KLP 4
KLP 4
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pertimbangan Biofarmasetika Dalam Desain Produk Obat ” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Interaksi obat. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DARTAR ISI..............................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................2
A. Kesimpulan.............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua produk farrnasetik, mulai dari tablet analgesik generik dalam farmasi
komunitas sampai penggrrnaan iumnoterapi dalam rumah sakit khusus, melalui
penelirian dan pengembangan yang ekstensif sebelum disetujui oleh U.S. Food,
and Dtug Adminktratioa (FDA). Karakteristik fisikokirnia bahan aktif farrlasetik
(actite pharmaceticel ingedients-APl atau senyawa obat) bentuk sediaan atau obat,
dan rute pemakaian merupakan determinarr yang kritis dari performa in vivo,
keamanan dan kemanjuran dari produk obat. Sifat-sifar obat dan bentuk
sediaannya dirancang dan diuji secara hati-hati untuk nrenghasilkan respons
terapetik yang diinginkan pada pasien. Farmasis dan ilmuwan farmasetik harus
memahami hubungan yang kompleks ini untuk memahami penggunaan dan
pengembangan farmasetik yang tepat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik. Biofarmasetik
lebih larut dala lemak lebih mudah melewati membran sel daripada obat
yang kurang larut dalam lemak (larut air). Obat-obat yang mudah
terion akan larut dalam air sehingga sulit melewati membran daripada
Difusi Pasif
Transpor Aktif
3
Adalah proses transmembran yang diperantarai oleh pembawa (carrier)
yang memainkan peran penting dalam sekresi ginjal dan bilier dari
Disintegrasi
sebagai massa yang lunak dan jelas tidak mempunyai inti yang
teraba”.
Pelarutan (Disolusi)
4
terlarut dalam suatu pelarut. Suhu media dan kecepatan pengadukkan
lebih cepat.
Makin besar luas permuakaan obat makin cepat laju pelarutan. Luas
Mengukur laju dan jumlah pelarutan obat dalam suatu media “aqueous”
dengan adanya satu atau lebih bahan tambahan yang terkandung dalam produk
obat. Faktor yang harus dipertimbangkan : ukuran dan bentuk wadah dapt
pengadukkan, suhu media pelarutan, kelarutan maupun jumlah obat dalam bentuk
5
Beberapa metode pelarutan (disolusi) : Metode ‘Rotating Basket’, Metode
Pemenuhan Syarat Pelarutan : Jumlah obat yang larut dalam suatu waktu tetentu,
Q, dinyatakan sebagai suatu prosentase dari kandungan yang tertera dalam label
(USP/FI-IV). Untuk bebrapa produk, dinyatakan lolos uji pelarutan dengan harga
Q ditetapkan 75% dalam waktu 45 menit dan standar ini telah disarankan untuk
semua produk. Untuk suatu produk obat baru penetapan spesifikasi pelarutan
memerlukan suatu pertimbangan yang seksama dari sifat fisika dan kimia obat.
kemantapan bioavailabilitas produk, uji harus dilengkapi variasi fabrikasi dan dan
variabel-variabel uji sehingga suatu produk tidak ditolak secara tidak tepat.
Metode uji pelarutan lain yang tidak resmi (kurang populer) : Metode “Rotating
peristaltik.
penentu, maka suatu laju pelarutan yang lebih cepat dapat mengakibatkan laju
untuk menetapkan korelasi antara laju pelarutan dan laju absorpsi obat.
Dalam salah satu studi yang menyangkut tiga produk aspirin, “sustained
release” waktu pelarutan untuk sediaan berkorelasi secara linier dengan waktu
absorpsi untuk berbagai jumlah aspirin yang diabsorpsi. Hasil dari studi ini
6
b. Prosen Obat Terlarut vs. Prosen Obat Terabsorpsi : Jika suatu obat diabsorpsi
terabsorpsi terhadap prosen obat terlarut dapat diperoleh suatu korelasi linier.
linier antara konsentrasi obat maksimum dalam tubuh dan prosen obat terlarut
in vitro.
d. Konsentrasi Obat dalam Serum vs Prosen Obat Terlarut : Pada studi absorpsi
merupakan tahap penentu dan berbagai formulasi dengan laju pelarutan yang
menit ke menit.
7
Perlu untuk stabilitas dan kelarutan dari produk akhir.
Ukuran partikel
produk.
Polimorfisma
merupakan hal yang penting karena polimorf dapat berubah bentuk dari
Higroskopisitas
Absorpsi uap air dapat mempengaruhi struktur fisika dan juga stabilitas
produk.
Koefisien partisi
minyak dan air. Suatu obat yang mempunyai afinitas tinggi terhadap
jelek.
Profil stabilitas pH
8
akan membantu menghindarkan atau mencegah kerusakan produk
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sirkulasi sistemik agar diperoleh pengobatan yang optimal pada kondisi klinik
tertentu.
d.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ed€r AF, Bryan WA: Thcophylline: Recent conscnsus and current conr(o\ersy.
Am Asso. Chn Clwm TDX Tox, 17:Jan. p 1051. 1996
Jones AW: Disappearance rate of ethanol from the blood of human subjects:
Implicarions in ; forensic toxicology.The Mathenrltird Al4toaA b
Plrysialngirrl Prablhns. Baltimore, Williams & Wilkins, 1965, p 5l
Marcel Dekker, 1984 Randolph LK, CumineraJL: Slatistics. Dalam Gennaro AR
(ed), Renrngun\ Plnmtra ml S.iclks, ITth ed. Easton, PA, Mack, 1985, pp
104-139
10
SOAL
A. PILIHAN GANDA
1. Manakah metode pelarutan (disolusi) yang benar adalah….
a. Metode rotating
b. Metode ekstraksi
c. Metode destilasi
d. Metode disentgrasi
e. Semua benar
2. Bagian terbesar dari proses transmembran bagi umumnya obat-obat
adalah… .
a. Perjalanan obat melewati membrane sel
b. Difusi pasif
c. Transpor aktif
d. Difusi yang dipermudah
e. Transport melalui pori
3. Proses transmembran yang diperantarai oleh pembawa (carrier) yang
memainkan peran penting dalam sekresi ginjal dan bilier dari berbagai
obat dan metabolit merupakan pengertian dari …
a. Difusi aktif
b. Difusi yang dipermudah
c. Transport melalui pori
d. Transpor aktif
e. Perjalanan obat yang melewati membran sel
4.Pertimbangan-pertimbangan yg termasuk pada pertimbangan saat akan
membuat sediaan adalah..
a. Pertimbangan larutan
b. Pertimbangan sediaan
c. Pertimbangan rute pemberian
d. Pertimbangan dosis
5. Yang termasuk dalam faktor fisilogik yg berkaitan dengan absorbsi obat
adalah..
a. Faktor disintegrasi
1
b. Faktor pelarutan
c. Faktor sifat fisik kimia
d. Faktor perjalan obat melewati membran sel
6. hubungan sifat fisikokimia formulasi obat terhadap bioavailabilitas obat.
Bioavailabilitas menyatakan kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai
sirkulasi sistemik. Adalah pengertian dari..
a. Farmasetik
b. Biofamasitika
c. Bioafailabilitas
d. Farmakodinami
7. Beberapa pertimbangan dalam rute pemberian kecuali
a. Oral
b. Parenteral
c. Aerosol
d. Tablet
e. Dosis
8. Penyebab kegagalan dalam korelasi pelarut adalah
a. Sesuai
b tepat waktu
c. kelemahan rancangan pelarutan.
d. Mudah larut
e. Semua salah
9.Apa yang menjadi peran penting transport aktif dalam sekresi ginjal dan bilier
obat?
a. Memindahkan obat melawan perbedaan konsentrasi
b. Memindahkan obat melalui perbedaan tekanan osmotik
c. Memindahkan obat melalui perbedaan pH pada kedua sisi membran sel
d. Memindahkan obat melalui energi pembawa (carrier)
e. Semua benar
10.Apa yang dimaksud dengan bioavailabilitas obat?
a. Kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik
b. Kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai absorpsi obat
2
c. Kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai distribusi obat
d. Kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai metabolisme obat
e. Semua salah
Esay
1. Sebutkan faktor-faktor fisiologik dalam absorbsi obat
Faktor Perjalanan obat melewati membran sel
Faktor difusi pasif
Faktor tarnsfor aktif
Faktor difusi yg dipermudah
Faktor Pinositosis (Transpor Vesikular)
Transpor melalui pori (konvektif)
Waktu transit obat dalam saluran cerna
Aliran (perfusi) darah dari saluran cerna
2. Sebutkan faktor apa saja yg mempengaruhi bioavailabilitas obat
Disintegrasi
Pelarutan (Disolusi)
Sifat fisikokimia obat
Faktor dformulasi yang mempengaruhi pelarutan obat
3. Sebutkan metode dari pelarutan ( disolusi )
Metode ‘Rotating Basket’, Metode “Paddle”, Metode Disintegrasi yang Dimodifikasi
(jarang digunakan).
4. Ada beberapa pertimbangan yg harus di perhatikan dalam pembuatan
sediaan, sebutkan.
Pertimbangan-Pertimbangan Saat akan Membuat Sediaan
a. Pertimbangan dalam Rancangan Bentuk Sediaan : Penderita, dosis, frekuensi
pemberian dosis, terapetik, efek samping pada saluran cerna.
b. Pertimbangan Rute Pemberian : Parenteral, tablet bukal, Aerosol, sediaan
Transdermal, peroral, rektal.
c. Pertimbangan Fisikokimia
5. Apa itu biofarmasetika
Biofarmasetika adalah ilmu yang mempelajari hubungan sifat fisikokimia formulasi obat
terhadap bioavailabilitas obat.
3
4