Kelompok 2 - RPS 2 Manajemen Pemasaran Strategik Fix
Kelompok 2 - RPS 2 Manajemen Pemasaran Strategik Fix
Kelompok 2 - RPS 2 Manajemen Pemasaran Strategik Fix
MERINGKAS MATERI
MMI 537 (H2)
Disusun oleh :
Kelompok 2
1. I Made Adi Suardana Putra (2380611026)
2. Eugenia Sartini Mega Dewi (2380611027)
3. Nyoman Candra Tri W. (2380611028)
4. Holil Pujiyati (2380611036)
Dosen Pengempuh :
Dr. I Gst. Ngr. Jaya Agung Widagda K,S.E.,M.M
1
8. Apa saja yang menjadi kendala dalam keputusan positioning ?
9. Apa saja alat analisis untuk pengambilan keputusan positioning ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Segmentasi dan Penetapan Pasar Sasaran
2.1.1 Segmentasi Pasar
1) Definisi Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah proses dimana pasar dibagi menjadi beberapa kelompok
pelanggan yang berbeda dengan kebutuhan dan karakteristik serupa yang mengarahkan
mereka untuk memberikan respon yang serupa terhadap penawaran produk dan program
pemasaran tertentu. Dengan demikian manajer pemasaran harus membagi pasar ke dalam
bagianbagian yang secara strategis lebih mudah diatur, sehingga dapat menentukan target
pasar dan memuaskan kebutuhan pasar yang di targetkan tersebut secara lebih akurat
dengan membuat perubahan – perubahan kecil dalam bauran pemasaran.
Sebuah studi lintas industri baru – baru ini menunjukkan pentingnya memilih segmen
pasar dengan hati – hati. Dengan memfokuskan upaya pemasaran pada pelanggan yang
paling penting, di mana yang penting ditentukan oleh kepuasan pelanggan, loyalitas
pelanggan, dan pangsa dompet, rata – rata profitabilitas pelanggan dan laba atas
penjualan yang lebih tinggi akan terwujud.
3
c) Perilaku (sikap, pengetahuan, manfaat, status pemakai, loyalitas, kesediaan
membeli).
d) Psikografi (kepribadian, gaya hidup, kelas sosial).
4
begitu pelaku bisnis dapat memperkecil budget produksi, mengantisipasi adanya
persaingan, dan lain – lain.
Dalam menentukan target pasar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, (1)
besaran dan potensi pertumbuhan dari setiap segmen, (2) daya tarik masing – masing
segmen, (3) sasaran dan sumber daya perusahaan.
5
d) Market Specialization, di sini perusahaan berkonsentrasi dalam melayani
kebutuhan se – kelompok pasar tertentu dengan menawarkan berbagai produk yang
beragam.
e) Full Market Coverage, di sini perusahaan berusaha untuk melayani semua
kelompok konsumen dengan semua produk yang dibutuhkan oleh konsumen
tersebut.
6
Menurut Orville dan John 2014, 5 langkah yang terlibat dalam pengembangan matriks
daya tarik pasar / matriks posisi kompetitif untuk mengevaluasi potensi target pasar antara
lain :
a) Memilih kriteria untuk mengukur pasar daya tarik dan posisi kompetitif.
b) Memberikan bobot daya tarik apsar dan factor posisi kompetitif untuk mencerminkan
kepentingan relatif mereka.
c) Menilai posisi saat ini dari setiap potensi target pasar pada setiap faktor.
d) Memproyeksikan posisi masa depan masing – masing pasar berdasarkan yang
diharapkan lingkungan, pelanggan, dan tren kompetitif.
e) Mengevaluasi implikasi dari kemungkinan masa depan perubahan untuk strategi bisnis
dan persyaratan sumber daya.
Yang nantinya menjadi dasar dari matrix tersebut adalah sebuah keputusan bahwa
seorang manajer dapat menilai daya tarik suatu pasar (potensi keuntungannya) dengan
memeriksa faktor pasar, persaingan dan lingkungan yang dapat mempengaruhi profitabilitas.
Selain itu, matriks ini juga berguna untuk memperkirakan kekuatan posisi kompetitif
Perusahaan dengan melihat kemampuan atau kekurangan perusahaan sejenis terhadap
kebutuhan pasar dan kompetensi persaingan yang mungkin terjadi.
2.3.1 Langkah 1: Memilih Faktor Daya Tarik Pasar dan Posisi Kompetitif Faktor Daya Tarik
pasar
Faktor ini merupakan segmen pasar yang melibatkan penentuan ukuran pasar,
tingkat pertumbuhan dan penilaian terhadap tren demografi, sosial budaya, ekonomi,
politik/hukum, teknologi, dan alam yang mempengaruhi permintaan di pasar tersebut.
Namun, fokus dari faktor daya tarik pasar yaitu sejauh mana kebutuhan pelanggan yang
belum terpenuhi, atau kebutuhan yang saat ini tidak terlayani dengan baik.
7
Tabel 2.1
Faktor – Faktor yang Mendasari Daya Tarik Pasar dan Posisi Kompetitif
Faktor Daya Tarik Pasar Faktor Posisi Kompetitif
Kebutuhan dan Perilaku Pelanggan Kebutuhan dan Perilaku Pelanggan
Apakah ada kebebutuhan yang belum Bisakah kita melakukan diferensiasi?
terpenuhi atau kurang terlayani yang Bisakah kita unjuk gigi melawan faktor –
dapat kita penuhi? faktor penentu keberhasilan?
Tahap produk yang bersaing dalam siklus
hidup produk : Apakah waktu yang tepat?
Ukuran pasar atau segmen pasar dan tingkat Kemampuan dan Sumber Daya Perusahaan dan
pertumbuhan Pesaing
Potensi pasar dalam satuan, pendapatan, Kekuatan dan kedalaman manajemen
jumlah calon konsumen. Sumber daya keuangan dan fungisional :
Tingkat pertiumbuhan dalam pemasaran, distribusi, manufaktur, penelitian
pendapatan, jumlah calon pelanggan. dan pengembangan, dll.
Mungkinkah segmen sasaran Citra Merk
merupakan sebuah platform untuk Pangsa Pasar relative
ekspansi ke segmen pasar keseluruhan?
Tren Makro: Apakah tren tersebut Daya Tarik Industri yang mana kita akan
menguntungkan dan seimbang? bersaing?
Demografis Ancaman pendatang baru
Sosial Budaya Ancaman barang / jasa pengganti
Ekonomi Kekuatan pembeli
Politik / Hukum Kekuatan Pemasok
Teknologi Persaingan yang kompetitif
Alam Kapasitas Industri
2.3.3 Langkah 3 : Nilai Segmen pada Setiap Faktor, Plot Hasil Pada Matriks
Langkah ini membutuhkan bukti biasanya data kualitatif dan kuantitatif untuk
menilai secara objektif setiap kriteria yang diidentifikasi pada Langkah 1. Penilaian yang
tidak jelas mengenai masing – masing kriteria yang tidak kredibel dan berisiko membawa
manajer atau pengusaha ke dalam segmen pasar yang mungkin tidak dapat dijalankan.
Sangat penting untuk melakukan analisis rinci mengenai pesaing utama, terutama yang
berkaitan dengan tujuan, strategi, sumber daya, dan program pemasaran mereka.
8
Gambar 2.1
9
Gambar 2.2
Implikasi posisi Alternatif dalam Matriks Daya Tarik Pasar / Posisi Kompetitif
untuk Pemilihan Target Pasar, Tujuan Strategis, dan Alokasi Sumber Daya.
Namun melakukan segmentasi pasar ke dalam ceruk yang sempit dan kemudian memilih
satu ceruk untuk dibidik bukanlah hal yang tepat selalu merupakan strategi terbaik, terutama
bagi Perusahaan mapan yang memiliki sumber daya besar. Tiga strategi penargetan pasar yang
umum yaitu Pasar Khusus, Pasa Massal, dan Pasar Pertumbuhan yang di jelaskan sebagai
berikut :
a) Niche – Market Strategy
Strategi pasar Khusus melibatkan melayani satu atau lebih segmen, meskipun bukan
segmen yang terbesar, tetapi pelanggan yang mencari manfaat yang lebih terspesialisasi dari
suatu barang atau jasa.
b) Mass – Market Strategy
Strategi pasar massal dapat dijalankan dengan dua cara. Pertama, Perusahaan dapat
mengabaikan perbedaan segmen dan merancang program produk dan pemasaran tunggal yang
akan menarik sebagian besar konsumen. Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk
memperoleh volume yang cukup untuk memperoleh skala ekonomi dan keunggulan biaya.
10
Strategi ini membutuhkan sumber daya yang besar, termasuk kapasitas produksi, dan
pemasaran massal yang baik. Pendekatan kedua terhadap pasar massal adalah merancang
produk dan program pemasaran terpisah untuk segmen yang berbeda. Hal ini sering disebut
pemasaran terdiferensiasi.
c) Growth Market Strategi
Sebagian besar perusahaan mungkin lebih memilih untuk membuat hidup menjadi
sederhana dan menjual produk yang kurang lebih sama ke mana pun mereka pergi. Faktanya,
beberapa Perusahaan melakukannya. Bisnis yang menerapkan strategi pertumbuhan sering kali
menargetkan satu atau lebih segmen yang tumbuh cepat, meskipun segmen tersebut saat ini
mungkin tidak terlalu besar. Ini adalah strategi yang sering disukai oleh perusahaan –
perusahaan kecil untuk menghindari konfrontasi langsung dari Perusahaan besar.
Strategi pasar pertumbuhan biasanya memerlukan kemampuan penelitian dan
pengembangan (R&D) dan pemasaran yang kuat untuk secara konsisten mengidentifikasi dan
mengembangkan produk yang menarik bagi segmen pengguna baru, ditambah sumber daya
untuk mebiayai pertumbuhan yang cepat. Namun pertumbuhan yang cepat biasanya juga akan
menarik pesaing-pesaing besar.
11
a) Penting : perbedaan itu memberikan manfaat yang sangat bernilai bagi cukup banyak
pembeli.
b) Khas : perbedaan tersebut diberikan melalui gaya yang khas.
c) Unggul : perbedaan itu unggul dibandingkan cara-cara lain untuk memperoleh manfaat
tersebut.
d) Sulit dimasuki : perbedaan itu tidak mudah ditiru oleh pesaing.
e) Dapat dijangkau harganya : pembeli mampu membayar perbedaan itu.
f) Mampu menghasilkan laba : perusahaan menganggap tindakan memperkenalkan
perbedaan itu akan menghasilkan laba.
Pada prinsipnya strategi diferensiasi adalah mengambil pelanggan sebagai titik perhatian
utama. Strategi ini membangun persepsi pembeli diatas keunggulan kualitas, desain produk,
teknologi, citra, berat bahan dan pelayanan. Perusahaan dapat menaikan harga setinggi
mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, tetapi harus dapat menciptakan
produk bagi konsumen yang tampak berbeda ketimbang produk yang sudah ada, sehingga
tampak unik. Perbedaan inilah yang nanti dibayar mahal dan menjadi persepsi bagi pembeli.
Menurunkan harganya, maka hal itu justru akan membuat konsumen meragukan mutu produk
yang bersangkutan.
Manajemen memiliki banyak pilihan pendekatan dalam menerapkan strategi diferensiasi,
antara lain melalui rasa, desain, reputasi, teknologi, pelayanan konsumen, kualitas, dan
keragaman jenis barang. Akan tetapi, nampaknya strategi diferensiasi hanya dapat menjadi
keunggulan bersaing dalam waktu yang relatif panjang jika didasarkan pada kualitas, teknologi,
dan pelayanan konsumen.
Pendekatan yang lain hanya memiliki siklus kehidupan yang relatif pendek. Strategi
diferensiasi baru berhasil diterapkan jika manajemen mampu memenuhi persyaratan
12
organisatoris, sumber daya manusia, dan sumber dana yang diperlukan, perusahaan hendaknya
memiliki keunggulan penelitian dasar dan kepemimpinan teknologi yang pada gilirannya
mampu menghasilkan produk baru yang berkualitas dan dinilai unik oleh konsumen. Akan
tetapi hendaknya juga diingat bahwa biasanya diferensiasi juga mengakibatkan peningkatan
biaya. Oleh karena itu manajemen hendaknya membandingkan kemungkinan peningkatan laba
yang diperoleh dan sekaligus meningginya biaya yang harus ditanggung.
13
a) Diferensiasi Produk
Produk mempunyai arti atau nilai bahwa produsen membuat suatu produk baru
yang dirasakan oleh keseluruhan konsumen sebagai produk yang unik dan berbeda.
Produk yang memiliki diferensiasi yang unik dan beda bisa dijadikan sebagai ciri khas
dari suatu produsen. Indikator dalam diferensiasi produk antara lain adalah:
1) Fitur (feature) adalah karakteristik – karakteristik yang melengkapi fungsi
utama. Titik awal pemikiran soal fitur adalah bahwa produk memiliki tipe
standar. Dengan menambahkan karakteristik tertentu, maka akan diperoleh
beberapa versi. Misalnya, Kijang Krista merupakan kelanjutan Kijang Grand Extra
dengan menambahkan beberapa fitur (kelebihan). Kijang Grand Extra sendiri
merupakan kelanjutan Kijang Super dan Kijang super merupakan kelanjutan kijang
standar. Yang membedakan hanyalah fitur. Semua yang standar sama. Mesin
sama, ukuran dan desain body sama, kopling sama, chasis sama dan seterusnya.
2) Kualitas Kinerja (performa) adalah kemampuan produk memenuhi fungsi
dasarnya. Performa bor adalah kemampuan bor membuat lubang. Performa
gunting kertas adalah kemampuannya untuk memotong kertas. Performa makanan
adalah kemampuan makanan memenuhi rasa, aroma, dan kekenyangan konsumen.
3) Konformas (sepadan) artinya ekspektasi kesesuaian pembeli memberikan produk
memiliki mutu kesesuaian dengan standart atau spesifikasi yang tinggi. Mutu
kesesuaian adalah tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi
terhadap spesifikasi sasaran yang dijanjikan.
4) Durabilitas (durability) adalah umur produk yang diharapkan dengan pemakaian
yang normal. Ada produk yang menonjolkan tahan lama. Misalnya, Electrolux
dengan slogan: “Ah, seandainya saja ada yang seawet electrolux”. Vespa juga
mengandalkan diferensiasi yang sama dengan slogan: “Dua puluh mendatang
motor lain sudah menjadi ganjal pagar, tetapi Vesta masih tetap dikejar”.
5) Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menyatakan kemungkinan produk tidak
sedang rusak dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, produk yang jarang
rusak dapat dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Suzuki Carry termasuk
yang menonjolkan diferen ini dengan klaim mesinnya bandel dan tidak perlu turun
mesin sampai kilometer ke - 200.000.
6) Kemudahan Memperbaiki (Repairability) Ini adalah kemudahan memperbaiki
produk kalau sedang rusak. Mobil Kijang termasuk yang menonjolkan diferensiasi
14
ini dengan klaim bahwa mesin Kijang sederhana, tetapi awet serta mudah
diperbaiki.
7) Gaya (Style) adalah tampilan produk yang dapat dirasakan konsumen. Diferen ini
bersifat subjektif. Ferari selalu menonjolkan gaya yang sporti. Mercedez Benz
menampilkan gaya elegan.
8) Desain atau rancang bangun sebenarnya mencakup diferen-diferen produk yang
lain. Sekali rancangan dibuat, maka didalamnya sudah harus terpikirkan fitur
sampai gaya. Dengan demikian, desain adalah totalitas semua diferen yang
mempengaruhi penampilan dan fungsi operasi produk dari sudut pandang
kebutuhan pelanggan.
b) Diferensiasi Layanan
Diferensiasi kualitas pelayanan ialah dengan mewujudkan kreativitas yang tinggi
dalam mengkombinasikan berbagai unsur bauran pemasaran dengan keramah-tamahan
serta wawasan karyawan yang luas, sehingga kualitas jasa pelayanan yang dirasakan oleh
konsumen akan melebihi ekspektasi. Indikator dalam diferensiasi produk antara lain
adalah :
1) Kemudahan Memesan (Ordering Ease) Ini berkaitan dengan seberapa mudah
konsumen memesan barang dari perusahaan. Banyak bank saat ini yang
memberikan kemudahan akses, baik melalui telepon maupun internet. Karena itu,
saat dikenal adanya phone-banking maupun internet banking.
2) Antaran (delivery). Ini berkenaan dengan seberapa baik produk diantarkan kepada
konsumen. Kualitas antaran menyangkut kecepatan, akurasi dan kehati – hatian
menangani barang.
3) Pemasangan (instalasi). Banyak produk yang harus dipasang dulu pada lokasi
tertentu baru operasional. Untuk produk demikian, maka pemasangan dapat
dijadikan sebagai diferen. Misalnya AC. Banyak merek yang memberikan
pemasangan gratis di rumah, kantor, sekolah atau dimana saja mau dipasang.
4) Pelatihan pelanggan (customer training). Apabila produk kompleks, pelanggan
membutuhkan transfer of knowlegde tentang produk dari perusahaan. Menyadari
masalah ini, banyak perusahaan yang menawarkan pelatihan bagi pelanggan yang
membeli produknya. Restoran MCDonald misalnya, selalu memberikan pelatihan
bagi frenchisee (pembeli frenchise) baru untuk mendalami budaya perusahaan itu.
15
5) Konsultasi pelanggan (customer training). Ini menyangkut konsultasi mengenai
masalah bisnis pelanggan yang terkait atau tidak terkait dengan produk yang
dibelinya. Sebagai contoh, PT. UNILEVER, memberikan kesediaan untuk
konsultasi gratis bagi pelanggan berupa warung, toko, supermarket dan lain – lain
yang menerima produknya.
6) Perawatan dan Perbaikan yaitu program yang dapat membantu pelanggan saat
terjadinya kerusakan sehingga diperlukan layanan tambahan terhadap produk.
Contoh layanan perbaikan Software Laptop melalui e – support.
7) Rupa – rupa layanan (miscelaneous services). Layanan memiliki skop yang tidak
terbatas. Pokoknya, apa saja yang bisa memberikan manfaat bagi pelanggan, dapat
ditawarkan sebagai sumber diferensiasi. Namun, perlu diingat bahwa manfaat
tersebut perlu berbeda, penting dan bermanfaat bagi pelanggan.
c) Diferensiasi Personil
Banyak perusahaan yang membedakan produknya dari produk perusahaan lain
melalui penekanan pada sumberdaya yang berbeda. Harus diakui memang bahwa
diferensiasi personil lebih kena pada perusahaan yang memasarkan layanan dan layanan
tersebut diberikan orang – orang. Dalam perusahaan yang murni menghasilkan barang,
tentu personil yang terlibat dalam proses produksi tidak terlibat dalam kontak langsung
dengan konsumen. Oleh karena itu, diferensiasi yang bisa dipromosikan oleh perusahaan
paling kompetensi. Lain halnya kalau personil tersebut berkontak langsung dengan
konsumen, dalam menyediakan layanan sebagai produk utama ataupun tambahan. Kalau
demikian adanya, maka sumber diferensiasi lebih banyak, yaitu :
Kompetensi (competence): Karyawan memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan. Banyak perguruan tinggi menjadikan poin ini sebagai sumber
diferensiasi dengan menyatakan bahwa dosen – dosennya lulusan S3 dan S2 luar
negeri dan dalam negeri yang bereputasi.
Kesopanan (courtesy): karyawan penuh kepedulian, bersahabat dan menghormati.
Kredibilitas (credibility): karyawan dapat dipercaya.
Reliabilitas (reliability): Karyawan memberikan layanan secara konsisten dan
akurat.
Daya tanggap (responsiveness): Karyawan menanggapi masalah dan permintaan
konsumen secara cepat dan tuntas.
16
Komunikasi (communication): Karyawan berusaha memahami konsumen dan
berkomunikasi secara jelas.
17
menetukan strategi segmentasi yang dipakai. Positioning sendiri berarti tindakan atau langkah
– langkah dari perusahaan untuk menempatkan produk di dalam pikiran konsumen sasaran
dimana perusahaan tersebut memiliki pembeda atau ciri khas yang dapat diunggulkan dengan
pesaing – pesaing lainnya.
Positioning fisik atau penentuan posisi fisik berfokus pada sifat fisik suatu
produk. Misalnya, beberapa produsen ponsel memasarkan produknya berdasarkan desain
ponsel yang tipis dan mengkilat. Pemasar mode memasarkan pakaian dan aksesoris
berdasarkan desain, warna dan bentuk. Sifat fisik produk digunakan untuk menciptakan pesan
dan daya tarik bagi pasar sasaran, serta menjaga produk tetap segar di benak konsumen. Ketika
tiba waktunya untuk membeli, konsumen mengingat produk tersebut.
18
2.7.6 Mengidentifikasi kesenjangan posisi. Mengidentifikasi senjang atau gap pada posisi
yang ditempati. Melalui analisis terhadap posisi berbagai produk yang saling bersaing,
maka dapat ditentukan daerah – daerah atau aspek – aspek yang belum tergarap maupun
yang telah digarap banyak pesaing.
2.7.7 Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning. Setelah pasar sasaran ditentukan
dan posisi yang dikehendaki ditetapkan, maka pemasar harus merancang program
pemasaran yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk atau merek
yang disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak
konsumen. Jantung dari strategi positioning ini adalah kampanye promosi.
2.7.8 Memantau posisi. Posisi aktual suatu produk atau merek perlu dipantau setiap saat guna
melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan.
19
namun menggunakan gambar atau logo yang berbeda. Strategi seperti ini ternyata kurang efektif, karenahanya
akan membuatpelanggan bingung dan lambat laun kepercayaan merekabisamenurun.
20
2.9.1 Strategi Terfokus Versus Strategi Luas
Dari tiga strategi generik asli Porter (diferensiasi produk, kepemimpinan biaya, dan
fokus), strategi fokus tampaknya menyebabkan kebingungan terbesar (misalnya, Dess &
Davis, 1982, 1984). Porter (1985) berusaha mengatasi kebingungan ini dengan menyatakan
bahwa pilihan strategi terfokus atau luas tidak bergantung pada pilihan diferensiasi produk atau
kepemimpinan biaya. Jadi, menurut Porter, perusahaan dapat mengambil pendekatan terfokus
atau luas terhadap diferensiasi produk atau kepemimpinan biaya.
Pada Gambar 2.3 dirangkum kondisi yang menentukan apakah strategi luas yang
mencakup satu atau beberapa penawaran produk akan lebih berhasil daripada strategi terfokus
yang mencakup satu atau beberapa penawaran produk. Dapat dilihat bahwa meskipun
heterogenitas pasar merupakan kondisi yang diperlukan agar strategi fokus dapat berjalan, hal
ini bukanlah kondisi yang cukup: Sinergi antar segmen harus tidak ada atau bersifat negatif
sebelum strategi fokus dapat diadopsi.
21
Misalnya, dalam industri ritel bensin, pelanggan sangat sensitif terhadap harga, namun
skala operasi optimalnya rendah dibandingkan dengan ukuran pasar secara keseluruhan. Dalam
situasi ini, alih – alih hanya muncul satu pemimpin biaya yang menikmati keuntungan di atas
normal, banyak perusahaan yang memiliki struktur biaya serupa. Namun, untuk
mempertahankan penjualan, perusahaan-perusahaan ini terpaksa memangkas harga hingga
keuntungannya hampir hilang.
b) Prasyarat Berbasis Pasar untuk Diferensiasi Produk
Sensitivitas harga yang Day (1984) kaitkan dengan kepemimpinan biaya sebenarnya
merupakan kebalikan dari persepsi diferensiasi produk, yang oleh Strategic Planning
Associates dikaitkan dengan strategi diferensiasi produk. Jika pelanggan tidak menilai produk
yang berbeda dalam dimensi non – harga, maka mereka tidak akan menghargai produk yang
terdiferensiasi dan tidak akan membayar lebih untuk produk tersebut. Oleh karena itu, strategi
diferensiasi produk hanya dapat dilakukan jika pelanggan, ketika membuat keputusan
pembelian, memberi bobot pada atribut produk selain harga. Sama seperti yang mereka lakukan
dalam strategi fokus, karakteristik pelanggan akan menentukan kelangsungan strategi
diferensiasi produk. Namun, seperti halnya strategi fokus, karakteristik pelanggan saja tidak
dapat menjamin keberhasilan strategi diferensiasi produk.
Keterikatan pelanggan terhadap pentingnya atribut produk selain harga merupakan
kondisi yang diperlukan untuk kelangsungan strategi diferensiasi produk, namun hal ini
bukanlah kondisi yang cukup. Agar strategi diferensiasi produk dapat dijalankan, perusahaan
harus mampu membangun dan mempertahankan perbedaan nyata dalam penawaran produknya
atau dalam citra merek, kemasan, layanan pra dan pasca penjualan, dan pengaturan
pembiayaan. Namun, hal ini hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu. Inovasi dapat
menghasilkan suatu produk yang secara intrinsik dianggap lebih unggul oleh konsumen
dibandingkan penawaran pesaing. Strategi diferensiasi yang didasarkan pada produk yang
secara intrinsik unggul bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mempertahankan
perbedaan intrinsik tersebut dalam menghadapi peniruan pesaing. Seiring dengan semakin
matangnya industri, tugas ini menjadi semakin sulit.
2.9.2 Bisakah Kepemimpinan Biaya dan Diferensiasi Produk Dilakukan Secara Bersamaan?
Kondisi eksogen di tingkat industry / pasar yang diperlukan bagi perusahaan untuk
berhasil mencapai fokus, kepemimpinan biaya, dan strategi diferensiasi produk dirangkum
dalam Tabel 2.1 yang menunjukkan bahwa prasyarat eksogen untuk strategi kepemimpinan
biaya yang layak terutama berasal dari karakteristik struktural industri. Prasyarat untuk
22
diferensiasi produk terutama berasal dari selera pelanggan. Karena kedua rangkaian faktor
eksogen ini bersifat independen, tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk
menerapkan kepemimpinan biaya dan diferensiasi produk secara bersamaan.
Tabel 2.3 Summary of Links Between External Factors and the Viability of Generic
Strategies
Ini adalah poin penting. Sebagian besar studi empiris mengenai strategi generik
menunjukkan bahwa perusahaan yang berhasil menjalankan strategi generik akan mengungguli
pesaingnya. Memperluas logikanya, dengan menggabungkan kedua strategi generik secara
sukses, sebuah perusahaan harus mampu mengalahkan pesaing yang hanya menggunakan satu
strategi.
23
2.9.4 Strategi Generik dan Sarana Strategis
Pendekatan kontingensi terhadap strategi generik yang menunjukkan bahwa
kelangsungan masing – masing strategi Porter terkait dengan adanya sejumlah prakondisi
lingkungan. Kepemimpinan biaya hanya dapat terjadi jika terdapat potensi untuk menciptakan
penghematan biaya dengan cara selain melalui pengurangan produksi. Bagaimana
penghematan biaya ini dapat dicapai akan bergantung pada struktur industri perusahaan atau
pada struktur perusahaan yang memasok atau memasoknya.
Demikian pula, ada berbagai cara strategis yang dapat digunakan perusahaan untuk
mencapai diferensiasi produk. Ketika kelas produk baru diciptakan, potensi untuk
menghasilkan konfigurasi produk yang unik adalah yang terbesar, sehingga menunjukkan
bahwa tingginya tingkat pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan produk mungkin
dapat dibenarkan. Seiring dengan semakin matangnya produk, potensi keuntungannya akan
berkurang, namun imbalan yang diperoleh karena secara konsisten menghasilkan produk
berkualitas akan semakin meningkat. Jika biaya yang signifikan mungkin terkait dengan proses
pembelian itu sendiri, diferensiasi produk melalui layanan mungkin merupakan pendekatan
yang tepat.
Pada study kasus kali ini kami akan membahas produk yang mencoba mendapatkan
keunggulan kompetisi disaat telah terdapat banyak kompetensi di pasar yaitu Under Armour’s.
Under Armour didirikan pada tanggal 25 September 1996 oleh Kevin Plank, seorang
mantan kapten tim sepak bola Universitas Maryland, yang pada saat itu masih berusia 24 tahun.
Sebagai seorang fullback di Universitas Maryland, Plank kesal karena harus terus mengganti
kaos di bawah seragam pertandingannya, sebab kaos tersebut mudah sekali basah kuyup akibat
keringat. Ia kemudian menyadari bahwa celana kompresi yang dipakainya selama latihan tidak
24
basah kuyup. Hal tersebut pun menginspirasinya untuk membuat kaos dengan bahan serat
sintetis yang menyerap keringat.
Pada tahun 1996, Under Armour berhasil membuat sebuah prototipe baju yang menjadi
solusi para pelaku olahraga, dimana masalah utamanya yaitu Cold, Wet, and Heavy yang diberi
nama “The Shorty”, dan saat ini produk tersebut telah memiliki nama baru yaitu “Heatgear”.
Sukses membuat produk, Kevin Plank langsung memberikan sampel kepada pelaku olahraga
yang menginginkannya sampai mendapatkan penjualan sebesar 350pcs baju di tahun
berikutnya. Selanjutnya, berdasarkan hasil dari saran – saran para pelaku olahraga, Under
Armour langsung membuat prototipe terbaru dengan lengan Panjang dan memiliki warehouse
pertama pada tahun 1998 di Baltimore, MD.
Under Armour terus berkembang di pasar Amerika Serikat dengan Heatgear nya,
namun pada awal tahun 2000 – an Nike meluncurkan produk serupa yang diberinama “DriFit”.
Hal tersebut membuat Under Armour pada tahun 2003 mematenkan produknya. Perkembangan
Under Armour dapat dikategorikan sangat baik, dikarenakan usaha UA dalam mencoba
menembus entry barrier yang telah dibangun Nike sejak tahun 1971.
25
Pada tahun 2021, Under Armour menjadi merek pakaian olahraga terbesar ke – 6 di dunia
dalam hal pendapatan. Diperdagangkan secara publik di Bursa Efek New York, Under Armour
saat ini memiliki lebih dari 16.000 karyawan di seluruh dunia, dengan toko – toko yang
berlokasi di sebagian besar dunia.
Sejak tahun 2008, perusahaan ini telah mengalami pertumbuhan kuat yang
berkelanjutan, dari pendapatan tahunan kurang dari $1 miliar, menjadi lebih dari $5,5 miliar
pada tahun 2021.
26
Langkah 2 yaitu melakukan penilaian rating untuk masing – masing faktor, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
27
ini. Setelah penilaian ini dilakukan, hasil pembobotan dapat diplot pada matriks daya tarik
pasar / posisi kompetitif.
Langkah ke 4 yaitu Project Future Position for Each Segment atau memproyeksikan
masa depan untuk setiap segmen. Target pasar Under Armour sebagian besar adalah segmen
dewasa muda hingga paruh baya, baik pria maupun wanita, yang berarti target pasar untuk
seluruh apparel olahraga seharusnya sama. Hal ini dilakukan dengan cara saat pertama kali
dibuka, UA masih hanya berfokus untuk memenuhi kebutuhan Sebagian kecil pelaku olahraga
yang berarti posisi segmentasi disetiap bagian milik UA sangat rendah. UA saat itu masih
belum melakukan promosi secara langsung, dimana promosi pertama dilakukan pada tahun
2003 pada televisi.
Langkah ke 5 Choose Segments to Target, Allocate Resources, yaitu memilih pasar dan
mengalokasikan sumber daya. Berikut merupakan Matrix yang menjadi posisi dari UA :
Saat suatu bisnis dapat memutuskan untuk memasuki pasar yang saat ini termasuk
dalam salah satu sel menengah dalam kondisi berikut :
a) Para manajer yakin bahwa daya tarik pasar atau kekuatan kompetitif mereka
kemungkinan besar akan meningkat dalam beberapa tahun ke depan;
b) Mereka melihat pasar tersebut sebagai batu loncatan untuk memasuki pasar yang lebih
besar dan menarik di masa depan; atau
c) Terdapat biaya atau sinergi bersama, sehingga menguntungkan entri lain.
28
Gambar 2.7
Berdasarkan Gambar diatas, UA berada pada Posisi Moderate – High. Yang berarti :
UA disarankan untuk memperkokoh tata organisasi dengan menempatkan orang – orang
terbaik pada posisi manajer untuk mencapai keunggulan kompetitip pasar.
Membangun kekuatan secara selektif dapat dilakukan UA dengan menonjolkan produk
aparel mereka. Hal tersebut telah dilakukan UA dikarenakan berdasarkan data tahun
2021 memang apparel UA lah yang memiliki market share paling tinggi dibandingkan
produk lainnya dari UA seperti diagram dibawah ini :
29
Memperkuat daerah – daerah yang rentan, yang menurut kelompok UA harus
memperkuat pondasi utama dari pasar UA sendiri yaitu Amera Serikat. Pasar di United States
juga yang paling rentan dikarenakan sangat banyaknya produk – produk pendatang baru yang
memulai dari pasar ini seperti UA pada awalnya. Saat ini UA terlihat masih memperhatikan
pasar United States dikarenakan mayoritas penjualan masih berfokus pada benua ini.
30
BAB III
KESIMPULAN
Dalam pertemuan kali ini, kita dapat menarik kesimpulan dimana para pelaku bisnis
atau usaha sangat perlu melakukan segmentasi pasar dan juga penentuan pasar sasaran
(targeting). Dimana segementasi pasar itu sendiri merupakan proses dimana pasar dibagi
menjadi beberapa kelompok pelanggan yang berbeda dengan kebutuhan dan karakteristik
serupa yang mengarahkan mereka untuk memberikan respons yang serupa terhadap penawaran
produk dan program pemasaran tertentu.
Dalam menentukan segmentasi pasar ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu,
bagaimana segmentasi pasar itu dikatakan layak, apa saja langkah-langkah yang harus
dilakukan, dan factor apa saja yang mempengaruhi dalam menentukan segmentasi pasar.
Setelah segmentasi pasar selesai, langkah selanjutnya adalah menetapkan pasar sasaran
(targeting). Dimana penentuan pasar sasaran merupakan pemilih mengevaluasi keaktifan
setiap segmen pasar yang telah dipilih, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar tersebut
untuk dilayani atau dilakukan. Penetapan pasar sasaran memerlukan evaluasi daya tarik relatif
berbagai segmen dalam kaitannya dengan potensi pasar, tingkat pertumbuhan, intensitas
persaingan, dan faktor-faktor lainnya, serta misi dan kemampuan perusahaan untuk
memberikan apa yang diinginkan setiap segmen, untuk memilih segmen mana yang akan
dipilih.
Dalam menentukan target pasar, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, (1) besaran
dan potensi pertumbuhan dari setiap segmen, (2) daya tarik masing-masing segmen, (3) sasaran
dan sumber daya perusahaan. Menentukan target pasar dapat dilakukan dalam 3 strategi,
diantaranya Strategi Niche Market, Pasar Masal, dan Pertumbuhan Pasar.
Sejumlah penelitian telah menguji aspek hipotesis strategi generik, dan setiap rangkaian
kesimpulannya berbeda. Saat ini, tidak ada dasar untuk merekonsiliasi perbedaan – perbedaan
tersebut. Artikel ini menghipotesiskan serangkaian hubungan antara faktor eksternal,
serangkaian sarana strategis, dan struktur untuk menerapkan sarana strategis tersebut.
Mengoperasionalkan variabel – variabel ini dan menilai hubungannya akan menjadi sebuah
upaya penelitian yang besar, namun bermanfaat karena akan menghilangkan kebingungan yang
ada dan akan menghasilkan implikasi praktis yang berharga.
31
SOAL DAN JAWABAN
1. Dibawah ini merupakan faktor yang mempengaruhi kelayakan segmen pasar, yaitu …
a. Dapat diukur
b. Dapat dijangkau
c. Besar segmen (substansial)
d. Dapat dibedakan (unik)
e. Semua Benar
2. Di bawah ini yang merupakan kriteria yang memperkuat diferensiasi produk, kecuali,…
a. Unik
b. Mampu menghasilkan laba
c. Tidak penting
d. Harga yang terjangkau
e. Unggul
5. Di bawah ini yang termasuk kendala dalam melakukan keputusan posisioning yaitu? . . .
a. Pelanggan sedikit
b. Confused positioning
c. Modal perusahaan masih rendah
d. Selera pasar yang bervariasi
e. Banyak competitor
32
DAFTAR PUSTAKA
NKY Agustini, 2003. Segmentasi Pasar, Penentuan Target dan Penentuan Posisi -Equilibrium:
Jurnal Ekonomi-Manajemen-Akuntansi.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller, 2016. Marketing Managemen, 15th Edition, Pearson
Education,Inc.
Sudrartono, Tiris. Pengaruh Segmentasi Pasar Terhadap Tingkat Penjualan Produk Fashion
Usaha Mikro Kecil. Jurnal Ilmiah Manajemen. 2019, Vol 10 No 1, hal 55-66.
Philip Kotler, 2000, “Marketing Management, The Millennium Edition”, Prentice Hall, New
Jersey.
Yurindera, Novan. Analisis Targeting Dan Positioning Pasar Jasa Pendidikan Untuk Institut
Bisnis Nusantara. ESENSI. 2012, Vol 15 No 3, hal 83-95.
33