Anda di halaman 1dari 81

Pemimpin, buat organisasi

bisnis maupun organisasi


politik menjadi posisi cukup
penting,dibutuhkan dan
dapat dikatakan memiliki
peran kunci.
Keberadaannya menjadi
bagian penting bagi keber-
hasilan sebuah organisasi
atau perusahaan untuk
mencapai  sukses yang di-
inginkan.
KEPEMIMPINAN
Adanya seseorang yang memiliki:
• CIRI
• KEMAMPUAN
• SIFAT
• PERILAKU
• KEKUASAAN/PENGARUH, DAN
• SITUASI,
Di mana ia mampu membawa pegikutnya dalam
mencapai tujuan untuk kelompoknya.
Latar Belakang Sejarah Timbulnya
Kepemimpinan

 Sejak nenek moyang dahulu kala,


kerjasama dan saling melindungi telah
muncul bersama-sama dengan
peradapan manusia. Kerjasama tersebut
muncul pada tata kehidupan sosial
masyarakat atau kelompok-kelompok
manusia dalam rangka untuk
mempertahankan hidupnya menentang
kebuasan binatang dan menghadapi
alam sekitarnya.
Berangkat dari kebutuhan bersama
tersebut, terjadi kerjasama antar manusia
dan mulai unsur-unsur kepemimpinan.
Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin
dari kelompok tersebut ialah orang-orang
yang paling kuat dan pemberani, sehingga
ada aturan yang disepakati secara
bersama-sama misalnya seorang
pemimpin harus lahir dari keturunan
bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet,
pandai, mempunyai pengaruh dan lain-
lain. Hingga sampai sekarang seorang
pemimpin harus memiliki syarat-syarat
yang tidak ringan, karena pemimpin
sebagai ujung tombak kelompok.
B. Sebab-sebab Timbulnya Pemimpin

Ada beberapa pendapat mengenai sebab-sebab timbulnya


pemimpin antara Lain:
1. Teori Genetis
Teori ini menyatakan:
a. Pada dasarnya pemimpin itu tidak dibuat melainkan lahir
sebagai pemimpin, dan sudah ada sejak dia lahir.
b. Memang sudah ditakdirkan jadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Teori ini menyatakan:
a. Seorang pemimpin harus ditetapkan dan dibentuk,
dengan kata lain tidak lahir begitu saja.
b. Setiap orang dapat jadi pemimipin.
3. Teori Ekologi Teori ini muncul sebagai
reaksi dari kedua teori di atas,
menyatakan bahwa seorang akan sukses
sebagai pemimpin jika sejak lahir sudah
memiliki bakat kepemimpinan kemudian
bakat itu dikembangkan melalui
pengalaman dan usaha endidikan, juga
sesuai dengan tuntutan
ekologinya/lingkungan.
BAB II
TATA TERTIB DAN KETERATURAN PEMIMPIN
FORMAL DAN INFORMAL
TATA TERTIB DAN KETERATURAN PEMIMPIN
FORMAL DAN INFORMAL

Tata tertib dan keteraturan itu sama dengan


kebutuhan akan makanan dan perlindungan
yang dibutuhkan oleh manusia.
Sejak dari bayi sampai dewasa, bahkan
keluarga, relasi soaial, indiustri, sindikat
dagang, dan unu bangsa-bangsa merupakan
gejala ketertiban dari budaya manusia yg
dinamis.
Dalam kekompleksan, manusia harus
hidup bersama-sama dan bekerja sama
dan suasana tertib dan terbimbing oleh
pemimpin, mencapai tujuan bersama,
mempertahankan hidup bersama
diperlukan kerja kooperatif,
Dan itu perlu diatur, perlu pemimpin
(baik formal maupun informal)
a. Teori dan teknik kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan cabang dari


kelompok ilmu administrasi, khususnya ilmu
administrasi negara. Dalam kepemimpinan
terdapat hubungan antar manusia, yaitu
hubungan mempengaruhi dan hubungan
kepatuhan-ketaatan para pengikut bawahan
karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin.
Ruang lingkup atau tema kepemimpinan itu
terletak pada dua hal penting, yaitu: Teori
Kepemimpinan dan Teknik Kepemimpinan
Teori kepemimpinan
a)  Suatu penggeneralisasian dari suatu
seri fakta mengenai sifat dasar pemimpin
dan konsep kepemimpinan.
b)  Menekankan latar belakang historis,
dan sebab akibat timbulnya
kepemimpinan, serta persyaratan menjadi
pemimpin
c)  Sifat-sifat yang diperlukan seorang
pemimpin, tugas-tugas dan fungsinya,
serta etika profesi.
Teknik kepemimpinan

a)   Kemampuan dan keterampilan teknis pemimpin dalam


menerapkan teori kepemimpinan.
b)   Melingkupi konsep-konsep pemikirannya serta peralatan
yang digunakan.

Kepemimpinan merupakan masalah relasi antara pengaruh dari


pemimpin dengan yang dipimpin. Kepemimpinan memang
terkadang sebagai fungsi atas dasar menjalankan kekuasaan
pemimpin dalam mengajak, mempengaruhi dan
menggerakkanorang lain guna melakukan sesuatu.
b. Pemimpin formal dan informal

Pemimpin formal ialah seorang yang memimpin  sebuah


organisasi atau lembaga resmi yang berdasarkan
keputusan dan pengangkatan resmi. Ciri-ciri dari pemimpin
formal adalah:
1)  Berstatus pemimpin selama masa jabatan tertentu atas
dasar legalitas formal.
2)  Harus memenuhi berbagai persyaratan formal.
3)  Harus mendapat dukungan oleh sebuah organisasi formal.
4)  Mendapat balas jasa materil dan immateril.
5)  Menerima kenaikan pangkat formal dan dapat dimutasikan.
6)   Apabila melakukan kesalahan akan mendapatkan sangsi.
7)   Selama menjabat, memilki wewenag dalam berbagai hal.
Pemimpin informal adalah orang yang tidak mendapatkan
pengangkatan formal sebagai pemimpin, namun hanya karena
memilki sejumlah kualitas unggul.  Ciri-ciri pemimpin informal,
yaitu:
1)  Tidak memiliki penunjukan formal atau legitimitas sebagai
pemimpin.
2)  Kelompok atau masyarakat yang menunjuk sebagai
pemimpin.
3)  Tidak mendapat dukungan dari sebuah organisasi resmi.
4)  Tidak dapat dimutasikan.
5)   Apabila melakukan kesalahan bisa saja tidak mendapatkan
kesalahan. Hanya saja respek orang terhadap dirinya
berkurang.
c. Pemimpin dan Organisasi

Hubungan kepemimpinan, organisasi,


manajemen dan administrasi:
Kepemimpinan sebagai
penggerak/dinamisator dari SDM, SDA, dana,
sarana yang disiapkan oleh sekumpulan
manusia yg berorganisasi.
Manajemen: aktivitas dalam organisasi
(POAC)
Administrasi: keseluruhan proses kerja sama
atas rasionalitas tertentu untuk mencapai
tujuan.
Organisasi Administrasi intinya Manajemen,
Intinya Leadership, intinya Human Relation.
BAB III
KONSEP DAN TEORI MENGENAI
PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN
a.      Teori kepemimpinan

Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian satu seri perilaku pemimpin


dan konsep-konsep kepemimpinannya.

b.      Pemimpin dan Sifat-Sifatnya


     
Pengertian Pemimpin
 I.      Pemimpin adalah seorang pribadi yang memilki kecakapan dan
kelebihan khususnya kecakapan kelebihan di satu bidang, sehingga dia
mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-bersama
melakukan aktivitas tertentu demi pencapaian tujuan.

 II.      Henry pratt Fairchild: Pemimpin ialah seorang yang memimpin dengan


jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan,
mengorganisir atau mengontrol usaha atau upaya orang lain atau prestise,
kekuasaan atau posisi.

III.      John Gage Allee: Pemimpin itu adalah pemandu, penunjuk, penuntun,


komandan).
                                   
  IV.  Pemimpin ialah kepala aktual dari organisasi
partai, dusun atau subdivisi-subdivisi dan
bagian lainnya.

 V.    Pemimpin adalah pribadi yang memilki


kecakapan khusus, dengan atau tanpa
pengangkatan resmi.
Banyak usaha bersama yang beroperasi
secarakooperatif dan mengarah pada
pencapaian tujuan-tujuan tertentu. Dan
pemimpin-pemimpin harus dipersiapkan ,
dilatih, dan dibentuk secara sistematis. Dengan
menekankan bukan kepada hal-hal yang
berkaitan dengan kekuasaan.
PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN BERASAL DARI KATA
PIMPIN, TAPI PENGGUNAANNYA DALAM KONTEKS YANG
BERBEDA. SURADINATA (1977:11) MENGEMUKAKAN
BAHWA ORANG YANG MEMIMPIN KELOMPOK DUA
ORANG ATAU LEBIH, BAIK ORGANISASI MAUPUN
KELUARGA.
MENURUT WINARDI (1990:32) PEMIMPIN ADALAH
SEORANG YANG DITUNJUK OLEH ORGANISASI
TERTENTU UNTUK MEMANGKU SUATU JABATAN DALAM
STRUKTUR ORGANISASI DENGAN SEGALA HAK DAN
KEWAJIBAN YANG BERKAITAN DENGANNYA UNTUK
MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI YANG DITETAPKAN
SEJAK SEMULA. KARTINI KARTONO (1994:181)
MENGEMUKAKAN BAHWA PEMIMPIN ADALAH PRIBADI
YANG MEMILIKI KECAKAPAN DAN KELEBIHAN DALAM
SATU BIDANG, SEHINGGA MAMPU MEMENGARUHI
ORANG LAIN UNTUK BERSAMA-SAMA MELAKUKAN
AKTIVITAS TERTENTU DEMI PENCAPAIAN SATU ATAU
BEBERAPA TUJUAN.
DI SAMPING ITU MIFHTA THOHA (1983:255) MENYATAKAN
BAHWA PEMIMPIN ADALAH SESEORANG YANG MEMILIKI
KEMAMPUAN MEMIMPIN ARTINYA MEMENGARUHI
ORANG LAIN ATAU KELOMPOK TANPA MENGINDAHKAN
BENTUK ALASANNYA.
BENI A SAEBANI DAN II SUMANTRI (2014:22) MENYATAKAN
BAHWA PEMIMPIN YANG EFEKTIF ADALAH SEORANG
YANG RESPONSIF ARTINYA SELALU TANGGAP TERHADAP
SETIAP PERSOALAN KEBUTUHAN, HARAPAN DAN IMPIAN
DARI MEREKA YANG DIPIMPINNYA. SELAIN ITU
PEMIMPIN SELALU AKTIF DAN PROAKTIF DALAM
MENCARI SOLUSI DARI SETIAP PERMASALAHAN
ATAUPUN TANTANGAN YANG DIHADAPI, DAN IA
BERPERAN SEBAGAI SEORANG PELATIH ATAU
PENDAMPING BAGI ORANG-ORANG YANG DIPIMPINNYA
ARTINYA PEMIMPIN MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK
MENGINSPIRASI DAN MENDORONG BAWAHANNYA
DALAM MENYUSUN PERENCANAAN, MELAKUKAN
KEGIATAN SEHARI-HARI SEPERTI MONITORING DAN
PENGENDALIAN, SERTA MENGEVALUASI KINERJA DARI
KEPEMIMPIN BERASAL DARI KATA PIMPIN YANG BERMAKNA
PEMIMPIN SEBAGAI SUBYEK DAN YG DIPIMPIN SEBAGAI OBYEK.
PIMPIN BERMAKNA: MENGATUR, MEMBINA, MENGARAHKAN,
MENUNTUN, DAN MENUNJUKKAN ATAU PUN MEMENGARUHI.
PEMIMPIN MEMILIKI TANGGUNG JAWAB SECARA FISIK MAUPUN
SPIRITUAL TERHADAP KEBERHASILAN AKTIVITAS KERJA DARI
YANG DIPIMPIN.
KEPEMIMPINAN ADALAH KEMAMPUAN SESEORANG UNTUK
MEMENGARUHI ORANG LAIN AGAR BEKERJA SAMA SESUAI
DENGAN RENCANA DEMI TERCAPAINYA TUJUAN YANG TELAH
DITETAPKAN. DENGAN DEMIKIAN KEPEMIMPINAN MEMEGANG
PERANAN PENTING DALAM MANAJEMEN, BAHKAN KEPEMIMPINAN
ADALAH INTI DARI MANAJEMEN.
KEPEMIMPINAN ADALAH ENTITAS YANG
MENGARAHKAN KERJA PARA ANGGOTA
ORGANISASI UNTUK MENCAPAI TUJUAN
ORGANISASI.
KEPEMIMPINAN YANG BAIK MAMPU
MENGIKAT, MENGHARMONISASI, SERTA
MENDORONG POTENSI SUMBER DAYA
ORGANISASI UNTUK BERSAING SECARA BAIK.
(BENI A SAEBANI DAN II SUMANTRI (2014: HL.
26 DAN 28)
SYAMSUL ARIFI, 20, 12:41) MENGEMUKAKAN BAHWA
KEPEPIMPINAN ADALAH PROSES PENGARAHAN DAN
MEMENGARUHI AKTIVITAS YANG BERKAITAN DENGAN
TUGAS ANGGOTA KELOMPOK. IMPLIKASINYA ADALAH:
a.KEPEMIMPINAN MELIBATKAN ORANG LAIN, YANG
BERKEDUDUKAN SEBAGAI BAWAHAN ATAU PENGIKUT;
b.PERBEDAAN DISTRIBUSI KEKUASAAAN MISALNYA
KEKUASAAN LEGALITAS UNRTUK PEMIMPIN FORMAL
ATAU KEKUASAAAN PAKSAAN UNTUK MAMNEJER, DAN
SEBAGINYA
c.KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN BERBAGAI BENTUK
KEKUASAAN UNTUK MEMENGARUHI PERILAKU BAWAHAN.
SIFAT- SIFAT PEMIMPIN

Upaya untuk menilai berhasilnya seorang pemimpin dilakukan


dengan mengamati dan mencacat sifat-sifat dan kualitas atau mutu
perilakunya, yang dapat dipakai sebagai criteria untuk menilai
kepemimpinannya. Sepuluh sifat-sifat pemimpin oleh Ordway Tead:
1.  Energy jasmaniah dan mental (physical and nervous energy).
2.  Kesadaran akan tujuan dan arah (a sense of purpose and
direction).
3.  Antusiasme (enthusiasm).
4.  Keramahan dan kecintaan (friendliness and affection).
5.  Integritas (integrity).
6.  Penguasaan teknis (technical mastery).
7.  Ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness).
8.  Kecerdasan (intelligence).
9.  Keterampilan mengajar (teaching skill).
10.Kepercayaan (faith).
Menurut George R. Terry, menulis sepuluh sifat
pemimpin yang unggul:
1.  Kekuatan.
2.  Stabilitas emosi.
3.  Pengetahuan tentang relasi insani.
4.  Kejujuran.
5.  Objektif.
6.  Dorongan pribadi.
7.  Keterampilan berkomunikasi.
8.  Kemampuan mengajar.
9.  Keterampilan sosial.
10.Kecakapan tekhnis atau kecakapan
manajerial.
Sebelum Anda mampu
memimpin orang lain,
Anda harus mampu
memimpin diri Anda
sendiri
Kepemimpinan dan Metode  Kepemimpinan

Kepemimpinan tidak lagi didasarkan pada bakat dan


pengalaman saja, tetapi pada penyiapan secara
berencana, melatih calon-calon pemimpin. Nilai
kepemimpinan tidak lagi dinilai dari bakat alamnya
akan tetapi oleh kemampuannya menggerakkan
banyak orang melakukan satu karya bersama, berkat
pengaruh kepemimpinan  yang diperoleh melalui
pelatihan dan pendidikan. Namun yang terpenting
untuk diketahui ialah pribadi pemimpin dan bentuk
kepemimpinan yang bagaimana yang cocok dalam
kelompok dalam kondisi serta situasi tertentu. ·       
Dari satu sisi, kepemimpinan dapat dilihat
sebagai instrument yang memiliki kekuatan dan
kekuasaan tertentu untuk melancarkan kegiatan
organisasi.
Dari hubungan pemimpin dan para pengikut
secara lambat laun akan berkembang metode
kepemimpinan. Metode kepemimpinan ialah cara
bekerja dan bertingkah laku pemimpin dalam
membimbing para pengikutnya untuk berbuat
sesuatu yang diharapkan dapat membantu
keberhasilan seorang pemimpin dalam melakukan
tugas-tugasnya.
Dibawah ini beberapa metode kepemimpinan:
1.  Memberi perintah.
2.  Memberikan celaan dan pujian.
3.  Memupuk tingkah laku pribadi pemimpin yang benar.
4.  Peka terhadap saran-saran.
5.  Memperkuat rasa kesatuan kelompok.
6.  Menciptakan disiplin dan kelompok.
7.  Meredam kabar angin dan isu-isu yang tidak benar.

Kepemimpinan yang tidak efisien


Ciri-ciri negative yang tidak patut dimiliki oleh seorang
pemimpin dalam kelompok individu yang sehat adalah:
inteligensi rendah, sifat penakut dan pengecut, sikap yang
egoistis atau individualistis, atribut infantile (kekanak-
kanakan), tidak bertanggung jawab, dan lain-lain.
Teori tentang kepemimpinan

Teori otokratis dan pemimpin otokratis


Kepemimpinan didasarkan atas perintah-perintah, paksaan, dan tindakan-
tindakan yang arbitrer. Pemimpin tersebut pada dasarnya mau berambisi
untuk dapat menaklukkan sesuatu serin disebut sebagai otokrat keras. Ciri-
cirinya, adalah:
~  Dia memberikan perintah-perintah yang dipaksakan dan harus dipatuhi.
~  Dia menentukan policies atau kebijakan untuk semua pihak tanpa
berkonsultasi dengan para anggota.
~  Dia tidak pernah memberikan informasi mendetail tentang rencana-
rencana yang akan datang.
~  Dia memberikan pujian dan kritik pribadi terhadap setiap anggota
kelompoknya dengan inisiatif sendiri.

Otokrat lembut atau baik banyak memilki kemiripan dengan otokrat keras,


namun dia selalu didera oleh perasaan-perasaan nonkonformistis. Dia
hanya mentolerir kepatuhan yang sesuai dengan perintah dan prinsip yang
diciptakan sendiri. Berbeda dengan kedua tipe otokrat yang memilki prinsip-
prinsip konservatif dan kuat, otokrat inkompeten ini justru tidak punya
prinsip yang tidak mau mengindahkan moral.
                                    
Teori psikologis
 Fungsi seorang pemimpin adalah memunculkan dan mengembangkan
sistem motivasi terbaik guna merangsang kesedian bekerja dari para
pengikut. Kepemimpinan yang seperti ini selalu membutuhkan aspek-
aspek psikis manusia.

Teori sosiologis
 Kepemimpinan dianggap sebagai usaha-usaha untuk melancarkan
untuk antar relasi dalam organisasi dan sebagai usaha untuk
menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara para pengikutnya.
Dalam teori pemimpin diharapkan dapat mengambil tindakan korektif
apabila terdapat penyimpangan dalam organisasi.

Teori suportif
 Pemngikut harus berusaha sekuat mungkin dan bekerja dengan penuh
gairah sedangkan pemimpin akan membimbing dengan sebaik-baiknya
melalui policy tertentu. Untuk itu pemimpin perlu menciptakan suatu
lingkungan kerja yang menyenangkan dan bisa membantu pengikutnya
dengan mengembangkan bakat dan keterampilan.
Teori Laissez Faire
 Pemimpin Laissez Faire bukanlah seorang pemimpin yang dalam
pengertian sebenarnya. Atau juga dapat dikatakan pemimpin yang
acuh tak acuh. Sehingga kelompok tersebut praktis menjadi tidak
terkontrol.

Teori kelakuan pribadi


 Kepemimpin dilihat berdasarkan kualitas-kualitas pribadi atau pola
kelakuan para pemimpinnya. Pemimpin diharapkan harus mampu
bersifat fleksibel dan bijaksana.

Teori sifat orang-orang besar (traits of great men)


 Ciri-ciri unggul sebagai predisposisi yang diharapkan akan seorang
pemimpin yaitu memiliki inteligensi tinggi, banyak inisiatif, energik,
punya kedewasaan emosional, keterampilan berkomunikatif,
memiliki kepercayaan diri, peka, kreatif, partisipasi sosial.
Teori situasi
 Kepemimpinan adalah produk dari satu situasi atau keadaan. Pada
teori ini dinamik interaksi antara pemimpin dengan rakyat melalui
interaksi, untuk dapat memenuhi keinginan rakyat secara
mendasar.

Teori humanistik atau populastik


 Fungsi kepemimpinan ialah merealisir kebebasan manusia dan
memenuhi segenap kebutuhan insane yang dicapai melalui
interaksi dengan rakyat. Karena focus dari teori ini adalah rakyat
dengan segenap harapan dan kebutuhannya yang harus
diperhatikan.
Tipe kepemimpinan

Tipe karismatis
 Tipe pemimpin karismatis memilki kekuatan energi serta daya tarik yang luar
biasa untuk mempengaruhi orang lain sehingga ia banyak memiliki pengikut
yang sangat besar jumlahnya dan dapat dipercaya. Tokoh-tokoh semacam ini
ialah: Jengis Khan, Hitler, Ghandi, John. F. Kennedy, Sukarno, Margarete
Tatcher, Gandhi, Gorbachev, dan lain-lain.

Tipe paternalistis
 Tipe kepemimpinan seperti ini adalah tipe “kebapakan”, yang memiliki sifat
antara lain:
~  Menganggap bawahannya sebagai manusia yang belum dewasa.
~  Bersikap terlalu meindungi (overly protective).
~  Jarang memmberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
keputusan sendiri.
~   Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

                                  
Tipe militeristis
Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristis adalah:
~  Menggunakan sistem perintah atau komando terhadap
bawahannya yang otoriter,
~  Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
~  Sangat senang akan formalitas.
~  Menuntut adanya kedisplinan keras.
~  Tidak menghendaki saran, usul kritikan dari bawahannya.
~  Komunikasi hanya berlangsung searah saja.

Tipe otokratis (outhoritative, dominator)


 Kepemimpinan otokratis mendasarkan diri pada kekuasaan dan
paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpin selalu berdiri jauh
dari anggota atau eksklusivisme. Pemimpin otokratis senantiasa
ingin berkuasa absolute, tunggal dan merajai keadaan.
Tipe laissez faire
 Pada tipe ini, pemimpin praktis tidak memimpin dan membiarkan
kelompoknya serta setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak
berpartisipasi sedikti pun dalam kegiatan kelompoknya.

Tipe populistis
 Kepemimpinan populistis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat
yang tradisional. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan nasionalisme.

Tipe administratif atau eksekutif


 Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Dengan
demikian segala sesuatunya dapat dibangun dalam sistem
administratsidan birokrasi yang efisien.

Tipe demokratis
 Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu dan
mendengarkan nasihat atau sugesti dari bawahan. Kepemimpinan
demokratis juga sering disebut sebagai kepemimpinan group developer.
 Asas dan Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing,
membangun, memberi atau membangunkan, motivasi-motivasi kerja,
mengemudikan organisasi, dan menjalin jaringan komunikasi. Sedangkan
asas-asas kepemimpinan adalah:
1. Kemanusian, mengutamakan sifat-sifat kemanusiaan dengan cara
mengembangkan potensi dan kemampuan setiap individu.
2. Efisien, efisiensi teknis maupun sosial yang berkaitan dengan sumber,
materi dan jumlah manusia.
3. Kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih merata, menuju pada taraf
kehidupan yang lebih tinggi.

Teori dan Teknik Kepemimpinan


Teori kepemimpinan memilki beberapa aspek diantaranya, adalah:
Ø      Latar belakang historis pemimpin dan kepemimpinan.
Ø      Sebab munculnya pemimpin
Ø      Tipe dan gaya pemimpin
Ø      Syarat-syarat kepemimpinan.
Teknik kepemimpinan ialah kemampuan dan
ketermapilan teknis serta sosial pemimpin dalam
menerapkan teori kepemimpinan pada praktik
kehidupan. Yang termasuk kedalam kategori
teknik kepemimpinan ialah:
~ Etika profesi pemimpin dan etiket.
~  Kebutuhan dan motivasi
~  Dinamika kelompok
~  Komunikasi
~  Kemampuan pengambila keputusan
~  Keterampilan berdiskusi.       
TIPE DAN PERSYARATAN KOMUNIKASI

Suksesnya pelaksanaan tugas pemimpin itu sebagian besar ditentukan oleh


kemahirannya menjalin komunikasi yang tepat dengan semua pihak.
Beberapa defenisi komunikasis ialah sebagai berikut:
Komunikasi ialah arus informasi dan emosi-emosi yang terdapat dalam
masyarakat yang berlangsung ke semua pihak.

Komunikasi ialah kapasitas individu atau kelompok untuk menyampaikan


perasaan, pikiran, dan kehendak kepada individu dan kelompok lain. Dan
yang perlu diperhatikan dalam komunikasi adalah teknik komunikasi.

Teknik komunikasi ialah tata cara hubungan yang efisien, baik melalui
penggunaan alat-alat komunikasi maupun tidak dengan semua unsur yang
saling melibatkan diri dalam satu unit sosial.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik komunikasi, yaitu:
1.       Manfaat komunikasi
2.       Arus komunikasi
3.       Kebijaksanaan komunikasi.
4.       Tipe dan persyaratan komunikasi.
5.       Bentuk-bentuk komunikasi.[23]
Tipe atau bentuk-bentuk komunikasi ialah:
· komunikasi searah, dan
· komunikasi dua arah.
Keuntungan dari komunikasi searah antara lain:
Ø Dapat berlangsung cepat dan efisien,
Ø Dapat melindungi pemimpin, sehingga orang atau para pengikut
tidak dapat melihaat dan menilai kesalahan dan kelemahan
pemimpin.
Kelemahan dari komunikasi searah antara lain:
Ø Kepemimpinannya bersifat otoriter,
Ø Dapat menimbulkan ketidakjelasan, salah paham, penafsiran
yang keliru, sentimen dan banyak ketegangan.
Selanjutnya, keuntungan dan kelemahan dari komunikasi dua
arah antara lain:
- Semua perintah dapat diterima dengan lebih akurat-tepat,
- Dapat dikurangi salah paham san salah interpretasi,
- Suasananya lebih demokratis.

Beberapa kelemahan dari komunikasi dua arah ialah:


- Komunikasi dan kepatuhan berlangsung lebih lambat,
- Kemungkinan besar muncul sikap “menyerang” pada
pengikut, dan terdapat sikap bertahan pada diri pemimpin.
- Setiap saat bisa timbul masalah-masalah baru yang tidak
terduga dengan adanya dialog terbuka.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai dinamisator dan
organisator, pemimpin harus selalu berkomunikasi, baik
melalui hubungan formal maupun informal. Sebab suksesnya
pelaksanaan tugas-tugas kepemimpinan itu sebagian besar
ditentukan sekali oleh keterampilannya menjalin komunikasi
dengan semua pihak yang ada kaitannya dengan organisasi
tersebut.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dalam kondisi ketidak pastian dengan banyak perubahan yang mendadak, maka
pemgambilan keputusan merupakan unsur yang paling sulit dalam manajemen, namun
merupakan usaha yang paling penting bagi pimpinan. Apabila pemimpin mampuu dengan
tangkas, cerdas, cepat dan arif bijaksana mengambil keputusan yang tepat, maka
organisasi atau administrasi bisa berfungsi secara afektif dan produktif. 

H.A. Simon mengemukakan tiga proses dalam pengambilan keputusan (dalam


bukunya Administrative Behaviour, 1947), yaitu:
- Inteligence activity, yaitu proses penelitian situasi dan kondisi dengan wawasan,
- Design activity, yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan pemahaman  dan
menganalisis kemungkinan  pemecahan masalah serta tindakan lebih lanjut; jadi ada
perencanaan pola kegiatan,
- Choice activity, yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternatif atau
kemungkinan pemecahan.
KETERAMPILAN BERDISKUSI
 Kemampuan berdiskusi dengan baik merupakan salah satu persyaratan mutlak
yang perlu bagi setiap pimpinan. Diskusi ialah pembicaraan bebas (free talk)
yang diarahkan pada pemecahan pada pemecahan masalah. Pada diskusi
diharapkan terdapat interaksi yang timbal balik, suasana bebas, arus pemberian
informasi yang seluas-luasnya, pertimbangan kontra pertimbangan lain.
Manfaat diskusi antara lain:
1. Dapat memperluas dan memperdalam pengetahuan, perincian masalah,
serta memperluas cakrawala kemungkinan-kemungkinan pemecahan.
2. Adanya pendekatan multidisipliner, multidimensional, berpikir secara
kooperatif, dan akumulasi dari ide-ide yang konstruktif, didertai kejernihan dan
kejelasan yang lebih gamblang.
3. Dapat meningkatkan proses pengendapan permasalahan, ada proses
internalisasi.
4. Pembentukan kepribadian menjadi lebih kaya dan lebih matang.
Tujuan berdiskusi ialah:
Untuk memikirkan beberapa alternatif
kemungkinan pemecahan yang diperlukan
dalam pengambilan keputusan.
Untuk mendapatkan informasi dan data
selengkap mungkin, dan memikirkan cara
penyelesaian masalah seefisien mungkin.[31]
Kepemimpinan Tradisonal
Sistem kepemimpinan yang ada pada suku bangsa Papua terdiri
dari empat sistem kepemimpinan politik yaitu sistem Big Man
atau pria berwibawa, sistem Ondoafi, sistem Kerajaan, dan
sistem Campuran.
Johszua Robert Mansoben mengemukakan bahwa model analisis
Sahlins menggunakan garis kontinuum yakni salah satu ujung
kutub garis kontinuum tersebut ditandai ciri ascription, atau
pewarisan, dan pada ujung kutub yang lain terdapat sistem
politik yang bercirikan achievement atau pencapaian prestasi. I,
Jakarta, hlm. 46.
Pada ujung kutub garis kontinuum yang bercirikan pewarisan
itu adalah sistem kepemimpinan yang disebut chief (kepala
suku), sedangkan ujung kutub lain dari garis kontinuum yang
bercirikan pencapaian itu adalah sistem kepemimpinan yang
disebut big man (pria berwibawa). Adapun sistem
kepemimpinan yang bercirikan pewarisan dan yang disebut
oleh Sahlins sebagai chief itu dapat dibedakan atas dua tipe,
yaitu sistem kerajaan dan sistem ondoafi. Perbedaan pokok
antara dua sistem terletak pada unsur luas jangkauan
kekuasaan dan orientasi politiknya..
Joszua Robert Mansoben. 1995. Sistem Politik Tradisional di Irian Jaya. LIPI
SISTEM KEPEMIMPINAN POLITIK YANG PERTAMA YANG
DISEBUT PRIA BERWIBAWA
MEMPUNYAI CIRI-CIRI TERTENTU YAITU
(1)KEKUASAAN DIPEROLEH MELALUI PENCAPAIAN PRESTASI
YAKNI KEMAMPUAN INDIVIDUAL SEPERTI MEMILIKI KEKAYAAN
MATERIAL TERMASUK KEBERHASILAN MENGALOKASI DAN
MENDISTRIBUSIKAN KEKAYAAN; KEPANDAIAN BERDIPLOMASI
DAN BERPIDATO, MEMIMPIN PERANG, MEMILIKI SIFAT
BERMURAH HATI, FISIK TUBUH YANG BESAR DAN TEGAP.
(2)HANYA ORANG YANG MENDUDUKI DAN MENJADI PEMIMPIN ITU
SENDIRI YANG MELAKSANAKAN KEKUASAAN. ARTINYA
KEPEMIMPINAN DALAM SEMUA BIDANG DI PEGANG DAN
DILAKUKAN OLEH SATU ORANG SAJA YAKNI PEMIMPIN ITU
SENDIRI YANG MELAKSANAKAN KEKUASAAN. SUKU YANG
MELAKSANAKAN SISTEM INI ANTARA LAIN: SUKU MEYBRAT,
ASMAT, DANI, MUYU DAN ME.
SISTEM KEPEMIMPINAN POLITIK YANG KEDUA
ADALAH ONDOAFI. CIRI-CIRI UTAMA SISTEM POLITIK
ONDOAFI ADALAH PEWARISAN KEDUDUKAN DAN
BIROKRASI TRADISIONAL, DAN TERITORIAL
KEKUASAAN ONDOAFI MELIPUTI SATU KAMPUNG DAN
SATU GOLONGAN ETNIK SAJA. PUSAT ORIENTASI
KEKUASAAN ONDOAFI IALAH RELIGI. SISTEM POLITIK
ONDOAFI TERDAPAT DI BAGIAN TIMUR LAUT PAPUA,
DENGAN MASYARAKAT PENDUKUNGNYA MASING-
MASING ORANG SENTANI, ORANG GENYEM
(NIMBORAN), PENDUDUK TELUK HUMBOLD (YOS
SUDARSO), ORANG TABLA, ORANG YAONA, ORANG
YAKARI-SKOU DAN ORANG ARSO-WARIS.
SISTEM KEPEMIMPINAN POLITIK YANG
KETIGA ADALAH KERAJAAN.

Ciri dari sistem ini adalah pewarisan kedudukan


pemimpin. Lazimnya kedudukan diwariskan kepada
anak tertua. Dalam sistem ini dikenal pula pembagian
fungsi dalam melaksanakan kekuasaan. Penganut
sistem ini antara lain: daerah Fakfak, Kaimana,
Kepulauan Raja Ampat.
SISTEM KEPEMIMPINAN POLITIK YANG
KEEMPAT ADALAH SISTEM KEPEMIMPINAN
PERCAMPURAN.
Ciri-ciri sistem percampuran adalah kedudukan
pemimpin diperoleh melalui pewarisan dan/atau
pencapaian. Dengan kata lain, di dalam sistem ini
seseorang dapat menjadi pemimpin masyarakat
berdasarkan kemampuan individualnya termasuk
berdasarkan prestasi dalam kondisi tertentu dan/atau
berdasarkan keturunan. Para pemimpin berdasarkan
prestasi biasanya muncul pada saat-saat tertentu,
misalnya pada saat adanya peperangan, bencana atau
pada saat terjadi dekadensi kebudayaan.
Pemimpin golongan ini disebut juga pemimpin
situasional. Sedangkan pemimpin berdasarkan
pewarisan yang terdapat di dalam sistem
percampuran biasanya terjadi dalam kondisi normal
yakni tidak terjadi peperangan, bencana alam dan
sebagainya. Masyarakat penganut Sistem
kepemimpinan percampuran ini antara lain suku
Biak, Wandamen, Waropen, Yawa dan orang Maya.
Sistem kepemimpinan percampuran yang secara umum
di Papua dapat dibagi menurut dua bentuk. Bentuk
pertama adalah kepemimpinan yang didasarkan atas
kekayaan harta. Seorang pria berwibawa dapat
mengakumulasi sumber-sumber daya tertentu dan
memanipulasi orang-orang untuk mencapai tujuannya
yakni kekayaan, kedudukan dan prestise. Bentuk kedua
adalah kepemimpinan yang didasarkan atas keberanian
memimpin perang, pemimpinnya disebut pemimpin
perang.
Sifat keberanian dalam sistem percampuran mengandung dua
unsur, ialah unsur agresif dan unsur orator. Unsur agresif
terwujud dalam bentuk pernah membunuh orang. Disisi lain
seseorang pemimpin harus memiliki kompetensi dalam
berbagai hal yang dibutuhkan oleh masyarakat dan wajib
dikomunikasikan kepada masyarakat melalui pidato-pidato
dalam berbagai kesempatan. Misalnya pada upacara pesta
babi atau pada waktu bertempur di medan perang. Selain itu
kemampuan berdebat adalah salah satu syarat penting yang
dituntut dari seorang pemimpin.
Pouwer mengatakan, bahwa seseorang yang dapat
menjadi pemimpin politik pada orang Meybrat
adalah orang yang pandai berdagang. sikap mencari
keuntungan yang biasanya terdapat pada seorang
pengusaha pada umumnya, dikenal juga oleh orang
Meybrat seperti yang terungkap di dalam kata-kata
berikut: "Seorang pemimpin adalah seorang yang
pandai memperlakukan barang dagang, dalam hal ini
kain timur jenis ru-ra, seperti burung yang terbang
dari dahan ke dahan untuk membawa keuntungan".
Bentuk mata pencaharian lain yang sangat penting dalam
kehidupan orang Meybrat adalah sistem tukar-menukar.
Benda yang memainkan peranan penting di dalam sistem
tukar-menukar ialah kain timur, sejenis kain ikat (ikat-cloth)
yang berasal dari Kepulauan Nusa Tenggara dan Kepulauan
Maluku. Mereka yang hidup dari sistem tukar-menukar
adalah orang-orang yang disebut bobot, atau yang oleh
Elmberg dan Pouwer disebut sebagai bankir dan anak-anak
buah mereka. Peranan bobot di dalam masyarakat orang
Meybrat sebagai bankir atau pengusaha dan pemimpin.
Kepemimpinan dan Fungsinya dalam Masyarakat
Hukum Adat (MHA) Arfak
Pembentukan suatu kampung oleh MHA Arfak lazimnya berasal dari satu
atau lebih keret. Masing-masing keret itu dikepalai oleh seorang pemimpin
yang disebut Menir keret. Tugas seorang Menir adalah pertama, sebagai
kepala dan hakim yang menangani berbagai urusan yang menyangkut
kepentingan warga golongannya sendiri, seperti misalnya sebagai kepala
untuk mengatur izin penggunaan tanah hak milik keret di antara warga
anggota keret dan sebagai hakim untuk menyelesaikan berbagai sengketa
yang timbul antara warga keret sendiri. Peranan kedua dari seorang Menir
adalah sebagai wakil golongannya sendiri untuk menangani masalah-masalah
yang menyangkut kepentingan golongannya dengan golongan yang lain
dalam kampung dan bersama-sama dengan Menir dari keret-keret lain
menjaga dan mengawasi kepentingan warga kampungnya terhadap pihak
luar (kampung lain).
Kedudukan menjadi Menir atau kepala keret itu
tidak didasarkan atas umur, tetapi ditentukan oleh
kemampuan memperjuangkan kepentingan
golongan, kerelaan mengorbankan diri demi
kepentingan anggota warga keret, memiliki
pengetahuan luas tentang aturan-aturan yang
berlaku dalam keret, mempunyai pengalaman yang
lebih banyak dibandingkan dengan anggota lain dari
keret-nya seperti sering berperang dan pandai
berbicara di muka umum.
Di atas kepala keret, pada tiap minu atau kampung,
terdapat seorang kepala yang disebut Menir minu.
Seorang Menir minu tidak dipilih, melainkan diangkat
oleh penduduk kampung dari salah seorang Menir keret
berdasarkan dua kriteria pokok: pertama berdasarkan
sejarah asal usulnya yaitu harus berasal dari golongan
keret pendiri kampung dan kedua berdasarkan
kemampuan dari salah seorang Menir yang melebihi
kemampuan yang ditunjukkan oleh Menir lain dalam
lingkungan kampungnya.
Kriteria terakhir ini lebih penting dari kriteria
pertama, karena seseorang Menir yang berasal dari
golongan keret pendiri kampung jika tidak memenuhi
kriteria kedua maka ia tidak dapat diangkat menjadi
Menir minu. Walaupun demikian seorang kepala yang
berasal dari keret pendiri kampung tetap mempunyai
wewenang untuk mengatur hal-hal yang berhubungan
dengan penggunaan tanah dan pemanfaatan hasil-
hasil hutan dalam wilayah kekuasaan kampungnya.
Kedudukan Menir minu adalah sebagai kepala atas kepala-kepala keret
lain da­lam kampung. Tugasnya ialah mengkoordinasikan kepala-kepala
keret bersama tokoh-tokoh masyarakat lain dalam pengambilan
keputusan tertentu yang menyangkut kepentingan komunitas kampung,
serta memimpin dengan langsung pelaksanaan kepu­tusan tersebut. Tiap-
tiap kampung di daerah Manokwari merupakan persekutuan hukum
terkecil, mempunyai kekuasaan, daerah, dan kekayaan sendiri. Kampung
yang tidak memiliki ciri ciri hukum terse­but di atas, bukan merupakan
sebuah kampung. Kekuasaan tertinggi dalam kampung terletak ditangan
kepala suku karena kekuasaan memerintah dan kekuasaan untuk
menyatakan perang ada padanya. Hal ini adalah merupakan
kepemimpinan tradisional.
Setiap kampung di daerah Manokwari pada umumnya, dan pada suku
Arfak merupakan suatu kesatuan hukum yang terkecil. Pimpinan
tradisional terdiri dari pimpinan formal dan pim­pinan informal. Pimpinan
tradisional yang formal pada suku bang­sa Arfak umumnya terdiri dari
Menir atau kepala suku, Moskur (wakil kepala suku), Runa ensis (kepala
perang), dan Dwebabah (kepala pemburu). Menir adalah orang yang
mengepalai sukunya dalam kampung secara turun-temurun, dan sebagai
pemimpin adat. Tugas kepala suku ialah: menyelesaikan perkara-perkara
yang berhubungan dengan masalah adat seperti: masalah perkawinan,
perzinahan, denda, pembukaan tanah, dan hak tanah. Di samping itu
bertugas sebagai Otko Roffuroka (tugas memerintah) dan tugas Syaukona
onetep yaitu sebagai pimpinan perang. Tugas-tugas tersebut dilakukan
untuk kepentingan warga satu kampung dan kampung lainnya.
Kalau terjadi sengketa adat antara warga kampung yang satu
dengan kampung lainnya, maka kepala suku tersebut akan
menghubungi pihak yang bersengketa dan menyelesaikan
masalahnya. Persyaratan untuk dapat menjadi kepala suku
baik yang for­mal maupun yang informal adalah sebagai
berikut: (1) si calon adalah pendiri kampung, (2) mampu
memimpin secara adil, (3) dapat memelihara keutuhan adat,
(4) mampu menjaga keamanan, serta keselamatan sukunya
dari ancaman dan serangan dari suku bangsa lain, (5) jujur,
(6) tidak boros dan (7) berwibawa.
Biasanya Menir adalah orang kaya. Hal ini dapat
diukur dari banyaknya babi yang dimiliki, dan
isterinya lebih dari satu orang. Orang yang beristeri
lebih dari satu orang dianggap kaya, sebab untuk
mendapatkan isteri itu harus membayar mas kawin
yang mahal. Tujuan berpoligami terutama adalah
untuk pengupahan tenaga kerja terutama
memelihara babi, dan berkebun.
Hak Menir adalah otko roffuroka (memerintah) mencakup
semua lapangan kehidupan masyarakat, seperti: hak
penguasaan tanah; memungut hasil, menetapkan syarat-
syarat untuk men­dapatkan tanah; menentukan denda-denda,
dalam perselisihan rumah tangga; perzinahan, dan melarikan
isteri orang lain; penggerak tolong menolong; memimpin
upacara-upacara dan musyawarah adat, menanggulangi
bencana; memelihara keamanan, serta menen­tukan
pembukaan ladang baru. Dalam kewajibannya sebagai
syaukona oneteb, Menir harus mengganti kerugian keluarga
yang kematian akibat terjadinya perang.
Sebelum pemerintahan Belanda, pengangkatan menir ti­dak secara resmi.
Warga masyarakat berpendapat bahwa pendiri kampung pertama
otomatis menjadi pemimpin. Setelah pemerintah Belanda,
pengangkatan dilakukan oleh pemerintah atas persetujuan masyarakat.
Setelah diangkat oleh pemerintah, maka yang terpilih itu mengadakan
upacara adat yang disebut monyenar, artinya upacara penobatan.
Sebelum upacara dilaksanakan calon menir harus menyatakan
pengangkatannya lebih dahulu yang diucapkan dalam bahasa Arfak,
khususnya Meyach: "Mosona oh didif direk manannur" artinya
pemerintah sudah mengangkat saya sebagai Menir. Setelah mendengar
perkataan itu, maka warga masyarakat menjawab "in somahk" berarti
setuju. Apabila sudah disetujui oleh warga kampung maka dimulailah
upacara makan-makan dan diselingi dengan hiburan menari-nari.
Moskur atau wakil kepala suku mempunyai tugas mewakili Menir,
apabila Menir berhalangan, Moskur tidak mem­punyai atribut tersendiri.
Hanya pakaian adat yang terdiri dari cawat, kain merah atau kain Timor
atau kain toba. Untuk membedakan antara moskur dan warga
masyarakat agak sulit, karena tidak adanya ciri-ciri khusus.
Pengangkatan moskur hampir sama dengan pengangkatan Menir dan
upacaranya dilaksanakan bersama-sama setelah moskur diangkat oleh
pemerintah maka Menir mengumumkan kepada seluruh warga
masyarakat yang bunyinya sebagai berikut; Masona oh offu tein eref
moskur, artinya pemerintah telah mengangkatnya sebagai moskur (wakil
kepala suku) sambil Menir menunjuk moskur. Setelah itu warga
menjawab secara serentak ”in somahk” berarti setuju .
 Andijpoy adalah para tetua adat yang bertugas memberikan
pertimbangan kepada manir, moskur, Runa ensis, dwebebah, kepala kampung
berkaitan dengan hal ihkwal kehidupan masyarakat baik diminta maupun
tidak diminta kepada pejabat adat..
 Runa ensis atau kepala perang bertugas memimpin perang, termasuk
mengatur strategi dan teknik berperang. Disamping itu mengatur tata cara
penggunaan obat-obatan. Syarat-syarat pengangkatan Runa ensis, biasanya
dipilih dari orang yang pandai berperang dan ahli dalam hal obat-obatan dan
berani. Runa ensis diangkat dari lapisan sosial ke dua, tetapi kadang-kadang
dari lapisan sosial pertama. Runa ensis memimpin perang setelah ada
perintah dari Menir, sebab hanya Menir punyai hak syaukona oneteb, atau
hak memimpin perang, sekarang dengan adanya pengaruh ajaran agama dan
pemerintah, perang suku sudah tidak ada lagi. Runa ensis sekarang bertugas
sebagai keamanan kampung.
Tugas dwebabah bukan merupakan jabatan
pokok, hanya tugas sampingan saja.
Pengangkatannya berdasarkan keahliannya dalam
berburu, seperti memanah dan menangkap binatang
buruan secara magis. Dalam berburu dwebabah
bertindak sebagai pemimpin. Oleh sebab tugasnya
hanya memimpin sewaktu-waktu saja maka ia
merupakan pemimpin informal.

Anda mungkin juga menyukai