Modul ATH Kelas XI - Hama Dan Penyakit Tanaman Hias Anggrek
Modul ATH Kelas XI - Hama Dan Penyakit Tanaman Hias Anggrek
Disusun Oleh:
Ir. Neneng Nana Siti Zenab
DAFTAR ISI 3
DAFTAR GAMBAR 4
I . PENDAHULUAN 1
A. Deskripsi 1
B. Prasyarat 1
C. Petunjuk Penggunaan 1
D. Tujuan akhir 1
E. Cek Kemampuan Awal 1
II. PEMBELAJARAN 2
A. Deskripsi 2
B. Tujuan Pembelajaran 2
C. Uraian Materi 2
D. Lembar Kerja Mengendalikan Hama 14
E. Lembar Tugas Hama 15
F. Lembar Informasi 15
G. Lembar Kerja Penyakit 21
H. Lembar Tugas Penyakit 22
LEMBAR EVALUASI 23
DAFTAR PUSTAKA 24
i
DAFTAR GAMBAR
ii
I . PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Sebagai tanaman yang pertumbuhannya sangat tergantung pada kondisi lingkungan,
anggrek memerlukan perlindungan dari gangguan hama dan penyakit.Jika langkah
perlindungan ini dilakukan dengan baik, akan berdampak positif pada pertumbuhan,
kesehatan , dan produktivitas tanaman anggrek.
B. Prasyarat
Sebelum mempelajari modul ini diharapkan menguasai tentang materi pelajaran Alat
Mesin Pertanian untuk alat pengoperasian hand sprayer atau knapsack sprayer.
C. Petunjuk Penggunaan
Untuk menggunakan modul ini anda dapat mengawalinya dengan aktif seperti perintah
untuk mengamati objek/gambar tertentu. Anda perlu menanyakan kepada guru sebagai
fasilitator tentang hal-hal yang belum anda pahami. Selanjutnya anda dapat
mempresentasikan laporan hasil pembelajaran di depan kelas.
D. Tujuan akhir
Peserta didik mampu melaksanakan pengendalian hama dan penyakit pada anggrek.
E. Cek Kemampuan Awal
Berilah tanda ceklis!
No Kegiatan Pembelajaran Ya Tidak
Apabila jawaban “Tidak “ pada kegiatan pembelajaran di atas maka ulangilah kegiatan
pembelajaran tersebut sampai selesai. Apabila jawabannya “Ya” pada kegiatan
pembelajaran maka anda sudah berkompetensi dalam melaksanakan pengendalian hama
dan penyakit tanaman hias (Anggrek Dendrobium).
1
II. PEMBELAJARAN
Kegiatan Pembelajaran Hama dan Penyakit tanaman hias Anggrek
A. Deskripsi
Kegiatan pembelajaran pengendalian hama dan penyakit tanaman hias khususnya
anggrek berisikan uraian materi pokok : Jenis hama dan penyakit pada tanaman hias
anggrek . Definisi hama dan penyakit tanaman hias anggrek dan Metode pelaksanaan
pengendalian hama dan penyakit secara umum.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini diharapkan peserta didik mampu
menerapkan Teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman anggrek
C. Uraian Materi
a. Mengamati jenis hama dan penyakit pada tanaman hias anggrek
Hama dan penyakit tanaman anggrek adalah salah satu kendala atau hambatan saat
budidaya anggrek. Yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman anggrek. Selain itu akan menurunkan produktivitas pada tanaman berupa
tanaman cepat mati bunga tidak bermekaran .
Dalam pengendalian harus terlebih dahulu mengetahui gejala, tanda dan juga hama
dan penyakit yang terserang dahulu. Baru bisa melakukan tindakan pengendalian
atau pembasmian hama dan penyakit.
Pengendalian hama dan penyakit bunga anggrek ini harus diambil serius dan juga
dilakukan dengan maksimal.
b. Definisi dari hama dan penyakit pada tanaman hias anggrek
Hama sejenis kepik / kumbang kuning yang dapat terbang menyerang bunga dengan
gejala bunga anggrek akan hancur dan membusuk dan bila dibuka kuntum bunganya
terdapat larva yang berbentuk ulat, yang warnanya sama dengan warna kuntum
bunga anggrek yang diserang. Pengendalian yang dilakukan dengan cara
menggunting tangkai bunga dan membakarnya, namun hama tersebut akan muncul
kembali, pengendalian terakhir dengan pestisida dengan Decis dilakukan sejak
2
muncul primordia bunga dan hasilnya cukup efektif, hama ini menyerang pada
semua jenis anggrek Hibrida utama Dendrobium dan Vanda douglas. Intensitas
serangan hama ini bisa mencapai 90% bahkan bunga akan rusak total apabila tidak
dikendalikan dengan serius maka produksi akan turun.
Siput Telanjang : Yang diserang daun dan bunga, hama ini akan merusak daun dan
merusak bunga. Pengendalian dengan cara menuai pada malam hari/pada pagi hari.
intensitas serangan cukup tinggi mencapai 50% dan produksi bunga akan menurun.
Penyakit :
Jenis Penyakit yang menyerang adalah busuk daun dan batang, tanaman akan busuk
seperti direbus dari daun sampai batang dan tanaman akan mati, utamanya pada
tanaman muda/remaja yang baru mulai berbunga. intensitas serangan sebesar 5%,
sehingga masih dapat dikendalikan.
c. Pengendalian hama dan penyakit Anggrek secara Umum
1. Fisik
Media tumbuh disucihamakan dengan uap air panas agar tanaman bebas dari
OPT yang dapat ditularkan melalui media tumbuh. Untuk menghindari penularan
virus, usaha sanitasi harus dilakukan meliputi sterilisasi alat-alat potong. Setelah
dicuci bersih alat-alat potong dipanaskan dalam oven pada suhu 149 oC selama 1
jam.
2. Mekanis
Pengendalian secara mekanis dilakukan bilamana serangga hama dijumpai
dalam jumlah terbatas. Misalnya pada pagi dan sore hari kumbang gajah dapat dijepit
dengan jari tangan dan dimatikan. Demikian pula kutu tempurung pada daun anggrek
dapat didorong dengan kuku, tetapi harus dilakukan secara hati-hati lalu dimatikan.
Pengendalian secara mekanis juga dilakukan pada bagian tanaman yang menunjukkan
gejala serangan penyakit, yaitu dengan memotong dan memusnahkan bagian tanaman
yang terserang.
3
3. Kultur Teknis
a. Pemeliharaan tanaman yang baik dapat meningkatkan kesehatan tanaman, sehingga
tanaman dapat tumbuh lebih subur. Penyiraman, pemupukan dan penambahan atau
penggantian media tumbuh dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Secara
tidak langsung pemeliharaan yang berkelanjutan dapat memantau keadaan tanaman
dari serangan OPT secara dini.
b. Penyiraman dilakukan apabila diperlukan dan dilakukan pagi hari sehingga siang
harinya sudah cukup kering. Pelihara tanaman dari serangan atau kehadiran
serangga yang dapat menjadi pembawa atau pemindah penyakit. Udara dalam
pertanaman sebaiknya dijaga agar tidak terlalu lembab, sehingga penyakit tidak
mudah berkembang.
c. Tanaman yang baru atau diketahui menderita penyakit diisolasi selama 2-3 bulan,
sampai diketahui bahwa tanaman tersebut betul-betul sehat. Tanaman yang akan
dibudidayakan sebaiknya juga berasal dari induk yang telah diketahui bebas
penyakit.
4. Kimiawi
Untuk pengendalian OPT anggrek dapat dipilih jenis pestisida yang tepat sesuai
dengan organisme pengganggu tumbuhan yang akan dikendalikan. Formulasi pestisida
dapat berupa cairan (emulsi), tepung (dust) pasta ataupun granula. Konsentrasi dan
dosis penggunaan biasanya dicantumkan pada tiap kemasan. Sebagai pencegahan, pot
atau wadah lainnya, alat-alat seperti pisau dan gunting stek, sebaiknya setiap kali
memakai alat-alat tersebut, disucihamakan dengan formalin 2 % atau desinfektan
lainnya.
5. Hayati
Dilakukan dengan menggunakan :
a. Predator tungau : Phytoseiulus persimilis Athias Heniot dan Typhodiromus sp.
(Phytoseiidae)
4
b. Predator kutu daun : Kumbang Koksi (Coccinelidae), lalat Syrpidae, dan laba-laba
Lycosa sp.
c. Predator kutu putih : Scymnus apiciflavus.
d. Parasitoid Thrips : Famili Eulophidae
e. Parasitoid kutu daun : Aphidius sp. dan Encarsia sp.
f. Parasitoid pengorok daun Gonophora xanthomela : Achrysocharis promecothecae
(Eulophidae).
g. Pemanfaatan agens antagonis Trichoderma sp., Gliocladium sp. dan Pseudomonas
fluorescens untuk penyakit layu Fusarium sp. dan Ralstonia solanacearum
Pengendalian Kumbang Moncong (Orchidophilus aterrimus Wat) Rekomendasi BALITHI:
1. Furadan 3 G ditabur di sela-sela daun;
2. Insektisida : Imidacloprid
3. Umumnya aphids, mealybugs and scales dikendalikan dengan pestisida yang sama
(Cygon, Meta-systox-R, Orthene, Furadan, Diazinon, Vydate, Temik dan Enstar).
4. Pengendalian mealybugs and scales sangat sulit terutama karena adanya lapisan lilin
dan tempurung yang melindungi serangga dari ekpose ke pestisida. Untuk mengatasi
hal ini : pestisida yang sistemik yang diperoleh pada saat makan lebih efektif daripada
racun kontak.
Pengendalian Siput (Vaginula bleekeri) atau (Filicaulis bleekeri) Rekomendasi DITLIN
HORTI :
a. Tanaman Inang
Selain menyerang anggrek, juga merusak pesemaian sayuran seperti kol, sawi, tomat dan
tembakau.
b. Gejala Serangan
Gejala serangan mirip Parmarion. Siput menyerang tanaman pada waktu malam hari. Bagian
tanaman yang diserang adalah daun dan pucuk-pucuknya.
5
c. Biologi
Bentuk siput seperti lintah, berwarna coklat keabuan, pada punggungnya terdapat bercak-
bercak coklat tua yang tidak teratur dan ada sepasang garis memanjang, panjang tubuh + 5
cm.
d. Pengendalian
Predator Siput Achatina fulica : Gonaxis sp., Euglandina sp., Lamprophorus sp., dan
bakteri Aeromonas liquefacicus. Keong besar atau yang kecil dengan mudah dapat
ditangkap pada malam hari dan dimusnahkan. Dengan membersihkan sampah dan gulma,
maka keong tidak mempunyai kesempatan untuk bersarang dan bersembunyi.
Pengendalian Siput Setengah Telanjang (Parmarion sp) Rekomendasi DITLIN
HORTI:
Siput dewasa berukuran 10 - 12 mm, diameter 14 - 18 mm dengan 5 - 6 alur-alur lingkaran,
solid, buram, berwarna coklat kemerahan, atau hijau kekuningan, kadang-kadang
mempunyai strip coklat kemerahan sekeliling bagian luarnya. Siput memiliki cangkang yang
kecil dan sedikit menonjol, berukuran panjang 5 cm, berwarna coklat kekuningan atau
cokelat keabuan. Pada siang hari siput bersembunyi di tempat yang teduh, dan aktif mencari
makan pada malam hari.
Pengendalian :
Predator Siput Achatina fulica : Gonaxis sp., Euglandina sp., Lamprophorus sp., dan
bakteri Aeromonas liquefacicus. Keong besar atau yang kecil dengan mudah dapat
ditangkap pada malam hari dan dimusnahkan. Dengan membersihkan sampah dan gulma,
maka keong tidak mempunyai kesempatan untuk bersarang dan bersembunyi
6
2. Mencegah penularan melalui air. Jarak tanam jangan terlalu rapat . Penyiraman harus
hati-hati sehingga daun tetap kering.
3. Mencegah terjadinya pelukaan pada daun , karena akan menjadi tempat masuknya
inokulum.
4. Tanaman yang bergejala harus dipindahkan ke tempat lain.
5. Jika gejala belum meluas, daun yang sakit dapat dipotong.
6. Keadaan stres seperti , perubahan suhu dan cahaya matahari, atau kebanyakan pupuk N,
harus dicegah.
7. Mencuci tangan , desinfeksi tempat kerja., meja, alat-alat dan air, harus disterilkan.
8. Senyawa tembaga oksida , kristal tembaga oksiklorida (COC) mempunyai efek
penghalang mekanik pada permukaan tanaman. 2 ppm, chlorine dioxide dapat dicampur
dengan air siraman.
9. Asam benzoat juga dapat digunakan sebagai desinfektan dengan cara dituangkan ke
tanaman.
7
Hama pengganggu tanaman anggrek yang sering menyerang adalah kumbang,
belalang , semut, keong, ulat, dan kutu. Mereka menyerang akar, bulb batang, daun dan
bunga . Hama yang menyerang anggrek dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok.
1. Kelompok Hama yang menyerang Akar dan Bulb
Warna hitam bersarang dalam pot dan bertelur dalam pot tersebut, sehingga
mengganggu pertumbuhan akar dan tunas yang baru tumbuh. Kutu babi bersembunyi
dalam pot dan merusakbagian akar saja. Pengendalian dengan perendaman pot dalam air
ditambahkan kira-kira 6-8 cc Folidol E 605 untuk 10 liter air.
Keong semak (Bradybaena similaris) merusak bagian akar dan daun.
Pemberantasan dengan dibuang dan dibunuh. Kalau jumlahnya banyak digunakan
siputox dengan cara ditaburi Furadan sebagai umpan
8
Gambar 2 Kutu Babi
https://www.beritaanggrek.blogspot.com
Gambar 3 Belalang
9
Gambar 4 Keong Telanjang
https://www.bioma-smaitnh.blogspot.com
10
Setelah dewasa yang betina bertelur meletakkan pada daun yang lain.
Pemberatasan yang tepat adalah dengan menggunakan insektisida yang sistemik,
sehingga bila kumbang memakan bagian daun atau batang anggrek yang telah disemprot,
maka kumbang akan mabuk dan akhirnya insektisida yang sistemik adalah : Benlate,
Curacron. Penyemprotan dilakukan secara teratur, rutin, dosis dan frekuensinya sesuai
dengan tabel yang tercantum di masing-masing merk.
11
Gambar 8 Tungau Merah
12
Ulat menyerang dengan cara menggigit dan mengunyah daun dan bunga yang
kuncup maupun sesudah mekar, sehingga hama ini betul-betul merusak keindahan
anggrek.
Kepik dan kumbang gejala serangannya sama, yaitu menyedot cairan dandaun
Bentuk tubuhnya mirip Cuma sayapnya lebih bulat menutupi tubuhnya yang gepeng.
Akibat serangan hama ini pada bagian bawah dan atas permukaan daun tampak bintik-
bintik putih atau kuning, namun kadang kala gejalanya tampak sebagai bercak putih agak
lebar.
Serangan ulat dan kepik dapat diatasi dengan menyemprotkan Malathion, Bayrusil,
Decis, atau Supracide.
Gejala serangan trips di permukaan daun terdapat bercak berwarna abu-abu,
demikian pula dapat menyerang bunga. Pemberantasan menggunakan insektisida yang
sistemik.
Yang perlu diperhatikan dalam pengendalian hama adalah melihat dulu gejala
serangannya, temukan hama yang menyerang, baru dapat ditentukan pemberantasannya
dengan menggunakan insektisida yang tepat sesuai dengan serangan dan hamanya. Dosis,
frekuensi penyemprotan sesuai dengan label insektisida tersebut. Lakukan penyemprotan
secara rutin, bila masih ada gejala serangan yang baru, tingkatkan dosis dan lama
frekuensi penyemprotan, Untuk pencegahan, insektisida yang digunakan untuk
memberantas hama berspektrum agak luas tetapi yang murah.
13
Gambar 10 Red Spider Gambar 11 Kepik
14
3. Untuk mengendalikan hama pengerat, menggunakan rodentisida.
C. Menghitung Kebutuhan Pestisida
Hitung kebutuhan pestisida apabila tanaman yang disemprot sebanyak 20.000 tanaman,
konsentrasi larutan 2 cc/lt.air, dan dosis masing-masing tanaman 20 cc.
D. Menyemprot Pestisida
1. Siapkan knapsack sprayer, ember, pengaduk, dan pestisida.
2. Kontrol nozzle knapsack sprayer.
3. Larutkan pestisida yang terpilih dengan cara: pestisida dimasukkan kedalam ember,
beri sedikit air lalu aduk, setelah benar-benar larut tambahkan air + 14 liter, lalu
dimasukkan ke dalam knapsack sprayer.
4. Semprotkan larutan pestisida ke semua tanaman.
1. Silahkan anda menganalisis dan menyimpulkan hasil pengamatan dari membaca informasi
tentang jenis hama pada tanaman hias anggrek,deteksi dini dan penanggulangannya.
2. Silahkan anda membuat laporan hasil pengamatan , diskusi dan hasil mencoba pelaksanaan
pengendalian hama tanaman hias anggrek agar anda dapat mengkomunikasikan laporan
tersebut dengan mempresentasikan di depan kelas
F. Lembar Informasi
MENGENDALIKAN PENYAKIT
Penyebab penyakit pada tanaman anggrek bisa karena cendawan atau Jamur, bakteri dan virus.
1. Busuk Hitam
● Penyebabnya cendawan Phytophthora omnivora.
● Menyerang bagian tanaman dekat pangkal daun/batang.
● Keadaan lembab dan basah setelah hujan menyebabkan tanaman terserang.
● Gejalanya terdapat warna kehitaman dekat pangkal daun/ batang, lunak, membusuk
dan akhirnya terkulai mati.
15
● Pengendalian, memotong dan membuang yang terserang, sisa potongan diolesi
dengan Benlate atau fungisida yang pekat,lalu seluruh tanaman disemprot dengan
fungisida.
● Kalau semua pangkalnya terserang lebih baik tanaman dibuang.
2. Bercak Hitam
● Menyerang anggrek yang sudah dewasa.
● Penyebabnya cendawan Phytophthora cactorum dan Phythium ultimum.
● Menyebabkan busuk bagian dalam batang, Zoospora jamur mudah sekali menular
terbawa air juga melalui alat yang tidak steril.
● Puncak serangan pada musim hujan karena kelembaban tinggi, dapat berkembang
dengan cepat menyerang rhyzoma dan akar.
● Daun akan berwarna hitam-ungu-coklat dikelilingi bagan berwarna kuning.
16
● Pengendalian : bagian terserang dipotong dengan alat yang steril, yaitu alat dicuci
dengan larutan alkohol 70% dan dibakar sebelum maupun sesudah digunakan.
● Pencegahan ,dengan penyemprotan fungisida.
3 . Busuk Akar
● Menyerang semua umur anggrek.
● Penyebab cendawan Rhizoctonia solani.
● Gejala serangan diawali pada leher rizoma dan umbi akar. Daun dan umbi batang akan
menguning, berkeriput, tipis, bengkok, lama kelamaan daun akan rontok. Tanaman
menjadi kerdil dan tidak sehat.
● Pengendalian; semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang. Bekasnya
disemprot fungisida seperti Benlate.
17
● Pengendalian dan pencegahan, memotong bagian yang terserang. Semprot dengan
fungisida Benlate 50 W. Media tanam dan seluruh pot didesinfeksi dengan larutan
formalin 4 % atau fungisida Natriphene selama 1 jam. Jika terlalu parah sebaiknya
dimusnahkan.
18
Gambar 15 Layu Daun
6. Busuk Lunak/Basah
● Penyebabnya bakteri Erwinia Cypripedii.
● Sering menyerang pada musim hujan.
● Gejala, ditandai dengan timbulnya bercak yang berwarna lebih gelap dibandingkan
dengan daun yang sehat. Daun menjadi lunak, berair, turgornya hilang, dan
mengeluarkan bau yang khas tidak enak.
● Penyakit ini cepat sekali meluas dan dapat menjalar sampai ke pucuk tanaman, sehingga
dalam waktu singkat tanaman dapat mati.
● Pengendalian, dilakukan dengan memotong daun yang terkena penyakit dan
memusnahkan untuk mencegah penularan. Sebagai upaya perlindungan, tanaman dapat
disemprot Physan 20. Pot tanaman disemprot dengan formalin 4%.
7. Bercak Coklat
● Menyerang di persemaian, menunjukkan gejala melepuh pada daun dan menjalar ke
bagian tanaman lain.
● Penyebabnya bakteri Pseudomonas aeruginosa.
● Gejala serangan berupa bercak kecil pada pucuk daun dan warnanya bening.
● Dalam beberapa hari saja serangan bercak tersebut sudah meluas ke seluruh kompot.
Daun kecambah anggrek menjadi lunak dan mati.
19
Pengendalian, pada awal serangan daun yang sakit harus segera dipotong dan dibakar,
setelah itu tanaman disemprot dengan antibiotic berupa Streptomycin atau Physan 20
sebagai upaya pencegahan. Kalau sudah parah seluruhnya harus dimusnahkan.
8. Bercak Cincin
• Penyebab virus TMV-O (Tobacco Mozaic Virus Ordontoglossum).
• Gejala serangan ditandai dengan timbulnya lingkaran atau garis-garis klorotis berwarna
kekunungan pada permukaan daun.
• Penyakit ini tidak dapat disembuhkan dengan obat, penyakit ini hanya bisa dicegah yakni
membuang sebagian tanaman yang sakit serta mensterilkan semua alat-alat potong yang
digunakan untuk merawat tanaman.
20
Gambar 17 Bercak cincin
https://www.kliktani.com
G. Lembar Kerja Penyakit
I. Judul : Mengendalikan Penyakit
II. Tujuan : Siswa mampu mengendalikan penyakit pada tanaman hias (anggrek).
III. Alat dan Bahan :
1. Knapsak sprayer
2. Ember
3. Masker
4. Fungisida
5. Bakterisida
6. Air
IV. Langkah Kerja
A. Mengidentifikasi Penyebab kerusakan
1. Amati tanaman anggrek apakah ada serangan yang ditandai dengan kelainan atau
kerusakan pada tanaman
2. Gambarkan gejala kerusakan dan tentukan jenis penyakit
B. Memilih Pestisida
Berdasarkan penyakit yang menyerang pilih pestisida yang tepat, yaitu :
• Untuk mengendalikan jamur, menggunakan fungisida.
21
• Untuk mengendalikan bakteri, menggunakan bakterisida
C. Menghitung Kebutuhan pestisida
Hitung kebutuhan pestisida apabila tanaman yang disemprot sebanyak 5.000 tanaman,
konsentrasi larutan 2 cc/lt air dosis masing-masing tanaman 20cc
D. Menyemprot Pestisida
• Siapkan knapsak sprayer, ember, pengaduk, dan pestisida
• Kontrol nozel knapsack sprayer
• Larutkan pestisida yang terpilih dengan cara :pestisida dimasukkan kedalam ember,
beri sedikit air lalu aduk, setelah benar-benar larut tambahkan air + 14 liter, lalu
dimasukkan ke dalam knapsack sprayer.
• Semprotkan larutan pestisida ke semua tanaman
• Bersihkan semua peralatan, dan kembalikan ke tempat semula.
22
1. Lakukan identifikasi serangan hama/penyakit berdasarkan gejala kerusakan !
2. Pilihlah pestisida yang tepat sesuai organisme penyebab kerusakan
3. Hitunglah kebutuhan pestisida untuk 100 tanaman dengan konsentrasi larutan 1,5 cc/l air !
4. Buatlah larutan pestisida sesuai kriteria yang benar !
5. Lakukan penyemprotan pestisida pada tanaman hingga umur 1 bulan !
DAFTAR PUSTAKA
23
Gunadi,Tom 1985. Anggrek Untuk Pemula.Penerbit Angkasa. Bandung
Widodo dan Sutiyoso,Yos .2008. Hama dan Penyakit Tanaman. Penerbit Trubus. Jakarta
24