Manajemen Aset pada Penyelenggaraan Penataan Ruang
Masyarakat Indonesia umumnya hanya mengenal manajemen, hanya sedikit masyarakat
yang mengetahui mengenai manajemen aset. Sebenarnya apa manajemen aset? Menurut Sugiama (2013, hal 15) manajemen aset adalah suatu ilmu serta seni untuk memandu pengelolaan kekayaan yang mencakup suatu proses perencanaan kebutuhan aset, mendapatkan, inventarisasi, legal audit, menilai, mengoperasikan, memelihara, membaharukan atau menghapuskan, hingga mengalihkan aset secara efektif serta efisien. Hastings (2010) menyatakan bahwa manajemen aset adalah serangkaian aktivitas yang berhubungan dengan identifikasi kebutuhan aset, identifikasi kebutuhan pendanaan, pengadaan aset, mengembangkan logistik dan sistem pendukung pemeliharaan aset, serta penghapusan atau pembaharuan aset secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen aset adalah suatu arahan yang mengatur kegiatan pengelolaan aset mulai dari perencanaan, pengadaan, inventarisasi, legal audit, penilaian, operasi dan pemeliharaan, rejuvenasi, hingga penghapusan aset yang dilakukan secara efektif dan efisien agar aset yang dikelola memberikan service delivery yang baik. Tujuan manajemen aset menurut Siregar (2004, hal. 198) yaitu efisiensi pemanfaatan dan pemilikan, terjaga nilai ekonomis dan objektivitas dalam pengawasan dan pengendalian peruntukan, penggunaan serta alih penguasaan. Davis (2004) menyatakan bahwa manajemen aset penting karena dapat membantu organisasi untuk : 1. Mengurangi total biaya operasi aset, 2. Mengurangi biaya modal dari investasi aset, 3. Meningkatkan kinerja operasional aset, 4. Mengurangi dampak kesehatan operasi aset, 5. Mengurangi risiko keselamatan operasi aset, 6. Meminimalkan dampak lingkungan dari operasi aset, 7. Menjaga dan meningkatkan reputasi organisasi, 8. Meningkatkan kinerja peraturan organisasi, 9. Mengurangi risiko hukum terkait dengan operasi aset. Dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen aset yakni efisiensi pemanfaatan dan pemilikan, terjaga nilai ekonomis dan objektivitas dalam pengawasan dan pengendalian peruntukan, penggunaan serta alih penguasaan, selain itu membantu organisasi untuk mengurangi beban operasional dan investasi, meningkatkan kinerja operasional aset, mengurangi dampak kesehatan, dampak lingkungan dan risiko keselamatan dari operasi aset, menjaga dan meningkatkan reputasi organisasi, meningkatkan kinerja peraturan organisasi, dan mengurangi risiko hukum terkait operasi aset agar efektif serta efisien. Jenis-jenis aset menurut Sugiama (2013, hal. 24-25) keragaman aset dapat dikelompokkan menjadi beberapa dasar, berdasarkan bentuknya, aset dapat dibagi ke dalam dua bentuk : 1. Aset berwujud atau tangible assets adalah kekayaan yang dapat dimanifestasikan secara fisik dengan menggunakan panca indera. Contoh aset fisik berupa : a. Tanah atau lahan b. Bangunan c. Infrastruktur misal jalan raya, jembatan, irigasi, waduk d. Peralatan dan perlengkapan pabrik atau plant and machinery e. Peralatan dan perlengkapan kantor misa meubel atau furniture f. Persediaan barang g. Sumberdaya alam seperti bahan tambang, hutan/tanaman, air dan sumberdaya alam lainnya. 2. Aset tidak berwujud atau intangible assets adalah kekayaan yang manifestasinya tidak berwujud secara fisik yakni tidak dapat disentuh, dilihat, atau tidak dapat diukur secara fisik, namun dapt diidentifikasi sebagai kekayaan secara terpisah, dan kekayaan ini memberikan manfaat serta memiliki nilai tertentu secara ekonomi sebagi hasil dari proses usaha atau melalui waktu. Aset ini antara lain berupa : a. Hak paten misal untuk sebuah formulasi produk b. Hak cipta atau copyright atas sebuah harga c. Nama baik sebuah organisasi/perusahaan atau goodwill d. Hak merek dagang e. Hak atas usaha waralaba atau franchise Aset juga dapat dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan tujuan penggunaan dan pemanfaatan aset tersebut yakni (Sugiama, 2013, hal. 26) : 1. Aset untuk tujuan komersial misal aset yang dimiliki perusahaan guna mencari laba. Perusahaan BUMN dan swasta menyediakan asetnya untuk mendukung seluruh operasi perusahaan agar mencapai laba maksimum. Seluruh lahan, bangunan berikut peralatan dan perlengkapan yang dimilikinya diorientasikan untuk kepentingan bisnis / komersial. 2. Aset untuk tujuan non komersial seperti aset pemerintah untuk pelayanan publik. Pemerintah menyediakan jalan, jembatan, irigasi, rumah sakit, sekolah dan lain-lain ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Seluruh aset tersebut tidak ditujukan untuk mencari laba, namun untuk meingkatkan kesejahteraan masyarakat. Jadi jenis aset menurut bentuknya terbagi menjadi dua yakni aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible aset). Selain itu, aset dapat dibedakan menurut tujuan penggunaan dan pemanfaatan aset yakni aset untuk tujuan komersil yang dapat digunakan untuk mencari laba dan aset untuk tujuan non komersil yang dapat digunakan untuk pelayanan publik. Jika merujuk pada tugas pokok dan fungsi Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang maka kontribusi manajemen aset pada pemerintah khususnya pada penyelenggaraan penataan ruang adalah : 1. Membuat rencana untuk kebutuhan aset Perencanaan kebutuhan aset merupakan tahap awal pada proses manajemen aset. Perencanaan aset perlu direncanakan secara matang baik dari sigi teknis maupun dari segi administrasi termasuk perencanaan untuk kepentingan inventarisasi, pemeliharaan, bahkan penghapusan agar aset tersebut dapat dioptimalkan sesuai dengan umur ekonomis demi terciptanya efektifitas dalam pengoperasian aset tersebut. 2. Melakukan pengadaan aset Pengadaan aset merupakan lanjutan dari tahap rencana kebutuhan aset. Pengadaan tersebut sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya seperti teknis dan administrasi. 3. Melakukan inventarisasi aset Inventarisasi aset merupakan identifikasi kualitas dan kuantitas aset secara fisik maupun non fisik setelah dilakukan pengadaan aset. Setiap aset diberikan kode tertentu untuk keperluan pengoperasian aset tersebut. 4. Melakukan legal audit aset Legal audit merupakan dilakukan mengenai status aset tersebut, seperti dokumen, sistem dan alur aset tersebut. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan identifikasi kemungkinan masalah legalitas dan mempersiapkan solusi atas hal tersebut.
5. Melakukan penilaian aset
Penilaian aset bertujuan untuk mengetahui nilai atas aset yang dimiliki sehingga Negara dalam hal ini Provinsi mengetahui total kekayaan yang dimiliki. 6. Melakukan operasi dan pemeliharaan aset Pengoperasian aset merupakan pendayagunaan aset untuk melakukan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan serta melakukan pemeliharaan pada aset tersebut agar tetap dapat melakukan tugas dan fungsinya. 7. Melakukan rejuvenasi aset Rejuvenasi atau pembaharuan aset diberikan karena aset sudah tidak lagi efektif dan efisien maka dilakukan rejuvenasi dengan bentuk perbaikan dan atau penggantian spare part atau renovasi agar aset tersebut dapat digunakan kembali. 8. Melakukan penghapusan aset Penghapusan aset dibutuhkan karena aset sudah tidak dapat melakukan tugas dan fungsi sebagaimana mestinya, umur ekonomisnya sudah habis dan sudah tidak efektif dan efisien maka aset ini perlu dihapuskan. Bentuk penghapusan aset terdiri dari dua macam yakni pemusnahan aset atau pemindahan aset dengan cara hibah atau pemindahan wewenang. Seperti yang sudah dijelaskan diatas manajemen aset memiliki kontribusi terhadap penyelenggaraan penataan ruang mulai dari perencanaan kebutuhan hingga penghapusan aset demi terciptanya kinerja organisasi yang optimal, efektif dan efisien.
Pendekatan sederhana untuk investasi pasif: Panduan Pengantar Prinsip-prinsip Teoretis dan Operasional Investasi Pasif untuk Membangun Portofolio Malas yang Berkinerja dari Waktu ke Waktu