Anda di halaman 1dari 13

SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELUARAN KEUANGAN NEGARA

Eriana Huzein Arif


erianahuzein1089@gmail.com
Program Studi Ekonomi Islam
Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Abstrak. Pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih yang terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan negara bukan pajak
dan penerimaan hibah. Salah satu instrumen yang penting dalam suatu negara adalah
keberadaan pemerintahan yang mengelola pendapatan suatu negara. Sumber pendapatan
negara Dalam suatu negara tentu saja membutuhkan suatu pemasukan atau pendapatan
kedalam kasnya. Hal ini untuk mewujudkan kesjahteraan negara itu sendiri. Sumber
pendapatan negara republik indonesia semuanya tentang pendapatan dan juga
pengeluaran keuangan negara. Sumber keuangan tersebut berdampak besar terhadap
perekonomian negara secara keseluruhan. Pemerintah indonesia harus dapat mengelola
keuangan negara secara cermat dan teliti dengan penuh tanggung jawab karena
dampaknya yang sangat besar dan jangka panjang bagi masyarakat dan negara itu sendiri.
Kata Kunci : Pendapatan, pengeluaran negara
Abstrac. State revenue is the right of the central government which is recognized as an
addition to net worth consisting of tax revenue, non-tax state revenue and grant receipts.
One of the important instruments in a country is the existence of a government that
manages a country's income. Sources of state income In a country, of course, requires an
income or income into its treasury. This is to realize the welfare of the country itself. The
sources of state revenue for the Republic of Indonesia are all about income and state
financial expenditure. These financial sources have a major impact on the country's
economy as a whole. The Indonesian government must be able to manage state finances
carefully and thoroughly with full responsibility because of the enormous and long-term
impact on society and the country itself.
Keywords : Income, State Spending.

PENDAHULUAN
Sumber penerimaan utama bagi negara yang digunakan untuk pembiayaan
pengeluaran pemerintah dan pembangunan nasional itu adalah pajak. Penerimaan pajak
merupakan penerimaan terbesar dalam negeri yang terdapat di Anggaran Penerima dan
Belanja Negara (APBN). Salah satu penyebab keberhasilan tujuan pembangunan nasional
berasal dari dana yang diperoleh dari sumber-sumber pajak. Fungsi pajak yang paling
melekat dalam diri masyarakat merupakan sumber pembiayaan terbesar di suatu negara.
Hal ini sejalan dengan fungsi pajak sebagai sumber pembiayaan (Resmi, 2013: 3).
Sumber penerimaan pajak diantaranya dapat diperoleh dari pajak bumi dan
bangunan. Pajak bumi dan bangunan merupakan objek yang berupa seluruh bumi dan
bangunan yang berada dalam wilayah Negara. Objek pajak bumi dan bangunan berupa
bumi dan bangunan yang memiliki karakteristik khusus yaitu bentuk fisiknya yang tidak
dapat disembunyikan, sehingga lebih mudah untuk dipantau(Karnanto, 2006:24). Sumber
penerimaan utama bagi suatu negara dalam perkembangan ekonomi sekarang ini adalah
pajak bumi dan bangunan yang diterima suatu daerah. Hal ini sesuai dengan penerimaan
pajak bumi dan bangunan sudah dikelola oleh pemerintah daerah dan termasuk pajak
daerah yang digunakan untuk kepentingan daerah kabupaten/kota berlaku mulai tanggal 1
Januari 2010.
Selain dari penerimaan pajak, ada beberapa sumber pendapatan negara yang nanti
nya dapat digunakan untuk oprasional pemerintahan dalam rangka pembangunan
nasioanal, yang akan dibahas pada tulisan ini.

PEMBAHASAN
A. Keuangan Negara
1. Pengertian Keuangan Negara
Keuangan negara sering disebut dengan istilah public finance, yang disebut
public adalah pemerintahan (government) sehingga keuangan negara dalam arti sempit
adalah government finance, yaitu bagaimana pemerintah mencari sumber dana kemudian
bagaimana melakukan pembelanjaan untuk mencapai tujuan pemerintah. Dalam arti luas,
kegiatan pemerintah sendiri berada dalam sektor publik, yaitu merupakan kegiatan
pemerintah dalam menyediakan barang publik untuk memenuhi kebutuhan hidup orang
banyak. Sementara untuk kegiatan sektor privat akan dilakukan oleh swasta dimana
dalam penyediaan barang privat sangat dipengaruhi oleh mekanisme pasar.
Kegiatan pemerintah dalam sektor publik meliputi:
1) Kegiatan berupa transaksi-transaksi melalui anggaran baik yang dilakukan oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
2) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan negara
3) Peraturan-peraturan pemerintahan yang dibuat dengan maksud untuk
memengaruhi kehidupan ekonomi, sosial, dan publik1.
Salah satu indikator untuk melihat seberapa besar keterlibatan pemerintah
disektor publik akan tercermin dibidang keuangannya semakin besar keterlibatan
pemerintah di sektor publik maka alokasi anggaran keuangan juga akan semakin besar.
Jadi, keuangan negara secara luas adalah peran atau campur tangan pemerintah dalam
kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Adapun kegiatan campur tangan pemerintah dalam kehidupan ekonomi
masyarakat dilakukan melalui:
1) Pajak yang dipungut oleh pemerintah
2) Pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah melalui anggaran belanjanya
3) Peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah dapat secara langsung mengikat
masyarakat.

1
Nurdjaman. Keuangan Negara. Intermedia, Jakarta, 1992.
Menurut Suparmoko, ilmu keuangan negara adalah bagian dari ilmu ekonomi
yang mempelajari tentang kegiatan-kegiatan pemerintah dalam bidang ekonomi terutama
mengenai penerimaan dan pengeluaran beserta pegaruhnya dalam perekonomian tersebut.
2. Ruang Lingkup Keuangan Negara
Dari pengertian dan definisi keuangan negara diatas maka yang menjadi ruang
lingkup keuangan negara adalah sebagai berikut:
1) Pengeluaran negara, yaitu bagaimana pemerintah melakukan pengeluarannya
2) Penerimanaan negara, meliputi sumber-sumber pendapatan negara
3) Administrasi negara, yaitu menyangkut pelaksanaan keuangan negara.
4) Stabilisasi dan pertumbuhan adalah pengaruh penerimaan dan pengeluaran
negara terhadap perekonomian.
Maksud dari keuangan negara berdasarkan UU No.17 tahun 2003 adalah semua
hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik
berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara behubungan
dengan hak dan kewajiban tersebut.
Jadi keuangan negara sebagaimana dimaksud meliputi berikut:
1) Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan, mengedarkan uang, dan
melakukan pinjaman.
2) Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas pelayanan umum pemerintahan
negara dan membayar tagihan pihak ketiga
3) Penerimaan negara, yaitu uang yang masuk ke dalam kas negara
4) Pengeluaran negara, uang yang keluar dari kas negara.
5) Kekayaan negara yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara.
6) Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan atau kepentingan umum.
7) Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang
diberikan pemerintah yang meliputi kekayaan yang dikelola oleh orang gatau
badan lain berdasarkan kebijakan pemerintah, yayasan-yayasan di lingkungan
kementrian negara / lembaga atau perusahaan negara.2

B. Pendapatan Negara
1. Pengertian Pendapatan Negara
Dalam UU keuangan negara dikenal dengan istilah pendapatan negara dan
penerimaan negara. Pengertian penerimaan adalah uang yang masuk kedalam kas negara,
sedangkan pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai
penambahan nilai kekayaan bersih. Pengertian pendapatan disempurnakan dalam PP no.
71 tahun 2010 yaitu semua penerimaan rekening kas umum negara/daerah yang
menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

2
Undang-undang no.17 tahun 2003.
Penerimaan pemerintah atau disebut dengan government revenue adalah semua
penerimaan kas umum (kas pemerintah pusat atau kas daerah) dari berbagai sumber yang
sah, yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah pusat atau daerah.
Pendapatan negara adalah pemasukan negara yang digunakan sebagai sumber
pendanaan semua kegiatan dan kebutuhan negara dalam konteks pembangunan negara.
Pendapatan negara atau pemasukan keuangan negara yaitu meliputi pajak, retribusi,
keuntungan perusahaan negara, denda, sumbangan masyarakat dan lain lain 3
Dalam arti luas penerimaan negara adalah seluruh penerimaan yang diperoleh
dari hasil penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang dimiliki dan dihasilkan oleh
pemerintah, pencetakan uang, pinjaman pemerintah, menjalankan berbagai pungutan dari
masyarakat yang didasarkan pada undang-undang.
2. Sumber-sumber Pendapatan Negara
Sumber penerimaan negara diakui sebagai pendapatan negara sebagaimana yang
tercantum dalam UU no.17 tahun 2003 tentang keuangan negara Pasal 11 ayat (3), bahwa
pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah.
a. Penerimaan Pajak
Menurut ahli Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan tanpa adanya kontra prestasi kembali secara langsung untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas negara
untuk menyelenggarakan pemerintahan 4.
Kemudian dijelaskan juga dalam pasal 1 UU no. 28 tahun 2007, dijelaskan bahwa
pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat imbalan secara
langsung digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat 5.
Jadi, negara adalah satu-satu nya lembaga yang berhak untuk melakukan
pemungutan pajak kepada rakyatnya, apabila ada lembaga yang melakukan pemungutan
atau penghimpunan dana dari masyarakat tidak dapat disebut sebagai pajak. Demikian
juga dengan kontra prestasi yang diberikan atas pembayaran pajak tersebut bersifat tidak
langsung karena atas pembayaran pajak ini asyarakat tidak mendapat imbalan secara
langsung tetapi kontra prestasi tersebut dapat diberikan secara tidak langsung misalnya
berupa fasilitas atau barang-barang publik yang disediakan oleh pemerintah berupa sarana
prasarana transportasi, pelayanan kesehatan, dan perlindungan kemanan.
Pajak yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai
kegiatan pemerintah. Sebagian dari pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai
administrasi pemerintahan dan sebagian lainnya adalah untuk membiayai kegiatan-
kegiatan pembangunan. Membayar gaji –gaji pegawai pemerintah, membiayai sistem

3
Ibnu Syamsi. Dasar-dasar kebijakan keuangan Negara. Rineka Cipta, Jakarta, 1994.
4
Adriani Sutedi. Hukum Pajak. Sinar Grafika, Jakarta, 2011.
5
Juan Kasma. Standard Operating Procedure (Perpajakan Perusahaan Jasa), CV. Alfhabeta, Bandung, 2012
pendidikan dan kesehatan rakyat, membiayai pembelanjaan untuk angkatan bersenjata
dan membiayai berbagai jenisi infrastruktur yang penting yang akan dibiayai pemerintah.
Perbelanjaan tersebut akan meningkatkan pengeluaran agregat dan mempertinggi tingkat
kegiatan ekonomi negara6.
b. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Pendapatan non pajak adalah penerimaan negara yang bukan berasal dari pajak.
Pendapatan non pajak berasal dari:
1) Penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana pemerintah, seperti
penerimaan jasa giro, sisa anggaran pembangunan, sisa anggaran rutin.
2) Penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam, semua kekayaan alam yang
terdapat diatas, permukaan dan didalam bumi yang dikuasai negara, seperti
pertambangan.
3) Penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan,
seperti dividen atau bagian laba pemerintahan BUMN, dana pembangunan
semesta, dan hasil penjualan saham pemerintahan dalam BUMN.
4) Penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pemerintah, seperti
pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan pelatihan, pemberian hak
paten, merek, hak cipta, pemberian visa dan paspor, serta pengelolaan kekayaan
negara yang tidak dipisahkan.
5) Peneriamaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaan
denda administrasi seperti lelang barang sitaan dan denda.
6) Penerimaan lainnya yang diatur dalam UU tersendiri7.

c. Penerimaan Hibah
Penerimaan hibah adalah semua penerimaan negara yang berasal dari sumbangan
swasta dalam negeri serta sumbangan lembaga swasta dan pemerintahan luar negeri yang
menjadi hak pemerintah.
Hibah bersifat sukarela, dan diberikan tanpa ada kontrak khusus. Dana bantuan
hibah yang didapat biasanya diperuntukan bagi pembiayaan pembangunan. Seperti
contoh pembangunan Masjid Raya Syekh Zayed di Solo yang merupakan bantuan hibah
dari Uni Emirate Arab.
3. Anggaran Pendapatan Negara Dalam Islam
Terdapat beberapa sumber pendapatan negara dalam pandangan islam, seperti
yang dilakukan pada zaman rasulullah saw, diantaranya:
a. Zakat
Pada masa awal berdirinya islam, penerimaan negara yang bersumber dari zakat
berupa uang tunai, hasil pertanian dan peternakan. Zakat adalah salahsatu unsur penting
karena sistem pelaksanaanya yang bersifat wajib, sedangkan tugas negara adalah sebagai
6
Sadono, Sukirno. Makro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga, Rajawali pers, Jakarta, 2012.

7
Ibid, 439
‘amil dalam mekanismenya. Zakat merupakan kewajiban bagi golongan kaya untuk
memberikan perimbangan harta di antara sesama masyarakat. Dalam negara yang
memiliki sistem pemerintahan Islam, maka negara berkewajiban untuk mengawasi
pemberlakuan zakat. Negara memiliki hak untuk memaksa bagi mereka yang enggan
berzakat jika mereka berada pada taraf wajib untuk mengeluarkan zakat. Apalagi jika
mempertimbangkan keadaan masyarakat yang secara umum lemah perekonomiannya 8.
Mencoba memperbandingkan dengan sistem konvensional, maka pemasukan
zakat sangat tergolong kecil. Meskipun demikian, negara Islam tidak berada pada posisi
yang terbebani, karena secara mendasar, sistem zakat telah secara langsung dan signifikan
telah mengurangi beban negara dari spesifikasi syariat yang ada dalam aturan aplikasinya,
yaitu menanggulangi kecenderungan negatif dan pengangguran, kemiskinan dan masalah-
masalah sosial lainnya. Di lain sisi, zakat merupakan ujung tombak pertama dari negara
yang berfungsi untuk menjamin kebutuhan minimal rakyat.
b. Ghanimah
Ghanimah menurut Muhammad Rawwas adalah harta yang didapatkan dari
tentara tentara kafir atas kemenangan dalam peperangan. Ghanimah merupakan sesuatu
yang dirampas oleh orang orang muslim dari tentara-tentara kafir seperti tanah, tawanan
perang dan harta bergerak seperti kuda, dirham, pedang dan lain sebagainya. Harta
rampasan tersebut diperoleh orang-orang muslim dari orang-orang kafir yang didapatkan
setelah melalui peperangan antara tentara islam dengan tentara kafir. Seperti yang
dilakukan Umar ketika menaklukan Negeri Syam.
Distribusi hasil ghanimah secara khusus diatur langsung dalam Alquran surah al-
Anfal ayat 41.

‫َو ٱْع َلُمٓو ۟ا َأَّنَم ا َغ ِنْم ُتم ِّم ن َش ْى ٍء َفَأَّن ِهَّلِل ُخ ُمَس ۥُه َو ِللَّرُسوِل َو ِلِذ ى ٱْلُقْر َبٰى َو ٱْلَيَٰت َم ٰى‬
‫َو ٱْلَم َٰس ِكيِن َو ٱْبِن ٱلَّس ِبيِل ِإن ُك نُتْم َء اَم نُتم ِبٱِهَّلل َو َم ٓا َأنَز ْلَنا َع َلٰى َع ْبِد َنا َيْو َم ٱْلُفْر َقاِن‬
‫َيْو َم ٱْلَتَقى ٱْلَجْمَع اِن ۗ َو ٱُهَّلل َع َلٰى ُك ِّل َش ْى ٍء َقِد يٌر‬
Artinya: Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai
rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-
anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan
kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu
di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 9
Empat perlima dibagi kepada para prajurit yang ikut dalam perang, sedangkan
seperlimanya sendiri diberikan kepada Allah, Rasul-Nya, karib kerabat Nabi, anak-anak
yatim, kaum miskin dan ibnu sabil. Dalam konteks perekonomian modern, pos
penerimaan ini boleh saja menggolongkan barang sitaan akibat pelanggaran hukum antar
negara sebagai barang ghanimah.
c. Khumus

8
‘Ali ‘Abd al-Rasul, Mabadi' al-Iqtishâdi fi al-Islam, (al-Qahirah: Dar Fikr al-Arabi, 1980), Cet. II, h. 323
9
Qur’an Surat Al- Anfal ayat 41
Khumus atau seperlima bagian dari pendapat ghanîmah akibat ekspedisi militer
yang dibenarkan oleh syariah, dan kemudian oleh negara dapat digunakan sebagai biaya
pembangunan. Meskipun demikian, perlu hatihati dalam penggunaannya karena aturan
pembagiannya telah jelas, seperti pada ayat di atas. Khumus, juga bisa diperoleh dari
barang temua (harta karun) sebagaimana terjadi pada periode Rasul. Ulama Syiah
mengatakan bahwa sumber pendapatan apa pun harus dikenakan khumus sebesar 20%.
Sedangkan ulama sunni, beranggapan bahwa ayat ini hanya berlaku untuk harta rampasan
perang saja. ‘Uman Abû 'Ubayd menyatakan bahwa yang dimaksud khumus itu bukan
hasil perang saja, tapi juga barang temuan dan barang tambang. Dengan demkian, di
kalangan ulama sunni ada sedikit perkembangan dan memaknai khumus.
d. Fay’
Fay’ adalah sama dengan ghanîmah. Namun bedanya, ghanîmah diperoleh
setelah menang dalam peperangan. Sedangkan, fay’ tidak dengan pertumpahan darah.
Menurut Muhammad Nejatullah Siddiqi, harta fay’ adalah pendapatan negara
selain dari zakat. Jadi termasuk di dalamnya: kharâj, jizyah, ghanîmah, ‘usyur, dan
pendapatan-pendapatan dari usaha komersil pemerintah. Definisi ini lebih
mempertimbangkan kondisi ekonomi kontemporer saat ini yang strukturnya cukup
berbeda dengan keadaan pada masa Rasulullah.
e. Jizyah
Jizyah merupakan pajak yang hanya diberlakukan bagi warga negara non-Muslim
yang mampu. Bagi yang tidak mampu seperti mereka yang sudah uzur, cacat, dan mereka
yang memiliki kendala dalam ekonomi akan terbebas dari kewajiban ini. Bahkan untuk
kasus tertentu, negara harus memenuhi kebuhhuhan pendiudik bukan Muslim tersebut
akibat ketidak mampuan mereka memenuhi kebutuhan minimalnya, sepanjang penduduk
tersebut rela dalam pemerintahan Islam. Hal ini berkaitan erat dengan fungsi pertama dari
negara. Jadi pemenuhan kebutuhan tidak terbatas hanya kepada penduduk Muslim saja.
Jizyah ini bisa disebut pula dengan istilah pajak perlindungan. Ketika nonMuslim
hidup dengan tenang dan mendapat jaminan perlindungan dari pemerintah Islam, maka
dengan jizyah tersebut bisa menjadi imbalannya. Perlindungan yang dimaksud baik
dalam maupun gangguan-gangguan dari pihak luar. Dan ini sejalan secara adil dengan
penduduk Muslim sendiri, yang telah dibebani beberapa instrumen biaya yang harus
dikeluarkan ke negara, seperti zakat.
f. Kharaj
Kharaj merupakan pajak khusus yang diberlakukan Negara atas tanah-tanah yang
produktif yang dimiliki rakyat. Pada era awal Islam, kharâj sebagai pajak tanah dipungut
dari non-Muslim ketika Khaybar ditaklukkan. Tanahnya diambil alih oleh orang Muslim
dan pemilik menawarkan untuk mengolah tanah tersebut sebagai pengganti sewa tanah
dan bersedia memberikan sebagian hasil produksi kepada negara. Jumlah dari kharâj
bersifat tetap, yaitu setengah dari hasil produksi 10. Kharaj adalah pajak terhadap tanah,
10
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Bank
Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), Edisi I, h. 488.
yang bila dikonversi ke Indonesia, ia dikenal sebagai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Oleh karena itu, perbedaan mendasar antara sistem kharaj dan sistem PBB adalah kharâj
ditentukan berdasarkan tingkat kesuburan produktivitas dari tanah (land productivity),
dan bukan berdasarkan zona sebagaimana dalam aturan sistem PBB (zona strategi). Hal
ini bisa jadi dalam sistem kharaj, tanah yang bersebelahan, yang satu ditanami buah
kurma dan tanah lainnya ditanami buah anggur, mereka harus membayar kharaj yang
berbeda.
Kharaj ini dibayarkan oleh seluruh anggota masyarakat baik orang-orang Muslim
maupun orang-orang non-Muslim. Pertama, ‘Usyur. ‘usyur merupakan pajak khusus yang
dikenakan atas barang niaga yang masuk ke dalam negara Islam (barang impor). Pada
masa Rasul, ‘usyur hanya dibayar sekali dalam setahun dan hanya berlaku pada barang
yang nilainya lebih dari 200 dirham. Rasulullah Saw. berinisiatif mempercepat
peningkatan perdagangan, walaupun menjadi beban pendapatan negara. Ia
menghapusksan semua bea masuk dan dalam banyak perjanjian dengan pelbagai suku
menjelaskan hal tersebut. Barang-barang milik utusan dibebaskan dari bea impor di
wilayah Muslim, bila sebelumnya telah terjadi tukar-menukar barang.
Penerimaan negara dapat juga bersumber dari variabel seperti warisan yang
memiliki ahli waris, hasil sitaan, denda, hibah, atau hadiah dari negara sesama Islam serta
bantuan-bantuan lain yang sifatnya tidak mengikat, baik dari negara luar maupun
lembaga-lembaga keuangan dunia.
Dalam konteks ekonomi modern saat ini, tentu saja negara akan memiliki pos
penerimaan yang cukup variatif. Misalnya berupa penerimaan devisa dan berupa
keuntungan dari badan usaha milik negara (BUMN). BUMN tersebut tentu saja harus
dikelola secara profesional dan efesien sehingga dapat mendatangkan hasil yang optimal.

C. Pengeluaran Negara
1. Pengertian Pengaluaran Negara
Adanya pengeluaran negara karena ada kegiatan pemerintahan yang akan
dilakukan berkaitan dengan fungsi yang dijalankan oleh pemerintah dan tujuan yang
ingin dicapai oleh pemerintah, yaitu kemakmuran dan kemanan dalam masyarakat,
semakin banyak kegiatan yang dilakukan pemerintah maka pengeluaran negara akan
semakin besar. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah akan menggunakan barang
dan jasa dengan berbagai bentuk termasuk uang, penggunaan uang untuk melaksanakan
fungsi pemerintah inilah yang dimaksud dengan pengeluaran pemerintah 11.
Oleh karena itu adanya pengeluaran negara merupakan konsekuen dari kegiatan
yang akan dilakukan maka terjadinya peningkatan pengeluaran pemerintahan merupakan
indikator meningkatnya kegiatan pemerintah baik dilihat dari aspek kuantitas maupun
kualitas. Dengan kata lain, untuk mengetahui seberapa besar kegiatan yang dilakukan
maupun yang akan dilakukan akan dapat dilihat dari pengeluaran pemerintah dalam
APBN tahun berjalan. Disamping besaran kegiatan pemerintah yang tercermin dalam

11
Edi Soepangat. Pengantar Ilmu Keuagan Negara, Gramedia Pustaka Utama, jakarta, 1991).
pengeluaran pemerintah juga merupakan cerminan keterlibatan pemerintah dalam
kehidupan masyarakat.
Pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai administrasi pemerintahan dan
sebagian lainnya adalah membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan. Beberapa bidang
penting yang akan dibiayai pemerintah adalah membayar gaji pegawai-pegawai
pemerintah, membiayai sistem pendidikan dan kesehatan rakyat, membiayai perbelanjaan
untuk angkatan berenjata, dan membiayai berbagai jenis infrastruktur yang penting dalam
pembangunan. Pembelanjaan tersebut akan meningkatkan pengeluaran agregat dan
mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi negara.
Pengeluaran negara adalah pengeluaran pemerintah menyangkut pengeluaran
untuk membiayai program-program pemerintah yang mana pengeluaran itu ditujukan
untuk pencapaian kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Pengeluaran pemerintah dapat bersifat:
1) Exhaustive yaitu pembelian barang atau jasa dalam perekonomian yang dapat
langsung dikonsimsi ataupun dapat untuk menghasolkan barang lain lagi.
a) Exhaustive Expenditure: mengalihkan faktor-faktor produksi dari sektor
swasta ke sektor pemerintah
b) Exhaustive Expenditures: merupakan pembelian barang-barang yang
dihasilkan oleh swasta dan dapat pula pembelian itu dilakukan terhadap
barang-barang yang dihasilkan oleh pemerintah sendiri.
2) Transfer yaitu berupa pemindahan uang kepada individu-individu untuk
kepentingan sosial, kepada perusahaan perusahaan sebagai individu atau mungkin
juga kepada neara sebagai hadiah.
a) Transfer payment: menggeser tenaga beli dari unit unit ekonomi yang satu
kepada unit ekonomi yang lain dan membiarkan yang terakhir ini
menentukan pengguna dari uang tersebut.
Musgrave dan Rostow dalam N. Gregory Mankiw 2012 mengungkapkan,
Perkembangan pengeluaran negara sejalan dengan tahap perkembangan ekonomi dari
suatu negara. Pada tahap awal perkembangan eonomi diperlukan pengeluaran negara
yang besar untuk investasi pemerintah, utamanya untuk menyediakan infrastruktur seperti
sarana jalan, kesehatan, pendidikan dll. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi,
investasi tetap diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi, namun diharapkan investasi
sektor swasta sudah mulai berkembang. Pada tahap lanjut pembangunana ekonomi,
pengeluaran pemerintah tetap diperlukan, utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, misalnya peningkatan pendidikan, kesehatan jaminan sosial dan
sebagainya12.
2. Jenis- Jenis Pengeluaran Negara
Dalam teori ekonomi makro, pengeluaran pemerintah terdiri dari tiga pos utama, yakni:
1) Pengeluaran pemerintah untuk membiayai barang dan jasa
2) Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai

12
Mankiw N, Gregory. Pengantar Ekonomi Makro. Salemba Empat, Jakarta, 2012
3) Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment, misalnya pembayaran subsidi
atau bantuan langsung kepada berbagai golongan masyarakat, pembayaran
pensiun, pembayaran bunga/pinjaman13.

a. Belanja Barang dan Jasa


Pengeluaran untuk pembelian barang atau jasa yang habis pakai untuk
memproduksi barang atau jasa yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan serta pengadaan
barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat.
Belanja barang digunakan untuk:
1) Belanja barang oprasional merupakan pembelian barang atau jasa yang habis
pakai yang digunakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar suatu satuan
kerja dan umumnya pelayanan yang bersifat internal, seperti:
a) Belanja keperluan perkantoran
b) Belanja pengadaan bahan makanan
c) Belanja bahan
d) Belanja pengiriman surat dinas
e) Honor yang terkait dengat oprasional satker
f) Belanja langganan daya (listrik, telpon, dan air) termasuk rumah dinas yang
tidak berpenghuni
g) Belanja biaya pemeliharaan gedung dan bangunan
h) Belanja biaya pemeliharaan peralatan dan mesin
i) Belanja sewa gedung oprasional sehari-hari satuan kerja
j) Belanja kebutuhan lainnya yang diperlukan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dasar lainnya.
2) Belanja non-oprasional merupakan pembelian barang dan jasa yang habis pakai
dikaitkan dengan stratgi pencapaian taegt kinerja suatau satuan kerja dan
umumnya pelayanan yang bersifat eksternal, seperti:
a) Honor yang terkait dengan output kegiatan
b) Belanaja oprasional tetkait dengan penyelenggaraan administrasi kegiatan
diluar kantor (biaya rapat, ATK, uang saku, transfort lokal, biaya seawa
peralatan)
c) Belanja jasa konsultan
d) Belanja jasa profesi
e) Belanja jasa
f) Belanja perjalanan
g) Belanja barang penunjang kegaiatan dekonsentrai
h) Belanja barang penunjang kegiatan tugas pembantuan
i) Belanja barang non oprasional lain terkait dengan penetapan target kinerja
tahun yang direncanakan.
b. Belanja pegawai
Belanja pegawai adalah kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang
maupun dalam bentuk barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah baik
dalam dan luar negeri, baik kepada pejabat negara, PNS, dan pegawai yang dipekerjakan
13
Boediono. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta. BPFE, 1999.
oleh pemerintah sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan dalam rangka
mendukung tugas fungsi unit organisasi pemerintah. Belanja pegawai terdiri atas:
1) Belanja gaji dan tunjangan yang melekat pada pembayaran gaji pegawai negeri
meliputi PNS, TNI/POLRI
2) Belanja gaji dokter pegawai tidak tetap
3) Belanja uang makan PNS
4) Belanja uang lauk pauk TNI/POLRI
5) Belanja uang tunggu dan pensiun pegawai negeri dan pejabat negara
6) Belanja asuransi kesehatan pegawai negeri
7) Belanja uang lembur PNS
8) Belanja pegawai honorer
9) Belanja tunjangan sosial bagi pegawai negeri melalui unit organisasi/ lembaga/
badan tertentu
10) Pembayaran uang vakasi
11) Pembayaran tunjangan khusus merupakan pembayaran kompensasi kepada
pegawai negri yang besarnya ditetapkan oleh presidan/menteri keuangan.

c. Pengeluaran Transfer Payment


1) Belanja subsidi, merupakan pengeluaran atau alokasi anggaran yang
diberikan pemerintah kepada perusahaan negara, lembaga pemerintah atau
pihak ketiga lainnya yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau
menginpor barang dan jasa untuk memenuhi hajat hidup orang banyak,
sehingga harga jualnya dapat dijangkau oleh masyarakat.
2) Belanja utang, merupakan pembayaran yang dilakukan atas kewajiban
pengunaan pokok utang, baik utang dalamnegeri maupun utang luar negeri
yang dihitung berdasarkan posisi pinjaman jangka pendek atau jangka
panjang, termasuk pembayaran denda/biaya lain terkait pinjaman.
3) Belanja bantuan sosial, merupakan pengeluaran negara untuk pembayaran
atas kewajiban pemerintah yang tidak termasuk dalam kategori belanja
pegawai, belanja barang dan jasa. Belanaj bantuan sosial bersifat mendesak
dan tidak dapat diprediksi sebelumnya.

d. Belanja Modal
Pengeluaran untuk perolehan aset atau menambah nilai aset lainnya yang
memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan melebihi batas minimal kapitalis
aset lainnya yang ditetapkan pemerintah
1) Belanja Modal Tanah, seluruh pengeluaran untuk pengadaan/ pembelian/
pembebasan/ penyesesaian/ balik nama/ pembuatan sertifikat tanah serta
pengeluaran-pengeluaran lain yang bersifat administratif sehubungan dengan
perolehan hak dan kewajiban atas tanah pada saat pembebasan/ pembayaran
ganti rugi sampai tanah tersebut siap digunakan
2) Belanja modal dan peralatan mesin, pengeluaran untuk pengadaan peralatan
dan mesin yang digunakan dalam pelaksaan kegiatan anatara lain baiay
pembelian, biaya pengangutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya
untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut
siap digunakan
3) Belanja modal gedung dan bangunan, pengeluaran untuk memperoleh
gedung dan bangunan secara kontraktual sampai dengan gedung dan
bangunan siap digunakan meliputi biaya pembelian atau biatya konstruksi,
termasuk biaya pengurusan IMB, notaris, dan pajak kontraktual
4) Belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan, pengeluaran utnuk memperoleh
jalan, jembatan, irigasi dan jaringan sampai siap pakai meliputi biaya
perolehan atau biaya kontruksii dan biaya lain yang dikeluarkakn smapi jalan
atau jembatan tersbut dapat digunakan
5) Belanja modal lain, pengeluaran yang diiperlukan dalam kegiatan
pembentukan modal untuk pengadaan/ pembangunan belanja modal linnya
yang tidak dapat diklasifikasikan dalam perkiraan kriteria belanja modal
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan lain lainnya.

Kesimpulan
Penerimaan negara dilakukan untuk membiayai kegiatan pemerintah, apabila
pengeluaran negara merupakan implementasi dari kewajiban negara, maka penerimaan
negara akan memberikann hak kepada negara untuk mencari sumber-sumber pendapatan
negara.
Terdapat beberap sumber penerimaan negara, yaitu pajak, keuntungan dari
perusahaan negara, sumbangan, utang, pencetakan uang, denda. Sejak tax reform maka
pajak merupakan sumber penerimaan negara yang utama karena penerimaan dari sektor
pajak memberikan sumbangan yang lebih besar dibandingkan sumber-sumber
peneriaamn lainya.
Adanya pengeluaran negara merupakan konsekuensi dari kegiatan yag dilakukan
pemerintah. Oleh karena itu pengeluaran negara adalah mencerminkan dari kegiatan
pemerintah dalam waktu datu tahun yang berkaitan dengan fungsi dan tujuan yang akan
dicapai. Besar kecilnya kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah merupakan bentuk
tanggung jawab dan tujuan negara dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat,
dimana tujuan dan fungsi pemerintah dapat kita jumpai dalam pembukaan UUD 1945.
Sudah menjadi fenomena hampir disemua negara termasuk indonesia telah terjadi
peningkatan dalam pengeluaran pemerintah hal ini disebabkan karena terjadinya
peningkatan kegaiatan dan fungsi perekonomian yaitu terhadap tingkat pertumbuhan
ekonomi, stabilitas ekonomi, dan tingkat kesempatan kerja.
Penggunaan dana ini diperuntukkan untuk membiayai kebutuhan dan program
pokok pemerintah. Sedangkan sumber dana lain dianggap sebagai unsur. pelengkap yang
dapat digunakan untuk kemasalahatan umum masyarakat warga negara. Sumbernya yang
bersifat sukarela adalah untuk menambal pos-pos anggaran yang masih kekurangan dana.
DAFTAR PUSTAKA
Karnanto. “Kenaikan PBB Yang Merisaukan”, Indonesia Tax Review Volume V/ Edisi 5/
2006
Nurdjaman. Keuangan Negara. Intermedia, Jakarta, 1992.
Ibnu Syamsi. Dasar-dasar kebijakan keuangan Negara. Rineka Cipta, Jakarta, 1994.
Adriani Sutedi. Hukum Pajak. Sinar Grafika, Jakarta, 2011.
Juan Kasma. Standard Operating Procedure (Perpajakan Perusahaan Jasa), CV.
Alfhabeta, Bandung, 2012.
Sadono, Sukirno. Makro Ekonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga, Rajawali pers, Jakarta,
2012.
Ibid, 439
Edi Soepangat. Pengantar Ilmu Keuagan Negara, Gramedia Pustaka Utama, jakarta,
1991).
Mankiw N, Gregory. Pengantar Ekonomi Makro. Salemba Empat, Jakarta, 2012.
Boediono. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta. BPFE, 1999.
‘Alî ‘Abd al-Rasûl, Mabâdi' al-Iqtishâdî fi al-Islâm, (al-Qâhirah: Dâr Fikr al-Arabî,
1980), Cet. II, h. 323.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta, Bank Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), Edisi I, h. 488
https://www.kemenkeu.g.id
Ibid, 439.

Anda mungkin juga menyukai