Pembahasan Kebijakan Pendidikan
Pembahasan Kebijakan Pendidikan
PENDAHULUAN
10%
2% %
11% Agama Islam
Kristen
Hindu
Budha
konghucu
Aliran Lain
87%
1
2
tidak asing lagi ditelinga setiap orang terlebih orang-orang yang notabenenya berada
didalam intasni perusahaan, institusi dan lembaga pendidikan. Banyak para Ahli dan
Akademisi turut mengemukakan hasil pemikiran mereka terkait dengan Kebijakan.
Kebijakan itu serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang di
ikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna
memecahkan suatu masalah tertentu.2
Kebijakan dan pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan, pendidikan akan selalu ada kaitanya dengan kebijakn-kebijkan baik yang
dikeluarkan oleh pimpinan. Dan seorang pemimpin haruslah memiliki prinsip
profesionalisme.
Istilah kebijakan (policy) seringkali diterjemahkan dengan politik, aturan,
program, keputusan, undang-undang, peraturan, konvensi, ketentuan,kesepahaman,
dan rencana strategis lainnya.
Kebijakan sebagai pedoman untuk bertindak, bisa berwujud sederhana atau
rumit, sifatnya umum atau terperinci, kualitatif atau kuantatif, publik atau privat.
Kebijakan dalam konteks ini bisa berupa deklarasi suatu dasar, atau pedoman
bertindak, arah tindakan atau program aktivitas tertentu atau suatu rencana.
Institusi pendidikan digunakan untuk membantu pelajar mewujudkan potensi
penuh mereka. Perubahan strategi persekolahan di Indonesia mengalami pasang surut
oleh pertemuan-pertemuan tertentu. Pendidikan Indonesia perlu segera ditingkatkan
jika ingin menghasilkan generasi-generasi individu yang tangguh yang mampu
bersaing dengan bangsa lain dan tidak ketinggalan tren global. Salah satu tantangan
yang dihadapi pendidikan saat ini ialah perubahan kebijakan ini. Pelaksanaan
pembelajaran di sekolah tentunya nantinya sangat dipengaruhi oleh perubahan
kebijakan. Suka atau tidak suka guru dan siswa, mereka harus bisa beradaptasi dengan
kebijakan pendidikan yang baru.
Maka dengan demikian, perlulah penulis menganalisis tentang definisi
kebijakan, hakikat kebijakan, latar belakang mengapa perlu suatu kebijakan
ditetapkan, proses dan ruang lingkup kebijakan secara lebih lanjut.
2
Solichin, A. W, Analisis kebijaksanaan, dari Formulasi Ke implementasi kebijaksanaan Negara (Ke
Dua). Bumi Aksara, 1997, Hal.05
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kehidupan, pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia
baik dari kalangan anak-anak, remaja, maupun dewasa, sebab pendidikan merupakan
tolok ukur yang akan membawa manusia kearah masa depan.
Dalam dunia pendidikan setiap Negara memiliki visi misi serta tujuan masing-
masing. Dimana kedua harapan tersebut akan dapat berjalan dengan baik atau dapat
dikatakan berhasil manakala setiap perwujudan diselenggarakan sesuai sistem ataupun
aturan pendidikan dengan baik. Yang nantinya akan berpengaruh pada peserta didik yang
3
Riant Nugroho, H.A.R Tilaar, Kebijakan pendidikan: pengantar untuk memahami kebijakan
Pendidikan dan kebijakan Pendidikan sebagai kebijakan publik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, Hal.35
4
Riant Nugroho, H.A.R Tilaar, Kebijakan pendidikan . . . , Hal.37
4
memiliki jiwa memajukan bangsa, baik dari segi karakter bangsa dan kecerdasan bangsa
yang akan menciptakan bangsa mampu bersaing unggul dalam persaingan bangsa.
Berkenaan dengan pendidikan diatur dalam kebijakan pendidikan, yakni salah
satunya adalah kebijakan pengembangan professional guru. Sebab guru merupakan tolak
ukur utama dalam mencetak generasinya. Dimana kebijakan pendidikan itu merupakan
keputusan dan tindakan guna mengatur kepentingan publik, yaitu penduduk, masyarakat
dan warga Negara. Pemerintah menentukan kebijakan nasional dan standar nasional
pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional.5
Kebijakan pendidikan yang dibuat haruslah bersifat bijaksana, dalam arti tidak
menimbulkan problematika pendidikan baru yang lebih besar dan rumit jika dibandingkan
dengan problema yang hendak dipecahkan. Kebijakan pendidikan yang dibuat haruslah
mendorong produktivitas, kualitas, dan perikehidupan bersama dalam bidang pendidikan
secara efektif dan efisien.
Secara umum terdapat pendekatan yang digunakan dalam pembuatan kebijakan
adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Empirik (Empirical Approach)
Pendekatan empiris ditekankan terutama pada penjelasan berbagai sebab dan
akibat dari suatu kebijakan tertentu dalam bidang pendidikan yang bersifat faktual
dan macam informasi yang dihasilkan bersifat deskriptif dan prediktif. Analisa
kebijakan secara empirik diharapkan akan menghasilkan dan memindahkan
informasi penting mengenai nilai-nilai, fakta-fakta, dan tindakan pendidikan.
2. Pendekatan Evaluatif (Evaluatif Approach)
Evaluasi adalah “salah satu aktivitas yang bermaksud mengetahui seberapa
jauh suatu kegiatan itu dapat dilaksanakan ataukah tidak, berhasil sesuai yang
diharapkan atau tidak”. Penekanan pendekatan evaluatif ini terutama pada
penentuan bobot atau manfaatnya (nilai) beberapa kebijakan menghasilkan
informasi yang bersifat evaluatif. Evaluasi terhadap kebijakan membantu
menjawab pertanyaan-pertanyaan evaluatif yaitu bagaimana nilai suatu kebijakan
dan menurut nilai yang mana kebijakan itu ditentukan.
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab
14, Pasal 50, Ayat 2
5
BAB III
6
Departemen Pendidikan Nasional , Undang-Undang Sistem Pendidikan ( Jakarta: Depdikbud, 2003)
Hal.04
7
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain sistem Pembelajaran (Jakarta: Permada Mediagrup, 2009),
Hal.123-124
8
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain sistem . . . . , Hal.125
9
: Dr. Arwildayanto, M.Pd, dkk, Analisis kebijakan Pendidikan, Bandung: CV. Cendekia Press, 2018,
Hal.05
7
PENUTUP