Cara Berbakti Kepada Orang Tua Yg Telah Meninggal
Cara Berbakti Kepada Orang Tua Yg Telah Meninggal
اَي َر ُس وَل اِهَّلل َه ْل َبِقَى ِم ْن ِبِّر َأَبَو َّى ْىَش ٌء َأَبُّر َمُها ِبِه َبْع َد َم ْو ِهِت َم ا
“Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk
berbakti kepada kedua orang tuaku ketika
mereka telah meninggal dunia?”
الَّص َالُة َعَلِهْي َم ا َو اِالْس ِتْغَفاُر َلُهَم ا َو ْنَفاُذ َعْهِد َمِها ِم ْن َبْع ِد َمِها، َنَع ْم
َو ِص ُةَل الَّر ِح ِم اَّلىِت َال ُتوَص ُل َّال ِهِب َم ا َو ِإ ْك َر اُم َص ِد يِقِهَم ا
ِإ ِإ
“Iya, masih tetap ada bentuk berbakti pada
keduanya. (Bentuknya adalah) mendoakan
keduanya, meminta ampun untuk keduanya,
memenuhi janji mereka setelah meninggal
dunia, menjalin hubungan silaturahim
(kekerabatan) dengan keluarga kedua orang
tua, dan memuliakan teman dekat keduanya.”
(HR: Abu Daud)
Berdasarkan hadits di atas, ada beberapa
amalan yang dapat kita kerjakan untuk tetap
bisa berbakti kepada orang tua kita yang telah
meninggal.
َر ِّب اْغِفْر يِل َو ِلَو اَدِل َّي َو ِلَم ْن َدَخ َل َبْيَيِت ُمْؤ ِم ًنا َو ِلْلُم ْؤ ِمِنَني
َو اْلُم ْؤ ِم َناِت
“Ampunilah untukku dan untuk kedua orang
tuaku, serta bagi orang yang masuk ke rumahku
dalam keadaan beriman. (Begitu pula
ampunilah) untuk orang-orang beriman laki-
laki dan orang-orang beriman
perempuan.” (QS: Nuh : 28)
: إ َّن اَهَّلل عَّز وجَّل لريَفُع اَّدل رجَة للعبِد الَّص اِحل يف اجلَّنِة فيقوُل
ابسِتغفاِر وِدل َك َكَل: أىَّن يل هِذِه ؟ ! فيقوُل، اي رِّب
“Sesungguhnya Allah SWT benar-benar akan
mengangkat derajat seorang hamba yang salih
di surga. Lalu dia berkata: ‘Wahai Rabb-ku,
dari mana aku mendapatkan hal ini?’ Allah
menjawab: ‘Dengan sebab istighfar anakmu
untukmu’.” (HR: Ahmad)
َو ِص ُلوا، َو َأْط ِع ُم وا الَّط َع اَم، اَي َأَهُّيا الَّناُس َأْفُش وا الَّس الَم
َتْد ُخ ُلوا اْلَج َّنَة ِبَس الٍم، َو َص ُّلوا اِب لَّلْي ِل َو الَّناُس ِنَياٌم، اَألْر َح اَم
“Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam,
berikan makan, sambunglah silaturrahim,
salatlah di waktu malam ketika orang-orang
tertidur, niscaya kalian akan masuk Surga
dengan selamat.’” (HR: at-Tirmidzi).
Karena itu, ketika Rasulullah ﷺbertanya
kepada pada sahabat tentang, “Maukah aku
beritahukan kepada kalian tentang orang yang
akan menjadi penghuni Surga?” Diantaranya
beliau menjawab:
َالَّر ُج ُل َيُز ْو ُر َأَخ اُه ىِف اَن ِح َيِة اْلِم ِرْص َال َيُز ْو ُر ُه إ َّال ِهَّلِل َع َّز َو َج َّل
“Seorang laki-laki yang mengunjungi
saudaranya di penjuru kota dengan ikhlas
karena Allah (HR: Nasa’i).
Jangan sampai kita menjadi pemicu putusnya
hubungan silaturahmi yang dulu sudah diikat
oleh ayah dan ibu kita sendiri. Ancamannya
tidak main-main: tidak akan masuk Surga.
اَب َر َك ُهللا ْيِل َو َلْمُك يِف اْلُقْر آِن اْلَع ِظ ِمْي َو َنَفَع ْيِن
َو اَّي ْمُك ِبِتاَل َو ِتِه ِإ َّنُه َتَع اىَل ُه َو الَّس ِم ْي ُع اْلَع ِلُمْي
ِإ
KHUTBAH KEDUA