Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nur’Aini Aprilia

Nim : 2011102411132
Prodi : S1 Keperawatan

AKAL DAN WAHYU


BAGAIMANA MEMAHAMI HUBUNGANNYA SEPERTI APA?

Narasumber : Musa Asy’arie


Resume :
1. Peranan wahyu sebagai pedoman hidup manusia dan pembeda kebenaran dan kebatilan hanya
dimungkinkan jika ada akal yang menggunakan akalnya dengan benar.
2. Wahyu yang dimaksudkan adalah AlQuran
3. Wahyu -> Al Quran sebagai objek -> Akal = Ya’Qilun sebagai objek -> menjadi hudan =
pedoman hidup -> bagi manusia yang berakal Sumber : Q.S. 2: 242 ; 22:46
4. Penggunaan akal untuk memahami kebenaran jika akal digunakan dengan hati. Hati tanpa
akal bisa dikuasi oleh hawa nafsu maka akal akan melakukan pembenaran untuk
melampiaskan nafsunya.
5. Prasyarat untuk menjalankan agama dan syariatnya adalah aqil dan baligh tanpa akal gugurlah
agama dan syariatnya.
6. Menggunakan akal dengan hati -> Alquran -> kesadaran transcendental
7. Akal bisa bekerja dibawah kendali hawa nafsu
8. Akal dan wahyu tidak berhubungan secara structural. Akal dan wahyu berhubungan secara
dialetik fungsional bukan structural untuk membentuk peradaban mulia
9. Akal + wahyu = peradaban (olahraga, Pendidikan, agama, hukum politik, sosial, ekonomi,
budaya)
10. Menggunakan akal dengan hati, Tidak untuk merusak kehidupan semesta, Keadilan dan
kemakmuran bersama. Sehingga menimbulkan peradaban yang mulai
11. Kiat-kiat akal menyatukan akal dengan hati yaitu ingat moral dan batasan kita sebagai
makhluk/hamba sebelum melakukan kegiatan.
 Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya.[Quran 12:2] Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan
mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami
mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.[Quran 12:3]
 Peranan wahyu sebagai pedoman hidup bagi manusia dan pembeda kebenaran dan kebatilan
hanya dimungkinkan jika ada aqal yang dimaksudkan adalah Al-Qur’an.
1. Wahyu
2. Al-Qur’an sebagai obyek
3. Aqal = Ya’Qilon sebagai subyek
4. Menjadi Hudan = pedoman hidup
5. Bagi manusia yang berakal
Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat Nya supaya kamu memahaminya.[Quran
2:242]

 Hubugan DialektikaI Aqal Dan Al-Qu’an Membentuk Kesadaran Sintetik MenjadiI Pedoman
Hidup
Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat
mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati
vane di dalam dada.[Quran 22:46]
 Penggunaan Aqal Untuk Memahami Kebenaran Jika Aqal Digunakan Dengan Hatinya Tanpa
Hati Aqal Bisa Dikuasi Maka Aqal Akan Melakukan Pembenaran Uuntuk Melampiaskan
Nafsunya
 Prasyarat Untuk Menjalankan Agama Dan Syariatnya Adalah Aqil Dan Baligh Tanpa Aqil
Gugurlah Agama Dan Syariatnya Aqal dan wahyu tidak berhubungan secara struktural. Aqal
dan Wahyu berhubungan secara dialetik fungsional bukan struktural untuk membentuk
peradaban mulia.

Anda mungkin juga menyukai