kita nikmat. Nikmat yang paling besar adalah nikmat iman dan islam yang Allah anugerahkan. Nikmat itu disyukuri dengan menambah ketakwaan kita kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
اَي َأَهُّيا اِذَّل ْيَن َٓاَمُنوا اَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو اَل َتُمْو ُتَّن اَّل َو َأْنْمُت ُم ْس ِلُمْو َن “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah ِإ kepada Allah sebenar-benar takwa kepada- Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)
Siapa saja yang mensyukuri nikmat Allah, Dia
akan menambah dengan nikmat-nikmat lainnya pula. َلْنِئ َش َكْر ْمُت َأَلِز ْيَد َّنْمُك “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7)
Ingatlah siapa saja yang Allah beri petunjuk,
tidak ada yang dapat menyesatkannya. Siapa saja yang Allah sesatkan, tidak ada yang memberi petunjuk padanya.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan
kepada junjungan dan suri tauladan kita, Nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga kepada para sahabat dan istri-istri beliau yang tercinta serta pada setiap pengikut beliau yang mengikuti beliau dengan baik hingga akhir zaman. Siapa yang bershalawat pada Nabi sekali, maka Allah akan membalas shalawatnya sebanyak sepuluh kali, maksudnya akan diberikan rahmat atau ampunan-Nya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Tahu Nabi Isa ‘alaihis salam?
Nabi Isa adalah nabi yang mulia. Setiap Nabi dan Rasul yang diutus termasuk Nabi Isa dan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam punya misi yang satu yaitu mengajarkan tauhid, untuk mengesakan Allah semata.
Dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu
’anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, َأاَن َأْو ىَل الَّناِس ِبِع ْيىَس ِا ْبِن َم ْر َمَي ىِف اُّدل ْنَيا ُأَّم َهاُهُتْم، َو اَأْلْنِب َياُء ِإ ْخ َو ٌة ِلَع َّالٍت، َو ْا َٓال ِخ َر ِة َو ِد ْيُهُنْم َو اِح ٌد، َش ىَّت “Aku adalah orang yang paling dekat dan paling mencintai Isa bin Maryam di dunia maupun di akhirat. Para nabi itu adalah saudara seayah walau ibu mereka berlainan, dan agama mereka adalah satu.” (HR. Bukhari, no. 3443; Muslim, no. 2365)
Dalam riwayat Muslim disebutkan,
« َأاَن َأْو ىَل الَّناِس ِبِع يىَس اْبِن َم ْر َمَي ىِف اُألوىَل « َقاُلوا َكْي َف اَي َر ُس وَل اِهَّلل َقاَل.» َو اآلِخ َر ِة اَألْنِب َياُء ِإ ْخ َو ٌة ِم ْن َعَّالٍت َو ُأَّم َهاُهُتْم َش ىَّت َو ِد يُهُنْم » َو اِح ٌد َفَلْيَس َبْي َنَنا َنٌّىِب “Aku adalah orang yang paling dekat dan paling mencintai Isa bin Maryam di dunia maupun di akhirat.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana bisa seperti itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Para nabi itu adalah saudara seayah walau ibu mereka berlainan, dan agama mereka adalah satu. Dan tidak ada di antara kita (antara Nabi Muhammad dan Nabi Isa) seorang nabi.” Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, “Makna hadits ini adalah pokok agama mereka -para nabi- adalah satu atau sama yaitu tauhid, meskipun cabang-cabang syari’at mereka berbeda-beda.” (Fath Al-Bari, 6: 489).
Juga dalam ayat Al-Qur’an disebutkan,
َو َم ا َأْر َس ْلَنا ِم ْن َقْبَكِل ِم ْن َر ُس وٍل اَّل ُنويِح ِإ َلْي ِه َأَّنُه اَل َهَل اَّل َأاَن َفاْع ُبُد وِن “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun ِإ ِإ ِإ sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Rabb yang berhak disembah melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku“.” (QS. Al-Anbiya’: 25)
Ajaran para nabi adalah ajaran tauhid, namun
nantinya syariat mereka berbeda-beda.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Namun ingatlah Ahli Kitab dari kalangan Yahudi dan Nashrani memiliki kitab yang sudah berubah, tidak murni lagi sebagai wahyu dari Allah. Disebutkan dalam ayat, َفَو ْيٌل ِلِذَّل يَن َيْك ُتُبوَن اْلِكَتاَب ِبَأْيِد ِهي ْم َّمُث َيُقوُلوَن َه َذ ا ِم ْن ِع ْنِد اِهَّلل ِلَيْش ُرَت وا ِبِه َثَم ًنا َقِلياًل َفَو ْيٌل َلُهْم ِم َّم ا َكَتَبْت َأْيِد ِهي ْم َو َو ْيٌل َلُهْم ِم َّم ا َيْك ِس ُبوَن “Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang- orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; “Ini dari Allah”, (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 79)
Orang Nashrani telah mengubah kitabnya
sehingga mereka meyakini bahwa Nabi Isa itu bagian dari yang tiga, yaitu Bapak, Putera dan Roh Kudus. Keyakinan Nashrani yang sesat tersebut nampak jelas pada firman Allah Ta’ala, َلَقْد َكَفَر اِذَّل يَن َقاُلوا َّن اَهَّلل اَث ِلُث َثاَل َثٍة َو َم ا ِإ ِم ْن ٍهَل اَّل ٌهَل َو اِح ٌد َو ْن َلْم َيْنُهَتوا َّمَعا َيُقوُلوَن َلَيَمَّسِإ َّن ِإاِذَّل يِإَن َكَفُر وا ِم ِإُهْنْم َعَذ اٌب َأ ٌميِل “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. ” (QS. Al- Maidah: 73).
Nabi Isa sendiri telah menganggap keliru
keyakinan trinitas tersebut sebagaimana disebut dalam ayat, َو ْذ َقاَل اُهَّلل اَي ِعيىَس اْبَن َم ْر َمَي َأَأْنَت ُقْلَت ِلل ِإَّناِس اِخَّتُذ ويِن َو ُأِّم َي َلَهِنْي ِم ْن ُدوِن اِهَّلل َقاَل ُس ْب َح اَنَك َم ا َيُكوُن يِل ِإ َأْن َأُقوَل َم ا َلْيَس يِل َحِبٍّق ْن ُكْنُت ُقْلُتُه َفَقْد َعِلْم َتُه َتْعُمَل َم ا يِف ِإ َنْفيِس َو اَل َأْعُمَل َم ا يِف َنْفِس َك َّنَك َأْنَت َعاَّل ُم ِإ اْلُغُيوِب “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?.” Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” (QS. Al-Maidah: 116)
Bahkan hampir-hampir langit pecah, bumi
terbelah, dan gunung-gunung runtuh hanya karena keyakinan semacam itu, َلَقْد ِج ْئْمُت َش ْئًـا،٨٨ َۗو َقاُلوا اَخَّتَذ الَّر ٰمْح ُن َو ًدَل ا َتاَك ُد الَّس ٰمٰو ُت َيَتَفَّط ْر َن ِم ْنُه َو َتْنَش ُّق،٨٩ ِۙا ًّد ا َاْن َد َع ْو ا،٩٠ ۙاَاْلْر ُض َو ِخَت ُّر اْلِج َباُل َهًّدا َو َم ا َيْۢنَبِغ ْي ِللَّر ٰمْح ِن َاْن َّيَّتِخ َذ،٩١ ِۚللَّر ٰمْح ِن َو ًدَل ا ٩٢ َۗو ًدَل ا “Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menda’wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” (QS. Maryam: 88-92)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Kalau kita meyakini hal di atas tentang Nabi Isa ‘alaihis salam seperti di atas, maka jika ada kaum yang merayakan kelahirannya berarti tidak boleh kita dukung. Karena keyakinan mereka kaum Nashrani bertentangan dengan akidah Islam. Tidak mendukungnya berarti tidak mengucapkan kata selamat, tidak menghadiri perayaan mereka, tidak membantu untuk mengadakan acara perayaan, termasuk pula menerima orderan yang kaitannya dengan ibadah dan perayaan mereka. Moga Allah meneguhkan kita di atas ajaran yang benar, menjaga iman kita dan mematikan kita dalam keadaan Islam, dalam keadaan husnul khatimah.
Jangan lupa untuk memperbanyak shalawat di
hari Jumat ini. Siapa yang bershalawat kepada Nabi sekali maka Allah akan membalas shalawatnya sebanyak sepuluh kali.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َفَم ْن اَك َن َأْكَرَث ْمُه َعَّىَل َص َالًة اَك َن َأْقَر ُهَبْم ِم ىِّن َم ِزْن ًةَل “Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Al-Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Hadits ini hasan ligoirihi –yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya-)