Anda di halaman 1dari 4

M.

Almer Savero | 1810853007

Analisis Kerjasama yang Diterapkan Antara Pemerintahan Indonesia dan Malaysia

Untuk Menghentikan Peredaran Narkoba

LATAR BELAKANG

Narkoba dan atau Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif (NAPZA) merupakan zat

yang mempengaruhi keadaan mental / psikologis (pikiran, perasaan, dan perilaku)

seseorang dan dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan mental. Pada UU RI No 22 /

1997, Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tumbuhan atau tumbuhan sintetik dan

semi sintetik lainnya, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

hilangnya rasa, pereda nyeri dan adiksi. Jenis obat tersebut antara lain opium (heroin dan

morfin), ganja, Kokain, dan juga Amfetamin (metamfetamin dan ekstasi).1

Pada dasarnya, masalah peredaran narkoba dapat dibagi menjadi tiga bagian yang

saling terkait, bagian pertama adalah masalah produksi, peredaran dan penggunaan narkoba

secara illegal . Perdagangan narkoba merupakan kejahatan lintas negara karena tersebar dan

diperdagangkan melintasi perbatasan. Kejahatan narkoba sebenarnya telah menjadi

kejahatan lintas batas yang dilakukan oleh kelompok kriminal terorganisir. Istilah

perdagangan narkoba sebagaimana didefinisikan oleh United Nations Office on Drugs and

Crime (UNODC) mengacu pada penjualan obat-obatan ilegal, termasuk budidaya, produksi

dan distribusi obat-obatan terlarang.2

1
"Pengertian Narkoba", http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2014/03/10/929/pengertian-
narkoba, diakses tanggal 24 April 2021.
2
"Drug Trafficking", https://www.unodc.org/unodc/en/drug-trafficking/, diakses tanggal 24 April 2021.
Fenomena kejahatan lintas batas yang semakin serius merupakan ancaman

nonkonvensional dan telah menjadi bagian penting dari Indonesia. Pengedar narkoba

memanfaatkan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (AFTA) untuk membuka pasar bebas

di Asia Tenggara untuk meningkatkan pengaruhnya karena ada banyak wilayah di kawasan

tersebut. Segitiga Emas yaitu Laos, Myanmar dan Thailand. Segitiga Emas adalah wilayah

Asia Timur Laut, termasuk Myanmar, Laos bagian utara, dan Thailand bagian utara.

Disebut emas karena kekayaan daerahnya berasal dari emas hitam atau candu. Wilayah

tersebut merupakan penghasil opium dan heroin terbesar di Asia Tenggara. Dalam

perkembangannya, Segi Tiga Emas tidak hanya menjadi daerah penghasil opium, tetapi

juga heroin dan obat-obatan seperti amphetamine, methamphetamine dan yaa'ba. Kelima

spesies ini tersebar luas di daerah ini. Segitiga emas. Masalah ini menjadi tantangan berat

bagi negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Segitiga Emas Myanmar, Laos dan Kamboja merupakan gudang produksi opium

dan heroin di Asia Tenggara, ini menghasilkan sekitar 1.000 ton opium setiap tahun. Opium

Segitiga Emas seringkali diselundupkan melalui Thailand dan kemudian diselundupkan

dari sana ke bagian lain Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Malaysia. 3 Sekitar 762.000

kg opium diproduksi di wilayah tersebut, di mana 76.000 kg heroin mungkin telah

diproses.4

3
"Inilah Negara Produsen Terbesar Narkoba", http://www.dw.com/id/inilah-negara-produsenterbesar-
narkoba/g-18423509, diakses tanggal 24 April 2021.
4
"Penanaman Opium di Asia Tenggara Kembali Subur",
http://www.cnnindonesia.com/internasional/20141208131459-106-16592/penanaman-opium-diasia-
tenggara-kembali-subur/, diakses tanggal 24 April 2021.
Sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar, Indonesia

merupakan salah satu negara sasaran jalur peredaran narkoba internasional. Letaknya yang

strategis dan letak geografisnya menjadikan Indonesia tempat di mana berbagai bentuk obat

dapat dihentikan dan diedarkan, bahkan Indonesia telah menjadi produsen. Seperti halnya

Indonesia, Malaysia juga dijadikan sebagai tujuan dan jalur transit peredaran narkoba

internasional. Sebagian besar narkoba yang diselundupkan ke Malaysia berasal dari negara-

negara seperti Nigeria dan China. Tiga puluh aliansi dari dua pemain utama, Iran dan

Nigeria, terlibat dalam perdagangan narkoba di Malaysia. Laporan NICD menunjukkan

bahwa dalam tujuh tahun terakhir, serikat pekerja Nigeria telah menyita beberapa narkoba,

termasuk 385,35 kg sabu, 368,32 kg ganja, dan 39,49 kg heroin. 5 Selain itu, 482 pengedar

narkoba Iran dan 798 anggota serikat buruh Nigeria ditangkap oleh Polisi Diraja Malaysia.

Ia juga memiliki kerentanan tertentu. Narkoba di negeri ini sama dengan yang ada di

Indonesia.

Malaysia adalah salah satu negara utama peredaran narkoba di Indonesia. Kegiatan

penyelundupan narkoba terutama datang dari negara tetangga seperti Malaysia. Kedekatan

geografis antara Indonesia dan Malaysia menjadi salah satu penyebab mudahnya

mengimpor berbagai jenis obat. Itu tidak hanya memiliki keterbatasan. Perairan antara

Indonesia juga memiliki batas darat yang cukup luas terutama di Kalimantan bagian utara.

5
"Malaysian Anti-Narcotics Agency Busts Billion-Ringgit Drug Trade",
http://newsinfo.inquirer.net/764167/malaysian-anti-narcotics-agency-busts-billion-ringgit-drugtrade,
diakses tanggal 24 April 2021.
Pemerintah Indonesia telah merumuskan berbagai strategi untuk memerangi

peredaran narkoba. Salah satunya dengan menggandeng Malaysia. Pemerintah Indonesia

telah melakukan upaya kerja sama dengan Malaysia, seperti pemberantasan peredaran

narkoba melalui pertukaran informasi, penegakan hukum, dan pengembangan sumber daya

manusia. Hubungan bilateral kedua negara secara kolektif mengakhiri peredaran narkoba

yang mengancam kedaulatan kedua negara.

Anda mungkin juga menyukai