Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KOTA PALEMBANG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KAMPUS
Jln. Golf Blok G-5 Kampus Palembang
Alamat email : puskesmaskampus@yahoo.co.id

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS KAMPUS
NOMOR : 445/079/KAMPUS/2023
TENTANG
PELAYANAN FARMASI DAN PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN FARMASI DI
PUSKESMAS KAMPUS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
KEPALA PUSKESMAS KAMPUS,

Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari


penerimaan dilaksanakan dengan efektif dan efisien sesuai
dengan kebutuhan pasien serta mempertimbangkan gak
dan kewajiban pasien dan keluarga;
b. bahwa pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai
dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan;
c. bahwa pelayanan kefarmasian dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a, b,
dan c, maka perlu menetapkan keputusan kepala
Puskesmas Kampus tentang Penyelenggara Upaya
Kesehatan Perorangan dan Penunjang Puskesmas
Kampus;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2014 Tentang Tenaga Kesehatan;
3. Peraturan pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang
pekerjaan kefarmasian;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 51
Tahun 2014 Tentang Pekerjaan Kefarmasian;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2015 Tentang Peredaran, penyimpanan,
pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika dan
prekursor farmasi;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
31 Tahun 2016 Tentang perubahan atas peraturan menteri
kesehatan nomor 889/Menkes/PER/V/2011 tentang
Registrasi, Izin praktek dan izin kerja tenaga kefarmasian;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
80 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
Asisten Tenaga Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
52 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
43 tahun 2019 tentang Puskesmas tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
11. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan. Nomor 10
Tahun 2019. Tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat
Tertentu Yang Sering Digunakan;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2020 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika;
13. Permenkes No. 26 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019
(COVID-19);
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan
Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) di Tempat Kerja Perkantoran dan
Industri;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
No. HK.01.07/MENKES/35/2020 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor.
HK.01.07/MENKES/813/2019;
17. Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas pada Masa
Pandemi COVID-19. Direktorat Pelayanan Kesehatan
Primer, Direktorat;
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2020. Tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam
Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Diesease
2019 (COVID-19);
19. Standar Alat Pelindung Diri (APD) dalam Manajemen
Penanganan COVID-19. Direktorat Jenderal Kefarmasian
dan Alat Kesehatan Kementrerian Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2020.
20. Permenkes No. 26 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016
Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas;
21. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 24
Tahun 2021 tentang Pengawasan Pengelolaan Obat,
Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Farmasi di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian.
22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
34 Tahun 2022 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Tempat Praktek
Mandiri Dokter Gigi.
23. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/2022 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KAMPUS TENTANG


PELAYANAN FARMASI DAN PENANGGUNG JAWAB
PELAYANAN FARMASI DI PUSKESMAS KAMPUS.

KESATU : Kebijakan standar penyelenggaraan pelayanan farmasi dan


penanggung jawab pelayanan farmasi di wilayah kerja
puskesmas kampus adalah sebagaimana tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan Keputusan


Kepala Puskesmas No. 445/152/KAMPUS/2022 dinyatakan
tidak berlaku lagi dengan ketentuan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Palembang
pada tanggal : 05 JANUARI 2023
KEPALA PUSKESMAS KAMPUS,

MARLIA REFIANTI
LAMPIRAN 1.
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KAMPUS
NOMOR : 445/079/KAMPUS/2023
TENTANG: PENYELENGGARAAN UPAYA
KESEHATAN PERORANGAN DAN
PENUNJANG (UKPP) PUSKESMAS
KAMPUS

KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI DI PUSKESMAS KAMPUS

I. PENDAHULUAN
Obat dan perbekalan kesehatan yang dikelola di Puskesmas Kampus meliputi
obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai. Pengelolaan Obat dan Perbekalan
Kesehatan di Puskesmas merupakan salah satu bagian manajemen Puskesmas yang
penting karena peran obat dan perbekalan kesehatan dalam pelayanan kesehatan
cukup besar baik dari sisi medik maupun ekonomi. Tidak efisien dalam pengelolaan
obat dan perbekalan kesehatan akan berdampak negatif terhadap kinerja Puskesmas
baik secara medik, ekonomi dan sosial. Selain itu mutu pelayanan Farmasi sangat
mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas. Oleh
karena itu obat dan perbekalan kesehatan harus dikelola dengan baik agar selalu
tersedia setiap saat diperlukan dan mutu yang terjamin. Penggunaan obat dan
perbekalan kesehatan yang tidak rasional merupakan masalah besar di semua tingkat
pelayanan kesehatan. Di puskesmas masalah ini mendapat perhatian serius karena
berdampak terhadap keselamatan pasien, biaya dan pelayanan kesehatan.
Pengelolaan dan penggunaan obat dan perbekalan kesehatan bersifat
multidisipliner yang meliputi serangkaian kegiatan, yaitu: penilaian/pemilihan,
perencanaan, penyediaan/permintaan, pengendalian, penyimpanan, pendistribusian,
peresepan, penyiapan, pemberian dan pemantauan. Rangkaian dari kegiatan tersebut
harus diselenggarakan secara efektif dan efisien dengan berorientasi pada
keselamatan pasien. Mengingat kompleksnya kegiatan-kegiatan tersebut maka
diperlukan kebijakan pengelolaan dan penggunaan obat danperbekalan kesehatan di
Puskesmas yang disepakati dan diterapkan sehingga mutu pelayanan di Puskesmas
dapat memberikan keselamatan dan kepuasan bagi pasien.

II. ORGANISASI
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kota sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepala Puskesmas adalah
penanggung jawab atas kebijakan yang dilakukan di Puskesmas, termasuk
kebijakan tentang pengelolaan dan penggunaan obat danperbekalan kesehatan.
Unit farmasi adalah unit kerja fungsional yang mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan dan penggunaan perbekalan farmasi meliputi: perencanaan.
penerimaan, penyimpanan pendistribusian dan pelayanan farmasi klinik terbatas.
STRUKTUR ORGANISASI PELAYANAN FARMASI

KEPALA DINAS
KESEHATAN

PIMPINAN PUSKESMAS
KAMPUS

PENANGGUNG JAWAB MUTU


UKP

PENANGGUNG JAWAB RUANG


FARMASI

KOORDINATOR KOORDINATOR PENANGGUNG


LAPORAN PELAYANAN JAWAB
FAMASI

III. PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI


A. PENILAIAN, PENGENDALIAN, PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT
Penilaian, pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat adalah kegiatan
yang dilakukan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai
dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan
dan kekurangan atau kekosongan obat di untuk pelayanan kesehatan dasar.

B. PEMILIHAN
1. Pemilihan terhadap obat dan perbekalan kesehatan yang akan digunakan di
Puskesmas Kampus dilakukan secara cermat dengan mempetimbangkan
biaya dan efektifitas.
2. Penyediaan jenis perbekalan farmasi harus dibatasi untuk mengefisiensikan
pengelolaanya dan menjaga kualitas pelayanan.
3. Daftar obat yang telah disetujui dan ditetapkan oleh kepala puskesmas
Kampus digunakan dalam pelayanan kesehatan di puskesmas tertuang dalam
Formularium Puskesmas Kampus.
4. Proses penyusunan Formularium Puskesmas harus mengacu kepada
Formularium Nasional (Fornas) dan ditambah beberapa macam obat yang
tidak termasuk dalam Fornas tapi sangat dibutuhkan dalam pelayanan di
Puskesmas Kampus.
5. Pada keadaan obat yang diperlukan tidak tersedia maka petugas unit farmasi
akan menyampaikan pemberitahuan kepada dokter penulis resep
menyarankan obat penggantinya.
6. Sosialisasi tentang Formularium Puskesmas dilakukan oleh kepala
Puskesmas melalui presentasi pada saat mini lokakarya tingkat Puskesmas.
7. Formularium Puskesmas yang sedang berlaku wajib tersedia di setiap
ruangan pelayanan, ruang pemeriksaan dan unit farmasi/apotek.

C. PERENCANAAN
1. Memperkirakan jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang mendekati
kebutuhan
2. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
4. Lembar Permintaan Laporan Pemakaian Obat (LPLPO) merupakan salah satu
data untuk perencanaan.

D. PERMINTAAN/PENGADAAN
1. Permintaan rutin setiap 3 bulan ke Dinas Kesehatan Kota/Gudang Farmasi
Kota dengan menggunakan LPLPO.
2. Permintaan diluar jadwal dilakukan bila ada kekosongan karena kebutuhan
meningkat menghindari kekosongan dan terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).
3. Bila di Gudang Farmasi Kota terjadi kekosongan maka dilakukan pembelian
langsung ke Pedagang Besar Farmasi (PBF).
4. Dalam menentukan permintaan harus memperhitungkan pemakaian ril,
stok penyangga, waktu kekosongan obat dan waktu tunggu.

E. PENERIMAAN
1. Petugas penerima obat wajib melakukan pengecekan meliputi;
a. Jumlah dan jenis obat yang diterima harus sesuai dengan dokumen
b. Ada No Batch dan tanggal Expired Date (ED).
2. Dokumen LPLPO harus ditandatangani oleh yang menyerahkan, yang
menerima dan diketahui pimpinan puskesmas.
3. Dibukukan ke buku register penerimaan dan pengeluaran obat dan kartu
stok dengan mencantumkan tgl ED dan No. Batch.

F. PENYIMPANAN
2
1. Gudang cukup luas minimal 3x4 m , kering dan tidak lembab
2. Ada pengatur suhu ruangan (AC)
3. Pencahayaan yang cukup
4. Lantai keramik dan ada pallet.
5. Tersedia lemari pendingin untuk menyimpan obat yang suhu
o
penyimpanannya pada suhu 2-8 C, dan mempunyai alat pengukur suhu.
6. Tersedia lemari khusus (berkunci ganda) untuk menyimpan narkotika dan
psikotropika yang selalu terkunci.
7. Ada ceklis dan pengukur suhu ruangan.
8. Khusus untuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) seperti mudah
terbakar,eksplosif, radio aktif, oxidator/reduktor, racun, korosif, iritasi dan
bahan berbahaya lainnya,harus disimpan terpisah dan disertai tanda bahan
berbahaya.
9. Untuk obat yang tanggal kadaluarsanya kurang dari satu tahun di tempel
label warna kuning dan yang kurang dari enam bulan di tempel lebel warna
merah.
10. Obat nakotika dan psikotropika disimpan dalam lemari terpisah dengan
pintu berkunci ganda
11. Obat High Alert (Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi) harus
disimpan ditempat terpisah (dilokalisir) dan diberi label khusus.
12. Obat tampilan mirip atau bunyi mirip (Look Alike Sound Alike/LASA } diberi
label “LASA” dan disimpan tidak berdekatan.
13. Suhu ruangan tempat menyimpan obat di pantau setiap hari
14. Obat emergensi disimpan dalam tas/rakemergensi, diperiksa setiap bulan,
dipastikan selalu tersedia dan harus diganti segera jika jenis dan
jumlahnya tidak sesuai dengan daftar.
15. Obat dan Perbekalan Kesehatan yang tidak digunakan, rusak dan
kadaluarsa harus dikembalikan ke Gudang Farmasi Kota sesuai peraturan.
16. Obat yang ditarik dari peredaran oleh pemerintah atau pabrik pembuatnya
harus segera dikembalikan ke Gudang Farmasi Kota.
17. Obat yang sudah kadaluarsa, rusak atau terkontaminasi harus disimpan
terpisah sambil menunggu pengembalian ke Gudang Farmasi Kota atau
dimusnahkan dengan membuat berita acara pemusnahan.
18. Sirkulasi penyimpanan obat memakai sistim First In First Out (FIFO) dan
First Expired First Out (FEFO).

G. PENDISTRIBUSIAN
1. Perbekalan farmasi di distribusikan ke sub unit puskesmas antara lain :
• Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan puskesmas;
• Puskesmas Pembantu dan;
• Posyandu;
2. Penyerahan perbekalan farmasi dengan menggunakan LPLPO /
tanda terima rangkap dua.

H. PENGENDALIAN
Agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat dan perbekalan kesehatan di
unit pelayanan dasar perlu adanya pengendalian meliputi;
1. Pengendalian persediaan, minimal 80% dari formularium.
2. Pengendalian penggunaan
3. Pengendalian /Penanganan obat hilang
4. pengendalian /Penanganan obat kadaluarsa

I. PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas merupakan rangkaian
kegiatan dalam rangka peñatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat-
obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas dan
atau unit pelayanan lainnya. Puskesmas bertanggung jawab atas terlaksananya
pencatatan dan pelaporan obat yang tertib, lengkap dan tepat waktu.

J. PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENGELOLAAN


Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:
1. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga
dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan;
2. memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai; dan
3. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.
IV. PELAYANAN FARMASI KLINIS
A. PENGKAJIAN RESEP , PENYERAHAN OBAT, DAN PEMBERIAN INFORMASI
Pelayanan resep adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non
teknis yang harus dikerjakan mulai dari penerimaan resep, penyiapan obat sampai
dengan penyerahan obat kepada paien. Pelayanan resep meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1. Pelayanan resep dilakukan selama jam kerja
• Hari Senin sd Kamis : jam 07.30 wib - 14.00 wib
• Hari Jumat : jam 07.30 wib - 13.00 wib
• Hari Sabtu : jam 07.30 wib - 13.30 wib
2. Penerimaan resep
a. Saat pasien menyerahkan resep di periksa kelengkapan administratif
resep; penulis resep, tanggal resep, nama obat, jumlah obat, aturan
pakai, nama pasien, umur pasien.
b. Periksa kesesuaian farmasetik yaitu; bentuk sediaan, dosis, potensi,
cara pakai dan lama penggunaan.
c. Pertimbangan klinik seperti; alergi, efek samping, interaksi dan
kesesuaian dosis.
d. Konsultasikan dengan dokter penulis resep apabila ditemukan
keraguan pada resep atau obatnya tidak tersedia.
3. Penyiapan Obat
a. Pengambilan obat dengan memperhatikan nama obat, tanggal
kadaluarsa dan keadaan fisik obat.
b. Peracikan bila diperlukan
c. Pemberian etiket/Label/aturan pakai
4. Penyerahan obat
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus diperiksa kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta
jenis dan jumlah obat.
b. Melakukan identifikasi terhadap pasien dengan menggunakan salah
satu dari dua cara dengan mengkonfirmasi nama lengkap atau
tanggal lahir pasien.
c. Memberikan informasi yang jelas mengenai obat yang diresepkan
kepada pasien, meliputi efek terapi obat, cara penggunaan, dan
perhatian khusus apabila diperlukan.
d. Meminta kontak pasien yang bisa dihubungi, sebagai pusat informasi
apabila terjadi hal hal yang tidak diinginkan terkait keselamatan
pasien di ruang farmasi.
5. Petugas yang berhak menulis resep
a. Dokter yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP)
b. Dokter Gigi yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP)
c. Perawat dan Bidan yang yang mempunyai Surat Ijin Praktek
dan mendapat pelimpahan wewenang dari dokter.
6. Petugas yang berhak menulis resep Narkotika dan Psikotropika
a. Dokter yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP)
b. Dokter Gigi yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP)
c. Perawat dan Bidan yang yang mempunyai Surat Ijin Praktek
dan mendapat pelimpahan wewenang dari dokter.
7. Petugas yang berhak menyediakan obat
a. Apoteker yang mempunya Surat Ijin Praktek (SIP)
b. Tenaga Tekhnis Keparmasian (TTK) yang mempunyai SIK
c. Tenaga kesehatan lain yang telah mendapat pelatihan dengan
pengawasan Apoteker dari Dinas Kesehatan Kota Palembang.
8. Petugas yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kefarmasian
di puskesmas adalah Apoteker yang mempunyai Surat Ijin Praktek
(SIP)
9. Penyediaan obat emergensi di unit pelayanan
a. Obat emergensi disediakan di ruangan Poli Gigi, Ruang Poli
Umum dan tindakan, ruangan KIA/KB, serta kegiatan baik luar
dan dalam gedung yang melakukan penyuntikan.
b. Disimpan di dalam rak/tas/kit emergensi selalu di pantau sekali
sebulan
c. Segera dilengkapi bila obat nya berkurang (dipakai), rusak atau
kadaluarsa

B. PELAYANAN INFORMASI OBAT


Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk
memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker,
perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.

C. KONSELING
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah
pasien yang berkaitan dengan penggunaan Obat pasien rawat jalan dan rawat
inap, serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan
pemahaman yang benar mengenai Obat kepada pasien/keluarga pasien antara
lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara dan lama penggunaan Obat,
efek samping, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan Obat.

D. REKONSILIASI OBAT
Rekonsiliasi Obat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan
dengan Obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah
terjadinya kesalahan Obat (medication error) seperti Obat tidak diberikan,
duplikasi,kesalahan dosis atau interaksi Obat. Kesalahan Obat (medication
error) rentan terjadi.

E. PEMANTAUAN DAN PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT


1. Pemantauan efek terapi yang tidak di inginkan dari obat harus dilakukan
pada setiap pasien.
2. Pemantauan efek samping obat perlu didokumentasikan dalam formulir
Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
3. Efek samping yang harus dilaporkan adalah yang bersifat berat, fatal,
meninggalkan gejala sisa sesuai SOP Monitoring dan Pelaporan Efek
Samping Obat.
4. Petugas pelaksana pemantauan dan pelaporan efek samping obat adalah
Dokter, Perawat, Bidan, Apoteker dan TTK di puskesmas.

Ditetapkan di : Palembang
pada tanggal : 05 JANUARI 2023
KEPALA PUSKESMAS KAMPUS,

MARLIA REFIANTI
LAMPIRAN 2.
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KAMPUS NOMOR
: 445/079/KAMPUS/2023
TENTANG: PELAYANAN FARMASI DAN PENANGGUNG
JAWAB PELAYANAN FARMASI DI
PUSKESMAS KAMPUS

URAIAN TUGAS PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN FARMASI


DI PUSKESMAS KAMPUS

1. Msy. Puji Maharani, sebagai APOTEKER PENANGGUNG JAWAB di Ruang


Farmasi Puskesmas Kampus, mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Manajemen Sediaan Kefarmasian dan Medis Habis Pakai
• Menerimaan obat dan perbekalan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota
Palembang.
• Memeriksaan kelengkapan obat dan perbekalan kesehatan.
• Menyimpanan dan mengatur obat dan perbekalan kesehatan.
• Mendistribusikan obat dan perbekalan kesehatan untuk sub unit
pelayanan kesehatan.
• Mengendalikan penggunaan persediaan.
• Melaksanakan pencatatan dan Pelaporan penggunaan obat yang
digunakan di Gudang Puskesmas Kampus.
• Menjaga mutu dan keamanan obat dan perbekalan kefarmasian.
• Menyusun persediaan obat dan perbekalan kefarmasian.
• Membuat perencanaan/permintaan obat dan perbekalan kesehatan ke
Dinas Kesehatan Kota Palembang.
• Menyusun laporan ke Dinas Kesehatan Kota Palembang.
• Menyerahkan kembali obat rusak/daluwarsa kepada Dinas Kesehatan
Kota Palembang.
b. Pelayanan Farmasi Klinis
• Mengkoordinasi pelayanan farmasi klinis di Puskesmas Kampus
• Melaksanakan Konseling kepada Pasien
• Memantau Monitoring Efek Samping Obat
• Melaporkan kejadian KTD, KTC, KPC, dan KNC bila ada insiden ke Ketua
Keselamatan Pasien.
2. Olivia, sebagai petugas Koordinator pelayanan Farmasi di Puskesmas Kampus
bertugas :
a. Manajemen Sediaan Kefarmasian dan Bahan Medis Habis Pakai
• Meminta, menyimpan, dan mencatat mutasi obat dari Gudang Farmasi
Puskesmas Kampus ke dalam catatan pemasukan obat.
• Mencatat dan memantau pemakaian obat di ruang pelayanan setiap
harinya menggunakan kartu stok opname.
• Membuat laporan pemakaian dan permintaan obat dan perbekalan
kesehatan selama 1 (satu) bulan.
• Mencatat pemantauan suhu di ruangan (gudang farmasi, ruang
pelayanan, dan lemari pendingin).
b. Pelayanan Farmasi Klinis
• Menyiapkan dan menyerahkan obat sesuai resep kepada pasien.
• Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat
kepada pasien.
• Melaporkan kejadian KTD, KTC, KPC, dan KNC bila ada insiden ke
Kepala Ruangan
Ditetapkan di : Palembang
pada tanggal : 05 JANUARI 2023
KEPALA PUSKESMAS KAMPUS,

MARLIA REFIANTI
LAMPIRAN 3.
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS KAMPUS
NOMOR : 445/079/KAMPUS/2023
TENTANG: PELAYANAN FARMASI DAN
PENANGGUNG JAWAB
PELAYANAN FARMASI DI
PUSKESMAS KAMPUS

PELAYANAN OBAT PSIKOTROPIKA, NARKOTIKA, OBAT-OBAT TERTENTU

A. Penyimpanan Obat Psikotropika, Narkotika, dan Obat-Obat Tertentu


Obat psikotropika, narkotika, dan obat-obat tertentu disimpan dalam lemari khusus
rangkap 2 dengan masing-masing kunci yang berlainan. Pemegang kunci lemari
tersebut dicantumkan dibawah ini :
1. Msy. Puji Maharani selaku apoteker Penanggung Jawab pemegang kunci
Lemari pada pintu pertama.
2. Olivia selaku Asisten Apoteker pemegang kunci lemari pada pintu kedua.
3. Kepala Puskesmas sebagai pemegang kunci lemari pada pintu pertama dan
kedua.
Apabila yang bersangkutan berhalangan, maka kunci Lemari Psikotropika,
Narkotika, dan Obat-obat tertentu diserahkan kepada TU untuk menjadi pemegang
kunci sementara

B. Pelayanan Obat Psikotropika, Narkotika, dan Obat-Obat Tertentu


Pelayanan obat psikotropika, narkotika, dan obat-obat tertentu antara lain adalah :
1. Skrining resep
2. Penyiapan obat
3. Penyerahan obat beserta informasi
4. Tertib administrasi (menyimpan resep pada tempat penyimpanan khusus resep
psikotropika, narkotika, dan obat-obat tertentu)

Ditetapkan di : Palembang
pada tanggal : 05 JANUARI 2023
KEPALA PUSKESMAS KAMPUS,

MARLIA REFIANTI
ISI PERUBAHAN SK

No Sebelumnya Perubahan
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 42 Tahun 2016 Indonesia Nomor 34 Tahun 2022
Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter,
Dokter, Tempat Praktek Mandiri Dokter Tempat Praktek Mandiri Dokter Gigi
Gigi

Anda mungkin juga menyukai