Anda di halaman 1dari 14

POLITIK IDENTITAS ANCAMAN

BAGI KEHIDUPAN DEMOKRASI


DI INDONESIA

Makalah
Untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pembiayaan
Pembangunan Daerah

Oleh:
ELVIS SURIANTI SAPAN DATU
NPM: ……….

Semester IV Manajemen

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


(STIE) MAH EISA MANOKWARI
PAPUA BARAT
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur dinaikan ke hadirat Tuhan yang maha esa, atas berkat
rahmat dan perkenaa-Nya, maka penulis dapat merampungkan trulisan
dengan judul: Politik Identitas Ancaman Bagi Kehidupan Demokrasi.
Penyelesaian makalah ini atas bantuan dan dorongan oleh semua pihak
untuk itu, saya menyampaikan terima kasih dan pengharggan yang
setinggi-tingginya atas bantuan baik material maupun moral. Untuk itu
saya menyampaikan terima kasih kepada: Dosen Mata kuliah
Pembiayaan Pembangunan Daerah yakni:
1. Dr Roberth KR Hammar, S.H.,M.Hum., MM.,CLA sebagai Dosen
Penanggunjawab;
2. Yohanes Damaskus Resi, SE.,SH.,M.Si.,MH
Atas bimbingan dan arahan yang diberikan yang terus menerus dan tak
melelahkan., dan juga kepada rekan-rekan sahabat Semester IV F & G
yang terus memberikan motivasi sehingga makalah ini diselesaikan.
Semoga makalah ini bermanfaat.

Manokwari, 5 April 2023


Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….i


KATA PENGANTAR ……….ii
DAFTAR ISI ……….iii
BAB I PENDAHULUAN ……….1
A. Latar Belakang ……….1
B. Rumusan Masalah ……….5
C. Tujuan Penelitian ……….6
BAB II PEMBAHASAN ……….7
A. Faktor primordialisme memengaruhi eksistensi dan
perkembangan politik identitas di Indonesia ……….7
B. Ancaman politik identitas dan solusi terhadap
Demokrasi di Indonesia ……….9
BAB III PENUTUP ……….10
A. Simpulan ……….10
B. Saran ……….10
DAFTAR PUSTAKA ……….12

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bangsa Indonesia yang diproklamasikan kemerdekaannya oleh
Ir Soekarno dan Drs Moh. Hatta terdirri atas 1.340 suku,1 6 agama
yaitu islam, katolik, kriste, hindu, budha, konghuchu, 3 ras terdiri
Dari Malayan-mongolid (Nusa Tenggara Barat, Jawa, Sumatera,
Sulawesi dan Kalimantan), melanosoid,(Nusa tenggara Timur,
maluku, papua) asiatic mongoloid (tiongkok, jepang, korea yang
tinggak di Indonesia), kaukasoid (India,Eropa, Amerika, Australia,
Timur Tengah yang tersebar di Indonesia), dan antara golongan yakni
kaya miskin, bangsawan, jelata, cendikian dan lain-lain (SARA). Ini
merupakan suattu kekayaan yang luarbiasa yang dikaruniakan
Tuhan kepada Negara yang di dan juluki Nusantara, dan
zamtrud khatulistiwa karena keindahan alam, flolra fauna, seni
budaya dan kerama- tamahan penduduknya di Nusantara ini.
Berbagai perbedaan tersebut adalah suatu kekayaan, namun
manakla ketidakmampuan negara dalam mengelola kepelbagaian
tersebut berdasarakan semboya Bhineka Tunggal Ika, akan akan
merupakan potensi bahkan ancam terhadap intyegrasi bangsa yang
sudah diperjuangan, oleh dengan pengorbanan nyawa dan harta oleh
para pendiri bangsa dan para pahlawan bangsa. Penghargaan atas
jasa para pahlawan hanya bias bemakna apabila negara dan seluruh
komponen bangsa mampu melestarikan nilai-nilai perjuangan antara
lain rela berkorban, cinta tanah air dan bangsa, mengutamakan
kepentingan umum terlebih dahulu dari pada kepentingan pribadi
dan golongan, saling menghargai, toleransi dan nilai-nilai lainnya
guna
eksisnya NKRI.

4
1
Sensus BPS Tahun 2010

5
Sebagai wujud penghormatan atas perjuangan para pahlawan
maka, kita generasi yang di masa kini, yang tidak terlibat dalam
perjuangan kemerdekan seharusnya mampu mewarisi nilai-nilai
luhur bangsa guna wewujudkan demokrasi Pancasila dalam bidang
politik, sosial, ekonomi dan penyelesaian masalah nasional melalui
musyawarah untuk mencapai mufakat2.
Perjalanan demorasi pada dasarnya mengembirakan, karena
pemilihan presiden, kepala daserah yang awalnya dipilih oleh
perwakilan rakyat yang ada di MPR, DPRD Provinsi, DPRD
Kabupaten, sejak reformasi dikembalikan kepada rakyat untyuk
memilih, sehingga ditilik dari sudut kualitas demokrasi adan
kemajuan yang menjulang tinggi. Namun bersamaan dengan itu pula
ada fenomena implementasi demokrasi yang mengarah dan telah
dipraktekan antara lain pemilihan Gubernur DKi Jakarta Anis vs
Ahok, merupakan contoh pemilihan yang diwarnai dan beraroma
politik identitas untu meraih kursi panas gubernu DKI Jakarta. Ini
sebuah contoh keberhasilan yang tidak boleh ditiru oleh siapapun
dalam pilkada atau pileg. Apabila ini terus diagalakan oleh politisi
kerdil wawasan kebangsaannya maka akan menjadi ancaman bagi
bangsa ini. Untuk itu patut diwaspdai,agar potensi ancaman itu
tiodak menjadi luas, massif di negara tercinta ini.
B. Rumusan Masalah
1. Sejauhmana Faktor agama, suku,etnis memengaruhi eksistensi
dan perkembangan politik identitas di Indonesia?
2. Sejauhmana ancaman politik identitas dan solusi terhadap
demokrasi di Indonesia?

2
Dwi Latiffatul Fajri.2021. Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila, katadata.co.id.

5
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Faktor agama, suku,etnis memengaruhi eksistensi


dan perkembangan politik identitas di Indonesia.
2. Untuk mengetahui ancaman politik identitas dan solusi terhadap
demokrasi di Indonesia.

6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor primordialisme memengaruhi eksistensi dan
perkembangan politik identitas di Indonesia
Primordialisme bermakna perasaan yang dipunyai oleh orang
yang konsisten terhadap ikatan sosial dalam bentuk nilai-nilai-
norma-norma kebiasaan yang berasal dari tradisi, etnik, ras dan
kebudayaan sejak lahir. Primordialisme adalah pandangan yang tetap
kokoh mempertahankan hal-hal yang diperoleh sejak kecil.
Perkembangan politik identitas dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain yang dianalisis dalam tulisan ini adalah faktor
primordialisme yakni faktor agama, etnis, gender, kedaerahan3.
a. Politik Identitas berdasarkan agama

Pembentukan atau lahirnya suatu partai berdasarkan sentimen


agama seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Umat (PU),
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),Partai Nahdatul Ummat (PNU).
Partai-partai tersebut mengusung simbol agama untuk
mendapatkan suara dari basis agama yaitu Muhammadiyah dan
Nahdatu Ulama.
b. Politik Identitas berdasarkan Etnis
Pemilihan kepala daerah dan atau pemilihan legislatif di
berbagai daerah dilaksanakan berdasarkan etnis, guna
memperoleh suara terbanyak.
c. Politik Identitas berdasarkan Gender
Kesetaraan gender dan jenis kelamin tampil sebagai bagian dari
politik identitas, misalnya kuota perempuan 30 persen dalam
pencalonan legislatif dan pengurus pusat partai.

3
Lihat Widyawati. Menguatnya Politik Identitas di Indonesia baik karena faktor agama, sosial, dan etnis,
dalam Jurnal Pendidikan PKN Pancasila dan Kewarganegaraan e-ISSN:2723-0996/Vol.2 No. 2 Oktober
2021 Hal. 66-86.

7
d. Politik Identitas berdasarkan Kedaerahan
Eforia otonomi daerah, dan chauvinisme sempit dari pelbagai
daerah akibat implementasi asas desentralisasi membawa
pengaruh terhadap dunia politik. Dalam pemilihan kepala daerah
dan/atau anggota legislatif, dipilh berdasarkan kedekatan
kedaerahan.
Praktek politik identitas yang terjadi di Indonesia semakin
subur karena adanya kesamaan idealisme maupun kedekatan secara
teritorial. Kondisi multikulturalisme sangat pontesial memberi
dukungan kepada praktek politik identitas. Hal-hal yang
dimanfaatkan sehingga eksisnya politik identitas adalah:
a. Pluralisme bangsa, Negara Bangsa (Nation State)
b. Merasa senasib sepenanggungan,
c. Media sosial
d. Kemiskinan, ketidakadilan
Faktor-faktor berpengaruh terhadap praktik politik identitas adalah:
Kesenjamgan ekonomi
1. Rendahnya kemampuan partai mengelola konflik.
2. Buruknya kelembagaan partai politik, pusat kekuasaan berada
pada para elit politik.
3. Rendahnya kualitas kader.
4. Menguatnya politik lokal, dan rasa kedaerahan yang sempit.
5. Kurangnya pemasyarakatan nilai-nilai Pancasila dan
wawasan kebangsaan.
6. Keterbukaan.
7. Fundamentalisme agama.
8. Belum kuatnya pemantapan wawasan kebangsaan
9. Pengaruh kekuatan asing.

8
B. Ancaman politik identitas dan solusi terhadap demokrasi di
Indonesia
Konflik bersumber dari politik identitas telah terjadi hampir di
semua belahan dunia. Di berbagai negara eropa seperti Skotlandia
terjadi konflik antara penganut agama Katolik dan Protestan saling
berseteru; konflik ambon antara Islam-Kristen; di Semenanjung
Malaya konflik orang asli dan non asli; konflik etnis di negara seperti
afganistan, Yugoslavia, Suria. Konflik Dalam Negeri seperti: konflik
etnis di Kalimantan , Ambon, Posso, rasisme terhadap orang Papua,
antar sesama warga asli dengan non asli dalam satu kabupaten/kota,
provinsi.
Ancaman 4 terhadap eksistensi NKRI patut diwaspadai dan
segera ditangkal sedini mungkin hal-hal sebagai berikut:
1. Pecah belah persatuan dan kesatuan antar sesama anak bangsa.
2. Terdegradasinya nilai-nilai luhur Pancasila dan kebhinekaan.
3. Adanya gesekan-gesekan antar kelompok masyarakat yang
mengarah ke letupan kemarahan yang besar.
4. Pelaksanaan pembangunan yang tidak efektif karena kondisi
keamanan yang kurang kondusif akibat politik identitas.
Solusi untuk mengatasi berlanjutnya konflik akibat politik identitas
yakni:

1. Pendidikan politik diformulasi ulang dan dimasukan dalam


kurikulum mulai Sekolah Menengah Atas dan yang sederajat.
2. Pendidikan Non formal kepada masyarakat.
3. Penguatan Parai Politik.
4. Pendidikan pemimpin nasional bagi seluruh pengurus partai
5. Regulasi dan penegakan hukum.
6. Pemantapan nilai-nilai kebangsaan.

4
Leli Salman Al-Farisi. Politik Identitas Ancaman Terhadap Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Negara
Pancasila. Jurnal Aspirasi Vol. No. 2 Februari 2018. Hlm. 86-88

9
Solusi atas konflik akibat politik identitas diselesaikan secara
komprehensip dan integral dari sudut geopolitik dan geostrategi
Indonesia. Sudut padang geopolitik bermakna bahwa politik bangsa
Indonesia berdasarkan letak geografis yang terapit oleh dua samudra
dan dua benua, serta ada dua ideologi komunis di utara (Rusia, China,
Vietnam Utara) dan ideologi liberal di selatan (Australia). Karena posisi
silang Indonesia maka semua komponen harus berhati-hati dengan
kekayaan pluralisme agama, budaya, etnis, adat-istiadat yang dimiliki
bangsa Indonesia; dan sedini mungkin mendeteksi5 berbagai persoalan
bangsa yang mengaraha pada ancaman integrasi bangsa Indonesia.
Untuk mengatasi masalah negatif dari praktek politik identitas,
maka perlu kajian menyeluruh atas berbagai aktivitas politik
berdasarkan wawasan nasional yaitu dengan menggunakan wawasan
nusantara 6 yang merupakan cara pandang berlandaskan
ipoleksosbudhankam. Seluruh komponen bangsa, wajib waspada
yakni kesiapan mendeteksi , mengantisipasi dan mencegah terjadinya
hal-hal
yang bersifat ancaman terhadap NKRI.

5
Mayjen TNI Ibnu Triwidodo, S.IP. 2022. Materi Pokok BS Kewaspadaan Nasional. LKNRI, Hlm. 38-39
1
6
Mayjen TNI Hari Mulyono cs.2022. Materi Pokok Bidang Studi Ketahanan Nasional. LKNRI. Hal. 44-45

1
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Faktor agama, suku,etnis memengaruhi eksistensi dan perkembangan
politik identitas di Indonesia dalam tingkat kekhawatiran, akibat
dimanfaatkannya berbagai komponen identitas bangsa, dalam tataran
fraksis politik untuk memperoleh kekuasaan dengan menghalalkan
segala cara. Hal tersebut terjadi apabila rendahnya pendidikan politik,
fanatisme kedaerahan,kurangnya pengamalan Bhineka Tunggal Ika ,
masih adanya konflik beraroma SARA, tergregadasi nilai-nilai luhur
Pancasila.
B. Saran
Ancaman politik identitas terhadap eksistensi bangsa Indonesia adalah
melemahkan integrasi bangsa dan menimbulkan letupan-letupan konflik
yang mengarah pada letupan besar dan masif untuk itu harus terus
diwaspada dan ditangkal melalui solusi yang ditawarkan antara lain:
implementasi pendidikan baik formal maupun informal disemua strata
dan jenjang pendidikan, ternasuk pendidikan bagi pengurus partai dan
calon anggota legislatif, agar memiliki kepekaan akan keutamaan
menjaga dan memperkokoh ketahan nasional dalam rangka tegak
lestarinya NKRI. Untuk itu dibutuhkan budaya demokratis yakni
membangun kesadaran masyarakat untuk menggunakan hak politiknya,
beretika/bermoral, memilikikepatuhan dan jadikan hukum sebagai
panglima, serta mewujudkan masyarakat sipil yakni kehidupan yang
berdampingan dalam kemajemukan, secara aman dan damai.

1
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Latiffatul Fajri.2021. Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila. katadata.co.id.
Leli Salman Al-Farisi. Politik Identitas Ancaman Terhadap Persatuan dan
Kesatuan Bangsa dalam Negara Pancasila. Jurnal
Aspirasi Vol. No. 2 Februari 2018.
Mayjen TNI Ibnu Triwidodo, S.IP. 2022. Materi Pokok BS Kewaspadaan
Nasional. LKNRI.
Mayjen TNI Hari Mulyono cs.2022. Materi Pokok Bidang Studi
Ketahanan Nasional. LKNRI.
Pabotinggi Mochtar. 2019. Politik Identitas.Bumi Aksara. Jakarta.
Widyawati. Menguatnya Politik Identitas di Indonesia baik karena
faktor agama, sosial, dan etnis; dalam Jurnal Pendidikan
PKN Pancasila dan Kewarganegaraan e-ISSN:2723-
0996/Vol.2 No. 2 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai