberikan masukan dan saran kepada

peneliti atas dasar hasil temuan masalah.

d. Refleksi

Pada tahapan ini peneliti akan melakukan refleksi terkait tentang

kekurangan kekurangan yang di temukan pada saat simulasi

berlangsung. Kemudian peneliti melakukan perbaikan dengan

menggunakan metode Tanya jawab pada tahap selanjutnya supaya

guru mengetahui keberhasilan dari pelaksanaan penelitian ini.

 Siklus II :

Dalam siklus II hal yang akan dilakukan adalah melakukan

tahapan tahapan yang sama dengan siklus I yaitu:

a. Tahap Perencanaan adalah suatu kegiatan perencanaan untuk

memperbaiki suatu proses kegiatan pembelajaran yang di laksanakan

dengan tujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan aktifitas

siswa.

Adapun langkah langkah dalam perencanaan adalah

mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terjadi dalam proses

pembelajaran bahasa Indonesia, Menyusun Rencana Perbaikan

Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode pembelajaran

metode demontrasi, menyusun lembar observasi , menyusun lembar

tes formatif, dan menyusun lembar nilai dan lembar analisis penilaian.
b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksaan siklus II yang akan dilakukan pada hari

Rabu, 28 oktober 2020, peneliti melakukan pembelajaran sesuai

dengan perencanaan yang dirumuskan .setiap langkah yang telah

dirumuskan selanjutnya diamati dan dikumpulkan data-datanya, baik

data aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung ,maupun data

hasil pengamatan .kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui

peningkatan aktivitas dan aktivitas siswa –siswa dari siklus satu ke

siklus selanjutnya.

c. Tahap pengamatan

Pengamatan [obsevasi] merupakan salah satu tehnik

pengumpulan data tahap ini digunakan untuk mengamatinaktivitas

proses pembelajaran dan aktivitas siswa-siswa .guru sebagai peneliti

dan teman sejawat sebagai observer mengamati berlangsungnya proses

pembelajaran bahasa Indonesia dengan penerapan model pembelajaran

metode demonstrasi menggunakan lembar observasi.

d. Refleksi

Pada tahapan ini peneliti akan melakukan refleksi terkait

tentang kekurangan kekurangan yang di temukan pada saat simulasi

berlangsung. Kemudian peneliti melakukan perbaikan dengan

menggunakan metode Tanya jawab pada tahap selanjutnya supaya

guru mengetahui keberhasilan dari pelaksanaan penelitian ini.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Siklus

Pada bagian ini peneliti menyajikan hasil penelitiandan pembahasan

sesuai dengan tujuan yaitu unuk mengetahui bahwa meningkatkan

kemampuan memahami isi cerita dan meningkatkan hasil belajar peserta didik

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Materi ini pada kelas VI SDN 60

Sambinae Tahun Pelajaran 2020/2021.

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada pelaksanaan siklus I ini di laksanakan dalam satu kali

pertemuan, adapun kegiatan yang telah di lakukan adalah sebagai

berikut: meyiapkan alat perekam, menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran siklus I, menyiapkan sistematika laporan siklus I,

menyiapkan rpp, menyiapkan presensi, menyiapkan lembar observasi

kegiatan guru, menyiapkan perlengkapan mengajar, membuat media

dengan menggunakan metode Tanya jawab.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I ini telah di

laksanakan pada hari Rabu Tangal 28 Oktober., peneliti melaksanakan

kegiatan simulasi di rumah, direkam dengan durasi 5 menit. guru

melakukan simulasi dengan menerapkan metode Tanya jawab dalam

mengajarkan menningkatkan kemampuan menyimak isi cerita. Di


kegiatan awal guru memotivasi, guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, kegiatan inti guru menjelaskan materi kemudian guru

mencotohkannya. Dan di kegiatan akhir guru memberikan latihan

soal .

c. Pengamatan atau Observasi

Dari hasil pengamatan yang telah di laksanakan pada video

yang berdurasi ± 5 menit, Setelah pengamatan pembelajaran yang

sudah di lakukan pada siklus I ini, diadakanlah diskusi dengan teman

teman sejawat, dari pengamatan yang telah dilakukan bersama

menunjukkan hasil yang belum sesuai dengan apa yang

diharapkan.berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan

lembar obsevasi di bawah ini:

Tabel Lembar Aktivitas Guru Siklus I


KESESUAIAN
DENGAN RPP* SARAN/HASIL
ASPEK YANG DIAMATI
SESUAI TIDAK DISKUSI/REFLEKSI
SESUAI
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/A
WAL
1. Memotivasi √ Guru belum terlihat
2. Memberi acuan √ memberikan acuan
3. Melakukan apersepsi √
B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan konsep / √ Belum terlihat adanya
materi/contoh/ilustrasi umpan balik dalam
2. Pemberian penguatan √ pembelajaran
3. Penggunaan media √
4. Pemberian tugas / latihan √
5. Umpan balik √
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN
PENUTUP
1. Meringkas / merangkum √ Guru belum terlihat
2. Evaluasi √ mengevaluasi dan
3. Pemberian tugas √ memberikan tugas diakhir
pembelajaran
KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG SARAN/HASIL
TIDAK
DIAMATI PANTAS DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
1. Pakaian yang dikenakan √
2. Alas kaki yang digunakan √ Alas kaki belum terlihat
3. Ekspresi / mimik wajah √
4. Sikap / gerak tubuh yang berdiri √
5. Bahasa yang digunakan √

Frekuensi yang di cari


P= x 100%
Jumlah frekuensi

7
P= x 100%
10

= 0,7 x 100%

= 70%

Pedoman Katagori Aktivitas Guru

Rata – Rata Sekor Katagori

86 – 100 Sangat Baik

76 – 85 Baik

66 – 75 Cukup Baik

10 – 65 Kurang Baik

d. Refleksi

Berdasarkan tidak optimalnya pembelajaran yang sudah di

laksanakan peserta didikan pada siklus I, dari hasil diskusi bersama

teman sejawat, maka peneliti perlu melaksanakan perbaikan

pembelajaran pada siklus selanjutnya.

2. Pelaksanaan SiklusII
Dalam siklus ini selain memaksimalkan penerapan penggunaan

metode Tanya Jawab peneliti juga mencoba mengatasi kekurangan pada

siklus sebelumnya.

a. Perencanaan

Pada pelaksanaan siklus I ini di laksanakan dalam satu kali

pertemuan, adapun kegiatan yang telah di lakukan adalah sebagai

berikut: meyiapkan alat perekam, menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran siklus I, menyiapkan sistematika laporan siklus I,

menyiapkan rpp, menyiapkan presensi, menyiapkan lembar observasi

kegiatan guru, menyiapkan perlengkapan mengajar, membuat media

dengan menggunakan metode Tanya Jawab.

b. PelaksanaanTindakan.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II ini, peneliti telah

melaksanakan kegiatan simulasi di rumah, direkam dengan durasi 5

menit, di kegiatan awal guru mengawali pembelajaran dengan berdoa,

mengabsen, memotivasi, menjelaskan tujuan pembelajaran, kegiatan

inti guru menjelaskan materi kemudian guru mencotohkannya. pada

kegiatan akhir guru memberikan latihan soal, guru memberikan

kesimpulan, dan guru memberkan tugas rumah.

c. Pengamatan atau Observasi

Dari pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan

lembar pengamatan, pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil belajar

yang sangat baik.


Tabel Lembar Aktivitas Guru Siklus II

KESESUAIAN
DENGAN RPP* SARAN/HASIL
ASPEK YANG DIAMATI
SESUAI TIDAK DISKUSI/REFLEKSI
SESUAI
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/A
WAL
1. Memotivasi √ Belum terlihat
2. Memberi acuan √ memberikan acuan pada
3. Melakukan apersepsi √ siswa
B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan konsep / √ Belum terlihat
materi/contoh/ilustrasi memberikan penguatan
2. Pemberian penguatan √
3. Penggunaan media √
4. Pemberian tugas / latihan √
5. Umpan balik √
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN
PENUTUP
1. Meringkas / merangkum √ Semua sudah terlaksana
2. Evaluasi √ dengan baik
3. Pemberian tugas √

KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG SARAN/HASIL
TIDAK
DIAMATI PANTAS DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
1. Pakaian yang dikenakan √
2. Alas kaki yang digunakan √ Belum terlihat karena
video hanya terlihat
setengah badan
3. Ekspresi / mimik wajah √
4. Sikap / gerak tubuh yang berdiri √
5. Bahasa yang digunakan √

Frekuensi yang di cari


P= x 100%
Jumlah frekuensi

9
P= x 100%
10
= 0,9 x 100

= 90%

Pedoman Katagori Aktivitas Guru

Rata – Rata Sekor Katagori

86 – 100 Sangat Baik

76 – 85 Baik

66 – 75 Cukup Baik

10 – 65 Kurang Baik

d. Refleksi

Dari hasil pengamatan video yang telah di amati guru melakukan

refleksi sebagai berikut.

Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan melakukan apersepsi

Guru melakukan :

 Salam pembuka

 Mengkondisikan kelas

 Menyampaikan tujuan pembelajaran

 Memberikan motivasi untuk belajar

Ketepatan guru mengunakan setrategi.

 Guru paham mengenai metode Tanya Jawab.

 Guru mampu mengunakan metode Tanya Jawab.


Kemampuan guru dalam menguasai kelas

 Mampu membuat peserta didik lebih aktip bertanya

 Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan

Kemampuan guru dalam menutup pelajaran

 Kesimpulan, Melakukan evaluasi, Memberikan tindak lanjut, Salam

penutup .

B. Pembahasan

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I ternyata hasilnya

masih belum memuaskan dan tidak seperti yang diharapkan. Menurut guru

dan teman sejawat hal ini dikarenakan pada siklus I metode pembelajaran

yang digunakan guru tidak disertai dengan penggunaan alat peraga, dalam

proses pembelajaran cenderung guru mengaktualisasikan diri-sendiri dengan

metode ceramah, tidak memberikan perhatian untuk menarik minat peserta

didik, serta tidak menginformasikan arah dan tujuan pembelajaran yang akan

diberikan, sehingga peserta didik lebih cenderung memperhatikan yang lain.

Maka akibat yang didapatkan, hasil hasilbelajar peserta didik yang

rendah,maupun tingkat aktivitas guruyang mencapai nilai rata-rata 70%.

Maka atas dasar pengalaman di siklus yang sudah dilaksanakan, guru

dan teman sejawat sepakat pada siklus II dalam proses pembelajaran setelah

menggali pengetahuan peserta didik dengan pertanyaan, menginformasikan

tujuan pembelajaran dan juga untuk lebih terfokus kepada penggunaan media.

Selain itu hasil observasi dan hasil nilai yang didapat juga menunjukkan

perubahan hasil yang sangat baik. Dari kegiatan siklus II inilah yang
mendapatkan hasil lebih maksimal baik dari hasil belajar,maupun tingkat

aktivitas guru yang mencapai rata-rata 90%.

Maka dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dalam dua siklus

ini, hasil yang dicapai peserta didik setelah pelaksanaan perbaikan

pembelajaran diantaranya:

1. Berani mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat

2. Peserta didik lebih cepat menguasaimateri

3. Peserta didik merasa senang dan aktif mengikutipembelajaran.

4. Nilai total evaluasi peserta didik meningkat.

Keberhasilan penelitian ini terlihat jelas pada deskripsi temuan dan

refleksi pada siklus I,dan siklus II, ternyata penggunaan metode Tanya jawab

dapat meningkatkan aktivitas dan potensi peserta didik dalam pembelajaran.

Oleh karena itu peneliti dan teman sejawat sepakat untuk tidak lagi

melanjutkan pada siklus berikutnya.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode tanya

jawab yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode

tanya jawab pada mata pelajaran bahasa Indonesia dapat menunjukkan

peningkatan aktifitas guru yang dilihat dari perolehan nilai rata-rata pada

siklus I yaitu 70% sedangkan pada siklus II yaitu 90% .

B. Saran

Dari penelitian yang telah dilaksanakan, penulis memberikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Guru selaku mediator dan motivator bagi peserta didik, sangat

mempengaruhi kemajuan peserta didik yang diajarnya. Oleh karena itu,

sebagai seorang guru hendaknya memiliki sikap aktif dan kreatif agar

mampu melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai

strategi, pendekatan, model maupun metode pembelajaran untuk

menumbuhkan semangat dan minat peserta didik .

2. Bagi Sekolah

Pada setiap sekolah selalu menginginkan semua peserta didik nya

menjadi peserta didik yang berprestasi dan dapat mengharumkan nama


sekolahnya. Oleh karena itu dalam mencapai keinginan tersebut, sekolah

hendaknya memberikan dukungan bagi tenaga pendidik untuk

mendapatkan fasilitas yang memadai, seperti media, alat peraga, dan

sumber belajar yang cukup memadai untuk peserta didik nya.

3. Bagi Siswa

Siswa harus lebih aktif dalam proses pembelajaran dan semakin

giat untuk belajar.


Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi


Aksara.
Asmani, Jamal Ma’ruf. 2014. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Yogyakarta: Diva .
Kastolani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif dan Aplikasi. Salatiga: STAIN
Salatiga Press
Nggermanto, Agus. 2008. Quanum Quotient Kecerdasan Quantum. Bandung:
Nuansa .
Sujana, Nana. 2011. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sumanto, dkk. 2008. Gemar Matematika 6. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.Jakarta: intan Pariwara .
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Suprijono, Agus. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Groups.
Oemar Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Hal.30
Soeparmo. 1992.

Anda mungkin juga menyukai