Kelompok 9: “PENGANTAR ETIKA BISNIS” perbaikan internal manajemen Garuda Indonesia khususnya terkait pengimplementasian etika

bisnis dalam praktik bisnis mereka.

PT. Garuda Indonesia
Kelompok 10: “ TEORI ETIKA DAN PENERAPANNYA BERKONTEKS BISNIS”
Penerapan etika bisnis yang telah ditetapkan oleh PT. Garuda Indonesia masih
mengalami beberapa permasalahan menyangkut penerapan etika bisnis para pekerjanya. Hal 2.3 Menerapkan Teori Etika untuk Analisis Kasus dan Pengambilan Keputusan Etis

tersebut dibuktikan dengan adanya kasus-kasus yang menjegal PT. Garuda Indonesia dalam dalam Bisnis

praktik bisnis mereka. Salah satu kasusnya adalah kasus persekongkolan antara para pelaku Kami akan membahas di bagian ini kasus yang lebih mendasar yang mewakili

usaha (meeting of minds) untuk meniadakan diskon atau membuat keseragaman diskon, dan skenario pengambilan keputusan klasik. Dalam bab-bab selanjutnya, kami akan

kesepakatan meniadakan produk yang ditawarkan dengan harga murah di pasar. Dalam kasus mempertimbangkan situasi etika bisnis yang lebih kompleks, yang melibatkan aspek etika
ini Garuda Indonesia dinyatakan bersalah karena melanggar Pasal 5 UU Nomor 5 Tahun organisasi dan sistemik dan memerlukan metode yang lebih rumit dan pertimbangan
1999 yang mana pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya tambahan untuk analisis.
untuk menetapkan harga. Selanjutnya pada tahun 2019 lalu publik juga sempat dihebohkan Contoh Kasus: Kasus teman yang berkinerja buruk
oleh kasus penyelewengan jabatan oleh Ari Aksara yang dimana selain melakukan praktik Jim, seorang insinyur, bekerja untuk ABC Engineering, Inc., yang menyediakan
rangkap jabatan, Ari juga melakukan penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton, konsultasi teknik dan keselamatan untuk bisnis konstruksi. ABC Engineering memiliki
kasus ini berakibat pada pencopotan jabatan Ari Aksara oleh Menteri BUMN Erick Thohir. reputasi yang sangat baik untuk kualitas dan keakuratan layanannya, dan banyak kontraktor
umum bergantung pada perhitungan perusahaan untuk memastikan keamanan proyek
Lalu yang terakhir, PT. Garuda Indonesia juga mengalami kasus terkait laporan
konstruksi mereka, seperti gedung, jembatan, dan jalan raya. ABC Engineering baru-baru ini
keuangan. Dalam kasus ini komisaris maskapai menolak laporan keuangan Garuda yang
mempekerjakan Allen, yang sangat dikenal Jim dari klub golfnya. Tentu saja, Jim cukup
menunjukkan bahwa perusahaan memperoleh laba bersih sebesar
senang ketika mengetahui bahwa temannya Allen bergabung dengan perusahaan tersebut.
US$809.850 pada tahun 2018, angka ini lebih besar dibandingkan tahun 2017 lalu. Atas
Namun, saat bekerja dengan Allen di beberapa proyek, Jim menyadari bahwa Allen tidak
kasus tersebut, pihak akuntan publik dan kantor akuntan publik auditor laporan keuangan
mampu menjalankan tugasnya sesuai standar profesional. Allen membuat beberapa
garuda dijatuhi sanksi oleh kemenkeu karena terbukti bersalah.
kesalahan dalam perhitungan dan Jim harus mengoreksi pekerjaan Allen untuk memastikan
Analisis: hasil yang tepat. Setelah mengamati masalah yang berlanjut selama beberapa minggu, Jim
bertanya-tanya apakah dia harus memberi tahu penyelianya atau tidak bahwa Allen tidak
Contoh kasus pelanggaran etika bisnis dan analisisnya yang berikutnya bisa dilihat
dapat melakukan tugasnya dengan benar.
dari kasus PT Garuda Indonesia yang terjadi pada tahun 2018 silam. Dimana maskapai
penerbangan milik BUMN ini telah melanggar kode etik berbisnis, yakni dengan adanya
1. Apa keputusan yang benar secara etis?
manipulasi pada laporan keuangannya. Selain itu ketiga kasus diatas merupakan beberapa
contoh kasus dimana 5 prinsip serta nilai sincerity yang telah ditetapkan oleh PT. Garuda
A. METODE UTILITER
Indonesia telah dilanggar oleh beberapa pihak internal perusahaan, yang dimana itu
Tindakan alternatif dalam hal ini adalah:
merupakan sebuah bentuk penyimpangan dari etika bisnis yang ditetapkan perusahaan
sebagai pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance (GCG). Untuk itu perlu diterapkan
 (i) Jim menginformasikan supervisor atau (ii) Jim tidak menginformasikan
supervisor tentang kurangnya kinerja Allen. Jadi, kita perlu menganalisis mana dari dua
tindakan ini yang memaksimalkan kebahagiaan secara keseluruhan dari semua orang yang
terpengaruh. Siapa yang terpengaruh oleh tindakan ini? Jelas, Jim dan Allen, tetapi juga
perusahaannya; yaitu, semua orang bekerja untuk dan berinvestasi di dalamnya. Pada
akhirnya, semua pemangku kepentingan mungkin terpengaruh dengan cara tertentu, tetapi
demi menjaga agar analisis tetap sederhana, di sini kami hanya akan mempertimbangkan
pelanggan ABC Engineering. Bagaimana semua orang/pihak ini terpengaruh dalam hal
kerugian atau keuntungan (kesakitan atau kesenangan)? Dengan memberi tahu penyelia, Jim
mungkin merasa kasihan pada Allen, tetapi di sisi lain ia diuntungkan karena menunjukkan
kesetiaan dan tanggung jawabnya kepada perusahaan. Saya menganggap kedua aspek ini
bersama-sama masih menghasilkan efek negatif bagi Jim. Namun, tidak memberi tahu juga
dapat merugikan Jim dalam beberapa cara: dia akan mempertahankan rekan kerja yang
berkinerja buruk dan berpotensi membuat kesalahan serius, dan jika ternyata dia tidak
memperingatkan perusahaan tentang Allen, hal itu bisa menjadi bumerang baginya. Jadi,
opsi ini secara keseluruhan berbahaya baginya. Apa pengaruhnya bagi Allen? Jika Jim
memberi tahu atasannya, hal ini tentu sangat merugikan Allen, karena kemungkinan besar
dia akan kehilangan pekerjaannya. Sebaliknya, Allen akan diuntungkan jika Jim tidak
memberi tahu penyelia. Namun, manfaat dari mempertahankan pekerjaan itu mungkin
berkurang karena dia kewalahan, dan tidak cocok untuk pekerjaan itu. Penting dalam hal ini,
bagaimanapun, adalah efek lebih lanjut kepada perusahaan dan pelanggan. Jika Jim tidak
memberi tahu penyelia, perusahaan akan terus mempekerjakan orang dengan kinerja buruk
yang membuat kesalahan dalam perhitungan yang kemungkinan akan membahayakan
keselamatan pelanggan dan, dengan demikian, merugikan mereka. Saat perusahaan
berkonsultasi tentang keselamatan dalam konstruksi, kesalahan Allen, dan layanan cacat
yang diakibatkannya kepada pelanggan, dapat menimbulkan konsekuensi serius. Oleh
karena itu, baik perusahaan maupun pelanggan akan lebih baik jika Jim memberi tahu
penyelia. Yang penting, perusahaan dan pelanggannya mewakili banyak individu yang
terlibat dan terpengaruh. Dalam utilitarianisme, potensi bahaya atau manfaat perlu
dipertimbangkan untuk setiap individu yang terlibat. Saya berasumsi di sini bahwa N orang
terlibat dalam perusahaan (karyawan, investor) dan M orang terlibat dengan pelanggan
(perusahaan konstruksi dengan karyawan dan investor). N dan M mungkin jumlahnya agak
tinggi, dan kerugian individu perlu dikalikan dengan N dan M. Jika kita meringkas efek
kuantitatif dari kerugian dan manfaat untuk setiap alternatif tindakan, mudah untuk melihat
bahwa M dan N penting dan mendominasi hasilnya. Untuk setiap angka N, M ≥ 1, jumlah
untuk menginformasikan lebih besar dari jumlah untuk tidak menginformasikan. Itu berarti
menginformasikan memaksimalkan kebahagiaan secara keseluruhan dan, oleh karena itu,
keputusan yang benar secara etis menurut metode utilitarian.
Jumlah spesifik dari evaluasi bahaya atau manfaat di sini sebenarnya tidak
penting, selama kita mengasumsikan angka N dan M yang agak tinggi, dan selanjutnya
mengasumsikan bahwa beberapa kerugian terjadi pada perusahaan dan pelanggan dengan
tidak memberi tahu. Jumlah individu yang terdiri dari perusahaan dan pelanggan yang
terkena dampak negatif akan menentukan hasil tidak menginformasikan menjadi lebih buruk
dalam hal kebahagiaan secara keseluruhan daripada menginformasikan.
B. METODE CI A
Kita perlu menafsirkan cara tindakan pribadi atau prinsip pribadi yang
mendasarinya dalam kasus ini, dan kemudian mendiskusikan apakah itu dapat
diuniversalkan. Tindakan Jim yang tidak memberi tahu penyelia dapat diartikan sebagai
menempatkan hubungan pribadi di atas tanggung jawab profesional atau masalah
keselamatan, atau dapat diartikan sebagai menimbang persahabatan lebih dari kualifikasi
dalam konteks keputusan pekerjaan. Kami tidak dapat secara wajar menginginkan jenis
tindakan seperti itu dilakukan secara universal. Jika ini akan menjadi prinsip tindakan
universal, tanggung jawab profesional akan dirusak secara substansial, keselamatan di
semua bidang akan terancam, dan keputusan ketenagakerjaan secara sistematis akan
dipengaruhi oleh hubungan pribadi alih-alih kualifikasi. Ini akan bertentangan dengan
prinsip dasar, seperti orang dengan kualifikasi terbaik yang dipekerjakan daripada orang
yang kurang berkualitas tetapi memiliki kontak atau hubungan yang lebih baik. Di sisi lain,
Jim memberi tahu penyelia dapat diartikan sebagai tindakan menempatkan tanggung jawab
profesional dalam masalah keselamatan yang serius di atas hubungan pribadi, yang
memenuhi syarat sebagai aturan tindakan universal. Kita dapat secara wajar menginginkan
semua orang di dunia untuk menerapkan ini sebagai prinsip tindakan universal.
 Namun, orang mungkin bertanya-tanya, apakah Jim memberi tahu penyelia bukan
sekadar tindakan memberi tahu teman, dan kita tidak dapat secara wajar ingin semua orang
di dunia memberi tahu teman mereka. Ini secara substansial akan merusak konsep
persahabatan. Namun, tindakan Jim secara khusus bergantung: dia memberi tahu seorang
teman karena kekhawatiran serius tentang keselamatan dan kesejahteraan orang lain.
Menafsirkan tindakannya sebagai pernyataan umum pada seorang teman akan menjadi
interpretasi yang terlalu luas dan kehilangan keadaan penting dari kasus tersebut.
Kesimpulannya, tidak memberi tahu penyelia adalah salah menurut metode CI A,
dan memberi tahu penyelia adalah benar secara etis.
C. METODE KEBAJIKAN A
Kami tidak mengenal Jim sebagai pribadi. Namun, kita tahu bahwa Jim adalah
seorang karyawan, profesional, dan sahabat Allen. Kebajikan apa yang diharapkan
seseorang dari karyawan, profesional, dan teman yang ideal? Seorang karyawan yang ideal
seharusnya bertanggung jawab dan setia kepada perusahaannya. Dengan demikian, jika Jim
memberi tahu supervisor, itu sejalan dengan Jim sebagai karyawan yang ideal. Selain itu, ini
adalah perusahaan teknik, dan orang mungkin juga berpendapat bahwa Jim perlu
menjunjung tinggi prinsip etika dasar teknik, seperti tanggung jawab atas keselamatan
publik. Sekali lagi, memberi tahu penyelia akan sejalan dengan tanggung jawab khusus ini.
Di sisi lain, kami juga mengharapkan kesetiaan dari seorang teman ideal. Nah,
pertanyaannya, apakah kesetiaan terhadap organisasi dalam hal ini mengalahkan kesetiaan
terhadap teman? Orang dapat berargumen bahwa itu terjadi dalam kasus khusus ini.
Tanggung jawab dan kesetiaan profesional Jim tampaknya lebih penting daripada
kesetiaannya kepada seseorang yang pada dasarnya dia kenal dari keanggotaannya di klub
golf yang sama. Namun, umumnya persahabatan dan kesetiaan di antara teman-teman
merupakan kebajikan yang penting, dan mungkin ada kasus lain di mana persahabatan
dianggap lebih mendasar daripada kesetiaan kepada majikan. Ini tergantung pada situasi dan
keadaan tertentu. Sebagai kesimpulan, dalam kasus khusus ini, saya berpendapat bahwa,
berdasarkan metode kebajikan A, tindakan yang benar secara etis adalah memberi tahu
penyelia.
Secara keseluruhan, dalam hal ini, tiga metode etis yang telah kami terapkan
menghasilkan evaluasi yang sama: memberi tahu supervisor akan menjadi keputusan yang
benar secara etis, dan tidak memberi tahu akan salah.
2. Apa keputusan bisnis yang lebih baik?
Dari perspektif bisnis, semua pihak tampak lebih baik ketika Jim memberi tahu
supervisor. Mempekerjakan orang yang berkinerja buruk merupakan beban bagi bisnis apa
pun dan setidaknya tidak efisien. Allen tidak dapat bekerja dengan baik dan tidak
memberikan hasil yang diinginkan. Jadi, minimal bisnis tersebut membuang-buang uang dan
akan mengalami friksi jika anggota tim lain perlu melakukan pekerjaan dan hasil yang
benar. Dalam kasus terburuk, kesalahan yang dibuat oleh Allen dapat membuat frustasi dan
merugikan pelanggan (perusahaan konstruksi yang mendapat konsultasi) dan bahkan
mengakibatkan masalah kewajiban. Secara keseluruhan, dengan memberi tahu penyelia, Jim
akan mencegah perusahaan dari risiko signifikan dan biaya potensial yang mungkin timbul
dari kurangnya kinerja Allen. Selain itu, sehubungan dengan karir profesional Jim, Jim
mungkin juga akan lebih baik dengan memberi tahu penyelia. Perusahaan pasti akan
menghargai bahwa Jim adalah karyawan yang bertanggung jawab yang peduli dengan
kesejahteraan perusahaan. Terakhir, Jim memberi tahu penyelia bahkan mungkin lebih baik
untuk karier Allen dalam jangka panjang. Mungkin lebih baik bagi karier Allen untuk
meninggalkan perusahaan sekarang daripada dipecat di kemudian hari karena kesalahan
serius.
Kelompok 11: “EKONOMI DAN BISNIS: ASPEK ETIKA”
Kasus yang terjadi sekitar 6 tahun lalu mengingatkan kita pada kualitas jasa
penerbangan di Indonesia. Keselamatan penumpang diabaikan demi kepentingan segelintir
orang dan untuk menekan biaya. Kasus yang digugat oleh Koalisi Rakyat Konsumen Jasa
Penerbangan (KRKJP) pada maskapai "X" sejak 1 Januari 2007 yang lalu. Gugatan citizen
law dari beberapa serikat pekerja badan usaha milik negara dan serikat pekerja transportasi
udara itu rencananya akan dilayangkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Koordinator
KRKJP F.X. Arief Puyuono mengatakan tuntutan itu intinya meminta hakim menyatakan
maskapai "X" telah melawan hukum. Dan mereka meminta maskapai tersebut memberikan
santutan sebesar Rp1 miliar untuk setiap korban Adam Air, yang berjumlah 102 orang.
Maskapai "X" juga didesak untuk meminta maaf kepada keluarga korban dan konsumen atas
pelayanan yang buruk dan perbuatan melawan hukumnya. Arief menganggap ada
pelanggaran pasal 7-B Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, yakni diabaikannya keselamatan konsumen, karena kebijakan tarif murah yang
diberlakukan maskapai itu.
la mengindikasikan tarif murah ini bisa diberikan karena adanya pengurangan biaya
perawatan pesawat. Hal ini jelas melanggar regulasi keselamatan penerbangan atau Civil
Aviation Safety Regulation (CASR). CASR berlaku secara universal, sehingga ada dugaan
bahwa demi efisiensi maskapai tersebut melanggar CASR yang diberlakukan. Sedangkan
menurut kuasa hukum KRKJP Habiburrahman, gugatan ini dilakukan oleh koalisi dengan
memposisikan diri sebagai kelompok yang memiliki kepentingan hukum (legal standing).
Gugatannya terlepas dari konflik kepentingan manajemen antara maskapai BUMN dan
swasta. Semata-mata gugatan tersebut hanya untuk menegakkan hak konsumen, tidak serta-
merta setiap penerbangan dengan tarif murah bisa mengabaikan keselamatan penumpang.
Gugatan tersebut juga mempersoalkan buruknya pemeliharaan pesawat Maskapai "X" akibat
kesalahan manajemen yang hanya mementingkan kepentingan para stakeholder
Menanggapi tuntutan KRKJP, Direktur Komersial Maskapai "X". Gugi Pringwa
Saputra mengatakan siap diproses pengadilan jika terbukti bersalah. Namun untuk dapat
membuktikan salah atau tidaknya tergantung dari pemeriksaan. Tim penyidik Mabes Polri
baru akan bergerak menyidik setelah menerima hasil investigasi teknis KNKT. Dari hasil
teknis KNKT akan diperiksa oleh tim penyidik, apakah ada kelalaian atau pelanggaran yang
kemudian akan diproses ke tahap selanjutnya.
Tuntutan tidak hanya disuarakan oleh KRKJP, sekitar 50 orang yang menyatakan
diri sebagai Masyarakat Transportasi Indonesia juga menyuarakan tuntutannya didepan
kantor maskapai tersebut di daerah Kalideres Jakarta Barat. Mereka menuntut komisaris
maskapai tersebut untuk segera menyerahkan diri ke pihak berwajib karena lalai dalam
menjalankan manajemen maskapai yang mengakibatkan kecelakaan pesawat.
Tanggapan:
Menanggapai kasus diatas, kesalahan dalam mengelola manajemen maskapai dapat
berakibat pada operasional yang kurang maksimal bahkan cenderung buruk. Dengan hanya
mengutamakan kepentingan segelintir orang. maskapai tersebut mengabaikan keselamatan
konsumen dengan menekan biaya perawatan pesawat. Dalam dunia penerbangan, praktik
seperti itu dinilai melanggar ketentuan. Menarik minat konsumen dengan memberikan tarif
murah namun pelayanan buruk, bukanlah cara yang bijak untuk memperoleh keuntungan.
Keputusan yang diambil oleh manajemen maskapai tersebut jelas tidak etis
mengesampingkan keselamatan konsumen demi keuntungan yang diperoleh para
stakeholder. Biaya perawatan pesawat ditekan hingga batas minimum agar laba perusahaan
yang diperoleh maksimal, dampaknya adalah pesawat yang tumpangi para konsumen tidak
layak terbang, banyak komponen yang sudah seharusnya diganti namun tetap dibiarkan
beroperasi, yang akhirnya kecelakaan pesawat tidak bisa dihindarkan. Disini juga terlihat
bahwa manajemen tidak menerapkan risk management dengan efektif. Sebaiknya,
manajemen mengevaluasi sistem yang digunakan. Manajemen juga harus meminta maaf
kepada seluruh korban pesawat dan menyantuni sesuai dengan Undang- Undang yang
berlaku. Memperbaiki wajah dunia penerbangan Indonesia yang saat ini masih dinilai belum
optimal pelayanannya.
Penyelesaian:
Sebagaimana seharusnya segala bentuk bisnis harus menerapkan etika dalam
bisnisnya. Maskapai "X" seharusnya lebih mengutamakan keselamatan para konsumen
dibandingkan harus memangkas harga penerbangan agar lebih terjangkau oleh para
konsumen. Daripada harus membahayakan konsumen dan melanggar prosedur penerbangan,
alangkah lebih baiknya maskapai "X" memberikan pelayanan yang maksimal walaupun
dengan biaya yang sama rata dengan maskapai penerbangan lainnya, agar tidak merusak
nama baik perusahaan dan membuat hilangnya kepercayaan konsumen dengan maskapai
"X". Sebaiknya, manajemen mengevaluasi sistem yang digunakan. Manajemen juga harus
meminta maaf kepada seluruh korban pesawat dan menyantuni setiap konsumen yang
menjadi korban atas penerbangan maskapai "X" sesuai dengan Undang-Undang yang
berlaku. Memperbaiki wajah dunia penerbangan Indonesia yang saat ini masih dinilai belum
optimal pelayanannya.
Kelompok 12: “ETIKA ORGANISASI”
Contoh Kasus (Kasus PT. Megasari Makmur dengan Produknya HIT)
Perjalanan obat nyamuk bermula pada tahun 1996, diproduksi oleh PT. Megasari
Makmur yang terletak di daerah Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. PT Megasari Makmur
juga memproduksi banyak produk seperti tisu basah, dan berbagai jenis pengharum
ruangan. Obat nyamuk HIT juga mengenalkan dirinya sebagai obat nyamuk yang murah
dan lebih tangguh untuk kelasnya. Selain di Indonesia HIT juga mengekspor produknya ke
luar Indonesia.
Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur dinyatakan
ditarik dari peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia. Departemen Pertanian, dalam hal
ini Komisi Pestisida, telah melakukan inspeksi di pabrik HIT dan menemukan penggunaan
pestisida yang menganggu kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan
syaraf, gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker
lambung.
HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata sangat
berbahaya karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos (zat turunan
Chlorine yang sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia). Obat anti- nyamuk
HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi
ulang). Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur
ke Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni 2006. Korbannya yaitu
seorang pembantu rumah tangga yang mengalami pusing, mual dan muntah akibat
keracunan, setelah menghirup udara yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk HIT.
Analisis permasalahan:
Dalam perusahaan modern, tanggung jawab atas tindakan perusahaan sering
didistribusikan kepada sejumlah pihak yang bekerja sama. Tindakan perusahaan biasanya
terdiri atas tindakan atau kelalaian orang-orang berbeda yang bekerja sama sehingga
tindakan atau kelalaian mereka bersama-sama menghasilkan tindakan perusahaan. Jadi,
siapakah yang bertanggung jawab atas tindakan yang dihasilkan bersama-sama itu?
Pandangan tradisional berpendapat bahwa mereka yang melakukan secara sadar dan bebas
apa yang diperlukan perusahaan, masing-masing secara moral bertanggung jawab
Lain halnya pendapat para kritikus pada pandangan tradisional, yang menyatakan
bahwa ketika sebuah kelompok terorganisasi seperti perusahaan bertindak bersama- sama,
tindakan perusahaan mereka dapat dideskripsikan sebagai tindakan kelompok dan
konsekuensinya tindakan kelompoklah, bukan tindakan individu, yang mengharuskan
kelompok bertanggung jawab atas tindakan tersebut.
Kaum tradisional membantah bahwa, meskipun kita kadang membebankan
tindakan kepada kelompok perusahaan, fakta legal tersebut tidak mengubah realitas moral
dibalik semua tindakan perusahaan itu. Individu manapun yang bergabung secara sukarela
dan bebas dalam tindakan bersama dengan orang lain, yang bermaksud menghasilkan
tindakan perusahaan, secara moral akan bertanggung jawab atas tindakan itu. Namun
demikian, karyawan perusahaan besar tidak dapat dikatakan “dengan sengaja dan dengan
bebas turut dalam tindakan bersama itu” untuk menghasilkan tindakan perusahaan atau
untuk mengejar tujuan perusahaan. Seseorang yang bekerja dalam struktur birokrasi
organisasi besar tidak harus bertanggung jawab secara moral atas setiap tindakan
perusahaan yang turut dia bantu, seperti seorang sekretaris, juru tulis, atau tukang bersih-
bersih di sebuah perusahaan. Faktor ketidaktahuan dan ketidakmampuan yang meringankan
dalam organisasi perusahaan birokrasi berskala besar, sepenuhnya akan menghilangkan
tanggung jawab moral orang itu.
Kita mengetahui bahwa Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai
moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi
standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang
digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa
dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.
Dari kasus diatas terlihat bahwa perusahaan melakukan pelanggaran etika bisnis
terhadap prinsip kejujuran perusahaan besarpun berani untuk mmengambil tindakan
kecurangan untuk menekan biaya produksi produk. Mereka hanya untuk mendapatkan laba
yang besar dan ongkos produksi yang minimal. Mengenyampingkan aspek kesehatan
konsumen dan membiarkan penggunaan zat berbahaya dalam produknya. Dalam kasus
HIT sengaja menambahkan zat diklorvos untuk membunuh serangga padahal bila dilihat
dari segi kesehatan manusia, zat tersebut bila dihisap oleh saluran pernafasan dapat
menimbulkan kanker hati dan lambung.
Dan walaupun perusahaan sudah meminta maaf dan juga mengganti barang
dengan memproduksi barang baru yang tidak mengandung zat berbahaya tapi seharusnya
perusahaan jugamemikirkan efek buruk apa saja yang akan konsumen rasakan bila dalam
penggunaan jangka panjang. Sebagai produsen memberikan kualitas produk yang baik dan
aman bagi kesehatan konsumen selain memberikan harga yang murah yang dapat bersaing
dengan produk sejenis lainnya.
Penyelesaian Masalah yang dilakukan PT. Megasari Makmur dan Tindakan Pemerintah:
Pihak produsen (PT. Megasari Makmur) menyanggupi untuk menarik semua produk HIT
yang telah dipasarkan dan mengajukan izin baru untuk memproduksi produk HIT Aerosol
Baru dengan formula yang telah disempurnakan, bebas dari bahan kimia berbahaya. HIT
Aerosol Baru telah lolos uji dan mendapatkan izin dari Pemerintah. Pada tanggal 08
September 2006 Departemen Pertanian dengan menyatakan produk HIT Aerosol Baru
dapat diproduksi dan digunakan untuk rumah tangga (N0. RI. 2543/9- 2006/S). Sementara
itu pada tanggal 22 September 2006 Departemen Kesehatan juga mengeluarkan izin yang
menyetujui pendistribusiannya dan penjualannya di seluruh Indonesia.
Kelompok 13:
INDIVIDU DALAM DUNIA BISNIS: ASPEK ETIKA DARI PERAN TERTENTU
DAN PROFESI
2.6 Studi Kasus
“Etika dalam Peran Marketing Digital di Perusahaan E-
commerce”
Skenario: Sarah adalah seorang ahli pemasaran digital di perusahaan e-commerce
internasional yang terkenal. Tugasnya adalah mempromosikan produk dan layanan
perusahaan kepada pelanggan potensial melalui berbagai saluran digital. Dalam
menjalankan perannya, Sarah menghadapi beberapa dilema etika yang melibatkan aspek-
aspek etika dari profesi pemasaran digital.
Kasus:
1. Privasi dan Pengumpulan Data: Sarah memiliki akses terhadap data pelanggan
yang berharga, termasuk informasi pribadi dan preferensi mereka. Namun, ia
menghadapi tekanan dari manajemen untuk menggunakan data tersebut secara
agresif tanpa memperhatikan privasi pelanggan. Sarah merasa dilema antara
memenuhi target pemasaran dan melindungi privasi dan keamanan data pelanggan.
2. Transparansi dan Kejujuran: Sarah sering diberikan target pemasaran yang sangat
tinggi, dan ia merasa tergoda untuk menggunakan taktik yang tidak jujur dalam
kampanye pemasaran, seperti memberikan informasi yang menyesatkan atau
menggoda pelanggan dengan janji palsu. Sarah menyadari bahwa ini melanggar
prinsip etika pemasaran yang transparan dan dapat merugikan kepercayaan
pelanggan.
3. Pengaruh Sosial Media dan Pengaruh pada Masyarakat: Sarah menyadari bahwa
perusahaannya memiliki pengaruh besar dalam industri dan di media sosial.
Namun, ia mendapati dirinya dalam dilema etika ketika perusahaan mendorongnya
untuk mengabaikan dampak negatif produk atau layanan mereka terhadap
masyarakat atau lingkungan demi meningkatkan penjualan. Sarah harus
mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tindakan pemasaran yang tidak
etis ini.
Bagaimana Sarah dapat menghadapi dilema etika ini dengan memperhatikan peran
dan profesi yang diemban sebagai seorang ahli pemasaran digital?
Solusi:
1. Mengutamakan privasi pelanggan: Sarah harus menjunjung tinggi privasi dan
keamanan data pelanggan. Dia harus menggunakan data pelanggan secara etis,
hanya dengan izin mereka, dan mematuhi peraturan privasi yang berlaku.
Sarah dapat mendorong perusahaan untuk menerapkan praktik pengumpulan
data yang transparan dan memberikan kontrol kepada pelanggan atas data
pribadi mereka.
2. Mempraktikkan transparansi dan kejujuran: Sarah harus menjaga integritas
dan transparansi dalam kampanye pemasaran. Dia harus menggunakan
informasi yang akurat dan tidak memberikan informasi yang menyesatkan
kepada pelanggan. Sarah dapat mengedukasi manajemen dan timnya tentang
pentingnya prinsip-prinsip etika pemasaran yang jujur dan transparan.
3. Memperhatikan dampak sosial dan lingkungan: Sarah harus
mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tindakan pemasaran terhadap
masyarakat dan lingkungan. Dia dapat mendorong perusahaan untuk
mengadopsi kebijakan yang ramah lingkungan, serta berkontribusi pada
masyarakat melalui program tanggung jawab sosial perusahaan. Sarah dapat
menjadi penggiat dalam memperkuat komitmen perusahaan terhadap dampak
positif dan keberlanjutan.
 Dengan mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip etika pemasaran,
Sarah dapat menjalankan perannya dengan integritas, memberikan kontribusi positif
dalam dunia pemasaran digital, dan membangun kepercayaan dengan pelanggan.
Kelompok 14: “ETIKA BISNIS GLOBAL”
2.4 Studi Kasus
Kasus Bunuh Diri Masal Para Pegawai Foxconn
Foxconn adalah perusahaan yang berasal dari Taiwan Hon Hai, yang beroperasi
pada bidang industri manufaktur elektronik,perusahaan ini memproduksi sebagian besar
produk raksasa teknologi besar di seluruh dunia, adapun diantaranya Apple, Sony, Microsoft,
HP, dan Nokia.memilikin pegawai sebanyak 800.000 orang yang separuhnya bekerja di
kawasan industri yang sangat luas di Shenzhen, Cina dan memilikin 15 buah gedung
bertingkat.perusahaan ini mengumumkan bahwa upah minimum para pegawainya sebesar
900 yuan atau S$130 perbulan dan juga memberikan kepada para pegawainya berupa
fasilitas makanan, penginapan gratis, dan rekreasi yang luas.
Tahun 2010, tepatnya pada pertengahan 2010 sebanyak 12 pegawai Foxconn
ditemukan dalam kondisi sedang bekerja namun mereka secara bersamaan ingin melakukan
tindakan bunuh diri dengan cara melompat dari atap gedung pabrik. Berdasarkan lapora, 2
dari 12 mengalami luka yang Berdasarkan lapora yang ada,2 dari 12 pegawai yang ingin
melakukan aksi bunuh diri ini mengalami luka yang serius.dan pegawai llainnya sempat
diselamatkan sebelumnya mereka terjun dari atap gedung.dari peristiwa yang tiba-tiba
tersebut mengakibatkan perhatian yang tidak diinginkan kepada perusahaan ini,yang
membuka kenyataan mengenai lingkungan kerja di pabrik- pabrik Foxconn,menurut
beberapa pendatang pabrik ini adalah tempat yang suram dan menyeramkan. Para aktivis
buruh menerangkan bahwa terdapat perputaran pegawai setiap tahunnya dimana lebih dari
40% memilih keluar dari pabrik daripada harus bekerja di lorong-lorong pabrik yang mereka
sebut sebagai lorong perakitan yang berbahaya karna,mereka menerapkan menajemen
dengan gaya militer, pelecehan verbal yang dilakukan oleh para senior,serta tekanan yang
sangat tinggi.mereka harus bekerja selama 13 hari secara turus menerus untuk memenuhi
order konsumen besar mereka,sehingga mereka kelelahan dan tertidur diatas lantai.
Kasus lain adalah meninggalnya pegawai Ma Xiangqian yang berusia 19 tahun Ma
harus menemui ajalnya pada 23 Januari 2010, dari kesaksian keluarganya dia meninggal
karena kelelahan dikarnakan berkerja 11 jam lembur setiap malam, bekerja ditengah uap dan
debu dari barang- barang elektronik selama 7 hari. Ma telah bekerja selama 286 jam,
termasuk 112 jam lembur, 3 kali melewati batas yang diperbolehkan. Berita negatif tentang
pelanggaran etika ini sangat cepat tersebar oleh media, terbukti pada saat peluncuran Ipad di
Hongkong, yang diwarnai oleh perusakan gambar Iphone dan seruan boikot untuk semua
produk Apple yang dirakit oleh Foxconn, hal ini tentu mengancam keberlangsungan para
customer Apple, Dell dan HP dimana produk mereka sebagian di rakit oleh Foxconn yang
telah menerapkan lingkungan kerja yang buruk sehingga menimbulkan banyak korban jiwa
pegawainya, hal ini juga mengancam keberlangsungan perusahaan Foxconn untuk
diputuskan kontraknya oleh perusahaan besar tersebut.
Foxconn merespon dengan membuat jaring yang besar disekitar gedung untuk
mencegah pegawai yang berupaya terjun dari atas gedung, selain itu juga menyewa para
konselor untuk para pegawainya untuk mengatasi rasa stress mereka dari kondisi kerja yang
dianggap tidak menyenangkan, Foxconn juga membagi pegawainya menjadi 50 grup untuk
dapat saling mengawasi bila mereka sedang tertekan atau stress dalam pekerjaannya,
sehingga lebih mudah diatasi, kemudain Foxconn melakukan demonstrasi motivasi dengan
menggabungkan kata-kata motivasi seperti : “Hidup itu sangat berharga, Sayangi
Keluargamu, Peduli kepada sesama untuk membangun masa depan yang indah”, yang di
sebarkan kepada pegawainya dengan menggunakan seluruh fasilitas Foxconn.
Dengan banyaknya kasus yang terjadi, tersirat, secara jelas ancaman atas pemutusan
kontrak oleh para konsumen, namun reputasi Foxconn sebagai perusahaan kelas dunia telah
membuktikan bahwa perusahaan tersebut mampu mempertahankan kualitas barang sekaligus
bisa menekan biaya upah para pekerjanya, dan itu yang membuat para konsumen tersebut
akan berpikir dua kali untuk mencari supplier lain, karena pilihannya sangat terbatas.
Perusahaan telah meminta FLA (Fair Labor Association) untuk melakukan audit
terhadap Foxconn, tim FLA mengunjungi pabrik Foxconn yang di Shenzhen dan di Chengdu
dan melakukan survei terhadap 35.000 pekerja yang merakit produk-produk dari Apple
termasuk Iphone dan Ipads. Laporan hasil audit FLA tersebut dikeluarkan pada tanggal 29
Maret 2012 dengan hasil laporan menyatakan bahwa : selama berkerja 12 bulan para pekerja
telah melampauin 60 jam kerja selama seminggu.dengan kata lain jam kerja ini tidak sesuai
dengan yang ditetapkan dalam kontrak antara Apple dengan Foxconn, FLA juga melaporkan
bahwa banyak para pekerja telah melewatin dari batas jam lembur yang diperbolehkan di
Cina, yakni 36 jam perbulan. Sebagai kesimpulannya, FLA menyatakan bahwa kondisi di
Foxconn tidak lebih buruk dari pabrik lainnya di Cina.
2.5 Analisa dari Kasus ini
Pertanyaan yang timbul dalam kasus Foxconn:
1. Apakah respon yang diberikan oleh Foxconn terhadap kasus bunuh diri ini sudah
sesuai untuk menghentikan setiap usaha bunuh diri selanjutnya?
2. Bagaimana seharusnya menghadapai kenaikan upah buruh?
3. Jika Apple membuat komitmen publik untuk perbaikan kondisi kerja di
pabrikpabrik Foxconn, seharusnya “tidak lebih buruk daripada pabrik lainnya di
Cina” menjadi acuan yang dapat diterima, mengapa?
Jawaban:
1. Respon dari Foxconn tidak cukup untuk menghentikan setiap usaha bunuh diri yang
akan terus dilakukan oleh para pegawainya, karena respon yang dilakukan Foxconn
tidak menyentuh pokok dari permasalahan sebenarnya, seolah-olah yang dilakukan
Foxconn hanya untuk meredakan pemberitaan media saja, supaya tidak terlalu
terekspos dan bisa menurunkan citra Foxconn, selain itu Foxconn hanya berupaya
supaya dia tidak kehilangan konsumen besarnya tanpa memperhatikan para
pekerjanya, banyak pelanggaran etika yang masih terjadi, dan upaya bunuh diri itu
masih saja berlanjut, terbukti pada:
a) Pada tanggal 11 Januari 2012, sebanyak 300 pekerja di Wuhan, Cina, ini
bersamaan naik ke atap perusahaan dan mengancam akan melakukan
bunuh diri massal. Pangkal permasalahan ini terjadi pada saat para buruh
meminta kenaikan gaji. Foxconn menolak dan meminta para buruh
memilih antara tetap bekerja dengan bayaran yang lama atau berhenti
bekerja dan diberikan pesangon. Menurut media Cina, Want China.
Ternyata perusahaan tidak membayarkan pesangon seperti yang telah
dijanjikan. Karena itu, pada 2 Januari lalu, mereka melancarkan
ancamannya untuk bunuh diri massal. Mereka tidak memiliki serikat
pekerja, sementara bila mogok, mereka akan dengan mudah digantikan
pekerja baru.
b) Pada tanggal 24 dan 27 April 2013, Foxconn menerapkan Sistem kerja
'silent mode' perusahaan ini melarang karyawannya saling berbicara selama
jam kerja. Hal inilah yang diduga sebagai pemicu kembalinya terjadinya
kasus bunuh diri di perusahaan tersebut.
c) Pada tanggal 19 Mei 2013, tragedi ini terjadi di pabrik Zhengzhou, tempat
dirakitnya iPhone.Diberitakan,bahwa terdapat karyawan yang meninggal
dunia.karyawan ini adalah karyawan ketiga dari pabrik yang sama yang
melompat dari gedung dalam 20 hari terakhir. Belum ada alasan yang jelas
mengenai tindakan bunuh diri ini.Namun beberapa pihak menduga
kejadian itu berkaitan dengan kebijakan "silent mode", di mana para
pekerja mendapat ancaman akan diberhentikan jika mereka berbicara di
tempat kerja.
2. Sekecil apapun margin yang ditetapkan oleh perusahaan, kenaikan upah buruh jelas
tidak bisa ditawar lagi, jangan sampai upah minimum buruh diabaikan, selain itu
sebagai sebuah perusahaan besar dan memiliki consumer kelas dunia seperti Apple,
Sony, Microsoft dan HP, Foxconn bisa melakukan negosiasi ulang untuk lebih
dapat menyisihkan sedikit dari kontraknya untuk membayar kenaikan upah buruh,
sehingga mereka bisa menerima upah yang lebih layak.
3. Apple membuat komitmen publik untuk perbaikan kondisi kerja di pabrik-pabrik
Foxconn, seharusnya “tidak lebih buruk daripada pabrik lainnya di Cina” menjadi
acuan yang dapat diterima, karena di Cina rupanya sudah hampir seluruh pabrik
menerapkan aturan dan hukum seperti itu, terbiasa untuk mempekerjakan
karyawannya dengan melampaui maksimal waktu kerja mereka. Etika bisnis di Cina
dipengaruhi oleh kebiasaan yang menjadi kebudayaan, etos kerja yang tinggi di
Cina sebagai negara industri juga mendukung terciptanya hal tersebut, sehingga
 sangat tidak bisa dibandingkan standar waktu kerja di Amerika dengan di Cina,
asalkan tidak jauh melampaui batas waktu kerja atau batas lembur yang dibolehkan
di Cina, hal tersebut jelas diperbolehkan dan tidak akan menimbulkan masalah.
Kelompok 15:
“TANTANGAN EKONOMI DAN ETIKA DARI KEBERLANJUTAN ABAD KE-21”
Lanskap Berkelanjutan
Kasus:
Kelangkaan air dan pasokan air yang berkelanjutan telah menjadi perhatian di
beberapa wilayah AS, khususnya di bagian barat daya. Faktor utama konsumsi air swasta di
AS adalah penggunaan air di luar ruangan, terutama untuk irigasi rumput. Rumput hijau
selama bertahun-tahun telah menjadi desain lanskap yang disukai, dan banyak pemilik
rumah dan calon pembeli menganggap rumput hijau sebagai karakteristik rumah yang
berkualitas. Namun, di banyak wilayah di AS, memelihara rumput hijau membutuhkan
irigasi yang ekstensif, dan perawatan rumput serta sistem irigasi merupakan peluang bisnis
yang umum. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi perubahan yang signifikan.
Orang tidak mau membayar harga air yang meningkat akibat kelangkaan air di beberapa
daerah; yang lain menganggap irigasi sebagai pemborosan air yang tidak perlu; dan banyak
kota ingin mengurangi konsumsi air secara keseluruhan untuk mengurangi tekanan pasokan
air mereka yang semakin langka.
taman lokal ini membantu masyarakat dan komunitas berubah ke gaya hidup dan komunitas
yang lebih berkelanjutan, serta mewujudkan konservasi air hingga 50%. Penata taman
memiliki keahlian dan pengetahuan untuk mendesain ulang pekarangan lokal dan
menyarankan solusi baru kepada pelanggan yang, dengan sendirinya, tidak mengetahui
alternatif apa yang mungkin atau tidak dapat menerapkannya sendiri.
Detail menarik di sini adalah efek dari mulut ke mulut di komunitas yang lebih kecil
dan keuntungan penggerak pertama. Perusahaan lokal mungkin perlu menginvestasikan
waktu dan uang untuk mengembangkan desain halaman depan tahan kekeringan pertamanya
(dikenal sebagai xeriscaping). Namun, karena pekarangan depan sangat terlihat, desain baru
akan dikenali di lingkungan sekitar, dan pemilik rumah lainnya juga dapat
mempertimbangkan solusi alternatif ini. Bisnis pertamanan yang bergerak lebih dulu ke pasar
baru ini berpotensi menarik banyak pelanggan lain, dan potensi bisnis secara keseluruhan
sangat signifikan. Di beberapa komunitas, seseorang juga dapat mengamati perubahan norma
estetika yang berurutan: pada titik tertentu orang mulai menganggap halaman hijau sebagai
kuno dan ketinggalan zaman, dan desain xeriscaping sebagai desain baru yang trendi. Dalam
perspektif ini, bisnis lanskap sebenarnya mendorong sebagian dari perubahan norma dan
preferensi yang menguntungkannya sebagai bisnis dan berkontribusi pada perubahan nilai
keseluruhan menuju keberlanjutan.

Penyelesaian kasus

Meskipun perkembangan ini mungkin pada awalnya terlihat seperti ancaman

potensial bagi perusahaan perawatan rumput dan lansekap yang ada, situasinya sebenarnya
memerlukan peluang bisnis yang besar. Perusahaan lanskap lokal memiliki keahlian untuk
mengeksplorasi dan menawarkan solusi lansekap berkelanjutan yang bekerja untuk area
tertentu. Sebuah perusahaan lanskap yang menawarkan solusi lansekap tahan kekeringan
yang menarik untuk menggantikan halaman rumput yang ada dapat menjelajahi pasar baru
yang besar dan menghasilkan keuntungan yang signifikan. Pada saat yang sama, penata