Anda di halaman 1dari 20
PENYUSUNAN STRATEGI MITIGASI BAHAYA GERAKAN TANAH NASIONAL Oleh: Edi P.Utomo, Adrin Tohari, Eko Soebowo, Sudaryanto PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI - LIPI BANDUNG Desember 2003 Penyusunen Stralogi Miigasi Bahaya Laporan Akhir Gerakan Tanah Nasional DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal, DAFTAR ISI i BABI PENDAHULUAN Ki 1.1 Latar Belakang Ki 1.2 Maksud dan Tyjuan 2 1.3 Ruang Lingkup Pekerjaan 12 BAB Il METODE PELAKSANAAN STUDI el 24 Umum Trl 2.2 Tahap Studi Pendahuluan ikl 2.3 Tahap Pengkajian dan Perumusan Ik 2.4 Tahap Pelaporan BAB lit HASIL STUDI m1 3.1 Umum 1 3.2 Akar Permasalahan m1 3.3. Strategi Strategi Mitigasi m3 3.4 Mitigasi Berbasis Masyarakat m7 BAB IV RINGKASAN KERANGKA STRATEG! MANAJEMEN MITIGASI Ww BAHAYA BENCANA GERAKAN TANAH BABV KESIMPULAN va DAFTAR PUSTAKA PUSLIT GEOTEKNOLOGLLIPI Penyusunan Strategi Mtigasi Bahaya Laporan Akhir Gerakan Tanah Nasional PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gerakan tanah merupakan ancaman besar setiap tahunnya terhadap hunian-hunian manusia dan infrastruktur. Gerakan tanah adalah istilah umum yang mencakup ragam yang luas dari bentuk-bentuk tanah dan proses-proses yang melibatkan gerakan bumi, bbatu-batuan atau puing-puing pada lereng bawah di bawah pengaruh gravitasi. Meskipun Mengumpulkan data primer maupun sekunder untuk mengidentifikasikan akar permasalahan terjadinya bencana gerakan tanah dan untuk mengevaluasi faktor penghambat pelaksanaan program pencegahan bencana gerakan tanah. > Menyusun suatu strategi mitigasi behaya gerakan tanah nasional yang berisi kerangka kerja untuk mengurangi dampak kerugian yang diakibatkan oleh gerakan tanah. ‘Adapun laporan ini bertujuan menyampaikan hasil kajian data skunder untuk mengindentifikasikan akar permasalahan yang menyebabkan terjadi bencana gerakan tanah di wilayah Indonesia. 41.3. RUANG LINGKUP KEGIATAN STUDI Secara umum ruang lingkup studi Penyusunan Strategi Mitigasi Bahaya Gerakan Tanah Nasional, adaiah meliputi: > Pengumpulan data sekunder berupa taporan-laporan/ publikasi terdahulu mengenai program pencegahan dan penanganan bencana gerakan tanah di Indonesia. Perumuskan konsep strategi mitigasi bahaya gerakan tanah nasional. > Penyusunan laporan dan publikasi. v PUSLIT GEOTEKNOLOGHLIPI 12 Penyusunan Strategi Miigasi Bahaya Laporan Akhir Gorakan Tanah Nasional METODE PELAKSANAAN STUDI BAB II METODE PELAKSANAAN 2.4. UMUM Untuk penyelesaian pekerjaan studi Penyusunan Strategi Mitigasi Bahaya Gerakan Tanah Nasional, maka dilakukan beberapa tahapan kegiatan dan metode pelaksanaan, sebagaimana diuraikan dibawah ini, 2.2. TAHAP STUDI PENDAHULUAN Tahap studi pendahuluan dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data sekunder (data collection) dan evaluasi data sekunder (desk study). Data sekunder yang dipertukan berupa laporan-taporan publikasi dan informasi dari media masa mengenai pemicu terjadinya bencana gerakan tanah, dan permasalahan/ kendala dalam pelaksanaan program pencegahan dan penanganan bencana gerakan tanah, 2.3. TAHAP PENGKAJIAN DAN PERUMUSAN Tahap pengkajian konsep. strategi mitigasi dilakukan setelah terbentuk kerangka pemikiran permasalahany kendala pelaksanaan program mitigasi bahaya gerakan tanah, berdasarkan hasil studi pendahuluan, Kegiatan ini mempunyai tujuan khusus untuk memfasiltaskan pemikiran-pemikiran baru untuk dapat merumuskan strategi mitigasi bahaya gerakan tanah yang efektif dan komprehensif. Kegiatan ini dilakukan dengan melibatkan kalangan akademik, peneiii, perwakilan pemerintahan, sektor swasta, corganisasi swasta dan perwakilan masyarakat yang terlibat secara langsung atau tidak dalam mitigasi bahaya gerakan tanah. 2.4. TAHAP PELAPORAN Laporan-laporan yang diserahkan selama pelaksanaan hingga akhir pekerjaan ini meliputi: 2.4.1, Laporan Triwulan | (Laporan Pendahuluan). PUSLIT GEOTEKNOLOGH-LIPI ra ‘Penyusunan Strategi Mitigasi Bahaya Laporan Akhir Gorakan Tanah Nasional METODE PELAKSANAAN STUDI 2.4.2. Laporan Triwulan Il (Laporan Antara). 2.4.3, Laporan Triwulan fit (Laporan Akhir). PUSLIT GEOTEKNOLOGLLIPL 12 Penyusunan Stratogi Mitigasi Bahaya Laporan Akhir Gerakan Tanah Nasional HASIL STUDI BAB Ill HASIL STUDI 3.4. UMUM Uraian dibawah ini mencakup hasil kegiatan studi mengenai akar permasalahan terjadinya bencana gerakan tanah, dan konsep-konsep strategi mitigasi bahaya gerakan tanah berbasis masyarakat 3.2. AKAR PERMASALAHAN Berdasarkan' Keputusan Presiden RI Nomer 3 tahun 2003, penanggulangan bencana alam di Indonesia mempunyai wadah koordinasi yang bersifat non-struktural di tingkat pusat yang disebut BAKORNAS Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi, yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden, dan di tingkat daerah yang disebut SATKORLAK untuk tingkat Propinsi dan SATLAK PBP untuk tingkat Kabupaten/ Kota, yang bertanggungjawab kepada masing-masing Kepala Daerah. Penanggulangan bencana yang dimaksudkan meliputi kegiatan pencegahan, penjinakan, penyelamatan, rehabilitasi dan rekonstruksi. Hingga saat ini, usaha-usaha untuk penanggulangan bencana oleh BAKORNAS beserta satuan koordinasi dan pelaksana di daerah terlihat terfokus pada kegiatan penyelamatan, rehabiliasi dan rekonstruksi. Di lain pihak, kegiatan mitigasi bahaya gerakan tanah masih kurang, padahal kegiatan ini merupakan backbone dari segala usaha untuk ‘meminimalisasi dampak dan kerugian terhadap kehidupan manusia yang diakibatkan oleh peristiva gerakan tanah. Hal ini terbukti dengan masih tingginya frekuensi bencana gerakan tanah setiap tahunnya di Indonesia (Tabel 1). Beberapa faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan mitigasi mencakup: 3.2.1. Kurangnya pemetaan detil bahaya dan resiko gerakan tanah. Peta daerah rawan gerakan tanah yang tersedia saat ini di daerah masih berskala 1:50,000. Hal ini akan menyebabkan suatu lokasi yang rawan gerakan tanah di suatu daerah tidak terpetakan di dalam peta tersebut, sehingga mengurangi tingkat kewaspadaan masyarakat dan pemerintah lokal terhadap suatu peristiwa gerakan tanah akan mungkin akan terjadi di lokasi itu. USAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI-LIP! m1 Penyusunan Strategi Mitigas! Bahiaya Laporan Akhie Gorakan Tanah Nasional HASIL STUD ‘Tabel 1. Kejadian Gerakan Tanah di Indonesia Tahun 1990-2000 3s | i | 10 | 157 333.64 | 561.35 | 118 332.80 | 1267.00 | 11 70.77 | 1064.00 | 32 63 | 28 | 176 ot so | 61 | 203 472 | 19 | 140 g glalalsisisialsis 8 Bla] 3/8/8/8]8 RT=Rumah terancam JL =Jalan rusak LPR=tahan rusak BL =Bangunan tain ‘Sumber: Soedradjat, 2002 3.2.2. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bahaya gerakan tanah Pemahaman dan kesadaran masyarakat yang minim akan bahaya gerakan tanah disebabkan oleh kurangnya sosialisasi informasi bahaya gerakan tanah. Masyarakat yang punya akses terhadap berita atau informasi tentang bahaya gerakan tanah cenderung lebih sadar dibandingkan dengan mereka yang tidak mempunyai akses. 3.2.3. Lemahnya peraturan dan penegakan hukum Pengembangan suatu wilayah untuk memenuhi kebutuhan hidup seringkali harus terdampak kepada perubahan tataguna lahan. Lemahnya peraturan dan hukum mengenai lingkungan di Indonesia menyebabkan terjadinya perubahan tataguna lahan diluar batas-batas yang telah diatur sebelumnya. 3.2.4, Kurangnya tindakan mitigasi bahaya Keterbatasan pengetahuan mengenai teknologi dan alokasi dana untuk mitigasi bahaya gerakan tanah telah menjadi kendala dalam upaya untuk mengurangi dan mencegah PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGHLIPI m2 Penyusunan Stategi Mtigasi Bahaya Laporan Akhir Gerakan Tanah Nasional HASIL STUDI bencana gerakan tanah. 3.2.5. Lemahnya Koordinasi antar instansi terkait Ketidakberdayaan masyarakat dan pemerintah dalam mengurangi resiko bencana gerakan tanah disebabkan oleh belum adanya koordinasi yang kuat dalam kegiatan mitigasi untuk pencegahan bencana. Koordinasi antar instansi terkait hanya terfokus pada saat terjadi bencana, 3.3. STRATEGI-STRATEG! MITIGASI Tujuan dari strategi mitigasi adalah untuk mengurangi kerugian-kerugian pada saat terjadinya bahaya pada masa mendatang. Tujuan utama adalah untuk mengurangi resiko kematian dan cedera tethadap penduduk. Tujuan-tujuan sekunder mencakup Pengurangan kerusakan dan kerugian-kerugian ekonomi yang ditimbulkan terhadap infrastruktur sektor publik dan kerugian-kerugian sektor swasta sejauh hal-hal itu mungkin ‘mempengaruhi hajat hidup masyarakat secara keseluruhan, Stategi mitigasi bahaya gerakan tanah harus mencakup tindakan-tindakan pengurangan Tesiko dan tindakan-tindakan persiapan khusus menghadapi bencana dan setelah bencana terjadi. 3.3.1. Tindakan-tindakan mengurangi resiko yang mungkin Pemahaman bahaya ‘Tahapan pertama dalam strategi mitigasi bahaya gerakan tanah adalah memahami sifat dari bahaya gerakan tanah yang mungkin dihadapi. Memahami bahaya gerakan tanah memerlukan pemahaman yang luas akan faktor pemicu, dan mekanisme pemicu,, yang dapat diperoleh melalui rangkaian kegiatan penelitan, Pemetaan bahaya Implementasi tindakan-tindakan mitigasi bahaya gerakan tanah harus didahului dengan melokalisir daerah-daerah yang rawan tethadap gerakan tanah. Peta bahaya gerakan tanah menungkinkan para perencana menetapkan dan memutuskan tingkat tesiko dengan mempertimbangkan penghindaran, pencegahan atau mitigasi bahaya-bahaya gerakan tanah sekarang atau yang akan dateng, Teknik-teknik yang akurat harus tersedia bagi para perencana untuk memetakan daerah-daerah bahaya. Kajian kerentanan PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI-LIPI 1-3 Penyusunan Stetegi Miigasi Behaya Laporan Akhir Gerakan Tanah Nasional HASIL STUDI Karena banyak bahaya gerakan tanah yang tidak dapat dikontrol, banyak pekerjaan mmitigasi difokuskan kepada pengurangan resiko. Pengkajian kerentanan mencakup pengenalan semua elemen yang mungkin beresiko dari bahaya gerakan tanah. Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan matriks-matriks kerusakan untuk beberapa elemen yang berisiko, misalnya manusia dan infrastruktur. Akan tetapi beberapa aspek kerentanan tidak dapat digambarkan dalam istilah-istilah keuangan seperti masalah-masalah psikososial, yang juga memerlukan perhatian yang khusus. Pengkajian kerentanan merupakan aspek yang penting dalam perencanaan mitigasi yang efektif, Kerentanan beriakuk baik untuk kerentanan terhadap kerusakan fisik dan kerusakan ekonomi dan juga berkurangnya sumber daya untuk pemulihan secara cepat. Untuk mengurangi kerugian fisik, maka elemen-elemen yang lemah harus difindungi atau Giperkuat. Untuk mengurangi kerentanan dan aktifitas-aktfitas ekonomi dan badan-badan penanggulangan bencana, infrastruktur perlu dimodifikasi atau susunan kelembagan dan tugas-ttugas pokok lembaga perlu dimodifikasi. ‘Adalah menjadi kenyataan bahwa bencana gerakan tanah banyak terjadi di daerah dimana masyarakatnya belum mempunyai tingkat kehidupan yang cukup layak. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, misainya dengan merubah lahan hutan menjadi lahan pertanian atau perkebunan sering menyebabkan terjadinya bencana gerakan tanah bagi mereka. Oleh Karena itu, usaha-usaha peningkatan ekonomi masyarakat dapat mengurangi banyak aspek kerentanan suatu daerah, dan ekonomi yang baik dapat menjadi pertahanan yang paling baik terhadap bencana. Peraturan fataguna fahan Cara paling efektif untuk mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh gerakan tanah adalah melokalisir pembangunan pada tanah yang stabil dan memanfaatkan daerah-daerah rawan gerakan tanah sebagai tempat aktiitas-aktifitas berintensitas rendah seperti taman atau tempat gembalaan. Kontrol-kontrol penggunaan tanah harus dapat ditegakkan untuk mencegah daerah-daerah bahaya digunakan sebagai daerah hunian atau sebagai tempat bangunan-bangunan penting. Kontrol-kontrol itu dapat juga mencakup relokasi yang jauh dari daerah bahaya Khususnya jika lokasi altemative tersedia. Pembatasan-pembatasan bisa ditempatkan pada jenis dan jumlah bangunan yang mungkin muncul pada daerah yang beresiko tinggi. Akfiftas-aktifitas yang dapat ‘menimbulkan resiko bencana gerakan tanah harus dibatasi. Jika kebutuhan akan lahan PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI-LIP! m4 Penyusunan Stratogi Miigasi Bahaye Laporan Akhir Gorakan Tansh Nasional HASIL STUDI sangatlah penting, solusi structural yang mahal untuk stabilisasi lereng mungkin dapat dipertimbangkan. Perundang-undangan Pemerintah harus dapat memikul tanggung jawab terhadap biaya perbaikan kerusakan akibat gerakan tanah maupun usaha-usaha untuk menoegah gerakan tanah yang tidak mampu dipikul oleh individu, Program-program pembangunan insentif dapat dilakukan ‘oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam rangka mengurangi bahaya gerakan tanah. Perubahan-perubahan struktural Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur yang sudah ada harus menjadi pertimbangan oleh para ahi sebagai pilihan yang cocok untuk mencegah kerusakan yang akan disebabkan oleh peristiva gerakan tanah. Pemilihan opsi-opsi mitigasi tersebut tergantung kepada: > Nilai lahan dan bangunan sehubungan dengan biaya-biaya mitigasi. > Peluang-peluang untuk. memberlakukan peraturan-peraturan penggunaan lahan dan ketersediaan lokasi altematif. > Jumilah penduduk yang terpengaruh oleh intervensi itu. > Jumlah kerusakan yang dapat diprediksi. Tindakan-tindakan mitigasi dapat dilakukan pada daerah hunian dengan perbaikan drainase (dengan menambah material yang bisa menyerap), modifikasi lereng dan vegetasi kembali lereng. Perkuatan lereng dengan dinding beton bisa dilakukan untuk ‘melindungi daerah hunian. Asuransi Program asuransi dapat mengurangi kerugian-kerugian akibat gerakan tanah dengan membagi biaya-blaya secara lebih luas dan mencakup standard-standard lokasi hunian dan teknik konstruksi. Pembangunan institusi Mitigasi bahaya gerakan tanah memerlukan tindakan-tindakan prosedural dan kelombagaan tertentu. Melembagakan mitigasi bahaya gerakan tanah memerlukan satu consensus pendapat-pendapat bahwa upaya-upaya untuk mengurangi resiko akibat gerakan tanah merupakan suatu kepentingan yang harus terus berlangsung. Pendidikan, PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI-IPI prey Penyusunan Strategi Mitigasi Bahaya Laporan Akhir Gorakan Tanah Nasional HASIL STUDI Pelatihan dan kompetensi professional dan kemauan politik merupakan aspek-aspek yang pertu untuk melembagakan mitigasi bahaya gerakan tanah. 3.3.2, Tindakan-tindakan persiapan Kesiapan masyarakat Gerakan tanah seringkali berkaitan dengan aktifitas-aktiitas masyarakat, seperti konstruksi jalan, perumahan, dan infrastruMtur. Dengan demikian, tindakan-indakan kesiapan yang paling efektf harus dilakukan sebelum penduduk menempati daerah yang rawan. Program-program pendidikan umum akan sangat membantu masyarakat untuk memahami penyebab dan dampak gerakan tanah, mengidentifikasikan daerah-daerah yang tidak stabil dan menghindari untuk menetap di daerah itu. Beberapa daerah bisa menjadi stabil dengan mengikuti peraturan-peraturan tataguna lahan yang ketat. Untuk daerah-daerah yang sudah dibangun dengan mengikuti prosedur-prosedur stabilisasi tanah, seperti penanaman pohon dan terasering, mungkin dapat mengurangi kerusakan akan tetapi kerugian-kerugian tidak akan dapat bisa secara penuh dihindari. Sistem monitoring, peringatan dan evakuasi Daerah-daerah yang rawan akan bencan gerakan tanah perlu dimonitor agar dapat memberikan waktu evakuasi dan peringatan secara tepat. Metode-metode monitoring ‘meliputi observasi lapangan dan penggunaan inclinometer, geophone, atau alat pengukur muka airtanah. Pengiriman informasi dengan segera sangat penting di tempat-tempat imana aliran masa tanah/ batuan akan terjadi dengan cepat. Penggunaan media, sirine atau sistem informasi yang bisa menjangkau wilayah yang luas sangat diperiukan. Sistem monitoring dan peringatan harus memastikan penduduk selalu waspada ketika hujan deras turun atau jika airtanah meningkat. Program-program pendidikan umum dapat mencakup deskripsi kondisi ikim atau bahaya-bahaya yang menyebabkan gerakan tanah dan tindakan-tindakan apa yang harus segerak diambil ketika gerakan tanah terjadi. Rencane-rencana evakuasi untuk daerah-daerah beresiko tinggi harus ditetapkan dan dipraktekkan khususnya ketika resiko gerakan tanah saling terkait dengan bahaya gempa, gunungapi dan banjir. 3.3.3. Tindakan-tindakan pasca bencana Pada akhimya apabila bencana gerakan tanah terjadi, maka pemerintah dan masyarakat PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI-LIPt m6 Penyusunan Strategi Mitigasi Bahaya Laporan Akhir Gorakan Tanah Nasional HASIL STUDI harus mempersiapkan diri dan bekerjasama menghadapi bencana tersebut. Koordinasi tindakan-tindakan pertolongan, rehabilitasi dan pencegahan bahaya susulan harus dapat dilakukan secara efektif antar lembaga atau dinas-dinas terkait. Para ahli yang terlatih dalam bidang evaluasi bahaya tanah longsor harus diajak berkonsultasi untuk menentukan apakah kondisi-Kondisi longsor menempatkan bahaya tambahan bagi para penyelamat atau penduduk. Selain itu, perlu dilakukan kajian ulang mengenai peta-peta inventarisasi dan bahaya gerakan tanah, dan penefitian mengenai mekanisme dan proses gerakan tanah sehingga dapat dilakukan penyusunan rencana tata ruang pasca bencana. 3.4. MITIGASI BERBASIS MASYARAKAT Sudah diperdebatkan bahwa pemerintah dan badan pembangunan yang besar cenderung menggunakan satu pendekatan ‘atas ke bawah/ top down" dalam perencanaan mitigasi bahaya di mana kelompok sasaran diberi solusi-solusi yang dirancang untuk mereka oleh para perencana dan bukannya dipilih oleh mereka sendiri Pendekatan-pendekatan tersebut cenderung menekankan pada tindakan-tindakan mitigasi fisik dibandingkan perubahan-perubahan sosial__ untuk —membangun ‘sumber-sumber daya dari kelompok-kelompok masyarakat yang rentan terhadap bahaya gerakan tanah. Mereka jarang mencapai tujuan-tujuan mereka karena mereka bertindak atas gejala-gejala dan bukan atas penyebab-penyebab terjadinya bahaya, ‘Satu pendekatan altemnatif adalah dengan mengembangkan kebijakan-kebijakan mitigasi bahaya gerakan tanah melalui konsultasi dengan kelompok-kelompok masyarakat di daerah rawan bencana gerakan tanah dengan menggunakan teknik-teknik dan tindakan-tindakan di mana mereka dapat mengorganisir diri mereka sendiri dan mampu mandiri dengan bantuan teknis terbatas dari luar dalam menghadapi bahaya gerakan tanah. Program-program mitigasi berbasis masyarakat seperti itu mungkin lebih menghasilkan tindakan-tindakan untuk mengembangkan kesadaran masyarakat akan bahaya yang akan mereka hadapi dan kemampuan masyarakat untuk melindungi diti tethadap bahaya yang akan datang. Untuk itu, dipertukan penguatan kapabilitas dari institusi-institusi lokal dan peningkatan pengetahuan professional dan kompetensi sumber daya staff yang diperlukan melalui pendidikan dan pelatinan untuk melaksanakan tindakan-tindakan mitigasi lokal PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI-LIPI 7 nyusunan sxreteg! mages! Banaya Laporan Aknir Goratan Tanah Neste! Kerangka Strategi Manajemen Mitigasi BAB IV RINGKASAN KERANGKA STRATEGI MANAJEMEN MITIGASI BAHAYA BENCANA GERAKAN TANAH Pu Goes Oo Puslit Geoteknologi-LIPI WA ‘enyusunan sirategt eaugast wanaya Laporan aKnur Gerakan Tanah Nasional Kerangka Strategi Manajemen Miigasi IDENTIFIKASI BENCANA GERAKAN TANAH (G1) ~ Klasifikasi GT, mis. Longsoran (sliding), aliran rombakan (debris flow), batuan jatuh (rock fall) }*————— - Keberadaan GT, mis.Lokasi, area, volume - Penjalaran GT, sampai dimana? = Tingkat Kecepatan GT, mis.rayapan, rendah, cepat I q 1 g é Anal ANALISIS KONSEKUENSI ANALISIS FREKUENSI Elemen pada Resiko Estimasi Frekuensi Sifat, Jlan/Komunikasi Kualitatif & Kuantitatif —< ‘Jasa, Masyarakat, Probabilitas ‘temporal (kendaraan, orang) Hubungan dg Kejadian Awal Hujan, Aktifitas Konstruksi, Gempa, alt Kemudahan terserang Kerusakan, Kemungkinan Luka / ‘kehilangan wa Evaluasi Resiko: divandingkan dg tingkat tolerans, Kejian resiko yg dptditerima, prioritas & opsi. Clienlowned/pembuat ‘kebijacan memutuskan para spesilisteknik unuk suatu advise Opsi Treatment: Menetia Resto, Menghingar esiko, Mengurangi kemungkinan gerakan tanah, Mengurangikonseluensi_ [*———} q Perencanaan Treatment: Opsipilitan sini (¢“—-———— Perencanaan Pelaksanaan: | f{*—————} Kebifaian dan Perencanaan ‘Monitor dan Review: Perubahan resiko, Informasi. [SS Tanjut, Scudi Lanjut Manaiemen Resiko Gerakan Tanah SO -_ Puslit Geoteknologi-LIPI W2 Penyusunan Sirateg: Magas! Hanaya sporan Akhir Gerakan Tanah Nasional Korangka Stategi Manajomen Megas Pertanyaan kunci yang muncul berdasar pada kerangka manajemen mitigasi bahaya bencana gerakan tanah antara lain: a. Apa yang menyebabkan kerugian atau kerusakan (Indentifikasi bencana) b. Seberapa sering (Kajian frekuensi) c. Hal apa yang bisa menuju kearah kesalahan dan seberapa buruk (Kajian konsekuensi) Apa kemungkinan kerusakan yang timbul (Kuantifikasi Resiko) Selanjutnya Bagaimana (Aseptibilitas Resiko) ‘Apa yang harus dikerjakan (Manajemen Resiko) soo Faktor-Faktor yang perlu diperhatikan didalam melakukan kajian mitigasi bahaya bencana gerakan tanah di daerah natural terrain, kurang lebih: * Curah Hujan (Rainfall): Meliputi: intensitas, durasi, perioda kembali hujan berikuinya, efek orografik. © Sub-Catchment Yaitu area, dan karakteristik run-off ‘+ Cekungan Hidrologi / Basin Hydrology): Aliran hulu, karakteristik dan catchment area. ‘+ Susceptibilitas/Kerentanan: Morfologi permukaan, vegetasi, geologi, slope gradient, past failure history, volume, mekanisme failure, reaktifasi, distress ‘* Kondisi Alamiah Debris / rombakan Mobilitas, kecepatan, kanalisasi, re-mobilisasi, erosi, mekanisme gerakan * Debris runout (kecepatan rombakan surut/berakhir) Pelamparan, Kecepatan, dan skala * Konsekuensi Menyangkut Siapa, Apa, tingkat fatalitas/iuka, biaya/cost Suatu strategi yang perlu dilakukan untuk meminimisasi dan penanggulangan bahaya bencana gerakan tanah antara lain: Diseminasi Informasi dan Pendidikan Bencana Gerakan Tanah, yang mencakup: +4 si (pengetahuan / Knowledge) + Kepada Siapa / Whom (anak-anak, pekerja) ‘+ Kapan dan Dimana / When and Where (di Sekolah, di Kantor) ‘+ Target siapa / Who are to be the target (Guru dan spesialis) + Bagaimana cara melatih intensif (how to drills) Puslit Geoteknologi-LIPT Ws) Penyusunan Sirategi Mitigasi Bahaya Laporan Akh Gerakan Tanah Nasional Kerangka Strategi Manajemen Mitigasi ISI (Pengetahuan/Knowledge) Pengetahuan tentang Bencana Gerakan Tanah (Landslide) Pengetahuan tentang kerusakan yang ditimbulkannya (Damage) Pengetahuan tentang Vulnerabilitas terhadap Bencana (Vulnerability) Pengetahuan tentang mitigasi (Mitigation) * Pengetahuan tentang kesiapsiagaan (Preparedness) Pengetahuan tentang respon (Response) oe oe Kerusakan yang ditimbulkan (Damage) Struktur perumahan (Collapsed, hancur) Kerusakan pada lingkungan Akibat kehidupan sehari-hari Kerusakan ekonomi Vulnerabilitas (Vulnerability) Geografi Tata Guna Lahan Struktur Rural dan Urban Komponen Sosial Karakter Masyarakat Mitigasi (Mitigation) ~ Regulation: => Pembatasan tentang tata guna lahan => Pembatasan pengembangan => Standar keselamatan Kesiapsiagaan (Preparedness) Pendidikan, latihan intensif 4 Metoda pendidikan + Sistim (asosiasi yg terkait, organisasi terkait) Respon (Response) Untuk kepentingan pemulihan / recovery Puslit Geotelnologi-LiPt Wa Penyusunan Strateg taugasi Banaya Laporan aknir Gerakan Tanah Nasional Kerangka Strategi Manajemien Mitgasi Diseminasi Perlu dilakukan Kepada Pembuat Kebijakan Administrator & Enjinir Enterpreneurs Pendidik + Pemimpin Masyarakat Masyarakat Anak-Anak Kapan dan Dimana diseminasi dilakukan Di Sekolah Di Kantor Didalam komunitas masyarakat regional Di Rumah Guna mengaktifkan Kerangka Strategi Manajemen Mitigasi Bahaya Gerakan Tanah, perlu dirumuskan Stakeholders Gerakan Tanah di Indonesia. Dari sini secara jelas akan dapat diuraikan tugas dan fungsi masing-masing institusi terkait. Bencana gerakan tanah merupakan masalah lintas sektoral, oleh karena itu perlu penanganan secara terpadu dan menyeluruh. ‘Pusiit GeotenoioghLiPl We Penyusunan Strategi Miigasi Bahaya Laporan Akhir Gerakan Tanah Nasional KESIMPULAN BABV KESIMPULAN Apabila kita mengacu pada uraian sebelumnya, maka perlu disadari bahwa kita belum mempunyai suatu strategi nasional yang baku untuk memitigasi bahaya gerakan tanah secara efektif dan komprehensif. Hingga saat ini hanya ada suatu konsep manajemen bencana alam yang mana di dalam konsep itu upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah terkait selama ini terlihat hanya terfokus pada penganggulangan keadaan saat bencana terjadi. Maka tidak mengherankan kita tidak mampu untuk mencegah terjadinya bencana akibat bahaya gerakan tanah yang terjadi setiap tahunnya. Perencanaan mitigasi harus bertujuan untuk mengembangkan suatu “kultur keselamatan’ di mana semua anggota masyarakat sadar akan bahaya gerakan tanah yang mereka hadapi, mengetahui bagaimana cara melindungi dir, dan mendukung upaya-upaya Perfindungan masyarakat secara keseluruhan terhadap bahaya gerakan tanah, ‘Oleh karena itu, mempertimbangkan bahaya gerakan tanah akan tetap mengancam pada saat musim hujan, maka suatu strategi untuk memitigasi bahaya berbasis masyarakat sangat diperlukan. Dalam penyusunan strategi mitigasi tersebut, sangat diperfukan informasi, saran dan pendapat dari kalangan akademik, peneliti, perwakilan pemerintahan, sektor swasta, organisasi profesi dan perwakilan masyarakat yang terlibat secara fangsung atau tidak dalam permasalahan bahaya gerakan tanah. PUSLIT GEOTEKNOLOGH-LIPI vel Penyusunan Stratogi Mitgasi Bahaya Laporan Akhir Gerakan Tanah Nasional Daftar Pustaka DAFTAR PUSTAKA Cobum, A.W., Spence, RJ.S., dan Pomonis, A, Mitigasi Bencana, Edisi kedua, ‘Cambridge Architectural Research Limited, UNDP, 1994. Dept. of the Interior, National Landslide Hazards Mitigation Strategy, A Framework for Loss Reduction, U.S. Geological Survey, , Open-File Report 00-450, 1998. Dept. of the Interior, Facing Geological and Hydrological Hazards, U.S. Geological Survey Professional Paper 1240-B, U.S. Goverment Printing Office, Washington, D.C., 1981. Disaster Management Center, Natural Hazards: Causes and Effects, University of ‘Winconsin, 1986. UNDRO, Mitigating Natural Disaster, Phenomena, Effects and Option, United Nations, New York, 1991 Soedrajat, GM., dan Djaja, Sistem Informasi Bencana Alam Geologi di Indonesia (Information System of Geological Hazard in Indonesia), Prosiding Seminar Nasional ‘SLOPE2002, Bandung 27 April 2002, Hal. 63-71. Ee eee eee eee eee eee eee eee eeeeeeE Ee PUSLIT GEOTEKNOLOGLLIP!

Anda mungkin juga menyukai