Dede Hilmi 20142011016 SUKAHAJI
Dede Hilmi 20142011016 SUKAHAJI
T
DENGAN GOUT ARTHRITIS PADA Ny. T (GANGGUAN SISTEM
MUSKULOSKELETAL) DI RT 006/ RW 003 DESA JAYI KECAMATAN SUKAHAJI
WILAYAH KERJA UNIT PELAYANAN TINGKAT DAERAH PUSKESMAS
SALAGEDANG KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2023
Disusun oleh :
Dede Hilmi
20142011016
TINJAUAN TEORI
1. KONSEP KELUARGA
A. Pengertian Keluarga
Keluarga menurut UU No. 52 Tahun 2009 adalah unit terkecil dalam masyarakat
yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya,
atau ibu dan anaknya. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga (Friedman, 2013).
B. Bentuk Keluarga
a. Keluarga tradisional
1) The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas suami,
istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
2) The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri atas
suami dan istri tanpa anak. Hal yang perlu Anda ketahui, keluarga ini
mungkin belum mempunyai anak atau tidak mempunyai anak.
3) Single parent yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak
(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
4) Single adult yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa.
Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak
mempunyai suami.
5) Extended family yaitu keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya. Tipe
keluarga ini banyak dianut oleh keluarga Indonesia terutama di daerah
pedesaan.
2. Konsep Gerontik
A. Pengertian
Gerontik atau lansia adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
manusia. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya yaitu, anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit
yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin
memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho,
2008).
WHO dan UU no 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal
1 Ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang
berakhir dengan kematian (Nugroho, 2008).
Dalam buku ajar Geriatri, Prof. Dr .R. Boedhi Darmojo dan Dr. H. Hadi Martono
(1994) mengatakan bahwa "menua" (mejadi tua) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan dan memperbaiki kerusakan yang di deritannya.
3. Menurut Bee (1996) bahwa tahapan masa dewasa adalah sebagai berikut :
A. Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun)
b. Sistem Persyarafan
2) Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang berkurang setiap harinya.
3) Respons dan waktu untuk bereaksi lambat, khusunya terhadap stress
7) Defisit memori
c. Sistem Pendengaran
2) Tinitus (bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau rendah,
bisa terus menerus atau intermiten)
3) Vertigo (perasaan tidak stabil yang terasa seperti bergoyang atau berputar)
d. Sistem Penglihatan
d. Bronkitis kronis
g. Anemia
h. Demensia
i. Gangguan penglihatan
j. Ansietas/kecemasan
k. Dekompensasi kordis
m. Gangguan defekasi
Menurut Potter & Perry (2005) tugas perkembangan muncul dari banyak sumber.
Tugas-tugas tersebut muncul dari kematangan fisik, tekanan budaya dari masyarakat,
dan nilai serta aspirasi pribadi. Tugas perkembangan utama pada lansia adalah
mengklarifikasi, memperdalam, dan menemukan fungsi seseorang yang sudah
diperoleh dari proses belajar dan beradaptasi seumur hidup. Ahli teori perkembangan
menyakini bahwa sangatlah penting bagi lansia untuk terus tumbuh, berkembang, dan
mengubah diri mereka jika ingin mempertahankan dan ingin meningkatkan kesehatan.
Peck mengkonseptualisasi tiga tugas yang berisi pengaruh dari hasil konflik antara
perbedaan integritas dan keputusasaan.
A. Definisi
Menurut (Zarin Helmi, 2011) Gout adalah penyakit yang diakibatkan gangguan
metabolism purin yang ditandai dengan hiperurikemi dan serangan sinovatis akut
yang berulang-ulang. Penyakitini sering menyerang pria usia pertengahan sampai
usia lanjut dan wanita menopause (Amin Huda Nurarif, 2016).
B. Etiologi
E. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria dewasa kurang dari
7 mg/dl, dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Apabilakonsentrasi asam urat dalam
serum lebih besar dari 7 mg/dl dapat menyebabkan penumpukan kristal
monosodium urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan
atau penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika kristal asam
urat mengendapdalam sendi, akan terjadi respon inflamasi dan diteruskan dengan
terjadinya serangan gout.
Dengan demikian, gout dapat timbul pada keadaan asimptomatik. Terdapat peranan
temperatur, pH, dan kelarutan urat untuk timbul serangan gout. Menurunnya
kelarutan sodium urat pada temperatur lebih rendah pada sendi perifer seperti kaki
dan tangan, dapat 11 menjelaskan mengapa kristal monosodium urat diendapkan
pada kedua tempat tersebut.
F. Manifestasi klinis
A. Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Pada stadium ini asam urat
serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan asam urat
serum.
B. Stadium kedua Artitis Gout akut awitan mendadak pembengkakan
dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi
metatarsifalangeal.
C. Stadium ketiga setelah serangan gout artitis akut adalah tahap
interkritis. Tidak terdapat gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat
berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang
mengalami serangan gout berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun
jika tidak diobati.
D. Stadium keempat adalah tahap gout kronik, dengan timbunan asam
urat yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak
dimulai. Peradangan kronik akibat Kristal-kristal asam urat
mengakibatkan nyeri, sakit dan kaku, juga pembesaran dan
penonjolan sendi bengkak (Amin Huda Nurarif, 2016).
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar asam urat meningkat
2. Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat
3. Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat
4. Analisi cairan synovial dari sendi terinflamasi atau trodi menunjukkanKristal
urat monosodium yang membuat diagnosis
5. Sinar x sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang danperubahan
sendi.
H. Penatalaksanaan
Penganan gout biasanya dibagi menjadi penganan serangan akut dan penganan
hiperurisemia pada pasien artitis kronik. Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini :
1. Mengatasi serangan akut
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mencegah penimbunan Kristal uratpada
jaringan, terutama persendian.
3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipourisemik
Terapi non-farmakologi merupakan strategi dalam
penanganan gout. Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan
kompres dingin, modifikasi diet, mengurangi asupan alcohol dan
menurunkan berat badan pada pasien yang kelebihan berat badan
terbukti efektif (Amin Huda Nurarif, 2016).
Terapi Farmakologis pada serangan akut adalah istirahatkan
dan terapi cepat dengan pemberian NSAID merupakan terapi lini
pertama dalam menangan serangan akut gout, asalkan tidak ada
kontraindikasi terhadap NSAID. Aspirin harus dihindari karena
ekskresi aspirin berkonpetisi dengan asam urat dan dapat
memperparah seranga akut gout. Keputusan memilih NSAID atau
Urikosurik atau anti gout tergantung padakeadaan pasien, misalnya
adanya penyakit
penyerta lain/komorbid, obat lain juga diberikan pada pasien pada
saat yang sama, dan fungsi ginjal. Urikosurik atau anti gout
merupakan obat pilihan jika pasien juga menderita penyakit
kardiovaskuler, termasuk hipertensi, pasien yang mendapat diuretic
untuk gagal jantung dan pasien yang mengalami toksisitas
gastrointestinal, kecenderungan perdarahan atau gangguanfungsi
ginjal. Penggunaan NSAID, inhibitor cyclooxigenase-2 (cox-
2),Urikosurik atau anti gout dan kortikosteroid untuk serangan
akutdibicarakan berikut ini :
a. NSAID; NSAID merupakan terpi lini pertama yang efektif untuk
pasien yang mengalami serangan gout akut. Hal terpenting yang
menentukan keberhasilan terapi bukanlah pada NSAID yang
dipilih melainkan pada seberapa cepat terapi NSAID mulai
diberikan. NSAIDharus diberikan dengan dosis sepenuhnya (full
dose) pada 24-28 jam pertama atau sampai rasa nyeri hilang
b. COX-2 inhibitor; etoricoxib merupakan atu-satunya COX-2
inhibitor yang dilisensikan untuk mengatasi serangan akut gout.
Obat ini efektif tapi cukup mahal, dan bermanfaat terutama untuk
pasien yang tidak tahan terhadap efek gastrointestinal NSAID
non-selektif. COX-2 inhibitor mempunyai resikoefek samping
gastrointestinal bagian atas yang lebih rendahh disbanding NSAID
non-selektif.
c. Urikosurik atau anti gout; merupakan terapi spesifik dan efektif
untuk serangan gout akut. Namun, dibandingkan NSAID kurang
popular karena mulai kerjanya (onset) lebih lambat dan efek
samping lebih sering dijumpai.
d. Steroid; Strategi alternative selain NSAID dan kolkisin adalh
pemberian steroid intra-artikular. Cara ini dapat meredakan
serangan dengan cepat ketika hanya 1 atau 2 sendi yang terkena.
Namun, harus dipertimbangkan dengan cermat diferensial
diagnose antara Artitrissepsis dan Gout akut karena pemberian
steroid intra-artikular akanmemperburuk infeksi.
Penatalaksaan Gout kronik adalah dengan control jangka
hiperurisema merupakan factor penting untuk mencegah terjadinya
serangan akut Gout, Gout tophaceous kronik, keterlibatan ginjal dan
pembentukan batu asam urat. Kappa mulai diberikan obat penurun
asam urat masih kontroversi.
Obat urikosurik merupakan kebanyakan pasien dengan
hiperurisemia yang sedikit mengekspresikan asam urat dapat diterapi
dengan obat urikosurik. Mengekskresikan asam urat dapat diterapi
dengan obat urikosurik. Urikosurik harus dihindari pada pasien
dengan nefrotik urat yang memproduksi asam urat berlebihan. Obat
ini tidak efektif pada pasien dengan fungsi ginjal yang buruk (klirens
kreatinin
<20-30 ml/menit). Sekitar 5% pada pasien yang menggunakan
probenesid jangka lama mengalami mual, nyeri ulu hati, kembung
atau konstipasi.
Secara umum, penanganan Gout Artritis adalah memberikan
edukasi tentang penyakit asam urat (Gout Artritis), pengaturan diet,
istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan secara dini agar
tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain. Pengobatan
gout arthritis akut bertujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi dan
14 peradangan dengan obat-obat.
Namun, pada pasien yang secara rutin telah mengkonsumsi
obat penurun gout arthritis, sebaiknya tetap diberikan. Pada stadium
interkritik dan menahun, tujuan pengobatan adalah menurunkan kadar
asam urat, sampai kadar normal, guna mencegah kekambuhan.
Penurunan kadar asamurat dilakukan dengan pemberian diet rendah
purin dan minum obat.
Adapun pengelompokan makanan yang dianjurkan dan
dihindari antara lain :
a. Kelompok I
Jenis makanan yang sebaiknya dihindari dengan
kandungan purin tinggi ( 100-1000 mg/100 g bahan makanan),
seperti: Otak, hati, jantung, paru, ginjal, jeroan, ekstrak
daging/kaldu bebek, angsa, burung, kornet sapi, sardine, udang
kecil, bagian leher dan kaldu,alkohol, ragi.
b. Kelompok II
Jenis makanan yang harus dibatasi dengan kandungan
purin sedang (9-100 mg purin/100 g bahan makanan) antara lain:
maksimal 50-75 g (1-1,5 ptng) daging, ikan, unggas atau 1
mangkok (50-100 g) sayuran sehari. Daging sapi dan ikan (kecuali
yang terdapat dalam kelompok 1), ayam, udang, kacang kering
maks 25 g/hari dan hasil olahan seperti tahu dan tempe (50
g/hari), asparagus, kembang kol, kapri, jamur, bayam, daun
singkong, kangkung, daun dan biji melinjo.
c. Kelompok III
Pemakaian bebas karena kandungan purinnya rendah
(dapat diabaikan). Bahan ini dapat dimakan setiap hari: Nasi, ubi,
singkong, jagung, roti, mi, bihun, tepung beras, cake, kue kering,
pudding, susu, keju, lemak dan minyak terbatas , gula, sayuran
dan buahbuahan (kecuali buah dan sayur kelompok 2), teh dan
kopi (Kusumayanti, Wiardami, & Sugiani, 2017).
H. Komplikasi
Menurut Rotschild (2013), komplikasi dari artritis gout meliputi severe degenerative
arthritis, infeksi sekunder, batu ginjal dan fraktur pada sendi. Sitokin, kemokin,
protease, dan oksidan yang berperan dalam proses inflamasi akut juga berperan pada
proses inflamasi kronis sehingga menyebabkan sinovitis kronis, dekstruksi kartilago,
dan erosi tulang. Kristal monosodium urat dapat mengaktifkan kondrosit untuk
mengeluarkan IL-1, merangsang sintesis nitric oxide dan matrik metaloproteinase
yang nantinya menyebabkan dekstruksi kartilago. Kristal monosodium urat
mengaktivasi osteoblas sehingga mengeluarkan sitokin dan menurunkan fungsi
anabolik yang nantinya berkontribusi terhadap kerusakan juxta artikular tulang
(Widyanto, 2017).
4. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan klien gerontik dengan penyakit Gout
Arthritis
A. Pengkajian menurut Friedman,bowden,2003
Pengkajian adalah langkah atau tahapan penting dalam proses perawatan, mengingat
pengkajian sebagai awal interaksi dengan keluarga untuk mengidentifikasi data
kesehatan seluruh anggota keluarga. Pengkajian keperawatan merupakan proses
pengumpulan data. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien
yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-
kebutuhan keperawatan, dan kesehatan klien (Ns. Wahyu Widagdo, 2017)
NO KRITERIA SKORING BOBOT NILAI PEMBENARAN
1. Sifat Masalah
b. Ancaman kesehatan 2 1
c. Krisis / 1
keadaan
sejahtera
2. Kemungkinan Masalah
DapatDiubah
a. Dengan mudah
2
b. Hanya sebagian
1 2
c. Tidak dapat
0
3. Potensial Masalah
DapatDicegah
a. Tinggi
3
b. Cukup
2
1
c. Rendah
1
4. Menonjolnya Masalah
a. Masalah berat, 2
harus segera
ditangani
b. Ada masalah, 1 1
tetapitidak perlu
segera ditangani
c. Masalah tidak 0
dirasakan
Total
Keterangan :
Rumus Perhitungan Skoring
D. Implementasi Keperawatan
Hubungan Status
No Nama Sex Umur Pendidikan Pekerjaan
dengan KK Kesehatan
Penghasi
Kepala l
1 Santo Laki-laki 68 SD Sehat
keluarga kerajinan
anyaman
bambu
Ibu Rumah
2 Tuti Perempuan 68 Kakak SD Sehat
Tangga
Keterangan : kalo ada anggota keluarga yang usianya di bawah 5 tahun
tambahkan status imunisasi
c. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Penderita
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Menikah
: Tinggal Serumah
: Cerai
Apabila penyakit keturunanbuat tiga generasi ke atas, dan apabila bukan
penyakit keturunan cukup satu generasi saja
d. Tipe Keluarga
Keluarga Ny. T termasuk keluarga Kin-network family yaitu beberapa keluarga inti
yang tinggal dalam satu rumah
e. Struktur Peran
1) Tn. S berperan sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah
2) Tn. S berperan sebagai family lain yang kehidupanya ditanggung oleh Ny. T
f. Suku Bangsa
Keluarga Ny.T termasuk dalam Suku Sunda dan Berbahasa Sunda
g. Agama
Agama yang ada di keluarga Ny. T yaitu agama Islam, di dalam keluarga tidak ada
perbedaan agama, antara anggota keluarga terlihat taat dalam menjalankan
ibadahnya dan dalam keluarga agama dijadikan sebagai dasar keyakinan dalam
kehidupan.
2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Keluarga pada saat ini berada pada tahap keluarga usia lanjut, karena mereka sudah
berada diusia 60 th keatas.
b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi:
Keluarga Ny.T mengatakan kebutuhanya belum terpenuhi dikarenakan pengeluaran
sama penghasilan yang didapatkan lebih banyak pengeluarannya.
c. Riwayat keluarga inti
Ny. T mengatakan mempunyai penyakit asam urat sedangkan Tn. S tidak ada
penyakit apapun.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny. T mengatakan bahwa tidak ada riwayat penyakit keturunan dari orang tua, Ny. T
mengalami asam urat karena memang tidak menjaga makananya, ny. T terlalu
banyak mengkonsumsi kacang-kacangan.
3. Riwayat Kesehatan
a. Kebutuhan Nutrisi
1) Kebiasaan makan : makan 2x sehari
2) Kebiasaan minum : minum 2 liter/hari
b. Kebutuhan Eliminasi
1) Pola BAB : 1x sehari
2) Pola BAK : 3x sehari
c. Istirahat tidur
1) Waktu tidur : 21:00 WIB
2) Waktu bangun : 03:00 WIB
d. Kebersihan Diri
1) Mandi : 3x sehari
2) Gosok gigi : 3x sehari
3) Keramas : 3x seminggu
4) Potong kuku : 1 minggu sekali
e. Rekreasi waktu luang
Keluarga Ny. T mempunyai kegiatan rekreasi yaitu menganyam.
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Menurut Ny.T dan Tn.S memandang dirinya masingmasing layaknya manusia
normal lainnya. Ny. T mengatakan keluarganya saling menghormati satu sama lain
dan tetap mempertahankan keharmonisan keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Hubungan keluarga Ny.T dengan tetangga sekitar terjalin dengan baik dan tidak
pernah ada pertengkaran dengan tetanga dan lingkungan sekitar.
c. Fungsi ekonomi
Ny. T mengatakan kondisi keuangan keluarga saat ini cukup untuk makan sehari-
hari. Oleh karena itu pemanfaatan uang seefisien mungkin.
d. Fungsi reproduksi
Keluarga Ny. T mengatakan sudah tidak menggunakan KB karena sudah lanjut usia
dan juga sudah tidak mempunyai suami.
5. Faktor Sosial Buday a dan Ekonomi
a. Pekerjaan Ny.T :
Menganyam
b. Penghasilan dan Pengeluaran:
Ny. T mengatakan penghasilan dari menganyam kurang lebih Rp. 650.000 per
bulannya dan pengeluaran perharinya 20.000 perhari
c. Simpanan / uang keluarga
Ny.T mengatakan tidak mempunyai simpanan baik di bank maupun dalam celengan.
d. Penentu Keuangan
Penentu keuangan keluarga Tn.S adalah Ny. T
e. Nilai yang diterapkan / Sistem Nilai
Keluarga Ny.T menerapkan norma agama islam dan budaya sunda dlaam kehidupan
sehari-harinya
f. Hubungan dengan masyarakat
Keluarga Ny.T berada dipemukiman padat penduduk, hubungan keluarga Ny.T
dengan masyarakat sangat baik dan tidak ada hambatan dalam melaksanakan
interaksi dengan masyarakat.
g. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Ny.T menetap
dirumahnya.
6. Faktor Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Status kepemilikan rumah adalah milik rumah sendiri. Tipe rumah permanen dengan
lantai keramik dan dinding tembok, luas rumah menurut Ny.T dan hasil pengamatan
adalah 10 x 9 m, jumlah ruang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang TV
atau keluarga, 1 ruang dapur, 1 wc, setiap ruangan memiliki pintu dan jendela yang
jarang dibuka sehingga setiap ruangan memiliki sirkulasi udara yang buruk dan untuk
pencahayaan terang, perabot rumah tangga sesuai pada tempatnya, jenis WC yang
digunakan adalah kloset jongkok, dengan jarak sepicteng 9m dari sumber air berasal
dari sumur gali. Halaman rumah sekitar bersih selalu melakukan bersih bersih
halamannya dan ada tempat sampah didepan rumahnya.
b. Denah rumah
B. PENGKAJIAN INDIVIDU
1. Identitas Klien
Nama KK : Tuti
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 68 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Suku Bangsa : Sunda
Status Marital : Cerai Mati
Alamat : Blok Pon, Rt/Rw:006/003, Desa Jayi Kecamatan Sukahaji
2. Riwayat Kesehatan
a. Masalah kesehatan yang pernah dialami
Pasien mengatakan nyeri dibagian lutut kirinya,apabila banyak melakukan
aktivitas, skala nyeri 6, nyeri hilang timbul dan seperti ditusuk- tusuk
Terkadang kaki klien terasa kaku,tampak bengkak dipersendian. Klien
tampakmeringis dan
memijat bagian persendian yang nyeri, klien mengatakan susah untuk
melakukan aktivitas dan mudah lelah dan merasa tidak nyaman.
b. Masalah kesehatan keluarga (keturunan)
Klien mengatakan tidak memiliki masalah Kesehatan keluarga yang bersifat
turun temurun
c. Kebiasaan Sehari-hari
1. Biologi
1. Kebutuhan Nutrisi
2. Kebiasaan makan : makan 2x sehari
3. Kebiasaan minum : minum 2 liter/hari
4. Kebutuhan Eliminasi
Pola BAB : 1x sehari
Pola BAK : 3x sehari
5. Istirahat tidur
Waktu tidur : 21:00
Waktu bangun : 03:00
6. Kebersihan Diri
Mandi : 3x sehari
Gosok gigi : 3x sehari
Keramas : 3x seminggu
Potong kuku : 1 minggu sekali
7. Aktivitas sehari-hari
Klien mengatakan dapat melaakukan aktivitas sehari hari dengan baik
8. Rekreasi waktu luang
Klien mengatakan memiliki waktu untuk rekreasi untuk dirinya sendiri
seperti menonton tv dan menganyam.
2. Psikologis
Klien mengatakan status psikologisnya baik, klien dapat menerima
penyakitnya dengan Ikhlas dan mengatakan bahwa penyakitnya masih bisa
teratasi dan tidak terlalu memberatkan.
3. Sosial
a. Hubungan antar keluarga
Hubungan antar keluarga biasanya tidak ada yang terganggu, karena
keluarga sudah memahami betul kondisi penderita sehingga bisa
menerima klien apa adanya.
b. Hubungan dengan orang lain
Klien memiliki hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar, dan
tidak ada kendala apapun
4. Spiritual
a. Pelaksanaan Ibadah
Klien mengatakan dapat melaksanakan ibadah dengan baik, klien
melaksanakan shalat 5 waktu dan ibadah yang lainnya
b. Keyakinan tentang Kesehatan
Klien mengatakn bahwa masalah Kesehatan yang deritanya adalah akibat
dari pola makanan yang kurang teratur.
C. PENGKAJIAN GERONTIK
a. Identifikasi Masalah Psikososial
Klien mampu bersosialisasi secara baik dengan orang lain, dan orang yang baru
kenal. Klien juga memiliki sikap yang baik serta ramah tamah terhadap orang
lain.
b. Identifikasi Masalah Emosional
No. Pertanyaan tahap 1 Ya Tidak
1 Apakah klien sering mengalami susah tidur?
2 Apakah klien sering mengalami gelisah?
3 Apakah klien sering murung dan menangis sendiri?
4 Apakah klien sering was-was atau khawatir?
Pertanyaan tahap 2 Ya Tidak
5 Apakah keluhan lebih dari tiga bulan atau lebih dari
satu kali dalam satu bulan?
6 Apakah ada masalah atau banyak piiran?
7 Apakah ada gangguan dengan keluarga ini?
8 Apakah menggunakan obat tidur, atau obat penengan
dengan anjuran dokter?
9 Apakah cenderung mengurung sendiri?
c. Identifikasi Masalah Spiritual
Tn.S mengatakan beragama islam dan menjalankan ibadah sholat 5 waktu.
d. Katz Indeks
No. Aktivitas Mandiri bantu
1. Makan -
2. BAK (Buang air kecil) -
3. BAB (Buang air besar) -
4. Memakai pakaian -
5. Pergi ke toilet -
6. Berpindah tempat -
7. Mandi -
h. Sistem MMSE
Nilai
Aspek Nilai
No Maximu Kriteria
Kognitif Klien
m
1 2 3 4 5
Objek kursi
Objek meja
Objek pintu
3 Perhatian 5 0 Minta klien untuk memulai dari
dan angka 100 kemudian dikurangi 7
kalkulasi sampai 5 kali/ tingkat :
93
86
79
72
65
(misal pensil )
Lipat dua
Taruh di lantai
Menyalin gambar
Total
23
Hasil
Pengkajian pada klien didapatkan hasil 23 dari interpretasi hasil ada probable
gangguan kognitif
Ket: Keseimbangan pada klien termasuk dlam kategori resiko jatuh rendah
j. Afgar Keluarga
No Fungsi Uraian Skor
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada 2
keluarga (teman – teman) saya untuk
membantu pada saat saya sedang
mengalami kesulitan
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman – 2
teman) saya membicarakan sesuatu
dengan saya dan mengungkapkan masalah
dengan
saya
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman – 2
teman) saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk melakukan
aktivitas atau
kegiatan baru
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman – 1
teman) saya mengekspresikan afeks dan
berespon terhadap emosi – emosi saya,
seperti marah, sedih, atau mencintai
5. Pemecahan Saya puas dengan cara keluarga (teman – 1
teman) saya dan saya menyediakan waktu
bersama – sama
Ket: Klien mampu berinteraksi dengan baik di lingkungan sekitarnya
8 Paru
- Bentuk Simetris Simetris
- Suara nafas Vesikuler Vesikuler
9 Abdomen
- Bentuk dada Simetris Simetris
- Turgor Elastis Elastis
- Lesi Tidak Tidak ada
ada
- Asites Tidak ada
Tidak
- Pemb. Hepar ada Tidak ada
- Nyeri tekan Tidak Tidak ada
ada
Tidak ada
10 Ektremitas
- Turgor Elastis Elastis
- Lesi Tidak Tidak ada
ada
- Capillary refill < 2 detik
< 2 detik
- Sianosis Tidak ada
Tidak
- Kaki ada Normal
- Kekuatan otot Nyeri dibagian 5555
sendi sebelah
kanan
50
50
E. ANALISA DATA
No. Data Fokus Masalah Kesehatan Masalah Keperawatan
1 Ds: Gout Arthritis Nyeri Akut
1. Klien mengeluh nyeri pada
persendian.
2. klien mengatkan nyeri
berdenyut- denyut.
3. nyeri terasa seperti ditusuk-
tusuk
4. nyeri terasa di bagian
persendian lutut bagian
kanan
5. skala nyeri 6
6. nyeri hilang timbul dan nyeri
dapat bertambah setelah
banyak melakukan aktivitas
Do :
1. Klien tampak meringis dan
memegangi kaki.
2. klien memegangi kaki yang
sakit
2 DS : Gout Arthritis Gangguan Mobilitas
1. Klien mengatakan jika Fisik
melakukan aktivitas terlalu
lama terasa nyeri
2. Klien tampak
berhati-hati berjalan
DO :
1. Di persendian dan
pergelangan kaki tampak
bengkak.
2. klien melakukan aktivitas
dengan hati-hati.
ii. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendiditandai dengan
klien mengeluh nyeri dan sendi kaku.
segera
ditangani(2)
No Kriteria Skor Bobot Perhitungan Nilai Pembenaran
Total 3
I. Rencana Keperawatan
No DATA SDKI SLKI SIKI
.
KODE DIAGNOSA KODE HASIL KODE INTERVENSI
1 Ds: D.0077 Nyeri akut L.0806 Keluhan I.08238 1.Manajemen
1. Klien Berhubungan 6 nyeri Nyeri:
mengeluh dengan agen menurun a.Identifikasi
nyeri pada Pencedera Sikap lokasi,
persendian. fisiologi protektif karakteristik,
2.klien ditandaidengan menurun durasi, frekuensi,
mengatkan pasien tampak Meringis kualitas, intensitas
nyeri meringis,bersi menurun nyeri
berdenyut- kap protektif b.Identifikasi skala
denyut. nyeri
3.nyeri terasa 2.Edukasi
seperti I.12391 manajemen
ditusuk- nyeri:
tusuk Jelaskan
4.nyeri terasa penyebab,perio
di bagian de, dan strategi
persendian meredakan
lutut bagian nyeri
kanan I.12444 3.Edukasi
5.skala nyeri proses penyakit:
6 Jelaskan
6.nyeri hilang penyebab dan
timbul dan faktor risiko
nyeri dapat penyakit.
bertambah I.08235 4.Kompres
setelah panas:
banyak Lakukan
Melakukan kompres panas
aktivitas. pada daerah
DO: yang cedera
1. Klien I.09326 5.Terapi
tampa relaksasi:
k Anjurkan sering
merin mengulangi
gisdan atau melatih
meme teknik
gangi yang dipilih
kaki.
2. klien
meme
gangi
kaki
yang
sakit
J. Implementasi Keperawatan
Tanggal/Waktu Diagnosa Keperawatan Implementasi Respon
26 Juli 2023 Nyeri akut 1.Mengidentifikasi lokasi, 1.Klien mengeluh nyeri pada
10:00 berhubungan dengan karakteristik, durasi, persendian.klien mengatkan
agen pencedera frekuensi, kualitas, nyeri berdenyut- denyut,nyeri
fisiologis di tandai intensitas nyeri terasa dibagian persendian lutut
dengan pasien tampak
meringis, 2. Mengidentifikasi skala bagian kanan.
bersikap protektif. nyeri 2.skala nyeri 6
3.Menjelaskan 3. Klien mengerti cara
penyebab,periode, dan meredakan nyeri
strategi meredakan nyeri 4. klien tampak mengerti setelah
4.Menjelaskan penyebab diberi penjelasan.
dan faktor risiko gout
arthritis
K. Evaluasi Keperawatan
No Tanggal/waktu Diagnosa Evaluasi Paraf
1 26 Juli 2023 Nyeri akut berhubungan dengan S: klien mengeluh nyeri pada
agen pencedera fisiologis di tandai persendian dengan skala nyeri 6
dengan pasien tampak meringis, O: klien tampak memijit
bersikap protektif. persendian di kaki kanannya
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan,
melakukan kompres hangat dan
anjurkan teknik relaksasi
2 26 Juli 2023 Gangguan mobilitas fisik S:Klien mengatakan merasa
berhubungan dengan kekakuan lelah setelah melakukan
pada sendi ditandai dengan klien aktivitas
mengeluh nyeri dan sendi kaku O : klien masih tampak mudah
lelah, TD: 120/80 mmhg,
N:72x/menit,
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan, anjurkan
melakukan aktivitas
ringan dan
memberitahu
program pengobatan
L. Catatan Perkembangan
CATATAN PERKEMBANGAN I
Tanggal/waktu Diagnosa Kep Implementasi Evaluasi Paraf
26 juli 2023 Nyeri akut 1.Mengidentifikasi S: klien mengeluh nyeri pada
10.00 berhubungan lokasi, karakteristik, persendian dengan skala nyeri 6
dengan agen durasi, frekuensi, O: klien tampak memijit
pencedera kualitas, intensitas persendian di kaki kanannya
fisiologis di tandai nyeri A: Masalah belum teratasi
dengan pasien 2. Mengidentifikasi P: Intervensi dilanjutkan
tampak meringis, skala nyeri
bersikap protektif. 3.Menjelaskan
penyebab,periode, dan
strategi meredakan
nyeri
4.Menjelaskan
penyebab dan
faktor risiko gout
arthritis
CATATAN PERKEMBANGAN II
Tanggal/waktu Diagnosa Kep Implementasi Evaluasi Paraf
27 juli 2023 Nyeri akut 1. Melakukan S:Klien mengatakan akan
10.00 berhubungan kompres panas melakukan kompres hangat
dengan agen pada area yang dan terapi relaksasi genggam
pencedera terasa nyeri jari.
fisiologis di 2. Menganjurkan O: Klien tampak
tandai dengan untuk melakukan rileks A: Masalah
pasien tampak terapi relaksasi yaitu teratasi P:Intervensi
meringis, relaksasi genggam dihentikan
bersikap jari untuk meredakan
protektif. nyeri
27 Juli 2023 Gangguan 1. Ajarkan klien untuk S: Klien melakukan aktivitas
11:00 WIB mobilitas fisik melakukan aktivitas berjalan kaki dan akan
berhubungan ringan seperti melakukan pengobatan.
dengan kekakuan berjalan kaki O: klien tampak lebih
pada sendi 2. Memberikan rileks A: masalah teratasi
ditandai dengan Informasi tentang P: intervensi dihentikan
klien mengeluh program pengobatan
nyeri dan sendi yang harus dijalani.
kaku
DAFTAR PUSTAKA
Lukman ,Ningsih,Nurna.2009. asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
sistemMusculoskeletal.Jilid 1 .Jakarta : salemba medika
Suparyanto.Metabolism purin dan pirimidin.http://dr-suparyanto-
m.kes.blogspot.com(online) 01 juli 2012.
Mansjoer ,Arif.2001. kapita selekta.kedokteran.disi ke-3. Jakarta : media aeusculapius
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GOUT ARTHRITIS
1. Pokok bahasan
Pencegahan Gout Artritis (Asam Urat)
2. Sub Pokok Bahasan
a. Pengetrian Gout Artritis (Asam Urat)
b. Prinsip Diet GA ( Asam Urat )
3. Sasaran : Keluarga Ny.T
4. Waktu : 30 menit
5. Tempat : Kediaman Keluarga Ny.T
6. Hari/ tgl : Kamis, 27 Juli 2023
7. Tujuan :
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan mengenai gout artritis diharapkan klien
mengetahui
4. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
5. Melakukan kontrak
waktu
15 Isi
Menit
1. Pengertian Asam Urat 1 Mendengarkan dan
2. Penyebab dari asam memperhatikan
urat
3. Tanda dan gejala
asam
urat
4. Pengobatan untuk
asam urat
5. Diet asam urat
3. 10 Evaluasi
Menit
1. Memberikan
kesempatan
pada peserta untuk 1 Bertanya
bertanya
4. 5 Penutup
menit
1 Menyimpulkan materi 1 Mendengarkan
12. Evaluasi
Ny.U dapat menjawab beberapa petanyaan seperti berikut :
1. Apakah pengertian asam urat?
2. Bagaimana tanda dan gejalanya?
3. Diet untuk pasien asam uarat?
4. Bagaimana penanganannya
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Artritis gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam
urat pada jaringan sekitar sendi (tofi). Gout juga merupakan istilah yang dipakai untuk
sekelompok gangguan metabolik yang ditandai oleh meningkatnya konsentrasi asam
urat (hiperurisemia).
Pada keadaan normal, kadar urat serum pada pria mulai meningkat setelah
pubertas. Pada wanita kadar urat tidak meningkat sampai setelah menopause karena
estrogen meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause kadar
urat serum meningkat seperti pada pria. Gout dapat ditemukan semua ras manusia dan
sekitar 95 % penderitanya adalah pria.
B. Etiologi
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan.
4. Berat badan
5. Gaya hidup
C. Patofisiologis
Masalah akan timbul bila terbentuk kristal-kristal dari monosodium urat monohidrat
padasendi-sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk jarum ini
mengakibatkan reaksiperadangan yang bila berlanjut akan mengakibatkan nyeri
hebat yang sering menyertai serangan gout.. Jika tidak diobati endapan kristal akan
menyebabkan kerusakan hebat pada sendi dan jaringan lunak.
D. Gambaran Klinis
Terdapat empat tahap dari perjalanan klinis penyakit gout yang tidak diobati:
1. Tahap pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Dalam tahap ini penderita tidak
menunjukkan gejala-gejala selain dari peningkatan asam urat serum. Hanya 20%
dari penderita hiperurisemia asimptomatik yang menjadi serangan gout akut.
2. Tahap kedua adalah arthritis gout akut. Pada tahap ini terjadi pembengkakan
mendadak dan nyeri yang luar biasa. Arthritis bersifat monoartikular dan
menunjukkan tanda-tanda peradangan lokal. Mungkin terdapat demam dan
peningkatan jumlah sel darah putih. Serangan dapat dipicu oleh pembedahan,
trauma, obat-obatan, alkohol, atau stress emosional. timbunan kristal asam urat.
Reaksi peradangan dapat meluas dan bertambah sendiri, akibat dari penambahan
timbunan kristal dari serum.
3. Tahap ketiga setelah serangan gout akut adalahtahap interkritical. Tidak terdapat
gejala-gejala pada masa ini yang dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai
tahun. Kebanyakan orang mengalami ulangan serangan gout dalam waktu kurang
dari 1 tahun jika tidak diobati.
4. Tahap keempat adalah tahap gout kronik dimana timbunan urat terus bertambah
dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai. Peradangan kronik akibat
kristal-kristal asam urat menyebabkan nyeri, sakit, dan kaku, juga pembesaran dan
penonjolan dari sendi yang bengkak. Serangan akut dari artritis gout dapat terjadi
pada tahap ini. Tofi terbentuk pada masa gout kronik akibat insolubilitas realtif dari
urat. tofi terbentuk pada daerah-daerah telinga, siku, lutut, dorsum pedis, dekat
tendon achilles pada metatarsofalangeal digiti I.
Gejala utamanya adalah adanya rasa nyeri/sakit pada sendi, bengkak disekitar
persendian, terasa kaku di persendian saat bangun tidur atau setelah istirahat lama.
Lokasi-lokasi biasanya terasa nyeri yaitu pada daerah lutut, tumit, pergelangan
tangandan kaki, panggul dan kadang-kandang menjalar sampai ke tulang belakang.
Serangan sering terjadi di malam hari. Biasanya sehari sebelumnya penderita tidak
merasakan apa-apa atau terlihat segar bugar tanpa keluhan. Tiba-tiba terbangun
oleh rasa sakit yang hebat sekali
F. DIET
Penderita asam urat tinggi, memang harus hati-hati terhadap makanan. Diet yang
1. Pembatasan purin
Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik
dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan
pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi karbohidrat kompleks ini sebaiknya
tidak kurang dari 100 gram per hari. Karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti
gula, permen, arum manis, gulali, dan sirop sebaiknya dihindari karena fruktosa
akan meningkatkan kadar asam urat dalam darah.
4. Rendah protein
Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam
urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam
jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa. Asupan protein
yang dianjurkan bagi penderita gangguan asam urat adalah sebesar 50-70 gram/hari
atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari. Sumber protein yang disarankan adalah
protein nabati yang berasal dari susu, keju dan telur.
5. Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin.Makanan yang
digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari.Konsumsi
lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori.
6. Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat melalui
urin. Karena itu, Anda disarankan untuk menghabiskan minum minimal sebanyak
2,5 liter atau10 gelas sehari. Air minum ini bisa berupa air putih masak, teh, atau
kopi. Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang
mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon,
blewah, nanas, belimbing manis,dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-
buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit
mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan
durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
7. Tanpa alkohol
G. Penatalaksanaan
1. Serangan Akut
Obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:
a. Kolkisin, merupakan obat pilihan utama dalam pengobatan serangan artritis
gaut maupun pencegahannya dengan dosis yang lebih rendah. Kolkisisn bekerja
pada peradanganterhadap kristal urat dengan menghambat kemotaksis sel
radang.
b. OAINS, semua jenis oains dapat diberikan , yang paling sering digunakan
adalah indometasin. Dosis awal indometasin 25-50 mg setiap 8 jam, diteruskan
sampai gejala menghilang (5-10 hari).
c. Analgesik, diberikan bila rasa nyeri sangat berat. Jangan diberikan aspirin
karena dalam dosis yang rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari
ginjal dan memperberat hiperurisemia.
d. Tirah baring, merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24 jam setelah
serangan menghilang.
2. Penatalaksanaan Periode Antara
a. Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk, serta diet
rendah purin. Hindari alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan
sarden, daging kambing,) termasuk roti amnis. Perbanyak minum. Pengeluaran
urin 2 liter/hari atau lebih akan membantu pengeluaran asam urat dan
mengurangi pembentukan endapan di saluran kemih.
b. Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia, seperti tiazid, diuretik,
aspirin > dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat dari ginjal.
c. Kolkisin secara teratur dindikasikan untuk:
- Mencegah serangan gout yang akan datang. Obat ini tidak mempengaruhi
tingginya kadar asam rat namun menurunkan frekuensi terjadinya serangan.
- Menekan serangan akut yang dapat terjadi akibat perubahan mendadak dari
kadar asam urat serum dalam pemakaian obat urikosurik atau alopurinol.
d. Penurunan kadar asam urat serum
Diindikasikan pada artritis akut yang sering dan tidak terkontrol dengan
kolkisin, terdapat endapan tofi. Tujuannya untuk mempertahankan kadar asam
urat serum di bawah 6 mg/dL, agar tidak terbentuk kristalisasi urat.
Abstract
Gout Arthritis and Its Progress Background. Gout arthritis is the term used for a group of
metabolic disorder. The sign of this disease is marked by increasing the level of uric acid
(hyperuricemia). The patient of gout arthritis continues to grow every year and becomes the
part of health problem for the elderly not only in Indonesia but also a worldwide health
problem. Therefore the theraphy of gout arthritis should be done carefully in order to
diminish the disability. Colchicine, nonsteroidal anti-inflammatory drugs and corticosteroid
are drugs used for treating acute gouty arthritis. Colchicine is also used for prophylaxis. Urate
lowering drugs also play a role in prophylactic management of gout. With early intervention,
careful monitoring, and patient education, the prognosis is excellent. Key words : gout
arthritis, hyperuricemia
PENDAHULUAN kasus artritis gout dari tahun ke tahun
Artritis gout merupakan salah satu mengalami peningkatan di bandingkan
penyakit metabolik (metabolic syndrom) dengan kasus penyakit tidak menular
yang terkait dengan pola makan diet tinggi lainnya. Pada tahun 2007 jumlah kasus
purin dan minuman beralkohol. artritis gout di Tegal sebesar 5,7%
Penimbunan kristal monosodium urat meningkat menjadi 8,7% pada tahun 2008,
(MSU) pada sendi dan jaringan lunak dari data rekam medik di RSU Kardinah
merupakan pemicu utama terjadinya selama tahun 2008 tercatat 1068 penderita
keradangan atau inflamasi pada gout baik rawat inap maupun penderita rawat
artritis (Nuki dan Simkin, 2006). Artritis jalan yang melakukan pemeriksaan kadar
gout adalah jenis artritis terbanyak ketiga asam urat 40% di antaranya menderita
setelah osteoartritis dan kelompok rematik hiperurisemia (Purwaningsih, 2009). Hasil
luar sendi (gangguan pada komponen survei WHO-ILAR Copcord (World
penunjang sendi, peradangan, penggunaan Health Organization–International League
berlebihan) (Nainggolan, 2009). Penyakit of Associations for Rheumatology
ini mengganggu kualitas hidup Community Oriented Program for Control
penderitanya. Peningkatan kadar asam of Rheumatic Disease) di pedesaan
urat dalam darah (hiperurisemia) Sulawesi Utara dan Manado menemukan
merupakan faktor utama terjadinya artritis hubungan asam urat menahun dengan pola
gout (Roddy dan Doherty, 2010). Masalah konsumsi dan gaya hidup, diantaranya
akan timbul jika terbentuk kristal-kristal konsumsi alkohol dan kebiasaan makan
monosodium urat (MSU) pada sendisendi makanan kaya purin. Selain itu, kebiasaan
dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal minum obat jenis diuretika
berbentuk seperti jarum ini (hidroklorotiazide), yaitu obat untuk
mengakibatkan reaksi peradangan yang menurunkan tekanan darah tinggi dapat
jika berlanjut akan menimbulkan nyeri meningkatkan kadar asam urat serum
hebat yang sering menyertai serangan (Muniroh et al, 2010). Perubahan gaya
artritis gout (Carter, 2006). Data hidup tradisional ke gaya hidup modern
NHANES III pada tahun 1988 hingga merupakan pemicu utama artritis gout
1994 di Amerika Serikat menunjukkan (Saag dan Choi, 2006). Sebagian besar
bahwa artritis gout menyerang lebih dari 3 kasus artritis gout mempunyai latar
juta pria dengan usia 40 tahun atau lebih, belakang penyebab primer, sehingga
dan 1,7 juta wanita dengan usia 40 tahun memerlukan pengendalian kadar asam urat
atau lebih (Weaver, 2008). Sedangkan di jangka panjang. Perlu komunikasi yang
tahun 2007 hingga 2008 penderita artritis baik dengan penderita untuk mencapai
gout meningkat menjadi 8,3 juta tujuan terapi. Hal itu dapat diperoleh
penderita, dimana jumlah penderita artritis dengan edukasi dan diet rendah purin yang
gout pada pria sebesar 6,1 juta penderita baik. Pencegahan lainnya berupa
dan penderita wanita berjumlah 2,2 juta. penurunan konsumsi alkohol dan
Hal ini menunjukkan bahwa prevalensi penurunan berat badan (Hidayat, 2009).
penderita artritis gout di Amerika Serikat Tujuan dari penulisan ini adalah untuk
meningkat dalam dua dekade ini (Zhu et mengetahui perkembangan artritis gout
al, 2011). Di Indonesia belum banyak meliputi epidemiologi, faktor resiko,
publikasi epidemiologi tentang artritis patogenesis, manifestasi klinis
gout. Berdasarkan laporan Dinas penatalaksanaan, dan komplikasi prognosis
Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, jumlah serta perkembangan penyakit tersebut.
Diharapkan dengan mengetahuinya Indonesia
dapat meningkatkan kualitas derajat
kesehatan masyarakat, terutama
berkaitan dengan artritis gout. Kemudian
dapat menjadi salah satu tinjauan
pustaka dalam penelitian-penelitian
selanjutnya.
PEMBAHASAN
Definisi
Artritis gout adalah penyakit yang sering
ditemukan dan tersebar di seluruh dunia.
Artritis gout atau dikenal juga sebagai
artritis pirai, merupakan kelompok
penyakit heterogen sebagai akibat
deposisi kristal monosodium urat pada
jaringan atau akibat supersaturasi asam
urat di dalam cairan ekstraseluler.
Gangguan metabolisme yang
mendasarkan artritis gout adalah
hiperurisemia yang didefinisikan sebagai
peninggian kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl
untuk pria dan 6,0 ml/dl untuk wanita
(Tehupeiory, 2006).
Sedangkan definisi lain, artritis gout
merupakan penyakit metabolik yang
sering menyerang pria dewasa dan wanita
posmenopause. Hal ini diakibatkan oleh
meningkatnya kadar asam urat dalam
darah (hiperurisemia) dan mempunyai ciri
khas berupa episode artritis gout akut dan
kronis (Schumacher dan Chen, 2008).
Epidemiologi
Artritis gout menyebar secara merata di
seluruh dunia. Prevalensi bervariasi antar
negara yang kemungkinan disebabkan
oleh adanya perbedaan lingkungan, diet,
dan genetik (Rothschild, 2013). Di Inggris
dari tahun 2000 sampai 2007 kejadian
artritis
gout 2,68 per 1000 penduduk, dengan
perbandingan 4,42 penderita pria dan 1,32
penderita wanita dan meningkat seiring
bertambahnya usia (Soriano et al, 2011).
Di Italia kejadian artritis gout meningkat
dari 6,7 per 1000 penduduk pada tahun
2005 menjadi 9,1 per 1000 penduduk
pada
tahun 2009 (Rothschild, 2013).
Sedangkan jumlah kejadian artritis gout di
masih belum jelas karena data pada wanita muda (Roddy dan Doherty,
yang masih sedikit. Hal ini 2010).Pertambahan usia merupakan faktor
disebabkan karena Indonesia resiko penting pada pria dan wanita. Hal
memiliki berbagai macam jenis ini kemungkinan disebabkan banyak
etnis dan kebudayaan, jadi sangat faktor, seperti peningkatan kadar asam
memungkinkan jika Indonesia urat
memiliki lebih banyak variasi
jumlah kejadian artritis gout
(Talarima et al, 2012). Pada tahun
2009 di Maluku Tengah ditemukan
132 kasus, dan terbanyak ada di
Kota Masohi berjumlah 54 kasus
(Talarima et al, 2012). Prevalensi
artritis gout di Desa Sembiran, Bali
sekitar 18,9%, sedangkan di Kota
Denpasar sekitar 18,2%.
Tingginya prevalensi artritis gout di
masyarakat Bali berkaitan dengan
kebiasaan makan makanan tinggi
purin seperti lawar babi yang diolah
dari daging babi, betutu ayam/itik,
pepes ayam/babi, sate babi, dan
babi guling (Hensen, 2007).
Etiologi
Etiologi dari artritis gout meliputi
usia, jenis kelamin, riwayat
medikasi, obesitas, konsumsi purin
dan alkohol. Pria memiliki tingkat
serum asam urat lebih tinggi
daripada wanita, yang
meningkatkan resiko mereka
terserang artritis gout.
Perkembangan artritis gout sebelum
usia 30 tahun lebih banyak terjadi
pada pria dibandingkan wanita.
Namun angka kejadian artritis gout
menjadi sama antara kedua jenis
kelamin setelah usia 60 tahun.
Prevalensi artritis gout pada pria
meningkat dengan bertambahnya
usia dan mencapai puncak antara
usia 75 dan 84 tahun (Weaver,
2008). Wanita mengalami
peningkatan resiko artritis gout
setelah menopause, kemudian
resiko mulai meningkat pada usia
45 tahun dengan penurunan level
estrogen karena estrogen memiliki
efek urikosurik, hal ini
menyebabkan artritis gout jarang
serum (penyebab yang paling sering terjadinya hiperurisemia dan tidak
adalah karena adanya penurunan fungsi meningkatkan resiko artritis gout (Weaver,
ginjal), peningkatan pemakaian obat 2008). Mekanisme biologi yang
diuretik, dan obat lain yang dapat menjelaskan hubungan antara konsumsi
meningkatkan kadar asam urat serum alkohol dengan resiko terjadinya serangan
(Doherty, 2009). Penggunaan obat gout yakni, alkohol dapat mempercepat
diuretik merupakan faktor resiko yang proses pemecahan adenosin trifosfat dan
signifikan untuk perkembangan artritis produksi asam urat (Zhang, 2006).
gout. Obat diuretik dapat menyebabkan Metabolisme etanol menjadi acetyl CoA
peningkatan reabsorpsi asam urat dalam menjadi adenin nukleotida meningkatkan
ginjal, sehingga menyebabkan terbentuknya adenosin monofosfat yang
hiperurisemia. merupakan prekursor pembentuk asam
Dosis rendah aspirin, umumnya diresepkan urat. Alkohol juga dapat meningkatkan
untuk kardioprotektif, juga meningkatkan asam laktat pada darah yang menghambat
kadar asam urat sedikit pada pasien usia eksresi asam urat (Doherty, 2009). Alasan
lanjut. Hiperurisemia juga terdeteksi pada lain yang menjelaskan hubungan alkohol
pasien yang memakai pirazinamid, dengan artritis gout adalah alkohol
etambutol, dan niasin (Weaver, 2008). memiliki kandungan purin yang tinggi
Obesitas dan indeks massa tubuh sehingga mengakibatkan over produksi
berkontribusi secara signifikan dengan asam urat dalam tubuh (Zhang, 2006).
resiko artritis gout. Resiko artritis gout Asam urat merupakan produk akhir dari
sangat rendah untuk pria dengan indeks metabolisme purin. Dalam keadaan
massa tubuh antara 21 dan 22 tetapi normalnya, 90% dari hasil metabolit
meningkat tiga kali lipat untuk pria yang nukleotida adenine, guanine, dan
indeks massa tubuh 35 atau lebih besar hipoxantin akan digunakan kembali
(Weaver, 2008). Obesitas berkaitan sehingga akan terbentuk kembali masing-
dengan terjadinya resistensi insulin. masing menjadi adenosine monophosphate
Insulin diduga meningkatkan reabsorpsi (AMP), inosine monophosphate (IMP),
asam urat pada ginjal melalui urate anion dan guanine monophosphate (GMP) oleh
exchanger transporter-1 (URAT1) atau adenine phosphoribosyl transferase
melalui sodium dependent anion (APRT) dan hipoxantin guanine
cotransporter pada brush border yang phosphoribosyl transferase (HGPRT).
terletak pada membran ginjal bagian Hanya sisanya yang akan diubah menjadi
tubulus proksimal. Dengan adanya xantin dan selanjutnya akan diubah
resistensi insulin akan mengakibatkan menjadi asam urat oleh enzim xantin
gangguan pada proses fosforilasi oksidatif oksidase (Silbernagl, 2006).
sehingga kadar adenosin tubuh meningkat.
Peningkatan konsentrasi adenosin Patologi
mengakibatkan terjadinya retensi sodium, Histopatologis dari tofus menunjukkan
asam urat dan air oleh ginjal (Choi et al, granuloma dikelilingi oleh butir kristal
2005). monosodium urat (MSU). Reaksi inflamasi
Konsumsi tinggi alkohol dan diet kaya di sekeliling kristal terutama terdiri dari sel
daging serta makanan laut (terutama mononuklir dan sel giant. Erosi kartilago
kerang dan beberapa ikan laut lain) dan korteks tulang terjadi di sekitar tofus.
meningkatkan resiko artritis gout. Sayuran Kapsul fibrosa biasanya prominen di
yang banyak mengandung purin, yang sekeliling tofus. Kristal dalam tofus
sebelumnya dieliminasi dalam diet rendah
purin, tidak ditemukan memiliki hubungan
berbentuk jarum (needle shape) dan sering menginduksi pengeluaran interleukin (IL)
membentuk kelompok kecil secara radier pada sel monosit yang merupakan faktor
(Tehupeiory, 2006). Komponen lain yang penentu terjadinya akumulasi neutrofil
penting dalam tofus adalah lipid (Choi et al, 2005). Pengenalan kristal
glikosaminoglikan dan plasma protein. monosodium urat diperantarai oleh Toll-
Pada artritis gout akut cairan sendi juga like receptor (TLR) 2 dan TLR 4, kedua
mengandung kristal monosodium urat reseptor tersebut beserta TLR protein
monohidrat pada 95% kasus. Pada cairan penyadur MyD88 mendorong terjadinya
aspirasi dari sendi yang diambil segera fagositosis. Selanjutnya proses pengenalan
pada saat inflamasi akut akan ditemukan TLR 2 dan 4 akan mengaktifkan faktor
banyak kristal di dalam lekosit. Hal ini transkripsi nuclear factor-kB dan
disebabkan karena terjadi proses menghasilkan berbagai macam faktor
fagositosis (Tehupeiory, 2006). inflamasi (Cronstein dan Terkeltaub,
Patogenesis 2006). Proses fagositosis kristal
Monosodium urat akan membentuk monosodium urat menghasilkan reactive
kristal ketika konsentrasinya dalam oxygen species (ROS) melalui NADPH
plasma berlebih, sekitar 7,0 mg/dl. Kadar oksidase. Keadaan ini mengaktifkan
monosodium urat pada plasma bukanlah NLRP3, kristal monosodium urat juga
satu-satunya faktor yang mendorong menginduksi pelepasan ATP yang
terjadinya pembentukan kristal. Hal ini nantinya akan mengaktifkan P2X7R.
terbukti pada beberapa penderita Ketika P2X7R diaktifkan akan terjadi
hiperurisemia tidak menunjukkan gejala proses pengeluaran cepat kalium dari
untuk waktu yang lama sebelum serangan dalam sel yang merangsang NLRP3.
artritis gout yang pertama kali. Faktor- Kompleks makro melekular yang disebut
faktor yang mendorong terjadinya dengan inflamasom terdiri dari NLRP3,
serangan artritis gout pada penderita ASC dan pro-caspase-1 dan CARDINAL.
hiperurisemia belum diketahui pasti. Semua proses diatas nantinya akan
Diduga kelarutan asam urat dipengaruhi menghasilkan IL-1α (Busso dan So, 2010).
pH, suhu, dan ikatan antara asam urat dan Sel-sel yang sering diteliti pada artritis
protein plasma (Busso dan So, 2010). gout adalah lekosit, neutrofil, dan
Kristal monosodium urat yang menumpuk makrofag (Busso dan So, 2010). Salah
akan berinteraksi dengan fagosit melalui satu komponen utama pada inflamasi akut
dua mekanisme. Mekanisme pertama adalah pengaktifan vascular endhotelial
adalah dengan cara mengaktifkan sel-sel yang menyebabkan vasodilatasi dengan
melalui rute konvensional yakni peningkatan aliran darah, peningkatan
opsonisasi dan fagositosis serta permeabilitas terhadap protein plasma dan
mengeluarkan mediator inflamasi. pengumpulan lekosit ke dalam jaringan.
Mekanisme kedua adalah kristal Aktivasi endotel akan menghasilkan
monosodium urat berinteraksi langsung molekul adhesi seperti E-selectin,
dengan membran lipid dan protein melalui intercellular adhesion molecule-1 (ICAM-
membran sel dan glikoprotein pada 1) dan vascular cell adhesion molecule-1
fagosit. Interaksi ini mengaktivasi (VCAM-1) yang kemungkinan
beberapa jalur transduksi seperti protein disebabkan karena adanya faktor TNF-α
G, fosfolipase C dan D, Srctyrosine- yang dikeluarkan oleh sel mast (Dalbeth
kinase, ERK1/ERK2, c-Jun N- terminal dan Haskard, 2005). Neutrofil
kinase, dan p38 mitogen-activated protein berkontribusi pada proses inflamasi
kinase. Proses diatas akan melalui faktor
kemotaktik yakni sitokin dan kemokin pertahanan tubuh non spesifik untuk
yang berperan pada adhesi endotel dan
menghindari kerusakan jaringan akibat
proses transmigrasi. Sejumlah faktor yang
diketahui berperan dalam proses artritis agen penyebab. Tujuan dari proses
gout adalah IL-1α, IL-8, CXCL1, dan inflamasi itu adalah untuk menetralisir dan
granulocyte stimulating-colony factor
(Busso dan So, 2010). menghancurkan agen penyebab serta