Kelompok 5 SBM - Model Pembelajaran
Kelompok 5 SBM - Model Pembelajaran
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Kelompok 5:
KELAS K
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan bagi Tuhan Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan
karuniaNya, sehingga penulisan makalah kelompok 5 dengan judul “Model-model
Pembelajaran” ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah kelompok 5 ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata Ilmu
Pendidikan, dan menjadikan referensi yang dapat nambah wawasan sekaligus pemahaman
terhadap materi tersebut. Proses pengerjaan makalah ini dikerjakan dengan bersama- sama
dan dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama. Atas tersusunnya tugas rutin ini, penulis
sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Pendidikan, Ibu Laurensia
Masri Parangin-Angin S. Pd., M. Pd yang telah banyak mengarahkan serta memberi
bimbingan.
Penyaji juga menyadari bahwa dalam penyusunan atau penulisan makalah ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penyaji sangat mengharapkan kritik dan saran
serta bimbingan dari para dosen dan teman-teman demi penyempurnaan di masa-masa yang
akan datang, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
menambah wawasan kita semua. Akhir kata penulis ucapkan Terimakasih.
Kelompok 2.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka munculah permasalahan-permasalahan,
yaitu :
1. Sebutkan pengertian model pembelajaran?
2. Apa saja dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran?
3. Sebutkan ciri-ciri model pembelajaran?
4. Sebutkan macam-macam model pembelajaran?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian model pembelajaran.
2. Mengetahui dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran.
3. Mengetahui ciri-ciri model pembelajaran.
4. Mengetahui berbagai macam model-model pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Selain ciri-ciri khusus pada suatu model pembelajaran menurut Nieveen (1999), suatu
model pembelajaran di katakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut :
3
1. Sahih (valid), aspek validitas di kaitkan dengan dua hal yaitu, (1) apakah model yang
di kembangkan didasarkan pada rasional teoritis yang kuat; (2) apakah terdapat
konsistensi internal.
2. Praktis, aspek kepraktisan hanya dapat di penuhi jika, (1) para ahli dan praaktisi
menyatakan bahwa apa yang di keembangkan dapat di terapkan (2) kenyataan
menunjukan bahwa apa yang di kembangkan tersebut dapat di terapkan.
3. Efektif, berkaitan dengan aspek efektivitas ini, Nieveen memberikan parameter
sebagai berikut, (1) ahli dan praktisi berdasar pengalaamannya menyatakan bahwa
model tersebut efeektif; (2) secara operasional model tersebut memberikan hasil
sesuai dengan yang di harapkan.
Menurut Khabibah (2006), bahwa untuk melihat tingkat kelayakan suatu model
pembelajaran untuk aspek validitas di butuhkan ahli dan praktisi untuk memvalidasi model
pembelajaran yang di kembangkan. Sedangkan untuk aspek kepraktisan dan evektivitas di
perlukan suatu peerangkat pembelajaaran untuk melaksanaakan model pembelajaraan yang di
kembangkan. Sehingga untuk melihat dua aspek itu perlu di kembangkan suatu perangkat
pembelajaran untuk suatu topic tertentu yang sesuai dengan model pembelajaran yang di
kembangkan. Selain itu dikembangkan pula instrument penelitian yang sesuai dengan tujuan
yang di inginkan.
Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus di pilih model
pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, dalam
memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan. Misalnya,
materi pembelajaraan, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas yang
tersedia, shingga tujuan peembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Dengan demikian, merupakan hal yang sangat penting bagi para pengajar untuk
mempelajari dan menambah wawasan tentang model peembelajaran yang telah diketahui.
Karena dengan menguasai beberapa model pembelajaran, maka seorang guru dan dosen akan
merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas, sehingga tujuan
pembelajaran yang hendak kita capai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan tuntas
sesuai yang di harapkan.
4
1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan-pertanyaan yang
dapat diajukan adalah:
a. Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan kompetensi
akademik, kepribadian, sosial dan kompetensi vokasional atau yang dulu
diistilahkan dengan domain kognitif, afektif atau psikomotor?
b. Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai?
c. Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademik?
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran:
a. Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu?
b. Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat atau
tidak?
c. Apakah tersedia bahan atau sumber-sumber yang relevan untuk mempelajari
materi itu?
3. Pertimbangan darisudut peserta didik atau siswa.
a. Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kemetangan peserta didik?
b. Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi peserta
didik?
c. Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peserta didik?
4. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis.
a. Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model saja?
b. Apakah model pembelajaran yang kita tetapkan dianggap satu-satunya model
yang dapat digunakan?
c. Apakah model pembelajaran itu memiliki nilai efektifitas atau efisiensi?
5
d. Sistem pendukung.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut
meliputi:
a. Dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur.
b. Dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka panjang.
c. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.
6
5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model,
bahkan media yang sebenarnya.
6) Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.
7) Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada
setiap siswa.
7
1) Penjelasan Materi, tahap ini merupakan tahap penyampaian pokok-pokok materi
pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahap ini adalah
pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.
2) Beajar Kelompok, tahap ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi,
seswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
3) Penilaian, dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau
kelompok.
4) Pengakuan tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau paling
berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat
memotivasi tim untuk terus berprestasi lebih baik lagi.
8
4. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pembangunan suatu negara.
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia
yang dimiliki. Upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sesuai dengan perkembangan
jaman dan teknologi dapat meningkatkan martabat Indonesia di mata dunia. Peningkatan dan
pembaharuan di dalam bidang pendidikan harus terus dilakukan agar tujuan utama dari
pendidikan nasional Indonesia dapat tercapai. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dalam
bidang pembaharuan model pembelajaran maupun pembaharuan dalam bidang teknologi
media pembelajaran yang digunakan.
Proses pembelajaran sampai saat ini masih memiliki banyak permasalahan. Banyak
faktor yang mempengaruhi keaktifan dan hasil belajar siswa di kelas. Ketidaktertarikan pada
mata pelajaran, siswa yang merasa cepat bosan karena metode pembelajaran yang kurang
menarik, partisipasi siswa yang kurang dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran dan tidak
adanya variasi dalam penyampaian materi pembelajaran. Untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut guru dapat menggunakan metode dan model pembelajaran yang dapat dipadukan
dengan media pembelajaran inovatif untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Diedrich (dalam Hamalik 2008 : 172-173) menyatakan bahwa macammacam aktifitas
siswa antara lain visual activities, oral activities, listening activities, writing activities,
drawing activities, motor activities, mental activities, emotional activities. Slameto (2001:57)
menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menjadi dua golongan, yaitu
faktor-faktor intern (dalam) dan faktor-faktor ekstern (luar). Faktor intern ini dibedakan
menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan. Sedangkan
faktor ekstern yang berpengaruh terhadap hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga
macam, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Model pembelajaran
Problem Based Instruction (PBI) berbantuan media movie merupakan model pembelajaran
yang menggunakan suatu permasalahan di dalam kehidupan sehari-hari untuk diidentifikasi
dan dipecahkan, tidak hanya terpusat pada penguasaan materi.
Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) berbantuan media movie
mendorong siswa untuk menganalisis masalah, mencari informasi, menyusun hipotesis, serta
memecahkan masalah dengan bantuan tayangan video maupun film dalam mengidentifikasi
suatu permasalahan.
Kelebihan model pembelajaran PBI berbantuan media movie yang diadaptasi dari
Ibrahim dan Nur (2004) yaitu mampu meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran,
mendorong kerjasama dalam menyelesaikan masalah, mendorong siswa melakukan
9
pengamatan dan dialog dengan orang lain, melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan
sendiri. Hal ini memungkinkan siswa untuk menjelaskan serta membangun pemahamannya
sendiri mengenai fenomena tersebut. Selain itu, kelebihan model pembelajaran PBI
berbantuan media movie adalah membantu siswa untuk pembelajaran mandiri. Bimbingan
guru kepada siswa secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari penyelesaian masalah mereka sendiri. Dengan begitu
siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka secara mandiri dalam kehidupan kelak.
10
Dalam model PAKEM ini, guru dituntut untuk dapat melakukan kegiatan
pembelajaran yang dapat melibatkan siswa melalui partisipatif, aktif, kreatif, dan
menyenangkan yang pada akhirnya membuat siswa dapat menciptakan membuat karya,
gagasan, pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya.
a. Pembelajaran Partisipatif
Pembelajaran partisipatif yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa dengan kegiatan
pembelajaran secara optimal. Pelajaran ini menitikberatkan pada keterlibatan siswa pada
kegiatan pembelajar (child center/student center) bukan pada dominasi guru dalam
penyampaian materi pelajaran (teacher center).
b. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak
melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk
dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga mereka mendapatkan
berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman kompetensi. Dalam
pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas
memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning) kepada siswa. Siswa terlibat secara
aktif dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan
arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.
c. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk
dapat memotifasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung,
dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja
kelompok, bermain peran,dan pemecahan masalah.
d. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapatdikatan efektif jika mampu memberikan pengalam baru kepada siswa
membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai
secara optimal.
Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, guru harus memperhatikan beberapa hal,
yaitu :
1) Pengelolaan tempat belajar,
2) Pengelolaan siswa,
3) Pengelolaan kegiatan pembelajaran,
4) Pengelolaan konten/materi pelajaran, dan
5) Pengelolaan media dan sumber belajar.
11
e. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses
pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohensi yang kuat antara guru dan siswa,
tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure) (Mulyasa, 2006:194). Dengan
demikina pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru
dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru memosisikan dirinya sebagai mitra belajar
siswa, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya.
Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan, guru harus mampu
merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan
mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara optimal.
12
Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema
yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan
keterkaitannya dengan isi mata pelajaran.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang di gunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam
tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya
buku-buku, film, computer, kurikulum dan lain-lain (joyce, 1992:4).
Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu:
1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai.
2. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai.
3. Pertimbangan darisudut peserta didik atau siswa.
4. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis.
Dimana terdapat macam-macam model pembelajaran, diantaranya yaitu:
1. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning).
2. Model Pembelajaran Kooperatif.
3. Model pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
4. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).
5. Model Pembelajaran Berbasis Komputer.
6. Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan).
7. Model Pembelajaran Berbasis WEB (E-Learning).
8. Model Pembelajaran Tematik.
B. Saran
Untuk guru dan calon guru yang nantinya akan melakukan pembelajaran di kelas semoga
dengan membaca makalah ini guru dan calon guru lebih selektif dalam menentukan model
pembelajaran yang akan di implementasikannya. Pemilihan model pembelajaran harus di
sesuaikan dengan kurikulum, siswa, dan sarana dan prasarana sekolah..
14
DAFTAR PUSTAKA
15