Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL ALAT PERAGA

JARI TRIGONOMETRI
(JARGONOMETRI)

Dosen Pengampu :
Dwi Oktaviana, M.Pd

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
1. ALIEF BARI IFTIKAR
2. ELLA PUSPITA
3. IRENA WIDYA WARDANA
4. MERI ANDANI
5. RAHMA SAFITRI

KELAS A SORE
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MIPA DAN TEKNOLOGI


INSTITUT KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
IKIP-PGRI PONTIANAK
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Belajar matematika merupakan kegiatan yang dianggap sulit menurut banyak
orang. Pendidikan formal di Indonesia mulai SD sampai SMA pasti ada yang
namanya mata pelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena matematika
merupakan ilmu tentang interaksi manusia dengan manusia, manusia dengan
hewan, dan manusia dengan tumbuhan. Persepsi bahwa matematika adalah ilmu
hitung, ilmu ukur, dan selalu berkaitan dengan angka tidak selamanya bisa
diterima kebenarannya. Realitas dilapangan tidak relevan dengan mindset yang
ada pada pola pikir manusia. Jika memang hal itu benar, bukan suatu kemutlakan
yang mewakili dari luasnya ilmu matematika.
Belajar dari pengalaman melewati pendidikan formal yang selalu
berkesinambungan penulis mempunyai gagasan penting untuk bisa
mengembangkan pola pikir yang baik pada matematika. Bahwasanya belajar
matematika harus dimulai secara bertingkat. Sebagai permulaan tentu ada di
bangku SD selanjutnya SMP kemudian SMA. Tanpa mengetahui konsep-konsep
yang ada di SD maka akan kesulitan menempuh di bangku SMP. Begitupun di
SMA harus memahami terlebih dahulu konsep atau teori yang ada di SMP.
Sehingga secara hirarki harus dilalui secara bertahap.
Dalam pengembangan media yang akan penulis terapkan pada materi
trigonometri merupakan mata pelajaran di bangku SMP. Pengalaman yang penulis
alami saat ini ketika dibangku kuliah pada jurusan matematika menjadi ide utama
untuk mengembangkan media ini. Karena ingatan lemah pada nilai-nilai sudut
trigonometri disebabkan kurang latihan. Ingatan merupakan faktor terpenting
untuk kemudian bisa berfikir dan bernalar dari suatu masalah. Tanpa kita ingat
teori-teori yang telah dipelajari sebelumnya maka mustahil dapat memecahkan
masalah yang dihadapinya sekarang. Agar pengalaman penulis tidak terjadi pada
adik-adik yang ingin mengambil jurusan matematika di perguruan tinggi. Maka
mencoba untuk mengembangkan media JARI TRIGONOMETRI
(JARGONOMETRI)  sebagai alat peraga dalam materi trigonometri dengan
tujuan melaui kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus maka akan
terbentuk ingatan kuat tentang nilai dari sudut-sudut trigonometri dan bisa diingat
dalam jangka panjang.

1
B. Rumusan Masalah
Permasalahan uamh akan dikaji dalam proposal ini adalah
1. Bagaimana siswa bisa dengan mudah mengingat materi trigonometri
khususnya nilai sudut istimewa trigonometri
2. Bagaimana siswa bisa dengan mudah menngunakan dan memahami cara
menggunakan alat peraga

C. Tujuan Pembuatan Alat Peraga


Tujuan yang ingin dicapai dengan membuat alat peraga ini adalah agar pelajaran
matematika lebih menarik untuk dipelajari dan lebih khusus agar siswa dapat
dengan mudah mempelajari materi trigonometri serta mengingat nilai pada sudut
istimewa

D. Manfaat Pembuatan Alat Peraga


Manfaat yang diharapkan dari pengembangan media jari trigonometri ini adalah:
1. Secara teoritis
Meningkatkan ingatan tentang nilai dari sudut-sudut trigonometri
terutama sudut-sudut istimewa.
2. Secara praktis
a. Bagi siswa
Meningkatkan siswa dalam mempelajari trigonometri. Di sisi lain
menambah pengetahuan tambahan tentang bagaimana cara menggunakan
alat peraga.
b. Bagi guru
Membantu dalam mempelajari trigonometri dan menambah kreatifitas
guru dalam memberikan metode pembelajaran di kelas.
c. Bagi sekolah
Membantu sekolah untuk mengembangkan alat peraga baru untuk mata
pelajaran matematika.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Teori
1.      Definisi trigonometri
Trigonometri adalah sebuah cabang matenatika yang berhadapan dengan
sudut segitiga dan fungsi trigonometri seperti sinus, cosinus, dan tangent. Dimana
trigonometri sendiri berasal dari Yunani trigon = tiga sudut, dan metro
= mengukur. Dengan demikian, trigonometri berarti menentukan ukuran-ukuran
segitiga, yaitu menentukan besar sudut, perbandingan sisi, dan panjang sisi.
Asal mula trigonometri padaa zaman Mesir kuno dan Babilonia yang terkenal
dengan peradaban di Lembah Sungai Indus. Kurang lebih 3000 tahun yang lalu.
Dimana ahli matematika India, Laghada yang pertama kali menggunkan geometri
dan trigonometri untuk perhitungan astronomi dalam bukunya “Vedanga,
Jyotisha” yang sayangnya, sebagian besar karyanya hancur oleh para penjajah
yang menjajah India. Namun tampaknya tabel trigometri pertama kali disusun
oleh Pipparchus, yang kini dikenal dengan Bapak Trigonometri.

2.      Nilai perbandingan trigonometri dari suatu sudut


Trigonometri terdiri dari sinus(sin), cosinus(cos), tangen(tan), cotangen(cot),
secan(sec), cosecan(cosec). Trigonometri merupakan nilai perbandingan yang
dapat dinyatakan pada koordinat Cartesius atau segitiga siku-siku.

3.      Nilai Trigonometri untuk Sudut-sudut Istimewa


Di dalam trigonometri ada yang dikatagorikan sudut istimewa. Sudut yang
umum dipelajari pada tingkat SMP adalah sudut sin dan cos yang besarnya 0°,
30°, 45°, 60°, 90°. Namun untuk lebih lengkapnya nilai trigonometri untuk sudut-
sudut istimewa ini disajikan pada tabel sebagai berikut:

3
4.        Perbandingan trigonometri suatu sudut di berbagai kuadaran
a.       Sudut pada kuadran
Sumbu-sumbu pada koordinat membagi bidang koordinat menjadi empat
daerah yang disebut kuadran. Sehingga besar sudut α dapat dikelompokkan
menjadi empat daerah seperti yang terlihat pada gambar berikut :
Adapaun aturan trigonometri pada kuadran I, II, III, IV yang perlu diketahui
adalah berikut ini. Nilai sinus, cosinus, dan tangent yang berbeda tanda ini
disebabkan adanya arah (nilai vektor) dari x dengan y, dengan aturan:

1.      Pada kuadran I (0º-90º) semua bernilai positif.


2.      Pada kuadran II (90º-180º) yang memiliki nilai positif adalah sinus.
3.      Pada kuadran III (180º-270º) yang memiliki nilai positif adalah tangen.
4.      Pada kuadran IV (270º-360º) yang memiliki nilai positif adalah cosinus.

4
Pembahasan diatas memberikan gagasan kepada kelompok kami untuk membuat
suatu alat peraga dalam menentukan nilai dari sin, cos, tan, sec, cot, dan csc
dengan berdasar pada konsep sudut istimewa pada kuadran dan rumus-rumus
trigonometri yang dikemas menjadi sebuah alat peraga berupa jari trigonometri
yang menarik sehingga siswa diharapkan dapat mendalami trigonometri yang
menyenangkan.

B.       Hubungan dengan pembelajaran matematika


Satu hal yang perlu diperhatikan adalah penerapan alat peraga dalam sebuah
pembelajaran matematika secara tepat. Untuk itu perlu adanya pertimbangan
kapan akan digunakan serta jenis alat peraga apa yang sesuai untuk membantu
pencapaian tujuan belajar. Selain pemilihan waktu dan alat, fungsi dari alat peraga
itu sendiri juga perlu diperhatikan sebelum digunakannya sebuah alat peraga.
Alat peraga ini digunakan pada materi trigonometri kelas XIII SMP Kurikulum
2013. Dengan demikian siswa diharapkan mampu memiliki keterampilan teknis
baku dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan trigonometri.

5
BAB III
METODE PEMBUATAN ALAT PERAGA

A. Bentuk Alat Peraga

B. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan “Jari Trigonometri”
adalah sebagai berikut :
1. Alat
a. Gunting
b. Penggaris

2. Bahan
a. Streofoam (hitam)
b. Spidol
c. Kertas asturo (biru, merah, putih)
d. Lem kertas
e. Double tipe

C. Estimasi Dana
a. Streofoam :Rp. 10.000,00-
b. Kertas Asturo :Rp. 15.000,00-
c. Double tipe :Rp. 3.000,00-
d. Spidol :Rp. 7.000,00- +
Jumlah : Rp. 35.000,00-

6
D. Prosedur pembuatan
1. Mempersiapkan semua alat dan bahan
2. Gambar pola tangan kanan untuk sin dan pola tangan kiri untuk cos pada kertas
asturo dengan warna yang berbeda
3. Lengkapi keterangan pada pola sin dan cos untuk setiap jari tangan dengan
besar sudut ibu jari 0, jari telunjuk ½, jari tengah 1/2 √2, jari manis 1/2 √ 3 , dan
jari kelingking 1
4. Gunting dan tempel pola tangan tersebut pada streofoam
5. Gambar dua penampang yang menunjukan nilai sudut istimewa trigonometri,
sudut bernilai positif jika terdapat satu garis panah sedangkan bernilai negtif
jika terdapat dua garis panah. Penentuan nilai postif negetif dapat diketahui
melelui kuadran
6. Tempel penampang di atas jari tangan masing-masing
7. Untuk menghias alat peraga tulis nama alat dengan sisa kertas asturo yang
masih tersisa
8. Alat peraga siap digunakan

E. Cara Penggunaan Alat Peraga


Untuk lebih memudahkan siswa dalam belajar, penyampaian materi dilakukan
menggunakan media pembelajaran.
Sebagai contoh, ketika memasuki materi trigonometri para peserta didik harus
mengetahui nilai perbandingan trigonometri. Trigonometri adalah ilmu yang
mempelajari tentang sudut. Di dalam segitiga siku-siku terdapat dua sisi yang
saling tegak lurus dan satu sisi terpanjang yang disebut hypotenuse. Trigonometri
didefinisikan sebagai perbandingan dua sisi segitiga tersebut. Perbandingan
trigonometri ada 6 macam, yaitu: sinus disingkat sin, kosinus disingkat cos,
tangens disingkat tan atau tg, kotangens disingkat cot atau ctg, sekans disingkat
sec, dan kosekans disingkat csc atau cosec. Namun pada alat peraga ini hanya
membahas sin dan cos karena masih dalam materi pengenalan tingkat SMP
Di dalam trigonometri sudut-sudut 0°, 30°, 45°, 60°, 90°, 120°, 135°, 150°, 180°,
210°, 225°, 240°, 270°, 300°, 315°, 330°, 360° disebut sudut-sudut istimewa. Jika
panjang satu sisi segitiga istimewa ditetapkan maka panjang sisi yang lain dapat
ditentukan dengan menggunakan sifat dari segitiga istimewa tersebut.
Langkah pertama yang harus diingat adalah setiap jari diumpamakan sebagai nilai
perbandingan trigonometri yang dimulai dari ibu jari menuju kelingking, yaitu ibu
jari bernilai 0, jari telunjuk bernilai ½, jari tengah bernilai ½ × √2, jari manis
bernilai ½ × √3, jari kelingking bernilai 1. Selanjutnya, setiap jari tersebut
diumpamakan mempunyai besar sudut yang selalu dimulai dari sudut 0° dan
searah jarum jam. Perhatikan bahwa sela jari antara ibu jari dengan jari telunjuk
sebesar 30°, sela jari antara jari telunjuk dengan jari tengah sebesar 15°, sela jari

7
antara jari tengah dengan jari manis sebesar 15°, sela jari antara jari manis dengan
jari kelingking sebesar 30°.
Pertama, akan diterangkan bagaimana cara menentukan nilai perbandingan
trigonometri sinus sudut-sudut istimewa menggunakan jari-jari telapak tangan
kiri. Dimulai dari kuadran I yang bergerak searah jarum jam dari sudut terkecil
(0°) yang terdapat pada ibu jari menuju sudut 90° yang terdapat pada jari
kelingking. Pada kuadran I, sin bernilai positif. Contoh: sin 30° = ½, ini karena
sudut 30° terletak di jari telunjuk dan ingat bahwa jari telunjuk bernilai ½.
Pada kuadran II, bergerak berlawanan arah jarum jam yaitu dari sudut 90° yang
terdapat pada jari kelingking menuju sudut 180° yang terdapat pada ibu jari. Pada
kuadran II, sin bernilai positif. Contoh: sin 120° = ½ × √3, ini karena sudut 120°
terletak di jari manis dan ingat bahwa jari manis bernilai ½ × √3.
Pada kuadran III, bergerak searah jarum jam dari sudut 180° yang terdapat pada
ibu jari menuju sudut 270° yang terdapat pada jari kelingking. Pada kuadran III,
sin bernilai negatif. Contoh: sin 225° = -½ × √2, ini karena sudut 225° terletak di
jari tengah dan pada kuadran III maka bernilai -½ × √2.
Pada kuadran IV, bergerak berlawanan arah jarum jam yaitu dari sudut 300° yang
terdapat pada jari manis menuju sudut 360° yang terdapat pada ibu jari. Pada
kuadran IV, sin bernilai negatif. Contoh: sin 300° = -½ × √3, ini karena sudut
300° terletak di jari manis dan pada kuadran IV maka bernilai -½ × √3.
Kedua, akan diterangkan bagaimana cara menentukan nilai perbandingan
trigonometri cosinus sudut-sudut istimewa menggunakan jari-jari telapak tangan
kanan. Dimulai dari kuadran I yang bergerak searah jarum jam dari sudut terkecil
(0°) yang terdapat pada jari kelingking menuju sudut 90° yang terdapat pada ibu
jari. Pada kuadran I, cos bernilai positif. Contoh: cos 30° = ½ √ 3, ini karena sudut
30° terletak di jari kelingking dan ingat bahwa jari kelingking bernilai ½√ 3.
Pada kuadran II, bergerak berlawanan arah jarum jam yaitu dari sudut 90° yang
terdapat pada ibu jari menuju sudut 180° yang terdapat pada jari kelingking. Pada
kuadran II, cos bernilai negatif. Contoh: cos 120° = -½ , ini karena sudut 120°
terletak di jari telunjuk dan pada kuadran II maka bernilai -½.
Pada kuadran III, bergerak searah jarum jam dari sudut 180° yang terdapat pada
jari kelingking menuju sudut 270° yang terdapat pada ibu jari. Pada kuadran III,
cos bernilai negatif. Contoh: cos 240° = -½, ini karena sudut 240° terletak di jari
telunjuk dan pada kuadran III maka bernilai -½.
Pada kuadran IV, bergerak berlawanan arah jarum jam yaitu dari sudut 270° yang
terdapat pada ibu jari menuju sudut 360° yang terdapat pada jari kelingking. Pada
kuadran IV, cos bernilai positif. Contoh: cos 330° = ½ × √3, ini karena sudut 330°
terletak di jari manis dan ingat bahwa jari manis bernilai ½ × √3.

8
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Matematika bukanlah sekedar berhitung, namun merupakan pola berfikir manusia
yang pasti kebenarannya untuk membantu dalam memahami, menguasai, dan
memecahkan permasalahan yang ada. Untuk dapat memahami tentang dunia
matematika, maka diperlukan niat dan usaha berupa proses belajar dan
pembelajaran yang tekun, teliti, kreatif, dan inovatif. Banyak faktor yang dapat
membantu memudahkan pemahaman matematika, salah satunya adalah dengan
penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika. Untuk lebih mudah
dalam mengingat nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut istimewa, kita
dapat menggunakan jari-jari tangan dalam menghafalkan nilai perbandingan
trigonometri sudut-sudut istimewa tersebut.
Beberapa hal yang perlu ditekankan dan dipahami adalah setiap jari diumpamakan
sebagai nilai perbandingan trigonometri yang dimulai dari ibu jari menuju
kelingking, yaitu ibu jari bernilai 0, jari telunjuk bernilai ½, jari tengah bernilai ½
× √2, jari manis bernilai ½ × √3, jari kelingking bernilai 1. Selanjutnya, setiap jari
tersebut diumpamakan mempunyai besar sudut yang selalu dimulai dari sudut 0°
dan searah jarum jam. Perhatikan bahwa sela jari antara ibu jari dengan jari
telunjuk sebesar 30°, sela jari antara jari telunjuk dengan jari tengah sebesar 15°,
sela jari antara jari tengah dengan jari manis sebesar 15°, sela jari antara jari
manis dengan jari kelingking sebesar 30°.

B. Saran
Salah satu kesulitan terbesar dalam belajar matematika bagi peserta didik adalah
menghafal, maka penerapan alat peraga jari untuk menentukan nilai perbandingan
trigonometri sudut-sudut istimewa merupakan salah satu alternatif pembelajaran
matematika untuk meningkatkan hasil belajar. Penerapan alat peraga jari untuk
menentukan nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut istimewa dapat
membantu memudahkan peserta didik dalam memahami matematika khususnya
dalam mengingat nilai perbandingan trigonometri sudut-sudut istimewa.
Penerapan alat peraga jari untuk menentukan nilai perbandingan trigonometri
sudut-sudut istimewa sangat cocok diterapkan pada siswa SMP dan bahkan tidak
menutup kemungkinan untuk pelajar tingkat menengah atas hingga mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai