Anda di halaman 1dari 7

LEMBAR KERJA 1

Nama Kelompok: ..............................................................................


Nama Anggota Kelompok: 1. ...............................................
2. ...............................................
3. ...............................................
4. ...............................................
5. ...............................................
Kompetensi Dasar
3.12 Menelaah struktur, kebahasaan, dan isi teks cerita inspiratif
4.12 Mengungkapkan rasa simpati, empati, kepedulian, dan perasaan dalam bentuk cerita inspiratif dengan memperhatikan struktur
cerita dan aspek kebahasaan

Petunjuk

1. Bacalah kutipan teks dengan cermat !


2. Telaahlah struktur dan tulisalah alasannya!
3. Telaahlah kebahasaan dengan menandai ciri kebahasaan menggunakan stabilo/ spidol sesuai dengan kebahsaan yang ada!
Keterangan
Kata ganti : biru
Kata rujukan: hijau
Fakta: Orange

Tabel Struktur dan Kebahasaan

Kutipan Teks Struktur Alasan Ciri Kebahasaan


Siang itu, Raskia terlihat sebal. Ia
melangkahkan kakinya menuju rumah
yang jaraknya tak jauh dari sekolah.
Didampingi sahabat baiknya Tasya,
Raskia bejalan terngopoh-ngopoh dengan
wajah cemberut.
“Untuk apa sih, melakukan penelitian
itu!” sahut Raskia kesal seraya
menendang sebongkah batu kecil.
“Memangnya kenapa Ras?” tanya Tasya
sepulang sekolah.
“Pak Dani itu! Tahunya hanya tugas,
tugas, dan tugas melulu. Materinya
kapan?” jawab Raskia.
“Bukankah dengan adanya tugas
wawasan kita bisa lebih berkembang”
tegur Tasya.
“Aku tahu, tapi kalau tiap kali pertemuan
hanya ada tugas saja lalu kapan
belajarnya!” jawab Raskia dengan wajah
cemberut
“Yah, mau bagaimana lagi” ujar Tasya
menggelengkan kepala.
“Kamu tahu kan, kalau aku ini sangat
suka sama pelajaran IPA. Tapi sejak Pak
Dani yang bawain aku jadi enggak suka!”
tukasnya.
Raskia memang dikenal sebagai siswa
terpandai di kelasnya. Akan tetapi,
sikapnya yang sedikit cerewet terkadang
membawa masalah. Baru saja, ia diberi
tugas Pak Dani untuk meneliti selembar
daun hijau dan kering. Namun bagi
Raskia, penelitian itu tidaklah berguna.
Yang ia inginkan hanyalah proses
pembelajaran yang baik antara guru dan
murid.
“Kalau begitu apa makna kehidupan yang
terkandung dalam sehelai daun?” tanya
Raskia kembali.
“Sebagian besar daun sangat bermanfaat
bagi kehidupan. Misalnya menghasilkan
oksigen untuk pernafasan manusia.
Namun makna dari sehelai daun dapat
ditinjau dari fungsinya dalam kehidupan
manusia. Dengan warna hijau, daun
memberi kesejukan pada alam. Dengan
bentuk yang beda, daun memberi banyak
menfaat pada keseharian manusia dan
dengan mengering daun dapat memberi
kehidupan yang subur pada tanaman lain.
Dengan kata lain, daun memiliki fungsi
yang sangat beragam. Daun diciptakan
seolah-olah hanya untuk memberi
keikmatan hidup pada manusia. Daun
sangat berfungsi bagi kehidupan. Oleh
karena itu, jangan pernah remehkan tiap
helai dari daun. Daun selalu memberi
manfaat baik secara langsung maupun
tidak langsung. Karena itu, Ibu sarankan
jadilah seperti daun yang tetap
bermanfaat bagi orang lain. Karena
perbuatan seseorang yang terbaik adalah
yang bermanfaat bagi orang lain. Karena
itu, jadilah orang yang tetap bermanfaat
dan hargailah usaha orang lain yang
sudah bekerja keras hanya untuk menjadi
insan bermanfaat. Berusahalah untuk
tetap membentuk kepribadian baik, jujur,
serta tetap bermanfaat. Jika bukan saat
ini, mungkin besok atau di masa depan”
jawab sang Ibu panjang lebar
menjelaskan.
“Menghargai usaha orang lain!, jadi
orang yang bermanfaat saat ini besok atau
masa depan?” ujar Raskia berfikir.
Keesokan harinya, Raskia memulai
penelitian di halaman rumah. Ia
mengambil selembar daun hijau dan
kering lalu ia dibandingkan. Melihat
kedua daun itu, pikiran Raskia mulai
melayang, timbul beberapa pertanyaan
dalam hatinya. Mengapa daun diciptakan
dengan warna hijau? Mengapa daun
berbeda bentuk? Mengapa daun harus
mengering? Dan apa makna kehidupan
yang terkandung dalam sehelai daun!
Pertanyaan itu selalu membebani
pikirannya hingga malam larut menyapa.
Didorong oleh rasa ingin tahu yang
tinggi, Raskia menanyakan hal tersebut
pada Ibunya.
“BU, aku mau tanya. Mengapa daun
harus diciptakan dengan warna hijau?”
tanya Raskia membuka pembicaraan.
“Daun berwarna hijau akibat kandungan
klorofil di dalamnya. Tapi, daun
diciptakan dengan warna hijau karena
hijau merupakan warna yang mendasari
kesejukan alam. Rasurullah menyukai
warna hijau karena dapat memberi
kesejukan pada mata bila dipandang.
Mengingat bahwa daun merupakan salah
satu benda terbanyak di bumi, Allah
kemudian menciptakan daun dengan
warna hijau agar dapat dipandang oleh
setiap manusia. Dengan begitu, mata
manusia dapat sejuk tiap kali memandang
daun” jawab sang Ibu.
Sejak saat itu, Raskia kemudian mencoba
untuk tidak memberi banyak kritikan dan
ejekan akan metode pembelajaran yang
diterapkan Pak Dani. Ia mencoba untuk
bisa bergaul dan berkomunikasi yang baik
dengan Pak Dani. Selain itu, ia juga
berusaha untuk dapat menjadi siswa yang
bermanfaat bagi Guru dan sekolah. Juga
teman yang bermanfaat bagi sahabatnya
dan sebagai generasi muda yang
bermanfaat untuk negeri tercinta di masa
depan kelak.

Mendengar jawaban Ibunya, Raskia


teringat akan Pak Dani. Ia berfikir, bahwa
mungkin selama ini Pak Dani terus
berusaha agar dapat memberi manfaat
bagi muridnya. Akan tetapi, Pak Dani
memilih metode pembelajaran yang
sedikit rumit dengan selalu memberi
tugas sesering mungkin karena menurut
sudut padangnya proses pembelajaran itu
sangatlah bermanfaat. Sama halnya
dengan bentuk daun yang berbeda, tiap
orang juga memiliki sudut pandang yang
berbeda bergantung pada pola pemikiran
masing-masing.
Raskia kemudian mengambil kesimpulan,
mungkin saja saat ini manfaat dari proses
pembelajran Pak Dani belum terasa.
Namun bagaimana di masa depan nanti?
Pembelajarannya mungkin akan
membawa manfaat di suatu hari atau di
suatu tempat nanti.

Anda mungkin juga menyukai