Analisa Budaya Keselamatan Rumah Sakit 2022
Analisa Budaya Keselamatan Rumah Sakit 2022
JANUARI 2023
I. PENDAHULUAN
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman yang meliputi assesmen risiko, identifikasi dan pengelolahan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
Institute for Healthcare Improvement merekomendasi 10 pendekatan dalam membangun budaya
keselamatan pasien di pelayanan kesehatan, yaitu:
melakukan kepemimpinan keselamatan pasien Walk Rounds, membuat sistempelaporan, membentuk tim
keselamatan pasien, melibatkan pasien dalam inisiatif keselamatan, menyampaikan laporan keselamatan di
pergeseran shift, menunjuk juara keselamatan untuk setiap unit, memahami berbagai risiko yang mungkin
terjadi,melakukan pengarahan keselamatan, membentuk team respon kejadian yang tidak diinginkan.
Analisis ini menggunakan metode kualitatif dengan desain cross sectional study. Pengumpulan data
primer kualitatif dengan menyebar kuesioner diperoleh melalui telaah dokumen. Subjek dalam penelitian
iniadalah Staf Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak Polda Kalbar, mulai dari unsur Pimpinan, Tenaga
Medis, Tenaga Kesehatan Lainnya, dan masing-masing perwakilan dari tiap- tiap unit pelayanan di Rumah
Sakit Bhayangkara Pontianak Polda Kalbar. Sedangkan informan triangulasi adalah Kepala ruang unit rawat
jalan dan Manajer Penunjang Klinis. Analisis data dengan menggunakan kuesioner yang diberikan pada
1
staf Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak Polda Kalbar dan jawaban dikelompokan sesuai isi content
analisis. Sedangkan wawancara triangulasi digunakan untuk mengkroscek kebenaran data dari jawaban
kuesioner yang telajh diisi oleh para staf Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak Polda Kalbar tersebut.
A. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak Polda Kalbar (TKPRS) Membentuk Tim
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak Polda Kalbar (TKPRS), tim tersebut
beranggotakan 7 orang yang terdiri dari manajemen rumah sakit dan unsur dari profesi kesehatan
di Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak Polda Kalbar dan sudah diatur sesuai dengan Surat
Keputusan Karumkit Bhayangkara Pontianak Polda Kalbar. Tim Keselamatan Pasien sudah bekerja
sesuai tugas yang diberikan, dengan mendelegasikan wewenang, yang dibarengi dengan adanya
pertanggung jawaban, monitoring, dan pemberian motivasi. Dan melakukan koordinasi dengan
unit-unit terkait lainnya.
2
menjadi lama dan investigasi kadang tidak dilakukan.
3
atas penyebab kejadian. Namun dalam pelaksanaan hal ini, belum berjalan dengan optimal. Ketika
ada insiden keselamatan pasien yang terjadi, respon langsung dari TKPRS kadang lama, lewat dari
2 kali 24 jam. Selain itu evaluasi langsung diberikan tergantung dari jenis kejadian.
Penilaian
Capaian >=80% Unit Keterangan
4
Dimensi 10 Ekspektasi dan upaya Kamar Bedah 75,0%
atasan dalam 13 Keuangan 75,0%
meningkatkan Laboratorium 75,0%
Poliklinik 75,0%
keselamatan pasien
Rawat Inap 77,5%
Fisioterapi 75,0%
Urmin 75,0%
Bersalin 75,0%
Gizi 75,0%
Dimensi 11 Kerjasama dalam tim 13 IGD 76,0%
unit kerja
A. Kesimpulan
Rumah sakit telah memiliki Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III
Pontianak (TKPRS) dan sudah bekerja sesuai tugas yang diberikan, dengan mendelegasikan
wewenang, yang dibarengi dengan adanya pertanggung jawaban, monitoring, dan pemberian motivasi.
Dan melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait lainnya. Membuat system pelaporan dan budaya
keselamatan di Rumah Sakit Bhayangkara Pontianak Polda Kalbar dikatakan diatas nilai 80% dari
masing-masing dimensi, kecuali unit IGD pada dimensi 1, 2, 3, 4 dan 11 sebesar 76,6%, 73,3%,
75%, 75% 76%.
Unit Keamanan(Security) pada dimensi 1, 2, 3, dan 4 mencapai 66,6%, 50%, 50%, 62,5%.
Unit Gizipada dimensi 1,2,3 & 10 masing-masing sebesar 66%, 66,6%, 0%, 75%. Unit Kamar
Bedah pada dimensi 2, 3, 4 dan 10 masing-masing sebesar 75%, 75%, 75%, 75%. Unit
Radiologi pada dimensi 2 dan 3 masing-masing sebesar 73,3% dan 46,6%. Unit Rawat
inap pada dimensi 3 dan 7 masing-masing sebesar 51,6% dan 77,8%. Unit Fisioterapi
pada dimensi 2, 3 dan 10 masing-masing sebesar 66,6%, 50%, 75%. 3 Unit Bersalin
pada dimensi, 4 dan 10 masing-masing sebesar 73,3%, 70%, 75%. Dan yang terakhir dari unit
Keuangan dan unit Urmin pada dimensi 10 masing-masing sebesar 75% dan 75%.
5
B. Saran
1. Membuat kegiatan sharing pengalaman, briefing staf tentang isu-isu keselamatan pasien.
2. Memberikan simulasi dan pelatihan keselamatan pasien kepada semua staf di rumah sakit.
3. Perlu menginformasikan hasil analisis dan solusi terhadap insiden keselamatan pasien kepada
seluruh staf di rumah sakit.
4. Mengadakan sosialisasi terkait prosedur pelaporan insiden kepada seluruh staf dengan jelas
dan lengkap.
5. Memperbaiki hasil capain hingga mencapai nilai rata-rata ≥80%.
6. Menaikan batas nilai Standar dari 80% menjadi 90% agar kegiatan budaya keselamatan di rumah
sakit semakin baik.
6
Dimensi 1 Komunikasi terbuka
Positif
No Unit Negatif (%) Neutral (%) (%)
1 Farmasi 0,0 0,0 100
2 IGD 13,3 13,3 73,3
3 Kamar Bedah 16,6 8,3 75,0
4 Keuangan 0,0 0,0 100
5 Laboratorium 0,0 0,0 100
6 Security 16,6 33,3 50,0
7 Radiologi 13,3 13,3 73,3
8 Poliklinik 0,0 0,0 100
9 Rawat Inap 0,0 0,0 100
10 Fisioterapi 16,6 16,6 66,6
11 Urmin 0,0 16,6 83,3
12 Bersalin 0,0 6,6 93,3
13 Gizi 33,3 0,0 66,6
Dimensi 3 Frekuensi pelaporan insiden
Neutral Positif
No Unit Negatif (%) (%) (%)
1 Farmasi 40,0 0,0 60,0
2 IGD 20,0 6,6 75,0
3 Kamar Bedah 25,0 0,0 75,0
4 Keuangan 0,0 0,0 100
5 Laboratorium 0,0 0,0 100
6 Security 50,0 0,0 50,0
7 Radiologi 46,6 6,6 46,6
8 Poliklinik 0,0 0,0 100
9 Rawat Inap 22,5 25,8 51,6
10 Fisioterapi 0,0 0,0 50,0
11 Urmin 0,0 0,0 100
12 Bersalin 0,0 26,6 73,3
13 Gizi 100 0,0 0,0
Dimensi 4 Handover dan Transisi