Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH TUTUR RETORIKA

“RINGKASAN SEJARAH RETORIKA MODERN”

OLEH

Gusti Ayu Agung Trisna Prameswari (201909002)

PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

ISI DENPASAR

2021
SEJARAH RETORIKA MODERN

Aliran pertama retorika pada masa modern ini adalah aliran epistemology yang
menekankan pada proses psikologis. Para pemikir epistemologis mengkaji retorika klasik
mengenai perkembangan psikologi yakni membahas proses mental. Adapun George Campbell
(1719-1796) yang menelaah tulisan Aristoteles, Cicero, dan Quintillianus dalam bukunya The
Philosophy of Rhetoric mengemukakan bahwa Retorika harus diarahkan kepada upaya
“mencerahkan pemahaman, menyenangkan imajinasi, menggerakkan perasaan, dan
mempengaruhi kemauan”. Campbell menelaah tulisan-tulisan tersebut dengan menggunakan
pendekatan Psikologi Fakultas yang menjelaskan sebab dari perilaku manusia pada empat
fakultas atau kemampuan jiwa manusia antara lain pemahaman, memori, imajinasi, perasaan,
dan kemauan. Kemudian, Richard Whately mengembangkan retorika yang dirintis Campbell. Ia
mendasarkan teori retorikanya juga pada psikologi fakultas, namun ia menekankan argumentasi
yang tepat dan mengorganisasikannya secara baik.
Aliran retorika modern kedua dikenal sebagai gerakan belles lettres yang berasal dari
bahasa Prancis berarti tulisan yang indah. Retorika belletris ini sangat mengutamakan keindahan
bahasa, segi-segi estetis dari pesan, hingga terkadang mengabaikan segi informatifnya. Hugh
Blair (1718-1800) menulis Lectures on Rhetoric and Belles Lettres. Ia memperkenalkan fakultas
cita rasa (taste), yaitu kemampuan untuk memperoleh kenikmatan dari pertemuan dengan apapun
yang indah. Cita rasa menurut Blair, mencapai kesempurnaan ketika kenikmatan inderawi
dipadukan dengan rasio dan dapat menjelaskan sumber-sumber kenikmatan. Aliran pertama dan
aliran kedua dari retorika modern ini, keduanya sama-sama memusatkan perhatian pada
persiapan pesan dan penggunaan bahasa di pidato.
Aliran ketiga bernama gerakan elokusionis yang menekankan pada teknik penyampaian
pidato. Dalam perkembangannya, gerakan elokusionis mendapat kritikan karena dianggap terlalu
memperhatikan teknik sehingga pembicara tidak lagi berbicara dan bergerak secara spontan
melainkan gerakannya artifisial. Pada abad ke dua puluh, retorika mulai memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan modern seperti psikologi dan sosiologi. Istilah retorika pun
mulai digeser oleh speech, speech communication, oral communication atau public speaking.
Adapun beberapa tokoh retorika pada masa ini antara lain :
1. James A Winans
Ia merupakan pencetus penggunaan psikologi modern dalam pidato. Bukunya yang
berjudul Public Speaking terbit pada tahun 1917 yang mempergunakan teori psikologi
dari William dan E.B. Tichener. Winans menerangkan pentingnya membangkitkan
emosi melalui motif-motif psikologi seperti kepentingan pribadi, kewajiban sosial dan
kewajiban agama. Ia merupakan pendiri Speech Communication Assosiation of
America pada tahun 1950.
2. Charles Henry Woolbert
Ia juga termasuk pendiri the Speech communication Association of America. Ilmu
piskologi yang sangat memengaruhinya adalah Behaviorisme dari John B. Watson.
Oleh karena itu, Woolbert memandang bahwa “Speech Communication” sebagai ilmu
tingkah laku. Menurut Woolbert ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menyusun pidato, antara lain teliti tujuannya, ketahui khalayak dan situasinya,
menentukan proposisi yang cocok dengan khalayak dan situasi tersebut, serta pilih
kalimat-kalimat yang dipertalikan secara logis. Adapun buku yang terkenal dari
Woolbert ini adalah The Fundamental of Speech.
3. William Noorwood Brigance
Brigance menekankan pada faktor keinginan (desire) sebagai dasar persuasi. Persuasi
meliputi empat unsur yaitu berusaha rebut perhatian pendengar, mengusahakan
pendengar untuk mempercayai kemampuan dan karakter pembicara, mendasarkan
pemikiran pada keinginan, dan mengembangkan setiap gagasan sesuai dengan sikap
pendengar.
4. Alan H. Monore
Ia memiliki buku yang berjudul Principles and Types of Speech. Monore memiliki
jasa yang terbesar yaitu cara organisasi pesan. Menurut Monore, pesan harus disusun
berdasarkan proses berpikir manusia yang disebutnya motivated sequence.

Beberapa ahli retorika modern lainnya yang pada masa modern ini antara lain A.E.
Philips (Effective Speaking, 1908), Brembeck dan Howell (Persuasion: A Means of Social
Control, 1952), R.T. Oliver (Psychology of Persuasive Speech, 1942). Di Jerman, selain tokoh
terkenal Hitler (Mein Kampf), terdapat Naumann (Die Kunst der Rede, 1941), Dessoir (Die Rede
als Kunst, 1984) dan Damachke (Volkstumliche Redekunst, 1918) yang merupakan pelopor
retorika modern juga.
Pada saat ini, retorika sebagai public speaking, oral cmmunication, atau speech
communication diajarkan dan diteliti secara ilmiah dilingkungan akademis. Dr. Charles Hurst
mengadakan penelitian tentang pengaruh speech courses terhadap prestasi akademis mahasiswa
dengan hasil yang membuktikan bahwa pengaruh itu cukup berarti.

Anda mungkin juga menyukai