Reaction Paper Strategic Cost Management - Kelompok 1
Reaction Paper Strategic Cost Management - Kelompok 1
Kelompok 1 :
Fatma Yusri (2010532002)
Nur Amira Husna (2010533016)
Reaction Paper
Strategic Cost Management/
Life cycle costing: Strategic cost management and the value chain
Faktor strategis yang baik bagi perusahaan adalah pertumbuhan dan kelangsungan usaha.
Strategic Cost Management (SCM) hadir untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang
struktur biaya perusahaan sebagai sumber ketahanan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
dari perusahaan. SCM merupakan sebuah sistem yang mengolah informasi biaya yang ada dalam
kegiatan value chain, yang nantinya akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Menurut
Hansen dan Mowen, perangkat informasi yang lebih luas ini setidaknya harus memenuhi dua
syarat, yaitu harus mencakup mengenai lingkungan perusahaan dan lingkungan kerja perusahaan
dan harus prospektif (memberikan pandangan mengenai periode dan kegiatan dimasa
mendatang). Sehingga manajemen perlu informasi product life cycle cost yang memungkinkan
manajemen melakukan strategic cost analysis pada saat mempertimbangankan biaya untuk
berbagai tahapan hidup suatu produk, apakah itu untuk peluncuran produk baru, penghentian
produk yang ada dan menganalisis keuntungan produk. Life cycle costing adalah salah satu
metode atau teknik manajemen yang ditawarkan untuk mengidentifikasi dan memonitor biaya
produk atau jasa selama siklus hidupnya dalam rangka penghitungan biaya yang lebih akurat dan
lebih mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan.
SCM merupakan teknik proses pengurangan total biaya dengan meningkatkan posisi
strategi bisnis perusahaan. Tujuan ini dapat dicapai dengan memiliki pemahaman menyeluruh
tentang biaya mana yang mendukung posisi strategi perusahaan dan biaya mana yang
melemahkan atau bahkan tidak berdampak. Terdapat 3 kunci utama dalam SCM yaitu :
1. value chain analysis,
2. strategic positioning analysis dan
3. cost driver analysis.
Analisis rantai nilai terkait dengan mengidentifikasikan hubungan internal dan eksternal
pada perusahaan dalam pencapaian strategi cost leadership dan differentiation (atau pendukung
keunggulan bersaing). Eksploitasi hubungan ini dilakukan dengan analisa bagaimana biaya dan
faktor non-financial lain memberikan dampak pada aktivitas dalam rantai produk. Penentuan
posisi strategis terkait dengan pilihan strategis yang dipakai apakah cost leadership ataukah
Differentiation. Perbedaan orientasi ini akan berdampak signifikan pada teknik manajemen biaya
yang dilakukan. Analisa cost driver adalah pemilihan cost driver yang sesuai dengan orientasi
strategis. Penekanan ini akan memindahkan orientasi analisis strategic cost driver dari volume
menuju cost driver lain misalnya Activity-Based Costing dengan driver aktivitas, atau
penggunaan structural cost driver (Scherer 1980 dalam Shank & Govindarajan 1993:20).
Value chain analysis merupakan analisa hubungan dari satu set nilai yang menciptakan
aktivitas dengan semua cara atas dasar sumber bahan baku untuk komponen supplier melalui
pengguna produk yang terakhir yang dikirim kepala langganan. Strategic positioning analysis
merupakan bagaimana perusahaan memilih cara bersaing atau menentukan posisi komparatif
perusahaan dalam industri pada hal kinerja. Dasar pilihan strategi yang dapat dipilih oleh
perusahaan untuk bersaing dalam SCM adalah melalui cost leadership dan product
differentiation. Cost driver analysis merupakan analisis biaya yang disebabkan driver/pemicu
melalui banyak faktor yang mempunyai hubungan satu sama lain dengan cara yang kompleks.
Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu segmen
pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang
jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak
dipengaruhi oleh harga.Strategi fokus ini menggabungkan antara strategi kepemimpinan biaya
dan produk diferensiasi menuju ke kelompok tertentu.Strategi ini akan berhasil jika perusahaan
memiliki kompetensi inti yang dibutuhkan untuk memberikan nilai bagi suatu kelompok
konsumen lebih dari nilai yang diberikan oleh perusahaan yang melayani konsumen tertentu di
seluruh industri.
Pada kenyataannya, perusahaan yang menekankan strategi kepemimpinan biaya memiliki
posisi menarik dibandingkan dengan produk diferensiasi karena apabila dihadapkan dengan
kemungkinan produk pengganti, perusahaan ini lebih fleksibel daripada pesaingnya. Strategi ini
dirancang untuk menghasilkan produk dengan harga yang paling rendah secara relatif, dibanding
dengan pesaingnya, dengan kriteria produk yang dapat diterima oleh pelanggannya. Strategi ini
merebut persaingan dengan fitur yang unik, sehingga mempersulit masuknya produk baru dalam
sebuah industri.
Elemen kunci penggunaan FMS terbagi 3 yaitu (1) Automatic material handling (2)
Semi-independent work station (3) A network of supervisory computers (Foster & Horngren
1998). 3 kunci ini menuntut penerapan teknologi yang canggih dan tepat yang tentunya akan
berimplikasi pada penggunaan akuntansi manajemen dan akuntansi biaya yang mendukung.
Beberapa implikasi yang akan terjadi adalah: persediaan yang rendah, berkurangnya biaya tenaga
kerja langsung, pengurangan adanya scrap & rework, dan tentunya penghematan tempat.
Perubahan tersebut tentunya dalam skala strategi merupakan suatu hal yang bermanfaat dan perlu
ditindaklanjuti dengan metode akuntansi biaya yang cocok.
2. Activity Based Cost-System (ABC-System)
Pergeseran otomatisasi produksi, cenderung menjadikan komponen biaya
overhead menjadi semakin besar. Biaya tenaga kerja menjadi semakin kecil, sehingga
kebutuhan akan sistem ABC memang benar-benar diperlukan. Sistem ABC selain mampu
lebih akurat menentukan biaya yang memang terkait dengan produk dengan dasar alokasi
aktivitas, juga memotivasi manajer untuk memaksimalkan pemanfaatan kapasitas
sumberdaya yang ada (karena pada banyak komponen overhead bersifat tetap). Sistem
ABC mengestimasi biaya atas sumberdaya yang digunakan pada proses organisasi dalam
memproduksi output. Persamaan berikut mendefinisikan tiap aktivitas utama yang
dibentuk sumber daya organisasi yang diformulasikan sebagai berikut (Cooper & Kaplan
1992).