Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu : Laurensia Masri Parangin-Angin S. Pd., M. Pd

Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar

Kelompok 5:

Isma Novia Siregar : 1223311167

Siti Afsah : 1223311169

Stela Lianti Bangun : 1223311086

KELAS K

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan bagi Tuhan Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan
karuniaNya, sehingga penulisan makalah kelompok 5 dengan judul “Model-model
Pembelajaran” ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah kelompok 5 ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata Ilmu
Pendidikan, dan menjadikan referensi yang dapat nambah wawasan sekaligus pemahaman
terhadap materi tersebut. Proses pengerjaan makalah ini dikerjakan dengan bersama- sama
dan dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama. Atas tersusunnya tugas rutin ini, penulis
sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan, Ibu Laurensia
Masri Parangin-Angin S. Pd., M. Pd yang telah banyak mengarahkan serta memberi
bimbingan.
Penyaji juga menyadari bahwa dalam penyusunan atau penulisan makalah ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyaji sangat mengharapkan kritik dan saran
serta bimbingan dari para dosen dan teman-teman demi penyempurnaan di masa-masa yang
akan datang, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
menambah wawasan kita semua. Akhir kata penulis ucapkan Terimakasih.

Medan, 23 September 2022

Kelompok 2.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
A. Pengertian Model Pembelajaran ..................................................................................... 3
B. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran ..................................................... 4
C. Ciri-Ciri Model Pembelajaran......................................................................................... 5
D. Macam-Macam Model Pembelajaran ............................................................................. 6
1. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) ................... 6
2. Model Pembelajaran Kooperatif ................................................................................. 7
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) .......................................................... 8
4. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) .............................................. 9
5. Model Pembelajaran Berbasis Komputer.................................................................. 10
6. Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan) ........................... 10
7. Model Pembelajaran Berbasis WEB (E-Learning) ................................................... 12
8. Model Pembelajaran Tematik ................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada
disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan
proses tersebut melalui berbagai pengalaman. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua
orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait
dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai
kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Hubungan antara guru, siswa dan bahan
ajar bersifat dinamis dan kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan
pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang, yaitu komponen tujuan,
komponen materi, komponen strategi belajar mengajar, dan komponen evaluasi. Masing-
masing komponen tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dan
komponen-komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan
menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori
sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya mempelajari model-model pembelajaran
didasarkan pada teori belajar yang dikelompokan menjadi empat model pembelajaran. Model
tersebut merupakan pola umum prilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Jocyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran
adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum dan
pembelajaran di kelas atau di luar kelas. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan,
artinya para guruboleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka munculah permasalahan-permasalahan,
yaitu :
1. Sebutkan pengertian model pembelajaran?
2. Apa saja dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran?
3. Sebutkan ciri-ciri model pembelajaran?
4. Sebutkan macam-macam model pembelajaran?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian model pembelajaran.
2. Mengetahui dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran.
3. Mengetahui ciri-ciri model pembelajaran.
4. Mengetahui berbagai macam model-model pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran


Secara kharfiah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang di gunakan
untuk merepresentasikan suatu hal. Sesuatu yang nyata dan di konversi untuk sebuah bentuk
yang lebih komprehensif (Meyer, W.J., 1985:2). Lalu apa yang dimaksud dengan model
pembelajaran itu sendiri? Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
di gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum dan lain-lain (Joyce, 1992:4). Selanjutnya
Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain
pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran
tercapai.
Adapun Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000:10) mengemukakan maksud dari
model pembelajaran adalah “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan
berfungsi sebagai pedoman bagi paraperancang pembelajaran dan parapengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar”. Dengan demikian, aktivitas peembelajaran benar-
benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi,
metode, atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat cirri khusus yang tidak dimiliki
strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:
1. Rasional teoritis logis yang di susun oleh para pencipta atau pengembangnya;
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan di capai)
3. Tingkah laku mengajar yang di perlukan agar model tersebut dapat di laksanakan
dengan berhasil;
4. Lingkungan belajar yang di perlukan agar tujuan pembelajaraan itu dapat tercapai
(Kardi dan Nur, 2000:9).

Selain ciri-ciri khusus pada suatu model pembelajaran menurut Nieveen (1999), suatu
model pembelajaran di katakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut :

3
1. Sahih (valid), aspek validitas di kaitkan dengan dua hal yaitu, (1) apakah model yang
di kembangkan didasarkan pada rasional teoritis yang kuat; (2) apakah terdapat
konsistensi internal.
2. Praktis, aspek kepraktisan hanya dapat di penuhi jika, (1) para ahli dan praaktisi
menyatakan bahwa apa yang di keembangkan dapat di terapkan (2) kenyataan
menunjukan bahwa apa yang di kembangkan tersebut dapat di terapkan.
3. Efektif, berkaitan dengan aspek efektivitas ini, Nieveen memberikan parameter
sebagai berikut, (1) ahli dan praktisi berdasar pengalaamannya menyatakan bahwa
model tersebut efeektif; (2) secara operasional model tersebut memberikan hasil
sesuai dengan yang di harapkan.

Menurut Khabibah (2006), bahwa untuk melihat tingkat kelayakan suatu model
pembelajaran untuk aspek validitas di butuhkan ahli dan praktisi untuk memvalidasi model
pembelajaran yang di kembangkan. Sedangkan untuk aspek kepraktisan dan evektivitas di
perlukan suatu peerangkat pembelajaaran untuk melaksanaakan model pembelajaraan yang di
kembangkan. Sehingga untuk melihat dua aspek itu perlu di kembangkan suatu perangkat
pembelajaran untuk suatu topic tertentu yang sesuai dengan model pembelajaran yang di
kembangkan. Selain itu dikembangkan pula instrument penelitian yang sesuai dengan tujuan
yang di inginkan.
Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus di pilih model
pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam
memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya,
materi pembelajaraan, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang
tersedia, shingga tujuan peembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Dengan demikian, merupakan hal yang sangat penting bagi para pengajar untuk
mempelajari dan menambah wawasan tentang model peembelajaran yang telah diketahui.
Karena dengan menguasai beberapa model pembelajaran, maka seorang guru dan dosen akan
merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas, sehingga tujuan
pembelajaran yang hendak kita capai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan tuntas
sesuai yang di harapkan.

B. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Pembelajaran


Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu:

4
1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan-pertanyaan yang
dapat diajukan adalah:
a. Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan kompetensi
akademik, kepribadian, sosial dan kompetensi vokasional atau yang dulu
diistilahkan dengan domain kognitif, afektif atau psikomotor?
b. Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai?
c. Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademik?
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran:
a. Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu?
b. Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat atau
tidak?
c. Apakah tersedia bahan atau sumber-sumber yang relevan untuk mempelajari
materi itu?
3. Pertimbangan darisudut peserta didik atau siswa.
a. Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kemetangan peserta didik?
b. Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi peserta
didik?
c. Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peserta didik?
4. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis.
a. Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model saja?
b. Apakah model pembelajaran yang kita tetapkan dianggap satu-satunya model
yang dapat digunakan?
c. Apakah model pembelajaran itu memiliki nilai efektifitas atau efisiensi?

C. Ciri-Ciri Model Pembelajaran


Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3. Dapat dijadika pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
4. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan:
a. Urutan langkah-langkah pembelajaran (syntaks).
b. Adanya prinsip-prinsip reaksi.
c. Sistem sosial.

5
d. Sistem pendukung.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut
meliputi:
a. Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur.
b. Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
c. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.

D. Macam-Macam Model Pembelajaran


1. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)
Pembelajar konteksual (contextual teaching and learning) merupakan konsep belajar
yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat
(Nurhadi, 2002).
Sistem CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna
dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan jalan menghubungkan mata pelajaran
akademik dengan isi kehidupan sehari-hari, yaitu dengan konteks kehidupan pribadi, sosial,
dan budaya.
Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang memberikan
fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman
belajar yang lebih bersifat konkret (terkait dengan kehidupan nyata) melalui keterlibatan
aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri. Dengan demikian,
pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk, akan tetapi yang terpenting adalah proses.
Pada intinya penngembangan setiap komponen CTL tersebut dalam pembelajaran
dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermkna,
apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterangan baru yang akan dimilikinya.
2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan.
3) Mangembangakan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanya-pertanyaan.
4) Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi, tanya
jawaban, dan lain sebagainya.

6
5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model,
bahkan media yang sebenarnya.
6) Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.
7) Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada
setiap siswa.

2. Model Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran
dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang
bersifat heterogen. Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja kelompok.
Nurulhayati, (2002;25-28), mengemukakan lima unsur dasar model cooperative learning,
yaitu:
1) Ketergantungan yang positif,
2) Pertanggungjawaban individual,
3) Kemampuan bersosialisasi,
4) Tatap muka,
5) Evaluasi proses kelompok.
Ada dua komponen pembelajaran kooperatif, yakni :
1) Cooperative task atau tugas kerja sama.
2) Cooperative incentive structure, atau struktur intensif kerja sama.
Pembelajaran kooperatif akan efektif digunakan apabila :
1) Guru menekankan pentingnya usaha bersama disamping usaha secara individual.
2) Guru menghendaki pemerataan perolehan hasil dalam belajar.
3) Guru ingin menanamkan tutor sebaya atau belajar melalui teman sendiri.
4) Guru menghendaki adanya pemerataan partisipasi aktif siswa.
5) Guru menghendaki kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai masalah.

Prosedur Pembelajaran Kooperatif

7
1) Penjelasan Materi, tahap ini merupakan tahap penyampaian pokok-pokok materi
pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahap ini adalah
pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.
2) Beajar Kelompok, tahap ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi,
seswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
3) Penilaian, dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau
kelompok.
4) Pengakuan tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau paling
berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat
memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)


Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan
yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan
untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada (Tan, 2000).
Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :
1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar,
2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang
tidak terstruktur,
3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective),
4) Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan
kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan
bidang baru dalam belajar,
5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama,
6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi
sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM,
7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif,
8) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemcahan masalah sama pentingnya
dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah
permasalahan,
9) Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses
belajar, dan
10) PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

8
4. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pembangunan suatu negara.
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia
yang dimiliki. Upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sesuai dengan perkembangan
jaman dan teknologi dapat meningkatkan martabat Indonesia di mata dunia. Peningkatan dan
pembaharuan di dalam bidang pendidikan harus terus dilakukan agar tujuan utama dari
pendidikan nasional Indonesia dapat tercapai. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dalam
bidang pembaharuan model pembelajaran maupun pembaharuan dalam bidang teknologi
media pembelajaran yang digunakan.
Proses pembelajaran sampai saat ini masih memiliki banyak permasalahan. Banyak
faktor yang mempengaruhi keaktifan dan hasil belajar siswa di kelas. Ketidaktertarikan pada
mata pelajaran, siswa yang merasa cepat bosan karena metode pembelajaran yang kurang
menarik, partisipasi siswa yang kurang dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran dan tidak
adanya variasi dalam penyampaian materi pembelajaran. Untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut guru dapat menggunakan metode dan model pembelajaran yang dapat dipadukan
dengan media pembelajaran inovatif untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Diedrich (dalam Hamalik 2008 : 172-173) menyatakan bahwa macammacam aktifitas
siswa antara lain visual activities, oral activities, listening activities, writing activities,
drawing activities, motor activities, mental activities, emotional activities. Slameto (2001:57)
menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menjadi dua golongan, yaitu
faktor-faktor intern (dalam) dan faktor-faktor ekstern (luar). Faktor intern ini dibedakan
menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan. Sedangkan
faktor ekstern yang berpengaruh terhadap hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga
macam, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Model pembelajaran
Problem Based Instruction (PBI) berbantuan media movie merupakan model pembelajaran
yang menggunakan suatu permasalahan di dalam kehidupan sehari-hari untuk diidentifikasi
dan dipecahkan, tidak hanya terpusat pada penguasaan materi.
Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) berbantuan media movie
mendorong siswa untuk menganalisis masalah, mencari informasi, menyusun hipotesis, serta
memecahkan masalah dengan bantuan tayangan video maupun film dalam mengidentifikasi
suatu permasalahan.
Kelebihan model pembelajaran PBI berbantuan media movie yang diadaptasi dari
Ibrahim dan Nur (2004) yaitu mampu meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran,
mendorong kerjasama dalam menyelesaikan masalah, mendorong siswa melakukan

9
pengamatan dan dialog dengan orang lain, melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan
sendiri. Hal ini memungkinkan siswa untuk menjelaskan serta membangun pemahamannya
sendiri mengenai fenomena tersebut. Selain itu, kelebihan model pembelajaran PBI
berbantuan media movie adalah membantu siswa untuk pembelajaran mandiri. Bimbingan
guru kepada siswa secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari penyelesaian masalah mereka sendiri. Dengan begitu
siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka secara mandiri dalam kehidupan kelak.

5. Model Pembelajaran Berbasis Komputer


Pemanfaatan komputer dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pembelajaran
sebenarnya merupakan mata rantai dari sejarah teknologi pembelajaran. Sejarah pembelajaran
berbasis komputer dimulai dari munculnya ide-ide untuk menciptakan perangkat teknologi
terapan yang memungkinkan seseorag melakukan proses belajar secara individual dengan
menerapkan prinsip-prinsip didaktik-metodik tersebut.
Mesin mengajar pada mulanya diciptakan oleh Pressey untuk melakukan tes terhadap
kemampuan yang dicapai dari hasil belajar. Cara kerja mesin tersebut adalah:
a. Bahan disusun dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda dengan empat kemungkinan
jawaban, dengan satu diantaranya dalah kemungkinan jawaban yang benar,
b. Testee membaca soal tes pada layar display dan memilih alternatif jawaban yang benar
dari satu soal,
c. Dengan menekan tombol alternatif jawaban yang benar, bila yang ditekan adalah
alternatif jawaban yang benar, maka pada layar display akan muncul soal tersebut. Tetapi
bila salah, maka akan memberikan respon dengna cara tidak memunculkan soal
berikutnya.
Pembelajaran berdasarkan komputer sangat dipengaruhi oleh teori belajar kognitif
model pemrosesan informasi (information processing model), yang mulai berkembang pada
tahun 60 sampai 70-an. Model ini memuncukan konseptualisasi dari sistem memori pada
komputer.

6. Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan)


PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM,
diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang partisipasif, aktif, kreatif dan ,menyenagkan.

10
Dalam model PAKEM ini, guru dituntut untuk dapat melakukan kegiatan
pembelajaran yang dapat melibatkan siswa melalui partisipatif, aktif, kreatif, dan
menyenangkan yang pada akhirnya membuat siswa dapat menciptakan membuat karya,
gagasan, pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya.
a. Pembelajaran Partisipatif
Pembelajaran partisipatif yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa dengan kegiatan
pembelajaran secara optimal. Pelajaran ini menitikberatkan pada keterlibatan siswa pada
kegiatan pembelajar (child center/student center) bukan pada dominasi guru dalam
penyampaian materi pelajaran (teacher center).
b. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak
melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk
dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga mereka mendapatkan
berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman kompetensi. Dalam
pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas
memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning) kepada siswa. Siswa terlibat secara
aktif dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan
arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.
c. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk
dapat memotifasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung,
dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja
kelompok, bermain peran,dan pemecahan masalah.
d. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapatdikatan efektif jika mampu memberikan pengalam baru kepada siswa
membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai
secara optimal.
Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, guru harus memperhatikan beberapa hal,
yaitu :
1) Pengelolaan tempat belajar,
2) Pengelolaan siswa,
3) Pengelolaan kegiatan pembelajaran,
4) Pengelolaan konten/materi pelajaran, dan
5) Pengelolaan media dan sumber belajar.

11
e. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses
pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohensi yang kuat antara guru dan siswa,
tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure) (Mulyasa, 2006:194). Dengan
demikina pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru
dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru memosisikan dirinya sebagai mitra belajar
siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya.
Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan, guru harus mampu
merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan
mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara optimal.

7. Model Pembelajaran Berbasis WEB (E-Learning)


Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pelajaran dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang
mengikutinya, maka kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.
Kemudian, yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan tidak terbatasnya tempat
dan waktu untuk mengakses informasi. Kegiatan belajar dapat dengan mudah dilakukan oleh
peserta didik kapan saja dan di mana saja dirasakan aman oleh peserta didik tersebut. Batas
ruang, jarak, dan waktu tidak lagi menjadi masalah yang rumit untuk dipecahkan.
Monitoring proses dalam pembelajaran berbasis web lebih sulit daripada di ruang
kelas. Menyediakan bahan belajar online tidak cukup. Diperlukan sebuah desain intruksional
sebagai model belajar yang mengudang sejumlah (sama banyak dengan kegiatan di ruang
kelas) peserta didik untuk terlibat dalam berbagai kegiatan belajar.

8. Model Pembelajaran Tematik


Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalamanbermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran
tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari mulai pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus
perhatian dalam pelajaran tematik terletak pada proses yang ditempu siswa saat berusaha
memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus
dikembangkannya.

12
Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema
yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan
keterkaitannya dengan isi mata pelajaran.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang di gunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya
buku-buku, film, computer, kurikulum dan lain-lain (joyce, 1992:4).
Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu:
1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai.
2. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai.
3. Pertimbangan darisudut peserta didik atau siswa.
4. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis.
Dimana terdapat macam-macam model pembelajaran, diantaranya yaitu:
1. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning).
2. Model Pembelajaran Kooperatif.
3. Model pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
4. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).
5. Model Pembelajaran Berbasis Komputer.
6. Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan).
7. Model Pembelajaran Berbasis WEB (E-Learning).
8. Model Pembelajaran Tematik.

B. Saran
Untuk guru dan calon guru yang nantinya akan melakukan pembelajaran di kelas semoga
dengan membaca makalah ini guru dan calon guru lebih selektif dalam menentukan model
pembelajaran yang akan di implementasikannya. Pemilihan model pembelajaran harus di
sesuaikan dengan kurikulum, siswa, dan sarana dan prasarana sekolah..

14
DAFTAR PUSTAKA

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada


Trianto. 2010. Model Prembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara
Uno Hanzah B. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media

15

Anda mungkin juga menyukai