2457 8104 2 PB
2457 8104 2 PB
1 MEI 2023
jamilah.mtk2002@gmail.com
Abstract. This research is by using research and development (RnD) method. The model used is the
3-D model approach or development, which stands for Define, Design, and Development. The
purpose of this research is to develop teaching modules based on differentiated learning on material
using data. The research subjects were 20 students of class VII SMP Assalam Pontianak Islamic
Boarding School. Data analysis techniques used are interviews, indirect communication
techniques, and measurement techniques. The instruments used in this study were test sheets for
learning outcomes, validation sheets, and response questionnaires. Differentiation-based teaching
modules have media and material validity levels of 90.26% and 83.58%, respectively, in the "very
valid" category. From the questionnaire filled out by the teacher and students, the practicality value
of the teacher and student response questionnaire was 100% and 90.5% respectively with the "very
practical" category. The effectiveness of the module is seen from the results of student learning
using the t test. It can be seen from the results of the t test which shows that tcount (2.2202649) >
ttable (2.0930241) which means Ha is accepted where learning outcomes after being given learning
with teaching modules based on learning differ beyond KKM score is 73.
Abstrak. Penelitian ini menggunakan metode research and development (RnD). Model yang
digunakan adalah pendekatan atau pengembangan model 3-D yaitu singkatan dari Define
(pendefinisian), Design (perancangan), dan Development (pengembangan). Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengembangkan modul ajar berbasis pembelajaran berdiferensiasi pada materi
menggunakan data. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Pesantren Assalam Pontianak
berjumlah 20 siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah wawancara, Teknik komunikasi
tidak langsung, serta Teknik pengukuran. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa
lembar tes hasil belajar, lembar validasi, dan angket respon. Modul ajar berbasis diferensiasi
memiliki tingkat kevalidan media dan materi masing – masing 90,26 % dan 83,58 % dengan
kategori “sangat valid”. Dari angket yang diisi oleh guru dan siswa, didapat nilai kepraktisan
angket respon guru dan siswa masing – masing 100 % dan 90,5 % dengan kategor “sangat
praktis”. Keefektivan modul dilihat dari hasil belajar siswa dengan menggunakan uji t dapat dilihat
dari hasil uji t yang menunjukan bahwa thitung (2,2202649) > ttabel (2,0930241) yang artinya Ha
diterima dimana hasil belajar setelah diberikan pembelajaran dengan modul ajar berbasis
pembelajaran berdiferensiasi melebihi nilai KKM yaitu 73.
787
Titin. S., Syarifah. F.A.H., Jamilah. Pengembangan Modul Ajar Berbasis Pembelajaran Berdiferensiasi ...
788
J-PiMat VOL 5No.1 MEI 2023
guru dapat melayani siswa yang diajar sesuai Dalam hal ini peneliti mengambil
dengan keadaannya masing-masing. pengembangan modul ajar berdiferensiasi
Pembelajaran yang efektif dalam proses sebagai media pembelajaran yang akan
belajar mengajar melibatkan media yang cocok diterapkan ke siswa. Diferensiasi modul
dengan kualitas peserta didik, topik yang instruksional adalah respon yang tepat untuk
diberikam, keadaan sekitar, dan fasilitas perbedaan bakat dan minat siswa. Dengan
pendukungnya. Oleh karena itu, sangat penting modul instruksional ini, instruktur memberi
untuk membuat pembelajaran yang menarik siswa banyak kesempatan untuk
dan lugas bagi siswa sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan mereka.
paham terhadap proses belajar dan menaikkan Menurut Iskandar (Ade Sintia Wulandari,
hasil belajar mereka. Media pembelajaran 2022) pelaksanaan pembelajaran
merupakan media yang menyampaikan pesan berdiferensiasi dapat meningkatkan
maupun data yang berkaitan dengan
aktivitas dan hasil belajar siswa serta
pembelajaran dan pendidikan (Hasan, 2021).
memberikan kesempatan kepada siswa
Media pembelajaran salah satu jenis teknologi
untuk belajar secara alami dan efisien.
komunikasi yang dapat digunakabisa
Sejalan dengan pendapat tersebut,
dimanfaatkan dalam pendidikan. Menurut
penelitian yang dibuat oleh Kartika Eka
Gafur (Dwiyanti, dkk., 2022) media
pembelajaran merupakan bagian integral dari Pertiwi (2021), juga menghasilkan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kesimpulan bahwa pembelajaran
kegiatan pendidikan. Dalam penelitian ini akan berdiferensiasi sangat efektivitas dalam
diperhatikan media pembelajaran berupa modul proses pembelajaran dan membantu guru
pembelajaran. agar dapat memahami peserta didik secara
Modul ajar merupakan perencanaan mendalam dan penuh dalam proses belajar.
pembelajaran pada kurikulum merdeka.
Berkembangnya cara berfikir siswa
Kurikulum belajar mandiri memiliki tiga
pada tiap pembelajaran bisa difasilitasi
prinsip yang diubah menjadi arah kebijakan
melalui pembelajaran berdiferensiasi.
baru: 1) USBN diubah menjadi ujian penilaian,
Sehingga siswa dapat mengasosiasikan
2) UN diubah menjadi asesmen kompetensi
minimal dan survei karakter, dan 3) UL diubah
masalah matematika dunia nyata dengan
789
Titin. S., Syarifah. F.A.H., Jamilah. Pengembangan Modul Ajar Berbasis Pembelajaran Berdiferensiasi ...
dan profil pembelajaran masing-masing media, guru, serta siswa kelas VII. Pemilihan
siswa. sampel dalam menentukan subjek uji coba
dan pembelajaran berdiferensiasi. Modul yaitu, teknik penentuan sampel bila anggota
diferensiasi ini bisa membantu siswa dan guru semua populasi dipakai sebagai sampel.
mengajar. Modul ini tidak mengkonsolidasikan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Dengan demikian, siswa dapat terus dan teknik pengukuran. Penelitian ini
dalam suatu mata pelajaran (Astuti, 2021). guru dan siswa, serta tes hasil belajar siswa
menyesuaikannya sesuai dengan keadaan dan dalam penelitian menmakai kategori berikut:
kebutuhan siswa. Modul pembelajaran ini Tabel 1 Kategori Kevalidan dan Kepraktisan
Modul Pembelajaran
menekankan pada pertumbuhan intelektual,
minat, dan kemampuan setiap anak. Dalam
modul, instruktur menyusun jadwal atau
kegiatan yang dapat menumbuhkan kreativitas.
Jelas, ini mencakup berbagai pendekatan dan
pengalaman belajar.
METODE
Metode yang dipakai pada penelitian (Sumber: Hodiyanto, dkk,2020)
ini adalah metode penelitian dan Selanjutnya untuk melihat keefektifan
pengembangan atau penelitian Research and dengan memanfaatkan uji t satu sampel yaitu
Development (R&D). Dalam melaksanakan digunakan agar bisa mengetahuai apakah nilai
penelitian Research and Development (R&D) rata-rata hasil posttest denga menggunakan
pendekatan atau pengembangan yang modul ajar lebih baik dari pada nilai Kriteria
digunakan adalah model 3-D yaitu singkatan Ketuntasan Minimal (KKM).
dari Define (pendefinisian), Design
(perancangan), dan Development HASIL DAN PEMBAHASAN
(pengembangan). Hasil
Penelitian dilakukan di SMP Pesantren Penelitian di sekolah dilaksanakan
Assalam Pontianak dengan subjek dalam pada tanggal 5 April 2023. Penelitian dilakukan
penelitian terdiri dari ahli yang memvalidasi dengan menggunakan model 3-D. Penelitian
790
J-PiMat VOL 5No.1 MEI 2023
dilakukan untuk mengembangkan modul ajar belajar dengan menggunakan music. Ada siswa
berbasis pembelajaran berdiferensiasi pada yang belajar dengan menonton video terlebih
materi menggunakan data kelas VII SMP dahulu. Gaya belajar inilah yang menjadi
Pesantren Assalam Pontianak. Adapun langkah keunikan bagi setiap siswa. Sehingga guru
pengembangan dipaparkan sebagai berikut: harus mendeteksi gaya belajar tiap siswa dan
Tahap Pendefinisian tahu berapa banyak siswa yang memiliki gaya
Pada tahap pendefinisian, peneliti belajar audio, visual, dan kinestetik.
memperoleh informasi awal terkait Tabel 2 Hasil Pengisian Angket Gaya Belajar
Gaya Belajar Jumlah Siswa
permasalahan yang ada pada saat pembelajaran.
Audio 4 Siswa
Informasi ini bermanfaat untuk membantu Visual 13 Siswa
Kinestetik 3 Siswa
dalam proses pengembangan produk. Tahap
pertama adalah melakukan analisis awal Berdasarkan hasil angket belajar,
terhadap permasalahan dasar yang dialami diketahui bahwa didalam kelas siswa dominan
siswa dan guru pada saat belajar matematika. memiliki gaya belajar visual artinya siswa lebih
Dari hasil wawancara guru matematika di SMP focus belajar dengan menggunakan indera
Pesantren Assalam dengan peneliti didapat penglihatan. Siswa lebih suka belajar dengan
informasi bahwa terdapat beberapa penyebab melihat gambar, ilustrasi, video, membaca, dan
yang membuat siswa di sekoah tersebut tidak bisa belajar di dalam keramaian. Pada
khususnya di kelas VII memiliki kemampuan pembelajaran diferensiasi yang akan dilakukan
yang rendah di pembelajaran matematika. siswa akan menerima ilustrasi dan diberikan
Diantaranya ialah peserta didik kurang video pembelajaran.
memahami materi dikarenakan siswa masih Dari analisis awal kemudian menjadi
menganggap matematika adalah pelajaran yang acuan peneliti untuk merancang dan
tidak mudah, kurangnya fasilitas yang mengembangkan sebuah media yang dapat
disediakan sekolah karena terbatasnya membantu siswa memenuhi pembelajarannya.
anggaran BOS untuk memenuhi fasilitas Peneliti memilih media berupa modul ajar
sekolah, serta kurangnya motivasi siswa dalam berdiferensiasi. Modul ini dipilih karena guru
belajar matematika karena hampir seluruh tidak pernah merancang media ini sebelumnya
siswa yang tidak suka dengan matematika. Hal sehingga media ini menjadi hal yang baru bagi
tersebut yang kemudian menjadi acuan peneliti siswa.
untuk mengembangkan modul ajar. Pembelajaran berdiferensiasi dipilih
Selanjutnya berdasarkan hasil angket agar didalam pembelajaran siswa dapat belajar
yang didapat dari gaya belajar. Ada siswa yang dan berlatih sesuai dengan kemampuannya.
cepat paham terhadap materi saat dikeramaian Menurut guru mata pelajaran, selama mengajar
dan ada siswa yang hanya bisa memahami guru tidak pernah membedakan siswa
materi saat suasana sepi. Ada siswa yang bisa berdasarkan kesiapan belajar, gaya belajar serta
791
Titin. S., Syarifah. F.A.H., Jamilah. Pengembangan Modul Ajar Berbasis Pembelajaran Berdiferensiasi ...
minat siswa. Di dalam kelas guru tidak pernah - masing dan akan dibentuk kelompok. Setiap
membedakan kesiapan belajar siswa dan kelompok akan berisi masing – masing siswa
menganggap semua siswa siap dalam dengan kesiapan belajar baik, cukup baik, dan
pembelajaran dikelas. Modul ini dirancang agar belum baik. Modul ini mengarahkan siswa
saat pembelajaran siswa bisa belajar untuk bekerjasama dan berdiskusi.
berdasarkan dengan kesiapan belajar dan Selain itu, peneliti juga menyusun
kemampuannya. instrumen penelitian diantaranya lembar
Selama ini dalam mengajar guru validasi, angket respon, serta soal pretest-
tidak pernah merancang modul dan posttest yang akan diisi siswa setelah menerima
792
J-PiMat VOL 5No.1 MEI 2023
dimodul adalah 1,5 cm. Selain berisi materi, cobakan. Uji coba dialaksanakan di SMP
modul juga memuat beberapa gambar yang Pesantren Assalam Pontianak pada siswa kelas
mendukung kemenarikan dari modul. VII berjumlah 20 siswa. Uji coba dilaksanakan
Tahap Pengembangan dengan tatap muka atau secara langsung.
Setelah modul ajar berbasis Pembelajaran dengan modul
pembelajaran berdiferensiasi pada materi diferensiasi dibagi menjadi 3 kali pertemuan.
menggunakan data dirancang, selajutnya modul Pertemuan pertama guru menyampaikan
akan divalidasi sebelum diuji cobakan pretest kepada siswa dengan tujuan untuk
kelapangan. Validasi ahli memiliki tujuan agar melakukan pemetaan berdasarkan kesiapan
bisa mengetahui kevalidan dari modul ajar yang belajar siswa dari siswa yang memiliki
dikembangkan sebelum modul ajar digunakan kesiapan belajar baik, cukup baik dan belum
dalam uji coba lapangan. Hasil validasi modul baik serta menyampaikan materi pembelajaran.
ajar bisa dilihat pada tabel berikut: Hasil pretest yang didapat oleh siswa mencapai
Tabel 3 Hasil Persentase Validasi Media dan rata – rata 39,06 dengan siswa yang memiliki
Materi
Intrum Validator Rata- kesiapan belajar baik 5 siswa, siswa yang
Kriteria
en I II III rata mempunyai kesiapan belajar cukup baik 9
86,2 84,62 100 90,26 Sangat
Media siswa, dan siswa yang memiliki kesiapan
% % % % Valid
83,08 83,08 85,38 83,58 Sangat
Materi
% % % % Valid belajar belum baik 6 siswa. Adapun hasil
87,05 Sangat pretest siswa disajikan dalam tabel berikut:
Rata – rata
% Valid
Tabel 4 Kesiapan Belajar Siswa
Dari tabel 3 telah ditunjukan bahwa Rata –
Kesiapan Belajar
Jumlah Rata
hasil validasi media menunjukan persentase Siswa
Baik 5 Siswa
total dari ketiga validator adalah 90,26 %
Cukup Baik 9 Siswa 39, 06
dengan kategori “sangat valid”. Sementara itu Belum Baik 6 Siswa
Total 20 Siswa
untuk validasi materi mencapai total rata – rata
83,58 dengan kategori “sangat valid”. Dengan Setelah mengetahui kesiapan belajar
demikian, hasil rerata keseluruhan validasi masing – masing siswa, setelah itu guru
media dan materi dari ketiga validator adalah menentukan siswa kedalam kelompok yang
87,05 % dengan kategori “sangat valid”. teridri dari 6 sampai 7 siswa dalam satu
Sehingga bisa disimpulkan modul ajar berbasis kelompok. Di dalam kelompok tiap peserta
berdiferensiasi pada materi menggunakan data didik akan mempunyai kesiapan belajar yang
kelas VII dapat digunakan pada uji coba berbeda. Hal tersebut dibuat oleh guru agar
lapangan. setiap siswa bisa saling menolong dan bekerja
Setelah modul ajar berbasis sama tanpa membedakan satu sama lain.
berdiferensiasi dinyatakan valid oleh validator.
Selanjutnya modul ajar siap untuk di uji
793
Titin. S., Syarifah. F.A.H., Jamilah. Pengembangan Modul Ajar Berbasis Pembelajaran Berdiferensiasi ...
Table 5 Pembagian Siswa Dalam Kelompok bahan bacaan tambahan. Siswa dengan
Kesiapan Nama Siswa kesiapan belajar cukup baik diberikan tugas
Belajar
Siswa Kelompok Kelompok Kelompok menghitung rata – rata, modus, median dari
1 2 3
data yang disajikan dengan beberapa bahan
Baik Siswa 16 Siswa 17 Siswa 20
Siswa 19 Siswa 18 bacaan berupa video pembelajaran di youtube.
Cukup Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9
Baik Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Sedangkan untuk siswa dengan kesiapan
Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15
belajar belum baik diberikan tugas menghitung
Belum Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3
Baik Siswa 6 Siswa 4 Siswa 5 rata – rata, modus dan median dengan bahan
bacaan lebih banyak dibandingkan dengan
Pada pertemuan kedua, guru siswa dengan kesiapan belajar cukup baik, hal
melakukan pengajaran pada tanggal 10 april ini bertujuan agar siswa dengan kesiapan
2023 dengan menggunakan modul belajar belum baik dapat menyelesaikan soal
berdiferensiasi pada materi menggunakan data. dengan baik.
Siswa terlihat bersemangat dan antusias ikut Pada pertemuan ketiga, proses
pembelajaran, peneliti membagi siswa di dalam pembelajaran sama seperti pertemuan kedua
kelompok mulai melakukan diskusi dari materi dimana siswa dikumpulkan dalam
yang sebelumnya telah disampaikan oleh guru. kelompoknya dan menyelesaikan LK yang
Guru membagikan Lembar Kerja dan siswa telah dibagikan. Dengan bimbingan guru siswa
dapat membaca LK serta bertanya. Siswa berdiskusi, berkolaborasi, dan saling tukar
dengan kemampuan baik yang ada pada setiap informasi untuk memecahkan masalah dan
kelompok menjelaskan materi LK kepada siswa menemukan solusi dari LK yang diberikan.
yang ada di masing – masing kelompoknya. Setelah pembelajaran berakhir, siswa diminta
Siswa di setiap kelompok diarahkan untuk untuk mengerjakan posttest secara individu.
berdiskusi, berkolaborasi, dan saling berbagi Posttest bertujuan untuk melihat kemajuan
informasi untuk menyelesaikan LK. Kemudian yang dimilki oleh siswa dalam menerima
mempersentasikan LK hasil diskusi setiap pembelajaran dengan modul berdiferensiasi.
kelompok. Pada tanggal 12 april 2023 guru melakukan
Pada tahap akhir guru juga postets kepada siswa. Adapun hasil nilai
794
J-PiMat VOL 5No.1 MEI 2023
rancangan One-Grup Posttest Design, hal ini Tabel 8 Nilai Angket Respon Guru dan Siswa
dilakukan untuk melihat hipotesis yang Instrumen Skor Persentase Kriteria
Angket
diajukan dalam membedakan nilai posttest Sangat
Respon 75 100 %
Praktis
dengan KKM. Hasil pengujian uji t sebagai Guru
Angket
berikut: Sangat
Respon 905 90,5 %
Praktis
Tabel 7 Hasil Uji t Satu Sampel Siswa
Statistik Nilai
thitung 2,2202649 Berdasarkan hasil angket respon guru dan
ttabel 2,0930241 siswa dapat disimpulkan bahwa modul ajar
Kriteria thitung > ttabel maka H0
berdiferensiasi praktis digunakan dalam
Pengujian ditolak (Ha diterima)
pembelajaran. Dari angket respon guru mendapat
persentase 100 % dan angket siswa mendapat
Dari hasil perhitungan pada tabel 4.7
persentasi total 90,5 % dengan persentase masing –
pada diperoleh thitung (2,2202649) > ttabel (2,02),
masimg angket mendapat kriteria “sangat praktis”.
maka H0 ditolak. Dengan demikian bisa dibuat
kesimpulan bahwa rerata nilai posttest siswa
Pembahasan
dengan menggunakan modul ajar
Modul ajar berbasis diferensiasi
berdiferensiasi lebih dari nilai KKM.
merupakan modul ajar yang dikembangkan
Selanjutnya untuk melihat apakah
dengan menggunakan rancangan penelitian
pembelajaran dengan modul berbasis
model 4-D yang dimodifikasi menjadi 3-D
berdiferensiasi efektif atau tidak, dilakukan uji
karena keterbatasan waktu dan biaya. Hal
n gain terhadap nilai pretest dan posttest. Hasil
tersebut sejalan dengan penelitian yang
perhitungan n gain diperoleh nilai rata – rata n
dilakukan oleh Arkadiantika., dkk, (2020) yang
gain pretest dan posttest adalah 0,69. Skor ini
menyebutkan bahwa jika sampai tahapan
menunjukan bahwa pembelajaran dengan
disseminate (Penyebarluasan) harus dicetak,
menggunakan modul berbasis diferensiasi
diperbanyak dan publikasikan. Mengingat
efektif digunakan.
penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa dengan
Setelah pemberian posttest, selanjutnya
keterbatas sarana, waktu dan biaya, maka
peneliti memberikan angket respon yang diisi
penelitian ini hanya sampai pada tahap develop
oleh siswa dan guru. Angket ini bertujuan untuk
(pengembangan).
melihat kepraktisan dari modul ajar berbasis
Meskipun hanya sampai tahap develop,
diferensiasi yang dikembangkan oleh peneliti.
pengembangan media pembelajaran yang
Hasil dari angket respon guru dan siswa sebagai
dikembangkan sudah mencakup prinsip
berikut:
penelitian pengembangan. Hal ini dikarenakan
peneliti hanya melakukan uji coba tahap 1. Jika
ingin dilanjutkan ke pengembangan selanjutnya
maka dilakukan tahap penyebaran. Tahapan
795
Titin. S., Syarifah. F.A.H., Jamilah. Pengembangan Modul Ajar Berbasis Pembelajaran Berdiferensiasi ...
dari pengembangan modul dimulai dari Define diferensiasi dengan materi menggunakan data
(Pendefinisian), Design (Perancangan), dan pada kelas VII SMP Pesantren Assalam.
Development (Pengembangan). Tahap selanjutnya adalah tahap design
Penelitian dilakukan dengan 3 kali (perancangan). Pada tahap ini, peneliti mulai
pertemuan. Pertemuan pertama hari Rabu, 5 membuat modul ajar berbasis diferensiasi.
April 2023 peneliti melakukan pretest kepada Modul ajar yang dibuat oleh peneliti
siswa dan mulai mengelompokan siswa menggunakan media Ms. Word. Modul
berdasarkan kesiapan belajar. Pertemuan kedua didesain semenarik mungkin agar siswa tertarik
pada hari Senin 10 April 2023 peneliti melihat modul tersebut. Pada tahap ini peneliti
memberikan modul kepada siswa dan guru dan juga menyusun instrumen yang akan digunakan
melakukan pembelajaran berdasarkan didalam penelitian diantaranya lembar validasi
kelompok. Pertemuan ketiga pada hari Rabu, untuk memvalidasi media agar media menjadi
12 April 2023 peneliti memberikan posttest valid sebelum dibawa uji coba dalam kelas.
serta angket respon kepada siswa untuk diisi Peneliti juga menyusun soal pretest & posttest
oleh siswa. serta membuat angket respon yang nantinya
Pada tahap define, peneliti melakukan akan diberikan kepada guru dan siswa.
analisis awal terkait permasalahan yang ada Tahap terakhir adalah tahap
pada siswa. Dimana dari hasil wawancara development (pengembangan). Pada tahap ini
didapat informasi penyebab rendahnya peneliti mulai mengembangkan modul ajar
kemampuan matematika siswa di dalam dengan memvalidasi modul ajar. Setelah
pembelajaran khususnya materi menggunakan dinyatakan valid oleh validator peneliti
data. Kurang nya penguasaan materi serta minat melakukan uji coba lapangan dimana modul
dan motivasi membuat siswa kurang menguasai ajar kemudian diberikan kepada siswa untuk
mata pelajaran matematika. Disamping itu digunakan dalam pembelajaran. Siswa juga
kemampuan siswa yang bervariasi juga menjadi diberikan lembar soal posttest pretest untuk
tantangan bagi peneliti untuk tidak hanya melihat kemampuan awal dan akhir siswa.
mengembangkan produk tetapi juga mampu Selanjutnya peneliti memberikan lembar
mengembangkan kemampuan siswa dari segi angket kepada guru dan siswa untuk diisi dalam
kemampuan siswa yang berbeda. melihat kepraktisan dari modul ajar yang
Menurut Afriani & Nalif (Burhanudin dikembangkan.
et al., 2023) Ada beberapa faktor yang sangat
mempengaruhi dalam kegiatan belajar seperti
SIMPULAN (PENUTUP)
faktor internal yaitu dari jasmani dan fisiologis
Terdapat beberapa hal yang dapat
siswa serta faktor eksternal yang meliputi
disimpulkan dalam penelitian ini diantaranya
keluarga dan lingkungan. Hal ini yang
adalah: (1) Gambaran proses awal
kemudian membuat peneliti ingin
pembelajaran pada kelas VII SMP Pesantren
mengembangkan modul ajar berbasis
796
J-PiMat VOL 5No.1 MEI 2023
798