Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN ASET DAERAH

KELOMPOK II
1. VALENCIA LATUIHAMALLO 143015C21002
2. JIHAN I. Z. MANSIM 143015C21012
3. KUSNUL HAMIDAH 143015C21025
4. RIFANI OKTA TODING 143015C21061
5. BILL CLINTON PELMELAY 143015C21098
6. YANCE N. REFASI 143015C21006
7. APOLOS E. APROMBIS 143015C21
A. Pengertian Manajemen Aset
Manajemen aset adalah proses perencanaan, pengelolaan, dan pemeliharaan aktiva atau aset
suatu organisasi untuk mengoptimalkan nilai, efisiensi, dan penggunaannya selama siklus
hidupnya. Aset dalam konteks ini dapat mencakup berbagai macam hal, seperti properti,
peralatan, inventaris, teknologi informasi, piutang, investasi keuangan, dan bahkan sumber daya
manusia.
Proses manajemen aset melibatkan beberapa aktivitas, yaitu:
1. Inventarisasi aset
2. Pengelolaan siklus hidup aset
3. Penilaian risiko
4. Pengoptimalan penggunaan aset
5. Perencanaan anggaran
6. Keamanan aset
7. Pelaporan dan pemantauan
Contoh Manajemen Aset di Lingkup Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat:
Manajemen Aset Fisik Sekolah, meliputi:
1. Perencanaan perawatan dan pemeliharaan gedung sekolah.
2. Pemantauan kondisi infrastruktur sekolah dan perencanaan penggantian atau renovasi saat
diperlukan.
3. Manajemen inventaris peralatan dan furnitur di sekolah.
4. Pemeliharaan kendaraan dinas yang digunakan untuk keperluan pendidikan, seperti bus sekolah.
Manajemen aset di Dinas Pendidikan Provinsi bertujuan untuk memastikan bahwa semua aset
yang dimiliki digunakan secara efisien untuk mendukung pendidikan yang berkualitas dan
berkelanjutan di wilayah tersebut. Hal ini melibatkan perencanaan, pemantauan, pemeliharaan, dan
pengembangan aset-aset tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan dan kebutuhan masyarakat.
B. Kelembagaan Pengelolaan Aset Daerah
Kelembagaan pengelolaan aset mengacu pada struktur organisasi dan proses yang
digunakan oleh suatu entitas, seperti perusahaan, pemerintah, atau organisasi lainnya, untuk
mengelola asetnya dengan efisien dan efektif. Kelembagaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa
aset tersebut dikelola dengan baik, terjaga, dan memberikan nilai tambah bagi organisasi tersebut.
Berikut adalah beberapa komponen utama dari kelembagaan pengelolaan aset:
1. Kepemimpinan dan Manajemen 6. Penilaian Risiko
2. Kebijakan dan Strategi 7. Perencanaan Anggaran
3. Tim Pengelolaan Aset 8. Pemeliharaan dan Perbaikan
4. Inventarisasi Aset 9. Pengukuran Kinerja Aset
5. Sistem Informasi Aset 10. Kepatuhan dan Regulasi
Kelembagaan pengelolaan aset yang efektif dapat membantu organisasi mengoptimalkan
penggunaan asetnya, mengurangi risiko kerugian, dan meningkatkan nilai aset secara keseluruhan.
Dengan demikian, hal ini merupakan elemen penting dalam mencapai tujuan jangka panjang
organisasi.
C. Siklus Manajemen Aset Daerah
Siklus manajemen aset merujuk pada serangkaian langkah atau tahapan yang harus diikuti
dalam pengelolaan aset dari awal hingga akhir siklus hidupnya. Siklus ini mencakup berbagai tahap
yang berkaitan dengan perencanaan, akuisisi, pemeliharaan, penggunaan, dan penggantian aset.

Berikut adalah tahapan umum dalam siklus manajemen aset:


1. Perencanaan (Planning) 5. Pemantauan dan Evaluasi (Monitoring and Evaluation)
2. Akuisisi (Acquisition) 6. Penggantian (Replacement)
3. Operasi (Operations) 7. Pelepasan (Disposal)
4. Pemeliharaan (Maintenance) 8. Pelaporan (Reporting)
Siklus manajemen aset tidak bersifat linier, dan beberapa tahap mungkin terjadi secara bersamaan
atau berulang. Tujuan utama dari siklus ini adalah untuk memaksimalkan nilai aset sambil
meminimalkan risiko, biaya pemeliharaan, dan ketidakefisienan dalam penggunaan aset selama siklus
hidupnya.
D. Permasalahan dalam Pengelolaan Aset Daerah
Aset daerah yang bernilai ekonomis besar dan secara fisik terdiri atas berbagai jenis dan
tersebar lokasinya menimbulkan kompleksitas dan berpotensi memunculkan permasalahan baik dalam
pengelolaan, pemanfaatan, maupun pencatatannya.
Kompleksitas dan Permasalahan Manajemen Aset Pemerintah Daerah tersebut bisa disebabkan
karena:
a. belum dilakukan inventarisasi seluruh aset daerah;
b. belum dilakukan penilaian (appraisal) atas seluruh aset daerah;
c. terdapat beragam jenis hak penguasaan atas aset daerah yang dipegang (secara tidak langsung) oleh
berbagai pihak;
d. ketidakjelasan status kepemilikan atas beberapa jenis aset, seperti tanah, jalan, jembatan, dan
sebagainya;
e. aset daerah tersebut terkait dengan kepentingan yang berasal dari berbagai institusi pemerintah dan
non-pemerintah; dan
f. lemahnya koordinasi dan pengawasan atas pengelolaan aset daerah.
Beberapa pemerintah daerah menghadapi kesulitan dalam menilai aset yang dimilikinya,
termasuk kesulitan dalam melakukan revaluasi aset lama. Untuk aset lancar, seperti: kas, piutang,
persediaan, dan investasi surat berharga relatif lebih mudah menghitungnya, namun untuk aktiva tetap
berupa tanah, bangunan, mesin, kendaraan, dan peralatan cukup sulit menentukan nilainya. Kesulitan
dalam menghitung nilai aset tetap tersebut salah satunya disebabkan sulitnya melacak harga perolehan
karena sebelumnya pemda masih menggunakan sistem akuntansi kas dan tata buku tunggal (single
entry). Selain itu kondisi objektif aktiva tetap dan pencatatan yang tidak tertib juga menjadi masalah
tersendiri. Permasalahan yang terkait dengan pencatatan aset tetap antara lain adanya beberapa aset yang
tidak tercatat atau terdata; ada catatannya tetapi tidak ada barangnya; adanya data inventaris aset yang
berbeda-beda antara yang terdapat di satuan kerja dengan data yang terdapat di biro/bagian perlengkapan,
dan di bagian keuangan BPKAD; tidak dilakukan pencatatan mengenai mutasi barang; dan tidak adanya
pengamanan yang memadai.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai