MAKALAH Mater
MAKALAH Mater
Disusun oleh :
2022-2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Merencanakan kehamilan merupakan bagian penting dalam membentuk keluarga
bahagia dan sejahtera. Salah satu solusinya adalah melalui pemakaian alat kontrasepsi
yang dianggap sebagai upaya jitu menekan ledakan populasi penduduk.
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk
mewujudkan”keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah yang
sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,
bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saefuddin,
2003).
Salah satu alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang mengalami perkembangan
cukup signifikan adalah IUD atau dikenal dengan spiral. IUD ditanamkan di dalam rahim
dan bekerja menghambat pembuahan melalui sistem mekanik. Alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR) sekarang ini diyakini sebagai salah satu alat yang secara efektif mampu
menghindari terjadinya kehamilan dalam rentang waktu yang cukup panjang (2- 6 tahun).
Namun begitu tidak semua klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR
dikarenakan berbagai alasan yang berbeda-beda seperti takut efek samping, takut proses
pemasangan , dilarang oleh suami, dan kurang mengetahui tentang KB AKDR. Adapun
berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akseptor KB agar tidak terjadi alah
persepsi setelah pemasangan yaitu pengetahuan akseptor KB tentang persyaratan dan
keamanan metode kontrasepsi, status kesehatan klien sebelum berKB, tahu efek samping,
konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besarnya keluarga yang
direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya lingkungan dan orang lain.
1.3 Tujuan
Setelah penyusunan makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang
gambaran umum pelayanan kontrasepsi KB terutama AKDR.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim dengan menjepit kedua saluran yang
menghasilkan indung telur sehingga tidak terjadi pembuahan, terdiri dari bahan plastik
polietilena, ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang tidak. Pemasangan dilakukan
dalam 10 menit setelah plasenta lahir (pada persalinan normal). Pada persalinan caesar,
dipasang pada waktu operasi caesar (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Intra Uterine Device atau yang biasa dikenal dengan IUD merupakan alat kontrasepsi
berbentuk kecil, silastis, dengan lengan atau kawat tembaga disekitarnya yang dipasang
di dalam rahim yang memberikan perlindungan jangka panjang terhadap kehamilan
(BKKBN, 2017). Secara umum sama pengertiannya antara IUD dengan IUD paska
plasenta hanya terdapat perbedaan cara pemasangannya saja. IUD paska plasenta
dipasang setelah 10 menit plasenta lahir atau jika dalam operasi secar segera sebelum
penjahitan Rahim
a. Jenis
Saat ini IUD (Intra Uterin Device) yang umum beredar dan digunakan adalah :
1) IUD (Intra Uterin Device) terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan pada
lengan dan batang IUD (Intra Uterin Device) terdapat tembaga.
2) IUD (Intra Uterin Device) Nova T, terbentuk dari rangka plastik dan tembaga.
Pada ujung lengan bentuk agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanay
ada di batangnya.
3) IUD (Intra Uterin Device) Mirena, terbentuk dari rangka plastic yang dikelilingi
oleh silinderpelepas hormone progesteron yang bisa dipakai oleh ibu menyusui
karena tidak menghambat ASI (Mulyani dan Rinawati, 2013).
b. Cara Kerja
Cara kerja IUD (Intra Uterin Device) adalah mencegah terjadinya pembuahan dan
mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopi (Mulyani dan Rinawati,
2013).
c. Keuntungan
Keuntungan penggunaan MKJP jenis IUD yakni hanya memerlukan satu kali
pemasangan untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang relatif murah, aman
karena tidak mempunyai pengaruh sistemik yang beredar ke seluruh tubuh, tidak
mempengaruhi produksi ASI dan kesuburan (Azijah et al., 2020). Pemasangan
Kontrasepsi IUD dapat dilakukan pada saat sedang haid yang berlangsung saat hari
pertama atau terakhir, sewaktu postpartum secara dini, secara langsung dan tidak
langsung (Triyanto dan Indriani, 2019).
d. Kekurangan
1) Tidak bisa melindungi dari penyakit menular seksual.
2) Meningkatkan risiko menoragia atau perdarahan menstruasi yang berlebihan.
3) Jika seorang wanita terkena penyakit menular seksual saat memakai KB jenis ini,
risiko penyakit radang panggul dapat meningkat jika tidak segera mendapatkan
pengobatan.
4) Ada risiko kehamilan ektopik yang lebih tinggi jika pembuahan terjadi dengan
IUD in situ, meskipun kehamilan sangat jarang dengan metode ini.
e. Indikasi
Indikasi IUD (Intra Uterin Device) IUD (Intra Uterin Device) dapat digunakan pada
wanita usia reproduksi, menginginkan kontrasepsi jangka panjang, setelah
melahirkan, ibu yang menyusui, risko rendah IMS (Infeksi Menular Seksual), dan
tidak menghendaki metode hormonal (Mega dan Wijayanegara, 2017).
f. Kontraindikasi
1) Hamil atau diduga hamil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3) Sedang menderita penyakit genetalia
4) Sering ganti pasangan
5) Kanker genetalia atau payudara (Arum dan Sujiyati, 2011)
a. Keuntungan
1) Tidak ada kematian
2) Pasien tidak perlu dirawat di Rumah Sakit
3) Dilakukan anatesi local
4) Tidak mengganggu hubungan sex
5) Tidak memerlukan biaya banyak
b. Kekurangan
1) Harus dilakukan pembedahan
2) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin memiliki anak
3) Masih memungkinkan terjadi komplikasi (misal perdarahan, nyeri, dan infeksi).
4) Tidak melindungi pasangan dari penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS
(Mulyani dan Rinawati, 2013).
c. Kontraindikasi
1) Jika ada peradangan pada kulit sekitar skrotum sebaiknya disembuhkan terlebih
dahulu
2) Penderita Hernia
3) Perdarahan
4) Hematoma
5) Keadaan jiwa tidak stabil (Mega dan Wijayanegara, 2017).
d. Indikasi
1) Pasangan yang sudah tidak ingin menambah jumlah anak.
2) Istri yang tergolong sebagai kelompok yang berisiko tinggi untuk hamil atau
untuk suami yang istrinya tidak dapat dilakukan minilaparotomi atau laparoskopi.
3) Akibat usia atau kesehatan pihak istri termasuk risiko untuk hamil.
4) Pasangan yang telah gagal dengan kontasepsi lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
YANI, LINDA. "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN
METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS BERANDAN KECAMATAN
BABALAN TAHUN 2018."
Wulan, Ayi Dayu. "Pengaruh Konseling KB Terhadap Pemilihan Alat Kontrasepsi Pada Ibu Nifas Di
BLUD UPT Puskesmas Kaduhejo Tahun 2022: The Effect of Family Planning Counseling on the
Selection of Contraceptive Devices for Postpartum Mothers at the UPT Health Center Kaduhejo BLUD in
2022." Indonesian Scholar Journal of Nursing and Midwifery Science (ISJNMS) 2.04 (2022): 624-630.
Rizkitama, Afnita Ayu, and Fitri Indrawanti. "Hubungan Pengetahuan, Persepsi, Sosial Budaya Dengan
Peran Aktif Pria Dalam Vasektomi di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Tahun 2011-
2012." Unnes Journal of Public Health 4.1 (2015).