Anda di halaman 1dari 4

2.

3 Dinamika Individu dalam Kelompok

Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua


individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis yang jelas antar
anggotanya dan berlangsung dalam situasi yang dialami bersama. Dinamika
kelompok menguraikan kekuatan-kekuatan yang ada dalam situasi kelompok yang
menentukan perilaku kelompok dan perilaku anggotanya. Dalam hal ini, yang
berperilaku tidak hanya anggotanya, melainkan juga kelompok memiliki perilaku.
Perilaku-perilaku ini dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan yang ada di dalam
kelompok. Kekuatan-kekuatan itulah yang disebut sebagai dinamika kelompok
(Ayu dkk., 2019).

Dinamika kelompok dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dinamika kelompok
sebagai suatu metode dan proses, yang mana merupakan salah satu alat
manajemen untuk menghasilkan kerjasama kelompok yang optimal agar
pengelolaan organisasi menjadi lebih efektif, efisien dan produktif. Dinamika
kelompok sebagai suatu metode diartikan bahwa dinamika kelompok harus
membuat setiap anggota didalam kelompok semakin menyadari siapa dirinya dan
siapa orang lain yang hadir bersamanya dalam kelompok dengan kelebihan
maupun kekurangannya masing-masing. Dinamika kelompok sebagai suatu proses
diartikan dinamika kelompok berupaya dalam menciptakan suasana yang
membuat semua anggota kelompok merasa terlibat secara aktif dalam setiap tahap
perkembangan kelompok, sehingga setiap anggota merasakan dirinya sebagai
bagian dari kelompok dan bukan orang asing. Dengan demikian, diharapkan
setiap individu dalam kelompok merasa turut bertanggungjawab atas pencapaian
tujuan organisasi yang lebih luas (Kemhan, 2020).

Dinamika individu dalam kelompok meliputi beberapa aspek, diantaranya


yaitu:

1. Konformitas
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan pada individu agar
selaras dengan norma kelompok sebagai akibat dari tekanan kelompok.
Perubahan perilaku ini dipengaruhi oleh adanya norma-norma atau aturan
yang berlaku dalam kelompok tersebut yang telah disepakati sebelumnya
(Ayu dkk., 2019). Konformitas terjadi karena keinginan individu agar
diterima oleh kelompok. Perubahan sikap dan perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
a. Kohesifitas
Kohesi kelompok adalah ketertarikan atau kekuatan yang mendorong
anggota kelompok untuk tetap berada dalam kelompok. Semakin kohesif
kelompok, maka semakin besar tingkat kepuasan anggota dan menjadikan
suatu kelompok menjadi kompak. Pada kelompok yang kohesif, anggota
merasa aman dan terlindungi, sehingga komunikasi akan lebih bebas,
sering dan terbuka. Oleh karena itu, semakin tinggi kohesifitas kelompok,
maka akan semakin mudah pula dalam melakukan konformitas (Ayu
dkk., 2019).
b. Ukuran kelompok
Ukuran sebuah kelompok mempengaruhi perilaku, dimana semakin besar
ukuran kelompok maka semakin besar pula kecenderungan individu untuk
mengikuti atau merubah perilaku agar sesuai dan dapat diterima dalam
kelompok tersebut.
c. Rasa takut akan penyimpangan
Penyimpangan atau ketidaksesuaian dengan kelompok dapat
menyebabkan tidak diterimanya individu di dalam suatu kelompok. Jadi,
individu yang merasa takut terhadap penyimpangan akan merubah
perilakunya sesuai dengan anggota kelompok lain atau norma di dalam
kelompok untuk menghindari terjadinya penolakan di dalam kelompok
(Setyawan, 2022).
d. Kekompakan kelompok
Kekompakan kelompok mensyaratkan adanya rasa ketertarikan untuk
mencapai tujuan yang dapat meningkatkan tingginya tingkat konformitas.
Hubungan yang erat antara individu dan kelompok mempengaruhi tingkat
konformitas, karena ketika individu merasa dekat dengan individu lain
dalam kelompok mereka akan merasa menyenangkan dan apabila tidak
sesuai atau tidak kompak maka dapat terjadi pencelaan. Oleh karena itu,
semakin kompak kelompok maka akan semakin besar pula individu dalam
kelompok untuk merubah perilaku atau menyesuaikan diri (Setyawan,
2022).
2. Pemikiran Kelompok
Pemikiran kelompok adalah proses berpikir dan mengambil keputusan lebih
memperhatikan adanya kesempatan daripada mengevaluasi fakta-fakta yang
akan muncul di pikiran. Pemikiran kelompok atau groupthink menurut
Rachmat (2005) merupakan sebuah proses pengambilan keputusan yang
terjadi pada kelompok yang sangat kohesif, dimana anggota kelompok
berusaha mempertahankan konsensus (kebutuhan untuk sepakat) kelompok,
sehingga kemampuan kritisnya menjadi kurang efektif (Nurhayati, 2020).
3. Altruisme
Altruisme adalah kesediaan anggota kelompok untuk saling membantu
anggota kelompok lain yang mengalami kesulitan dalam proses diskusi,
sehingga akan terjalin kerjasama yang baik antar anggota .
4. Kepatuhan
Kepatuhan merupakan bentuk pengaruh sosial yang disebabkan oleh adanya
peraturan, yang mana seseorang hanya perlu melakukan perintah kepada satu
atau lebih individu dalam kelompok untuk melakukan satu atau beberapa
jenis tindakan, sedangkan individu yang diperintahkan akan mengikuti
permintaan atau perintah dari orang yang memiliki power atau kekuatan
(Setyawan, 2022).
Referensi

Ayu, S. M., F. P. Utami, R. S. N. Djannah, dan J. D. Saptadi. 2019. Buku Ajar


Dinamika Kelompok. Yogyakarta: CV. Mine.

Kemhan. 2020. Bahan Pembelajaran Dinamika Kelompok. Jakarta: Kementerian


Pertahanan RI. Kementerian Pertahanan RI Badan Pendidikan Dan
Pelatihan.

Nurhayati, W. 2020. Groupthink dalam pembuatan keputusan kegiatan bina desa


kelompok mahasiswa pecinta alam. Jurnal Syntax Fusion : Jurnal Nasional
Indonesia. 1(1):85–98.

Setyawan, D. A. 2022. Dinamika Kelompok Dalam Bimbingan Dan Konseling.


Pati: Al Qalam Media Lestari.

Anda mungkin juga menyukai