Anda di halaman 1dari 19

Indonesia merupakan negara yang

melimpah akan sumber daya. Aset Indonesia


terdapat dimana-mana. Namun SDA
melimpah tidak didukung dengan pengelolaan
yang efektif dan efisien. Istilah aset lebih
sering didengar dalam
akuntansi,asset=kas,harta. Tanpa kita sadari
aset dapat kita temui dimana-mana dalam
kehidupan sehari-hari.Baik yang bisa kita
sentuh ataupun dirasakan.Modal yang
penting dalam pengelolaan aset adalah
sumber daya manusia,alam dan infrastruktur
sehingga aset dapat berfungsi baik dan
bernilai tinggi.Keterbatasan jumlah SDM
(Sumber Daya Manusia) yang mampu
mengelola aset di Indonesia menyebabkan
banyaknya kekayaan alam yang terbengkalai.
Oleh karena itu, perlu adanya ahli
manajemen aset yang profesional.

Manajemen aset berasal dari dua kata


yakni manajemen dan aset.

Manajamen yakni melibatkan aktivitas-


aktivitas koordinasi dan pengawasan kerja
orang lain, sehingga pekerjaan tersebut dapat
diselesaikan secara efisien dan efektif. ( Stephen
P. Robbins, Marry Coulter, 2010:7)

Manajemen yakni proses pencapaian tujuan


organisasi melaui pelaksanaan fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasin, pengarahan,
dan pengawasan. (Marwansyah)

Aset menurut sudut pandang ekonomi adalah barang


(thing) atau sesuatu barang (anything) dimiliki oleh
seseorang, sebuah organisasi baik swasta maupun
pemerintah yang memiliki:1. nilai ekonomi2. nilai
komersial3. nilai tukar (Sugiama, 2013)
Aset juga dapat diartikan dari sudut pandang akuntansi,
yaitu kekayaan yang mencakup:
1. Kekayaan lancar (uang kas dan kekayaan lancar lainnya)
2. Aset jangka panjang atau aset tetap (long-term
assets misal real estate, pabrik, peralatan dan perlengkapan)
3. prepaid and deferred assets (expenditures for future
costs misalnya asuransi, hak sewa, dan bunga)
4. harta tak berwujud (intangible assets) seperti hak merek
(trademarks), hak paten, hak cipta (copyrights), dan nama
baik atau goodwill. (Sugiama,2013)

Defenisi manajemen aset menurut para ahli:

1. Definisi manajemen aset dalam buku Manajemen Aset


Pariwisata "Manajemen Aset adalah ilmu dan seni untuk
memandu pengelolaan kekayaan yang mencakup proses
merencanakan kebutuhan aset, mendapatkan,
menginventarisasi, melakukan legal audit, menilai,
mengoperasikan, memelihara, membaharukan atau
menghapuskan hingga mengalihkan aset secara efektif
danefesien." (Sugiama,2013)
2. Menurut Brown dalam The Australian Asset
Management Collaborative of Group (AAMCoG) "Asset
management is the process of organizing, planning,
designing and controlling the acquistion, care,
refurbishment, and disposal of infrastructure and
engineering assets to support the delivery of
services." (Brown, 2012:4, Sugiama, 2013)

TUJUAN MANAJEMEN ASET


Tujuan manajemen aset dapat ditentukan dari berbagai
dimensi atau sudut pandang. Secara umum tujuan
manajemen aset adalah untuk pengambilan keputusan
yang tepat agar aset yang dikelola berfungsi secara efektif
dan efisien.
Efektif adalah pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan
sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Efektif dalam pengelolaan aset berarti aset yang dikelola
dapat mencapai tujuan yang diharapkan organisasi
bersangkutan, misal mencapai kinerja tertinggi dalam
pelayanan pelanggan.
Efektivitas berarti derajat keberhasilan yang dapat dicapai
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan atau efektifitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tinggi-rendahnya
target yang telah dicapai misal jumlah capaian, derajat
kualitas, waktu dan lain-lain. Sebuah capaian dapat
dinyatakan dalam presentase target yang dicapai dari
keseluruhan target yang ditetapkan. Jika capaian target
tersebut tinggi, berarti efektifitasnya makin tinggi pula.
Serangkaian kegiatan yang dapat merealisasikan tujuan
dengan tepat, maka berarti seluruh kegiatan tersebut
memiliki efektifitas yang tinggi. Dengan kata lain efektif itu
mampu mencapai tujuan atau sasaran yang telah
ditetapkan.

Adapun efisien berarti menggunakan sumber daya


serendah mungkin untuk mendapat hasil (output) yang
tinggi, atau efisien itu rasio yang tinggi
antara output dengan input. Dalam manajemen aset,
efisiensi yang senantiasa melekat dalam setiap tahap
pengelolaan aset terutama upaya mencapai efisiensi yang
tinggi dalam menggunakan waktu, tenaga, dan biaya. Jika
tujuan aset dinyatakan lebih spesifik dibanding tujuan
secara umum, maka tujuan manajemen aset yang lebih
rinci adalah agar mampu:

1. Meminimisasi biaya selama umur aset bersangkutan (to


minimize the whole life cost of assets)
2. Dapat menghasilkan laba maksimum (profit maximum)
3. Dapat mencapai penggunaan serta pemanfaatan aset secara
optimum (optimizing the utilization of assets)
(Sugiama,2013)

Klasifikasi Aset
Berrdasarkan pasal 33 ayat 3 UUD:
Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Berdasarkan sifat wujudnya :
1.Aset berwujud

2.Aset tidak berwujud


Berdasarkan tujuan penggunaannya:
1.Aset tujuan komersial

2.Aset tujuan nonkomersial


Ruang Lingkup Aset

Siklus Aset
Penjelasan dari setiap tahap dari siklus aset di
atas adalah sebagai berikut :

1.Perencanaan kebutuhan aset adalah


serangkaian kegiatan merencanakan suatu
rencana strategi yang dibuat oleh suatu
organisasi.

2.Pengadaan aset adalah kegiatan untuk


memperoleh atau mendapatkan aset/barang
maupun jasa baik yang dilaksanakan sendiri
secara langsung oleh pihak internal, maupun
oleh pihak luar sebagai mitra atau
penyedia/pemasok aset bersangkutan.
3.Inventarisasi aset adalah serangkaian kegiatan
untuk melakukan pendataan, pencatatan,
pelaporan hasil pendataan aset, dan
mendokumentasikannya baik aset berwujud
maupun aset tidak berwujud pada suatu waktu
tertentu.

4.Legal audit aset adalah pemeriksaan (audit)


untuk mendapat gambaran jelas dan menyeluruh
terutama mengenai status kepemilikan, sistem
dan prosedur penguasaan (penggunaan dan
pemanfaatan), pengalihan aset, mengidentifikasi
kemungkinan terjadinya berbagai permasalahan
hukum, serta mencari solusi atas masalah
hukum tersebut.

5.Penilaian aset adalah serangkaian kegiatan


menilai kekayaan aset yang dimiliki sehingga
dapat diketahui nilai kekayaan aset sebelum
aset tersebut dimusnahkan.
*Pengoperasian dan pemeliharaan aset adalah
serangkaian kegiatan
menggunakan/memanfaatkan aset dalam tugas
atau pekerjaan untuk mencapai tujuan
organisasi, sedangkan Pemeliharan aset adalah
kegiatan memperbaiki seluruh aset agar
berfungsi seperti semula.

6.Rejuvenasi / pembaharuan aset adalah


serangkaian kegiatan mengganti aset atau
memperbaiki suku cadang agar aset dapat
dioperasikan sesuai dengan harapan.

7.Penghapusan aset adalah serangkaian


kegiatan untuk memusnahkan atau mengalihkan
aset.

8.Pemusnahan aset adalah serangkaian kegiatan


yang dilakukan apabila aset tidak dapat
diperbaiki untuk digunakan kembali.

9.Pengalihan aset adalah serangkaian kegiatan


memindahkan hak, wewenang, dan tanggung
jawab atas aset melalui menjual, menyertakan
dalam modal, atau menghibahkan
aset. (Sugiama, 2013:27)
JAKARTA, KOMPAS.com
- Kepala Dinas Bina Marga DKI Yusmada Faizal menjelaskan
alasannya menganggarkan pengadaan sound system hingga Rp 220
juta. Yusmada mengatakan hal tersebut karena Dinas Bina Marga
akan pindah ke gedung baru yang belum dipasang sound system di
dalam gedungnya.

"Kita kan mau pindah ke gedung baru. Kita tanya ternyata gedung
itu standar saja enggak ada speaker-nya. Gedung lama kami mau
dipinjam Bareskrim. Kami pindah ke gedung tinggi di dekat sana
juga di Jalan Jati Baru," ujar Yusmada di Gedung DPRD DKI, Jalan
Kebon Sirih, Jumat (18/9/2015).

Selain itu, Yusmada menjelaskan bahwa selama ini aset sound


system yang digunakan Dinas Bina Marga masih bergabung dengan
Dinas Tata Air.

Sebab, kedua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) ini dulunya


memang tergabung menjadi satu dengan nama Dinas Pekerjaan
Umum.)

Yusmana mengatakan aset sound system peninggalan Dinas PU itu


akan dimiliki oleh Dinas Tata Air saja. Sementara, Dinas Bina
Marga akan membeli yang baru.

Dia menilai wajar jika harganya mahal karena sound


systemtersebut akan diaplikasikan di seluruh ruangan di gedung
baru mereka.

Yusmada juga menjawab soal anggaran pelatihan jasmani dan


pembinaan rohani yang dinilai tidak perlu oleh anggota Badan
Anggaran DPRD. Yusmada mengatakan, anggaran tersebut
dibutuhkan untuk membayar instruktur olahraga.

Sementara itu, anggaran pembinaan rohani juga tidak hanya


digunakan untuk pengajian saja seperti yang disebut anggota
Banggar.

Melainkan juga membiayai kegiatan pada hari-hari besar


keagamaan seperti Maulid Nabi dan juga kegiatan di
bulan Ramadhan. "Seperti di bulan Ramadhan ada ceramah-
ceramah begitu, duitnya dari mana?" ujar Yusmada.

Sebelumnya, anggota Badan Anggaran DPRD DKI Bestari Barus


kembali menemukan anggaran yang dia nilai berlebihan dalam
program kegiatan yang diajukan oleh satuan kerja perangkat
daerah (SKPD).

Saat ini, giliran pengadaan sound system di Dinas Bina Marga DKI
yang disoroti karena mencapai Rp 220 juta, mengalahkan anggaran
operasional kantor lain.

"Ada pengadaan sound system sampai Rp 220 juta. Apa Bapak mau
melakukan demo terhadap kebijakan Gubernur pakai sound
system semahal ini? Supaya suaranya keras? Sebaiknya Bapak
pinjam sajalah, karema kami akan belikan sound system juga
untuk Dinas Kebakaran," ujar Bestari.
Aset merupakan hal yang sangat penting bagi suatu
perusahaan. Banyak perusahaan masih menganggap
manajemen aset secara fisik hanyalah sekedar instrumen
pengelolaan daftar aset. Realita di lapangan menunjukkan
banyak kasus yang sebenarnya dimulai dari salah kelola
dan salah urus masalah aset, sehingga berdampak
kerugian yang tidak sedikit. Sebagai contoh optimalisasi
sumber daya tidak bisa dilakukan secara maksimal karena
tidak teridentifikasi dengan jelas, sehingga sulit untuk
mengetahui apakah suatu alat produksi sudah saatnya
untuk diganti atau masih layak untuk di maintenanance.
Pertanyaan berikutnya apabila harus di maintenance
kapan waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut,
apabila harus diganti apakah dengan jenis alat yang sama
atau ada alternatif lain yang lebih baik. Keputusan akan
pilihan-pilihan dalam pengelolaan aset hanya bisa
terjawab dengan tepat bila kita memiliki informasi yang
jelas tentang aset tersebut.
JAKARTA, KOMPAS.com
- Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Antonius
Kosasih mengatakan, sampai saat ini, pihaknya belum menerima
seperser pun dana penyertaan modal pemerintah (PMP)
dan public service obligation (PSO) yang dianggarkan dalam
anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2015.

Menurut dia, masalah ini yang menjadikan target pengadaan


1.000 bus 2015 tidak tercapai.

"Sampai hari ini, 17 Desember 2015, dana PMP dan PSO untuk
PT Transjakarta 2015 belum juga turun. Seluruh dana yang kami
gunakan di tahun 2015 ini, termasuk untuk beli bus Scania dan
bayar operator setiap bulan adalah dana PMP tahun 2014 yang
baru cair tanggal 17 Desember 2014," kata Kosasih di Balai Kota
DKI Jakarta, Kamis (17/12/2015).

Tidak hanya itu, Kosasih menyebutkan bahwa inbreng aset


perseroan dari Pemprov DKI ke PT Transjakarta belum terwujud
sampai saat iniPadahal, kata dia, aset tersebut bisa dijadikan
modal agunan pinjaman di bank. "Selama 2015, kami juga
mencoba mencari financing untuk membeli bus lebih banyak,
tetapi tidak bisa dapat karena tidak ada agunan baik dana
maupun aset," tutur Kosasih.

Menurut Kosasih, dana PMP 2014 tidak bisa dijadikan agunan


karena tidak bisa dikunci di bank.

Sebab, dana tersebut setiap bulannya harus dipakai untuk


pembayaran operator dan biaya operasional.

"Kami pernah mencoba ke Bank DKI waktu direksi lama, tetapi


tidak bisa dapat financing karena tidak ada kejelasan aset dan
dana tidak bisa di-lock, plus waktu itu Bank DKI agak enggan
membiayai proyek busway karena ada kredit proyek busway yang
macet," ujar Kosasih.

Sebagai informasi, PT Transjakarta terhitung mengambil alih


layanan transjakarta per 1 Januari 2015.

Sebelumnya, layanan ini dikelola Dinas Perhubungan melalui Unit


Pengelola (UP) Transjakarta. Kosasih mengatakan, karena belum
selesainya inbreng aset perseroan dari Pemprov DKI ke PT
Transjakarta, ia menyebut perusahaannya tidak memiliki aset.

"Bus, depo dan halte semuanya masih milik PemProv DKI.


Transjakarta hanya dapat izin pemanfaatan saja," kata dia.

Kewenangan pemberian PSO dan PMP untuk PT Transjakarta


diketahui menjadi kewenangan Badan Pengelola Keuangan dan
Aset Daerah (BPKAD) dan Dinas Perhubungan dan
Transportasi.

Adapun besaran PMP dan PSO untuk PT Transjakarta di tahun


2015 diketahui mencapai Rp 1 triliun. Kosasih mengatakan, sejak
APBD 2015 pada Mei hingga pertengahan tahun, tidak ada
tanda-tanda pejabat berwenang dari kedua instansi tersebut
untuk mempercepat proses pencairan dana PMP.

Ia menyebut keadaan mulai membaik saat Gubernur Basuki


Tjahaja Purnama melakukan perombakan pejabat di semua
instansi pada sekitar Juli 2015, tak terkecuali di Dishubtrans dan
BPKAD.

"Dana yang sudah di-acc Pak gubernur besar, tetapi tidak cair-
cair karena berbagai proses. Kontrak PSO dengan Dishub baru
kejadian setelah dua kali ganti Kadishub. Yang tanda tangan baru
Pak Andri (Kadishubtrans Andri Yansyah) nih. Relatif cepat
meskipun beliau harus pelajari dulu," ucap Kosasih.

"BPKAD juga setelah Ibu Lusiana dan Pak Michael masuk (wakil
Kepala BPKAD), lebih cepat," ujar dia.
http://megapolitan.kompas.com/read/2015/12/17/19535701/PMP.da
n.PSO.Belum.Cair.Jadi.Alasan.Transjakarta.Tak.Penuhi.Target.Pen
gadaan.Bus
Gubernur perlu mengkaji dan memeriksa kinerja Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan Dinas
Perhubungan dan Transportasi untuk pembiayaan TransJakarta
agar dana dapat segera dicairkan sehingga tidak ada KKN dalam
penyelenggaraannnya.
Sugiama, 2013. Manajemen Aset Pariwisata.Bandung.Guardaya Intimarta

Anda mungkin juga menyukai