Teori sosiologis
Kepemimpinan dianggap sebagai usaha-usaha untuk melancarkan
untuk antar relasi dalam organisasi dan sebagai usaha untuk
menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara para pengikutnya.
Dalam teori pemimpin diharapkan dapat mengambil tindakan korektif
apabila terdapat penyimpangan dalam organisasi.
Teori suportif
Pemngikut harus berusaha sekuat mungkin dan bekerja dengan penuh
gairah sedangkan pemimpin akan membimbing dengan sebaik-baiknya
melalui policy tertentu. Untuk itu pemimpin perlu menciptakan suatu
lingkungan kerja yang menyenangkan dan bisa membantu pengikutnya
dengan mengembangkan bakat dan keterampilan.
Teori Laissez Faire
Pemimpin Laissez Faire bukanlah seorang pemimpin yang dalam
pengertian sebenarnya. Atau juga dapat dikatakan pemimpin yang
acuh tak acuh. Sehingga kelompok tersebut praktis menjadi tidak
terkontrol.
Tipe karismatis
Tipe pemimpin karismatis memilki kekuatan energi serta daya tarik yang luar
biasa untuk mempengaruhi orang lain sehingga ia banyak memiliki pengikut
yang sangat besar jumlahnya dan dapat dipercaya. Tokoh-tokoh semacam ini
ialah: Jengis Khan, Hitler, Ghandi, John. F. Kennedy, Sukarno, Margarete
Tatcher, Gandhi, Gorbachev, dan lain-lain.
Tipe paternalistis
Tipe kepemimpinan seperti ini adalah tipe “kebapakan”, yang memiliki sifat
antara lain:
~ Menganggap bawahannya sebagai manusia yang belum dewasa.
~ Bersikap terlalu meindungi (overly protective).
~ Jarang memmberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil
keputusan sendiri.
~ Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
Tipe militeristis
Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristis adalah:
~ Menggunakan sistem perintah atau komando terhadap
bawahannya yang otoriter,
~ Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
~ Sangat senang akan formalitas.
~ Menuntut adanya kedisplinan keras.
~ Tidak menghendaki saran, usul kritikan dari bawahannya.
~ Komunikasi hanya berlangsung searah saja.
Tipe populistis
Kepemimpinan populistis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat
yang tradisional. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan nasionalisme.
Tipe demokratis
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu dan
mendengarkan nasihat atau sugesti dari bawahan. Kepemimpinan
demokratis juga sering disebut sebagai kepemimpinan group developer.
Asas dan Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing,
membangun, memberi atau membangunkan, motivasi-motivasi kerja,
mengemudikan organisasi, dan menjalin jaringan komunikasi. Sedangkan
asas-asas kepemimpinan adalah:
1. Kemanusian, mengutamakan sifat-sifat kemanusiaan dengan cara
mengembangkan potensi dan kemampuan setiap individu.
2. Efisien, efisiensi teknis maupun sosial yang berkaitan dengan sumber,
materi dan jumlah manusia.
3. Kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih merata, menuju pada taraf
kehidupan yang lebih tinggi.
Teknik komunikasi ialah tata cara hubungan yang efisien, baik melalui
penggunaan alat-alat komunikasi maupun tidak dengan semua unsur yang
saling melibatkan diri dalam satu unit sosial.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik komunikasi, yaitu:
1. Manfaat komunikasi
2. Arus komunikasi
3. Kebijaksanaan komunikasi.
4. Tipe dan persyaratan komunikasi.
5. Bentuk-bentuk komunikasi.[23]
Tipe atau bentuk-bentuk komunikasi ialah:
· komunikasi searah, dan
· komunikasi dua arah.
Keuntungan dari komunikasi searah antara lain:
Ø Dapat berlangsung cepat dan efisien,
Ø Dapat melindungi pemimpin, sehingga orang atau para pengikut
tidak dapat melihaat dan menilai kesalahan dan kelemahan
pemimpin.
Kelemahan dari komunikasi searah antara lain:
Ø Kepemimpinannya bersifat otoriter,
Ø Dapat menimbulkan ketidakjelasan, salah paham, penafsiran
yang keliru, sentimen dan banyak ketegangan.
Selanjutnya, keuntungan dan kelemahan dari komunikasi dua
arah antara lain:
- Semua perintah dapat diterima dengan lebih akurat-tepat,
- Dapat dikurangi salah paham san salah interpretasi,
- Suasananya lebih demokratis.