Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN ASET DAERAH

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas


Manajemen Keuangan Daerah

Dosen Mata Kuliah :


YOHANES D. RESI, S.E,.M.Si,.M.H.

KELOMPOK II KELAS 5F
NO. NAMA NIM
1. VALENCIA LATUIHAMALLO 143015C21002
2. JIHAN I. Z. MANSIM 143015C21012
3. KUSNUL HAMIDAH 143015C21025
4. RIFANI OKTA TODING 143015C21061
5. BILL CLINTON PELMELAY 143015C21098
6. YANCE N. REFASI 143015C21006
7. APOLOS E. APROMBIS
8. HEZYBON R. INDOUW 143015C23034

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOM (STIE) MAH-EISA


MANOKWARI
2023

i
PRAKATA

Puji syukur dihaturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan
kasih-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Aset
Daerah” ini dengan baik.
Adapun makalah tentang Manajemen Aset Daerah ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang
dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi
saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki masalah ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah tentang Manajemen Aset
Daerah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi
kepada pembaca.

Manokwari, September 2023

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................................i

PRAKATA....................................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................4

A.LATAR BELAKANG............................................................................................................................4

B.RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................4

C.TUJUAN PENULISAN.........................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................................5

A.PENGERTIAN MANAJEMEN ASET..................................................................................................5

B.KELEMBAGAAN PENGELOLAAN ASET DAERAH......................................................................6

C.SIKLUS MANAJEMEN ASET DAERAH...........................................................................................7

D.PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN ASET DAERAH....................................................8

BAB III PENUTUP....................................................................................................................................10

KESIMPULAN........................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu aspek penting penunjang keberhasilan manajemen keuangan daerah
adalah dimilikinya sistem manajemen aset daerah yang efektif dan efisien. Aset
daerah sebagai salah satu unsur penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintah
dan pelayanan publik harus dikelola dengan baik, efisien, efektif, transparan, dan
akuntabel. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi bahwa
pelaksanaan desentralisasi tidak hanya sebatas pada desentralisasi pengelolaan
keuangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah dan dari pemerintah daerah ke
organisasi perangkat daerah (OPD), tetapi juga desentralisai pengelolan aset daerah
hingga level satuan kerja. Jika pada era sebelumnya pengelolaan aset daerah
tersentralisasi di biro/bagian perlengkapan, maka saat ini pengelolaan aset tersebut di
desentralisasi ke masing-masing OPD. Oleh karena itu menjadi sangat penting bagi
pemerintah daerah untuk mengetahui prinsip-prinsip manajemen aset daerah agar aset
yang ada dapat dikelola secara optimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Aset
2. Bagaimana Kelembagaan pengelolaan aset daerah.
3. Bagaimana Siklus manajemen aset
4. Bagaimana Permasalahan dalam pengelolaan aset daerah.

C. Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, kami membuatnya yaitu bertujuan untuk memenuhi
Tugas kuliah Manajemen Keuangan Daerah dan juga kami membuat makalah ini,
membantu para pembaca untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai Manajemen
Aset Daerah sehingga para pembaca tidak hanya membaca saja tetapi berharap untuk
lebih mengetahui bagaimana Manajemen Aset Daerah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Aset


Manajemen aset adalah proses perencanaan, pengelolaan, dan pemeliharaan
aktiva atau aset suatu organisasi untuk mengoptimalkan nilai, efisiensi, dan
penggunaannya selama siklus hidupnya. Aset dalam konteks ini dapat mencakup
berbagai macam hal, seperti properti, peralatan, inventaris, teknologi informasi, piutang,
investasi keuangan, dan bahkan sumber daya manusia.
Penting untuk diingat bahwa manajemen aset bukan hanya tentang fisik atau
materiil, tetapi juga mencakup aset non-fisik seperti data, merek, dan keahlian. Tujuan
utama dari manajemen aset adalah mengoptimalkan penggunaan aset tersebut untuk
mencapai tujuan organisasi, sambil mempertimbangkan faktor-faktor seperti risiko, biaya
operasional, dan kepatuhan peraturan.

Proses manajemen aset melibatkan beberapa aktivitas, termasuk:


1. Inventarisasi aset: Identifikasi, dokumentasi, dan pemantauan aset yang dimiliki
oleh organisasi.
2. Pengelolaan siklus hidup aset: Perencanaan untuk mengakuisisi, memelihara,
memperbarui, dan menggantikan aset sesuai dengan kebutuhan dan kondisi.
3. Penilaian risiko: Mengidentifikasi risiko terkait dengan aset, baik risiko
operasional maupun risiko keuangan, dan mengembangkan strategi mitigasi.
4. Pengoptimalan penggunaan aset: Mencari cara untuk meningkatkan efisiensi,
produktivitas, dan penggunaan optimal aset dalam organisasi.
5. Perencanaan anggaran: Menyusun anggaran yang mencakup biaya perolehan,
operasional, dan pemeliharaan aset.
6. Keamanan aset: Memastikan perlindungan dan keamanan aset dari potensi
ancaman dan kerusakan.
7. Pelaporan dan pemantauan: Menghasilkan laporan berkala tentang kinerja aset
dan mengawasi perubahan dalam nilai aset.

Manajemen aset sangat penting untuk organisasi yang memiliki banyak aset
karena dapat membantu mengurangi pemborosan, mengoptimalkan penggunaan
sumber daya, dan meningkatkan nilai aset secara keseluruhan. Dengan melakukan
manajemen aset yang baik, organisasi dapat merencanakan masa depannya dengan
lebih baik, menghindari kerugian yang tidak perlu, dan memaksimalkan nilai bagi
pemegang saham atau stakeholder lainnya.

5
Contoh Manajemen Aset di Lingkup Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat:
Manajemen Aset Fisik Sekolah, meliputi
1. Perencanaan perawatan dan pemeliharaan gedung sekolah.
2. Pemantauan kondisi infrastruktur sekolah dan perencanaan penggantian atau
renovasi saat diperlukan.
3. Manajemen inventaris peralatan dan furnitur di sekolah.
4. Pemeliharaan kendaraan dinas yang digunakan untuk keperluan pendidikan,
seperti bus sekolah.

Manajemen aset di Dinas Pendidikan Provinsi bertujuan untuk memastikan


bahwa semua aset yang dimiliki digunakan secara efisien untuk mendukung
pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan di wilayah tersebut. Hal ini melibatkan
perencanaan, pemantauan, pemeliharaan, dan pengembangan aset-aset tersebut sesuai
dengan tujuan pendidikan dan kebutuhan masyarakat.

B. Kelembagaan Pengelolaan Aset Daerah


Kelembagaan pengelolaan aset mengacu pada struktur organisasi dan proses yang
digunakan oleh suatu entitas, seperti perusahaan, pemerintah, atau organisasi lainnya,
untuk mengelola asetnya dengan efisien dan efektif. Kelembagaan ini bertujuan untuk
memastikan bahwa aset tersebut dikelola dengan baik, terjaga, dan memberikan nilai
tambah bagi organisasi tersebut. Berikut adalah beberapa komponen utama dari
kelembagaan pengelolaan aset:
1. Kepemimpinan dan Manajemen: Kepemimpinan yang kuat dan komitmen
manajemen yang tinggi penting untuk kesuksesan pengelolaan aset. Pemimpin
organisasi harus memahami nilai aset, risiko, dan peluang yang terkait dengan
aset, serta mendukung upaya pengelolaan aset.
2. Kebijakan dan Strategi: Organisasi perlu mengembangkan kebijakan dan strategi
yang jelas terkait dengan pengelolaan aset. Ini mencakup tujuan, prioritas, dan
prinsip-prinsip yang akan membimbing pengambilan keputusan terkait aset.
3. Tim Pengelolaan Aset: Organisasi perlu memiliki tim atau departemen khusus
yang bertanggung jawab atas pengelolaan aset. Tim ini harus memiliki keahlian
dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola aset dengan baik.
4. Inventarisasi Aset: Penting untuk memiliki inventarisasi yang akurat dan
terperinci tentang semua aset yang dimiliki oleh organisasi, termasuk data terkait
aset seperti usia, kondisi, dan nilai.
5. Sistem Informasi Aset: Sistem informasi yang baik dapat membantu dalam
pengelolaan aset dengan menyediakan data real-time tentang aset, pemeliharaan
yang diperlukan, dan biaya terkait.

6
6. Penilaian Risiko: Organisasi perlu melakukan penilaian risiko terkait dengan
asetnya. Ini termasuk identifikasi potensi risiko, seperti kerusakan, devaluasi, atau
kehilangan aset, dan pengembangan strategi untuk mengelolanya.
7. Perencanaan Anggaran: Proses perencanaan anggaran harus mencakup alokasi
dana untuk pengadaan, pemeliharaan, dan penggantian aset.
8. Pemeliharaan dan Perbaikan: Organisasi harus memiliki prosedur dan jadwal
pemeliharaan yang baik untuk memastikan aset tetap beroperasi secara efisien dan
aman.
9. Pengukuran Kinerja Aset: Metrik dan indikator kinerja harus digunakan untuk
mengukur kinerja aset dan memantau pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
10. Kepatuhan dan Regulasi: Organisasi harus mematuhi semua peraturan dan
regulasi yang berlaku terkait dengan pengelolaan aset, seperti perpajakan,
peraturan lingkungan, dan persyaratan keamanan.

Kelembagaan pengelolaan aset yang efektif dapat membantu organisasi


mengoptimalkan penggunaan asetnya, mengurangi risiko kerugian, dan meningkatkan
nilai aset secara keseluruhan. Dengan demikian, hal ini merupakan elemen penting dalam
mencapai tujuan jangka panjang organisasi.

C. Siklus Manajemen Aset Daerah


Siklus manajemen aset merujuk pada serangkaian langkah atau tahapan yang
harus diikuti dalam pengelolaan aset dari awal hingga akhir siklus hidupnya. Siklus ini
mencakup berbagai tahap yang berkaitan dengan perencanaan, akuisisi, pemeliharaan,
penggunaan, dan penggantian aset. Berikut adalah tahapan umum dalam siklus
manajemen aset:

1. Perencanaan (Planning): Tahap ini melibatkan perencanaan strategis dan taktis terkait
dengan aset. Ini termasuk identifikasi tujuan jangka panjang untuk aset, alokasi
anggaran, dan penentuan prioritas dalam pengelolaan aset.
2. Akuisisi (Acquisition): Pada tahap ini, organisasi mengidentifikasi aset yang
diperlukan untuk mencapai tujuannya. Ini bisa mencakup pembelian, leasing, atau
pengembangan aset. Proses pengadaan harus memperhitungkan nilai aset,
pembiayaan, dan aspek hukum.
3. Operasi (Operations): Ini adalah tahap di mana aset digunakan sesuai dengan
tujuannya. Ini melibatkan perawatan rutin, pemantauan kinerja, dan pengoperasian
aset sesuai dengan standar keselamatan dan efisiensi.

7
4. Pemeliharaan (Maintenance): Pemeliharaan rutin diperlukan untuk memastikan aset
tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Ini mencakup pemeliharaan preventif dan
perbaikan saat diperlukan. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan umur pakai aset.
5. Pemantauan dan Evaluasi (Monitoring and Evaluation): Organisasi harus terus
memantau kinerja aset dan mengevaluasi apakah aset masih memenuhi tujuan dan
kebutuhan. Jika tidak, langkah-langkah perbaikan atau peningkatan mungkin
diperlukan.
6. Penggantian (Replacement): Ketika aset mencapai akhir umur pakai atau tidak lagi
memenuhi kebutuhan organisasi, maka perlu dipertimbangkan penggantian atau
pelepasan aset. Proses ini melibatkan perencanaan penggantian dan pemilihan aset
yang baru.
7. Pelepasan (Disposal): Tahap akhir dalam siklus adalah pelepasan aset yang sudah
tidak digunakan. Ini bisa berupa penjualan, penghancuran, atau pengembalian aset
kepada pemilik asal (jika leasing). Proses ini harus mematuhi peraturan dan hukum
yang berlaku.
8. Pelaporan (Reporting): Selama siklus manajemen aset, pelaporan berkala tentang
kinerja aset dan perubahan dalam nilai aset harus dilakukan. Pelaporan ini membantu
organisasi membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan asetnya.

Siklus manajemen aset tidak bersifat linier, dan beberapa tahap mungkin terjadi
secara bersamaan atau berulang. Tujuan utama dari siklus ini adalah untuk
memaksimalkan nilai aset sambil meminimalkan risiko, biaya pemeliharaan, dan
ketidakefisienan dalam penggunaan aset selama siklus hidupnya.

D. Permasalahan dalam Pengelolaan Aset Daerah


Aset daerah yang bernilai ekonomis besar dan secara fisik terdiri atas berbagai
jenis dan tersebar lokasinya menimbulkan kompleksitas dan berpotensi memunculkan
permasalahan baik dalam pengelolaan, pemanfaatan, maupun pencatatannya.
Kompleksitas dan permasalahan manajemen aset pemda tersebut bisa disebabkan karena:
a. belum dilakukan inventarisasi seluruh aset daerah;
b. belum dilakukan penilaian (appraisal) atas seluruh aset daerah;
c. terdapat beragam jenis hak penguasaan atas aset daerah yang dipegang (secara tidak
langsung) oleh berbagai pihak;
d. ketidakjelasan status kepemilikan atas beberapa jenis aset, seperti tanah, jalan,
jembatan, dan sebagainya;
e. aset daerah tersebut terkait dengan kepentingan yang berasal dari berbagai institusi
pemerintah dan non-pemerintah; dan
f. lemahnya koordinasi dan pengawasan atas pengelolaan aset daerah.

8
Beberapa pemerintah daerah menghadapi kesulitan dalam menilai aset yang
dimilikinya, termasuk kesulitan dalam melakukan revaluasi aset lama. Untuk aset lancar,
seperti: kas, piutang, persediaan, dan investasi surat berharga relatif lebih mudah
menghitungnya, namun untuk aktiva tetap berupa tanah, bangunan, mesin, kendaraan,
dan peralatan cukup sulit menentukan nilainya. Kesulitan dalam menghitung nilai aset
tetap tersebut salah satunya disebabkan sulitnya melacak harga perolehan karena
sebelumnya pemda masih menggunakan sistem akuntansi kas dan tata buku tunggal
(single entry). Selain itu kondisi objektif aktiva tetap dan pencatatan yang tidak tertib
juga menjadi masalah tersendiri. Permasalahan yang terkait dengan pencatatan aset tetap
antara lain adanya beberapa aset yang tidak tercatat atau terdata; ada catatannya tetapi
tidak ada barangnya; adanya data inventaris aset yang berbeda-beda antara yang terdapat
di satuan kerja dengan data yang terdapat di biro/bagian perlengkapan, dan di bagian
keuangan BPKAD; tidak dilakukan pencatatan mengenai mutasi barang; dan tidak
adanya pengamanan yang memadai.

9
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Salah satu aspek penting untuk optimalisasi manajemen keuangan daerah adalah adanya
sistem manajemen aset daerah yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel. Manajer
publik dipemerintah daerah perlu mengetahui prinsip-prinsip manajemen aset daerah agar
aset-aset yang ada dapat dikelola secara optimal.
2. Berdasarkan bentuknya, aset daerah dapat dikelompokkan menjadi dua,yaitu bergerak
(mobil, motor, speedboat) dan aset tidak bergerak (bangunan, mebeler, Komputer dll).
3. tahap, yaitu perencanaan, pengadaan, penggunaan atau pemanfaatan, pengamanan,
pemeliharaan, dan rehabilitasi, serta penghapusan atau pemindahtanganan. Setiap tahap
membutuhkan kebijakan, pencatatan, pemantauan, dan pengawasan secara memadai.
4. Prinsip-prinsip manajemen aset antara lain setiap pengadaan aset tetap harus dianggarkan,
pada saat pembelian harus dilengkapi dokumen transaksi, pada saat digunakan harus
dilakukan pencatatan/administrasi secara baik, pada saat penghentian harus dicatat dan
diotorisasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

 "Asset Management: A Handbook for Local Government" ("Pengelolaan Aset: Buku


Pegangan bagi Pemerintah Daerah") oleh Margaret L. Taylor dan Mandy D. Shear
 "Infrastructure Asset Management" ("Manajemen Aset Infrastruktur") oleh Michael
Fabac dan Douglas P. Woodward.
 Program Kerja, Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat, Bidang SMK, Seksi Sarana
Prasarana SMK, Tahun 2022.

11

Anda mungkin juga menyukai