Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja
pada instansi pemerintah. Kondisi ideal tata perilaku ASN diatur dengan
detail dalam Pasal 3 UU ASN yaitu bertingkah laku sesuai nilai dasar,
berkode etik, komitmen, integritas, tanggung jawab pada pelayan publik,
berkompeten dan profesional dalam bertugas. Dengan demikian UU ASN
mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam
mencetak ASN.
Aparatur Sipil Negara berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara memiliki tugas sebagai pelayan publik yang
memberikan pelayanan yang professional dan berkualitas. Menindaklanjuti
undang-undang tersebut telah ditetapkan Peraturan Lembaga Administrasi
Negera Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon ASN ditetapkan
bahwa Calon ASN wajib mengikuti pelatihan dasar CPNS untuk
mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegritas yaitu
memiliki sikap bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS, dan
mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS menuju terwujudnya Smart
ASN, karena PNS yang berkedudukan sebagai sumberdaya aparatur Negara
yang mempunyai peran menentukan keberhasilan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan. Selain itu Pelatihan Dasar Calon PNS ini
juga bertujuan agar setiap peserta mampu menginternalisasikan nilai-nilai
dasar profesi PNS dan menjalankan tugas sesuai dengan tupoksi.
Salah satu proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi yaitu Pelatihan
Dasar CPNS. Sesuai Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia (LAN RI) Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS

1
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI) Nomor 1 Tahun
2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS, bahwa kompetensi yang dikembangkan
dalam pelatihan dasar CPNS merupakan kompetensi pembentukan karakter
PNS professional sesuai bidang tugas, yang diukur berdasarkan kemampuan :
Menunjukkan sikap perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai dasar
PNS dalam pelaksanaan tugasnya, mengaktualisasikan kedudukan dan peran
PNS untuk mendukung terwujudnya smart governance sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan, dan menunjukan penguasaan Kompetensi
Teknis yang dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas.
Nilai-nilai dasar Ber-AKHLAK menjadi dasar penguatan budaya kerja
di instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kerja individu dan
tujuan kerja instansi. Dinas kesehatan sebagai satuan kerja yang memiliki
wewenang dan hak penuh dalam memberikan pelayanan dan sarana kesehatan
melalui instansi kesehatan yg dinaunginya diantaranya adalah puskesmas.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyaraklat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan


kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyaraklat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis dan tidak
menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat global karena
prevalensi yang tinggi dan risiko bersamaan untuk penyakit kardiovaskuler
dan ginjal. Saat ini, lebih dari 25% dari populasi dunia adalah hipertensi

2
dengan perkiraan bahwa persentase ini dapat meningkat menjadi 29% pada
tahun 2025. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015,
menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang didunia menyandang hipertensi,
artinya 1 dari 3 orang didunia terdiagnosis hipertensi.
Di Indonesia diperkirakan prevalensi penderita hipertensi 63 ribu
penderita sepanjang tahun 2019 dan menjadi satu dari 12 prioritas indikator
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang
digaungkan oleh kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang masih
berlanjut hingga saat ini.
Hipertensi di Asia tercatat 38,4 juta tahun 2000 dan diprediksi akan
meningkat menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025. Hipertensi di Asia
Tenggara sendiri merupakan faktor risiko kesehatan utama. Setiap tahunnya
hipertensi membunuh 2,5 juta orang di Asia Tenggara. Jumlah penderita
hipertensi di dunia terus meningkat. Berdasarkan data Riskesdas 2018,
prevalensi hipertensi mengalami peningkatan sebesar 8,31%, dari sebelumnya
25,8% (Riskesdas, 2013) menjadi 34,11%.
Berdasarkan data 10 penyakit terbesar pada tahun 2021 di puskesmas
Sidomulyo kasus hipertensi menduduki nomor 2 terbanyak dengan jumlah
kasus 877. Beberapa diantaranya disebabkan karena kurangnya pengetahuan
masyarakat untuk mengkosumsi obat hipertensi secara teratur sehingga
perlunya dilakukan edukasi tentang kepatuhan minum obat pada pasien
hipertensi. Berdasarkan dari uraian tersebut penulis mengangkat topik tentang
“optimalisasi kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas
Sidomulyo Kabupaten Banyuasin.

B. Tujuan Aktualisasi
Dibuatnya Rancangan Aktualisasi ini terdapat beberapa tujuan, diantaranya
sebagai berikut :
1. Mengimplementasikan Nilai-nilai BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif),

3
Manajemen ASN, Smart ASN untuk memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat.
2. Memberikan alternatif solusi terhadap permasalahan yang ditemukan.
3. Membantu mewujudkan optimalisasi pelayanan yang terbaik di UPT
Puskesmas Sidomulyo Kabupaten Banyuasin
4. Membantu mengoptimalisasikan edukasi kepatuhan minum obat pada
pasien hipertensi.

C. Manfaat
a. Bagi Penulis
Penulis bisa menjalankan dan mengimplementasikan perannya dalam
lingkup kegiatan sehari-hari menggunakan nilai-nilai dasar ASN yang
telah didapatkan selama mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil.
b. Bagi Puskesmas
Menciptakan suasana lingkungan kerja yang mendukung pelayanan
masyarakat yang optimal, beorientasi pada kepentingan publik serta
meningkatkan akuntabilitas lembaga kesehatan.
c. Bagi Masyarakat
Pasien hipertensi dapat mengontrol tekanan darahnya secara teratur dan
mendapatkan pengobatan sesuai dengan kondisinya demi menurunkan
resiko tinggi yang terjadi akibat penyakit hipertensi yang tidak terkontrol

D. Ruang Lingkup
Proses habituasi aktualisasi adalah pelaksanaan gagasan hasil identifikasi isu
yang akan dilaksanakan pada tanggal 11 juli sampai 9 September 20022
dengan kegiatan internaliasi dilaksanakan di asrama haji dan tahapan
aktulisasi di Puskesmas Sidomulyo. Ruang lingkup aktualisasi dilakukan
pada masa habituasi untuk menyelesaikan core issue yang terpilih yaitu
melalui penyuluhan dan sosialisasi edukasi baik secara langsung maupun
eduksi secara virtual yang di unggah melalui media virtual whatsaapp yang

4
bertujuan untuk meningkatkan Kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi
di Puskemas Sidomulyo dengan tiap kegiatan menerapkan nilai-nilai dasar
profesi ASN BerAKHLAK serta Manajemen ASN dan Smart ASN. Hal ini
didasari karena penyakit hipertensi menduduki kasus nomor 2 tertinggi dari
10 penyakit terbesar di puskesmas Sidomulyo.

5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi
1. Profil Puskesmas Sidomulyo Kabupaten Banyuasin

Gambar 2.1 UPT Puskesmas Sidomulyo

UPT Puskesmas Sidomulyo secara administasi terletak di Desa


Sidomulyo Kecamatan Tungkal Ilir Kabupaten Banyuasin. Secara
keseluruhan wilayah kerja UPT Puskesmas Sidomulyo meliputi 7 Desa
yang tersebar di Kecamatan Tungkal Ilir.
Kondisi geografis UPT Puskesmas Sidomulyo terdiri dari daratan
dan perairan, sehingga transportasi utama yang digunakan masyarakat

6
setiap harinya berupa darat dan air. Untuk mencapai ibu kota kabupaten
menempuh jarak sejauh 95 KM terlebih dahulu melewati jalan tanah
dengan jarak antar desa yang jauh dengan medan buruk dibutuhkan
fasilitas kendaran pribadi ketika masyarakat membutuhkan pelayanan
kesehatan maupun ketika petugas melakukan kegiatan penyuluhan dan
kunjungan ke desa. Kondisi tersebut sarana prasarana transportasi yang
sulit tersebut menjadi penyebab utama belum maksimalnya derajat
kesehatan masyarakat.
Berdasarkan karakteristik wilayah kerja, UPT Puskesmas Sidomulyo
dikategorikan Puskesmas Kawasan Pedesaan dimana 85% penduduk
bekerja di sektor agraris perkebunan. Fasilitas rumah sakit rujukan terdekat
berjarak 25 km dengan akses berupa jalan tanah dan tidak ada fasilitas
hotel dan bioskop di wilayahnya.

2. Struktur Organisasi dan ketenagaan Puskesmas Sidomulyo Kabupaten


Banyuasin

Puskesmas Sidomulyo dipimpin oleh seorang Kepala UPTD Puskesmas.


Kepala UPTD Puskesmas membawahi bagian tata usaha, unit UKM, unit
UKP serta jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasyankes. Bagian
tata usaha di Puskesmas Sidomulyo terdiri dari bagian SP2TP/SIK,
kepegawaian, umum dan kerumah tanggaan, dan keuangan. Pada unit
UKM terdapat seorang penanggung jawab yang membawahi beberapa dua
bagian utama yaitu bagian UKM essential puskesmas dan unit
pengembangan yang juga terdiri dari beberapa bagian pelayanan. Seperti
halnya unit UKM, unit UKP juga di membawahi beberapa bagian
pelayanandiantaranya pelayananrawat jalan, labolatorium, persalinan,
pasca salin, serta UGD. Pada unit jaringan pelayanan puskesmas terdiri
dari pustu dan poskesdes, sedangkan pada jejaring fasyankes terdiri dari
rumah sakit rujukan dan PMB.

7
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Sidomulyo

Tabel 2.1 Tenaga Kerja di Puskesmas Sidomulyo

2021 2022
No Indikator
PNS Non PNS Non

1 Dokter Umum 1 2 1 1

2 Promkes 1 1 1 1

3 Kesling 0 1 2 1

4 Gizi 0 1 1 1

5 Rekam Medik 0 0 0 0

6 Keuangan 0 1 0 1

7 Administrasi 1 0 1 0

8
8 Perawat 2 3 2 2

9 Bidan 5 20 7 20

10 Dokter Gigi 0 0 0 0

11 Perawat Gigi 0 0 1 0

12 Apoteker 0 0 0 0

13 Asisten Apoteker 0 1 1 1

14 Analis Kesehatan 0 0 0 0

15 Pendukung Lainnya 0 2 0 2

Jumlah 10 32 18 30

Sumber : data kepegawaian Puskesmas Sidomulyo kabupatenBanyuasin

3. Tugas Pokok dan Fungsi Dokter Ahli Pertama

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


Republik Indonesia No.139/KEP/M.PAN/11/2003 Tahun 2003 tentang
Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya, jabatan fungsional
dokter adalah jabatan yang memiliki tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak secara penuh untuk melakukan kegiatan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat pada sarana pelayananan kesehatan.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyaraklat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
Sejalan dengan hal tersebut, fungsi dokter sebagai staf medis di
puskesmas Sidomulyo meliputi :

9
1. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan pasien
2. Melaksanakan pelayanan kesehatan di puskesmas
3. Melakukan tindakan medis
4. Memberikan pelayanan rujukan
5. Menerima konsultasi tentang pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan oleh pasien dan keluarga pasien
6. Memberikan pelayanan surat-surat yang berhubungan dengan
hasil pemeriksaan kesehatan
7. Membina pengelolaan yang berkaitan dengan obat-obatan
(farmasi) puskesmas
8. Mengkoordinir pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
9. Berkoordinasi lintas program, lintas sektor
10. Menghadiri pertemuan atau rapat terkait dengan pelayanan
kesehatn
11. Meningkatkan upaya kesehatan di lingkungan sekilah dengan
penyuluhan, pembinaan kader UKS
12. Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) di Posyandu
balita, lansia dan kelompok masyakarat

B. Visi dan Misi, dan Nilai Organisasi

1. Visi dan Misi


Visi Puskesmas Sidomulyo
“Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Tungkal Ilir”

Misi Puskesmas Sidomulyo adalah :

1. Meningkatkan status kesehatan masyarakat dengan memberdayakan


masyarakat.
2. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas.
3. Meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan
tidak menular dengan melaksanakan upaya kesehatan masyarakat.

10
4. Memantau dan mendorong pembangunan berwawasan kesehatan,
meningkatkan ketersediaan obat, alat kesehatan dan sumber daya
kesehatan.

Motto Puskesmas Sidomulyo

“Melayani dengan SENYUMAN (Sehat, Nyaman, Utuh dan Aman)”

2. Nilai Organisasi

Puskesmas Sidomulyo Kabupaten Banyuasin memiliki Nilai


organisasi SIAGA, yang berarti :

S : Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun : Memberikan rasa damai dan


selalu berbuat baik dalam tingkah laku dan bertutur kata dalam
melayani pasien.
I : Inovatif : Selalu mencari Inovasi dalam pelayanan demi terwujudnya
masyarakat yang sehat.
A : Adil dalam Pelayanan : Selalu memberikan pelayanan tanpa
membeda-bedakan golongan.
G : Gelorakan semangat pelayanan prima : Selalu bersemangat dalam
memberikan pelayanan.
A : Amanah menjaga keselamatan pasien : selalu bertindak hati-hati
dalam pelayanan demi kesehatan pasien.

C. Nilai-Nilai Dasar Berakhlak

Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Negara dan Surat


Edaran Menteri PAN-RB No. 20 Tahun 2021, maka ASN memiliki core
values yang digunakan sebagai panduan perilaku dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya. Core values atau nilai-nilai dasar ASN adalah
BerAKHLAK, yang terdiri dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

11
1. Berorientasi Pelayanan

Pelayanan public sebagaimana tercantum dalam UU


Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa dan/atau pelayanan administrative yang disediakan
oleh penyelenggara pelayanan public. Adapun nilai-nilai
berorientasi pelayanan yang dapat diterapkan oleh PNS adalan
sebagai berikut:

Tabel 2.3. Nilai Dasar Berorientasi Pelayanan

Nilai Dasar Afirmasi Kata Kunci Panduan Prilaku

Berorientasi Kami  Responsivitas 1. Memahami dan


 Kualitas memenuhi
Pelayanan berkomitmen
 Kepuasan kebutuhan
memberikan masyarakat
2. Ramah, cekatan,
pelayanan prima
Solutif dan dapat
demi Kepuasan diandalkan
3. Melakukan
masyarakat
perbaikan tanpa
henti.

2. Akuntabel

Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau


tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut
memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan
akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat.

12
Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh
banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi
sebuah Negara. Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh
semua unsur pemerintahan dalam memberikan layanang kepada
masyarakat. Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang ASN
akan memberikan dampak sistemik bila bisa dipegang teguh oleh
semua unsur. Melalui Kepemimpinan, Transparansi, Integritas,
Tanggung Jawab, Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan,
Kejelasan, dan Konsistensi, dapat membangun lingkungan kerja
ASN yang akuntabel. Adapun nilai-nilai dasar akuntabel yang
dapat diterapkan oleh PNS dalam menjalankan tugas jabatannya
adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4 Nilai Dasar Akuntabel

Nilai Dasar Afirmasi Kata Kunci Panduan Prilaku

Akuntabel Kami  Integritas 1. Melaksanakan


 Konsisten tugas dengan
bertanggung
 Dapat jujur,
jawab atas dipercaya bertanggungjawa
 Transparant b, cermat,
kepercayaan
disiplin dan
yang diberikan berintegritas
tinggi
2. Menggunakan
kekayaan dan
barang milik
negara secara
bertanggung
jawab, efektif
dan efisien
3. Tidak
menyalahgunaka
n kewenangan
jabatan dan
perbaikan tanpa
henti.

13
3. Kompeten

Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan,


keterampilan, dan sikap yang terindikasikan dalam kemampuan dan
perilaku seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Kompetensi menjadi
25 proses penting untuk mewujudkan pegawai 25 professional dan
kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai profesi memiliki kewajiban
mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya, termasuk
mewujudkannya dalam kinerja.

Adapun nilai-nilai dasar kompeten yang dapat diterapkan oleh PNS


dalam menjalankan tugas jabatannya adalah sebagai berikut :

Tabel 2.5 Nilai Dasar Kompeten

Nilai Dasar Afirmasi Kata Kunci Panduan Prilaku

Kompeten Kami terus  Kinerja 1. Meningkatkan


terbaik kompetensi diri
belajar dan
 Sukses untuk menjawab
mengembangka  Keberhasilan tantangan yang
 Learning selalu berubah
n kapabilitas
agility 2. Membantu
 Ahli orang lain
dibidangnya belajar
3. Melaksanakan
tugas dengan
kualitas terbaik

4. Harmonis

Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan


sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan
suatu kesatuan yang luhur. Suasana yang harmonis dalam
lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang,
menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi

14
dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas
layanan kepada mayarakat.

Penerapan sikap bertingkah laku yang menunjukkan ciri-ciri


sikap harmonis. Tidak hanya saja berlaku untuk sesama ASN
(lingkup kerja) namun juga berlaku bagi stakeholders eksternal.
Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan toleransi, empati, dan
keterbukaan dalam perbedaan.

Adapun nilai-nilai harmonis yang dapat diterapkan oleh


PNS adalah sebagai berikut :

Tabel 2.6 Nilai Dasar Harmonis

Nilai Dasar Afirmasi Kata Kunci Panduan Prilaku

Harmonis Kami saling  Peduli 1. Menghargai


 Perbedaan setiap orang
peduli dan
 Selaras apapun latar
menghargai belakangnya
2. Suka menolong
perbedaan
orang lain
3. Membangun
lingkungan kerja
yang kondusif.

5. Loyal

Loyal adalah sebuah kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa


ada paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri. Bagi ASN loyal
dapat dimaknai sebagai kesetiaan terhadap cita-cita organisasi dan
lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Loyalitas
merupakan suatu hal yang sangat emosional untuk mendapatkan
sikap loyal ada beberapa factor yang mempengaruhinya misalnya
rasa tanggung jawab terhadap organisasi, rasa memiliki yang
tinggi dan integritas yang tinggi.

15
Adapun Nilai-nilai Loyal yang dapat diterapkan oleh PNS
adalah sebagai berikut :

Tabel 2.7 Nilai Dasar Loyal

Nilai Dasar Afirmasi Kata Kunci Panduan Prilaku

Loyal Kami  Komitmen 1. Memegang teguh


 Dedikasi Ideologi
berdedikasi dan
 Kontribusi Pancasila, UUD
mengutamakan  Nasionalisme 1945, setia pada
 Pengabdian NKRI serta
kepentingan
pemerintahan
Bangsa dan yang sah
2. Menjaga nama
Negara
baik sesama ASN,
Pimpinan,
Instansi, dan
Negara
3. Menjaga rahasia
jabatan dan
negara.

6. Adaptif

Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk


hidup untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan
lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan demikian adaptif
merupakan kemampuan merubah diri sesuai dengan keadaan
lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan
keadaan.

Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini berlaku juga bagi


individu dan organisasi dalam menjalankan fungsinya. Dalam hal
ini organisasi maupun individu menghadapi permasalahan yang
sama, yaitu perubahan lingkungan yang konstan, sehingga
karakteristik adaptif dibutuhkan, baik sebagai bentuk mentalitas
kolektif maupun individual.

16
Adapun Nilai-nilai Adaptif yang dapat diterapkan oleh PNS
adalah sebagai berikut :

Tabel 2.8 Nilai Dasar Adaptif

Nilai Afirmasi Kata Kunci Panduan Prilaku


Dasar

Adaptif Kami terus  Inovasi 1. Cepat


berinovasi dan  Kami terus menyesuaikan diri
antusias dalam berinovasi dan menghadapi
menggerakkan antusias dalam perubahan
ataupun menggerakkan 2. Terus berinovasi
ataupun
 Proaktif

7. Kolaboratif
Kolaborasi sering dikatakan meliputi segala aspek
pengambilan keputusan implementasi dan evaluasi yang
menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi tanggung jawab. Tata
Kelola kolaboratif ada di berbagai tingkat pemerintahan, diseluruh
sector public dan swasta dan dalam pelayanan berbagai kebijakan.
Adapun Nilai-nilai Kolaboratif yang dapat diterapkan oleh
PNS adalah sebagai berikut :
Tabel 2.9 Nilai dasar Kolaboratif
Nilai Dasar Afirmasi Kata Kunci Panduan Prilaku

Kolaboratif Kami  Kesediaan 1. Memberi


membangun berkerja sama kesempatan
kerjasama yang  Sinergi untuk kepada berbagai
sinergis hasil yang lebih pihak untuk
baik berkontribusi
2. Terbuka dalam
bekerja sama
untuk
menghasilkan
nilai tambah
3. Menggerakkan
pemanfaatan
berbagai
sumberdaya untuk
tujuan bersama.

17
D. Kedudukan dan Peran PNS Menuju Terwujudunya Smart Governance

Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka
menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern,
demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan
pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dengan pebuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945. Adapun kedudukan dan peran PNS menuju
terwujudnya Smart Governance adalah sebagai berikut:

1. Manajemen ASN

ASN memiliki kedudukan dan peran dalam manajemen ASN. Dalam


kedudukannya, Manajemen ASN adalah pengelola ASN untuk menghasilkan
ASN yang professional, memiliki nilai-nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi dan nepotisme. Manajemen
ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang
unggul selaras dengan perkembang ancaman.

ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan


yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Kedudukan ASN
berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN
merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi ASN ini sangat penting, mengingat
dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadi adanya isu
putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan
birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan
ancaman bagi kesatuan bangsa.

18
Untuk menjalankan kedudukannya, maka ASN memiliki fungsi sebagai
berikut:

a. Pelaksana kebijakan publik;


b. Pelayan publik; dan
c. Perekat dan pemersatu bangsa.

Peran dari ASN adalah sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas


penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional,
bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya.

ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan


publik yang professional dan berkualitas. ASN berfungsi, bertugas dan
berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, Negara dan Pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi
martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara dari
pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN
disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN,
salah satudi antaranya asas persatuan dan kesatuan. ASN harus senantiasa
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa
(Kepentingan bangsa dan Negara di atas segalanya).

2. Smart ASN

Pada era digitalisasi ini mendesak setiap aspek untuk memahami


pentingnya peran dari dunia digital salah satunya pada pegawai ASN. Era
digitalisasi ini memberikan kemudahan dalam melakukan segala hal. Banyak

19
manfaat yang diperoleh dari kemajuan teknologi informasi, salah satunya
perkembangan pesat bidang komunikasi. Saat ini, perilaku manusia dalam
berkomunikasi menjadi semakin kompleks. Dahulu, manusia berkomunikasi
dengan cara bertemu, namun kini dengan adanya teknologi, tersedia media
baru dalam berkomunikasi, yaitu melalui jejaring sosial. Jejaring sosia lini
membuat manusia terhubung satu sama lain tanpa harus bertatap muka.
Dengan media baru ini, informasi juga dapat disebar luaskan dengan cepat.

ASN pada era digitalisasi ini harus memahami perkembangan dan


pengoperasian digital didunia kerja, halter sebut mengharuskan ASN
menjadi Smart ASN. ASN diharapkan dapat memiliki karakter yang efektif,
efisien, inovatif, dan memilikikinerja yang bermutu, dalam penyelenggaraan
program pemerintah, khususnya program literasi digital, pilar literasi digital,
sampai implementasi dan implikasiliterasi digital dalam kehidupan bersosial
dan dunia kerja. Nilai-Nilai Smart ASN adalah sebagai berikut :

1. Berintegritas, yaitu adanya keselarasan antara hati dan tindakan serta


senantiasa mengedepankan kejujuran.
2. Nasionalisme, yaitu mengandung makna bahwa ASN harus mempunyai
jiwa cintah tanah air yang tinggi
3. Professional, yaitu mempunyai kemampuan yang tinggi serta bekerja
dengan berdasarkan aturan yang berlaku.
4. Wawasan global, yaitu memiliki pandangan ataupun sikap yang luas, serta
mengetahui bagaimana cara menghargai perbedaan seperti perbedaan ras,
warna kulit, ideologi, dan nasionalisme.
5. Menguasai IT, yaitu ASN dituntut untuk tidak gaptek dan informasi yakni
dapat mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT
termasuk dapat dengan bijak memanfaatkan internet yang digunakan dalam
meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
6. Menguasai bahasa Asing, yaitu selain harus mahir berbahasa Indonesia
dengan baik juga harus memiliki kemampuan menguasai bahasa asing
seperti bahasa Inggris, bahasa Manarin, dan lain sebaginya.

20
7. Hospitality, yaitu memiliki sifat baik hati dan menarik budi bahasanya,
manis tutur katanya dan sikapnya dalam setiap melakukan aktivitas
pelaksanaan tugas dan pekerjaan.
8. Network, yaitu memiliki jaringan yang luas dan mampu menjaga jaringan
tersebut baik dalam satu instansi maupun luar.
9. Enterpreneur, yaitu jiwa kewirausahaan yang ditandai dengan dimilikinya
keberanian, kreatifitas, inovatif, pantang menyerah dan cerdas dalam
menangkap dan menciptakan peluang serta bertanggung jawab

E. Identifikasi Isu
1. Enviromental scanning

Isu dipilih berdasarkan landasan teoritik Manajemen ASN dan


Smart ASN serta kondisi dan tuntutan lapangan di instansi tempat bekerja.
Untuk mendapatkan isu yang relevan dan terukur, dilakukan pula
konsultasi dengan mentor di lingkungan kerja.

Selama bekerja di Puskesmas Sidomulyo kurang lebih 1 bulan,


ditemukan beberapa masalah sehari-hari yang perlu dicarikan solusinya.
Berikut ini adalah isu-isu yang ditemukan:

1. Belum optimalnya edukasi masyarakat tentang aturan pemakaian


obat pada pasien HT
Deskripsi isu :
Dampak yang terjadi dari belum optimalnya edukasi edukasi kepatuhan
minum obat terhadap pasien hipertensi yaitu kondisi pasien penderita
hipertensi menjadi tidak terkontrol ,dimana pasien hanya mengkonsumi
obat Hipertensi hanya pada saat terjadi keluhan seperti pusing , sakit
didaerah tengkuk, dan lain lain. Hal ini dapat menyebabkan menyebabkan
penyakit semakin memberat (Hipertensi Hearth Disease, Chronic Hearth
Failure, Gagal ginjal kronik dan/atau stroke) jika tidak dilakukan
penanganan dengan segera.

21
Kondisi ideal : Meningkatnya pemahaman pasien tentang kepatuhan
minum obat pada pasien hipertensi

Kaitan dengan Materi Pelatihan :

Isu ini jika dilihat dari Manajemen ASN yang seharusnya


paham pada peraturan, ketentuan, kode etik maka jika edukasi rutin
dilaksanakan secara sigap dan proaktif oleh petugas kesehatan
diharapkan bisa membuat pasien hipertensi menjadi terkontrol dan
membuat angka kejadian komplikasi penyakit menjadi lebih kecil.
Sedangkan jika dilihat dari Smart ASN ialah kurang
terampilnya/menariknya petugas kesehatan dalam memberikan
edukasi tentang kepatuhan minum obat sehingga membuat penyakit
hipertensi menjadi tidak terkontrol serta kurangnya media informasi
secara audiovisual yang menjelaskan tentang penggunaan obat
hipertensi yang baik dan benar

2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat ATS pasca


dilakukan tindakan penjahitan luka robek
Deskripsi isu :
Dampak kurangnya Pengetahuan masyarakat mengenai ATS pada pasien
luka robek yaitu dapat menyebabkan terjadinya komplikasi dari tindakan
heacting / prosuder menjahit luka robek berupa tetanus.
Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani,
bakteri ini dapat masuk dalam tubuh manusia melalui luka kotor. Gejala
yang timbul pada penderita tetanus adalah kejang disertai kekakuan otot
terutama daerah rahang dan leher, otot sekitar perut menjadi kaku, dan
kejang dapat dipicu oleh suara nyaring atau cahaya. Bila tidak ditangani
dengan tepat penyakit ini dapat mengancam nyawa. Oleh karena itu
Setelah melakukan tindakan penjahitan luka robek dibutuhkan ATS ( anti
tetanus serum ) yang bertujuan untuk mencegah terjadinya tetanus.
Kondisi ideal : Meningkatnya keinginan pasien yang sudah dilakukan

22
tindakan heacting/ penjahitan luka robek untuk
mendapat ATS

Kaitan dengan Materi Pelatihan :

Isu ini jika dilihat dari Manajemen ASN yang seharusnya paham
pada peraturan, ketentuan, kode etik maka jika edukasi rutin
dilaksanakan secara sigap dan proaktif diharapkan bisa meningkatlkan
pengetahuan pasien tentang pentingnya ATS sehingga membuat pasin
menjadi antusias mendapatkan suntikan ATS sebagai langkah mencegah
terjadinya komplikasi yaitu tetanus.
Sedangkan jika dilihat dari Smart ASN ialah kurang
terampilnya/menariknya petugas kesehatan dalam mengedukasi pasien
perawatan luka robek tentang pentingnya ATS pada pasien perawatan
luka robek juga tidak tersedianya media informasi secara audiovisual
yang menjelaskan pentingnya ATS.

3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya komplikasi


DM
Deskripsi isu :

Dampak masalah yang timbul dari kurangnya pengetahuan masyarakat


tentang bahaya komplikasi DM yaitu pasien menjadi lebih tidak peduli
terhadap kesehatan diri, dan membuat masyarakat enggan untuk kontrol
secara rutin ke tenaga kesehatan yang mengakibatnya tingginya angka
kejadian komplikasi DM

Kondisi ideal : Pasien lebih memahami tentang penyakit DM serta


komplikasi yang akan terjadi bila pasien tidak rutin
kontrol ke pusat kesehatan

23
Kaitan dengan Mata Pelatihan :

Isu ini jika dilihat dari Manajemen ASN yang seharusnya paham
pada peraturan, ketentuan, kode etik maka jika edukasi rutin
dilaksanakan secara sigap dan proaktif kepada pasien DM diharapkan
bisa membuat pasien menjadi lebih peduli terdahap kesehatan dan
kontrol ulang untuk memeriksakan diri sesuai dengan jadwal.
Sedangkan jika dilihat dari Smart ASN ialah kurang
terampilnya/menariknya petugas kesehatan dalam mengedukasi pasien
DM yang membuat pemahaman pasien terhadap penyakit DM tidak
maksimal. Juga minimnya informasi secara audiovisusl yang tersedia
yang menjelaskan penyakit DM serta komplikasinya.

4. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan masker


pada pasien ISPA.
Deskripsi isu :

Dampak rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan


masker membuat masyarakat menjadi tidak peduli terhadap kesehatan
diri dan orang disekitarnya. Masker merupakan salah satu alat
perlindungan diri yang berguna untuk mencegah penularan penyakit
ISPA, dimana penularan ISPA terjadi melalui percikan air liur.

Kondisi ideal : meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk


menggunakan masker dengan baik dan benar

Kaitan dengan Mata Pelatihan :

Isu ini jika dilihat dari Manajemen ASN yang seharusnya paham
pada peraturan, ketentuan, kode etik maka jika edukasi rutin
dilaksanakan secara sigap dan proaktif diharapkan bisa membuat pasien
menjadi lebih peduli untuk menggunakan masker dengan baik dan benar.
Sedangkan jika dilihat dari Smart ASN ialah kurang
terampilnya/menariknya petugas kesehatan dalam mengedukasi pasien

24
ISPA untuk menggunakan masker yang membuat pemahaman pasien
ISPA menjadi tidak maksimal serta tidak tersedianya media informasi
secara audiovisual yang menjelaskan bagaimana penularan ISPA dapat
terjadi secara cepat apabila pasien tidak menggunakan masker dengan
baik dan benar

5. Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang 7 langkah cuci


tangan .
Deskripsi isu :
Dampak rendahnya pengetahuan masyarakat tentang 7 langkah cuci
tangan dengan tepat yaitu menyebabkan mudahnya terkena virus, dan
bakteri penyebab penyakit seperti diare, flu, dan lain-lain bahkan
meningkatkan risiko seseorang terkena diare hingga 50%
Kondisi ideal : meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang 7
langkah cuci tangan yang benar sehingga masyarakat
dapat menerapkan 7 langkah cuci tangan dengan baik

Kaitan dengan Mata Pelatihan :

Isu ini jika dilihat dari Manajemen ASN yang seharusnya paham
pada peraturan, ketentuan, kode etik maka jika edukasi rutin
dilaksanakan kepada masyarakat secara sigap dan proaktif diharapkan
bisa membuat masyarakat menjadi lebih peduli untuk melakukan 7
langkah cuci tangan yang benar.
Sedangkan jika dilihat dari Smart ASN ialah kurang
terampilnya/menariknya petugas kesehatan dalam mengedukasi
masyarakat untuk melakukan 7 langkah cuci tangan yang baik dan benar
menjadi tidak maksimal serta tidak adanya media informasi secara
audiovisual yang menjelaskan bagaimana penyakit dapat timbul apabila
masyarakat tidak menerapkan kebiasaan cuci tangan 7 langkah

25
2. Alat bantu analisis

Berdasarkan beberapa masalah yang sudah diidentifikasi diatas,


maka selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan teknik tapisan
APKL. Saya melakukan diskusi dengan penanggung jawab program
Puskesmas Sidomulyo keluarahan Sidomulyo kecamatan Tungkal Ilir
dan Kepala Puskesmas Sidomulyo (mentor) untuk mendapatkan isu
prioritas atau isu yang utama.
a. Teknik APKL
Analisis APKL menggunakan matriks skor dengan rentang nilai 1-5.
Semakin tinggi skornya, maka semakin mendesak isu tersebut untuk
diselesaikan. Penjelasan mengenai indikator APKL dijabarkan pada tabel
2.2. Berikut ini adalah keterangan bobot rentang skor APKL:

1 = Sangat tidak setuju


2 = Tidak setuju
3 = Kurang setuju
4 = Setuju
5 = Sangat setuju
Tabel 2.2. Indikator penetapan prioritas APKL

no Indikator Keterangan
1 Aktual Isu yang benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan
2 Problematik Isu yang memiliki dimensi masalah yang komplek
3 Kekhayalakan Isu secara langsung menyangkut hajat orang
banyak dan bukan hanya untuk kepentingan
seseorang saja
4 Layak Isu yang merupakan masuk akal dan realistis serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahannya

26
Berdasarkan data di atas, dapat dibuat matriks prioritas isu sesuai dengan identifikasi isu yang sudah dijabarkan. Analisis
prioritas tersebut dijelaskan dalam tabel 2.3.

No Isu A P K L Total Peringkat

1 Kurang optimalnya edukasi 3 5 5 4 17 1


kepatuhan minum obat pada pasien
HT
2 Kurangnya pengetahuan masyarakat 2 4 3 3 12 5
tentang manfaat ATS pasca dilakukan
tindakan penjahitan luka robek

3 Kurangnya pengetahuan masyarakat 3 5 5 3 16 2


tentang bahaya komplikasi DM
4 Rendahnya pengetahuan masyarakat 4 4 4 3 15 3
tentang penggunaan masker pada pasien
ISPA
5 Rendahnya tingkat pengetahuan 4 3 4 3 14 4
masyarakat tentang 7 langkah cuci
tangan
Tabel 2.3 analisis isu dengan teknik APKL

27
Setelah dilakukannya analis menggunakan APKL, terdapat beberapa issu
yang memiliki nilai mendekati, sehingga penulis melakukan analisis ulang
menggunakan metode analisis lain yakni menggunakan USG (Urgency,
Seriusness, dan growth).

b.Teknik Tapisan Isu USG


Teknik Analisis Isu USG merupakan salah satu alat bantu penetapan
kriteria berkualitas dengan menggunakan tenknik tapisan dengan menetapkan
rentang penilaian (1-5) pada kriteria: Urgency, Seriousness, dan Growth.
Sebelum menapis dengan teknik analisis isu USG terkait beberapa isu yang
ada di UPT Puskesmas Sidomulyo Kabupaten Banyuasin, maka perlu
dibuatkan terlebih dahulu alat ukur yang dapat membantu penentuan
penilaian isu tersebut agar lebih valid. Alat ukur tersebut ialah masing-masing
indikator dari kriteria USG.
U : Urgency yaitu Seberapa mendesak suatu issu harus di bahas,
dianalisis dan
ditindaklanjuti.
S : Seriousness yaitu Seberapa serius issu harus dibahas berkaitan
dengan akibat yang ditimbulkan
G :Growth yaitu seberapa besar kemungkinan memburuknya issu
tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.

Rentang penilaian yang digunakan dalam analisis USG adalah sebagai


berikut:

1 : Sangat tidak Urgent


2 : Tidak Urgent
3 : Sedang
4 : Urgent
5 : Sangat Urgent.

28
Langkah selanjutnya setelah ditentukan indikator pada setiap kriteria
USG, maka dilakukan penilaian terhadap isu-isu yang diperoleh sebagaimana
berikut

Tabel 2.7. Penetapan Isu Prioritas Metode USG

No Isu USG Total Peringkat

U S G

1 Kurang optimalnya edukasi kepatuhan 4 3 4 11 1


minum obat pada pasien HT

2 Kurangnya pengetahuan masyarakat 3 3 3 9 3


tentang manfaat ATS pasca dilakukan
tindakan penjahitan luka robek
3 Kurangnya pengetahuan masyarakat 3 3 4 10 2
tentang bahaya komplikasi DM

29
c.Teknik analisis isu Fishbone diagram
Berkenaan dengan isu yang terpilih yaitu “optimalisasi
edukasi kepatuhan minum obat pada pasien HT”, hal ini bisa terjadi
dikarena adanya sebab akibat yang terjadi. Berikut pemetaan sebab-
akibat tersebut digambarkan melalui fishbone diagram sebagai berikut

30
F. Rumusan Isu

Berdasarkan analisis isu menggunakan APKL dan USG, didapatkan


bahwa isu “Kurang optimalnya edukasi kepatuhan minum obat pada pasien
HT” sebagai isu prioritas. Langkah selanjutnya adalah menganalisis isu
terpilih secara mendalam menggunakan analisis fish bone untuk menentukan
sebab akibat yang terjadi

G. Pendalaman Core Issue Terpilih


Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit kronis
dan tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat global karena
prevalensi yang tinggi dan risiko bersamaan untuk penyakit kardiovaskuler
dan ginjal. Saat ini, lebih dari 25% dari populasi dunia adalah hipertensi
dengan perkiraan bahwa persentase ini dapat meningkat menjadi 29% pada
tahun 2025. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015,
menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang didunia menyandang hipertensi,
artinya 1 dari 3 orang didunia terdiagnosis hipertensi.
Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan
menyebutkan bahwa biaya pelayanan hipertensi mengalami peningkatan
setiap tahunnya yaitu pada tahun 2016 sebesar 2,8 Triliun rupiah, tahun 2017
dan tahun 2018 sebesar 3 Triliun rupiah.
Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di
Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%).
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54
tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%).
Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar
8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi
tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar penderita Hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya
Hipertensi sehingga tidak mendapatkan pengobatan.

31
Alasan penderita hipertensi tidak minum obat antara lain karena
penderita hipertensi merasa sehat, kunjungan tidak teratur ke fasyankes ,
minum obat tradisional , menggunakan terapi lain , lupa minum obat , tidak
mampu beli obat , terdapat efek samping obat , dan obat hipertensi tidak
tersedia di Fasyankes.
Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa
keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi
dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi. Kerusakan organ target akibat
komplikasi Hipertensi akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan
darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak
diobati.
Dalam rangka menurunkan angka terjadinya komplikasi pada
pasien hipertensi, maka edukasi yang menarik diharapkan dapat
meningkatkan angka kesembuhan dan komplikasi yang pada pasien
hipertensi. Untuk mencapai hal tersebut selain pengobatan juga diperlukan
eduksi dan strategi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi yang
lebih berat. Sebagai bentuk dukungan terhadap langkah tersebut , maka isu “
Kurang optimalnya edukasi kepatuhan minum obat pada pasien HT ” menjadi
isu urgent yang harus dicari solusinya.

H. Analisis dampak

Hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan utama dan hingga saat
ini masih menjadi masalah kesehatan global. Hipertensi dikatakan sebagai
penyebab utama penyakit kardiovaskuler dan kematian di dunia. Tekanan
darah merupakan tekanan yang berasal dari jantung yang berfungsi untuk
menggerakkan darah keseluruh tubuh sehingga sangat penting pada sistem
sirkulasi tubuh manusia. Hipertensi disebut sebagai “silent killer” karena
sering kali hipertensi tidak menunjukkan keluhan serta tanda dan gejala
sehingga penderita tidak menyadari bahwa dirinya mengidap hipertensi.
Hipertensi terjadi ketik tekanan darah telalu tinggi atau mengalami

32
peningkatan tekanan darah systolic lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolic lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu
5 menit dalam keadaan istirahat atau tenang . Word Health Organization
(WHO) menyebutkan bahwa prevalenasi hipertensi secara global sebesar
22% dari toral penduduk dunia. Wilayah Afrika memiliki prevalensi
hipertensi tertinggi sebesar 27%. Asia Tenggara berada di posisi ke-3 dengan
prevalensi sebesar 25% terhadap total penduduk. Riset Kesahatan Dasar
Indonesia tahun 2013 2 menemukan bahwa angka kejadian hipertensi sebesar
25,8% pada usia ≥ 18 tahun sedangkan Rikesdas tahun 2018 menemukan
angka kejadian hipertensi meningkat menjadi 34,1% pada tahun 2018.
Dampak yang terjadi apabila hipertensi tidak ditanggulangi dapat
mengakibatkan masalah kesehatan serius diantaranya terjadi komplikasi dan
dapat berakibat fatal atau kematian. hipertensi juga dapat meningkatkan
risiko mengenai jantung kemungkinan dapat terjadi infark miokar, jantung
coroner, gagal jantung kongesif, bila mengenai otak terjadi stroke,
ensevalopati hipertensif, dan apabila mengenai ginjal akan menyebabkan
ginjal kronis, sedangkan bila mengenai mata akan terjadi retinopati
hipertensif. Dan berbagai komplikasi yang mungkin timbul merupakan
penyakit yang sangat serius dan berdampak pada psikologis penderita karena
kualitas hidupnya rendah terutama pada kasus stroke, gagal ginjal, dan gagal
jantung.
Untuk mencegah terjadinya komplikasi dan risiko penyakit lainnya,
hipertensi perlu mendapatkan penanganan secara farmakologis maupun non
farmakologis. Pengobatan secara non-farmakologis dapat berupa melakukan
pola hidup sehat seperti pengendalian berat badan, pengendalian stress,
pengurangan asupan garam, rendah kolestrol, tidak merokok dan tidak
mengkonsumsi alcohol. Pengobatan secara farmakologis yaitu dengan rutin
mengkonsumsi obat antihipertensi secara teratur setiap hari dan melakukan
pengontrolan tekanan darah sesuai dengan dianjurkan dokter .
Ketidakpatuhan penderita hipertensi terhadap pengobatan seringkali
disebabkan oleh faktor perilaku dan faktor yang berhubungan dengan

33
pengobatan . Kepatuhan minum obat masih rendah yang disebabkan karena
pasien lupa meminum obat dan merasa kondisinya sudah baik. Penderita
hipertensi harus tetap patuh minum obat setiap hari dengan ada atau tidaknya
sakit dan gejala yang timbul. Kepatuhan minum obat sangat diperlukan untuk
mengendalikan tekanan darah pada penderita hipertensi dan komplikasi.
Pengobatan hipertensi dilakukan seumur hidup dan untuk menjaga stabilnya
tekanan darah maka diperlukan minum obat pada pasien hipertensi. Hasil
penelitian menyebutkan bahwa rendahnya kepatuhan minum obat dapat
menyebabkan stroke, myocardial infarction, gagal jantung dan kematian .
Hipertensi juga menjadi penyebab kematian dengan angka 23,7% dari total
1,7 juta kematian di Indonesia tahun 2016. Kepatuhan minum obat pada
penderita hipertensi sangat penting karena dengan minum obat antihipertensi
secara teratur dapat mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi .
Tingkat kepatuhan yang tinggi terbukti sangat efektif untuk mengurangi
risiko komplikasi kardiovaskuler pada penderita hipertensi. Aktif dalam
melakukan aktifitas seperti pekerjaan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi kepatuhan minum obat. Ada beberapa alasan juga yang
menyebabkan 6 penderita hipertensi tidak patuh dalam minum obat yaitu
karena sifat penyakit yang secara alami tidak menimbulkan gejala, terapi
yang sifatnya jangka panjang, efek samping obat, pemahaman yang kurang
terhadap pengelolaan dan risiko, serta biaya pengobatan yang relative tinggi .
Identifikasi kepatuhan pasien hipertensi dalam meminum obat perlu
dilakukan sebagai salah satu upaya merencanakan strategi yang lebih
komprehesif dalam meningkatkan efektivitas terapi. Obat antihipertensi yang
ada saat ini telah terbukti dapat mengontrol tekanan darah pada pasien
hipertensi dan juga sangat berperan dalam menurunkan risiko
berkembangnya komplikasi kardiovaskuler. Namun demikian penggunaan
antihipertensi saja tidak terbukti cukup untuk menghasilkan efek pengobatan
tekanan darah jangka panjang apabila tidak didukung dengan kepatuhan
dalam mengonsumsi obat tersebut . Mengingat tingginya angka kejadian
hipertensi yang berisiko terjadinya komplikasi dan kematian akibat

34
hipertensi, karena hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat
disembuhkan dan memerlukan pengobatan jangka panjang sehingga perlu
kepatuhan minum obat agar tekanan darah tetap terkontrol.

I. Gagasan Pemecahan Isu

Untuk menyelesaikan isu yang telah dipilih berdasarkan prioritas,


disusunlah tahapan kegiatan untuk diaktualisasikan di instansi pada masa
habituasi. Tabel 2.5 menjelaskan mengenai tahapan-tahapan pemecahan isu.

Tabel 2.5. Tahapan pemecahan isu

No Jenis Kegiatan Sumber Kegiatan

1 Berkonsultasi dengan mentor dan coach Berdasarkan tugas

2 Berkoordinasi dengan petugas yang Berdasarkan Tugas


memegang program PTM ( penyakit tidak
menular)

3 Membuat grup Whatsapp sebagai media kreativitas


edukasi visual
4 Memberikan edukasi secara virtual berupa kreativitas
video edukasi

5 Melakukan evaluasi kreativitas

35
J. Rancangan Kegiatan

Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi dijelaskan pada tabel 2.10

Tabel 2.10 Rancangan kegiatan aktualisasi

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/hasil Keterkaitan subtansi mata Kontribusi Terhadap Visi dan Penguatan Nilai
pelatihan Misi Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1 Melakukan konsultasi 1. Merencanakan Jadwal kegiatan Akuntabel Kegiatan yang dilakukan Konsultasi antara
dengan mentor jadwal pertemuan Terciptanya kesepakatan merupakan wujud visi misi peserta dengan
dengan mentor dan dalam menentukan jadwal puskesmas sidomulyo mentor dan coach
Coach pertemuan untuk yaitu“Meningkatkan Derajat menunjukkan sikap
melaksanakan tugas dengan Kesehatan Masyarakat Tungkal saling menghormati,
jujur, bertanggung jawab, Ilir”serta misi banyuasin yaitu bertutur kata sopan
cermat, disiplin dan 1. Meningkatkan status yang mewakili nilai
berintegritas tinggi kesehatan masyarakat organisas “ Senyum,
Harmonis 2. meningktkan akses dan salam, sapa, sopan,
Saya merencanakan jadwal mutu pelayanan kesehatan santun”
dengan mentor 3. Meningkatkan pencegahan
menggunakan komunikasi dan pengendalian penyakit
dengan bahasa yang sopan, menular dan tidak menular
baik dan memperhatikan 4.memantau dan mendorong
etika yang ada untuk pembangunan berwawasan
mewujudkan suasana kesehatan, meningkatkan
kondusif ketersediaan obat, alat
Kalaboratif kesehatan dan sumber daya
Bekerja sama dengan kesehatan.
mentor terkait aktulisasi
Adaptif

36
Dapat menyesuaikan
perubahan jadwal
konsultasi bila terdapat
halangan

2.Berkonsultasi -surat permohonan Kompeten


dengan mentor untuk aktualisasi Saya berusaha
meminta persetujuan melaksanakan tugas yang
aktualisasi - surat persetujuan diberikan oleh mentor
mentor dengan sebaik-baiknya
untuk meningkatkan
kompetensi diri menjawab
tantangan yang selalu
berubah
Harmonis
Saya berkonsultasi dengan
mentor menggunakan
komunikasi dengan bahasa
yang sopan, baik dan
memperhatikan etika yang
ada untuk mewujudkan
suasana kondusif
Kolaboratif
Saya melakukan kerjasama
dengan mentor dalam
mencari kesepakatan
aktualisasi

Adaptif
Saya menyesuaikan diri
terhadap perubahan dan
mengkonfirmasi setiap
permasalahan yang saya

37
temui

3.Mencatat saran dan Lembar konsultasi kompeten


arahan dari mentor Saya mencatat dan
menjalankan saran serta
arahan yang membangun
dari mentor demi mencapai
kualitas terbaik
adaptif
Saya bersedia menerima
masukan dari mentor dan
menyesuaikan diri untuk
memperbaiki kegiatan
aktualisasi saya,

2 Berkoordinasi dengan 1. Merencanakan Jadwal kegiatan Akuntabel Kegiatan yang dilakukan Konsultasi antara
petugas yang jadwal pertemuan Terciptanya kesepakatan merupakan wujud visi misi peserta dengan
memegang program dengan pemegang dalam menentukan jadwal puskesmas sidomulyo pemegang program
PTM ( penyakit tidak program PTM pertemuan untuk yaitu“Meningkatkan Derajat PTM menunjukkan
menular) melaksanakan tugas dengan Kesehatan Masyarakat Tungkal sikap saling
jujur, bertanggung jawab, Ilir”serta misi banyuasin yaitu menghormati,
cermat, disiplin dan 1.Meningkatkan status kesehatan bertutur kata sopan
berintegritas tinggi masyarakat yang mewakili nilai
Harmonis M. 2.meningktkan akses dan mutu organisas “ Senyum,
Saya merencanakan jadwal pelayanan kesehatan salam, sapa, sopan,
dengan pemegang program 33. 3.Meningkatkan ppencegahan dan santun”
PTM menggunakan pengendalian penyakit menular
komunikasi dengan bahasa dan tidak menular
yang sopan, baik dan 4.memantau dan mendorong
memperhatikan etika yang pembangunan berwawasan
ada untuk mewujudkan kesehatan, meningkatkan
suasana kondusif ketersediaan obat, alat kesehatan
kalaboratif dan sumber daya kesehatan.

38
Saya melakukan kerjasama
dalam mencari kesepakatan
jadwal
Adaptif
Dapat menyesuaikan
perubahan jadwal
konsultasi bila terdapat
halangan
2.Berkonsultasi Lembar catatan Kompeten
dengan pemegang konsultasi dan Saya berusaha
program PTM foto kegiatan melaksanakan tugas yang
(penyakit tidak telah didiskusikan dengan
menular) di pemegang program PTM
Puskesmas dengan sebaik-baiknya
Harmonis
saya berusaha
berkomunikasi dengan
bahasa yang sopan, baik
dan memperhatikan etika
yang ada untuk
mewujudkan suasana
kondusif dengan pemegang
program PTM
Kalaboratif
saya berusaha melakukan
kerjasama yang baik
dengan pemegang program
PTM sehingga dapat saling
bertukar informasi untuk
menjalankan program
aktualisasi dengan baik
Adaptif

Saya berkonsultasi dengan

39
pemegang program PTM
untuk terus berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas serta ide-ide
yang cemerlang

3.Meminta saran Lembar konsutasi kompeten


kepada pemegang Saya mencatat dan
progarm PTM menjalankan saran serta
arahan yang membangun
dari mentor demi mencapai
kualitas terbaik
adaptif
Saya bersedia menerima
masukan dari mentor dan
menyesuaikan diri untuk
memperbaiki kegiatan
aktualisasi saya,
3 Membuat leaflet 1.Membuat Rancangan konsep Berorientasi pelayanan Kegiatan yang dilakukan Mengumpulkan data
sebagai media rancangan konsep leaflet dengan saya merancang konsep merupakan wujud visi misi pasien HT melalui
edukasi leaflet tentang bukti draft leaflet leaflet yang mudah puskesmas sidomulyo aplikasi Pcare dan
kepatuhan minum menarik dan mudah yaitu“Meningkatkan Derajat catatan manual
obat pada dipahami oleh pasien HT Kesehatan Masyarakat Tungkal mewakili nilai
untuk meningkatkan Ilir”serta misi banyuasin yaitu inovatif dan nilai
kepuasaan pasien HT 1.Meningkatkan status kesehatan adil dalam
Akuntabel masyarakat pelayanan yaitu tidak
Saya merancang format M. 2.meningktkan akses dan mutu membeda bedakan
leaflet secara konsisten pelayanan kesehatan bedakan status
dengan tujuan aktualisasi 33. 3.Meningkatkan ppencegahan dan pasien HT
Kompeten pengendalian penyakit menular
dan tidak menular Menjaga kerahasiaan
4.memantau dan mendorong pasien mewakili nilai
pembangunan berwawasan

40
] -Data identitias kesehatan, meningkatkan “amanah”
pasien HT ketersediaan obat, alat kesehatan
Membuat grup -nomor telpon dan sumber daya kesehatan.
Whatsapp sebagai pasien
1.Berkoordinasi
media edukasi visual
dengan bagian
administrasi untuk
mengumpulkan data
pasien HT Akuntabel
Saya berkonsultasi dengan
bagian administrasi untuk
mendiskusikan rancangan
aktulisasi saya secara jujur
serta bertanggung jawab
Kompeten
Saya berusaha
melaksanakan tugas yang
telah didiskusikan dengan
bagian administrasi dengan
sebaik-baiknya
Harmonis

saya berusaha
berkomunikasi dengan
bahasa yang sopan, baik
dan memperhatikan etika
yang ada untuk
mewujudkan suasana
kondusif dengan bagian
administrasi
Kalaboratif
saya berusaha melakukan
kerjasama yang baik
dengan bagian administrasi

41
dalam mengumpulkan data
pasien HT
Loyal
Saya berusaha menjaga
kerahasiaan pasien

2.Membuat grup Aplikasi whatsapp Adaptif


Whatsapp Saya terus berinovasi untuk
membuat grup whatsapp
agar menarik dan bergunan
untuk pasien hipertensi
2. Memasukan nomor Daftar Kontak Loyal
telpon pasien ke nomor telpon
dalam whatsapp grup pasien Berusaha Menjaga
kerahasiaan pasien berupa
tidak menyebar luaskan
nomor telpon pasien
4 Melakukan edukasi 1.menyiapkan materi - materi edukasi Akuntabel Kegiatan yang dilakukan
secara virtual berupa yang akan Saya berkerjasama dengan merupakan wujud visi misi
video dan konsutasi disampaikan pemegang progarm PTM puskesmas sidomulyo
tanya jawab secara untuk mempersiapkan yaitu“Meningkatkan Derajat
online materi yang akan dilakukan Kesehatan Masyarakat Tungkal
dengan cermat sebagai Ilir”serta misi banyuasin yaitu
bentuk rasa tanggung 1.Meningkatkan status kesehatan
jawab masyarakat
Kompeten 2.meningktkan akses dan mutu
Saya berkerjasama dengan pelayanan kesehatan
pemegang program PTM 3 3.Meningkatkan ppencegahan dan
untuk mempersiapkan pengendalian penyakit menular
materi yang akan diberikan dan tidak menular
dengan kualitas terbaik 4.memantau dan mendorong
Harmonis pembangunan berwawasan
saya berusaha kesehatan, meningkatkan
berkomunikasi dengan ketersediaan obat, alat kesehatan

42
pemegang program PTM dan sumber daya kesehatan.
dengan bahasa yang sopan,
baik dan memperhatikan
etika yang ada sehingga
terciptanya lingkungan
yang kondusif
kalaboratif
Saya berkolaborasi dan
bersedia bekerja sama
dengan pemegang program
PTM

2.melakukan Video kepatuhan Berorientasi pelayanan


kerjasama dengan minum obat pada melakukan perbaikan dan
pemegang program pasien HT perubahan tanpa henti
PTM untuk membuat dalam menyampaikan
video edukasi yang informasi edukasi sehingga
menarik pasien tidak menjadi bosan
Kompeten
Berusaha menampilkan
video edukasi yang
menarik sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan
pasien HT
Harmonis
-saya berusaha
berkomunikasi dengan
bahasa yang sopan, baik
dan memperhatikan etika
yang ada untuk
mewujudkan suasana
kondusif dengan pemegang
program PTM,

43
Kalaboratif
saya berusaha melakukan
kerjasama yang baik
dengan pemegang program
PTM
Adaptif
Berusaha untuk terus
berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas dalam
memberikan edukasi secara
virtual melalui whastapp
grup

3.Memasukan video ke Video kepatuhan Akuntabel


dalam grup Whatsapp minum obat Saya melaksanakan tugas
saya dengan penuh rasa
tanggung jawab
Kompeten
Saya berusaha memberikan
edukasi yang menarik agar
membantu pasien lebih
memahami tentang
kepatuhan minum obat
Kalaborasi
Saya bekerja sama dengan
petugas PTM untuk
memasukan vido edukasi
ke dalam grup whatsapp

5 Melakukan evaluasi 1. Merancang isi Catatan Berorientasi pelayanan Kegiatan yang dilakukan Memberikan edukasi
pertanyaan kuesioner Rancangan saya merancang konsep merupakan wujud visi misi secara virtual dengan
pertanyaan pertanyaan yang mudah puskesmas sidomulyo bahasa yang bertutur

44
dipahami pasien dan yaitu“Meningkatkan Derajat kata sopan mewakili
keluarga pasien untuk Kesehatan Masyarakat Tungkal nilai organisasi yaitu
meningkatkan kepuasan Ilir”serta misi banyuasin yaitu “senyum, salam,
1.Meningkatkan status kesehatan sapa, sopan , santun”
pasien, merupakan
masyarakat
perwujudan nilai. 2.meningktkan akses dan mutu Serta benilai inovatif
Berorientasi Pelayanan pelayanan kesehatan dimana edukasi
3 3.Meningkatkan ppencegahan dan secara virtual dapat
kompeten pengendalian penyakit menular memberikan inovatif
Saya membuat pertanyaan dan tidak menular dalam memecahkan
4.memantau dan mendorong masalah pada pasien
berdasarkan pedoman di
pembangunan berwawasan HT
bidang keilmuan saya demi
kesehatan, meningkatkan
menghasilkan kualitas ketersediaan obat, alat kesehatan Memberikan edukasi
terbaik dan sumber daya kesehatan. tanpa memandang
status pasien
adaptif google mewakili nilai “adil
dalam pelayanan”
Saya berinovasi untuk
membuat rancangan Selalu bersemangat
pertanyaan dalam memberikan
edukasi pada pasien
HT mewaklili nilai
2.membuat kuesiner Link google form “gelorakan semangat
tentang pengetahuan Akuntabel pelayanan prima”
pasien HT dengan Saya merancang google
format google form form berkonsultasi dengan
pemegang program PTM
secara konsisten,
Kompeten
Berusaha mencari jalan
keluar untuk setiap
permasalahan
Harmonis

45
-saya beusaha
berkomunikasi dengan
bahasa yang sopan, baik
dan memperhatikan etika
yang ada untuk
mewujudkan suasana
kondusif dengan pemegang
program PTM,
Kalaboratif
saya berusaha melakukan
kerjasama yang baik
dengan pemegang program
Adaptif
Berusaha untuk terus
berinovasi dan
mengembangkan
kreativitas
3.Memasukan Link Aplikasi Akuntabel
aplikasi google form google form
ke grup whatsapp Saya melaksanakan tugas
dengan penuh rasa
tanggung jawab

46
K. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Agenda II

Berikut ini adalah matriks rekapitulasi dari rencana habituasi berdasarkan


agenda II:

Tabel 2.11. Rekapitulasi nilai-nilai dasar Berakhlak pada rancangan


aktualisasi

No Mata Kegiatan jumlah


Pelatiha
Ke-1 Ke-2 ke-3 Ke-4 Ke-5

1 Berorientasi 0 0 1 1 2 9
Pelayanan

2 Akuntabel 2 2 3 3 3 19

3 Kompeten 0 2 3 3 3 19

4 Harmonis 3 3 3 3 3 24

5 Loyal 1 0 3 3 0 10

6 Adaptif 3 3 3 0 0 1

7 Kolaboratif 3 3 3 3 3 23

Jumlah 12 13 19 16 14 115
Aktualisasi

47
48
L. Jadwal Kegiatan
Tabel 2.12 Rincian Rencana Kegiatan habituasi di Instansi tempat bekerja

Pelaksanaan Aktualisasi

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Agustus september

I II III IV III IV

1 Berkonsultasi dengan 1.Merencanakan jadwal Kesepakatan waktu dan tempat


mentor dan coach pertemuan dengan mentor dan
Coach

2.Berkonsultasi dengan mentor Terlaksananya konsultasi dengan


yaitu kepala puskesmas melalui mentor dan coach
via Telpon dan via Whatsapp
serta coach untuk meminta
persetujuan aktualisasi

3.3.Mencatat saran dan arahan konsultasi dengan mentor dan


dari mentor dan coac coach

2 Berkonsultasi dengan 1.Merencanakan jadwal Kesepakatan waktu dan tempat


petugas yang memegang pertemuan dengan pemegang
program PTM ( penyakit program PTM
tidak menular)
2.Berkonsultasi dengan Terlaksananya konsultasi dengan
pemegang program PTM pemegang progatm PTM
(penyakit tidak menular) di
Puskesmas melalui via Telpon

49
dan via Whatsapp untuk
meminta persetujuan
aktualisasi

3.Meminta saran kepada Masukan saran dari pemegang


pemegang progarm PTM program

3 Mengumpulkan data 1.Berkoordinasi dengan bagian Terlaksananya konsultasi dengan


pasien HT melalui aplikasi administrasi untuk bagian administrasi
Pcare( peserta BPJS) dan mengumpulkan data pasien HT
Catatan manual ( pasien
yang berobat 2.Memilah data-data pasien Terlaksananya pembagian data
menggunakan ktp dan kk) berdasarkan lokasi desa pasien HT berdasarkan lokasi desa

3.Mencatat data-data yang Terkumpulnya data-data pasien HT


sudah dikumpulkan berdasarkan lokasi desa

4 Mencatat dan 1.Berkoordinasi dengan bagian Terlaksananya konsultasi dengan


mengumpulkan data administrasi untuk bagian administrasi
nomor telpon pasien HT mengumpulkan data nomor
atau keluarga yang bisa telpon pasien HT -Adanya data-data nama pasien HT
dihubungi) yang telah dikumpulkan

2.Berkoordinasi dengan bagian Terkumpulnya pemilihan data


administrasi Memilih dan nomor telpon pasien yang masih
memilah data nomor telpom aktif
pasien atau keluarga pasien
yang masih aktif

3.Mencatat data nomor telpon Terkumpulnya data-data pasien HT


pasien HT maupun keluarga

50
pasien

5 Membuat grup edukasi 1.Merancang kegiatan yang Adanya jadwal kegiatan yang akan
visual melalui aplikasi akan dilakukan dilakukan
Whatsapp
2Mempersiapkan materi dan Adanya materi edukasi serta jadwal
kegiatan yang akan diberikan kegiatan yang akan diberikan

3.Berkoordinasi dengan -Terlaksananya konsultasi dengan


pemegang program PTM pemegang program PTM dan
untuk ikut aktif dalam
-terbentuknya forum grup edukasi
membuat grup forum diskusi
melalui via whatsapp
melalui via whatsapp

6 Memasukan data nomor 1.Menyimpan kontak nomor Tersimpannya nomor telpon pasien/
telpon pasien atau keluarga HP pasien/ keluarga pasien i keluarga pasien di dalam kontak HP
pasien ke dalam aplikasi puskesmas
WA group ( Whatsapp)
2.Menunjuk pemegang Pemegang program PTM menjadi
program PTM menjadi salah admin WA
satu admin di dalam grup wa

3.Berkoordinasi dengan Terlaksananya konsultasi dengan


pemegang program PTM untuk pemegang program PTM
ikut aktif dalam membuat
-terbentuknya forum edukasi
memasukan nomor telpon
melalui grup whatsapp
pasien HT ke dalam forum
diskusi melalui via whatsapp

51
7 Melakukan edukasi secara 1.menyiapkan edukasi secara Adanya video dan tulisan sebagai
virtual baik baik berupa virtual berupa video ataupun bentuk edukasi secara virtual
video maupun tulisan yang tulisan
bertujuan edukasi 2.Berkoordinasi dengan
pemegang program PTM untuk Terbentuknya forum edukasi
membuat rancangan edukasi melalui grup Whatsapp
yang menarik
-membuka forum tanya jawab serta
berbagi pengalaman antara sesama
pasien

-Menentukan jadwal pemeriksaan


kontrol rutin bulanan

3.Mementukan jadwal yang Terbentuknya jadwal-jadwal


tepat untuk melakukan edukasi edukasi yang telah disesuaikan
visual

8 Melakukan evaluasi 1. Membuat jadwal kontrol Terwujudnya persiapan evaluasi


pasien sehingga dapat berupa jadwal kontrol pasien ke
terkoordinasi waktu dengan puskesmas
baik

2.Mencatat perkembangan Adanya catatan perkembangan


status kesehatan pasien status kesehatan pasien
3.Mengelompokan hasil Adanya catatan perkembangan
evaluasi status kesehatan pasien status kesehatan pasien
berdasarkan asal desa, ukuran
Tekanan darah, keluhan pasien

52
53
M.Prediksi Kendala dan Antisipasi

Dalam pelaksanaan aktualisasi dan habituasi, mungkin ditemukan kendala


yang akan menghambat pemecahan isu Kurang optimalnya edukasi
masyarakat tentang aturan pemakaian obat pada pasien HT .” Berikut ini
adalah beberapa kendala yang dapat terjadi:

Tabel 2.9. Kendala yang mungkin terjadi pada habituasi dan


antisipasinya

No Kendala Antisipasi

1 Kesulitan dalam berkoordinasi Melakukan koordinasi dengan mentor


dengan mentor dari jauh-jauh hari untuk mengatur
jadwal dinas agar kegiatan yang
direncanakan dapat berjalan sesuai
dengan waktu yang ditentukan

2 Pelaksanaan aktualisasi Melakukan koordinasi dengan rekan


terbentur jadwal kerja kerja terkait penggunaan waktu
aktualisasi di jam kerja

3 Terdapat data nomor telpon Melakukan koordinasi dengan bagian


pasien yang sudah tidak aktif administrasi untuk mengecek nomor
telpon pasien setiap kali pasien
kontrol ke puskesmas

4 Sulitnya penerimaan informasi Menggunakan bahasa yang mudah


edukasi karena banyaknya dapat dimengerti oleh pasien dan
bahasa medis serta bahasa asing keluarga pasien

54

Anda mungkin juga menyukai