Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat serta
petunjukNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “6 aliran filsafat dan
penerapan aliran filsafat yang sesuai dengan anak autis”.

Penulisan makalah mengenai “6 aliran filsafat dan penerapan aliran filsafat yang sesuai
dengan anak autis” merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Filsafat Pendidikan di Universitas Negeri Surabaya program studi Pendidikan Luar Biasa.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa banyak kekurangan, baik pada teknis
penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan laporan ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu terselesaikannya makalah ini.

Sidoarjo, 12 Oktober 2013

Penulis

| FILSAFAT PENDIDIKAN
HAKEKAT SBK AUTISME
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Memahami sistem filsafat sesungguhnya menelusuri dan mengkaji suatu pemikiran


mendasar dan tertua yang mengawali kebudayaan manusia. Faktor-faktor yang utama dalam
filsafat ialah sikap dan pandangan hidup, citakarsa dan kondisi alam lingkungan. Apabila
cita karsanya tinggi dan kuat tetapi kondisi alamnya tidak menunjang, maka bangsa itu
tumbuhnya tidak subur (tidak jaya). Didalam filsafat pendidikan dikenal 6 aliran filsafat
yakni Idialisme, Realisme, Pragmatisme, Humanisme, Behaviorisme, Kontruktivisme.

Autisme adalah gejala menutup diri sendiri secara total, dan tidak mau berhubungan
lagi dengan dunia luar, merupakan gangguan perkembangan yang komplek, mempengaruhi
perilaku, dengan akibat kekurangan kemampuan komunikasi, hubungan sosial dan emosional
dengan orang lain dan tidak tergantung dari ras, suku, strata-ekonomi, strata sosial, tingkat
pendidikan, geografis tempat tinggal, maupun jenis makanan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja 6 aliran dalam filsafat pendidkan?
2. Apa yang dimaksud dengan hakikat SBK khususnya autis dalam pandangan filsafat
pendidikan?
3. Apa saja kemampuan yang dimiliki oleh SBK khususnya autis dan bagaimana cara untuk
memberikan kebisaan/keahlian pada SBK tersebut?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui 6 aliran dalam filsafat pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hakikat SBK khususnya autis dalam
pandangan filsafat pendidikan.
3. Untuk mengetahui kemampuan apa saja yang dimiliki oleh SBK khususnya autis dan
bagaimana cara untuk memberikan kebisaan/keahlian pada SBK tersebut.

| FILSAFAT PENDIDIKAN
HAKEKAT SBK AUTISME
PEMBAHASAN

A. ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

1. Idealisme
Idealism berpandangan bahwa pengetahuan itu sudah ada dalam jiwa kita. Untuk
membawanya pada tingkat kesadaran perlu adanya proses introspeksi. Idealism memiliki
tujuan pendidikan yang pasti dan abadi, dimana tujuan itu berada diluar kehidupan
manusia, yaitu manusia yang mampu mencapai dunia cita, manusia yang mampu
mencapai dan menikmati kehidupan abadi yang berasal dari Tuhan. Sedangkan tujuan
pendidikan aliran idealism ini adalah membentuk karakter manusia.
2. Realisme
Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh, bersifat
dualistis. Tujuan pendidikannya membentuk individu yang mampu menyesuaikan diri
dalam masyarakat dan memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat.
3. Pragmatisme
Menurut pragmatisme, pendidikan bukan merupakan proses pembentukan dari luar
dan juga bukan pemerkahan kekuatan laten dengan sendirinya, melainkan proses
reorganisasi dan rekonstruksi dari pengalaman individu. Tujuan pendidikannya
menggunakan pengalaman sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal baru dalam
kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Humanisme
Humanism berpandangan bahwa pendidikan harus ditekankan pada kebutuhan anak.
Tujuannya untuk aktualisasi diri, perkembangan efektif, dan pembentukan moral.
5. Behaviorisme
Behaviorisme memandang perubahan perilaku setelah seseorang memperoleh
stimulus dari luar merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu, pendidikan
behaviorisme menekankan pada proses mengubah atau memodifikasi perilaku.
Tujuannya untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannnya,
mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.

| FILSAFAT PENDIDIKAN
HAKEKAT SBK AUTISME
6. Kostruktivisme
Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses aktif
individu mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain
melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki seseorang.
Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berpikir untuk
menyelesaikan persoalan hidupnya.

B. HAKEKAT AUTISME

Kartono (2000) berpendapat bahwa Autisme adalah gejala menutup diri sendiri secara
total, dan tidak mau berhubungan lagi dengan dunia luar keasyikan ekstrim dengan fikiran
dan fantasi sendiri.
Supratiknya (1995) menyebutkan bahwa penyandang autis memiliki ciri-ciri yaitu
penderita senang menyendiri dan bersikap dingin sejak kecil atau bayi, misalnya dengan
tidak memberikan respon ( tersenyum, dan sebagainya ), bila di ‘liling’, diberi makanan dan
sebagainya, serta seperti tidak menaruh perhatian terhadap lingkungan sekitar, tidak mau atau
sangat sedikit berbicara, hanya mau mengatakan ya atau tidak, atau ucapan-ucapan lain yang
tidak jelas, tidak suka dengan stimuli pendengaran ( mendengarkan suara orang tua pun
menangis ), senang melakukan stimulasi diri, memukul-mukul kepala atau gerakan-gerakan
aneh lain, kadang-kadang terampil memanipulasikan obyek, namun sulit menangkap.
Yuniar (2002) menambahkan bahwa Autisme adalah gangguan perkembangan yang
komplek, mempengaruhi perilaku, dengan akibat kekurangan kemampuan komunikasi,
hubungan sosial dan emosional dengan orang lain, sehingga sulit untuk mempunyai
ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat. Autisme
berlanjut sampai dewasa bila tak dilakukan upaya penyembuhan dan gejala-gejalanya sudah
terlihat sebelum usia tiga tahun.

Dari keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Autisme adalah gejala menutup
diri sendiri secara total, dan tidak mau berhubungan lagi dengan dunia luar, merupakan
gangguan perkembangan yang komplek, mempengaruhi perilaku, dengan akibat kekurangan
kemampuan komunikasi, hubungan sosial dan emosional dengan orang lain dan tidak

| FILSAFAT PENDIDIKAN
HAKEKAT SBK AUTISME
tergantung dari ras, suku, strata-ekonomi, strata sosial, tingkat pendidikan, geografis tempat
tinggal, maupun jenis makanan.

C. KETERKAITAN ALIRAN FILSAFAT DENGAN HAKEKAT AUTISME

Autism adalah gejala menutup diri sendiri secara total, dan tidak mau berhubungan lagi
dengan dunia luar, merupakan gangguan perkembangan yang komplek, mempengaruhi
perilaku, dengan akibat kekurangan kemampuan komunikasi, hubungan sosial dan emosional
dengan orang lain dan tidak tergantung dari ras, suku, strata-ekonomi, strata sosial, tingkat
pendidikan, geografis tempat tinggal, maupun jenis makanan. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan 6 aliran filsafat pendidikan, hakekat SBK Autis lebih kearah
pada aliran Humanisme dan Behaviorisme dimana anak membutuhkan stimulus dari luar
sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.

D. CARA MEMBERIKAN KEBIASAAN PADA SBK AUTIS DARI KEMAMPUAN


YANG DIMILIKI ANAK

Setiap anak autis memiliki bakat masing-masing dan kekurangan masing-masing dalam
bidang akademik maupun non akademik. Dalam hal ini saya memiliki rencana bagaimana
caranya menerapkan aliran filsafat Humanisme dan Behaviorisme kepada anak autis untuk
mengembangkan mereka dalam bidang akademik, karena terkadang anak autis kurang
merespon baik hal mengenai bidang akademik disekolah maupun dirumahnya.

Berikut adalah cara memberikan stimulus yang baik kepada anak autis :

1. Memberikan stimulus pelajaran mengenal huruf dan membaca pada anak autis dengan
memberikan permainan. Permainan yang diberikan bertujuan untuk melatih motoric halus
dan motoric kasar pada anak seperti bermain puzzle menyusun huruf menjadi sebuah
kosa kata sesuai dengan perintah yang guru berikan, hal ini dapat memberikan keaktifan

| FILSAFAT PENDIDIKAN
HAKEKAT SBK AUTISME
sendiri pada anak autis dalam mengenal huruf yang kemudian kosa kata tersebut dibaca
kembali oleh anak autis.
2. Memberikan stimulus melalui buku bergambar hewan dan namanya dengan tujuan
melatih ingatan anak untuk dapat mengenal macam-macam bentuk hewan beserta
namanya. Hal ini dapat melatih motoric halus anak autis.

Cara tersebut diberikan sesuai dengan kebutuhan anak autis dalam mengasah kemampuan
motoric halus dan motoric kasarnya yang dapat diberikan secara bertahap dan terus menerus
melalui beberapa media yang mampu menarik perhatian anak untuk bisa lebih semangat dan
fokus pada permainan yang diberikan.

| FILSAFAT PENDIDIKAN
HAKEKAT SBK AUTISME
PENUTUP

KESIMPULAN :

Bahwa pada 6 aliran filsafat pendidikan dapat diberikan 2 aliran filsafat sesuai
dengan hakekat autism yaitu aliran Humanisme dan aliran Behavioristik. Dimana pada
Aliran Humanisme berpandangan bahwa pendidikan harus ditekankan pada kebutuhan
anak. Tujuannya untuk aktualisasi diri, perkembangan efektif, dan pembentukan moral.
Aliran Behaviorisme memandang perubahan perilaku setelah seseorang memperoleh
stimulus dari luar merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu, pendidikan
behaviorisme menekankan pada proses mengubah atau memodifikasi perilaku.
Tujuannya untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannnya,
mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.
Sehingga 2 aliran tersebut dapat diterapkan pada anak autis karena sama-sama
meningkatkan kemampuan anak dengan memberikan stimulus dari luar sesuai dengan
kebutuhan individu tersebut.

| FILSAFAT PENDIDIKAN
HAKEKAT SBK AUTISME
DAFTAR PUSTAKA

Handojo. Autisma. 2006. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia

Garis Besar 6 Aliran Dasar Filsafat Pendidikan – Filsafat Pendidikan.htm

| FILSAFAT PENDIDIKAN
HAKEKAT SBK AUTISME

Anda mungkin juga menyukai