Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Yurika Fadilla R

NIM : 142200178
KELAS : EA-E

Bab 2
Konstruksi Teori Akuntansi

 Teori Pragmatis
Pendekatan pragmatis deskriptif untuk konstruksi teori akuntansi adalah pendekatan
induktif untuk menyalin prosedur dan prinsip akuntansi mereka. Oleh karena itu, sebuah
teori dapat dikembangkan dari pengamatan tentang bagaimana akuntan bertindak dalam
situasi tertentu. Teori tersebut dapat diuji dengan mengamati apakah akuntan pada
kenyataannya bertindak sesuai dengan yang disarankan oleh teori tersebut. Sterling
menyebut metode ini sebagai 'pendekatan antropologis'

Beberapa kritik terhadap pendekatan konstruksi teori akuntansi ini:


 Pendekatan pragmatis deskriptif tidak mencakup penilaian analitis atas kualitas
tindakan akuntan; tidak ada penilaian apakah akuntan melaporkan dengan cara yang
seharusnya.
 Pendekatan ini tidak menyediakan teknik akuntansi untuk ditantang, oleh karena itu
tidak memungkinkan untuk perubahan. Sebagai contoh, kami mengamati metode dan
teknik akuntan dan mengajarkan metode dan teknik tersebut kepada siswa. Siswa-
siswa itu akan menjadi akuntan praktik yang akan kita amati di masa depan untuk
mempelajari apa yang harus diajarkan, dan seterusnya.
 Pendekatan pragmatis deskriptif memusatkan perhatian pada perilaku akuntan, bukan
pada pengukuran atribut perusahaan, seperti aset, kewajiban, dan laba. Dalam
mengambil pendekatan pragmatis deskriptif, kami tidak memperhatikan semantik
fenomena akuntansi.
Sterling menyimpulkan bahwa pendekatan pragmatis tidak tepat untuk konstruksi teori
akuntansi. Kesimpulannya, tentu saja, dalam kaitannya dengan teori normatif tentang
bagaimana akuntansi harus dilakukan daripada teori pragmatis yang menggambarkan
praktik dunia nyata.

Pendekatan pragmatis-psikologis
 Bergantung pada observasi dari reaksi para pengguna informasi keuangan terhadap
hasil kerja akuntan.
 Rekasi tersebut akan menjadi bukti bahwa hasil kerja akuntan berguna dan
mengandung informasi yang relevan.
Kritik terhadap pendekatan pragmatis-psikologis
 Beberapa pengguna mungkin bereaksi secara tidak rasional.
 Beberapa pengguna mungkin memang sudah memiliki respons yang sudah
dikondisikan.
 Beberapa pengguna tidak bereaksi seharusnya oleh karena itu, teori-teori ini diuji
dengan menggunakan sampel yang sangat banyak.

 Teori Sintaksis dan Semantik


Input semantic merupakan transaksi yang dicatat di voucher, jurnal, dan buku besar. Input-
input ini kemudian di ‘manipulasi’ sesuai dengan premis dan asumsi dalam akuntansi
menggunakan biaya historis. Teori ini dikritik karena tidak adanya verifikasi independent
akan perhitungan output atau hasilnya. Output ini dapat dikritisi karena adanya sintaks
yang tidak akurat, misalnya angka dengan ukuran moneter yang berbada ditambah
bersama-sama. Output dapat saja akurat secara sintaks namun tetap tidak bernilai karena
maslaah keakuratan semantic (kurangnya hubungan dengan kejadian di dunia nyata).
Akuntansi biaya historis mungkin menghasilkan output yang akurat namun pada akhirnya
memiliki sedikit kegunaan. Maksudnya disini adalah bahwa angka dari biaya historis ini
‘tidak berguba dalam pengambilan keputusan’ kecuali untuk verivikasi entri akuntansi.

 Teori Normatif
Tahun 1950-an dan 1960-an melihat apa yang telah digambarkan sebagai 'zaman
keemasan' penelitian akuntansi normatif. Selama periode ini, peneliti akuntansi menjadi
lebih peduli dengan rekomendasi kebijakan dan dengan apa yang harus dilakukan, daripada
menganalisis dan menjelaskan praktik yang diterima saat ini. Teori normatif pada periode
ini terkonsentrasi baik pada penurunan 'pendapatan sebenarnya' (laba) untuk suatu periode
akuntansi atau membahas jenis informasi akuntansi yang akan berguna dalam membuat
keputusan ekonomi.

Pendapatan sejati: Ahli teori pendapatan sejati berkonsentrasi pada penurunan ukuran
tunggal untuk aset dan angka keuntungan yang unik (dan benar). Namun, tidak ada
kesepakatan tentang apa yang merupakan ukuran nilai dan keuntungan yang benar. Banyak
literatur selama periode ini terdiri dari perdebatan akademis tentang kelebihan dan
kekurangan sistem pengukuran alternatif.

Kegunaan keputusan: Pendekatan kegunaan keputusan mengasumsikan bahwa tujuan


dasar akuntansi adalah untuk membantu proses pengambilan keputusan dari 'pengguna'
laporan akuntansi tertentu dengan menyediakan data akuntansi yang berguna, atau relevan;
misalnya, untuk membantu investor (saat ini dan calon) memutuskan apakah akan membeli,
menahan atau menjual saham. Salah satu uji kegunaan yang sudah dibahas adalah reaksi
pragmatis psikologis terhadap data. Lainnya tidak mengidentifikasi kelompok tertentu
tetapi berpendapat bahwa semua pengguna memiliki persyaratan yang sama untuk data
akuntansi.
Dalam kebanyakan kasus, teori kegunaan keputusan akuntansi didasarkan pada konsep
ekonomi klasik tentang keuntungan dan kekayaan atau pengambilan keputusan yang
rasional. Mereka biasanya membuat penyesuaian ukuran biaya historis untuk
memperhitungkan inflasi atau nilai pasar aset. Mereka, pada dasarnya, teori pengukuran
akuntansi. Mereka bersifat normatif karena membuat asumsi berikut :
 akuntansi harus menjadi sistem pengukuran
 laba dan nilai dapat diukur dengan tepat
 akuntansi keuangan berguna untuk membuat keputusan ekonomi
 pasar tidak efisien atau dapat dikelabui oleh 'akuntan kreatif'
 akuntansi konvensional tidak efisien (dalam arti informasi)
 ada satu ukuran keuntungan yang unik.
Asumsi ini jarang mengalami pengujian empiris. Pendukung mereka biasanya
menggambarkan sistem akuntansi turunan mereka yang 'ideal'. Mereka
merekomendasikannya untuk menggantikan biaya historis dan meresepkan
penggunaannya oleh semua orang.

 Teori Positif
Selama tahun 1970-an, teori akuntansi melihat kembali ke metodologi empiris, yang sering
disebut sebagai metodologi positif. Positivisme atau empirisme berarti menguji atau
menghubungkan hipotesis atau teori akuntansi kembali ke pengalaman atau fakta dunia
nyata. Saat ini, sebagian besar teori positif terutama berkaitan dengan 'menjelaskan' alasan
praktik saat ini dan 'memprediksi' peran akuntansi dan informasi terkait dalam keputusan
ekonomi individu, perusahaan, dan pihak lain yang berkontribusi pada pengoperasian pasar
dan ekonomi. Menjelaskan alasan-alasan yang mendasari praktik yang ada sekarang.

Perbedaan teori normatif dan positif


Teori Normatif Teori Positif
Bersifat preskriptif Bersifat deskriptif, eksplanatori, atau
prediktif
Menentukan bagaimana orang seperti Tidak menentukan bagaimana orang
akuntan harus berperilaku untuk mencapai (misalnya akuntan) harus berperilaku
hasil yang dinilai benar, bermoral, adil, untuk mencapai hasil yang dinilai 'baik'
atau hasil yang 'baik'

 Perspektif Yang Berbeda


Pendekatan ilmiah :
 Memiliki asumsi dasar bahwa dunia yang akan diteliti merupakan sebuah realita
objektif
 Dilakukan dengan menggunakan hipotesis incremental
 Mengimplikasikan asumsi bahwa sebuah teori yang baik berlaku secara konstan untuk
seluruh perusahaa, industri, dan juga waktu.
Kritik terhadap metode ilmiah :
- Penelitian Statistik yang berskala besar cenderung mengumpulkan segala hal menjadi
satu.
- Dilakukan dalam lingkungan yang tidak relevan bagi akuntan.

Pendekatan Naturalistik :
 Mengimplikasikan bahwa tidak ada asumsi atau teori yang telah dimiliki sebelumnya
 Berfokus pada masalah dunia nyata yang spesifik dihadapi oleh perusahaan.

Cara alternatif untuk memandang dunia. Asumsi Kategori :


1. Realita sebagai suatu struktur yang konkrit
2. Realita sebagai suatu proses yang konkrit
3. Realita sebagai suatu bidang konseptual dari informasi
4. Realita sebagai suatu kuliah simbolis
5. Realita sebagai sebuah konstruksi sosial
6. Realita sebagai sebuah proyeksi akan imajinasi manusia
-Kategori 1-3 lebih cocok untuk pendekatan ilmiah
-Kategori 4-6 lebih cocok untuk pendekatan naturalistik

Riset Ilmiah Riset Naturalistik


Asumsi Ontologis -Realita itu objektif dan konkrit-Realita merupakan
-Akuntansi merupakan sebuah konstruksi sosial dan produk
realita objektif dari imajinasi manusia
-Akuntansi merupakan
sebuah realita yang dibentuk
Pendekatan -Kemajuan teknologi yang -Bersifat holistik
Epistemologi sedikit -Kompleksitas dunia tidak
-Bersifat simplifikasi bisa dipecahkan dengan
-Menguji hipotesis individu disimplifikasi
-Hukum yang dapat -Hukum yang tidak bisa
digenerasilisasikan digeneralisasi
Metodologi -Terstruktur -Tidak terstruktur
-Berdasarkan basis teori -Tidak ada teori sebelumnya
sebelumnya
-Validasi empiris
Metode -Formulasi model sintaksis -Studi kasus
-Penggunaan induksi empiris -Mengeksplorasi dengan
untuk membentuk hipotesis fleksibilitas
-Menggunakan metode statistik -Berdasarkan kejadian-
yang tepat kejadian yang ada

 Penerapan pendekatan ilmiah yang diterapkan pada akuntansi


Kesalahpahaman tentang tujuan
- Membuat praktisi akuntan menjadi peneliti
- Peneliti = praktisi
- Menemukan ‘kebenaran yang hakiki’

Metode ilmiah tidak menerapkan jaminan untuk menghasilkan ‘kebenaran’. Pendekatan


ilmiah berusaha untuk memberikan bukti yang mungkin mendeskripsikan, menjelaskan,
atau memprediksi

 Permasalahan dalam konstruksi teori Pengauditan


Pengauditan merupakan proses verifikasi terhadap input dan proses akuntansi
Auditor menghasilkan opini mengenai :
- Apakah laporan keuangan telah disusun berdasarkan standar pelaporan yang ada
- Apakah laporan keuangan memberikan pandangan yang benar dan wajar
Era normatif dari akuntansi kebetulan bebarengan dengan pendekatan normative pada teori
Pengauditan. Teori positif dari akuntansi telah mendorong pergerakan ke arah pendekatan
positif dari teori akuntansi.

Pertanyaan :
1. Dari teori-teori yang telah dijelaskan, teori manakah yang lebih baik digunakan?
2. Berilah contoh dari pendekatan pragmatis diskriptif!

Anda mungkin juga menyukai