Anda di halaman 1dari 29

Review Jurnal/Artikel

Dimas Hardiansyah
email; dimashardiansyah2020@gmail.com
Tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi
Ekonomi Islam Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Dosen Pengampu, Dr. Wisnu Uriawan, ST., M.Kom.

1. Jurnal 1

Judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja


Sistem Informasi Akuntansi
Jurnal/ artikel jurnal Riset Akuntansi dan Manjemen
Volume & Halaman Vol. 2 No. 1
Tahun 2023
Penulis Acep Komara
Reviewer Dimas Hardiansyah
Tanggal Juni 2023

Abstrak This study is meant to test the effect of involvement


variable, capability of personnel Information System (IS),
organization size, top management support and
formalization to the system use and satisfaction of
Accounting Information System (AIS) users as the
surrogate of AIS performance. Besides, it is also meant to
test the differences of AIS performance in relation to the
users education and training program, steering
committee of IS and the independence of IS department
location. This study is based on Sugiharto’s study (2001)
with the change that lies on research focus i.e. at general
ledger sub-system, research object, data processing
analysis, and the instrument used to measure the
satisfaction of AIS users. The research data are obtained
by means of mail survey, enumerator service, and walk-in
done by the researcher, directly to the respondents.
There are 83 manufacturing business involved in this
research showing the level of 24.93 % response out of 333
population. The analysis method of research comprises
influence test using multiple regression analysis, t-test, F-
test, coefficient of determination. Meanwhile, differential
test uses Mann Whitney U-test. The result of partial
regression test shows that involvement variable,
organization size, top management support, and
formalization have a significant effect to the users’
satisfaction. Besides, involvement variable, capability,
and top management support affect significantly to the
use of AIS. Meanwhile, on the simultaneity test, all
independent variables perceived to have an effect on the
AIS performance. Furthermore,coefficient of
determination for users’ satisfaction variable (Y 1) and
the system use (Y2) is 41.2% and 32.4% accordingly. On
difference test using Mann Whitney U-test is to be found
evidence that there is no difference of AIS performance
in line with whether or not there is a steering committee,
user training andeducation program, and the
independence or dependence of the IS department. The
result of the researchheralds three implications for the
hereinafter research. First, some variables of
organizational context and moderating variables require
to be entangled. Second, it needs exploration and
definition of techniquesand approaches for user training
and education program. Third, it needs elaboration of
special purpose of the software developed by the
respondents.
Pengantar Penerapan suatu sistem dalam perusahaan
dihadapkan kepada dua hal, apakah perusahaan
mendapatkan keberhasilan penerapan sistem atau
kegagalan sistem, (DeLone dan Raymond dalam
Montazemi, 1988). Pendapat para peneliti seperti
Baroudi, Olson, dan Ives (1986), Lucas (1975), Robey
(1979), Schewe (1976) dalam Tait & Vessey (1988); juga
Cerullo (1980), Ginzberg (1981), King & Rodriquez (1978),
Lucas (1975, 1978), Zmud (1979), dalam DeLone (1992);
dan Montazemi (1988) sepakat mengarahkan
penggunaan sistem (system use) sebagai tolok ukur
keberhasilan sistem. Para peneliti yang lain seperti
Montazemy (1988); atau Bailey & Pearson (1983),
Edstrom (1977), Ives, Olson & Baroudi (1983), Pearson
(1977), dan Treacy (1985) dalam Tait & Vessey (1988)
menyatakan kepuasan pengguna informasi (User
Information Satisfaction/UIS) dijadikan sebagai tolok
ukur keberhasilan sistem. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penggunaan sistem (system use) dan
kepuasan pengguna informasi (User Information
Satisfaction/UIS) adalah tolok ukur keberhasilan sistem
informasi. Kedua konstruk tersebut (Penggunaan Sistem
dan Kepuasan Pengguna) telah digunakan dalam riset
sistem informasi sebagai pengganti (surrogate) untuk
mengukur kinerja (performance) SIA (Montazemi, 1988;
Choe, 1996; Soegiharto, 2001).
Penelitian Soegiharto (2001) mendapati hasil bahwa
satu-satunya hubungan yang positif signifikan adalah
antara Keterlibatan Pengguna dengan Penggunaan
Sistem. Variabel-variabel lainnya tidak menunjukkan
hubungan dengan kinerja SIA. Selain itu didapatkan
hubungan signifikan negatif antara ukuran organisasi
dengan kinerja SIA, dan hubungan signifikan negatif
antara formalisasi pengembangan SI dengan penggunaan
sistem. Temuannya tersebut sebagian mendukung dan
sebagian kontradiktif dengan dengan hasil-hasil
penelitian sejenis oleh King & Rodriguez (1978), Robey &
Zeller (1978), Choe (1996), Nelson & Cheney (1987),
Sanders & Courtney (1985), Raymond (1985), Hirscheim
(1985) dan Frans & Robey (1986), Yap (1990), DeLone
(1988, 1992), Tait & Vessey (1988), Gremillion (1984), dan
Olson & Ives (1981) sebagaimana diuraikan dalam Choe
(1996) dan Soegiharto (2001).
Pengujian perbedaan tingkat kinerja SIA antara
perusahaan yang memiliki dengan yang tidak memiliki
Pendidikan dan Pelatihan Pengguna, Komite Pengendali
SI, dan Lokasi Departemen SI, menunjukkan terdapat
hubungan terbalik dimana kinerja SIA lebih tinggi dalam
organisasi yang tidak mempunyai komite pengendali
dibandingkan dengan organisasi yang mempunyai komite
pengendali SI. Hasilhasil lainnya tidak signifikan, artinya
tidak ada perbedaan signifikan dalam kepuasan
pengguna dan penggunaan sistem antara perusahaan
yang mempunyai dan tidak mempunyai program
pendidikan dan pelatihan pengguna, dan departemen SI
yang independen. Hasil-hasil ini konsisten dengan studi
oleh DeLone (1988) dan Choe (1996), akan tetapi tidak
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nelson
& Cheney (1987) dan Sanders & Courtney (1985)
sebagaimana diuraikan dalam Soegiharto (2001).
Berdasarkan pemaparan tersebut diperoleh
gambaran bahwa pada penelitian Soegiharto (2001)
didapati hasil-hasil yang mendukung maupun berlawanan
dengan penelitian-penelitian sebelumnya, atau dengan
kata lain terdapat hubungan antara faktor-faktor
pengaruh dengan keberhasilan implementasi dan kinerja
SIA, akan tetapi pada beberapa hasil tidak dapat
dikonklusikan dan terdapat hasil yang kontradiktif.
Sehingga dengan demikian akan mempersulit untuk
menarik kesimpulan yang berarti tentang hubungan
antara variabel-variabel (Soegiharto, 2001).
Pembahasan Sampel dan Metode Pengumpulan
Data Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur skala menengah dan besar yang
ada di wilayah Kabupaten dan Kota Cirebon. Pemilihan
obyek ini didasari pertimbangan bahwa dua daerah ini
memiliki laju pertumbuhan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) cukup tinggi yakni 4,88% dan 4,31%. Begitu
pula kontribusi sektor industrinya terhadap PDRB
menunjukkan angka cukup tinggi masing-masing 11,30%
dan 33,89%. Jumlah populasi sebanyak 333 perusahaan
diperoleh dari Direktori Industri tahun 2002 dari Kantor
Biro Pusat Statistik Kabupaten dan Kota Cirebon.
Perhitungan jumlah sampel minimum penelitian ini
menggunakan rumus dari Rao (1996) pada tingkat
confidence level 95%, jumlah sampel adalah 83.
Pengumpulan data dilakukan melalui mail survey, jasa
enumerator, dan oleh peneliti langsung kepada
responden.
Teknik Analisis (Gambaran Umum Responden)
Jumlah responden sebanyak 83 perusahaan atau
24,92% dari populasi. Ditinjau dari umur perusahaan
responden, paling banyak pada kisaran 8-14 tahun yakni
sejumlah 34 buah. Dalam hal penggunaan komputer,
mayoritas responden (47) atau 56,63% menggunakan
komputer dalam kegiatan bisnisnya antara 1-5 tahun.
Tentang penggunaan SIA, sebagian besar responden
(66,27%) telah menggunakan SIA selama 1-5 tahun.

Uji Kualitas Data


Uji instrumen data dilakukan dengan uji validitas dan
reliabilitas terhadap variabel Keterlibatan (X1), Dukungan
top manajemen (X4), Formalisasi (X5), Kepuasan
Pengguna (Y1), dan Penggunaan SIA (Y2). Pada uji
validitas, menunjukkan seluruh butir pertanyaan adalah
valid dengan koefisien validitas di atas nilai r-tabel 5%
sebesar 0,212. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai
cronbach alpha di atas 0,6 (Nunally 1978 dalam Ghozali,
2001) dengan nilai untuk masing-masing variabel
X1=0,8265, X4=0,8416, X5=0,8226, Y1=0,9266, dan
Y2=0,8345, dengan demikian seluruh butir pertanyaan
dinyatakan reliabel. Uji asumsi klasik dilakukan dengan uji
normalitas p-plot, multikolinearitas, autokorelasi, dan
heteroskedastisitas dengan hasil data memiliki distribusi
normal. Setiap variabel independen memiliki nilai VIF
dibawah 10 sehingga dinyatakan terbebas dari problem
multikolinearitas.Regresi dengan variabel Y1 dan Y2
terbebas dari gejala autokorelasi. Begitu pula pada uji
heteroskedastisitas dengan melihat scater plot yang
menunjukkan pola menyebar secara merata di atas
sumbu 0 maupun di bawah sumbu 0, sehingga regresi
dinyatakan tidak mengandung problem
heteroskedastisitas.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh variabel X
terhadap variabel Y secara parsial digunakan ujit, dan uji
regresi simultan digunakan uji-F. Sedangkan untuk uji
beda menggunakan uji Mann Whitney U-test.
Hasil Dan Pembahasan
Pengaruh keterlibatan pengguna terhadap kinerja
SIA (H1.1)
Keterlibatan terbukti berpengaruh secara positif
signifikan terhadap kepuasan pengguna. Hal ini
dibuktikan dengan nilai t-hitung 3,627 > t-tabel 1,989.
Besarnya pengaruh keterlibatan terhadap kepuasan
adalah sebesar 34,8 persen. Begitu pula Keterlibatan
terbukti berpengaruh secara positif signifikan terhadap
penggunaan sistem. Terbukti nilai t hitung sebesar 2,632 >
t-tabel 1,989. Adapun besarnya pengaruh keterlibatan
adalah 27 persen.

Pengaruh Kapabilitas terhadap Kinerja SIA (H1.2)


Variabel kapabilitas tidak berpengaruh positif
signifikan terhadap kepuasan pengguna. Hal ini dapat
dilihat dari nilai t-hitung 0,037 < t-tabel 1,989. Akan tetapi
Kapabilitas terbukti berpengaruh positif signifikan
terhadap penggunaan sistem. Terbukti nilai t hitung 2,336
> t-tabel 1,989. Adapun besarnya pengaruh kapabilitas
terhadap penggunaan sistem adalah sebesar 22 persen.
Pengaruh Ukuran Organisasi terhadap Kinerja (H1.3)
Hipotesis (H1.3) dapat diterima kebenarannya. Hal
ini dapat dilihat dari nilai t-hitung 2,743 > t-tabel 1,989.
Adapun besarnya pengaruh ukuran organisasi terhadap
kepuasan pengguna sebesar 23,9 persen. Sedangkan
terhadap penggunaan sistem, variabel ini tidak
berpengaruh. Terbukti nilai t hitung 0,217 < ttabel 1,989.
Pengaruh Dukungan Top Manajemen terhadap
Kinerja (H1.4) Hipotesis (H1.4)
dapat diterima kebenarannya. Hal ini dapat dilihat
dari nilai t-hitung 2,190 > t-tabel 1,989. Adapun besarnya
pengaruh dukungan top manajemen terhadap kepuasan
pengguna sebesar 22 persen. Begitu juga Dukungan top
manajemen berpengaruh terhadap penggunaan sistem.
Terbukti nilai t hitung 2,266 > t-tabel 1,989. Adapun
besarnya kontribusi yang disumbangkan variabel
dukungan top manajemen terhadap penggunaan sistem
adalah sebesar 24,4 persen.
Pengaruh Formalisasi terhadap Kinerja (H1.5)
Hipotesis (H1.5)
Dapat diterima kebenarannya. Hal ini dapat dilihat
dari nilai t-hitung 2,309 > t-tabel 1,989. Adapun besarnya
pengaruh formalisasi terhadap kepuasan pengguna
adalah sebesar 23,7 persen. Akan tetapi Formalisasi tidak
berpengaruh terhadap penggunaan sistem. Terbukti nilai
t hitung 1,533 < ttabel 1,989.
Perbedaan Kinerja SIA berdasarkan pelatihan dan
pendidikan pengguna.
Hipotesis (H2.1) (Kinerja Kepuasan Pengguna) tidak
dapat diterima kebenarannya. Terbukti nilai Zhitung -1,831
dengan sig sebesar 0,067 > 0,05, maka inferensi yang
diambil adalah kepuasan pengguna akan cenderung
sama, baik yang berada di dalam perusahaan yang
memiliki program pelatihan dan pendidikan maupun
didalam perusahaan yang tidak memiliki program
pelatihan dan pendidikan. Hipotesis (H2.1) (Kinerja
penggunaan SIA) tidak dapat diterima kebenarannya.
Terbukti nilai Zhitung sebesar -1,535 dengan sig sebesar
0,124. Oleh karena sig sebesar 0,124 > 0,05, maka
inferensi yang diambil penggunaan sistem cenderung
sama pada perusahaan baik di dalamnya terdapat
pelatihan dan pendidikan dengan perusahaan yang
didalamnya tidak mendapatkan pelatihan dan
pendidikan.
Perbedaan Kinerja SIA Berdasarkan Komite
Pengendali SI
Hipotesis (H2.2) (Kinerja kepuasan pengguna) tidak
dapat diterima kebenarannya. Terbukti nilai Zhitung -
1,200 dengan sig sebesar 0,230 > 0,05, maka inferensi
yang diambil adalah kepuasan pengguna akan cenderung
sama, baik yang berada di dalam perusahaan yang
didalamnya terdapat komite pengendali maupun yang
didalamnya tidak terdapat komite pengendali. Hipotesis
(H2.2) (Kinerja penggunaan SIA) tidak dapat diterima
kebenarannya. Terbukti nilai Zhitung sebesar -0,542
dengan sig sebesar 0,588. Oleh karena sig sebesar 0,588
> 0,05, maka inferensi yang diambil penggunaan sistem
cenderung sama pada perusahaan baik di dalamnya
terdapat komite pengendali SI dengan perusahaan yang
didalamnya tidak terdapat komite pengendali SI.
Perbedaan Kinerja SIA Berdasarkan Lokasi
Departemen
Hipotesis (H2.3) (Kinerja kepuasan pengguna) tidak
dapat diterima kebenarannya. Terbukti nilai Zhitung -
0,816 dengan sig sebesar 0,414 > 0,05, maka inferensi
yang diambil adalah kepuasan pengguna akan cenderung
sama, baik yang lokasi departemen SI-nya berada
terpisah maupun yang bergabung dengan bagian lain.
Hipotesis (H2.3) (Kinerja penggunaan SIA) tidak
dapat diterima kebenarannya. Terbukti nilai Zhitung
sebesar -0,558 dengan sig sebesar 0,577. Oleh karena sig
sebesar 0,577 > 0,05, maka inferensi yang diambil
penggunaan sistem cenderung sama pada perusahaan
yang lokasi depertamen SI-nya terpisah (independen)
dengan perusahaan yang lokasi departemen SI-nya
bergabung (dependen) dengan bagian lainnya.
Simpulan Hasil uji regresi secara parsial variabel X1, X2, X3, X4,
dan X5 terhadap Y1, mendapatkan bukti bahwa hanya
variabel kapabilitas (X2) yang tidak memiliki pengaruh
secara positif signifikan terhadap kepuasan pengguna
(Y1). Variabel-variabel lainnya yaitu : keterlibatan (X1),
ukuran organisasi (X3), dukungan top manajemen (X4),
dan formalisasi (X5), memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap kepuasan pengguna (Y1). Terdapatnya
pengaruh positif signifikan dari keempat variabel
independen terhadap kepuasan pengguna ini
menunjukkan dukungan terhadap landasan teoritis yang
dihipotesiskan dalam penelitian ini. Temuan tersebut
sebagian konsisten dengan hasil penelitian Choe (1996)
yang mendapati bahwa terdapat hubungan signifikan
antara partisipasi dan ukuran organisasi dengan
kepuasan pengguna. Sementara Soegiharto (2001) tidak
menemukan adanya hubungan signifikan kelima variabel
influence tersebut dengan kepuasan pengguna.

2. Jurnal 2

Judul Kualitas Sistem Informasi Akuntansi


Jurnal Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis
Volume & Halaman Vol 10 No .2
Tahun 2010
Penulis Muhammad Syaifullah
Reviewer Dimas Hardiansyah
Bulan September

Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana suatu


kualitas informasi akuntansi yang dikatakan berkualitas
dari berbagai literature. Terdapat tiga dimensi dari
kualitas SIA yang dapat mempengaruhi informasi
akuntansi yaitu: (1)Efisiensi, (2) Kemudahan Akses, (3)
Integrasi. Tulisan ini membangun sebuah kerangka
teoritis sebagai model yang dapat menjelaskan dimensi
dan indicator kualitas dari SIA. Kerangka pemikiran ini
dapat digunakan oleh peneliti yang memiliki minat yang
sama untuk mendapatkan bukti empiris tentang faktor-
faktor kualitas SIA yang berperan terhadap informasi
akuntansi.
Pengantar Peran mendasar sistem informasi akuntansi dalam
organisasi sebagai penampung dan pengolah data
akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi yang
berkualitas untuk mendukung aktivitas internal
perusahaan yang dilakukan oleh para manajer dan
karyawan serta aktivitas perusahaan dengan pihak luar
seperti dengan konsumen, pemasok pemerintah dan lain-
lain (Azhar Susanto, 2013: 374). Informasi akuntansi hasil
dari system informasi akuntansi yang berkualitas menjadi
salah satu keunggulan kompetitif organisasi (Baltzan,
2012: 14). Informasi akuntansi yang berkualitas berguna
untuk membantu para pemakai informasi dalam
membuat keputusan yang bermanfaat (Gellinas, 2012: 19).
Informasi yang berkualitas tersebut diperoleh pada saat
yang tepat untuk pengambilan keputusan, dimana
hasilnya adalah keputusan yang lebih tepat, alokasi
sumber daya yang lebih tepat dan waktu respon yang
lebih baik, sehingga dapat mengurangi biaya dan
menimbulkan keuntungan (Laudon dan Laudon, 2007:
13). Sebaliknya, informasi akuntansi yang tidak
berkualitas dapat mengakibatkan keputusan-keputusan
yang diambil oleh user tidak berkualitas sehingga dapat
menimbulkan kerugian (Huang et al, 1999).
Pembahasan Kualitas Informasi Akuntansi Informasi yang
berkualitas adalah informasi yang mempunyai
keakurasian, kecepatan dan kesesuaian dengan
kebutuhan manajemen dan kelengkapan dari informasi
yang dihasilkan (Azhar Susanto, 2013: 14). Kualitas
informasi akuntansi yaitu produk informasi yang
berkarakteristik, atribut atau kualitas membantu
membuatnya berharga bagi user. Informasi akuntansi
memiliki tiga dimensi waktu, konten, dan bentuk
(Information of hight quality, that is information product
whose characteristics, attributes or qualities help make it
valuable to them. It is useful to think information as
having the three dimensions of time, content, and form)
(O Brien. James A, 2010 ).
Informasi berkualitas dijelaskan oleh James A. Hall,
sebagai presisi informasi publik. Ketika perusahaan
mengumumkan berita di pasar, baik presisi informasi
publik dan swasta informasi diperlukan. (Information
quality defined as public information precision. When
firm announce news in the market, both public and
private information precision are needed) (Hall. James A,
2011).
Dimensi dari kualitas infomasi akuntansi adalah
produk informasi yang berkarakteristik, atribut, atau
kualitas membuat informasi lebih berharga bagi user
(O'Brien dan Marakas, 2008: 326). O'Brien dan Marakas
menambahkan bahwa kualitas informasi akuntansi yang
dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi diukur dari
dimensi waktu, konten, dan formatnya (O'Briendan
Marakas, 2008: 327). Senada dengan O'Briendan
Marakas, Alter, bahwa kualitas informasi berkaitan
dengan kombinasi akurasi, presisi, kelengkapan, usia,
ketepatan waktu, dan sumber informasi (Alter, 2002: 67).
Peran Kualitas Sistem Informasi Akuntansi kepada
Kualitas Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi pada dasarnya
merupakan integrasi dari berbagai sistem pengolahan
transaksi (SPT) atau sub SIA. Karena setiap SPT memiliki
siklus pengolahan transaksi maka SIA dapat dikatakan
sebagai integrasi dari berbagai siklus pengolahan
transaksi (Azhar Susanto, 2013: 72). Dalam setiap
pengolahan yang dilakukannya, SPT atau sub SIA
menggunakan berbagai komponen yang dimilikinya
seperti hardware, software, brainware, prosedur,
database dan jaringan komunikasi (Azhar Susanto, 2013:
72). Integrasi dari komponen-komponen tersebut diatas
merupakan sumber daya informasi perusahaan guna
mencapai keunggulan substansial (McLeod dan Schell,
2007: 29). Sistem informasi yang terintegrasi sebagai
proses menghasilkan informasi yang terorganisir di dalam
sistem informasi yang terdiri dari hardware, software,
databases dan telecommunication network, serta adanya
interaksi dan komunikasi manusia sebagai pengguna
(Marcus, 2009: 2). Pengolahan transaki (program) dapat
dilakukan secara Batch, secara On-Line atau gabungan
kedua cara tersebut (Hybrid). Dalam sistem pengolahan
data transaksi secara on-line, pengolahan data transaksi
dilakukan saat transaksi terjadi. Sebagai contoh data
transaksi penjualan diolah secara on-line agar diketahui
total penjualan pada saat itu (Azhar Susanto, 2013: 65).
Pengolahan data seketika (Real Time) adalah jenis
lain dari pengolahan online, dalam pengolahan data ini
bukan hanya data transaksi yang masuk diolah ketika
transaksi terjadi, akan tetapi juga data linnya seperti
persedian dan piutang dilakukan updating sehingga
dapat diketahui status persediaan dan piutang setiap saat
(Azhar Susanto, 2013: 65). Dalam pengolahan data secara
Batch data terlebih dahulu dikumpulkan sampai pada
saat tertentu data tersebut kemudian diolah untuk
menghasilkan informasi (Azhar Susanto, 2013: 65). Dalam
praktek, perusahaan biasanya menggunakan dua macam
sistem pengolahan transaksi data tersebut (Hybrid).
Perusahaan tidak dapat menggunakan satu sistem
pengolahan saja dalam mengolah datanya (Azhar
Susanto, 2013: 65).
SIA dibangun dengan tujuan utama untuk mengolah
data akuntansi yang berasal dari berbagai sumber
menjadi informasi akuntansi yang diperlukan oleh
berbagai macam pemakai untuk mengurangi resiko saat
mengambil keputusan (Azhar Susanto, 2013: 8). Senada
dengan Azhar Susanto, Laudon dan Laudon, menyatakan
bahwa penerapan kualitas sistem informasi akuntansi
akan menghasilkan kualitas informasi akuntansi yang juga
digunakan oleh pengguna dalam membuat keputusan.
(With the application of the quality of accounting
information system will produce quality accounting
information is also used by users in making decisions)
(Laudon and Laudon, 2007: 14). Sri Mulyani
menambahkan bahwa untuk melakukan perhitungan
biaya operasional, perusahaan menggunakan sistem
informasi akuntansi sebagai media untuk menghasilkan
informasi agar para manajer yang bergerak dalam level
manajemen dapat mengambil keputusan, seperti
misalnya berapa uang makan untuk masing-masing
pekerja, berapa uang telekomunikasi, biaya koordinasi,
biaya installasi, biaya perawatan dan lain-lain (Sri Mulyani
NS, 2009: 25). Selain itu dengan dengan SIA perusahaan
dapat mengetahui apakah suatu proyek tersebut
dikatakan profit atau rugi, sehingga manajer atau
pengambil keputusan yang tepat dan sesuai dengan
kondisi proyek (Sri Mulyani NS, 2009: 25).
Simpulan SIA dibangun dengan tujuan utama untuk mengolah
data akuntansi yang berasal dari berbagai sumber
menjadi informasi akuntansi yang berkualitas yang
diperlukan oleh berbagai macam pemakai untuk
mengurangi resiko saat mengambil keputusan. Kualitas
SIA sangat penting bagi keberhasilan suatu organisasi,
yaitu dengan memberikan informasi yang berkualitas
bagi manajemen organisasi. Informasi yang berkualitas
adalah informasi yang mempunyai keakurasian,
kecepatan dan kesesuaian dengan kebutuhan
manajemen dan kelengkapan dari informasi yang
dihasilkan (Azhar Susanto, 2013: 14).
Kualitas informasi akuntansi yaitu produk informasi
yang berkarakteristik, atribut atau kualitas membantu
membuatnya berharga bagi user. Informasi akuntansi
memiliki tiga dimensi waktu, konten, dan bentukSistem
informasi akuntansi yang berkualitas diperlukan untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas yang berguna
dalam pengambilan keputusan yang efektif. Manfaat
sistem informasi akuntansi dapat dievaluasi dari dampak
perbaikan proses pengambilan keputusan yang telah di
ambil, kualitas informasi akuntansi, evaluasi kinerja,
pengendalian internal dan transaksi perusahaan. (Hussein
and Mohammad Hasan, 2007: 613-627; Ilias Azleen, M And
Rahida, 2007: 1-14; Mehdi Salehi And Abdolkarim, 2010;
Hongjiang Xu, et al, 2003; Ivana Mamic, 2006; Onaolapo
AA dan Odetayo TA, 2012: 183-189; Ali Alzoubi, 2011: 10-18;
Miikka dan Josu, 2006; Adeh Ratna Komala, 2012; Siti
Kurnia Rahayu, 2012).

3. Jurnal 3

Judul Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Koperasi dan


UMKM Berbasis Technopreneur
Jurnal Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan
Volume & Halaman Vol. 5 No. 2
Tahun 2017
Penulis Dony Waluya Firdaus, Dimas Widyasastrena
Reviewer Dimas Hardiansyah
Tanggal

Abstrak Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Koperasi dan


UMKM berbasis technopreneur dapat membantu
Koperasi dan UMKM dalam menyajikan Laporan
Keuangan dan menghasilkan laporan keuangan yang
akuntabel. Metode pengembangan sistem informasi
akuntansi menggunakan Rapid Application Development
(RAD) menyesuaikan pase Software Development Life
Cycle (SDLC) dalam perancangan menggunakan DFD dan
flowchart. Sistem informasi akuntansi UMKM dan
Koperasi menggunakan Enterprise Resources Planning
Pengantar Kinerja ekonomi Jawa Barat sepanjang Tahun 2012
mengalami sedikit perlambatan dibandingkan tahun
sebelumnya. Perekonomian Jawa Barat tahun 2012, yang
dihitung tanpa migas, mengalami pertumbuhan sebesar
6,53 persen melambat dari pertumbuhan sedangkan
tahun sebelumnya pertumbuhan ekonomi sebesar 6,79
persen. Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada dua
tahun terakhir lebih dominan didorong oleh
pertumbuhan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),
dimana kontribusinya di tahun 2012 sebesar 4,12 persen
dari LPE sebesar 6,79 persen dan 3,62 persen dari LPE
sebesar 6,53 persen ditahun 2012. Dominasi sumbangan
pertumbuhan dari sektor UMKM selama tiga tahun
terakhir berpengaruh terhadap peningkatan peranan
UMKM pada periode tersebut, yakni dari semula 53,68
persen ditahun 2010 menjadi 54,20 persen ditahun 2011,
kemudian 54,55 persen ditahun 2012. (“Dinas koperasi
dan umkm provinsi jawa barat tahun 2015,” 2015).
UMKM mengalami beberapa hambatan – hambatan,
dimana setiap hambatan intensitasnya berbeda dari satu
daerah dengan daerah yang lain, semisalnya antara
pedesaan dan perkotaan dimana masalah atau hambaan
berbeda, antar sektor yang berbada, dan antar sesama
perusahaan pada sektor yang sama juga mengalami
hambatan yang berbeda. Beberapa permasalahan umum
dihadapi UMKM seperti keterbatasan modal kerja dan
atau investasi, kesulitan pemasaran dan distribusi produk
yang dihasilkan juga pengadaan bahan baku dan lainnya,
keterbatasan akses informasi mengenai peluang pasar
yang belum terjamah fasilitas internet, keterbatasan
pekerja atau sumber daya mansuai dalam keahlian yang
masih rendah dan kemampuan penguasaan teknologi,
dan biaya tinggi akibat prosedur administrasi dan
birokrasi yang kompleks khususnya dalam pengurusan
ijin usaha. (Hadi, 2015).
Koperasi merupakan salah satu usaha yang banyak
melakukan transaksi dan pengurusan administrasi, maka
manajemen teknologi dalam bidang administrasi begitu
penting untuk menunjang kelancaran transaksi di
koperasi, sehingga dampaknya memberikan pelayanan
transaksi dengan cepat, tepat, dan akurat. Pada era
perkembangan teknologi yang sangat pesat, dan
informasi sangat cepat menyebar ke penjuru dunia.
Dengan kenyataan itu sumber daya manusia memberikan
dampak atas penguasaan teknologi, dengan
menggunakan teknologi terutama pada sistem informasi
koperasi dapat melakukan pelayanan yang cepat,
informasi yang akurat, terutama informasi laporan
keuangan yang digunakan oleh pimpinan untuk
melakukan pengambilan keputusan yang tepat untuk
usahanya. (Hasyim, Hidayah, & Latisuro, 2014). Dalam
proses penginputan data akuntansi juga membutuhkan
ketelitian, hal ini banyak transaksi pengulangan penulisan
dan pemborosan waktu pengerjaan transaksi. (Angraeni,
Ramdhani, & Marsusanti, 2014).
Salah satu tantangan utama yang dihadapi UMKM
adalah bagaimana pengelolaan dana perusahaan.
Pengelolaan dana perusahaan yang baik merupakan salah
satu kunci sukses keberhasilan atau kegagalan UMKM
dalam menjalankan usahanya. Meskipun ada beberapa
faktor - faktor lainnya yang mempengaruhi UMKM dalam
menjalankan usahanya. Metode yang dapat digunakan
dalam pengelolaan dana di UMKM adalah dengan
menggunakan dan menerapkan akuntansi sesuai dengan
standar. Akuntansi menjadikan pimpinan UMKM dapat
memperoleh informasi terutama laporan keuangan yang
digunakan oleh pimpinan dalam pengambilan keputusan
dalam menjalankan usahanya. Beberapa informasi yang
dapat dikelola UMKM antara lain informasi kinerja
perusahaan, informasi penghitungan pajak, informasi
posisi dana perusahaan, informasi perubahan modal
pemilik, informasi penerimaan kas dan pengeluaran kas.
(Kurniawati, Nugroho, & Arifin, 2012).

Pembahasan Metode yang dilaksanakan dalam penelitian sistem


informasi akuntansi UMKMdan Koperasi adalah
penelitian survei, beberapa dapat dilakukan evaluasi dan
membandingkan hasil evaluasi tersebut dengan situasi
atau masalah di UMKM dan Koperasi yang serupa
ataupun berbeda, dimana hasil evaluasi tersebut salah
satunya dapat digunakan dalam rencanan usaha dan
pengambilan keputusan dimasa mendatang. Pendekatan
kualitatif deskriptif dengan mengumpulkan dan
menggambarkan kinerja Koperasi dan UMKM.
Pendekatan kualitatif deskriptif dilakukan dengan cara
melakukan survey kepada Koperasi dan UMKM dengan
jenis usaha dagang di Kota Bandung. Metodologi
pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Koperasi dan
UMKM pada Gambar 2, berbasis Rapid Application
Development (RAD) menyesuaikan pase Software
Development Life Cycle (SDLC) untuk mendapatkan
beberapa bagian dari sistem yang dikembangkan dengan
cepat dan ke tangan pengguna. Kebanyakan metodologi
berbasis RAD merekomendasikan bahwa analis
menggunakan teknik khusus dan alatalat komputer untuk
mempercepat analisis, desain, dan pase implementasi,
seperti CASE (computer-aided software engineering).
(Ajah & Ugah, 2013
(1) Perancangan Diagram Konteks Sistem Informasi
Akuntansi UMKM dan Koperasi Digram kontek yang
dirancang untuk pembelian barang dagang dan penjualan
barang dagang. Bagian persediaan mengecek persediaan,
jika barang kurang maka mengajukan persediaana kurang
ke Bagian pembelian untuk melakukan oder pembeian ke
pemasok. Barang tersedia untuk di jual ke planggan baik
yang datang langsung ke toko (off line) atau via web
dengang shping cart (on line) untuk order barang, kasir
dan bagian penjualan menerima oder dan menyerahkan
bukti ke bagian akuntansi untuk membuat laporan
keuangan kemudian laporan keuangan dianalisis oleh
pimpinan perusahaan. Seperti pada Gambar
(2) Data Flow Diagram Level Nol Sistem Informasi
Akuntansi UMKM dan Koperasi Diagarm arus data level
nol terdapat 9 entitas yang terdiri 2 entitas luar dan 7
entias perusahaan. Proses sistem informasi akuntansi
UMKM dan Koperasi terdiri 5 proses seperti 1) proses cek
persediaan, 2) proses melakukan pesanan pembelian, 3)
proses persiapan marketing, 4) proses menerima
pesanan penjualan, 5) proses JU, BB dana LK. Diagram
arus data level nol ini membahas pembelian barang dan
penjualan barang yang dilakukan secara off line (toko)
dan online (shoping cart).
(3) Flowchart Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
Barang Dagang UMKM dan Koperasi Bagian persediaa
mengecek ketersediaan stok, jika sudah minimal maka
bagian gudang melakukan permohonan pemenuhan
persediaan ke bagian pembelian. Bagian pembelian
berdasarkan data dari bagian persediaan melakukan
penawaran kepada pemasok berdasarkan data dari
bagian administrasi, jika sudah sepakat baik harga barang
dana jumlah barang yang akan dibeli, bagian pembelian
membuat order pembelian ke pemasok. Berdasarkan
order pembelian bagian akuntansi membuat bill dan
melakukan pembayaran ke pemasok atas order yang
dilakukan kemudian bagian akuntansi atas dasar transaksi
yang sudah dilakukan mengecek jurnal umum, buku besar
dan laporan keuangan yang sudah otomatis. Pimpinan
mengecek dan melakukan analisis atas pembelian yang
sudah dilakukan.
(4) Flowchart Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Barang Dagang UMKM dan Koperasi Sistem informasi
akuntansi penjualan barang dagang UMKM dan Koperasi
bisa dilakukan secara off line dimana pelanggan datang
langsung ke Toko untuk melakukan transaksi yang
dilayani oleh kasir dengan proses point of sales (POS)
kemudian invoice akan dicek oleh bagian penjualan dan
malakukan validasi atas invoice. Bagian akuntansi
menerima validasi invoice dari bagian penjualan dan
melakukan register payment sebagai penerimaan kas,
update invoice untuk proses jurnal umum, buku besar
dan laporan keuangan yang sudah online dan otomatis.
Pimpinan mengecek laporan keuangan.
(5) Enterprise Resources Planning (ERP) Sistem
Informasi Akuntansi Koperasi dan UMKM berbasis
Technopreneur dengan menggunakan Enterprise
Resources Planning (ERP) yaitu odoo accounting.
(6) Menu Point Of Sales (POS) Penjualan yang
dilakukan secara tunai atau datang langsung ke toko,
kasir menggunakan point of sales (POS) untuk melakukan
transaksi penjualan.
(7) Menu Utama Sistem Informasi Akuntansi UMKM
dan Koperasi babasis eCommerce Pelanggan bisa
melakuan transaksi pada website perusahaan dengan
melakukan shoping cart.
Simpulan Peneliti melalukan simpulan atas dasar rumusan
masalah, teori yang mendukung dan hasil penelitian,
sebagai berikut :
a) Sistem Informasi Akuntansi Koperasi dan UMKM
berbasis Technopreneur dengan ERP dapat
mengatasi penyajian laporan keuangan Koperasi
dan UMKM.
b) Sistem Informasi Akuntansi Koperasi dan UMKM
berbasis Technopreneur dengan ERP dapat
menghasilkan laporan keuangan yang akuntabel.

4. Jurnal 4

Judul Sistem Informasi Akuntansi Perhitungan Harga Pokok


Produksi Pada Konveksi Sjm Bandar Lampung
Jurnal Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi (JTSI)
Volume & Halaman Vol. 2, No. 1
Tahun 2021
Penulis Ratna Sari, Fikri Hamidy, Suaidah
Reviewer Dimas Hardiansyah
Tanggal Maret
Abstrak Konveksi SJM adalah salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang jasa pembuatan pakaian jadi yang
beralamatkan dijalan Biora gg. Ulangan Bandar Lampung.
Dalam proses pencatatannya perhitungan harga pokok
produksi masih dilakukan secara manual dengan
mencatatnya dibuku. Pencatatan meliputi biaya-biaya
yang digunakan untuk memproduksi suatu produk yakni
biaya bahan baku, biaya overhead pabrik, biaya tenaga
kerja. Dalam proses pencatatan tersebut mengalami
kesulitan untuk menentukan harga pokok produksi dan
besar biaya yang harus dikeluarkan dalam melakukan
produksi. Upaya untuk mengatasi permasalahan
tersebut, pada penelitian ini akan dikembangkan sistem
menggunakan program aplikasi Java dan Database
MySQL sebagai databasenya dengan alat pengembangan
sistem berupa UML(Unified Modelling Language), Use
Case Diagram, Activity Diagram dengan metode
Prototype sebagai metode pengembangannya. Melalui
sistem yang dikembangkan inidiharapkan akan
mempermudah dalam perhitungan harga pokok produksi
dan proses penyajian laporan harga pokok produksi.
Aplikasi yang dibangun dapat mengelola data produk
terkait perhitungan harga pokok produksi. serta
menyediakan fitur cetak laporan harga pokok produksi,
untuk melihat lebih detail jumlah biaya yang diperlukan.
Sistem Informasi Perhitungan Harga Pokok Produksi pada
Konveksi SJM ini dapat diterapkan dan dikembangkan
lebih baik lagi kedepannya. Agar tidak terjadi kerusakan
baik software maupun hardware, system ini perlu
dilakukan perawatan secara berkala.
Pengantar Industri konveksi adalah suatu perusahaan yang
menghasilkan pakaian wanita, pria, anak, pakaian
olahraga, maupun pakaian-pakaian partai politik.
Umumnya, konveksi ini mempergunakan bahan baku
berupa tekstil dari bermacam-macam jenis seperti katun
drill, polyester, tc, cvc, spandex dan bahan syntetis lain.
Pada perusahaan konveksi mempunyai alat-alat yang
biasanya digunakan yaitu berupa meja dan mesin potong,
mesih jahit, alat dan meja sablon, komputer untuk
mendesain.
Kemajuan teknologi komputer sebagai pendukung
terciptanya suatu informasi yang akurat, relevan dan
tepat waktu menjadi kebutuhan pokok bagi perusahaan
[1]. Salah satu teknologi yang dibutuhkan yaitu untuk
mendukung kelancaran suatu perusahaan serta
membantu pimpinan dalam melakukan perhitungan
harga pokok produksi pada konveksi. Beberapa
pengembangan sistem informasi berbasis web di provinsi
lampung juga telah dilakukan pada berbagai bidang
seperti kesehatan, kelistrikan, serta pelayanan publik
sehingga membuka peluang yang besar untuk
mengembangkan sistem informasi berbasis web lain
seperti yang diusulkan pada penelitian ini [2].
Konveksi SJM merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang jasa pembuatan pakaian jadi yang beralamatkan
dijalan Biora Gg. Ulangan Bandar Lampung. Konveksi SJM
mempunyai banyak pesaing dan menemui kendala dalam
usahanya, Masalah yang dihadapi oleh konveksi SJM
diantaranya dalam proses pencatatan perhitungan harga
pokok produksi yang masih menggunakan tulisan dibuku,
pencatatan biayabiaya untuk memproduksi suatu produk
seperti, biaya bahan baku, biaya overhead pabrik, dan
biaya tenaga kerja yang belum terkomputerisasi, dalam
proses tersebut tentunya sulit untuk menentukan harga
pokok produksi dan besar biaya-biaya yang harus
dikeluarkan dalam melakukan produksi. Meskipun
hasilnya sudah cukup baik namun dalam pengerjaannya
masih banyak kekurangan yaitu proses keakuratan data
masih kurang, hal ini disebabkan ada nya kehilangan atau
terjadi kerusakan, sehingga mempersulit dan
memperlambat proses kerja yang dilakukan serta
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses
pencarian data tersebut untuk membuat laporan, dan
dalam menghasilkan produksi pada konveksi.
Berdasarkan uraian diatas maka konveksi
membutuhkan sistem untuk membantu dan
mempermudah kinerja, agar proses yang dilakukan lebih
akurat dan efektif [3]. Tujuannya untuk mempermudah
dalam pengelolaan data, pencarian data, dan memperce-
pat dalam perhitungan harga pokok produksi [4] [5].
Pembahasan Metode Pengembangan Sistem
Pressman (2012) menyatakan bahwa Prototype
merupakan metode yang baik untuk digunakan saat
pelanggan tidak mengetahui atau kurang jelas tentang
spesifikasi kebutuhan sistem yang akan dibuat. Pada
metode ini pengembang dan pelanggan menjalin
hubungan komunikasi yang baik untuk merencanakan
sistem yang akan dibuat [12] sehingga dapat digunakan
untuk menyambung ketidakpahaman pelanggan
mengenai hal teknis dan memperjelas spesifikasi
kebutuhan yang diinginkan pelanggan kepada
pengembang perangkat lunak [13].
Analisis Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional dibutuhkan untuk
mengidentifikasi proses atau layanan apa saja yang
diberikan sistem, serta siapa pengguna sistem yang akan
menjalankan sistem tersebut [14]. Kebutuhan fungsional
pada sistem informasi perhitungan harga pokok produksi
Konveksi SJM Bandar Lampung adalah sebagai berikut: 1.
Admin dapat meng-input-kan, menyimpan, mengedit,
menghapus, data bahan baku. 2. Admin dapat meng-
input-kan, menyimpan, mengedit, menghapus, data BOP.
3. Admin dapat meng-input-kan, menyimpan, mengedit,
menghapus, data Tenaga Kerja 4. Admin dapat mengelola
data produk. 5. Admin dapat mengelola perhitungan HPP.
6. Admin dapat melihat dan mencetak laporan. 7.
Pimpinan dapat menvalidasi laporan, melihat laporan,
dan mencetak laporan.
Analisis Kebutuhan Non-Fungsional
Kebutuhan Non-Fungsional digunakan sebagai alat
bantu pendukung terdiri dari kebutuhan perangkat keras
komputer (hardware) dan perangkat lunak (software)
[15]. Kebutuhan fungsional sistem informasi perhitungan
harga pokok produksi Konveksi SJM Bandar Lampung
yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Kebutuhan antarmuka a. Tampilan dibuat
semenarik mungkin. b. Tidak menimbulkan kesan rumit.
c. Mudah dalam penggunaan.
2. Perangkat Keras (Hardware) a. Laptop dengan
ukuran 14.0” HD LED LCD. b. Laptop dengan processor
Intel(R) Celeron(R) N3060. c. Kapasitas RAM 4GB. d.
DVD-Super Multi DL drive. e. Harddisk.
3. Perangkat Lunak (Software) a. Sistem operasi
yang digunakan Windows 10 yang dikeluarkan oleh
perusahan Software Microsoft. b. Aplikasi yang
digunakan adalah Java, SQLyog untuk databasenya.
Use case Diagram Use case diagram merupakan
salah satu diagram yang digunakan untuk memodelkan
suatu sistem, use case diagram dapat menggambarkan
sebuah interaksi antara aktor terhadap system [16]. Use
case diagram digunakan untuk mempermudah dalam
pembuatan aplikasi dan juga menjelaskan bagaimana
setiap aktor berinteraksi dan menunjukkan fungsionalitas
dari masing-masing pengguna untuk mengetahui fungsi-
fungsi yang bisa dilakukan oleh user pada sistem [17].
Activity Diagram
Activity diagram merupakan diagram yang
menggambarkan aktivitas pengguna sistem dari
keseluruhan menu yang pada sistem [18]. Activity
diagram digunakan untuk menggambarkan berbagai
aktivitas dalam sistem yang dirancang, bagaimana
masing-masing fungsionalitas bekerja, dan bagaimana
suatu fungsionalitas berakhir.
Activity Diagram
Admin Merupakan aktivitas yang dilakukan oleh
admin untuk masuk ke dalam menu utama.
Activity Diagram Tambahan Data Bahan Baku
Activity diagram mengelola data bahan baku dimulai
dari pengguna memilih menu data bahan baku sistem
akan menampilkan menu data bahan baku. Selanjutnya
pengguna pilih aksi tambah data bahan baku sistem akan
menampilkan form data bahan baku. Pengguna
selanjutnya melakukan input data bahan baku, sistem
akan menyimpan data bahan baku yang telah diinput oleh
pengguna.
Activity Diagram Pimpinan M
erupakan aktivitas yang dilakukan oleh pimpinan
untuk masuk ke dalam menu utama.
Activity Diagram Tambah Data Overhead
Pabrik Activity diagram mengelola data overhead
pabrik dimulai dari pengguna memilih menu data
overhead pabrik sistem akan menampilkan menu data
overhead pabrik. Selanjutnya pengguna pilih aksi tambah
data overhead pabrik sistem akan menampilkan form
data overhead pabrik. Pengguna selanjutnya melakukan
input data overhead pabrik, sistem akan menyimpan data
overhead pabrik yang telah diinput oleh pengguna.

Simpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Aplikasi yang dibangun dapat mengelola data
produk terkait perhitungan harga pokok produksi.
2. Aplikasi yang dibangun menyediakan fitur cetak
laporan harga pokok produksi, untuk melihat lebih
detail jumlah biaya yang diperlukan.

5. Jurnal 5

Judul Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi, Pengembangan


Sumber Daya Manusia Terhadap Pengendalian Intern dan
Laporan Keuangan yang Handal
Jurnal Jurnal Akuntansi dan Pajak
Volume & Halaman 21 (1)
Tahun 2020
Penulis Denny Mahendra, Jarot Santosa, Aris Tri Haryanto
Reviewer Dimas Hardiansyah
Tanggal

Abstrak The Boyolali District Government succeeded in obtaining


a Fair Opinion without Exception (WTP) opinion from the
Financial Supervisory Agency after conducting an audit of
the Boyolali Regency's financial statements in 2016. The
Accounting Information System and Human Resource
Development System had a significant effect on Internal
Control. Accounting Information Systems, Human
Resource Development and Internal Control have a
significant effect on Reliable Financial Statements. The
population of this study is the Regional Work Unit (SKPD)
which is responsible for making financial reports in
Boyolali Regency, as many as 75 employees. The sampling
technique in this study is the census. The results showed
that the Accounting Information System has a significant
effect on internal control. Human resource development
has a significant effect on internal control. Accounting
Information Systems have a significant effect on reliable
financial statements. Human resource development has a
significant effect on reliable financial statements. Internal
control has a significant effect on Reliable Financial
Statements. The results of the path analysis are known to
track the development of human resources on reliable
financial statements, which is the dominant or effective
path to improving reliable financial statements.
Pengantar Era globalisasi ini, organisasi dituntut untuk terus
mempersiapkan dirinya mengantisipasi dan
menyesuaikan diri dengan perubahan. Pengalaman yang
dialami berbagai di negara maju menunjukkan bahwa
hanya organisasi yang secara konsisten terus
meningkatnya dirinya melalui perkembangan organisasi
yang dapat bertahan (Rahayu, 2016:65). Seorang
profesional pun dituntut harus bisa mengembangkan
keahlian dibidang komputer. Dengan program akuntansi,
semua aspek bisnis yang dikelola dapat diukur dengan
tepat waktu tanpa harus menunggu laporan keuangan
yang dibuat secara manual dan memakan waktu yang
lama.Informasi akuntansi sangat penting bagi
perusahaan yang digunakan untuk perencanaan,
pengendalian, serta pengambilan keputusan yang efektif.
Hasil penelitian yang dilakukan Tuti Herawati
(2014:98) yang menyatakan bahwa pengaruh sistem
pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah,
sedangkan penelitian Kiranayanti dan Erawati (2016:76)
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem
pengendalian intern berpengaruh tidak signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah,
sehingga dengan adanya research gap tersebut, perlu
dilakukan pembuktian secara empiris. Keterandalan
adalah kemampuan informasi guna meyakinkan bahwa
informasi tersebut benar dan valid. Berdasarkan PP No 71
Tahun 2015, Laporan Keuangan yang Handal merupakan
informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian
yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan
setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Infomasi
mungkin relevan, apabila hakikat atau penyajiannya tidak
dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut
secara potensial dapat menyesatkan. Pelaporan
merupakan sarana untuk perusahaan yang digunakan
untuk menyampaikan suatu informasi dan pengukuran
secara ekonomi tentang sumber daya yang dimiliki dan
kinerjanya pada berbagai pihak yang memiliki
kepentingan atas informasi tersebut.
Sistem informasi akuntansi adalah komponen
penting yang dapat memenuhi kebutuhan yang tepat dan
akurat.Sistem informasi akutansi terkomputerisasi juga
mempunyai peranan penting dalam sebuah organisasi
dan semakin berkembangnya dalam suatu organisasi
menyebabkan transaksi menjadi semakin banyak dan
kompleks.Perkembangan teknologi dan kemajuan jaman
serta semakin banyaknya organisasi bisnis maupun
organisasi sektor publik seperti di Pemerintah Daerah
yang terus berkembang.Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) berusaha meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja
dalam organisasi tersebut. Mengetahui apa yang menjadi
kebutuhan sistem informasi bagian keuangan dan
sekaligus dapat menjadi masukan terhadap bagian yang
mengelola sistem informasi dalam mengembangkan
sistem yang sudah ada. Hasil yang optimal akan
dihadapkan dalam permasalahan yang berhubungan
dengan keterandalan pelaporan dalam laporan
keuangan. Jadi, sistem informasi sangat penting karena
dengan sistem informasi akuntansi yang baik maka
kinerja yang dimiliki juga akan berkualitas, efektif dan
relevan.
Pengendalian intern adalah suatu rancangan
prosedur organisasi yang mendorong terciptanya
kebijakan manajemen untuk menciptakan efisiensi
operasional, melindungi aktiva, serta mencegah
penyelewengan aktiva perusahaan atau organisasi.Sistem
pengendalian merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari sistem informasi akuntansi. Tanpa dukungan sistem
pengendalian intern yang memadai sistem informasi
tidak akan dapat menghasilkan informasi yang handal
dalam pengambilan keputusan. sistem pengendalian
intern ini juga digunakan untuk mengecek
kesalahankesalahan yang terjadi sehingga dapat
dikoreksi. Pengendalian intern disusun guna untuk
memberikan kepastian yang layak mengenai penerapan
tujuan dalam pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap
hukum peraturan yang berlaku serta efektivitas dan
efisiensi operasi (Arens, 2016:76).
Pemerintah Kabupaten Boyolali berhasil meraih opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pengawasan
Keuangan setelah melakukan audit atas laporan
keuangan pemerintah daerah (LKPD) Kabupaten Boyolali
tahun 2016. Namun opini wajar tanpa pengecualian yang
diberikan Badan Pengawasan Keuangan terhadap
laporan keuangan pemerintah Kabupaten Boyolali bukan
berarti bebas dari kesalahan dan kelemahan. BPK RI
menemukan permasalahan yakni masih rendahnya
kualitas informasi laporan keuangan daerah yang
disebabkan oleh pemahaman akuntansi dari penyusunan
laporan itu sendiri yang berhubungan langsung dengan
pengembangan sumber daya manusia , belum
diterapkannya secara optimal sistem akuntansi keuangan
dan masih lemahnya sistem pengendalian intern.
Berdasarkan latar belakang maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Sistem Informasi Akuntansi, Pengembangan Sumber
Daya Manusia, Pengendalian Intern Terhadap Laporan
Keuangan yang Handal (Studi Kasus Pada Satuan Kerja
Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali)”.
Pembahasan Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dengan
Laporan Keuangan yang Handal melalu pengendalian
intern
Berdasarkan hasil analisis jalur, pengaruh langsung
Sistem Informasi Akuntansi signifikan terhadap Laporan
Keuangan yang Handal pegawai di Satuan Kerja
Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali, artinya apabila
semakin tinggi Sistem Informasi Akuntansi, maka
semakin tinggi Laporan Keuangan yang Handal pegawai
di Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Haryadi Sarjono
Lim Sanny, Sheftian Pancha Cahyo (2013), Wati (2012),
Nurul Faridilla (2010) menemukan hasil dalam
penelitiannya bahwa Sistem Informasi Akuntansi
berpengaruh signifikan terhadap Laporan Keuangan yang
Handal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Karyanto
(2014), Joko Istiyanto (2014), Slamet Widodo (2014),
menemukan hasil dalam penelitiannya bahwa Sistem
Informasi Akuntansi berpengaruh tidak signifikan
terhadap Laporan Keuangan yang Handal.
Pengaruh tidak langsung diperoleh temuan bahwa
Sistem Informasi Akuntansi signifikan terhadap
pengendalian intern dan pengendalian intern signifikan
terhadap Laporan Keuangan yang Handal. Sistem
Informasi Akuntansi signifikan terhadap pengendalian
intern. Hasil ini mendukung atau tidak mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Karyanto (2014), Joko
Istiyanto (2014), Haryadi Sarjono Lim Sanny, Wati (2012),
hasil dalam penelitiannya bahwa Sistem Informasi
Akuntansi berpengaruh signifikan terhadap pengendalian
intern.
Pengendalian intern signifikan terhadap Laporan
Keuangan yang Handal. Hasil penelitian ini mendukung
hasil penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Mudiartha
Utama (2012), Rahmila Sari (2011), hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa pengendalian intern berpengaruh
signifikan terhadap Laporan Keuangan yang Handal. Hasil
penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Stephanie Tanto Kurniawan, Faustine (2014), hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa pengendalian intern
berpengaruh tidak signifikan terhadap Laporan Keuangan
yang Handal.
Hasil koefisien nilai pengaruh langsung Sistem
Informasi Akuntansi signifikan terhadap Laporan
Keuangan yang Handal lebih besar dibandingkan
pengaruh tidak langsung, Sistem Informasi Akuntansi
melalui pengendalian intern terhadap Laporan Keuangan
yang Handal maka analisis jalur yang digunakan efektif
melalui pengaruh langsung.
Sehingga upaya untuk meningkatkan Laporan
Keuangan yang Handal dalam menggunakan pengaruh
langsung yaitu peningkatan perilaku Sistem Informasi
Akuntansi untuk meningkatkan perilaku Laporan
Keuangan yang Handal. Peningkatan perilaku Sistem
Informasi Akuntansi untuk meningkatkan perilaku
Laporan Keuangan yang Handal secara kongkrit
dilakukan dengan melihat skor uji validitas Sistem
Informasi Akuntansi pada item pertanyaan tertinggi,
yaitu: Penggunaan sistem informasi mampu membantu
proses administrasi secara relevan dalam pelaporan
laporan keuangan, sehingga dapat mengevaluasi kinerja.
SIA mempermudah pelaporan keuangan. Penggunaan
sistem informasi mampu membantu proses administrasi
secara tepat waktu dalam pelaporan laporan keuangan,
sehingga SIA dapat mengevaluasi kinerja.
Pengaruh Pengembangan sumber daya manusia
dengan Laporan Keuangan yang Handal melalui
pengendalian intern
Berdasarkan analisis jalur bahwa jalur diketahui
pengaruh pengembangan sumber daya manusia
terhadap Laporan Keuangan yang Handal signifikan,
artinya semakin tinggi tingkat pengembangan sumber
daya manusia, semakin tinggi Laporan Keuangan yang
Handal yang dihasilkan oleh pegawai Satuan Kerja
Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali.
Temuan ini mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh I Wayan Mudiartha Utama (2012), Hulaifah
Gaffar (2012), Rahmila Sari (2011), Siti nurhendar (2007),
dalam penelitiannya menemukan bahwa pengembangan
sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap
Laporan Keuangan yang Handal. Namun penelitian ini
bertentangan dengan penelitian yuwita dan suhesti
(2019).
Pengaruh tidak langsung diperoleh temuan bahwa
pengembangan sumber daya manusia berpengaruh
signifikan terhadap pengendalian intern dan
pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap
Laporan Keuangan yang Handal.
Sehingga upaya untuk meningkatkan Laporan
Keuangan yang Handal adalam menggunakan pengaruh
langsung yaitu peningkatan perilaku pengembangan
sumber daya manusia untuk meningkatkan perilaku
perilaku Laporan Keuangan yang Handal.
Peningkatan perilaku pengembangan sumber daya
manusia untuk meningkatkan perilaku Laporan Keuangan
yang Handal secara kongkrit dilakukan dengan melihat
skor uji validitas pengembangan sumber daya manusia
terletak pada item pertanyaan tertinggi, yaitu: Terdapat
pemisahan yang jelas antara garis wewenang dan
tanggung jawab masing-masing fungsi dalam struktur
organisasi. Pegawai ditempatkan sesuai bidang dan
keahliannya. Penerimaan pegawai melalui proses seleksi.
Dengan demikian upaya ini akan berakibat pada
peningkatan perilaku Laporan Keuangan yang Handal
pegawai di Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten
Boyolali dalam bentuk perilaku sesuai dengan skor
tertinggi dalam uji validitas Laporan Keuangan yang
Handal terletak pada butir pertanyaan tertinggi
menandakan bahwa butir tersebut adalah indikator yang
dominan membentuk respon terhadap Laporan
Keuangan yang Handal yaitu adanya peningkatan
perilaku: Laporan keuangan harus disajikan secara wajar
sebagai penyajian yang tulus dan wajar. Laporan
keuangan harus memiliki kualitas handal dan disajikan
secara wajar. Laporan keuangan merupakan alat penguji
untuk menentukan atau menilai posisi keuangan
perusahaan.
Simpulan a. Hasil Uji Hipotesis adalah:
1) Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh signifikan
terhadap pengendalian intern pegawai Satuan Kerja
Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali.
2) Pengembangan sumber daya manusia
berpengaruh signifikan terhadap pengendalian
intern pegawai Satuan Kerja Pemerintah Daerah
Kabupaten Boyolali.
3) Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh
signifikan terhadap Laporan Keuangan yang Handal
pegawai Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten
Boyolali.
4) Pengembangan sumber daya manusia
berpengaruh signifikan terhadap Laporan Keuangan
yang Handal pegawai Satuan Kerja Pemerintah
Daerah Kabupaten Boyolali.
5) Pengendalian intern berpengaruh signifikan
terhadap Laporan Keuangan yang Handal pegawai
Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali.
b. Hasil analisis jalur diketahui jalur pengembangan
sumber daya manusia terhadap Laporan Keuangan yang
Handal, merupakan jalur yang dominan atau efektif untuk
meningkatkan Laporan Keuangan yang Handal.

Anda mungkin juga menyukai