Anda di halaman 1dari 10

OBSERVASI BIMBINGAN KONSELING ABK

(BK ABK)
“ BIMBINGAN KARIER “
DOSEN PEMBIMBING : Dra. Sri oenfiati, M.
Pd

OLEH :
1. DEVI ROSALIATI (111044015)
2. ARVIANTY FANI (111044026)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN LUAR BIASA
ANGKATAN 2011
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat,
serta hidayatNya yang dilimpahkan kepada hambanya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Dalam makalah ini, kami menyadari terdapat kekurangan dan keterbatasan kemampuan
serta pengalaman yang dimiliki sehingga apa yang ditulis dalam makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Dengan kerendahan hati Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
atas segala bantuan dan juga kepada Ibu Dra. Sri Oenfiati, M.Pd yang memberikan petunjuk
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata, semoga ALLAH SWT memberikan balasan yang semestinya atas kebaikan
yang diberikan dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
dijadikan sarana penunjang dalam kegiatan belajar-mengajar.

Sidoarjo, 20 Mei 2013

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Pada mulanya bimbingan karier dikenal dengan istilah bimbingan kerja(vocational


guidance) yang lahir pada masa peralihan abad XIX ke abad XX. Tugas utama konselor
pada mulanya ialah melakukan diagnosis terhadap sifat- sifat calon tenaga kerja tersebut.
Factor- factor pengambilan keputusan karier berpengaruh pada anak luar biasa dalam
pengambilan keputusan. Pengalaman belajar anak luar biasa pada umumnya kurang daripada
pengalaman belajar anak normal. Dismaping itu ada yang menyukarkan anak luar biasa,
diantaranya pelaksanaan kurikulum. Kurikulum menengah luar biasa banyak yang diterapkan
oleh tenaga kerja yang berorientasi sekolah dasar luar biasa.
Para pengguna kurikulum kurang banyak berorientasi ke luar sekolah. Orientasi mereka
lebih banyak diwarnai pengajaran remidi.
Orang sudah lama menyadari bahwa apa yang diajarkan di sekolah, selain menjadi
persiapan untuk belajar selanjutnya, juga hendaknya bermanfaat bagi kehidupan sehari- hari.
Upaya ke arah itu telah banyak diusahakan. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa anak
sekolah tak dapat melihat kaitan antara matematika atau pelajaran- pelajaran yang lain
dengan kehidupan sehari- hari.
Bimbingan karier dalam beberapa hal dapat menjadi Pendidikan Karier: seperti halnya
pengajaran, bimbingan karier pun melalui urutan kegiatan identifikasi, asesmen,
pemrograman, penyampaian bahan dan pembinaan tingkah laku serta evaluasi.
BAB II

KAJIAN TEORI

Konsentrasi sangat penting bagi kehidupan manusia. Gangguan konsentrasi berhubungan


dengan kemmpuan anak untuk memperhatikan dan berkonsentrasi, kemampuan yang
berkembang seiring dengan perkembangan anak.

Konsentrasi adalah pemusatan perhatian (pikiran) atau tingkat perhatian yang tinggi terhadap
suatu hal, atau dapat dikatakan juga individu yang memusatkan perhatiannya pada objek tertentu.
Jadi konsentrasi adalah memusatkan pikiran untuk bisa focus padda sasaran yang diinginkan.

Karakteristik anak tunagrahita anak mengalami kesukaran dalam berkonsentrasi. Dimana


jangkauan perhatiannya sangat sempit dan beralih, sehingga kurang tangguh dalam menghadapi
tugas. Mereka juga mudah lupa dan mengalami kesukaran mengungkapkan kembali suatu
ingatan.

Pada dasarnya, hambatan kemampuan mengingat yang dialami oleh anak tunagrahita ringan
merupakan dampak dari adanya hambatan kognitif dan kecerdasan yang dialaminya. Pada
perkembangan kognitif, hambatan kemampuan mengingat pada anak tunagrahita ringan
disebabkan oleh adanya kesulitan dalam memusatkan perhatian.

Penyesuaian diri yang baik ditandai dengan keserasian di dalam diri. Dengan demikian dia tidak
perlu membuat mekanisme pertahanan diri karena mampu menerima diri seutuhnya. Hal ini
terungkap dalam kenyataan bahwa tingkah laku yang memuaskan bagi individu secara sosial
tidak dapat diterima dan tingkah laku secara sosial dapat diterima, bagi individu justru
merupakan sumber konflik yang mengganggu individu secara berkepanjangan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masa anak-anak merupakan masa yang penting bagi
pekembangan kepribadian individu di masa yang akan datang. Perlu diperhatikan pula kondisi-
kondisi dan situasi-situasi kehidupan anak untuk memberikan kesempatan kepada anak
mempersiapkan diri dalam menghadapi masa depannya

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 PENGERTIAN

Metode adalah cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk
mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan suatu penelitian
adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu peristiwa yang
dilakukan dengan metode-metode ilmiah.

Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa metode penelitian adalah suatu cara
berpikir dan berbuat untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran,
peristiwa yang dilakukan dengan metode- metode ilmiah.

3.2 SUBYEK PENELITIAN

Subyek Penelitian ini adalah seorang siswa SMALB Gedangan- Sidoarjo . Dari
subyek penelitian menunjukkan anak memerlukan bimbingan karier untuk menuju ke
masa depan dengan jenjang yang lebih baik lagi.

3.3 METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan dalam suatu
penelitian untuk memperoleh data, maka diperlukan metode pengumpul data dan atau alat
pengumpul data yang sesuai dengan penelitian.
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data berupa metode
observasi yang sengaja mengamati secara langsung, teliti dan sistematis. Selain itu
peneliti juga menggunakan metode interview atau wawancara untuk melengkapi data
yang dibutuhkkan. Peneliti juga memberikan gambaran mengenai karakteristik anak
melalui dokumentasi.

BAB IV

HASIL ANALISIS DATA

4.1 IDENTIFIKASI

KETERANGAN DIRI PESERTA DIDIK

1. Nama lengkap peserta didik : Imroatul Mufida


2. Nomor Induk : 100041
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Jenis kelainan : Tuna Grahita
5. Tempat dan tanggal lahir : Sidoarjo, 04 Juni 1992
6. Agama : Islam
7. Anak ke : II (Dua)
8. Satatus dalam keluarga : Anak kandung
9. Alamat peserta didik : Jl. Pasir Raya No.14A RT 2 RW 1
Wedi – Gedangan
10. Diterima di Sekolah ini
a. Di Kelas : 1 SMALB
b. Pada tanggal :
11. Pendidikan sebelumnya
a. Nama sekolah : SMPLB Negeri Gedangan
b. Alamat : Jl. Sedati Km 2 Gedangan
12. Nama Orang Tua
a. Ayah : Moh. Ikrom
b. Ibu : Muchassonah
13. Alamat Orang Tua : Jl. Pasir Raya No.14A
RT 02 RW 01 Wedi
Gedangan – Sidoarjo

4.2 DIAGNOSA

aaA. Mata Pelajaran Nilai


Angka Huruf
1. Pendidikan Agama 70 Tujuh puluh
2. Pendidikan Kewarganegaraan 70 Tujuh puluh
3. Bahasa Indonesia 70 Tujuh puluh
4. Bahasa Inggris 60 Enam puluh
5. Matematika 70 Tujuh puluh
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 60 Enam puluh
7. Ilmu Pengetahuan Alam 70 Tjuh puluh
8. Seni Budaya
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 70 Tujuh puluh
Kesehatan
10. Keterampilan Vokasional/ teknologi
informasi dan komunikasi
a. Perkantoran 60 Enam puluh
b. Keterampilan 70 Tujuh puluh
c. Tata Boga 70 Tjuh puluh
B. Muatan Lokal

11. Bahasa Daerah 70 Tujuh puluh


12. ……………….
JUMLAH
Anak mengalami kesulitan dalam mata pelajaran pada matematika, bahasa inggris
dan ilmu pengetahuan social. Setelah melakukan wawancara dan observasi pada anak
tersebut, telah ditemukan suatu permasalahan yang dihadapi oleh anak yaitu anak
mengalami ketunagrahitaan ringan sehingga anak mengalami hambatan dalam bidang
akademik terutama pada mata pelajaran matematika, bahasa inggris dan ilmu
pengetahuan social.
Pada mata pelajaran bahasa inggris, pemahaman dan pengertian tentang kosa-
kata, lawan kata, kalimat, penerjemahan ke Bahasa Indonesia, tata bahasa mendapatkan
nilai sedang.
Sedangkan pada mata pelajaran ilmu pengtauan social, pemahaman dari
pengertian tentang system pemerintahan yang meliputi penduduk Indonesia, MPR, DPR,
susunan cabinet Indonesia, system pemilu di Indonesia yang berhubungan dngan undan-
undang 1945 dengan nilai sedang.

4.3 PROGNOSA
Dari hasil diagnose tersebut, maka pengajar atau guru harus membuat program
penanganan untuk menghadapi masalah dan program tersebut bertujuan agar anak
mampu memahami dan lebih mengerti materi yang diajarkan oleh guru terutama pada
meta peajaran matematika, bahasa inggris dan ilmu pengetahuan social.
Sebaiknya dalam pengajaran menggunakan metode teknik pembelajaran
humanisme. Pembelajaran tersebut harus dilakukan secara kontinyu, mengingat bahwa
anak mengalami ketunagrahitaan ringan.
Pendekatan humnistik ini acapkali disebutkan secara beriringan dengan teori
konstruktivistik pendekatan humanistic menekankan peran pentingnya keotentikan,
kepedulian, dan hubungan interpersonal antara pembelajar dengan guru.
Prinsip utama pembelajaran ini terutama berpijak pada asumsi bahwa belajar
berasal dari siswa dan oleh guru. Fenomena objektif di luar diri siswa lebih merupakan
tempat dan sarana bagi upaya belajar.

4.4 PEMBERIAN BANTUAN


Pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif.
Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini
mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang
ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat.
Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting
dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar
lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini
berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya,
yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri
mereka.
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa
sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan
siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk
memperoleh tujuan pembelajaran.

Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman
belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya
secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.

5.2 SARAN

Pada dasarnya kita hendaknya tidak mengadopsi hanya salah satu aliran teori belajar
humanistic saja. Adapun yang perlu kita jadikan titik tolak atau acuan dalam memilih, menerima
dan mengaplikasikannya antara lain pandangan kita tentang hakikat peserta didik, tujuan yang
hendak dicapai, karakteristik peserta didik, situasi dan kondisi atau konteks yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai