Anda di halaman 1dari 29

MANAJEMEN ASET

DAN
TATA RUANG

PENYUSUTAN ASET

KELOMPOK 1 :
ANGELINA LAMTIO SIMANJUNTAK
2013001
DIKA EMERSAIDA PURBA
2013003
ROMYANA SIREGAR
2013005
RUSMAWATY LUMBAN GAOL
2013007

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

KINO SIBORO, SKM.,M.K.M

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESEHATAN BARU


PROGRAM STUDI S-1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
JALAN BUKIT INSPIRASI SIPALAKKI DOLOKSANGGUL
KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Standar Akuntansi Keuangan menyatakan penyusutan atau depresiasi

aset tetap merupakan jumlah yang bisa disusutkan dialokasikan ke setiap

periode akuntansi selama massa manfaat aset tetap menggunakan berbagai

metode penyusutan yang sistematis. Apapun metode penyusutan yang

digunakan, diperlukan konsistensi dalam aplikasinya, tidak berubah ubah,

tanpa memandang pertimbangan pajak ataupun tingkat keuntungan perusahaan

supaya bisa memberikan daya banding hasil operasional entitas dari beberapa

periode.

Dalam bahasa sederhana, penyusutan aset tetap ialah biaya perolehan Aset

Tetap yang dialokasikan kepada Biaya Operasional akibat penggunaan aset

tetap. atau dengan kata lain biaya yang dibebankan kedalam harga pokok

produksi sebagai akibat dari penggunaan aset tetap dalam proses produksi serta

operasional entitas secara umum.

Sementara Aktiva tetap berwujud yang dapat habis dan tidak dapat diganti

yang mencakup Sumber daya alam seperti minyak,mineral dan kayu,alokasi

harga perolehan tersebut disebut Deplesi.Sedangkan alikasi harga perolehan

aktiva tetap tidak berwujud disebut Amortisasi.


1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas maka dirumuskan beberapa masalah sebagai

berikut:

1. Apa pengertian manajemen dan manajemen asset?

2. Apa saja jenis jenis dari manajemen asset?

3. Apa pengertian depresi dan deplesi?

4. Dasar penyusutan apa yang akan digunakan untuk aktiva?

5. Metode pengalokasian biaya apa yang paling baik untuk aktiva tetap?

6. Bagaimana dasar biaya untuk penghapusan (Deplesi) ditetapkan?

7. Pola alokasi apa yang harus digunakan?

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan penjelasan diatas maka tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai

berikut:

1. Mengetahui apa itu manajemen dan manajemen asset

2. Mengetahui apa saja jenis jenis manajemen aset

3. Mengetahui apa itu depresiasi dan deplesi

4. Mengetahui Dasar penyusutan apa yang akan digunakan untuk aktiva

5. Mengetahui Metode pengalokasian biaya apa yang paling baik untuk aktiva

tetap

6. Mengetahui Bagaimana dasar biaya untuk penghapusan (Deplesi)

ditetapkan

7. Mengetahui Pola alokasi apa yang harus digunakan.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Manajemen Aset

Manajemen aset diterapkan oleh suatu organisasi untuk mempermudah

proses pengelolaan aset tersebut agar memberikan value bagi organisasi tersebut.

1. Pengertian Manajemen

Menurut Stoner(2006)“Manajemen adalah

perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha

para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya

agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.”

Menurut Nawawi (2003) ”Manajemen merupakan serangkaian proses yang

terdiri atas perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling) dan penganggaran

(budgeting)”.

Sedangkan definisi manajemen menurut Griffin (2007), “Sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan

sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.”

Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen adalah kegiatan pengelolaan yang dimulai dari perencanaan,

pengorgansasian, pelaksanaan, hingga pengawasan untuk mencapai tujuan

organisasi.

2. Pengertian Aset

Menurut Siregar (2004), Aset adalah barang (thing) atau sesuatu

barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic value), nilai

komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang


dimiliki oleh badan usaha, instansi atau individu.” Ada dua jenis aset yaitu

aset berwujud (tangible) dan aset tidak berwujud (intangible).

Menurut pendapat Djumara (2007), Aset adalah barang, yang dalam

pengertian hukum disebut benda, yang terdiri dari benda tidak bergerak

dan benda bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak

berwujud (Intangible), yang tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta

kekayaan dari suatu instansi, organisasi, badan usaha ataupun individu

perorangan.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005, tentang

Standar Akuntansi Pemerintah menyatakan bahwa: Aset adalah sumber

daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai

akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau

sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah

maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk

sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi

masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan

sejarah dan budaya.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan

bahwa aset adalah barang atau benda yang dimiliki dan/atau dimiliki oleh

suatu instansi, organisasi, badan usaha ataupun individu perorangan baik

berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak yang

memiliki nilai ekonomis.

3. Pengertian Manajemen Aset

Pemerintah South Australia dalam Hariyono (2007),


mendefinisikan manajemen aset sebagai “…a process to manage
demand and guide acquisition, use and disposal of assets to
make the most of their service delivery potential, and manage
risks and costs over their entire life”, yang artinya proses untuk
mengelola permintaan dan akuisisi panduan, penggunaan dan
penjualan aset untuk memanfaatkan potensi layanan, dan
mengelola risiko dan biaya seumur hidup aset.

Definisi lain dari manajemen aset menurut Danylo dan


Lemer dalam Hariyono, (2007) adalah “…a methodology to
efficiently and equitably allocate resources amongst valid and
competing goals and objectives.”, yang artinya sebuah
metodologi efisien dan mengalokasikan sumber daya secara adil
untuk mencapai tujuan dan sasaran.
Dari pengertian mengenai manajemen dan aset di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa manajemen aset secara umum
adalah proses mulai dari perencanaan (planning) sampai dengan
penghapusan (disposal) dan perlu adanya pengawasan terhadap
aset-aset tersebut.

Klasifikasi Aset:
Berdasarkan sifat wujudnya:
 Aset berwujud : aset yang dapat dimanifestasikansecara
fisik oleh panca indera.
Contoh: tanah, bangunan,mobil dll
 Aset tidak berwujud
 Aset generik intelektual antara lain: hak cipta, hak
paten, hak merek dagang, dan hak atas rahasia
dagang,dll.
 Aset tidak berwujud kompetitif antara lain:
produktivitas kerja,efisiensi sumberdaya,nilai
pasar,nilai saham, penghargaan
prestasikorporat,dll.

Berdasarkan Tujuan Penggunaannya:


 Aset tujuan komersial misal aset di perusahaan seperti
tanah dan bangunan pertokoan.
 Aset tujuan non komersial misal aset pemerintah seperti
jalan raya, waduk dan irigasi, rumah sakit, sekolah , dll.
Berdasarkan hubungannya dengan pengelolaan aset secara
spesifik:
 Aset finansial
 Aset fisik
 Human aset
 Aset informasi
 Aset tidak berwujud

Menurut Hastings (2010) manajemen aset adalah serangkaian


kegiatan yang terkait dengan:
 Mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan aset
 Mengidentifikasi kebutuhan dana
 Memperoleh aset
 Menyediakan sistem dukungan logistik dan
pemeliharaan untuk aset
 Menghapus atau memperbaharui aset sehingga secara
efektifden efesien dapat memenuhi tujuan.
4. Sasaran dan Tujuan Utama Manajemen Aset
Sasaran dari manajemen aset adalah untuk Mencapai
kecocokan/kesesuaian sebaik mungkin antara aset dan strategi penyediaan
pelayanan. Hal ini diprediksikan pada saat pemeriksaan/pengujian kritikal
dari alternatif-alternatif penggunaan aset. Harapannya adalah bahwa solusi
non-aset akan memungkinkan penyediaan pelayanan dengan biaya
terendah.

Jadi, dengan manajemen aset akan dapat diketahui apakah


suatu aset itu sesuai dengan strategi penyediaan pelayanan
ataukah tidak. Solusi non-aset dimaksudkan sebagai alternatif-
alternatifpenggunaan aset tanpa harus memiliki aset tersebut serta
menghindari alternatif yang hanya terfokus pada pengadaan aset
yang tanpa disertai optimalisasi aset-aset yang telah ada.
Tujuan Manajemen Aset
Pada dasarnya tujuan aset management adalah untuk membantu
perusahaaan dalam mengambil keputusan yang tepat sehingga
aset dapat dikelola secara efektif dan efisien. Siklus tersebut
terdiri dari pengadaan ,penggunaan, dan penghapusan aset , dan
pengatran risiko dan biaya yang terkait selama siklus hidup aset.
Adapun beberapa tujuan manajemen aset adalah sebgai berikut:
 Untuk memastikan status kepemilikan suatu aset
 Untuk menginventarisasi kekayaan dan masa pakai aset
yang dimiliki
 Untuk menjaga agar nilai aset tetap tinggi dan memiliki
usia hidup yang panjang
 Untuk meminimalisasi biaya selama umur aset
bersangkutan
 Untuk memastikan suatu aset dapat mengahsilkan
keuntungan yang maksimum
 Untuk mencapai penggunaan dan pemanfaatan aset secara
optimal
 Untuk keperluan pengamanan aset
 Sebagai acuan dalam menyususn neraca dalam akuntansi

5. Faktor yang perlu dipertimbangkan agar manajemen aset efektif


Agar efektif, manajemen aset perlu dipertimbangkan
sebagai aktivitas yang komprehensif dan multi- disiplin yang
terkait dengan banyak faktor antara lain:
 Siklus hidup aset dan prinsip-prinsip manajemen aset
 Kebutuhan dari para pengguna aset
 Kebijakan dan peraturan perundangan
 Kerangka manajemen dan perencanaan organisasi
 Kelayakan teknis dan kelangsungan komersial
 Pengaruh eksternal/pasar (seperti komersial,
teknologi,lingkungan, dan industri)
 Persaingan permintaan dari para stakeholder dan
kebutuhan merasionalisasikan operasi untuk memperbaiki
pemebrian pelayanan atau untuk meningkatkan
keefektifan biaya.
6. Siklus Manajemen Aset
Dalam pelaksanaan manajemen aset terdapat 8 tahapan yang
harus dilakukan sehngga siklus dapat terbentuk. Adapun beberapa
tahapan manajemen aset adalah sebagi berikut:
1) Perencanaan kebutuhan aset
Ini adalah tahap awal proses asset management dimana
dilakukan perencanaan mengenai apa saja yang yang
dibutuhkan dalam mengelola aset. Misalnya kebutuhan
untuk pengadaan,inventarisasi,perawatan dan lain
sebaginya.
2) Pengadaan Aset
Pada tahap ini dilakukan kegiatan pengadaan aset,
misalnya barang atau jasa yang diperoleh dengan biaya
sendiri atau pihak lain.
3) Inventarisasi Aset
Pada tahap ini terdapat rangkaian kegiatan berupa
identifikasi kualitas dan kuantitas aset, baik secara fisik/
nonfisik maupun secara yuridis/ legal. Masing-masing
aset di dokumentasikan dan diberi kode tertentu untuk
keperluan pengelolaan aset tersebut.
4) Legal audit aset
Pada tahap ini dilakukan audit mengenai status aset,sistem
dan prosedur pengadaan, sistem dan alur pengalihan.
Selain itu, identifikasi kemungkinan terjadinya masalah
legalitas juga dilakukan pada tahap ini dan sekligus
mempersiapkan solusinya.
5) Pengoperasian dan Pemeliharaan aset
Pada tahap ini setiap aset yang dimiliki digunakan untuk
melakukan tugas dan pekerjaan sesuai dangen fungsinya
untuk mencapai tujua perusahaan.
6) Penilaian Aset
Pada tahap ini pihak aset management menentukan nilai
aset yang dimiliki sehingga perusahaan mengetahui
dengan jelas nilai kekayaan yang dimiliki, yang dialihkan
maupun yang dihapuskan.
7) Penghapusan Aset
Pada tahap ini perusahaan akan menilai aset apa saja yang
dianggap yang tidak menguntungkan dana akan
dihapuskan. Proses tersenut dibagi menjdai dua bagian
yaitu:
 Pengalihan aset, yaitu pemindahan hak dan/atau
tanggungjawab,wewenang, dan pemanfaatan suatu
unit kerja yanng lainnya dalam lingkungan sendiri
 Pemusnahan aset, yaitu tindakan memusnahkan
atau mengnhancurkan aset untuk memngurangi
aset karena dianggap tidak dapat dimanfaatkan
lagi.
8) Pembaharuan Aset
Pada banyak kasus asset yang dianggap tidak prouktif bisa
diperbaharui sehingga dapat dimanfaatkan lagi sampai umur
ekonomisnya berakhir.Pembaharuan atau peremajaan tersebut
dilakukan dalam bentuk perbaikan atau penggantian suku cadang
sehingga asset dapat bekerja seperti kondisi semula.

9) Pada tahap ini setiap


aset yang dimiliki
digunakan untuk
melakukan tugas dan
pekerjaan sesuai
10) dengan fungsinya
untuk mencapai tujuan
perusahaan.
11) 6. Penilaian Aset
12) Pada tahap ini pihak
asset management
menentukan nilai aset
yang dimiliki sehingga
perusahaan
13) mengetahui dengan
jelas nilai kekayaan
yang dimiliki, yang
dialihkan maupun yang
dihapuskan.
14) 7. Penghapusan Aset
15) Pada tahap ini
perusahaan akan menilai
aset apa saja yang
dianggap tidak
menguntungkan dan
akan
16) dihapuskan. Proses
tersebut dibagi dalam
dua bagian, yaitu:
17) Pengalihan Aset,
yaitu pemindahan hak
dan/atau
tanggungjawab,
wewenang, dan
pemanfaatan suatu
18) unit kerja ke unit
kerja yang lainnya
dalam lingkungan
sendiri. Misalnya
penyertaan modal,
hibah, dan
19) lainnya.
20) Pemusnahan Aset,
yaitu tindakan
memusnahkan atau
menghancurkan aset
untuk mengurangi aset
21) karena dianggap
tidak dapat
dimanfaatkan lagi.
22) 8. Pembaharuan Aset
23) P
2.2. Pengertian Penyusutan,Deplesi

Menurut PSAK No.17, yang dimaksudkan penyusutan adalah alokasi

jumlah suatu aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.

Penyusutan dilakukan terhadap aktiva tetap berwujud dengan syarat aktiva tetap

berwujud tersebut :

1. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi;

2. Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas; dan

3. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau

memasok barang dan jasa untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi.

Masa manfaatnya diukur dengan periode suatu aktiva yang diharapkan

digunakan oleh perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan
diperoleh dari aktiva oleh perusahaan. Sedangkan jumlah yang dapat disusutkan

adalah biaya perolehan suatu aktiva, atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk

biaya dalam laporan keuangan, dikurang nilai sisanya.

Menurut Waluyo (2010), penyusutan merupakan masalah penting selama

masa manfaat aktiva tetap. Masa manfaat diukur dengan periode suatu aset yang

diharapkan digunakan perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang

diharapkan dari aktiva oleh perusahaan. Penyusutan adalah biaya perolehan suatu

aktiva yang disubstitusikan untuk biaya dalam laporan keuangan dikurang nilai

sisa. Terdapat istilah penghapusan nilai buku suatu aset yang dilakukan apabila

nilai buku yang tercantum dalam laporan keuangan tidak lagi menggambarkan

manfaat dari aktiva yang bersangkutan.

Soemarso (1992) mengungkapkan, semua jenis aktiva tetap kecuali tanah

akan makin berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan

berlalunya waktu. Beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan

adalah pemakaian, keausan, ketidakseimbangan, kapasitas yang tersedia dengan

yang diminta dan keterbelakangan teknologi. Hal seperti ini perlu dicatat dan

dilaporkan. Pengakuan adanya penurunan nilai aktiva tetap berwujud disebut

penyusutan (depreciation).

Biaya penyusutan merupakan perkiraan sementara yang pada akhir tahun

akan ditutup ke perkiraan sisa lalu bersama perkiraan sementara lainnya.

Perkiraan akuntansi penyusutan merupakan perkiraan tetap. Ini merupakan


perkiraan kontra terhadap aktiva tetap yang bersangkutan. Digunakannya perkiraan

kontra dalam mencatat penyusutan ialah agar harga perolehan aktiva masih dapat

disajikan seperti adanya perkiraan akumulasi penyusutan digunakan untuk mencatat

secara akumulatif jumlah penyusutan yang telah dilakukan. Selisih antara harga

perolehan dengan akumulasi penyusutan merupakan bagian dari harga perolehan yang

belum disusutkan. Selisih ini disebut nilai buku (book value) aktiva tetap.

Pengertian Deplesi

Deplesi adalah Alokasi harga perolehan aktiva tetap berwujud yang tidak dapat

diganti seperti Minyak bumi,Batu bara,dan Sumber daya alam lainnya.

Beberapa perbedaan antara Depresiasi dan deplesi adalah sebagai berikut:

1. Deplesi merupakan pengakuan terhadap pengurangan kunatitatif yang terjadi

dalam sumber-sumber alam,sedangkan depresiasi merupakan pengakuan terhadap

pengurangan manfaat ekonomis yang terjadi dalam aktiva tetap.

2. Deplesi digunakan untuk aktifa tetap yang tidak dapat diganti langsung dengan

aktiva yang sama jika sudah habis,sedangkan depresiasi digunakan untuk aktiva

tetap yang pada umumnya dapat diganti jika sudah habis.

3. Deplesi adalah pengakuan terhadap perubahan langsung dari suatu sumber daya

alam menjadi barang yang dapat dijual,sedangkan depresiasi adalah alokasi harga

perolehan ke pendapatan periode yang bersangkutan untuk suatu service yang

15
dilakukan (kecuali dalam perusahaan yang depresiasi dihitung berdasar hasil

produksi)

2.3. Dasar Penyusutan Depersiasi

Depresiasi disebabkan oleh bebrapa faktor,yaitu:

a. Faktor Fisik

Faktor fisik yang mengurangi funsi aktiva tetap adalah aus karena dipakai dan aus karena

umur dan keruskan.

b. Faktor Fungsional

Faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap antara lain,ketidakmampuan aktiva

untuk memenuhi kebutuhan produksi sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi jka

dipakai.

Faktor Faktor Penyusutan Aktiva Tetap

Ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban depresiasi setiap

perode:

 Harga Perolehan [Acquisition Cost]

Faktor yang sangat berpengaruh atas besaran biaya penyusutan adalah harga perolehan

atau acquisition cost, yaitu uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya

lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan menempatkannya agar dapat digunakan

 Nilai Residu atau Nilai Sisa Aset [Salvage Value]

Nilai Sisa Aset adalah prediksi atau taksiran potensi arus kas masuk bila aset tersebut

dijual pada saat penarikan atau penghentian aset. Salvage Value tidak harus/selalu ada,
16
misalnya pada masa penarikannya asetnya tidak bisa dijual atau tidak laku untuk dijual.

hanya jadi limbah saja

 Umur Ekonomis Aset Tetap (Economical Life Time)

Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahan perhitungan adalah umur

fungsional yang biasa dikenal dengan umur ekonomis. Biasanya aset tetap memiliki Dua

jenis umur:

1. Umur fisik Aset Tetap, berhubungan dengan kondisi fisik suatu aset tetap. Suatu

aset memiliki umur fisik jika secara fisik aset tetap masih baik kondisinya

meskipun mengalami penurunan fungsi.

2. Umur Fungsional Aset Tetap, berhubungan dengan kontribusi aset tetap tersebut

dalam penggunaanya. Aset Tetap masih mempunyai umur fungsional jika aset

tetap tersebut masih memberikan manfaat atau kontribusi dalam operasional

produksi perusahaan meskipun secara fisik suatu aset tersebut sudah tidak baik

Dan atau bahkan jika suatu fisik aset perusahaan masih dikatakan baik, tapi

karena tidak berkontribusi bagi perusahaan, maka aset belum tentu memiliki umur

fungsional.

2.4. Metode Penyusutan

17
Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghitung beban depresiasi periodic.

Untuk dapat memilih salah satu metode hendaknya dipertimbangkan keadaan-keadaan

yang mempengaruhi aktiva tersebut,metode tersebut antara lain:

1. Metode Penyusutan Aktivitas (unit penggunaan atau produksi)

Metode Aktivitas disebut juga pendekatan beban variabel yang mengasumsikan

bahwa penyusutan adalah fungsi dari oenggunaaan atau produktifitas dan bukan

berlalunya waktu. Umur aktiva ini dinyatakan dalam istilah Keluaran(output)

yang disediakan (unit-unit yang diproduksi) atau Masukan(Input) seperti jumlah

jam kerja.

Beban Penyusutan= (Biaya – Nilai sisa) X Jam tahun ini

Total Estimasi jam

Contoh soal:

Biaya mesin derek $500.000

Estimasi masa manfaat 5 jam

Estimasi nilai sisa $50.00

Umur produktifitas dalam jam 30.000 jam

= (500.000- 50.000) X 4.000

30.000

= $ 60.000

18
Karena beban deresiasi dasarnya adalah jumlah jam yang digunakan,maka

metode ini paling tepat jika digunakan untuk kendaraan. Dengan anggapan

bahawa kendaraan itu banyak aus karena dipakai dibandingkan dengan tua karena

waktu.

2. Metode Penyusutan Garis Lurus

Penyusutan Metode Garis Lurus ini adalah salah satu metode yang termasuk

paling banyak diaplikasikan oleh perusahaan perusahaan di indonesia. Metode

garis lurus ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata

di sepanjang masa penggunaannya, sehingga aset tetap akan mengalami tingkat

penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aset ditarik dari

penggunaannya dalam operasional perusahaan.

Berikut adalah Perhitungan Penyusutannya:

19
Dan untuk persentase perhitungan yang digunakan adalah:

Contoh soal:

Sebuah mesin dengan harga perolehan Rp.600.000,taksiran nilai residu sebesar

Rp.40.000, dan umurnya ditaksir selama 4 tahun.

Jawaban:

Depresiasi = Rp.600.000- 40.0000

= Rp.140.000
Akhir

tahun
Debit Kredit Akumulasi Total Akumulasi Nilai Buku
ke
Depresiasi Depresiasi Depresiasi Aktiva

600000

1 140000 140000 140000 460000

2 140000 140000 280000 320000

3 140000 140000 420000 180000

4 140000 140000 560000 40000

560000 560000

20
Akhir Kredit Total
tahun Debit Akumulas Akumulas
ke Depresias i i
i Depresiasi Depresiasi Nilai Buku Aktiva
600000
1 140000 140000 140000 460000
2 140000 140000 280000 320000
3 140000 140000 420000 180000
4 140000 140000 560000 40000
560000 560000
Perhitungan depresiasi Garus Lurus didaskan pada anggapan :

a) Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun secara proporsional

setiap periode.

b) Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relative

tetap.

c) Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya wwaktu.

d) Penggunaan (kapasitas) aktiva tetap tiap-tiap periode relative tetap.

Dengan adanya anggapan seperti diatas, metode garis lurus sebaiknya

digunakan untuk menghitung depresiasi gedung,meubel,dan alat-alat kantor.

Biaya depresiasi yang dihitung dengan cara ini jumlahnya setiap periode tetap

tidak menghiraukan kegiatan dalam periode tersebut.

3. Metode Penyusutan Beban Menurun

a) Jumlah angka tahun

21
Metode jumlah angka tahun (sum-of-the-years-digits-method)

menghasilkan beban penyusutan yang enurun berdasarkan pecahan yang

menurun dari biaya yang dapat disusutkan (biaya awal dikurangi nilai

sisa).

Dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara mengalikan

bagian pengurang yang setiap tahunya menurun dengan harga perolehan

dikurangi nilai residu. Bagian penggurang ini dihitung sebagai berikut:

Pembilang : bobot (weight) untuk tahun yang bersangkutan

Penyebut : jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva atau

jumlah angka bobot.

Contoh :

Tahun bobot(weight) bagian pengurang

1 3 3/6

2 2 2/6

3 1 1/6

6 6/6

Keterangan :
22
o penyebut dalam bagian penguranag dihitung dengan cara

menjumlahkan angka bobot = 3+2+1=6

o pembilang dalam bagian pengurang adalah angka bobot

tahun yang bersangkutan untuk tahun pertama;3, dan


Kredit

Debit Akumulasi Total Akumulasi Nilai buku

Tahun Depresiasi depresiasi Depresiasi mesin

0 100000

3/6*90000=

1 45000 45000 45000 55000

2/6*90000=

2 30000 30000 75000 25000

3/6*90000=

3 15000 15000 90000 10000

seterusnya.

Jika aktiva tersebut umur ekonomisnya panjang maka penyebut ( jumlah angka tahun) disa

dihitung dengan rumus:

Jumlah angka tahun : n(n+1)


2

b) Metode saldo menurun

Metode saldo menurun (declining balance method) dimana beban periodic

dihitung dengan cara mengakalikan tariff yang tetap dengan nilai buku

23
aktiva. Karena nilai buku aktiva ini selalu menurun maka beban depresiasi

tiap tahunnya juga menurun.

Tarif ini menggunakan rumus:

T = 1 - √n NS/ HP

Keterangan :

T : Tarif

n : Umur ekonomis

NS : Nilai sisa

HP : Harga Perolehan

Depresiasi dalam contoh seperti diatas :

T =1- √n NS/ HP
=1- √3 10000/100000
= 0,536 atau 53,6 %

Untuk menghitung depresiasi tiap tahun, tariff (53,6%) dikalikan kepada

nilai buku mesin. Apabila disusun dalam bentuk table adalah sebagai

berikut:
Kredit

Akumulasi Total Akumulasi Nilai buku

Tahun Debit Depresiasi depresiasi Depresiasi mesin

0 100000

53,6% *

1 100000= 536000 53600 53600 46400

53,6%* 46400 =

2 24870 24 24870 78470 21530

53,6% * 21530 =

3 11530 11530 90000 10000


4. Metode kelompok dan gabungan

Pada perusahaan tentu memiliki beberapa aktiva yang sejenis,

aktiva ini dapat dikelompokkan ke dalam aktiva yang mempunyai umur

dan fungsi yang berbeda, maka aktiva ini bisa dibagi-bagi

(dikelompokkan) sesuai dengan fungsinya.Namun juga dapat

dikelompokkan berdasar aktiva yang tidak sama dan mempunyai umur

yang berbeda, ini dinamakan metode gabungan (composite method).

Perbedaan antara metode kelompok dan gabungan adalah : metode

kelompok (group method) mengacu pada kumpulan aktiva-aktiva yang

bersifat sama dan digunakan untuk aktiva yang bersifat homogen dan

mempunyai umur kegunaan yang kurang lebih sama. Sedangkan metode

gabungan (composite method) mengacu pada kumpulan aktiva yang

bersifat tidak sama dan digunakan untuk aktiva yang bersifat heterogen

dan mempunyai umur yang berbeda.

Berikut adalah contoh perhitunganya :


HARGA NILA HP yang DEPRESIA
PEROLEHA I Didepresia TAKSIRA SI
AKTIVA N SISA si N TAHUN TAHUNAN
25000
Truk 1000000 0 750000 20 tahun 37500
10000
Mobil 600000 0 500000 10 tahun 50000
Mobil 10000
van 400000 0 500000 8 tahun 37500
Motor 110000 10000 100000 4 tahun 25000
150000
2110000 1850000

25
Tariff depresiasi gabungan = 150.000:2.110.00= 7,11%

Umur aktuva gabungan=1.650.000:150.000=11 tahun

Tarif yang sudah dihitung akan dipakai seterusnya,kecuali jika ada

perunahan umur atau ada penggantian aktiva yang mempengaruhi terif

tersebut. Perhitungan depresiasi secara kelompok / gabungan ini

sesungguhnya tidak begitu teliti jika dibandingkan dengan perhitungan

depresiasi untuk tiap-tiap aktiva.

2.5. Penetapan Dasar Deplesi

Untuk menghitung deplesi ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu:

a. Harga perolehan

Dalam hal simber daya alam, harga perolehan adalah pengeluaran

sejak memperoleh izin sampai sumber alam itudapat diambil hasilnya.

Jika kumpulan penggeluaran itu terlalu kecil maka dilakukan penilaian

terhadap sumber alam tersebut.

b. Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah dieksploitasi

c. Taksiran hasil ekonomis dapat dieksploitasi.

Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam (ton,barrel,dll). Untuk

memberikan gambaran yang lebih jelas berikut adalah cintoh perhitunganya:

Tanah yang menggandung hasil tambang dibeli dengan harga Rp.20.000.000

taksiran isinya sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut sesudah dieksploitasi ditaksir

bernilai Rp.2.000.000. deplesi per tondihitung sebagai berikut:

26
Deplesi=Rp.20.000.000-Rp.2.000.000

150.000

= Rp.18.000.000

150.000

= Rp.120 per ton

Jika dalam tahun pertama bias dieksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka deplesi

untuk tahun tersebut = 40.000XRp.120= Rp.4.800.000

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyusutan aset tetap ialah biaya perolehan Aset Tetap yang dialokasikan kepada

Biaya Operasional akibat penggunaan aset tetap. atau dengan kata lain biaya yang

dibebankan kedalam harga pokok produksi sebagai akibat dari penggunaan aset tetap

dalam proses produksi serta operasional entitas secara umum.

Penyusutan atau Depresiasi memiliki beberapa metode dalam perhitunganya

diantaranya: metode aktifitas, metode garis lurus, metode bebabn menurun, metode

penyusutan khusus.

Sementara Aktiva tetap berwujud yang dapat habis dan tidak dapat diganti yang

mencakup Sumber daya alam seperti minyak,mineral dan kayu,alokasi harga perolehan

tersebut disebut Deplesi.Sedangkan alikasi harga perolehan aktiva tetap tidak berwujud

disebut Amortisasi.

3.2 Saran

Dalam sebuah instansi baik pemerintah diperlukan pengalokasian asset yang baik. Dan

penyusutan asset salah satu yang sangat diperlukan, untuk menilai apakah asset tersebut masih

layak pakai atau tidak,

Maka dalam penghitungan penyusutan asset diperlukan sumber daya manusia yang

kompeten dalam bidang tersebut. Sehingga, sembuah perusahaan atau rumah sakit memiliki asset

yang layak pakai dan diketahui umur ekonomisnya.

28
a.
DAFTAR PUSTAKA

Kieso, E Donald. Weygandt, J Terry dan Warfield, D Terry. 2002.


Akuntansi Intermediate. Edisi kesepuluh. Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Permendakri No.17 Tahun 2007

PP No.6 Tahun 2005

Zaki Baridwan, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Badan Penerbit


FE-UGM, Yogyakarta, 1993, hal.47

29

Anda mungkin juga menyukai