Anda di halaman 1dari 59

PEDOMAN KOMITE KEPERAWATAN

DI RUMAH SAKIT UMUM AL-FATAH AMBON

RUMAH SAKIT UMUM AL-FATAH AMBON


Jl. Sultan Babullah No. 02 Kel. Honipopu Kec. Nisaniwe Ambon
Kode Pos : 97126
Telp. (0911) 343848
Email : rsualfatah.ambon@yahoo.com/rsualfatah.ambon1968@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmatnya Buku
Pedoman Kerja Komite Keperawatan Rumah Sakit Umum Al-Fatah Ambondapat diselesaikan.

Buku Pedoman ini disusun sebagai upaya untuk melakukan kegiatan-kegiatan Komite
Keperawatan dalam membentuk persamaan persepsi, pemahaman, cara pandang dan perubahan
paradigma perawat dan bidan di Rumah Sakit Umum Al-Fatah Ambon .

Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terwujudnya buku Pedoman Kerja Komite Keperawatan Rumah Sakit Permata
Cibubur.

Ambon, 18 Maret 2022

Komite Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Dalam rangka membentuk persamaan persepsi, pemahaman, cara pandang dan


perubahan paradigma perawat dan bidan di Rumah Sakit Umum Al-Fatah Ambon maka
diperlukan adanya pedoman kerja bagi komite keperawatan di Rumah Sakit Umum Al-
Fatah Ambon.
Dengan pemahaman yang sama pada seluruh perawat/bidan di Rumah Sakit
Umum Al-Fatah Ambon diharapkan akan mempermudah terselenggaranya komite
keperawatan yang bisa membangun iklim profesionalisme keperawatan/kebidanan dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Al-Fatah
Ambon, sehingga berdampak pada kepuasan pelanggan/pengguna Rumah Sakit Umum
Al-Fatah Ambon.

II. TUJUAN

1. UMUM
Sebagai pedoman bagi komite keperawatan dalam menyelenggarakan kegiatan
untuk meningkatkan profesionalisme perawat dan bidan.

2. KHUSUS
a. Terbentuknya persamaan pemahaman, persepsi dan cara pandang serta
paradigma dalam penyelenggaraan komite keperawatan di Rumah Sakit
Umum Al-Fatah Ambon.
b. Terselenggaranya komite keperawatan di Rumah Sakit Umum Al-Fatah
Ambon yang memiliki makna terhadap tata kelola klinis (clinical
governance) keperawatan/kebidanan sesuai evidence based.
c. Terbentuknya iklim professional keperawatan/kebidanan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan di Rumah Sakit Umum Al-Fatah Ambon , sehingga berdampak
pada kepuasan terutama pada pelanggan Rumah Sakit.

III. RUANG LINGKUP PELAYANAN


Komite keperawatan merupakan kelompok profesi tenaga keperawatan yang
secara struktural fungsional berada di bawah direktur Utama Rumah Sakit dan
bertanggung jawab langsung kepada direktur Utama.
Komite keperawatan bekerja sama dan melakukan koordinasi dengan kepala
bidang keperawatan serta saling memberikan masukantentang perkembangan
profesi keperawatan dan kebidanan di rumah sakit.
Komite keperawatan menjadi mitra manajemen dengan mengembangkan kerja
sama sinergik antar lembaga terkait beberapa peran komite keperawatan adalah
sebagai berikut :
a. Menyusun daftar rincian kewenangan klinik dan buku putih
b. Melakukan verifikasi persyaratan kredensial
c. Merekomendasikan kewenangan klinis tenaga keperawatan.
d. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang telah ditetapkan
e. Melaporkan seluruh proses kredensial kepada ketua komite keperawatan untuk
diteruskan kepada direktur Utama Rumah Sakit.
f. Menyusun data dasar profile tenaga keperawatan sesuai area praktek.
g. Merekomendasikan perencanaan pengembangan professional berkelanjutan
tenaga keperawatan.
h. Melakukan audit keperawatan dan merekomendasikan.
i. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan
j. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan
k. Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin etik dalam
kehidupan profesi dan pelyanan asuhan keperawatan dan kebidanan.
l. Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis
m. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan.

IV. BATASAN OPERASIONAL


A. Fungsi komite keperawatan dalam kaitan dengan bidang
keperawatan ,batasan operasionalnya :
1. Bukan hubungan atasan bawahan, melainkan hubungan kerja sama,
koordinasi, kemitraan dan saling menguatkan.
2. Media utama untuk mengakomodasi dan memfasilitasi berkembangnya
profesionalisme keperawatan yang dapat mempertahankan mutu
pelayanan keperawatan yang diberikan.
3. Menjadi mitra bidang keperawatan dalam mencapai visi misi serta
tujuan bidang keperawatan
4. Membantu fungsi-fungsi management dan membantu masalah
operasional
5. Memberi penasehatan terkait aspek profesi keperawatan

B. Fungsi komite keperawatan dalam kaitan dengan pelayanan keperawatan


rumah sakit, batasan operasionalnya :
1. Menjamin tersedianya norma–norma standart praktek asuhan/
prosedur keperawatan sesuai lingkup asuhan di seluruh area
keperawatan.
2. Menjaga kualitas asuhan melalui perumusan rencana peningkatan
mutu keperawatan tingkat rumah sakit, menyiapkan alat-alat
pemantauan besar sampel, dan pengumpulan data untuk menganalisis
data.
3. Mengkoordinasikan semua kegiatan mutu dan evaluasi keperawatan.
4. Berpartisipasi dalam komite mutu rumah sakit.
5. Memprakarsai perubahan dalam meningkatkan mutu asuhan
keperawatan.

C. Fungsi komite keperawatan dalam kaitan dengan anggota komite, batasan


operasionalnya :
1. Menetapkan lingkup praktek, kompetensi dan kewenangan fungsional
tenaga keperawatan.
2. Merumuskan norma-norma, harapan dan prilaku
3. Menyediakan alat ukur pantau kinerja keperawatan
4. Memelihara dan meningkatkan kompetensi untuk meningkatkan
kinerja anggota
5. Membina dan menagani hal-hal yang berkaitan dengan etika profesi
keperawatan.
6. Mewujudkan komunitas profesi keperawatan
7. Merumuskan system rekrutmen dan retensi staf

D. Fungsi komite keperawatan dalam kaitan dengan pihak lain di dalam/ di luar
rumah sakit, batasan operasionalnya :
1. Mengkomunikasikan informasi yang bermanfaat bagi administrator
atau management.
2. Menetapkan peran dan tanggung jawab staf penunjang asuhan pasien.
3. Memdidik staf lain yang terlibat dalam system keperawatan
merekomendasikan tindakan perbaikan dan sanksi pembinaan.
4. Menjamin keharmonisan hubungan kerja staf

V. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan.
5. Peraturan Menkes RI no. 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan
6. Peraturan Menkes RI no. HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Ijin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat
7. Keputusan Menkes RI no. 369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan
8. Keputusan Menkes RI no. 378/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Perawat
gigi.
BAB II
ORGANISASI KOMITE KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT UMUM AL-FATAH AMBON

Komite Keperawatan adalah wadah non-struktural Rumah Sakit yang


mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan
etika dan disiplin profesi, sehingga pelayanan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan
kepada pasien diberikan secara benar (ilmiah) sesuai standar yang baik (etis) sesuai kode
etik profesi, serta hanya diberikan oleh tenaga keperawatan yang kompeten dengan
kewenangan yang jelas.

A. PIMPINAN DAN STAF


Komite Keperawatan bertugas membantu Direktur Rumah Sakit dalam
melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan serta
pengembangan professional berkelanjutan.
Kriteria :
a. Komite Keperawatan paling sedikit terdiri dari Ketua, sekretaris dan sub
komite. Dalam melaksanakan tugasnya ketua komite dibantu oleh sub
komite yang terdiri dari sub komite kredensial, mutu profesi dan disiplin
profesi.

b. Ketua komite ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dengan


memperhatikan masukan dari tenaga keperawatan yang bekerja di Rumah
Sakit.

c. Sekretaris dan sub komite diusulkan oleh ketua komite dan ditetapkan oleh
direktur Rumah Sakit dengan memperhatikan masukan dari tenaga
keperawatan yang bekerja di Rumah Sakit.

d. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh personil komite keperawatan yaitu


memiliki kompetensi yang tinggi sesuai jenis pelayanan atau area praktik,
mempunyai semangat profesionalisme, serta reputasi baik, jumlah personil
keanggotaan komite keperawatan disesuaikan dengan jumlah tenaga
keperawatan di Rumah sakit.

e. Struktur dan kedudukan Komite Keperawatan dalam organisasi Rumah


Sakit dapat diadaptasi sesuai kelas rumah sakit, seperti gambaran berikut.
DIREKTUR RUMAH SAKIT

SPI KOMITE MUTU DAN KOMITE


KOMITE
KESELAMATAN PASIEN MEDIS
KEPERAWATAN

MANAJER MANAJER MANAJER MANAJER MANAJER

SUBKOMITE SUBKOMITE SUBKOMITE ETIK


KREDENSIAL MUTU PROFESI DAN DISIPLIN

1. DIREKTUR
a. Tugas Direktur :
1) Membentuk Komite Keperawatan dangan surat keputusan.
2) Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan Komite Keperawatan.
3) Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana termasuk
anggaran yang dibutuhkan.
4) Menetapkan kebijakan Komite Keperawatan
5) Menetapkan prosedur Komite Keperawatan.
6) Menetapkan sumber daya yang diperlukan Komite Keperawatan.
7) Mengadakan evaluasi kebijakan Komite Keperawatan
8) Mengadakan evaluasi kebijakan tentang Pedoman kredensial keperawatan
9) Mengadakan evaluasi kebijakan tentang program orientasi keperawatan

2. KOMITE KEPERAWATAN
a. Kriteria Anggota Komite Keperawatan :
1) Memiliki kompetensi yang tinggi sesuai jenis pelayanan atau area praktik
2) Mempunyai semangat profesionalisme, serta reputasi baik
3) Pernah mengikuti Pendidikan dan pelatihan Komite Keperawatan.

b. Tugas dan Tanggung jawab Komite Keperawatan :


1) Menyusun dan menetapkan standar asuhan keperawatan/ kebidanan di rumah sakit.
2) Memantau pelaksanaan asuhan keperawatan/ kebidanan.
3) Menyusun model praktek keperawatan/ kebidanan professional.
4) Memantau dan membina perilaku etik dan professional tenaga keperawatan/
kebidanan.
5) Meningkatkan profesionalisme keperawatan/ kebidanan melalui peningkatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
6) Bekerja sama dengan direktur atau bidang keperawatan dalam melaksanakan
program kewenangan tenaga perawat/ bidan.
7) Memberikan rekomendasi dalam rangka pemberian kewenangan profesi bagi
tenaga perawat/bidan yang akan melakukan tindakan asuhan
keperawatan/kebidanan.
8) Mengkoordinir dan menyampaikan laporan kegiatan-kegiatan komite keperawatan
kepada seluruh tenaga perawat/ bidan.

3. KETUA KOMITE KEPERAWATAN


a. Kriteria Ketua Komite Keperawatan :
1) Perawat dengan pendidikan min D3.
2) Mempunyai minat dalam Komite Keperawatan.
3) Mengikuti pendidikan dan pelatihan Komite Keperawatan.
4) Memiliki kemampuan leadership.

b. Tugas Ketua Komite Keperawatan :


1) Memberikan motivasi, dukungan, bimbingan dan arahan kepada sub komite.
2) Memberikan masukan kepada bidang keperawatan dan direktur rumah sakit
terhadap ketenagaan, sistem dan standar pelayanan keperawatan
3) Bersama pengurus lain dan anggotanya menyusun rencana program komite
keperawatan
4) Mengesahkan rencana program komite ke direktur rumah sakit dan
mensosialisasikan dengan bidang keperawatan dan anggota komite keperawatan
5) Terlibat langsung dalam pembuatan, pengembangan dan evaluasi standar praktek
keperawatan
6) Memfasilitasi dalam penyusunan, pelaksanaan pengembangan profesi
keperawatan
7) Terlibat langsung dalam penyusunan standar etik, evaluasi penerapan kode etik
profesi dan proses pembinaan
8) Memberikan rekomendasi terhadap pemecahan masalah keperawatan
9) Berkoordinasi dengan bidang keperawatan dalam pelaksanaan, evaluasi standar
praktek keperawatan, penerapan etik profesi dan peningkatan profesionalisme
tenaga keperawatan
10) Melakukan kajian berbagai isu yang berkembang dan merujuk ke sub komite
yang sesuai
11) Memberikan pertimbangan tentang penempatan tenaga keperawatan di rumah
sakit
12) Memantau kegiatan/ program kerja dari sub komite
13) Menjalin hubungan dengan organisasi profesi nasional seperti PPNI dan IBI
4. SUB.KOMITE KREDENSIAL
a. Kriteria Subkomite Kredensial :
1) Perawat dengan pendidikan min D3.
2) Memiliki sertifikasi Komite Keperawatan.
3) Memiliki komitmen di Komite Keperawatan.

b. Tugas Subkomite Kredensial :


1) Menyusun daftar rincian kewenangan klinis.
2) Menyusun buku putih (white paper) yang merupakan dokumen persyaratan
terkait kompetensi yang dibutuhkan melakukan setiap jenis pelayanan
keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar kompetensinya. Buku putih
disusun oleh Komite Keperawatan dengan melibatkan Mitra Bestari (peer
group) dari berbagai unsur organisasi profesi keperawatan dan kebidanan,
kolegium keperawatan, unsure pendidikan tinggi keperawatan dan kebidanan.
3) Menerima hasil verifikasi persyaratan Kredensial dari bagian SDM meliputi :
 Ijazah
 STR (surat tanda registrasi)
 Sertifikat kompetensi
 Logbook yang berisi uraian capaian kinerja
 Surat peryataan telah menyelesaikan program orientasi rumah sakit /
orientasi di unit tertentu bagi tenaga keperawatan baru.
 Surat hasil pemeriksaan kesehatan (sesuai ketentuan)
4) Merekomendasikan tahap proses kredensial :
 Perawat dan / bidan mengajukan permohonan untuk memperoleh
kewenangan klinis kepada Ketua Komite Keperawatan.
 Ketua Komite Keperawatan menugaskan Subkomite Kredensial untuk
melakukan proses kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok).
 Subkomite membentuk panitia adhoc untuk melakukan review, verivikasi
dan evaluasi dengan berbagai metode : porto folio, asesmen kompetensi.
 Subkomite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat
menentukan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
5) Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis bagi setiap tenaga
keperawatan.
6) Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.
7) Subkomite membuat laporan seluruh proses Kredensial kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan ke Direktur Rumah Sakit.

5. SUBKOMITE MUTU PROFESI


a. Kriteria Subkomite Mutu Profesi :
1) Perawat dengan pendidikan min D3.
2) Memiliki sertifikasi Komite Keperawatan.
3) Memiliki komitmen di Komite Keperawatan.

b. Tugas Subkomite Mutu Profesi :


1) Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik
2) Merekomendasikan perencanaan pengembangan professional berkelanjutan
tenaga keperawatan.
3) Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
4) Memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.

6. SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI


a. Kriteria Subkomite Etik dan Disiplin Profesi :
1) Perawat dengan pendidikan min D3.
2) Memiliki sertifikasi Komite Keperawatan.
3) Memiliki komitmen di Komite Keperawatan.

b. Tugas Subkomite Etik dan Disiplin Profesi :


1) Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan.
2) Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan.
3) Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan.
4) Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan
masalah-masalah etik dalam kehidupan profesi dan asuhan keperawatan dan
asuhan kebidanan.
5) Merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis dan/atau surat penugasan
klinis (clinical appointment).
6) Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
BAB III
SARANA DAN FASILITAS

Pelayanan Penunjang (Supporting System)


1. Sarana Kesekretariatan
a. Ruangan Komite Keperawatan
b. Komputer, printer dan Internet.
c. Telepon.
d. Alat tulis kantor.

2. Dukungan Manajemen
Dukungan yang diberikan oleh manajemen berupa :
a. Penerbitan Surat Keputusan untuk Komite.
b. Anggaran atau dana untuk kegiatan :
1) Pendidikan dan pelatihan (Diklat).
2) Untuk pelaksanaan program, monitoring, evaluasi, laporan dan
rapat rutin

3. Kebijakan dan Standar prosedur operasional


Kebijakan dan Standar Prosedur Operasional yang perlu di persiapkan oleh
Rumah Sakit adalah :
a. Kebijakan Manajemen.
1) Ada Kebijakan Kredensial keperawatan
2) Ada Kebijakan Mitra Bestari
3) Ada Kebijakan Orientasi tenaga Keperawatan
b. Kebijakan Teknis
1) Ada SPO tentang Kredensial Keperawatan.
2) Ada SPO tentang Orientasi tenaga Keperawatan baru.
3) Ada SPO tentang Penangan masalh Etik Keperawatan.
4) Ada SPO tentang Kenaikan Jenjang karir Perawat.

4. Pengembangan dan Pendidikan


a. Komite Keperawatan
1) Wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan Komite keperawatan
dasar dan lanjutan.
2) Memilki sertifikat Komite Keperawatan
3) Mengembangkan diri mengikuti seminar, lokakarya dan
sejenisnya.
4) Bimbingan teknis secara berkesinambungan.
b. Perawat/ bidan Rumah sakit
1) Semua perawat/ bidan harus mengetahui tentang pembinaan dan
penegakan Disiplin profesi serta penguatan nilai – nilai etik dalam
kehidupan profesi
2) Semua perawat/ bidan mengikuti pelatihan pengembangan
professional berkelanjutan.
3) Komite Keperawatan secara berkala melakukan Kredensial
Keperawatan
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A.Proses Kredensial
Proses kredensial sehingga didapatkan kewenangan klinis merupakan tanggung jawab sub
komite kredensial. Tatalaksana subkomite kredensial dalam dalam melaksankan tugasnya
ditetapkan sebagai berikut:

1) Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh kewenangan klinis


kepada ketua komite keperawatan.
2) Ketua komite keperawatan menugaskan sub komite kredensial untuk melakukan proses
kredensial (dapat dilakukan secara individu atau kelompok)
3) Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik yang
ditetapkan oleh rumah sakit untuk diisi oleh perawat/bidan yang bersangkutan.
4) Melakukan assesmen kewenangan klinik dengan berbagai metoda yang disepakati :
portofolio, assesmen kompetensi.
5) Memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh
penugasan klinik dari direktur rumah sakit.
6) Memberikan rekomendasi kewenangan klinis untuk memperoleh penugasan klinik dari
direktur rumah sakit.
7) Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinik secara berkala setiap 3 tahun .
8) Melakukan kredensial ulang secara berkala

B. Diskusi Kasus, Ronde Keperawatan, Audit Keperawatan, Pengembangan Profesional


Berkelanjutan
Memberikan rekomendasi tindak lanjut diskusi kasus, ronde keperawatan, audit
keperawatan dan kebidanan, pendidikan keperawatan dan kebidanan berkelanjutan serta
pendampingan merupakan kewenangan atau tanggung jawab sub komite mutu profesi.
Tatalaksana subkomite mutu profesi dalam dalam melaksankan tugasnya ditetapkan sebagai
berikut :
1) Koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data dasar tentang profil
tenaga keperawatan di RS sesuai area praktiknya berdasarkan jenjang karir
2) Mengidentifikasi kesenjangan kompetisi yang berasal dari data subkomite kredensial
sesuai perkembangan IPTEK dan perubahan standar profesi. Hal tersebut menjadi
dasar perencanaan CPD (Continuing Professional Development).
3) Merekomendasikan perencanaan CPD (Continuing Professional Development)
kepada unit yang berwenang.
4) Koordinasi dengan praktisi tenaga keperawatan dalam melakukan pendampingan
sesuai kebutuhan.
5) Melakukan ronde keperawatan dengan cara :
Pra ronde
a. Menentukan kasus dan topik.
b. Menetukan tim ronde.
c. Membuat informed consent
d. Membuat pre planning.
e. Diskusi.
f. Mencari sumber atau literatur.
Ronde
Diskusi
Pasca ronde
a. Evaluasi pelaksanaan ronde.
b. Revisi dan perbaikan.
6) Dokumen ronde disimpan dalam file komite
7) Kriteria Evaluasi
a. Bagaimana persiapan dan pelaksanaan ronde.
b. Bagaimana peran masing-masing perawat.
c. Bagaimana tingkat kepuasan pasien.

C. Pemberian Tindak disiplin


Memberikan usul rekomendasi pencabutan kewenangan klinis (clinical privilege) tertentu,
memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis (delineation of
clinical previlege) serta memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin merupakan
kewenangan subkomite etik dan disiplin profesi.

Mekanisme Penanganan Masalah Etika


Penanganan masalah etika Keperawatan merupakan penanganan masalah yang dilakukan
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelanggaran masalah
Kode Etik Keperawatan Indonesia dan Kode Etik Kebidanan.
Yang bertanggung jawab dalam masalah etik adalah :
1. Direktur Rumah Sakit Umum Al-Fatah Ambon
2. Manajer Keperawatan.
3. Kepala ruang.
4. Ketua Komite Keperawatan.

Untuk mekanisme penyelesaian masalah etika meliputi:


1. Membuat kronologis kejadian.
2. Menilai bobot masalah (pelanggaran ringan, sedang, berat).
3. Penyelesaian masalah secara berjenjang yaitu : Kepala ruang, Manajer
Keperawatan, Direktur Rumah Sakit dengan melibatkan Human capital.

Berikut ini penanganan masalah etika sesuai dengan jenis- jenis pelanggaran
a. Pelanggaran Ringan
1. Pelanggaran ini ditangani / diselesaikan oleh kepala ruang.
2. Perawat yang melakukan pelanggaran diberi teguran lisan.
3. Kepala ruang membuat laporan dan menyerahkan kronologis ke Manajer
keperawatan dan harus diketahui oleh komite keperawatan.

b. Pelanggaran Sedang
1. Kepala ruang membuat laporan / menyerahkan kronologis ke Manajer
keperawatan
2. Pelanggaran ini ditangani oleh Manajer keperawatan dan harus diketahui oleh
komite keperawatan.
3. Manajer keperawatan memanggil perawat yang melakukan pelanggaran dan
wajib / harus membuat surat pernyataan, serta memberikan sangsi tertulis
kepada perawat yang membuat pelanggaran.
4. Pelanggar dialihkan tanggung jawabnya

c. Pelanggaran Berat
1. Kepala ruang membuat laporan / menyerahkan kronologis ke Manajer
keperawatan.
2. Manajer keperawatan menyerahkan laporan yang sebelumnya sudah
diketahui oleh komite keperawatan ke Direktur Rumah Sakit Al-Fatah
Ambon.
3. Manajer keperawatan, Kepala ruang, komite keperawatan serta Direktur
Rumah sakit Umum Al-Fatah Ambon bersidang untuk menentukan hukuman
yang akan diberikan.
BAB V
LOGISTIK

Penyediaan kebutuhan logistik komite keperawatan berupa alat tulis kantor, alat cetak,
alat kebersihan, termasuk dalam rencana anggaran belanja rumah sakit tiap tahunnya, dilakukan
pemeriksaan pemenuhan kebutuhan tiap harinya oleh sekretaris komite dan dilakukan
permintaan prahan ke bagian rumah tangga atas sepengetahuan ketua komite keperawtan,
dilakukan dengan prosedur :
1. Komite keperawatan membuat permintaan ATK pada bagian perencanaan anggaran
belanja Rumah sakit Umum Al-Fatah Ambon dengan menggunakan blangko permintaan
barang.
2. Petugas perencanaan anggaran belanja melakukan proses entry ke komputer sebelum
menyiapkan barang yang diminta disertai salin lembar bukti penerimaan barang,
kemudian diperiksa ulang sebelum ditandatangani petugas gudang umum
3. Saat pengambilan barang, komite memeriksa kembali barang sebelum menandatangani
surat bukti barang keluar.
4. Petugas gudang mumu menyimpan salinan surat sebagai bukti mutasi
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Yang dimaksud dengan keselamatan pasien ( patien safety ) adalah proses dalam suatu
Rumah Sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk di dalamnya
asesment risiko, identifikasi, dan manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan untuk belajar dan menindak lanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk
mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko. Yang dimaksud dengan insiden keselamatan
pasien adalah kesalahan medis ( medical error ), kejadian yang tidak diharapkan (adverse event
), dan nyaris terjadi (near miss ).
Keselamatan pasien merupakan salah satu indikator kerja keberhasilan mutu keperawatan
yang dipantau oleh komite keperawatan yang bekerjasama dengan tim keselamatan pasien rumah
sakit. Solusi atau program terkait termasuk standar prosedur operasional (SPO) yang terkait
dengan keselamatan pasien yang diterapkan, dipantau, dan dievalusi oleh komite keperawatan
yang bekerja sama dengan Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit agar tercapai keselamatan
pasien dari setiap asuhan yang diberikan oleh perawat dengan cara :
1. Perhatikan Nama Obat, Rupa, Ucapan Mirip (look- alike, sound-alike medication names)
Nama obat rupa dan ucapan mirip (NORUM) yang membingungkan staf pelaksana
adalah salah satu penyebab yang sering dalam kesalahan obat (medication error). Solusi
NORUM yang ditekankan oleh komite keperawatan adalah penekanan pada penggunaan
protokol untuk pengurangan risiko dan memastikan terbacanya resep, label. Sehingga
obat-obat yang perlu diwaspadai mendapat pengelolaan baik.
2. Pastikan Identifikasi Pasien
Kegagalan yang meluas dan terus menerus untuk mengidentifikasi pasien secara benar
sering mengarah kepada kesalahan pengobatan, transfusi, maupun pemeriksaan.
Pelaksanaan prosedur yang keliru orang, penyerahan bayi kepada bukan keluarganya dan
sebagainya. Rekomendasi yang ditekankan pada metoda untuk verifikasi terhadap
identitas pasien, termasuk keterlibatan pasien dan keluarganya adalah penggunaan
gelang pasien
3. Komunikasi Secara Benar Saat Serah Terima / Pengoperan Pasien
Kesenjangan dalam komunikasi saat serah terima / pengoperan pasien antar unit
pelayanan, dan di dalam serta antar tim pelayanan, bisa mengakibatkan terputusnya
kesinambungan layanan, pengobatan yang tidak tepat, dan potensial dapat mengakibatkan
cedera pada pasien. Rekomendasi ditujukan untuk memperbaiki pola serah terima pasien
termasuk penggunaan protokol untuk mengkomunikasikan informasi yang bersifat kritis.
4. Identifikasi Pasien Jatuh Adalah cara penilaian dan identifikasi terhadap pasien dengan
risiko jatuh, kemudian diambil langkah untuk mengurangi risiko jatuh.
5. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand Hygiene)
Diperkirakan bahwa pada setiap saat lebih dari 1,4 juta orang diseluruh dunia
memperoleh infeksi yang diperoleh di rumah-rumah sakit. Kebersihan tangan yang
efektif adalah ukuran preventif yang primer untuk menghindarkan masalah ini.
Rekomendasinya adalah mendorong implementasi penggunaan cairan alkohol-based
hand-rubs tersedia pada titik-titik pelayanan, tersedianya sumber air pada semua kran,
pendidikan staf mengenai teknik kebersihan tangan yang benar, mengingatkan
penggunaan tangan bersih ditempat kerja.
6. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
Pelaporan sebagai awal proses pembelajaran untuk mencegah kejadian yang sama
terulang kembali.
7. Pembinaan dan Pengawasan
Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program - program keselamatan
pasien melalui kegiatan Ronde Keperawatan dan melakukan eveluasi audit indikator
mutu klinik keperawatan yang dilakukan setiap harinya melalui supervisi keperawatan
dan dibuat laporan tiap bulannya.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga mendapat posisi penting di industri
pelayanan kesehatan seiring dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1087 /MENKES /SK/ VIII / 2010. Melalui Kemenkes ini telah ditetapkan standar penerapan
K3 untuk Rumah Sakit (RS) atau disingkat K3RS.
Latar belakang disusunnya standar keselamatan , adalah sebagai upaya melindungi
kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses pelayanan kesehatan, maupun
keberadaan sarana, prasarana, obat-obatan dan logistik lainnya yang ada di lingkungan Rumah
Sakit sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan kedaruratan
termasuk kebakaran dan bencana yang berdampak pada pekerja Rumah Sakit, pasien,
pengunjung dan masyarakat di sekitarnya.
K3RS merupakan salah satu indikator kerja keberhasilan mutu keperawatan yang
dipantau oleh komite keperawatan yang bekerjasama dengan tim K3RS dilakukan dengan :
A. Pembinaan dan pengawasan terhadap perlengkapan keselamatan kerja, pengendalian
terhadap bahan berbahaya dan beracun (B3) melalui kegiatan Ronde Keperawatan dan
Audit Keperawatan. Pembuatan SPO tentang penyediaan dan pemakaian APD.
B. Ikut membantu menentukan kasus-kasus K3, serta berusaha menindak lanjuti sesuai
wewenang.
C. Memberi rekomendasi atau masukan mengenai perencanaan, pembuatan tempat kerja dan
pemilihan alat serta pengadaannya terkait dengan keselamatan dan kesehatan pekerja
khususnya perawat sebagai user dan rumah sakit beserta lingkungannya sebagai tempat
bekerja.
D. Turut membantu dalam usulan penyelidikan kesehatan tenaga kerja serta memelihara
hubungan harmonis dengan perusahaan atau pihak manajemen
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu komite keperawatan rumah sakit dan indikator mutu klinik
keperawatan telah terintegrasi. Untuk mengukur kinerja perawat dan bidan pada tatanan klinis,
komite keperawatan menggunakan indikator kinerja klinis sebagai langkah untuk mewujudkan
komitmennya guna dapat menilai tingkat kemampuan individu dalam tim kerja. Dengan
demikian, diharapkan kesadaran akan tumbuh, mau, dan mampu mengidentifikasi kualitas
kinerja masing-masing, untuk dimonitor, diperbaiki serta ditingkatkan secara terus menerus.
Indikator adalah pengukuran kuantitatif, umumnya pengukuran kuantitatif meliputi
numerator dan denominator. Numerator adalah suatu data pembilang dari suatu peristiwa
(events) yang yang sudah diukur. Denominator data penyebut adalah jumlah target sasaran atau
jumlah seluruh pasen yang menjadi sasaran pemberian asuhan/pelayanan. Karakteristik
indikator yang musti dipenuhi adalah : Sahih (Valid), Dapat dipercaya (Reliabel), Peka
(Sensitif), Spesifik (Spesifik) Berhubungan (Relevan).
Beberapa Indikator Mutu keperawatan ,yang dipantau oleh komite keperawatan untuk
pengendalian mutunya adalah :
A. Patient Safety yang terdiri dari: kejadian pasien jatuh, infeksi nosokomial karena jarum infus
dan luka operasi bersih, kesalahan pemberian obat dan angka dikubitus setelah pasien
dirawat.kelengkapan asesmen awal medis dan keperawatan dalam waktu (1x24 jam) sejak
pasien rawat inap, kepatuhan cuci tangan bagi staf, pasien & keluarga,angka
KTD,penggunaan komunikasi efektif (cabak),identifikasi gelang pasien.
B. Kenyamanan dan Kepuasan yang antara lain terdiri dari : privacy, ketidak bisingan,
pelayanan yang memuaskan, dan kebersihan
C. Kemandirian yang terdiri dari : mandi/menyikat gigi, berpakaian, melakukan aktifitas, makan
peroral, minum peroral, eleminasi, memelihara fungsi pernafasan, manajemen nyeri.
D. Kecemasan yang terdiri dari : pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien, pendidikan
kesehatan dapat membantu menurunkan kecemasan. Indikator-indikator itu dilaporkan oleh
perawat di ruang perawatan setiap hari dengan blangko khusus indikator mutu klinik
keperawatan. Setiap hari perawat supervisi mengumpulkan data-data itu, kemudian pada
akhir bulan data itu ditabulasi dan dihitung, untuk kemudian komite keperawatan melakukan
evaluasi kinerja pelayanan keperawatan berdasarkan indikator tersebut.
BAB IX
PENUTUP

Dengan dibuatnya pedoman pelayanan komite keperawatan ini di harapkan dapat


digunakan sebagai acuan penyelenggaraan komite keperawatan rumah Sakit Umum Al-Fatah
Ambon, sehingga tata kelola klinis dapat terselenggara dengan baik dan benar

Lampiran :

RINCIAN KEWENANGAN KLINIS ( CLINIKAL PRIVILEGE )


BIDANG KEPERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM AL-FATAH AMBON
Nama Perawat / Bidan : Kualifikasi : Tanda tangan:
Perawat klinik 1
Saya menyatakan bahwa saya kompeten untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan
kelompok pelayanan keperawatan.
Saya juga mampu melakukan tindakan keperawatan / tindakan medis / tehnis tindakan yang
didelegasikan oleh DPJP seperti yang tercantum dibawah ini sebagai bagian dari kewenangan klinis
( clinical privilege ) berdasarkan status kesehatan saat ini ,pendidikan dan pelatihan yang saya
miliki
SERTIFIKASI
Akademi / universitas : Tanggal : TMT RSPC :

Pelatihan : - Tanggal : - Institusi : -

Rotasi:
□ Rajal Umum □ Ranap Umum
□ HCU □ ICU
No. STR / SIP / SIK / SIB / SIKB : Tanggal berlaku :

Petunjuk
Kode Untuk Perawat Kode Untuk Mitra Bestari
1. Kompeten Sepenuhnya (Mandiri) 1. Disetujui Berwenang Penuh
2. Memerlukan Supervisi 2. Disetujui Dibawah Supervisi
3. Tidak Kompeten 3. Tidak Disetujui Karena Tidak Kompeten atau
Bukan Kewenangannya
Tanggal/ bln/ tahun : Mengetahui : Manajer keperawatan

PERAWAT KLINIK I (DEWASA)


Melaksanakan Intervensi Spesifik Keperawatan Secara Mandiri
No. Asuhan Keperawatan Diminta Rekomendasi
1 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan
2 Menerima Pasien Baru
3 Mendokumentasikan Askep
4 Memberikan askep pada pasien partial care
5 Memberikan askep pada pasien minimal care
6 Menyiapkan pasien pulang
7 Melakukan Identifikasi dan penanganan pasien resiko jatuh
8 Analisa nyeri dan pengelolaan nyeri
9 Penyuluhan kesehatan
10 Memahami macam macam desinfeksi
11 Komunikasi menggunakan SBAR
12 Melakukan komunikasi therapeutik pada pasien
13 Menyimpan bahan-bahan pengobatan
14 Menjaga kepatenan jalan nafas
15 Identifikasi pasien yang memerlukan pemasangan NGT
16 Identifikasi pasien yang memerlukan pemasangan infus
17 Identifikasi pasien yang membutuhkan pemasangan kateter urin
18 Interpretasi EKG normal.
19 Merawat pasien dengan penyakit menular melalui droplet
20 Merawat pasien dengan penyakit menular melalui kontak
21 Memfasilitasi makan pada pasien yang tidak mampu makan sendiri
22 Memfasilitasi pasien yang dapat makan sendiri
24 Menghitung balance cairan
25 Mengatur Posisi Fowler
26 Mengatur Posisi Supinasi
27 Mengatur Posisi Pronasi
28 Mengatur Posisi Sims
29 Mengatur Posisi lateral
30 Mengatur Posisi Trendelenburg
31 Melakukan TTV
32 Mencuci Tangan
33 Memasang dan melepas Masker
34 Memasang dan melepas sarung tangan
35 Menggunakan Apron
36 Memasang Restrain
37 Melakukan desinfeksi
38 Penggunaan APAR
39 Meberikan obat oral
40 Memberikan terapi oksigen
41 Melakukan rekam EKG
42 Menilai tingkat kesadaran
43 Menghitung tetesan infus
44 Mengganti cairan infus
45 Memasang kondom cateter
46 Bledder training
47 Spooling kateter
48 Melakukan suction
49 Menolong pasien B.A.K /BAK
50 Mengganti atau merapihkan linen dengan pasien diatasnya
51 Membantu pasien mandi
52 Melakukan BHD
53 Menyisir rambut pasien
54 Mengganti Pakaian pasien
55 Membuang limbah sesuai prosedur
56 Mencuci rambut pasien
57 Memotong Kuku Pasien
58 Memberi Yal solution
59 Mengambil sampel darah vena
60 Resusitasi cairan
Membantu pasien pindah dari tempat tidur ke brankart dan
61
sebaliknya
Membantu pasien yang pindah sendiri dari tempat tidur ke brankart
62
dan sebaliknya
63 Membantu pasien pindah dari tempat tidur ke kursi roda
64 Membantu pasien pindah dari mobil ke brankart dan sebaliknya
65 Memberi kompres hangat
66 Memberi buli buli panas
67 Memberikan kompres dingin
68 Merawat jenazah
69 Pemberian Oksigen dengan nasal canule
70 Pemberian Oksigen dengan simple mask
71 Melakukan Af Infus
72 Melakukan oral hygene

Melaksanakan Intervensi Spesifik Keperawatan Secara Kolaborasi


Dimint
No. Asuhan Keperawatan a Rekomendasi
1 Persiapan pemeriksaan USG
2 Persiapan pemeriksaan BNO
3 Memfasilitasi pasien untuk pemeriksaan urine
4 Memberikan makanan melalui NGT
5 Pemasangan infus
6 Memberikan suntikan melalui intramuskuler
7 Memberikan suntikan melalui subcutan
8 Memberikan suntikan melalui intracutan
9 Memberi therapi obat per IV tidak langsung
10 Memberikan transfusi darah
11 Memfasilitasi pasien untuk pemeriksaan Faeces
12 Memberi therapi obat per oral
13 Memberikan therapi obat tetes
14 Memberikan therapi obat melalui kulit/ topical
15 Memberikan obat suppository
16 Memberikan terapi inhalasi
17 Mengoperasionalkan infuse pump
18 Mengoperasionalkan syiringe pump
19 Mengoperasionalkan Bedside Monitor
REKOMENDASI MITRA BESTARI

Disetujui/ Disetujui Dengan Catatan/ Tidak Disetujui


Tanggal :
Catatan :

Daftar Mitra Bestari :


No Nama Spesialisasi Tanda Tangan

KOMITE KEPERAWATAN/SUB KOMITE KREDENSIAL


Disetujui/ Disetujui Dengan Catatan/ Tidak Disetujui
Tanggal :
Catatan :

Ketua Komite Keperawatan Ketua Sub Komite Kredensial

( ) ( )
LOOG BOOK PERAWAT/ BIDAN
RUMAH SAKIT PERMATA CIBUBUR
NAMA :
UNIT KERJA : UNIT GAWAT DARURAT
LEVEL KOMPETENSI :

Petunjuk Pengerjaan:
1. Lakukan praktek keperawatan sesuai dengan standar praktik operasional dan lakukan evaluasi diri minimal 3x sebelum
meminta penilaian peer
2. Lakukan evaluasi dengan peer/ rekan kerja minimal 3x dan evaluasi 3x tersebut sudah sesuai dengan SOP
3. Laksanakan evaluasi keperawatan oleh kepala ruangan/ PJ shift/ preceptor untuk mensupervisi minimal 3x penilaian
4. Isi tanggal kapan evaluasi dilaksanakan, diisi dengan tinta biru/ hitam apabila kompeten praktik sesuai dengan SPO dan tinta
merah belum kompeten apabila praktik belum sesuai dengan SPO
5. Pemenuhan pencapaian kompetensi ini menjadi persyaratan untuk penentuan ke level jenjang karir berikutnya
6. Buku catatan kompetensi ini berlaku apabila ditandatangani oleh kepala ruangan atau supervisor
SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
NO TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
1 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan
2 Mendokumentasikan asuhan keperawatan
3 Melakukan komunikasi terapeutik dalam melaksanakan
askep
4 Pengaturan posisi fowler
5 Pengaturan posisi supinasi
6 Pengaturan posisi pronasi
7 Pengaturan posisi sims
8 Pengaturan posisi lateral
9 Pengatural posisi trendelenberg
SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
NO TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
10 Memeriksa TTV
11 Melakukan BHD
12 Melakukan cuci tangan
13 Menggunakan sarung tangan
14 Menggunakan masker
15 Menggunakan kaca mata pelindung
16 Menggunakan gaun pelindung/ apron
17 Memasang restrain
18 Memahami macam-macam desinfeksi
19 Melakukan desinfeksi
20 Melakukan sterilisasi
21 Pengkajian resiko jatuh
22 Penatalaksanaan pasien resiko jatuh
23 Menyimpan bahan-bahan pengobatan
24 Penggunaan APAR
25 Mengoperasionalkan infuse pump
26 Mengoperasionalkan syiringe pump
27 Mengoperasionalkan mesin EKG
28 Mengoperasionalkan nebulizer
29 Mengoperasionalkan suction
30 Memberikan obat oral
31 Memberikan obat suppository
32 Memberikan terapi inhalasi
33 Memberikan terapi oksigen
34 Menjaga kepatenan jalan nafas
35 Mengatasi perdarahan
36 Balut bidai
37 Transportasi pasien
SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
NO TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
38 Melakukan perekaman EKG
39 Pemeriksaan urin
40 Pengambilan sampel darah vena
41 Pengambilan sampel darah arteri
42 Identifikasi pasien yang memerlukan pemasangan NGT
43 Memasang NGT
44 Identifikasi pasien yang memerlukan pemasangan infus
45 Memasang infus
46 Monitoring IVFD
47 Resusitasi cairan
48 Koreksi elektrolit
49 Tranfusi darah
50 Memberikan suntkan melalui intravena
51 Memberikan suntikan melalui intrmuskuler
52 Memberikan suntikan melalui subcutan
53 Memberikan suntikan melalui intracutan
54 Pengisapan lendir
55 Analisa nyeri dan pengelolaan nyeri
56 Identifikasi pasien yang membutuhkan pemasangan kateter
urin
57 Pemasangan kateter urin
58 Pemasangan kondom kateter
59 Irigasi bladder
60 Spooling kateter
61 Perawatan luka
62 Menjahit luka
63 Kolaborasi dengan dokter menggunakan tekhnik SBAR
64 Mengelola pasien dengan kegawatdaruratan system
pernafasan
SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
NO TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
65 Mengelola pasien dengan syok
66 Mengelola pasien dengan kegawatdaruratan muskuloskeletal
67 Mengelola pasien dengan kegawatdaruratan system
pencernaan
68 Mengelola pasien dengan kegawatdaruratan system endokrin
69 Mengelola pasien dengan kegawatdaruratan system
perkemihan
70 Interpretasi EKG dan lethal aritmia
71 Defribilasi
72 Mengelola pasien dengan keracunan
73 Klasifikasi pasien (triage)
74 Manajemen bencana
75 Mengelola pasien dengan kegawatdaruratan kardiovaskuler
76 Mengelola pasien dengan kegawatdaruratan neurologis
77 Mengelola pasien dengan kegawatdaruratan trauma dada dan
trauma abdomen
78 Mengelola pasien dengan cedera kepala dan spinal
79 Mengelola pasien dengan kegawatdaruratan pada anak
80 Konsulen keperawatan gawat darurat
Catatan:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------
Mengetahui,
Kepala Ruangan Perawat Ybs,

( ) ( )
UNIT KERJA : ICU
SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
NO TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
1 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan
2 Melakukan penkes
3 Mendokumentasikan asuhan keperawatan
4 Melakukan komunikasi terapeutik dalam melaksanakan
askep
5 Memandikan pasien sadar
6 Memandikan pasien dengan penurunan kesadaran
7 Melakukan oral hygene
8 Melakukan perawatan kuku
9 Merapikan tempat tidur pada klien tirah baring
10 Membantu eliminasi BAB/ BAK
11 Pengaturan posisi supinasi
12 Pengaturan posisi pronasi
13 Pengaturan posisi fowler
14 Pengaturan posisi sims
15 Pengaturan posisi lateral
16 Pengaturan posisi trendelenberg
17 Cuci tangan
18 Menggunakan sarung tangan
19 Menggunakan masker
20 Menggunakan kacamata pelindung
21 Menggunakan gaun pelindung dan apron
22 Membuang jarum suntik dan alat-alat tajam
23 Membuang limbah sesuai prosedur
24 Memeriksa TTV
NO TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Teman selevel)
(Ka,ruangan) ( Sendiri )
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TG/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
25 Melakukan BHD
26 Memahami macam-macam desinfeksi
27 Melakukan desinfeksi
28 Melakukan sterilisasi
29 Perawatan pasien penyakit menular melalui droplet
30 Perawatan pasien penyakit menular melalui kontak
31 Mengoperasionalkan infuse pump
32 Mengoperasinalkan syiringe pump
33 Mengoperasionalkan mesin EKG
34 Mengoperasionalkan nebulizer
35 Mengoperasionalkan suction
36 Mengoperasionalkan cardiac monitor
37 Mengoperasionalkan ventilator
38 Pengkajian resiko jatuh
39 Penatalaksanaan pasien resiko jatuh
40 Memasang rstrain
41 Menyimpan bahan-bahan pengobatan
42 Penggunaan APAR
43 Memberikan obat oral
44 Memberikan obat suppositori
45 Memberikan obat melalui intravena
46 Memberikan obat melalui intrmuskuler
47 Memberikan obat melalui subcutan
48 Memberikan obat melalui intracutan
49 Memberikan terapi inhalasi
50 Fisioterapi dada
51 Pengisapan lendir
52 Memberikan terapi oksigen
SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
NO TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
53 Intubasi
54 Pengambilan sampel darah vena
55 Pengambilan sampel darah arteri
56 Pengambilan sampel urin
57 Pengambilan sampel sputum
58 Lumbal pungsi
59 Pleura pungsi
60 Melakukan perekaman EKG
61 Persiapan Px. USG
62 Persiapan Px. BNO
63 Interpretasi hasil AGD
64 Memberikan makan/ minum peroral
65 Identifikasi pasien yang perlu pemasangan NGT
66 Memasang NGT
67 Memberikan makan/ minum melalui tube feeding
68 Identifikasi pasien yang memerlukan pemasangan infus
69 Memasang infuse
70 Menyiapkan pasien dan alat untuk pemasangan CVC
71 Resusitasi cairan
72 Koreksi elektrolit
73 Memberikan Tranfusi darah
74 Mengukur balance cairan
75 Mengisi flow sheet
76 Mengukur tekanan vena sentral
77 Menilai tingkat kesadaran
78 Melatih mobilisasi
79 Memberikan askep pada pasien partial care
80 Identifikasi pasien yang membutuhkan pemasangan kateter
urin
SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
NO TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
81 Pemasangan kateterisasi urin
82 Pemasangan kondom kateter
83 Irigasi bladder
84 Spooling kateter
85 Bladder training
86 Analisa nyeri dan pengelolaan nyeri
87 Perawatan luka
88 Pengkajian resiko dekubitus
89 Penatalaksanaan pasien resiko decubitus
90 Kolaborasi dengan dokter dengan menggunakan pelaporan
teknik SBAR
91 Perawatan tracheostomy/ ETT
92 Pengelolaan pasien dengan ventilasi mekanik
93 Memberikan askep pada pasien dengan total care
94 Manajemen emergency trolly
95 Pengelolaan pasien dengan gangguan sistem pencernaan
96 Manajemen nutrisi parenteral
97 Memberikan askep pasien dengan gangguan neurologi
98 Memberikan askep pada pasien dengan gangguan endokrin
99 Memberikan memberikan askep pada pasien dengan
gangguan kardiovaskuler
100 Interpretasi EKG dan lethal aritmia
101 Mampu ACLS
102 Defribilasi
103 Memberikan askep pada pasien dengan gangguan sistem
perkemihan
104 Memberikan askep pada pasien dengan gangguan
musculoskeletal
SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
NO TINDAKAN KEPERAWATAN TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
105 Memberikan askep pada pasien dengan multiple trauma
106 Memberikan askep pada pasien dengan gangguan system
hematologi
107 Memberikan askep pada pasien dengan gangguan system
integumen
108 Memberikan askep pada pasien dengan gangguan system
pernafasan
109 Memberikan askep pada pasien dengan gangguan
immunitas
110 Konsulen keperawatan intensif
105 Memberikan askep pada pasien dengan multiple trauma
106 Memberikan askep pada pasien dengan gangguan system
hematologi
107 Memberikan askep pada pasien dengan gangguan system
integumen
UNIT KERJA : KAMAR BEDAH
SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
NO TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
1 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan yang peka
budaya
2 Mendokumentasikan asuhan keperawatan
3 Menerapkan komunikasi terapeutik dalam memberikan askep
4 Pengaturan posisi fowler
5 Pengaturan posisi supinasi
6 Pengaturan posisi pronasi
7 Pengaturan posisi sims
8 Pengaturan posisi lateral
9 Pengaturan posisi trandelenberg
10 Memeriksa TTV
11 Melakukan BHD
12 Melakukan cuci tangan
13 Melakukan cuci tangan bedah
14 Menggunakan sarung tangan
15 Menggunakan masker
16 Menggunakan kacamata pelindung/ google
17 Menggunakan gaun pelindung dan apron
18 Membuang jarum suntik dan alat-alat tajam
19 Membuang limbah sesuai prosedur
20 Menyimpan bahan-bahan pengobatan
21 Penggunaan APAR
22 Memahami macam-macam desinfeksi
23 Melakukan desinfeksi
NO TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
24 Memhami cara-cara sterilisasi
25 Mengoperasionalkan infuse pump
26 Mengoperasionalkan syiringe pump
27 Mengoperasionalkan cauter
28 Mengoperasionalkan suction
29 Mengoperasionalkan ekg
30 Memberikan suntikan melalui intravena
31 Memberikan suntikan melalui intramuskuler
32 Memberikan suntikan melalui subcutan
33 Memberikan suntikan melalui intracutan
34 Analisa nyeri dan pengelolaan nyeri
35 Memasang alat bantu nafas
36 Memberikan pendidikan kesehatan
37 Menyiapkan pasien untuk tindakan operasi
38 Menyiapkan lingkungan kamar bedah
39 Menyiapkan instrument, linen dan persiapan alkes
40 Melakukan drapping
41 Melakukan penghitungan jumlah instrument dan BHP
42 Memasang kateter
43 Memasang infus
44 Identifikasi ekg emergensi
45 Memberikan tranfusi darah
46 Resusitasi cairan
47 Menilai kesadaran
48 Monitoring hemodinamik
49 Menyiapkan kekurangan alat dan BHP dengan cepat
50 Memahami anatomi fisiologi dasar
51 Berperan sebagai asisten operasi kecil
NO TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
52 Berperan sebagai asisten operasi sedang
53 Berperan sebagai asisten operasi besar
54 Kolaborasi dengan dokter dengan menggunakan tekhnik
SBAR
55 Memberikan asuhan keperawatan perioperatif
56 Persiapan Px. Patologi anatomi
57 Konsulen keperawatan kamar bedah

UNIT KERJA : VK/ BIDAN LANTAI III GB


SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TINDAKAN KEPERAWATAN
NO TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
1 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan yang peka
budaya
2 Mendokumentasikan asuhan kebidanan
3 Melakukan komunikasi terapeutik dalam melaksanakan askeb
4 Memandikan pasien
5 Melakukan oral hygene
6 Vulva hygene
7 Membantu eliminasi BAB/ BAK
8 Pengaturan posisi fowler
9 Pengaturan posisi supinasi
10 Pengaturan posisi pronasi
11 Pengaturan posisi sims
12 Pengaturan posisi lateral
NO TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TG/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
13 Pengaturan posisi trendelenberg
14 Pengaturan posisi litothomy
15 Memeriksa TTV
16 Melakukan BHD
17 Cuci tangan
18 Menggunakan sarung tangan
19 Menggunakan masker
20 Menggunakan kacamata pelindung
21 Menggunakan gaun pelindung
22 Membuang jarum suntik dan alat-alat tajam sesuai prosedur
23 Membuang limbah sesuai prosedur
24 Pengkajian resiko jatuh
25 Penatalaksanaan pasien resiko jatuh
26 Menyimpan bahan-bahan pengobatan
27 Penggunaan APAR
28 Memahami macam-macam desinfeksi
29 Melakukan desinfeksi
30 Melakukan sterilisasi
31 Mengoperasionalkan mesin EKG
32 Mengoperasionalkan CTG
33 Mengoperasionalkan suction
34 Mengoperasionalkan Doppler
35 Mengoperasionalkan infuse pump
36 Mengoperasionalkan syiringe pump
37 Memberikan terapi oksigen
38 Memberikan obat oral
39 Memberikan obat suppository
40 Memberikan suntikan melalui intravena
NO TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
41 Memberikan suntikan melalui intramuskuler
42 Memberikan suntikan melalui subcutan
43 Memberikan suntikan intracutan
44 Mengisi partograph
45 Mengumpulkan riwayat kesehatan
46 Pemeriksaan fisik yang berfokus pada wanita
47 Interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium
48 Menentukan usia kehamilan berdasarkan siklus menstruasi
49 Leopold
50 Breast care
51 Penyuluhan dalam kehamilan
52 Menilai kesejahteraan janin, DJJ, dan pola aktivitas janin
53 Identifikasi pasien yang perlu pemasangan infus
54 Memasang infuse
55 Monitoring IVFD
56 Memberikan terapi cairan
57 Koreksi elektrolit
58 Mengukur balance cairan
59 Memberikan tranfusi darah
60 Identifikasi pasien yang memerlukan pemasangan kateter urin
61 Memasang kateter urin
62 Analisa nyeri dan pengelolaan nyeri
63 Mengambil sampel darah vena
64 Mengambil sampel urin
65 Pelaporan tekhnik SBAR
66 Pengelolaan persalinan spontan
67 Melakukan amniotomi
68 Pengeluaran plasenta secara manual
NO TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
69 Memeriksa kelengkapan plasenta
70 Memberikan terapi cairan
71 Episiotomy dan penjahitan luka
72 Mengelola perdarahan post partum
73 Memberikan induksi persalinan
74 Menilai involusi uteri
75 Identifikasi abnormalitas selama proses laktasi
76 Identifikasi psikologis ibu post partum
77 Melakukan bonding attachment
78 Identifikasi kehamilan ganda, kelainan letak dan kehamilan
bermasalah
79 Pengelolaan tindakan kegawatdaruratan pada kasus kebidanan
80 Melakukan ekstraksi forceps rendah dan vakum sesuai
pendelegasian kewenangan
81 Identifikasi kelainan selama post partum
82 Konseling tentang seksualitas dan KB pasca persalinan
83 Melakukan kolaborasi atau rujukan pada komplikasi tertentu
84 Pengelolaan pasien dengan perdarahan antepartum
85 Penkes senam hamil
86 Pemeriksaan dalam
87 Pertolongan pada atonia uteri
88 Pertolongan persalinan dengan distosia bahu
89 Pertolongan persalinan dengan retensio plasenta
90 Asuhan kebidanan pasca abortus
91 Penkes senam nifas
92 Manajemen bencana
93 Konsulen kebidanan

UNIT KERJA : PERINA/ NICU


TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
N
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
O
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
1 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan yang peka
budaya
2 Mendokumentasikan asuhan keperawatan
3 Menerapkan komunikasi terapeutik dalam pemberian askep
4 Memandikan bayi
5 Perawatan mata
6 Perawatan telinga
7 Perawatan perianal
8 Memeriksa TTV
9 Pemberian posisi fowler
10 Pemberian posisi supinasi
11 Pemberian posisi pronasi
12 Pemberian posisi lateral
13 Pengambilan sampel darah vena
14 Pengambilan sampel darah arteri
15 Pemeriksaan babygram
16 Pemeriksaan urin
17 Pemeriksaan feces
18 Cuci tangan
19 Menggunakan sarung tangan
20 Menggunakan masker
21 Menggunakan kacamata pelindung
22 Menggunakan gaun pelindung dan apron
23 Membuang jarum suntik dan alat-alat tajam
24 Membuang limbah sesuai prosedur
N TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
O (Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
25 Pengkajian resiko jatuh
26 Penatalaksanaan pasien resiko jatuh
27 Menyimpan bahan-bahan pengobatan
28 Penggunaan APAR
29 Memahami cara-cara desinfeksi
30 Melakukan desinfeksi
31 Mengoperasionalkan infuse pump
32 Mengoperasionalkan syiringe pump
33 Mengoperasionalkan blue light
34 Mengoperasional inkubator
35 Mengoperasionalkan suction
36 Memberikan suntikan melalui intravena
37 Memberikan suntikan melalui intramuskuler
38 Memberikan suntikan melalui subcutan
39 Memberikan suntikan melalui intracutan
40 Memberikan askep bayi baru lahir
41 Resusitasi neonatus
42 Inisiasi menyusui dini
43 Perawatan tali pusat
44 Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
45 Pengukuran antropometri
46 Penilaian apgar score
47 Pemberian imunisasi polio
48 Pemberian imunisasi hepatitis
49 Mengidentifikasi bayi yang membutuhkan pemasangan infus
50 Memasang infuse
51 Memasang umblilical kateter
52 Memberikan cairan infus
TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
N (Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
O
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
53 Tranfusi darah
54 Monitoring IVFD
55 Koreksi elektrolit dan asam basa
56 Mengukur balance cairan
57 Penilaian down score
58 Pemberian terapi oksigen
59 Memasang buble cpap
60 Intubasi
61 Memasang ventilator
62 Pengelolaan bayi dengan ventilator
63 Postural drainage
64 Pengisapan lender
65 Memberikan askep pada bayi dengan gangguan system
pernafasan
66 Memberikan askep pada bayi dengan system pencernaan
67 Memasang OGT
68 Memberi minum via OGT
69 Scorstin
70 Memberikan askep pada bayi premature atau BBLR
71 Memberikan askep pada bayi dengan hiperbilirubin
72 Memberikan askep pada bayi dengan infeksi
73 Memberikan askep pada bayi dengan mekonium aspirasi
sindrom
74 Memberikan askep pada bayi dengan gangguan kongenital
75 Mengelola askep bayi dengan komplikasi
76 Penkes cara memandikan bayi baru lahir
77 Penkes cara menyusui bayi
78 Penkes cara perawatan bayi baru lahir
N TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
O (Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
79 Penkes cara perawatan bayi rematur
80 Penkes pijat bayi
81 Kolaborasi dengan dokter dengan menggunakan pelaporan
tekhnik SBAR
82 Manajemen bencana
83 Sebagai konsulen keperawatan neonatus

UNIT KERJA : RANAP ANAK


SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TINDAKAN KEPERAWATAN
NO TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
1 Menerapkan prinsip etik keperawatan yang peka budaya
2 Memberikan askep pada pasien dengan minimal care
3 Memberikan askep pada pasien dengan partial care
4 Memberikan askep pada pasien dengan total care
5 Mendokumentasikan asuhan keperawatan
6 Melakukan komunikasi terapeutik dalam melaksanakan askep
7 Memandikan pasien
8 Melakukan oral hygene
9 Melakukan perawatan kuku
10 Pengaturan posisi fowler
11 Pengaturan posisi supinasi
12 Pengaturan posisi pronasi
13 Pengaturan posisi sims
14 Pengaturan posisi lateral
15 Pengaturan posisi trendelenberg
TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
NO TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
16 Memeriksa TTV
17 Melakukan cuci tangan
18 Menggunakan sarung tangan
19 Menggunakan masker
20 Menggunakan kacamata pelindung
21 Mmenggunakan baju pelindung/ apron
22 Membuang jarum suntik dan alat-alat tajam
23 Membuang limbah sesuai prosedur
24 Melakukan BHD
25 Memasang restrain
26 Pengkajian resiko jatuh
27 Penatalaksanaan pasien resiko jatuh
28 Menyimpan bahan-bahan pengobatan
29 Penggunaan APAR
30 Mengoperasionalkan infuse pump
31 Mengoperasionalkan syiringe pump
32 Mengoperasionalkan nebulizer
33 Mengoperasionalkan suction
34 Memberikan obat oral
35 Memberikan obat suppository
36 Memberikan tetes mata
37 Memberikan terapi inhalasi
38 Memberikan terapi oksigen
39 Postural darainage
40 Memahami macam-macam desinfeksi
41 Melakukan desinfeksi
42 Melakukan sterilisasi
43 Melakukan pendekatan bermain sesuai usia pada pasien
dengan hospitalisasi
SUPERVISOR PEER MANDIRI
NO (Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
44 Melakukan pemeriksaan fisik pada anak
45 Perawatan luka
46 Perawatan colostomy
47 Scorstin
48 Memberikan makan/ minum peroral
49 Identifikasi klien yang memerlukan pemasangan NGT
50 Memasang NGT
51 Memberikan makan/ minum melalui tube feeding
52 Identifikasi klien yang memerlukan pemasangan kateter urin
53 Memasang kateter urin
54 Identifikasi gangguan cairan dan elektrolit
55 Memasang infuse
56 Monitoring IVFD
57 Memberikan terapi cairan dan elektrolit
58 Memberikan Tranfusi darah
59 Mengukur balance cairan
60 Memberikan injeksi intravena
61 Memberikan injeksi intramuskuler
62 Memberikan injeksi subcutan
63 Memberikan injeksi intracutan
64 Analisa nyeri dan pengelolaan nyeri
65 Mengambil sampel darah vena
66 Mengambil sampel darah arteri
67 Pengambilan sampel urin
68 Persiapan pemeriksaan USG
69 Persiapan Pemeriksaan BNO
TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
NO (Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
70 Persiapan Lumbal pungsi
71 Pemeriksaan EKG
72 Pengisapan lender
73 Melakukan pijat bayi
74 Kolaborasi dengan dokter dengan menggunakan pelaporan
tekhnik SBAR
75 Memberikan perawatan pada pasien dengan penyakit menular
melalui droplet
76 Memberikan perawatan pada pasien dengan penyakit menular
melalui kontak
77 Memberikan askep pada pasien anak dengan gangguan system
pernafasan
78 Memberikan askep pada pasien anak dengan gangguan system
neurologi
79 Memberikan askep pada pasien anak dengan gangguan system
kardiovaskuler
80 Memberikan askep pada anak dengan gangguan system
pencernaan
81 Memberikan askep pada anak dengan gangguan system
perkemihan
82 Memberikan askep pada pasien anak dengan gangguan
integumen
83 Memberikan askep pada anak dengan gangguan system
endokrin
84 Memberikan askep pada anak dengan gangguan system
immunitas
85 Memberikan askep pada pasien anak dengan kasus bedah
86 Memberikan askep pada pasien anak dengan gangguan
muskuloskeletal
TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
NO (Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TG/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
87 Memberikan askep pada anak dengan masalah infeksi
88 Memberikan pendidikan kesehatan
89 Keperawatan gawat darurat dan intensif pediatrik
90 Intubasi
91 Manajemen bencana
92 Konsulen keperawatan pediatric

UNIT KERJA : RANAP MEDIKAL BEDAH


SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
N TINDAKAN KEPERAWATAN
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
O
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
1 Menerapkan prinsip etik dan peka budaya dalam keperawatan
2 Memberikan askep pada pasien dengan minimal care
3 Memberikan askep pada pasien dengan partial care
4 Memberikan askep pada pasien dengan total care
5 Mendokumentasikan asuhan keperawatan
6 menerapkan komunikasi terapeutik dalam asuhan keperawatan
7 Memandikan pasien
8 Melakukan oral hygene
9 Vulva hygene
10 Perawatan kuku
11 Pengaturan posisi fowler
12 Pengaturan posisi supinasi
13 Pengaturan posisi pronasi

NO TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI


(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TG/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
14 Pengaturan posisi sims
15 Pengaturan posisi lateral
16 Pengaturan posisi trandelenberg
17 Pengaturan posisi litotomy
18 Memeriksa TTV
19 Melakukan cuci tangan
20 Menggunakan sarung tangan
21 Menggunakan masker
22 Menggunakan kacamata pelindung
23 Menggunakan baju pelindung/ apron
24 Membuang jarum suntuk dan alat-alat tajam
25 Membuang limbah sesuai prosedur
26 Melakukan BHD
27 Memasang restrain
28 Pengkajian resiko jatuh
29 Penatalaksanaan pasien resiko jatuh
30 Menyimpan bahan-bahan pengobatan
31 Penggunaan APAR
32 Memahami macam-macam desinfeksi
33 Melakukan desinfeksi
34 Melakukan sterilisasi
35 Perawatan pasien penyakit menular melalui droplet
36 Perawatan pasien penyakit menular melalui kontak
37 Mengoperasionalkan infuse pump
38 Mengoperasionalkan syiringe pump
39 Mengoperasionalkan ekg
40 Mengoperasionalkan nebulizer
41 Mengoperasionalkan suction
TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
NO (Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
42 Memberikan suntikan melalui intravena
43 Memberikan suntikan melalui intramuskuler
44 Memberikan suntikan melalui subcutan
45 Memberikan suntikan melalui intracutan
46 Memberikan askep pada pasien dengan gangguan neurologi
47 Menilai kesadaran
48 Meniai kekuatan otot
49 Latihan ROM
50 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan system
pernafasan
51 Mengajarkan batuk efektif
52 Perawatan tracheostomy
53 Perawatan selang dada
54 Intubasi
55 Memberikan terapi oksigen
56 Memberikan terapi inhalasi
57 Pengisapan lendir
58 Fisioterapi dada
59 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan system kardiovaskuler
60 Melakukan perekaman ekg
61 Interpretasi ekg emergensi
62 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan system pencernaan
63 Member makan peroral
64 Memberi obat peroral
65 Mengidentifikasi pasien yng membutuhkan pemasangan
NGT
66 Memasang NGT
NO TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
67 Memberi makan via NGT
68 Membantu eliminasi BAB/ BAK
69 Pemberian enema
70 Perawatan colostomy
71 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan system urinaria
72 Identifikasi pasien yang membutuhkan pemasangan kateter
urin
73 Memasang kateter kondom
74 Memasang kateter urin pada pasien tanpa komplikasi
75 Memasang kateter urin pada pasien dengan komplikasi
76 Irigasi bladder
77 Spooling kateter
78 Bladder training
79 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan system endokrin
80 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan system immunitas
81 Memberikan asuhan keperawataan pada pasien dengan
gangguan system muskuloskeletal
82 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan system integumen
83 Perawatan luka
84 Pengkajian resiko decubitus
85 Penatalaksanaan pasien resiko dekubitus
86 Identifikasi pasien yang membutuhkan cairan parenteral
87 Memasang infuse

NO TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI


(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TG/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
88 Monitoring IVFD
90 Tranfusi darah
91 Balance cairan
92 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
preoperasi
93 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan pasca
operasi
94 Analisa nyeri dan pengelolaan nyeri
95 Memberikan pendidikan kesehatan
96 Pengambilan sampel darah vena
97 Pengambilan sampel darah arteri
98 Pemeriksaan urin
99 Pemeriksaan feces
100 Pemeriksaan sputum
101 Persiapan px. USG
102 Persiapan Px. BNO
103 Persiapan Pleura pungsi
104 Persiapan Px. EEG
105 Persiapan lumbal pungsi
106 Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan system hematologi
107 Memberikan kemoterapi
108 Kolaborasi dengan dokter menggunakan teknik SBAR
109 Manajemen bencana
110 Konsulen keperawatan

UNIT KERJA : POLIKLINIK


NO TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TGL/TTD TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
1 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan yang peka
budaya
2 Melakukan komunikasi teraputik dalam melaksanakan
askep
3 Mendokumentasikan asuhan keperawatan
4 Memeriksa TTV
5 Menimbang Berat badan
6 Mengukur tinggi badan
7 Terampil BHD
10 Melakukan cuci tangan
11 Mengunakan sarung tangan
12 Menggunakan masker
13 Menggunakan kaca mata pelindung
14 Menggunakan gaun pelindung
15 Membuang jarum suntik dan alat-alat tajam
16 Membuang limbah sesuai prosedur
17 Melakukan anamnesa
18 Melakukan pencatatan dan pelaporan pasien rawat jalan
19 Meyiapkan berkas rekam medis
20 Menyiapkan surat kontrol
21 Meyiapkan formulir pemeriksaan diagnostik
22 Merapikan tempat pemeriksaan pasien
23 Pengkajian resiko jatuh
24 Penatalaksanaan pasien resiko jatuh
25 Penggunaan APAR
26 Mendampingi pasien ketika dilakukan pemeriksaan oleh
dokter
NO TINDAKAN KEPERAWATAN SUPERVISOR PEER MANDIRI
(Ka,ruangan) (Teman selevel) ( Sendiri )
TGL/TTD TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
27 Mengidentifikasi alat-alat pemeriksaan fisik
28 Memahami macam-macam desinfeksi
29 Melakukan desinfeksi
30 Mensterilkan alat-alat kesehatan
31 Mengatur posisi pasien ketika dilakukan pemeriksaan
32 Pelaporan tekhnik SBAR
33 Mengoperasionalkan mesin EKG
34 Mengoperasionalkan nebulizer
35 Memberrikan obat tetes mata
36 Memberikan obat tetes telinga
37 Memberikan obat tetes hidung
38 Memberikan terapi inhalasi
39 Memasang alat bantu nafas
40 Perawatan luka
41 Mengidentifikasi pasien dengan gangguan cairan dan
elektrolit
42 Memasang infus
43 Pengambilan sampel darah vena
44 Menyiapkan pasien dan alat untuk pemeriksaan USG
45 Menyiapkan pasien dan alat untuk pemeriksaan papsmear
46 Memberikan penkes

UNIT KERJA : CLINICAL INSTRUKTUR


NO KOMPETENSI PESERTA DIDIK REKAN SELEVEL CI YANG LEBIH
TINGGI
TGL/TTD TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
1 Mengoperasionalkan infuse pump
2 Mengoperasionalkan syiringe pump
3 Mengoperasionalkan EKG
4 Mengoperasionalkan cardiac monitor
5 Mengoperasionalkan nebulizer
6 Mengoperasionalkan suction
7 Mengoperasionalkan buble cpap
8 Mengoperasionalkan ventilator
9 Mengoperasionalkan incubator
10 Mengoperasionalkan infant warmer
11 Mengoperasionalkan blue light
12 Mengoperasionalkan Jackson rees
13 Mengoperasionalkan defribilator
14 Memahami anatomi fisiologi
15 penggunaan phantom infuse
16 Penggunaan phantom RJP
17 Penggunaan phantom intubasi
18 Penggunaan phantom kebidanan
19 Komunikasi dalam bimbingan
20 Manajemen bimbingan
21 Memahami perencanaan keperawatan
22 Memahami pelaksanaan keperawatan
23 Memahami Evaluasi keperawatan
24 Memahami dokumentasi keperawatan
25 Evaluasi bimbingan klinik
26 Menerapkan metode pembelajaran konferensi
27 Menerapkan metode pembelajaran ronde keperawatan
NO KOMPETENSI SUPERVISOR PEER MANDIRI
TGL/TTD TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TGL/ TG/
TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD TTD
28 Menerapkan metode pembelajaran bedside teaching
29 Menerapkan metode pembelajaran preceptorship
30 Memahami asuhan keperawatan berbagai system tubuh
31 Membuat satuan acara pembelajaran
32 Membuat silabus
33 Membuat presentasi pengajaran dengan berbagai media
BAB IV
PENUTUP

Demikian buku pedoman kerja komite keperawatan di Rumah Sakit Umum Al-Fatah Ambon,
semoga dapat digunakan sebagai panduan dalam menyelenggarakan kegiatan komite
keperawatan sehingga keprofesionalan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit Umum Al-
Fatah Ambon terus kompeten sesuai dengan perkembangan keilmuannya.

Anda mungkin juga menyukai